• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 1. Resume Buku Pengantar Sosiologi Karya Kamanto Sunarto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Bab 1. Resume Buku Pengantar Sosiologi Karya Kamanto Sunarto"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Resume Buku Pengantar Sosiologi Karya Kamanto Sunarto

Bab 1

Sejarah Perkembangan Sosiologi

SEBAB MUNCULNYA SOSIOLOGI

Menurut Peter Berger pemikiran sosiologis berkembang manakala masyarakat menghadapi ancaman terhadap hal yang selama ini dianggap hal yang sudah seharusnya demikian,benar, nyata. Manakala hal yang selama ini menjadi pegangan manusia mengalami krisis, maka mulailah orang melakukan renungan sosiologis.

PARA PERINTIS SOSIOLOGI

Para pemuka pemikiran sosiologis terdiri atas sejumlah tokoh klasik seperti Saint-Siomon, Comte, Spencer, Durkheim, Weber, Marx, dan tokoh modrn seperti Sorokin, Mead, Cooley, Simmel, Goffman, Homans, Thibaut dan Kelly, Blau, Parsons, Merton, Mills, Dahrendorf, Coser, dan Collins. Antara pemikiran para awal dan pemikiran para tokoh sosiologi masa kini terdapat suatu kesinambungan suatu benang merah. Sebagian besar konsep dan teori sosiologi masa kini berakarpada sumbangan pikiran para tokoh klasik.

1. Auguste Comte

Dalam sosiologi, tokoh ini dianggap sebagai Bapak ialah Auguste Comte. Nama “sosiologi”

merupakan ciptaannya. Comte pun dianggap positivisne. Sumbanagn pikiran penting lain yang diberikan Comte ialah pembagian sosiologi ke dalam dua bagian besar: statika social (social statics) dan dinamika social (social dynamics).

2. Karl Marx

Sumbangan utama Marx bagi sosiologi terletak pada teorinya mengenai kelas. Menurut Marx perkembangan kerja dalam kapitalisme menumbuhkan dua kelas yang berbeda: kaum bourgeouisie dan kaum proletar. Menurut ramalan Marx konflik yang berlangsung antara kedua kelas akan dimenangkan oleh kaum proletar, yang kemudian akan mendirikan suatu masyarakat tanpa kelas.

3. Emile Durkheim

Buku The Division of Labor in Society (1968) merupakan suatu upaya Durkheim untuk memahami fungsi pembagian kerja dalam masyarakat, serta untuk mengetahui factor penyebabnya. Durkheim melihat bahwa setiap masyarakat manusia memerlukan solidaritas.

Membedakan antara dua tipe utama solidaritas: solidaritas mekanik, dan solidaritas organik.

(2)

Lambat laun pembagian kerja dalam masyarakat semakin berkembang sehingga solidaritas mekanik berubah menjadi solidaritas organik.

4. Max Weber

Weber merupakan seorang ilmuwan yang sangat produktif. Salah satu bukunya yang terkenal ialah The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism. Dalm buku ini ia mengemukakan tesisnya yang terkenal mengenai keterkaitan antara Etika Protestan dengan munculnya Kapitalisme di Eropa Barat. Sumbangan penting ialah kajian konsep dalam sosiologi dan menyebutkan juga bahwa sosiologi ialah ilmu yang berupaya memahami tindakan social.

(3)

Bab 2

Pokok- pokok Bahasan Sosiologi

Pandangan Para Perintis

Entile Durkheim : Fakta Sosial

Durkheim berpendapat bahwa sosiologi ialah suatu ilmu yang mempelajari fakta social.

Menurut Durkheim fakta sosial merupakan cara bertindak, berpikir, dan berperasaan, yang berada di luar individu, dan mempunyai kekuatan memaksa yang mengendalikannya.

Max Weber : Tindakan Sosial

Bagi Weber sosiologi ialah suatu ilmu yang mempelajri tindakan sosial, yaitu tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain dan berorientasi pada perilaku orang lain. Karena sosiologi bertujuan memahami (Verstehen) mengapa tindakan sosial mempunyai arah dan akibat tertentu, sedangkan tiap tindakan mempunyai makna subjektif bagi pelakunya, maka ahli sosiologi harus dapat membayangkan dirinya di tempat pelaku untuk dapat ikut menghayati pengalamannya.

C.Wright Mills : The Sociological Imagination

Mills berpandangan bahwa manusia memerlukan imajinasi sosiologi (sociological imagination) untuk dapat memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya. Untuk malakukan khayalan sosiologis memrlukan dua peralatan pokok: apa yang dinamakannya personal trobles of milieu dan public issuesnof social structure.

Peter Berger

Menurut Beger seorang sosiologi bertujuan mahami masyarakat. Berger berpendapat bahwa daya tarik sosiologi terletak pada kenyataan bahwa sudut pandang sosiologi memungkinkan kita untuk memperoleh gambaran lain mengenai dunia yang telah kita tempati sepanjang hidup.

Pembagian Sosiologi : Makrososiologi, Mesososiologi, dan

Mikrososiologi

Lenski mengemukakan bahwadalam sosiologi terdapat tiga jenjang analisis : mikrososiologi, mesososiologi, makrososiologi. Inkeles pun melihat bahwa sosiologi mempunyai tiga pokok bahasan yang khas : hubungan sosial, institusi, dan masyarakat.

(4)

Bab 3

Sosialisasi

Menurut Berger manusia merupakan makhluk tak berdaya karena dilengkapi dengan naluri yang relative tidak lengkap. Oleh sebab itu manusia mangembangkankebudayaan untuk mengisi kekosongan yang tidk diisi oleh naluri. Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai proses melalui mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.

Pemikiran Mead

Dalam teori Mead manusia berkembang secara bertahap melalui interaksi dangan anggota masyarakat lain. Menurut Mead pengembangan diri manusia ini berlangsung melalui tahap play stage, tahap game stage, dan tahap genelazed other. Mead berpandangan bahwa setiap anggota baru masyarakat harus mempelajari peran-peran yang adadalam masyarakat suatu proses yang dinamakannya pangambilan peran (role taking).

Pemikiran Cooley

Menurut Cooley konsep diri seseorang berkembang melalui interaksinya dangan orang lain.

Karena kemampuan seseorang untuk mempunyai diri untuk berperan sebagai anggota masyarakat tergantung pada sosialisasi. Oleh karena itu seseorang tidak mengalami sosialisasi tidak akan dapat berinterksi dengan orang lain.

Agen Sosialisasi

Fuller dan Jacobs mengidentifikasi lima agen sosialisasi utama :

Keluarga

Kelompok Bermain

Media Massa

Sistem Pendidikan

Kesepadanan Pesan Agen Sosialisasi Berlainan

Pesan-pesan yang disampaikan oleh agen sosialisasi yang berlainan tidak selamanya sepadan satu dengan yang lain. Apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi diharapkan dapat berjalan lancar. Namun apabila pesan berbagai agen sosialisasi saling bertentangan maka warga masyarakat yang menjalani proses sosialisasi serimg mengalami konflik pribadi.

(5)

Sosialisasi Primer Dan Sekunder

Setelah sosialisai dini dinamakannya sosialisasi primer kita jumpaisosialisasi sekunder. Salah satu bentuk sosialisasi sekunder yang sering dijumpai dalam masyarakat ialah apa yang dinamakan proses resosialisasi yang didahului dengan proses desosilisasi.

Pola Sosialisasi

Jeager membedakan dua pola sosialisasi. Menurut sosialisasi represif menekankan pda penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Sosialisasi partisipaotris, di pihak lain, merupakan pola yang di dalamnya anak di beri imbalan manakala ia berperilaku baik.

Bab 4

Interaksi Sosial

Interaksionisme Simbolik

Simbol merupakan sesuatu yang nilai atau meknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang mempergunakannya. Makna suatu simbol hanya di tangkap melalui cara non-sensoris.

Menurut Blumer pokok pikiran interaksionisme simbolik ada tiga, pertama: manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dipunyai sesuatu tersebut baginya. Kedua:

makna yang dupunyai sesuatu tersebut berasal atau muncul dari interaksi sosial antara seseorang dengan sesamanya. Ketiga: makna yang diperlakukan atau yang diubah melalui suatu proses penafsiran, yang digunakan orang dalam menghadapi sesuatu yang dijumpainya.

Definisi Situasi

Thomas mendefinisikan situasi sebagai hal yang nyata, maka konsekuensinya nyata. Thoans membedakan antara dua macam definisi situasi: definisi situasi yang dubuat secara spontan oleh individu, dan definisi situasi yang dibuat oleh masyarakat.

Aturan Yang Mengatur Interaksi Sosial

Hall mengemukakan bahwa dalam interaksi dijumpai aturan tertentu dalam hal penggunaan ruang. Dari penelitian Hall menyimpulkan bahwa dalm situasi sosial oarng cenderung menggunakan empat macam jarak: jarak intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak public.

Komunikasi Nonverbal

Menurut Hall dalam interaksi kita tidak hanya memperhatikan apa yang dilakukannya.

Komunikasi nonverbal atau bahasa tubuh kita gunakan secara sadar. Studi sosiologis terhadap gerak tubuh dan isyarat tangan ini inamakan kinesics.

Interaksi Dan Informasi

(6)

Berinteraksi harus mempunyai informasi mengenai orang yang berada dihadapannya.

Manakala ia asing bagi kita karena kita tidak mengetahui riwat hidupnya atau kebudayaannya maka interaksi sukar dilakukan. Orang mencari informasi mengenai orang yang dihadapinya dengan mengamati ciri fisik yang diwarisi sejak lahir seperti jenis kelamin, usia, dan ras, serta penampilan daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan percakapan.

Bab 5

Tatanan Sosial dan Pengendalian Sosial

Pokok Pembahasan Makrososiologi

Makrososiologi menggunakan sudut pandang struktural, sudut pandang klasik Durkheim.

Perumusan Durkheim mengenai pokok pembhasan sosiologi menunjukan bahwa pokok perhatiansosiologi ialah tatanan meso dan makro, karena fakta sosial mengacu pada institusi yang mengendalikan individu dalam masyarakat. Durkheim berpandangan bahwa sosiologi ialah ilmu masyarakat dan mempelajari institusi.

Struktur Sosial

Dalam membahasa struktur sosial, Linton menggunakan dua konsep penting: status dan peran. Tipologi lain yang dipopulerkan Linton ialah pembagian status menjadi status yang diperoleh dan status yang diraih.

Masyarakat

Dari berbagai definisi bahwa makrososiologi mempelajari masyarakat. Menurut Parsons masyarakat ialah suatu system sosial yang swasembada melibihi masa hidup individu normal, dan merekrut anggota secara reproduksi biologis serta melkukan sosialisasi terhadap generasi

(7)

berikutnya. Shils pun menekankan pada aspek pemenuhan keperluan sendiri yang dibaginya dalam tiga komponen: pangaturan diri, reproduksi sendiri, dan penciptaan diri.

Pengendalian Sosial

Berger mendefinisikan pengendalian sosial sebagai berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggota yang membangkang. Roucek mengemukakan bahwa pengendalian sosial adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana maupun tidak melalui mana individu diajarkan, dibujuk ataupun dipaksa untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup kelompok.

Bab 6

Institusi Sosial

Dalam keluarga dikenal berbagai penbedaan, yaitu antar keluarga yang bersistem konsanguinal dan keluarga konjungal, antara keluarga oreintasi dan prokreasi, dan antara keluarga batih dan keluarga luas. Kita mengenal beberapa tipe keluarga luas, seperti joint family, dan keluarga luas virilokal.

Pokok bahasan utama dalam sosiologi pendidikan ialah institusi pendidikan Formal. Institusi pendidikan dikaitkan dengan berbagai fungsi. Dalam kaitan ini ada ahi sosiologi membedakan antara fungsi manifes dan fungsi laten.

Agama merupakan suatu institusi penting yang mengatur kehidupan manusia. Menurut definisi Durkheim agama ialah suatu system terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci, dan bahwa kepercayaan dan praktik tersebut mempersatukan semua orang beriman ke dalam suatu komunitas moral yang di namakan umat.

Sosiologi mempelajari institusi politik, yaitu perangkat aturan dan status yang mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan dan wewenang. Sosiologi politik mempelajari pula proses politik. Suatu masalah yang menjadi pokok perhatian sosiologi politik ialah factor yang menyebabkan terjadinya konflik dan consensus.

(8)

Weber dan Michels memusatkan perhatian mereka pada hubungan antara birokrasi dan demokrasi. Keduanya berpandangan bahwa baik organisasi sosialis maupun kapitalis akan mempunyai kecenderungan untuk manjadi organisasi yang bersifat birokratis dan oligarkis.

Bab 7

Stratifikasi Sosial

Pembedaan anggota masyarakat berdasarkan status yang dimikinya dalam sosiologi dinamakan stratifikasi sosioal. Berdasarkan status yang diperoleh dengan sendirinya, kita jumpai adanya berbagai macam stratifikasi. Anggota masyarakat dibeda-bedakan pula berdasarkan status yang diraihnya,sehingga menghasilkan berbgai macam stratifikasi lain.

Dalam sosiologi kita mengenal pmbedaan antara stratifikasi tertutup dan stratifikasi terbuka.

Keterbukan suatu system stratifikasi diukur dari medah tidaknya dan sering tidaknya seseorang yang mempunyai status tertentu memperoleh status dalam strata yang lebih tinggi.

Barber memperkenalkan beberapa konsep yang mempertajam konsep stratifikasi. Salah satu di antaranya ialah konsep rentang, yang mengacu pada perbedaan antara kelas teratas dengan kelas terbawah. Konsep terkait lainnya ialah konsep bentuk (shape), yang mengacu pada proporsi orang yang terletak di kelas sosial yang berlainan.

Bab 8

Jenis Kelamin dan Gender

Mead menyimpulkan bahwa kepribadian laki-laki dan perumpuan tidak tergantung pada factor jenis kelamin melainkan di bentuk oleh factor kebudayaan. Perbedaan kepribadian antarmasyarakat maupun antarindividu, menurut mead merupakan proses sosialisasi, terutama pola asuhan dini yang dituntun oleh kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.

Konsep gender menyangkut perbedaan psikologis, sosial dan budaya antara laki-laki dan perempuan—arti penting yang dibrukan masyarakat pada kategori biologis laki-laki dan perempuan. Gender mengacu pada pangetahuan dan kesadaran, baik secara sadar atau tidak, bahwa diri seseorang btergolong dalam suatu jenis kelamin tertentu dan bukan dalam jenis

(9)

kelamin lain. Konsep gender tidak mengacu perbedaan biologis antara perempuan dan laki- laki, melainkan pada perbedaan psikologis, sosial dan budaya yang dikaitkan masyarakat antara laki-laki dan perempuan. Gender tidak bersifat biologis melainkan dikontrusikan secara sosial. Gender tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari melalui sosialisasi. Proses sosialisasi yang membentuk perspsi diri dan aspurasi dalam sosiologi dinamakan sosialisasi gender.

Stratifikasi gender ketimpnagan dalam penbagian kekayaan, kekuasaan, dan privilese antara laki-laki dan perumpuan dijumpai di bidang kehidupan. Adanya stratifikasi gender telah mendorong lahirnya gerakan feminism yang bertujuan membela dan memperluas hak-hak kaum perempuan.

Bab 9

Kelompok Sosial

Kelompok sosial sangat penting karena sebagian besar kegitan manusia berlangsung di dalamnya. Tanpa kita sadari, sejak lahir hingga kini anda telah menjadi anggota bermacam- macam kelompok. Dengan menggunakan tiga criteria yaitu ada tidaknya organisasi, hubungan sosial diantara anggota kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt membedakan empat jenis kelompok: kelompok statistic, kelompok kemasyarakatan, kelompok sosial, dan kelompok asosiasi.

Menurut Merton kelompok merupakan sekelompok orang yang saling interaksi sesuai dengan pola yang telah mapan, sedangkan kolektiva merupakan yang mempunyai rasa solidaritas karena berbagi nilai bersama dan yang telah memiliki rasa kewajiban moral untuk menjalankan harapan peran. Konsep lain yang diajukan Merton ialah konsep kategori sosial.

Menurut Weber dalam masyarakat dalam masyarakat modern kita jumpai suatu system jabatan yang dinamakan birokrasi. Organisasi birokrasi yang disebutkan Weber mengandung sejumlah prinsip. Prinsip tersebut hanya dijumpai pada birokrasi yang oleh Weber disebut tipe ideal, yang tidak akan dijumpai dalam masyarakat.Suatu gejala yang me3narik banyak ilmuan sosial ialah adanya keterkaitan antara kelompok formal dan keompok informal. Dalm

(10)

organisasi formal akan terbentuk berbgai kelompok informal. Nilai dan aturan kelompok informal dapat bertentangan dengan nilai dan aturan yang berlaku dalam organisasi formal.

Bab 10

Hubungan Antarkelompok

Dalam pembahasan kita mengenai kelompok kita telah melihat tipologi kelompok menurut Robert Bierstedt, yaitu pembagian dalam empat tipe kelompok yaitu statiscal group, societal group, social group dan associational group. Kata kelompok dalam konsep hubungan antarkelompok mencangkup semua kelompok yang diklasifikasikan berdasarkan criteria cirri fisiologis, kebudayaan, ekonomi, dan perilaku. Faktor yang mempengaruhi minoritas dapat dikaji dangan menggunakan dimensi sejarah, demografi, sikap, institusi, gerakan sosial, dan tipe utama hubungan antarkelompok. Hubungan antarkelompok masih ada dimensi lain yaitu dimensi perilaku dan dimensi perilaku kolekif.

Di Indonesia pun di kenal berbgai kebijaksaan yang mengatur hubungan antarkelompok.

Dimasa penjajahan, misalnya penduduk orang eropa, oaring timur, orang asing, dan orang pribumi.Setelah merdeka kita mengenal berbagai peraturan yang mengatur hubungan antarkelompok, khususnya antara kelompok pribumi dan kelompok tionghoa. Masyarakat juga menerapkan kebijaksaan yang dikenal dangan nama reverse discrimination.

Hubungan antarkelompok sering melibatkan gerakan sosial, baik yang diprakarsai oloeh pihak yang menginginkan perubahan maupun oleh mereka yang ingin memperthankan yang ada.

Hubungan antarkelompok pun sering berwujud perilaku kolektif. Tidak jarang suatu gerakan antarkelompok berkembang menjadi huru-hara yang dapat mengakibatkan perusakan harta benda atau koraban berjatuhan.

Bab 11

Referensi

Dokumen terkait

Pada penetapan kadar air kapasitas lapang dengan metode Alhricks, ketebalan pasir kuarsa yang paling baik adalah 6 cm dan tanah 3 cm, karena data kadar air yang

Usaha ini didirikan untuk mencapai luaran program seperti terciptanya masker kain yang memiliki daya saing tinggi dengan konsep penambahan aroma terapi dan menyajikan

Namun demikian, kita akan sulit melihat bagaimana proses terjadinya peubahan tingkah laku dalam diri seseorang, oleh karena perubahan tingkah laku berhubungan dengan perubahan

Hormon ini berfungsi untuk meningkatkan pasokan oksigen dan glukosa ke otak dan otot (dengan meningkatkan denyut jantung), meningkatkan katalisis dari

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon sesuatu yang datang dari luar orang yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional

Dari hasil pengujian analisis korelasi dan regresi, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat variabel yang memiliki hubungan yang positif dan kuat antara User

Berbagai bidang Ilmu dan Ilmuwan muslim juga sangat banyak  memberikan kontribusi untuk kemajuan barat diantaranya Ilmu Kedokteran, Astronomi dan ilmu pasti,

Adapun Upaya-upaya apa yang yang seharusnya dilakukan oleh Pemerintah Kota Pontianak dan Pihak PD BPR Bank Pasar Kota Pontianak dalam mengoptimalkan lagi