PEDOMAN PENYUSUNAN DAN TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA PONTIANAK MELALUI SISTEM
INFORMASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN (SIPP) BERBASIS INTERNET
Badan Perencanaan Pembanguan Daerah Kota Pontianak
Tahun 2014
i
Kata Pengantar
Dalam rangka memberikan pemahaman yang sama bagi seluruh stakeholder dalam penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang merupakan suatu proses pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Daerah Tahunan, serta merupakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 yang dimulai dengan Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan Tingkat Kelurahan, Pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan Tingkat Kecamatan, Forum SKPD dan Pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan Tingkat Kota. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) selanjutnya menjadi Pedoman Penyusunan Kebijaksanaan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang selanjutnya menjadi Pedoman Penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD).
Mengingat pentingnya setiap proses penyusunan dokumen rencana pembangunan tersebut memerlukan koordinasi antar instansi pemerintah dan partisipasi seluruh pelaku pembangunan, melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), maka diperlukan pedoman Penyusunan dan Tahapan Perencanaan Pembangunan Kota Pontianak Melalui sistem Informasi Perencanaan Pembangunan (SIPP) Kota Pontianak Berbasis Internet untuk menjamin kualitas proses Perencanaan Pembangunan benar-benar memenuhi pendekatan perencanaan serta efektif dan responsif terhadap aspirasi dan kebutuhan masyarakat.
Untuk itu, adanya dokumen ini menjadi suatu hal yang penting sebagai pedoman teknis/operasional Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran Tahunan Daerah. Dengan adanya pedoman ini diharapkan proses Penyusunan Perencanaan Pembangunan Tahunan di Kota Pon
tianak dapat memenuhi ketentuan mekanisme perencanaan pembangunan tahunan dalam perbaikan kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah secara berkelanjutan.
Semoga dokumen perencanaan ini menjadi perhatian semua pihak untuk dipahami dan dilaksanakan.
Pontianak, Januari 2014
ii
Daftar Isi
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Landasan Hukum ... 1
1.3 Tujuan dan Sasaran Pedoman ... 2
BAB II PENYELENGGARAAN PERENCANAAN, PELAKSANAAN, PENATAAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN ... 3
2.1 Penyusunan Rancangan Awal RKPD ... 4
A. Tata Cara Penyusunan ... 5
B. Daftar Isi RKPD ... 6
2.2 Musrenbang Kelurahan ... 7
A. Pengertian ... 7
B. Tujuan ... 8
C. Masukan ... 8
D. Mekanisme ... 9
E. Keluaran ... 11
F. Peserta ... 11
G. Narasumber ... 12
H. Tugas Tim Penyelenggara ... 12
I. Tugas Delegasi Kelurahan ... 12
2.3 Musrenbang Kecamatan ... 13
A. Pengertian ... 13
B. Tujuan ... 13
C. Masukan ... 14
D. Mekanisme ... 14
E. Keluaran ... 16
F. Peserta ... 16
G. Narasumber ... 16
H. Tugas Tim Penyelenggara ... 16
I. Tugas Delegasi Kecamatan ... 17
2.4 Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah/Forum SKPD Kota .. 17
A. Pengertian ... 17
B. Tujuan ... 19
C. Masukan ... 19
D. Mekanisme ... 20
E. Keluaran ... 23
F. Peserta ... 24
G. Narasumber ... 24
H. Tugas Tim Penyelenggara ... 24
I. Tugas Delegasi Forum SKPD ... 24
iii
2.5 Musrembang Kota ... 24
A. Pengertian ... 24
B. Tujuan ... 25
C. Masukan ... 25
D. Mekanisme ... 26
E. Keluaran ... 27
F. Peserta ... 28
G. Narasumber ... 28
H. Penyampaian Hasil Musrenbang Kota ... 28
2.6 Pasca-Musrenbang Kota ... 28
A. Umum ... 28
B. Tujuan ... 28
C. Pelaku Utama Kegiatan ... 29
D. Kegiatan ... 29
1. Penyusunan Rancangan Akhir Penetapan RKPD ... 29
2. Penyusunan KUA dan PPAS ... 30
3. Penyusunan Rancangan Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) ... 32
4. Pembahasan dan Penetapan RAPBD ... 33
5. Perubahan APBD ... 34
2.7 Pengorgpanisasian Penyelenggaraan Musrenbang Daerah ... 36
A. Tim Penyelenggara ... 36
1. Susunan Keanggotaan Tim Penyelenggara ... 36
2. Kriteria Anggota Tim Penyelenggara ... 37
B. Biaya Penyelenggara ... 37
BAB III PELAKSANAAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ... 38
BAB IV PENUTUP ... 40
LAMPIRAN 1. JADWAL PERENCANAAN, PELAKSANAAN, PEMANTAUAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN PETUNJUK PENGISIAN HASIL MUSRENBANG KELURAHAN ... 45
2. DAFTAR USULAN RENCANA PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2010 2a. DAFTAR USULAN RENCANA PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2010 PER BIDANG 3. DAFTAR NAMA ANGGOTA DELEGASI/PESERTA MUSRENBANG KECAMATAN/KOTA ... 47
4. BERITA ACARA MUSRENBANG KELURAHAN ... 48
PETUNJUK PENGISIAN HASIL MUSRENBANG KECAMATAN/SKPD .... 50
iv 5. DAFTAR USULAN RENCANA PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2010
5a. DAFTAR USULAN RENCANA PROGRAM/KEGIATAN TAHUN 2010 PER BIDANG
6. DAFTAR NAMA ANGGOTA DELEGASI/PESERTA MUSRENBANG KOTA
...52
7. BERITA ACARA MUSRENBANG KECAMATAN ... 53
8. BERITA ACARA FORUM SKPD ... 55
9. FUNGSI DAN URUSAN ... 57 10. DAFTAR URUSAN KEWENANGAN PROGRAM/KEGIATAN ...
v
WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT
NOMOR 7.1 TAHUN 2014 TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN DAN TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA PONTIANAK MELALUI SISTEM INFORMASI PERENCANAAN
PEMBANGUNAN (SIPP) BERBASIS INTERNET
WALIKOTA PONTIANAK
Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan proses perencanaan pembangunan perlu disusun Pedoman Penyusunan dan Tahapan Perencanaan Pembangunan Kota Pontianak, yang merupakan pedoman untuk penyusunan rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Tingkat Kelurahan, Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan, Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah/Forum SKPD Kota, Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) RKPD serta Pasca Musrenbang Kota Pontianak ;
b. bahwa Pedoman Penyusunan dan Tahapan Perencanaan Pembangunan Kota Pontianak dimaksud pada huruf a di atas merupakan Pedoman Penyelenggaraan Perencanaan Pembangunan Tahunan yang perlu diatur dalam suatu Peraturan Walikota.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 9), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah Laut, Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong dengan mengubah Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara tahun 1965 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2756) ;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286) ;
3. Undang-undang Nomor 25...
SALINAN SALINAN
- 2 -
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421) ; 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali yang terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undnag Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844) ;
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438) ;
6. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005 - 2025 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4405);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan evaluasi Pelaksanaan rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);
12. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2004 tentang Rencana Strategis/RPJM Kota Pontianak Tahun 2005-2009 (Lembaran Daerah Tahun 2004 Nomor 39 Seri E Nomor 20);
13. Peraturan Daerah Nomor 8...
- 3 -
13. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Bidang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Pontianak (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 7 Seri E Nomor 7);
14. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kota Pontianak (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 10 Seri D Nomor 10 Seri D Nomor 1) sebagimana telah diubah beberapa kali teraknhir dengan Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor 10 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kota Pontianak (Lembaran Daerah Tahun 2014 Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 120);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA PONTIANAK MELALUI SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN (SIPP) BERBASIS INTERNET
BAB I
Ketentuan Umum Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kota Pontianak
b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Pontianak c. Walikota adalah Walikota Pontianak
d. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Pontianak.
e. Pedoman Penyusunan Tahapan Perencanaan Pembangunan adalah Pedoman Tahapan Perencanaan Pembangunan Daerah Tahunan.
f. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
a. Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan (SIPP) adalah Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan (SIPP) Kota Pontianak berbasis internet.
b. Musyarawarah Perencanaan Pembangunan yang selanjutnya disingkat Musrenbang adalah forum antarpemangku kepentingan dalam rangka menyusun rencana pembangunan daerah
c. Forum SKPD merupakan wahana antar pihak-pihak yang langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD.
BAB II...
- 4 - BAB II
PEDOMAN PENYUSUNAN DAN TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA PONTIANAK MELALUI SISTEM MELALUI SISTEM INFORMASI
PERENCANAAN PEMBANGUNAN (SIPP) BERBASIS INTERNET Pasal 2
Pedoman Penyusunan dan Tahapan Perencanaan Pembangunan sebagai Penjabaran Tahapan, Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah.
Pasal 3
Pedoman Penyusunan dan Tahapan Perencanaan Pembangunan terbagi menjadi:
a. Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
b. Pedoman Penyelenggaraan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kelurahan.
c. Pedoman Penyelenggaraan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan.
d. Pedoman Penyelenggaraan Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah/Forum SKPD Kota.
e. Pedoman Penyelenggaraan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kota.
f. Pedoman Pasca Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kota/RKPD.
Pasal 4
Pedoman Penyusunan Perencanaan Pembangunan sebagaimana tercantum dalam lampiran I merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
Pasal 5
Daftar Urusan Kewenangan Program dan Kegiatan sebagaimana tercantum dalam lampiran II merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
BAB III
KETENTUAN PENUTUP Pasal 6
Peraturan Walikota ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Pontianak.
- 5 -
Ditetapkan di Pontianak pada tanggal 2 Januari 2014
WALIKOTA PONTIANAK
ttd SUTARMIDJI Diundangkan di Pontianak
Pada tanggal 2 Januari 2014
SEKRETARIS DAERAH KOTA PONTIANAK ttd
MOCHAMAD AKIP
BERITA DAERAH KOTA PONTIANAK TAHUN 2014 NOMOR
Salinan sesuai aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM ttd
SRI SUJIARTI, SH, M.Si Pembina Tk. I
NIP. 19680215 199303 2 009
1 LAMPIRAN 1 : PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 7.1 TAHUN 2014
TENTANG :
PEDOMAN PENYUSUNAN DAN TAHAPAN
PERENCANAAN KOTA PONTIANAK MELALUI SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN (SIPP) BERBASIS INTERNET
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam rangka pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka Pemerintah Daerah diwajibkan untuk menyusun Perencanaan Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 20 Tahun, Rencana Pembangunan Daerah Jangka Menengah (RPJMD) 5 Tahun dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai rencana pembangunan tahunan daerah.
Untuk menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP), yang memuat rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat perlu dilaksanakan melalui penyelenggaraan Forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) secara berjenjang, mulai dari Tingkat Kelurahan, Kecamatan, Kota hingga Tingkat Propinsi, termasuk penyelenggaraan Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah (Forum SKPD) di Tingkat Propinsi dan Kota.
1.2 Landasan Hukum
Kewajiban Daerah untuk menyusun RKPD sebagai Dasar dan Acuan Penyusunan RAPBD diamanatkan melalui beberapa Peraturan
2 Perundangan, antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah 4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Negara/Daerah
7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
10. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
11. Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
12. Peraturan Walikota Pontianak No. 2 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Tahunan Pembangunan
1.3 Tujuan dan Sasaran Pedoman
Pedoman ini dirancang untuk membantu Pemerintah Daerah Kota Pontianak dalam memenuhi kewajibannya yang ditentukan oleh Peraturan Perundangan tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, khususnya dalam rangka penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran tahunan daerah Propinsi/Kabupaten/Kota.
Pedoman ini ditujukan untuk memperjelas tahapan, langkah-langkah dan substansi Perencanaan, Pelaksanaan, Penataan dan Pengendalian
3 Pembangunan mulai dari Penyusunan dan Penetapan RKPD, Pelaksanaan Musrenbang Tingkat Kelurahan, Kecamatan, Kota, Pelaksanaan Forum SKPD atau Gabungan Forum SKPD serta Pasca Musrenbang yang terdiri dari Penyusunan KUA, PPAS, RKA, Pembahasan dan Penetapan APBD, Pengendalian dan Evaluasi Program dan kegiatan Pembangunan.
4 BAB II
PENYELENGGARAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA PONTIANAK MELALUI SISTEM INFORMASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN (SIPP)
BERBASIS INTERNET
Pembangunan adalah upaya sadar suatu bangsa secara terencana terarah dan terpadu untuk mencapai tujuan negara yaitu dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Terencana diartikan bahwa pembangunan harus dilaksanakan melalui sebuah proses perencanaan pembangunan yang harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan pembangunan (stakeholder), bersifat transparan, partisipatif dan akuntabel.
Berdasarkan dimensi waktu perencanaan dapat bersifat jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Perencanaan jangka panjang (20 tahunan) dirumuskan dalam RPJP, perencanaan jangka menengah (5 tahunan) dirumuskan dalam dokumen RPJMD dan perencanaan jangka pendek (tahunan) dirumuskan dalam RKPD.
Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional pasal 5 ayat (3) dan Undang- undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 150 ayat (3) huruf d, Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, telah diamanatkan bahwa Pemerintah Daerah diwajibkan menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). RKPD merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah berjangka satu tahun dan memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah rencana kerja, dan pendanaannya. Oleh karena itu guna meningkatkan akuntabilitas dalam proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasannya, maka perencanaan pembangunan daerah perlu disusun secara menyeluruh dan terpadu, berkeadilan, responsif, efisien, dan efektif, terukur, dapat dilaksanakan, dan berkelanjutan.
5 Selanjutnya sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) menjadi acuan serta pedoman bagi penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) pada setiap tahunnya. Proses penyusunan RKPD dimulai dari mekanisme perencanaan dari bawah, yaitu melalui forum musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang), yang melibatkan seluruh unsur pelaku pembangunan (stakeholder). Musrenbang dilaksanakan berjenjang mulai dari tingkatan kelurahan, kecamatan hingga tingkat Kota Pontianak.
Penyelenggaraan Musrenbang Kelurahan, Musrenbang Kecamatan, Forum SKPD dan Gabungan Forum SKPD dan Musrenbang Kota dikoordinasikan dan difasilitasi oleh Bappeda Kota Pontianak yang pendanaannya dibebankan pada APBD Kota Pontianak dengan dengan jadwal sebagai berikut :
1. Musrenbang Kelurahan dilaksanakan sepanjang Bulan Januari dan paling lambat akhir Bulan Januari seluruh Kelurahan telah melaksanakannya.
2. Musrenbang Kecamatan dilaksanakan Bulan Februari dan paling lambat akhir Minggu ke-4 Bulan Februari seluruh Kecamatan sudah selesai melaksanakan Musrenbang Kecamatan.
3. Forum SKPD/Gabungan SKPD Kota dilaksanakan antara Minggu ke-2 Februari sampai dengan Akhir Minggu ke-1 Bulan Maret.
4. Musrenbang Kota dilaksanakan pada Bulan Maret dan paling lambat dilaksanakan pada akhir bulan Maret.
5. Musrenbang Propinsi dilaksanakan paling lambat pada minggu ke-tiga pada bulan April.
Pelaksanaan Musrenbang di Kota Pontianak dilakukan menggunakan Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan (SIPP) secara on line berbasis internet sebagai bentuk transparansi perencanaan pembangunan dengan melibatkan masyarakat Kota Pontianak melalui tahapan Musrenbang. Sistem ini bertujuan untuk memenuhi amanat Undang-Undang perencanaan pembangunan dan dilatarbelakangi adanya indikasi semakin menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pelaksanaan Musrenbang yang hanya dianggap sebagai kegiatan seremonial karena masyarakat tidak pernah mengetahui usulan Musrenbang yang diakomodir dan yang tidak diakomodir dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pontianak.
Manfaat penggunaan SIPP adalah dapat tersusunnya hasil Musrenbang dan
6 Forum SKPD secara online sehingga usulan masyarakat termasuk pembiayaannya dapat tertata dalam database yang terkoneksi pada tahapan Musrenbang selanjutnya. Melalui SIPP masyarakat juga mengetahui status usulan mereka melalui internet sehingga proses perencanaan pembangunan termasuk penganggarannya menjadi transparan. Pemanfaatan SIPP dilakukan secara berjenjang dengan melibatkan :
Pihak kelurahan sebagai user kelurahan. Bertugas melakukan input data hasil usulan Musrenbang kelurahan dalam SIPP Kota Pontianak dengan didampingi oleh perwakilan masyarakat. Hasil usulan prioritas dikirimkan ke kecamatan sebagai bahan pembahasan pada Musrenbang kecamatan.
Usulan yang belum dikirimkan akan tersimpan sebagai usulan yang belum tertampung dan akan menjadi pembahasan pada Musrenbang kelurahan tahun berikutnya.
Pihak Kecamatan sebagai Admin kecamatan. Bertugas mengawasi usulan Musrenbang yang masuk dari kelurahan yang telah dikirimkan melalui SIPP untuk selanjutnya dibahas pada Musrenbang kecamatan.
Pembahasan dalam Musrenbang kecamatan menghasilkan daftar program dan kegiatan yang merupakan prioritas kecamatan. Selanjutnya admin kecamatan didampingi oleh perwakilan masyarakat mengirimkan usulan prioritas tersebut kepada Forum SKPD untuk selanjutnya menjadi bahan pembahasan di Forum SKPD.
Pihak SKPD sebagai user SKPD melaksanakan input data usulan program dan kegiatan SKPD untuk tahun depan sebagai usulan rencana kerja SKPD untuk selanjutnya dibahas pada forum SKPD.
Perwakilan Masyarakat (LPM/BKM/PKK /organisasi kepemudaaan/tokoh masyarakat dan agama) bertugas mendampingi operator kelurahan dan kecamatan dalam penginputan data usulan Musrenbang
Bappeda Kota Pontianak selaku admin SKPD dan Admin sistem bertugas mengawal proses Musrenbang, mengecek usulan masyarakat dan SKPD serta melakukan koordinasi dan verifikasi usulan yang masuk ke dalam sistem.
Dari keseluruhan tahapan penyusunan RKPD, diharapkan rumusan RKPD yang disusun dapat memenuhi berbagai prinsip perencanaan pembangunan daerah, yaitu:
7 1. Demokratis dan partisipatif. artinya dalam proses penyusunan RKPD dilaksanakan secara transparan dan akuntabel dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan pembangunan daerah (stakeholder).
2. Teknokratis. artinya dalam proses penyusunan dan penetapan RKPD dilaksanakan dengan memperhatikan aspek normatif dan teknis sebagaimana ditentukan peraturan perundang-undangan.
3. Bottom Up planning. artinya dalam proses penyusunan RKPD memperhatikan aspirasi dan kebutuhan yang berkembang di masyarakat melalui mekanisme musrenbang mulai dari tingkat desa sampai tingkat kabupaten.
4. Top Down planning, artinya dalam proses penyusunan RKPD senantiasa bersinergi dan berkoordinasi dengan kebijakan pembangunan pemerintah diatasnya, baik pusat maupun propinsi.
Adapun pengertian, tujuan, mekanisme dan produk yang dihasilkan pada setiap jenjang perencanaan dijelaskan sebagai berikut:
2.1 Penyusunan Rancangan Awal RKPD
Rancangan Awal RKPD merupakan kunci penting dalam menentukan kualitas seluruh proses penyusunan RKPD. Rancangan Awal menginformasikan rancangan kerangka ekonomi daerah, arah kebijakan keuangan daerah, arah prioritas pembangunan daerah dan rencana kerja program dan kegiatan yang dilengkapi dengan rancangan pagu indikatif untuk setiap SKPD untuk tahun yang direncanakan sebagai acuan bagi setiap SKPD dalam menyiapkan rancangan Renja SKPD. Rancangan Awal RKPD berfungsi sebagai koridor perencanaan pembangunan indikatif untuk tahun yang direncanakan.
Di dalam penyusunan rancangan Awal RKPD dilakukan review RPJMD, review usulan program dan kegiatan SKPD dari usulan tahun lalu dan prioritas pembangunan untuk tahun rencana, kajian terhadap RKP, analisis isu strategis dan prioritas pembangunan daerah untuk tahun yang direncanakan bersama para pemangku kepentingan yang terkait, merumuskan rancangan Awal RKPD, dan pembahasan rancangan Awal RKPD dengan SKPD.
Penyusunan Rancangan Awal RKPD merupakan tanggung jawab Kepala Bappeda, untuk itu Bappeda membentuk tim Penyusunan RKPD yang
8 bertugas melaksanakan seluruh proses Penyusunan dokumen RKPD yang disahkan melalui Surat Keputusan Walikota Pontianak.
Prinsip yang harus diperhatikan dalam penyusunan rancangan awal RKPD adalah:
1. Penyusunan Rancangan Awal RKPD berpedoman pada hasil Review RPJMD dan capaian kinerja penyelenggaraan urusan wajib/pilihan Pemerintah Daerah, hasil review terhadap usulan-usulan SKPD yang tertuang dalam prakiraan maju yang diajukan tahun sebelumnya, serta memperhatikan perkiraan kemampuan keuangan daerah.
2. Substansi utama yang termuat dalam rancangan awal RKPD, meliputi:
a. Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu b. Rancangan kerangka ekonomi daerah
c. Arah kebijakan keuangan daerah, termasuk indikasi belanja bagi hasil dan belanja bantuan keuangan.
d. Prioritas dan sasaran pembangunan daerah
e. Rencana Program dan kegiatan prioritas serta pagu indikatif SKPD 3. Informasi pagu indikatif bagi setiap SKPD dan indikasi belanja bagi
hasil serta belanja bantuan keuangan merupakan informasi ini akan sangat dibutukan oleh setiap SKPD (dan Kelurahan untuk RKPD Kabupaten/Kota) sebagai acuan dalam merumuskan rancangan rencana kerja SKPD (dan rencana kerja tahunan Kelurahan). Pagu indikatif SKPD dan indikasi belanja hibah dan belanja bantuan keuangan tersebut juga berfungsi sebagai koridor pendanaan dalam pembahasan forum SKPD maupun dalam pelaksanaan Musrenbang Kelurahan dan Musrenbang Kecamatan, sehingga proses pelaksanaan musrenbang menjadi lebih efektif dan efisien.
4. Pengalokasian besaran pagu indikatif berorientasi pada asas pemenuhan kebutuhan, efisiensi, keadilan, dan penilaian kinerja, serta sinergi sumber-sumber pendanaan.
5. Perhitungan pagu indikatif anggaran program dan kegiatan yang dialokasikan bagi setiap SKPD didasarkan pada kebutuhan SKPD untuk melaksanakan urusan wajib/pilihan Pemerintah Daerah prioritas sesuai tingkat dan sasaran pelayanan program dan kegiatan.
6. Penyusunan rancangan awal RKPD dilakukan oleh Tim Inti Penyusunan RKPD dibawah tanggung jawab Bappeda, yang prosesnya dilakukan secara partisipatif.
9 7. Penyusunan Rancangan awal RKPD dapat dimulai segera setelah dicapainya persetujuan bersama DPRD dan Kepala Daerah terhadap Ranperda APBD untuk pelaksanaan tahun sebelumnya (sekitar bulan Desember). Selanjutnya, paling lambat pada Minggu ke-3 bulan Januari Rancangan Awal RKPD sudah selesai disusun dan disebarkan kepada setiap SKPD dan unit Kegiatan.
A. Tata Cara Penyusunan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan rancangan awal RKPD adalah sebagai berikut:
1. Bappeda melakukan review RPJMD untuk melihat seberapa jauh pencapaian target kinerja program, isu dan permasalahan yang dihadapi, dan indikasi prioritas program pada tahun rencana.
2. Bappeda melakukan kompilasi rancangan program/kegiatan setiap SKPD untuk tahun rencana. Kompilasi rancangan program/kegiatan setiap SKPD ini diambil dari prakiraan maju RKA-SKPD tahun (n+1) dari usulan tahun sebelumnya untuk dikonfirmasi kembali kepada setiap SKPD.
3. Bappeda menyiapkan konsep Surat Edaran Kepala Daerah yang ditujukan kepada seluruh SKPD, berisikan permintaan agar setiap SKPD mengkonfirmasi, mereview atau memperbaiki usulan atas rencana program dan kegiatan tahun rencana yang diajukan pada tahun sebelumnya, dengan memperhatikan prioritas daerah.
4. Kepala daerah mengeluarkan Surat Edaran untuk seluruh SKPD dengan dilengkapi formulir-formulir isian/matriks rencana program dan kegiatan SKPD yang telah disiapkan Bappeda, disertai batas waktu pengembalian formulir isian tersebut kepada Bappeda.
5. Bappeda menerima pengembalian formulir isian rencana program dan kegiatan yang telah dikonfirmasi/direview/dievaluasi atau usulan perubahan dari masing-masing SKPD.
6. Bappeda melakukan pengecekan dan perbaikan terhadap matriks- matriks program setiap SKPD berdasarkan pengembalian formulir isian dari SKPD yang disesuaikan dengan hasil review RPJMD, serta hasil monitoring dan evaluasi kinerja penyampaian tahun lalu.
7. Dalam melaksanakan langkah (1), (2), (3), (4) dan (5), secara simultan Bappeda melalui Tim intinya menyiapkan dokumen Rancangan Awal
10 RKPD secara lengkap dengan menggunakan pedoman sebagaimana dijelaskan dalam Bagian-C.
8. Bappeda bersama Sekretaris Daerah mengundang seluruh Kepala SKPD untuk pembahasan rancangan awal RKPD, guna disepakati sebagai pedoman penyusunan rancangan Renja-SKPD.
9. Bappeda mengirimkan rancangan awal RKPD yang disertai dengan Jadwal kalender perencanaan daerah untuk tahun yang direncanakan kepada seluruh SKPD sebagai bahan bagi SKPD untuk menyusun Rancangan Renja SKPD. Rancangan awal RKPD Kota juga merupakan bahan acuan bagi kelurahan dan kecamatan untuk melakukan Musrenbang Kelurahan dan Musrenbang Kecamatan.
10. Pengiriman rancangan Awal RKPD tersebut disertai dengan catatan agar setiap SKPD menyerahkan rancangan Renja SKPD kepada Bappeda sesuai dengan kalender perencanaan yang disampaikan.
B. Daftar Isi RKPD
Adapun Format tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai berikut:
Kata Pengantar Daftar Isi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1. Visi dan Misi
2. Gambaran Umum Kota Pontianak 3. Isu dan Masalah Mendesak
B. Maksud dan Tujuan C. Dasar hukum
D. Proses dan Sistematika
II. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO KOTA PONTIANAK TAHUN
A. Keuangan Daerah Kota Pontianak Tahun Anggaran n B. Pembiayaan Pembangunan Tahun Anggaran n
C. Proyeksi Ekonomi Makro
III. PRIORITAS PEMBANGUNAN DI KOTA PONTIANAK A. Arah Kebijakan Pembangunan
B. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kota Pontianak C. Prioritas Program Pembangunan Tahun Anggaran
IV. RENCANA KERJA DAN PEMERINTAH KOTA PONTIANAK DAN RENCANA PENDANAAN TAHUN ANGGARAN
A. Rencana Kerja Pemerintah Kota Pontianak Tahun n B. Proyeksi Keuangan Daerah Tahun n
11 C. Rencana Pembiayaan Program Pembangunan Tahun n
V. PROGRAM PEMBANGUNAN YANG PERLU MENDAPATKAN DUKUNGAN PEMBIAYAAN PEMERINTAH PROPINSI KALBAR DAN PUSAT DI KOTA PONTIANAK TAHUN
I. Pengembangan Ekonomi Daerah
II. Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia
III. Pengembangan Sarana dan Prasarana Dasar Perkotaan
IV. Pengembangan Peran Serta Masyarakat Dalam Menciptakan Lingkungan yang Kondusif
VI. RINGKASAN PENDANAAN VII. PENUTUP
A. Kaidah Pelaksanaan B. Penutup
2.2 Musrenbang Kelurahan
A. Pengertian
1. Musrenbang Kelurahan adalah forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para pemangku kepentingan (stakeholder) Kelurahan (pihak yang berkepentingan untuk mengatasi permasalahan kelurahan dan pihak yang akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk menyepakati rencana kegiatan tahun anggaran berikutnya.
2. Musrenbang Kelurahan dilaksanakan dengan memperhatikan rencana pembangunan jangka menengah kelurahan, kinerja implementasi rencana kegiatan tahunan berjalan serta masukan dari narasumber dan peserta yang menggambarkan permasalahan nyata yang sedang dihadapi.
3. Narasumber adalah pihak pemberi informasi yang perlu diketahui peserta Musrenbang untuk proses pengambilan keputusan hasil Musrenbang.
4. Peserta adalah pihak yang memiliki hak pengambilan keputusan dalam Musrenbang Kelurahan melalui pembahasan yang disepakati bersama.
5. Hasil Musrenbang Kelurahan terdiri dari:
a. Daftar Kegiatan Prioritas yang akan dilaksanakan sendiri oleh Kelurahan yang bersangkutan yang akan dibiayai dari Anggaran Kelurahan yang bersumber dari APBD Kota, serta swadaya masyarakat Kelurahan.
12 b. Daftar Kegiatan Prioritas yang akan diusulkan ke Kecamatan
untuk dibiayai melalui APBD Kota dan APBD Propinsi.
c. Daftar nama anggota Delegasi yang akan membahas hasil Musrenbang Kelurahan pada Forum Musrenbang Kecamatan.
d. Berita Acara Musrenbang Kelurahan.
B. Tujuan
Musrenbang Kelurahan diselenggarakan dengan tujuan antara lain sebagai berikut:
1. Menampung dan menetapkan kegiatan prioritas sesuai kebutuhan masyarakat yang diperoleh dari musyawarah pada tingkat dibawahnya (Musyawarah RT/RW).
2. Menetapkan kegiatan prioritas Kelurahan yang akan dibiayai melalui Alokasi Dana Kelurahan yang berasal dari APBD Kota maupun sumber pendanaan lainnya.
3. Menetapkan kegiatan yang akan diajukan untuk dibahas pada Forum Musrenbang Kecamatan (untuk dibiayai melalui APBD Kota atau APBD Propinsi).
C. Masukan
Masukan yang perlu disiapkan untuk penyelenggaraan Musrenbang Kelurahan adalah:
1. Dari Kelurahan
a. Daftar prioritas masalah pada satuan wilayah dibawah Kelurahan (RT/RW) dan kelompok-kelompok masyarakat, seperti kelompok tani, kelompok nelayan, perempuan, pemuda dan kelompok lainnya sesuai dengan kondisi setempat.
b. Daftar permasalahan Kelurahan, seperti peta kerawanan, kemiskinan dan pengangguran.
c. Daftar masalah, dan usulan kegiatan prioritas Kelurahan hasil identifikasi pelaku program pembangunan di tingkat Kelurahan yang dibiayai oleh hibah/bantuan Luar Negeri.
d. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kelurahan.
e. Hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan pembangunan Kelurahan pada tahun sebelumnya.
13 2. Dari Kecamatan dan Kota
a. Formulir yang memudahkan Kelurahan untuk menyampaikan daftar usulan kegiatan prioritas ke tingkat Kecamatan.
b. Hasil evaluasi pemerintah Kota dan Kecamatan atau masyarakat terhadap perkembangan penggunaan Anggaran dan Belanja Kelurahan tahun sebelumnya dan pendanaan lainnya dalam membiayai program pembangunan Kelurahan.
c. Informasi dari Pemerintah Kota tentang indikasi jumlah Alokasi Dana Kelurahan, bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kota, bantuan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kota yang akan diberikan kepada Kelurahan untuk tahun anggaran berikutnya.
d. Kegiatan prioritas pembangunan daerah untuk tahun mendatang, yang dirinci berdasarkan Satuan Kerja Perangkat Daerah, pelaksana beserta rencana pendanaannya di Kecamatan tempat Kelurahan berada.
D. Mekanisme
Tahapan pelaksanaan Musrenbang Kelurahan terdiri dari:
1. Tahap Persiapan
a. Lurah menetapkan Tim Fasilitator Musrenbang Kelurahan yang terdiri dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dan aparat pemerintah desa lainnya. Tugas Fasilitator Musrenbang Kelurahan adalah memfasilitasi pelaksanaan musyawarah di tingkat RW/Kelompok, serta memfasilitasi pelaksanaan Musrenbang Kelurahan.
b. Masyarakat ditingkat Rukun Warga (RW) dan kelompok-kelompok masyarakat (misalnya kelompok tani, kelompok nelayan, perempuan, pemuda dan lain-lain melakukan musyawarah kelurahan dari musyawarah RW/Kelompok berdasarkan:
1) Daftar masalah dan kebutuhan.
2) Gagasan dan atau usulan kegiatan prioritas masing-masing RW/kelompok untuk diajukan ke Musrenbang Kelurahan.
3) Wakil RW/kelompok yang akan hadir dalam kegiatan Musrenbang Kelurahan (jumlah wakil/delegasi masing-masing RW/kelompok disesuaikan dengan kondisi setempat).
14 c. Lurah menetapkan Tim Penyelenggaran Musrenbang Kelurahan.
d. Tim Penyelenggara Musrenbang Kelurahan melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Menyusun jadwal dan agenda Musrenbang Kelurahan.
2) Mengumumkan secara terbuka tentang jadwal, agenda dan tempat Musrenbang Kelurahan minimal 7 (tujuh) hari sebelum kegiatan dilakukan, agar peserta dapat melakukan pendaftaran dan atau diundang.
3) Membuka pendaftaran dan atau mengundang calon peserta Musrenbang Kelurahan.
4) Menyiapkan tempat, peralatan dan bahan/materi serta notulen untuk Musrenbang Kelurahan.
2. Tahap Pelaksanaan a. Pendaftaran peserta
b. Pemaparan Camat tentang prioritas kegiatan pembangunan di Kecamatan yang bersangkutan.
c. Pemaparan Camat atau masyarakat terhadap perkembangan penggunaan Anggaran dan Belanja kelurahan tahun sebelumnya dan pendanaan lainnya dalam membiayai program pembangunan Kelurahan, dengan memuat jumlah yang dihasilkan pada forum sejenis.
d. Pemaparan Lurah tentang prioritas kegiatan untuk tahun berikutnya.
Pemaparan ini bersumber dari dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kelurahan.
e. Penjelasan Lurah tentang perkiraan jumlah Alokasi APBD Kelurahan yang dibutuhkan untuk tahun berikutnya.
f. Pemaparan masalah utama yang dihadapi masyarakat Kelurahan oleh beberapa perwakilan dari masyarakat, misalnya: ketua kelompok tani, komite sekolah, RW dan lain-lain.
g. Pembahasan dan penetapan prioritas kegiatan pembangunan tahun yang akan datang sesuai dengan potensi serta permasalahan di Kelurahan.
h. Pemisahan kegiatan berdasarkan:
1) Kegiatan yang akan diselesaikan sendiri di tingkat Kelurahan
2) Kegiatan yang menjadi tanggung jawab Satuan Kerja Perangkat daerah yang akan dibahas dalam Musrenbang Kecamatan.
15 i. Perumusan kriteria untuk menyusun kegiatan prioritas sebagai metode
untuk menyeleksi usulan kegiatan.
j. Pemilihan dan Penetapan perwakilan masyarakat/delegasi Kelurahan (1-5 orang) untuk menghadiri Musrenbang Kecamatan. Delegasi ini harus menyertakan perwakilan perempuan.
k. Penandatanganan Berita Acara Musrenbang Kelurahan oleh Lurah, Camat, Perwakilan Masyarakat.
l. Penginputan hasil usulan Musrenbang Kelurahan ke dalam Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan (SIPP) oleh operator SIPP Kelurahan bersama-sama dengan perwakilan organisasi masyarakat.
Usulan kegiatan prioritas yang merupakan hasil kesepakatan Musrenbang Kelurahan langsung dikirimkan secara on line melalui SIPP untuk selanjutnya dibahas pada Musrenbang Kecamatan.
Catatan :
Dalam hal kondisi dokumen penunjang tidak lengkap atau keterbatasan narasumber, Musrenbang Kelurahan tetap dilaksanakan, agar prioritas kegiatan prioritas tahunan Kelurahan dapat disusun melalui Musrenbang Kelurahan setempat. Semua kondisi ini dicatat oleh notulen dalam Berita Acara Musrenbang Kelurahan.
E. Keluaran
Keluaran dari kegiatan Musrenbang Kelurahan adalah:
1. Daftar Usulan Rencana Program/Kegiatan di Kelurahan yang berisi:
a. Prioritas kegiatan pembangunan skala Kelurahan yang akan didanai oleh Alokasi APBD dan atau swadaya. (Lampiran 2)
b. Prioritas kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah dan akan dibahas pada forum Musrenbang Kecamatan. (Lampiran 2a)
2. Daftar nama delegasi untuk mengikuti Musrenbang Kecamatan/Kota (Lampiran 3)
3. Berita Acara Musrenbang Kelurahan (Lampiran 4)
F. Peserta
Peserta Musrenbang Kelurahan adalah perwakilan komponen masyarakat (individu atau kelompok) yang berada di Kelurahan seperti Ketua RT/RW, LPM, BKM, Tokoh Agama, Ketua Adat, Wakil Kelompok Perempuan, Wakil Kelompok Pemuda, Organisasi Masyarakat,
16 Pengusaha, Kelompok Tani/Nelayan, Komite Sekolah dan lain-lain.
G. Narasumber
Yang dapat menjadi narasumber Murenbang Kelurahan adalah Lurah, Ketua dan para Anggota LPM, Camat dan Aparat Kecamatan, Kepala Sekolah, Kepala Puskesmas, Pejabat Instansi yang ada di Kelurahan atau Kecamatan, BKM dan LSM yang bekerja di kelurahan yang bersangkutan.
H. Tugas Tim Penyelenggara
1. Menyusun jadwal dan agenda Musrenbang Kelurahan.
2. Bersama-sama Tim Fasilitator Kelurahan memfasilitasi dan memantau pelaksanaan musyawarah RW dan kelompok-kelompok masyarakat yang kurang mampu, kelompok perempuan dan lain- lain.
3. Membantu Tim Fasilitator Kelurahan dalam memfasilitasi proses Musrenbang.
4. Mengumumkan secara terbuka tentang jadwal, agenda dan tempat Musrenbang Kelurahan.
5. Menyiapkan tempat, peralatan dan bahan/materi serta notulensi pelaksanaan Musrenbang Kelurahan.
6. Mendaftar calon peserta Musrenbang.
7. Membantu para delegasi Kelurahan dalam menjalankan tugasnya di Musrenbang Kecamatan.
8. Menyusun Daftar Usulan Rencana Program/Kegiatan di Kelurahan.
9. Merangkum berita acara hasil Musrenbang Kelurahan yang sekurang-kurangnya memuat prioritas kegiatan yang disepakati, dan daftar nama delegasi yang akan mengikuti Musrenbang Kecamatan.
10. Bersama perwakilan masyarakat melakukan input usulan hasil Musrenbang Kelurahan secara on line melalui Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan (SIPP) Kota Pontianak dan mengirimkan usulan prioritas secara online ke Kecamatan.
11. Menyebarluaskan Daftar Usulan Rencana Program/Kegiatan di Kelurahan menggunakan sumber data yang berasal dari hasil penginputan pada SIPP
17 I. Tugas Delegasi Kelurahan
1. Membantu tim penyelenggara menyusun Daftar Usulan Rencana Program/Kegiatan di Kelurahan.
2. Memahami daftar prioritas kegiatan pembangunan Kelurahan yang telah dikirimkan ke Kecamatan secara on line melalui SIPP untuk selanjutnya akan dibahas secara on line pada pada forum Musrenbang Kecamatan.
3. Setelah memperoleh kepastian mengenai berbagai kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan di Kelurahan serta sumber pendanaannya (seperti, alokasi penganggaran untuk Kelurahan maupun dari sumber pendanaan lainnya), maka Tim Penyelenggara Musrenbang dan delegasi Kelurahan membantu Lurah mengumumkan program-program pembangunan yang akan dilaksanakan dan mendorong masyarakat untuk melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut.
2.3 Musrenbang Kecamatan
A. Pengertian
1. Musrenbang Kecamatan adalah forum musyawarah tahunan para pemangku kepentingan ditingkat Kecamatan untuk mendapatkan masukan kegiatan prioritas dari Kelurahan serta menyepakati rencana kegiatan lintas Kelurahan di Kecamatan yang bersangkutan sebagai dasar penyusunan Daftar Usulan Rencana Program/Kegiatan Kecamatan dan SKPD pada tahun berikutnya.
2. Pemangku Kepentingan (Stakeholders) Kecamatan adalah pihak berkepentingan dengan kegiatan prioritas dari Kelurahan untuk mengatasi permasalahan di wilayah kecamatan serta pihak-pihak yang berkaitan dan atau terkena dampak hasil musyawarah.
3. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah unit Kerja Pemerintah Kota yang mempunyai tugas untuk mengelola anggaran dan belanja daerah.
4. Daftar Usulan Rencana Program/Kegiatan SKPD adalah Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah.
5. Narasumber adalah pihak-pihak pemberi informasi yang dibutuhkan untuk proses pengambilan keputusan dalam Musrenbang Kecamatan.
18 6. Peserta adalah pihak yang memiliki hak pengambilan keputusan
dalam Musrenbang Kecamatan.
7. Hasil Musrenbang Kecamatan terdiri dari:
a. Daftar kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan sendiri oleh Kecamatan dan menjadi Rencana Kerja (Renja) Kecamatan yang akan dibiayai melalui Anggaran Kecamatan yang bersumber dari APBD Kota pada tahun berikutnya.
b. Daftar kegiatan prioritas yang akan diusulkan ke Kota yang disusun menurut SKPD dan atau gabungan SKPD untuk dibiayai melalui anggaran SKPD yang bersumber dari APBD Kota.
c. Daftar nama anggota delegasi Kecamatan untuk mengikuti Musrenbang Kota.
B. Tujuan
Musrenbang Kecamatan diselenggarakan untuk :
1. Membahas dan menyepakati hasil-hasil Musrenbang dari tingkat Kelurahan yang akan menjadi kegiatan prioritas pembangunan di wilayah Kecamatan yang bersangkutan.
2. Membahas dan menetapkan kegiatan prioritas pembangunan Kecamatan.
3. Melakukan klasifikasi atas kegiatan prioritas pembangunan Kecamatan sesuai dengan fungsi-fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota.
C. Masukan
Hal-hal yang perlu disiapkan untuk penyelenggaraan Musrenbang Kecamatan antara lain adalah:
1. Dari Kelurahan
a. Daftar Hasil Musrenbang Kelurahan yang merupakan usulan prioritas rencana program/kegiatan dari masing-masing Kelurahan. Daftar ini berasal dari database SIPP Kota Pontianak yang sebelumnya telah dikirimkan oleh operator kelurahan bersama dengan wakil masyarakat secara on line untuk selanjutnya menjadi pembahasan pada Musrenbang Kecamatan.
b. Daftar nama anggota delegasi Kelurahan untuk mengikuti Musrenbang Kecamatan.
c. Daftar nama para wakil kelompok fungsional/asosiasi warga/organisasi sosial kemasyarakatan, koperasi, LSM yang
19 bekerja di Kecamatan, atau organisasi tani/nelayan di tingkat Kecamatan.
d. Daftar masalah, dan usulan kegiatan prioritas Kelurahan hasil identifikasi pelaku program pembangunan ditingkat Kelurahan yang dibiayai oleh hibah/bantuan luar negeri.
2. Dari SKPD
a. Kegiatan prioritas pembangunan daerah untuk tahun mendatang, yang dirinci berdasarkan SKPD pelaksanaannya beserta rencana pendanaannya di Kecamatan tersebut.
b. Penjelasan nama dan jumlah Forum SKPD dan Forum Gabungan SKPD sebagaimana telah ditentukan oleh Bappeda, berikut fungsi dan program terkaitnya.
D. Mekanisme
Tahapan pelaksanaan Musrenbang Kecamatan terdiri dari:
1. Tahap Persiapan:
a. Camat menetapkan Tim Penyelenggara Musrenbang Kecamatan termasuk operator SIPP pada masing-masing kelompok pembahasan (deks)
b. Tim Penyelenggara melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Mempelajari kegiatan prioritas pembangunan dari masing- masing kelurahan berdasarkan fungsi SKPD yang sebelumnya telah dikirimkan oleh operator kelurahan bersama dengan wakil masyarakat secara on line melalui SIPP Kota Pontianak.
2) Menyusun jadwal dan agenda Musrenbang Kecamatan.
3) Mengumumkan secara terbuka tentang Jadwal, agenda dan tempat Musrenbang Kecamatan minimal 7 (tujuh) hari sebelum kegiatan dilakukan, agar peserta bisa menyiapkan diri dan segera melakukan pendaftaran dan atau diundang.
4) Membuka pendaftaran dan atau mengundang calon peserta Musrenbang Kecamatan, baik wakil dari Kelurahan maupun dari kelompok-kelompok masyarakat.
5) Menyiapkan tempat, peralatan, materi usulan prioritas Kelurahan yang telah ada pada database kecamatan pada SIPP.
20 2. Tahap Pelaksanaan
a. Pendaftaran peserta Musrenbang Kecamatan.
b. Pemaparan Camat mengenai masalah-masalah utama Kecamatan, seperti kemiskinan, pendidikan, kesehatan, prasarana dan pengangguran.
c. Pemaparan Kepala-Kepala SKPD mengenai rancangan Rencana Kerja SKPD ditingkat Kecamatan yang bersangkutan dan strategi dan besaran plafon dananya.
d. Pembagian peseta Musrenbang kedalam kelompok pembahasaan berdasarkan jumlah fungsi/SKPD atau gambungan SKPD yang tercantum.
e. Pembagian kelompok diskusi berdasarkan bidang Fisik dan Prasarana, Bidang Sosial Budaya dan Bidang Ekonomi. Pada masing-masing bidang terdapat satu orang operator SIPP Kecamatan yang dilengkapi dengan satu unit laptop dan jaringan internet yang memadai, satu proyektor beserta layar untuk menayangkan usulan prioritas Musrenbang kelurahan dan mendukung pembahasan usulan Musrenbang Kelurahan secara on line.
f. Operator menayangkan usulan kegiatan prioritas Musrenbang Kelurahan dan pimpinan kelompok melakukan klarifikasi kepada delegasi kelurahan dan selanjutnya melakukan pembahasan bersama forum.
g. Jika disepakati usulan kegiatan tersebut merupakan prioritas kecamatan, maka operator kecamatan langsung mencentang usulan tersebut untuk selanjutnya dikirimkan secara on line melalui SIPP ke SKPD yang melaksanakan kegiatan tersebut utnuk menjadi bahan pembahasan pada tingkatan Forum SKPD.
h. Kesepakatan kegiatan prioritas pembangunan Kecamatan yang dianggap perlu oleh peserta Musrenbang namun belum diusulkan oleh Kelurahan (kegiatan lintas Kelurahan yang belum diusulkan Kelurahan) dapat diusulkan dan dinput pada SIPP oleh operator kecamatan.
i. Pemaparan prioritas pembangunan Kecamatan dari tiap-tiap kelompok fungsi/SKPD atau gabungan SKPD dihadapan seluruh peserta Musrenbang Kecamatan.
j. Pemilihan dan penetapan daftar nama delegasi Kecamatan untuk mengikuti delegasi tersebut terdapat perwakilan perempuan.
21 Catatan :
Dalam kondisi dokumen penunjang tidak lengkap atau keterbatasan narasumber, Musrenbang Kecamatan tetap dilaksanakan minimal hingga langkah yang disebutkan pada butir i, sehingga Camat dapat menyusun gabungan prioritas kegiatan tahunan dari Kelurahan menurut SKPD. Hasilnya kemudian disampaikan kepada forum Gabungan SKPD ditingkat Kota. Semua kondisi ini dicatat oleh notulen dalam Berita Acara Musrenbang Kecamatan.
E. Keluaran
Keluaran dari kegiatan Musrenbang Kecamatan adalah:
1. Daftar Usulan Rencana Program/Kegiatan Kecamatan yang dibiayai melalui anggaran Kecamatan yang bersumber dari APBD Kota pada tahun berikutnya (Lampiran 5)
2. Daftar kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan melalui SKPD atau gabungan SKPD (Lampiran 5a)
3. Daftar nama delegasi Kecamatan untuk mengikuti forum SKPD dan Musrenbang Kota (Lampiran 6)
4. Berita Acara Musrenbang Tahunan Kecamatan (Lampiran 7)
F. Peserta
Peserta Musrenbang Kecamatan adalah individu atau kelompok yang merupakan wakil dari Kelurahan dan atau wakil dari kelompok- kelompok masyarakat yang beroperasi dalam skala kecamatan (misalnya: organisasi sosial kemasyarakatan, organisasi petani, organisasi pengrajin dan lain sebagainya).
G. Narasumber
Narasumber Musrenbang Kecamatan dapat berasal dari :
1. Dari Kota: Bappeda, perwakilan SKPD, kepala-kepala unit pelayanan di Kecamatan maupun anggota DPRD dari wilayah pemilihan Kecamatan yang bersangkutan. Khusus untuk anggota DPRD, forum ini bisa menjadi forum untuk menjaring aspirasi masyarakat.
2. Dari Kecamatan: Camat, aparat kecamatan, LSM yang bekerja di Kecamatan yang bersangkutan, dan para ahli/profesional yang dibutuhkan.
22 H. Tugas Tim Penyelenggara
1. Mendokumentasikan hasil musrenbang kelurahan yang diambil dari SIPP Kota Pontianak.
2. Menyusun jadwal dan agenda Musrenbang Kecamatan.
3. Mengumumkan secara terbuka tentang jadwal, agenda dan atau tempat Musrenbang Kecamatan.
4. Mendaftar peserta Musrenbang Kecamatan.
5. Memfasilitasi proses pelaksanaan Musrenbang Kecamatan.
6. Membantu para delegasi Kecamatan dalam menjalankan tugasnya di Forum SKPD dan Musrenbang Kota.
7. Merangkum daftar kegiatan prioritas pembangunan di wilayah Kecamatan untuk dibahas pada Forum SKPD dan Musrenbang Kota dengan data yang diambilkan secara online melalui SIPP Kota Pontianak.
8. Merangkum Berita Acara hasil Musrenbang Kecamatan sekurang- kurangnya memuat: a) kegiatan prioritas yang disepakati, dan b) daftar nama delegasi terpilih.
9. Menyampaikan berita acara hasil Musrenbang Kecamatan kepada anggota DPRD dari wilayah pemilihan kecamatan yang bersangkutan, sebagai referensi dalam forum pembahasan Panitia Anggaran DPRD.
A. Tugas Delegasi Kecamatan
1. Mempelajari dan memahani daftar kegiatan prioritas pembangunan di wilayah Kecamatan yang terdapat pada SIPP Kota Pontianak untuk dibahas pada forum SKPD dan Musrenbang Kota.
2. Memperjuangkan kegiatan prioritas pembangunan Kecamatan dalam Forum SKPD dan Musrenbang Kota.
3. Mengambil inisiatif untuk membahas perkembangan usulan Kecamatan dengan delegasi dari Kelurahan dan kelompok-kelompok masyarakat ditingkat Kecamatan.
4. Mendiskusikan berita acara hasil Musrenbang Kecamatan dengan Anggota DPRD dari Wilayah Pemilihan Kecamatan yang bersangkutan.
5. Setelah memperoleh kepastian mengenai berbagai kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan di Kecamatan oleh masing- masing SKPD (dengan sumber dana dari APBD maupun sumber lainnya), maka Tim Penyelenggara Musrenbang Tahunan Kecamatan
23 dan delegasi Kecamatan membantu Camat mengumumkan program- program pembangunan yang akan dilaksanakan dan mendorong masyarakat untuk melakukan pemantauan terhadap kegiatan-kegiatan tersebut.
2.4 Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah/Forum SKPD Kota
A. Pengertian
1. Forum SKPD (forum yang berhubungan dengan fungsi/sub fungsi, kegiatan/sektor dan lintas sektor) adalah wadah bersama antar pelaku pembangunan untuk membahas prioritas kegiatan pembangunan hasil Musrenbang Kecamatan dengan SKPD atau gabungan SKPD sebagai upaya mengisi Daftar Usulan Rencana Program/Kegiatan yang tata cara penyelenggaraannya difasilitasi oleh SKPD terkait.
2. Pelaksanaan Forum SKPD atau Forum Gabungan SKPD memperhatikan masukan kegiatan dari Kecamatan, kinerja pelaksanaan kegiatan SKPD tahun berjalan, rancangan awal RKPD serta Renstra SKPD. Namun demikian, dalam hal salah satu dokumen tersebut belum tersedia, pelaksanaan Forum SKPD dan atau Forum Gabungan SKPD dapat tetap dilakukan.
3. Jumlah Forum SKPD dan formasi Forum Gabungan SKPD serta jadwal acara pelaksanaannya ditentukan dan dikoordinasikan Bappeda, disesuaikan dengan volume kegiatannya dan kondisi setempat.
Disarankan agar langkah persiapan sudah dilakukan sejak bulan Januari sehingga pada bulan Februari sudah jelas diketahui jumlah dan nama forum SKPD atau forum Gabungan SKPD yang dibentuk.
4. Bappeda memprioritaskan pembentukan Forum SKPD dan Forum Gabungan SKPD pada:
a. Fungsi-fungsi pelayanan dasar pemerintahan daerah seperti pendidikan dasar, kesehatan, dan dukungan kegiatan ekonomi masyarakat; dan
b. SKPD yang mengemban fungsi yang berkaitan dengan prioritas program-program pembangunan kota tersebut. Sebagai contoh : Forum SKPD Pendidikan, Forum SKPD Kesehatan, Forum SKPD Kimpraswil atau Forum Gabungan SKPD Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, dan sebagainnya.
24 5. Narasumber adalah pihak pemberi informasi yang perlu diketahui peserta Forum SKPD atau Forum Gabungan SKPD untuk proses pengambilan keputusan hasil Forum/Musrenbang.
6. Peserta adalah pihak yang memiliki hak pengambilan keputusan dalam Forum SKPD dan atau Forum Gabungan SKPD melalui pembahasan yang disepakati bersama.
7. Hasil Forum SKPD adalah:
a. Daftar Usulan Rencana Program/Kegiatan SKPD yang memuat kerangka regulasi dan kerangka anggaran yang dirinci menurut kecamatan dan sudah dibagi untuk pendanaan alokasi APBD setempat, APBD Propinsi dan APBN;
b. Daftar nama anggota delegasi Forum SKPD dan Forum Gabungan SKPD untuk untuk pembahasan Musrenbang Tahunan Kota.
8. Kerangka regulasi adalah rencana kegiatan melalui pengaturan yang mendorong partisipasi masyarakat maupun lembaga terkait lainnya untuk mencapai tujuan pembangunan Kota.
9. Kerangka Anggaran adalah rencana kegitatan pengadaan barang maupun jasa yang perlu dibiayai oleh APBD untuk mencapai tujuan pembangunan kabupaten/kota.
B. Tujuan
Forum SKPD Kabupaten/Kota bertujuan untuk:
1. Mensinkronkan prioritas kegiatan pembangunan dari berbagai kecamatan dengan Rancangan Rencana Kerja Satuan Perangkat Daerah (Renja SKPD).
2. Menetapkan kegiatan prioritas yang akan dimuat dalam Daftar Usulan Rencana Program/Kegiatan SKPD.
3. Menyesuaikan prioritas Rencana Program/Kegiatan SKPD dengan plafon/pagu dana SKPD yang termuat dalam prioritas Pembangunan Daerah (Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah).
4. Mengidentifikasi berbagai regulasi yang berkaitan dengan fungsi SKPD, terutama untuk mendukung terlaksananya Renja SKPD.
C. Masukan
Berbagai hal yang perlu disiapkan untuk penyelenggaraan Forum SKPD dan Forum Gabungan SKPD adalah:
25 1. Dari Propinsi dan Kementerian Negara: informasi dan pendanaannya
yang bersumber dari APBN dan APBD Propinsi.
2. Dari Kota
a. Daftar kegiatan prioritas yang bersumber dari Renstra-SKPD/Unit Kerja Daerah
b. Kegiatan prioritas pembangunan/Rancangan RKPD (jika sudah ada)
c. Rancangan Renja-SKPD
d. Prioritas dan plafon/pagu dana indicator untuk masing-masing SKPD
e. Daftar individu/organisasi masyarakat skala kabupaten/kota seperti: Asosiasi Profesi, LSM, Perguruan Tinggi dan mereka yang ahli serta memiliki perhatian terhadap fungsi/SKPD yang bersangkutan
f. Berbagai dokumen perencanaan dan regulasi yang terkait dengan pembangunan
3. Dari Kecamatan
a. Daftar kegiatan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan hasil Musrenbang Kecamatan
b. Daftar delegasi kecamatan yang diutus untuk mengikuti pembahasan pada forum-forum SKPD
D. Mekanisme
Mekanisme pelaksanaan Forum-SKPD Kota dilakukan dengan tahapan sebagai berikut
1. Tahap Persiapan:
a. Kepala Bappeda menetapkan jumlah dan tata cara penyelenggaraan Forum SKPD dan atau gabungan SKPD agar penyelenggaraannya secara optimal. Dalam tata cara tersebut tercantum jadwal, tempat, peserta, agenda pembahasan, dan keluaran forum SKPD yang akan dibahas dalam Musrenbang Kota.
b. Kepala Bappeda menetapkan Tim Penyelenggara Forum SKPD dan Forum Gabungan SKPD sesuai dengan jumlah dan formasi yang telah ditetapkan dan terdiri dari unsur SKPD dan Bappeda terdiri dari:
Forum SKPD Bidang Pelayanan Dasar 1. Komisi A dan D DPRD Kota Pontianak
26 2. Asisten Pemerintahan dan Kesra
3. Inspektorat 4. Bappeda
5. Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB 6. Badan Kepegawaian Daerah
7. Dinas Pendidikan 8. Dinas Kesehatan
9. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja 10. Dinas Pemuda dan Olah Raga
11. Kantor Kependudukan dan Pencatatan Sipil 12. Kantor Kesatuan Polisi dan Pamong Praja
13. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
14. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi 15. Kabag. Pemerintahan
16. Kabag. Hukum 17. Kabag. Organisasi
18. Kabag. Kesra dan Kemasyarakatan
19. Pelaksanaan Harian Narkotika dan Penanggulangan HIV- AIDS
20. Kecamatan 21. BPS
22. Lembaga Sosial Kemasyarakatan/Lembaga Profesi
Forum SKPD Bidang Infrastruktur 1. Komisi B DPRD Kota Pontianak
2. Asisten Administrasi Umum dan Pembangunan 3. Inspektorat
4. Bappeda
5. Badan Lingkungan Hidup 6. Dinas Pekerjaan Umum
7. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 8. Dinas Tata Ruang dan Perumahan
9. Dinas Kebersihan dan Pertamanan
10. Kabag. Perekonomian dan Pembangunan 11. Kecamatan
12. BPS
13. Lembaga Sosial Kemasyarakatan/Lembaga Profesi
27
Forum SKPD Bidang Ekonomi 1. Komisi C DPRD Kota Pontianak 2. Asistensi Administrasi Keuangan 3. Inspektorat
4. Bappeda
5. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu 6. Badan Lingkungan Hidup
7. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM 8. Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
9. Dinas Pendapatan Daerah
10. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
11. Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan 12. Kantor Pemberdayaan Masyarakat
13. Kantor Ketanahan Pangan dan Penyuluhan 14. Kabag. Perekonomian dan Pembangunan 15. Kecamatan
16. BPS
17. Lembaga Sosial Kemasyarakatan/Lambaga Profesi
c. Tim Penyelanggara Forum SKDP melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Menggabungkan daftar kegiatan prioritas pembangunan dari setiap kecamatan
2) Mengkompilasi daftar kegiatan prioritas pembangunan yang berasal dari Rancangan Renja-SKPD
3) Mengidentifikasi kegiatan prioritas pembangunan dari tiap kecamatan yang sesuai dengan kegiatan prioritas pembangunan yang berasal dari Renja-SKPD demikian pula dengan yang tidak sesuai.
4) Memperkirakan biaya tiap kegiatan prioritas.
5) Menyusun rincian agenda pembahasan Forum SKPM berdasarkan keputusan Kepala Bappeda.
6) Mengumumkan secara terbuka jadwal, agenda pembahasan, dan tempat penyelenggaraan Forum SKPD selambat-lambatnya 7 hari sebelum pelaksanaan
7) Membuka pendaftaran dan atau mengundang calon peserta ForumSKPD yang berasal dari delegasi kecamatan maupun dan
28 kelmpok-kelompok masyarakat yang bekerja dalam bidang yang terkait dengan fungsi/SKPD tersebut dalam skala kabupaten/kota.
8) Mempersiapkan bahan/materi dan peralatan serta notulen untuk Forum SKPD.
2. Tahap Pelaksanaan, dengan agenda sebagai berikut :
a. Pendaftaran peserta Forum SKPD oleh masing- masing Tim penyelenggara Forum SKPD.
b. Pemaparan dan pembahasan kegiatan prioritas pembangunan menurut rancangan Renja-SKPD oleh Kepala SKPD.
c. Penayangan dan pembahasan usulan prioritas Musrenbang Kecamatan melalui SIPP Kota Pontianak yang dilakukan secara on line. usulan yang disepakati menjadi prioritas selanjutnya dicentang oleh operator untuk dikirim ke Musrenbang tingkat kota.
d. Pemaparan kegiatan prioritas dan plapon/pagu dana indikatif SKPD yang bersumber dari Prioritas Pembangunan Daerah/Rancangan RKPD Kota, Propinsi dan Kementrian/Lembaga Negara oleh Kepala SKPD.
e. Menetapkan kegatan prioritas pembangunan berdasarkan kriteria yang ditetapkan, sehingga plafon/pagu dana Renja-SKPD baik yang bersumber secara optimal (kerangka anggaran).
f. Menyusun rekomendasi untuk kerangka reulasi SKPD dengan cara :
1) Mengidentifikasikan keefektifan regulasi yang berkaitan dengan fungsi SKPD.
2) Merekomendasikan regulasi yang baru, perubahan regulasi, penggabungan regulasi, atau pembatalan sesuai kebutuhan.
g. Menetapkan delegasi masyarakat dari Forum SKPD yang berasal dari organisasi kelompok-kelompok masyarakat skala Kota untuk mengikuti Musrenbang Tahunan Kota (1-3 orang untuk setiap Forum SKPD). Dalam komposisi delegasi tersebut terdapat perwakilan perempuan.
Catatan :
Dalam hal dokumen penunjang belum tersedia, Forum SKPD dan atau Forum Gabungan SKPD tetap harus dilaksanakan. Semua kondisi ini dicatat oleh notulen dalam Berita Acara Forum SKPD.
29 E. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari Forum-SKPD Kota adalah :
1. Rancangan Renja-SKPD berdasarkan hasil Forum SKPD yang memuat kerangka regulasi dan kerangka anggaran SKPD. (Lampiran 7)
2. Kegiatan prioritas yang sudah dipilah menurut sumber pendanaan dari APBD setempat APBD Profinsi maupun APBN yang termuat dalam Rancangan Renja-SKPD disusun menurut Kecamatan dan Kelurahan.
Selanjutnya kegiatan prioritas setiap kecamatan disampaikan kepada masing-masing Kecamatan oleh para delegasi Kecamatan. (Lampiran 7) 3. Terpilinya delegasi dari Forum SKPD yang berasal dari organisasi kelompok-kelompok masyarakat skala kota untuk mengikuti Mansrenbang Kota. (Lampiran 6)
4. Berita Acara Forum SKPD Kota. (Lampiran 10)
F. Peserta
Peserta Forum SKPD Kabupaten Kota terdiri dari para delegasi kecamatan dan delegasi dari kelompok-kelompok masyarakat di tingkat kabupaten/kota yang berkaitan langsung dengan fungsi/SKPD atau gabungan SKPD yang bersangkutan. Ini mencakup antara lain Dewan Pendidikan. RSUD, Ikatan Dokter Indonesia di daerah dan Ikatan Bidan Indonesia di daerah untuk Forum Kesehatan dan lain sebagainya.
G. Narasumber
Kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Pontianak, Kepala dan para pejabat Bappeda, anggota DPRD dari komisi Pasangan Kerja masing- masing Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota, LSM yang memiiki bidang kerja sesuai dengan fungsi SKPD, ahli/profesional baik yang berasal dari kalangan praktisi maupun akademis.
H. Tugas Tim Penyelenggara
1. Merekapitulasi seluruh hasil Musrenbang Kecamatan.
2. Menyusun rincian jadwal, dan tempat Forum SKPD.
3. Mengumumkan secara terbuka jadwal, agenda, dan tempat pelaksanaan Forum SKPD.
4. Mendaftar peserta Forum SKPD.
5. Menyusun hasil pemutakhran rancangan Renja-SKPD berdasarkan hasil Forum SKPD.
30 6. Menyediakan berbagai bahan kelengkapan untuk penyelenggaraan
Forum-SKPD.
7. Merangkum Berita Acara penyelenggaraan Forum SKPD.
8. Melaporkan kepada Bappeda hasil pemutakhiran rancangan Renja- SKPD.
9. Memberikan hasil Forum SKPD kepada Komisi Pasangan Kerja di DPRD setempat.
I. Tugas Delegasi Forum SKPD
1. Membantu Tim Penyelenggaraan Forum SKPD dalam memutakhiran rancangan Renja-SKPD.
2. Memperjuangkan kegiatan prioritas Renja-SKPD dalam Musrenbang Kota.
3. Mendiskusikan Berita Acara Forum SKPD dengan Komisi DPRD yang terkait.
2.5 Musrenbang Kota
A. Pengertian
1. Musrenbang Kota adalah musyawarah stakeholder Kota berdasarkan Renja-SKPD dengan meninjau keserasian antara rancangan Renja- SKPD yang hasilnya digunakan untuk pemuktahiran Rancangan RKPD.
2. Pelaksanaan Musrenbang Kota memperhatikan hasil pembahasan Forum SKPD dan Forum Gabungan SKPD, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah/Renstra Daerah, kinerja pembangunan tahun berjalan dan masukan dari para peserta.
3. Narasumber adalah pihak pemberi informasi yang perlu diketahui peserta Musrenbang untuk proses pengambilan keputusan hasil Musrenbang.
4. Peserta adalah pihak yang memiliki hak untuk pengambilan keputusan dalam Musrenbang melalui pembahasan yang disepakati bersama.
5. Hasil Musrenbang Kota adalah prioritas kegiatan yang dipilih menurut sumber pendanaan dari APBD setempat, APBD Propinsi dan APBN sebagai bahan pemuktahiran Rancangan RKPD Kota menjadi dasar penyusunan anggaran tahunan.