• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N Nomor: 25/G/2020/PTUN.KT

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa tata usaha negara pada tingkat pertama dengan acara biasa secara elektronik telah menjatuhkan Putusan sebagai berikut, dalam perkara antara:

PT. KATAMA SURYABUMI, beralamat di Gedung Sentra Pemuda, Jalan Pemuda Kav. 61 Nomor: 38, Rawamangun, Jakarta 13220, dalam hal ini diwakili oleh Drs. Haji Muhammad Kris Suyanto, Kewarganegaraan Indonesia, beralamat di Jalan Raya Bambu Apus Nomor: 39, Rt.

006, Rw.003, Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, DKI Jakarta, Pekerjaan Direktur Utama PT. Katama Suryabumi, berdasarkan Pasal 12 Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. Katama Suryabumi Nomor: 18, tanggal 12 November 2008, yang dibuat dihadapan Siti Rahyana, S.H., Candidat Notaris, Notaris Pengganti di Jakarta, dan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT. Katama Suryabumi Nomor: 12, tanggal 23 Juli 2018, yang dibuat dihadapan Abdul Rajab Rahman, SH., M.Kn., Notaris di Jakarta Timur dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor: AHU-AH.01.03-0225721, tanggal 25 Juli tahun 2018;

Selanjunya berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 21 Januari 2020, memberikan kuasa kepada:

1. Nur Farid Adhikoro, S.H.;

2. Miftakhul Huda, S.H.;

Kesemuanya Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Advokat / Penasehat Hukum pada kantor advokat Farid Adhikoro &

Partners, beralamat kantor di Jalan Bangka Raya Nomor: 43, Pelamampang, Jakarta Selatan 12720, untuk selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT;

L A W A N

DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL, DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK

Halaman 1 dari 54 halaman, Putusan Nomor: 25/G/2020/PTUN.JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, berkedudukan di Jalan H.R. Rasuna Said. Kav, 8-9 Kelurahan Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan DKI Jakarta 12940;

Selanjutnya berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor: HKI.3- KI.05.10-22, tanggal 10 Februari 2020, memberikan kuasa kepada:

1. Dra. Dede Mia Yusanti, MLS, Jabatan Direktur Paten, DTLST dan RD;

2. Adi Supanto, S.H., M.H., Jabatan Kasubdit Pelayanan Hukum dan Fasilitas Komisi Banding Paten;

3. Herlianto, S.H., Jabatan Kasi Pertimbangan Hukum Paten;

4. Sonya Pau Adu, S.H., Jabatan Kasi Fasilitas Komisi Banding Paten;

5. Dr. Lily E. Sitorus, S.H., M.Si., Staf Pertimbangan Hukum Paten;

6. Andi Kurniawan, S.H., Staf Pertimbangan Hukum Paten;

7. Andrewnov Marguratua, S.H., Staf Pertimbangan Hukum Paten;

8. Rizki Fauziah, S.H., Staf Fasilitas Komisi Banding Paten;

Kesemuanya Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Aparatur Sipil Negara (ASN) pada Direktorat Paten, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia, beralamat di Jalan H.R. Rasuna Said, Kav 8-9, Kuningan, Jakarta Selatan 12940, untuk selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT;

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tersebut:

Telah membaca:

- Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor: 25/PEN- DIS/2020/PTUN.JKT, tertanggal 31 Januari 2020, tentang Pemeriksaan dengan acara biasa;

Halaman 2 dari 54 halaman, Putusan Nomor: 25/G/2020/PTUN.JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

- Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor: 25/PEN- MH/2020/PTUN.JKT, tanggal 31 Januari 2020, tentang Penunjukan Majelis Hakim yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara ini;

- Surat Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor: 25/PEN- PPJS/2020/PTUN.JKT, tanggal 31 Januari 2020 tentang Penunjukan Panitera Pengganti dan Jurusita Pengganti;

- Penetapan Hakim Ketua Majelis Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor:

25/PEN-PP/2020/PTUN.JKT, tanggal 03 Februari 2020, tentang Penetapan Hari dan Tanggal Pemeriksaan Persiapan;

- Penetapan Hakim Ketua Majelis Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor:

25/PEN-HS/2020/PTUN.JKT, tanggal 02 Maret 2020, tentang Penetapan Hari dan Tanggal Sidang Terbuka Untuk Umum;

- Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor: 25/PEN- MH/2020/PTUN.JKT, tertanggal 06 Juli 2020, tentang Pergantian Susunan Majelis Hakim;

- Berkas perkara serta mendengar keterangan Para Pihak yang bersengketa di persidangan;

DUDUK PERKARA

Bahwa Penggugat telah mengajukan gugatan tertanggal 31 Januari 2020, yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada tanggal 31 Januari 2020, dengan Register Perkara Nomor: 25/G/2020/PTUN.JKT, dan telah diperbaiki pada Pemeriksaan Persiapan tanggal 02 Maret 2020, yang mengemukakan hal-hal pada pokoknya sebagai berikut:

I. OBJEK SENGKETA:

Bahwa Objek Sengketa adalah Surat Tergugat yaitu Surat Keputusan Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor:

HKI.KI.05.09-05, Hal: Pembekuan Sementara Paten ID 0 018 808 atas nama PT. Katama Suryabumi, tanggal 31 Oktober 2019 (“Keputusan Tergugat”);

II. KEWENANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA:

1. Bahwa Keputusan Tergugat memenuhi unsur-unsur Keputusan Tata Usaha Negara (Keputusan TUN) atau Keputusan Administrasi Pemerintahan/

Negara, yaitu:

Halaman 3 dari 54 halaman, Putusan Nomor: 25/G/2020/PTUN.JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

- Penetapan Tertulis: Keputusan Tergugat jelas secara isi, wujud, dan bentuknya tertulis (bukan lisan) dan dikeluarkan oleh Tergugat sebagai Badan atau Pejabat tata usaha negara yang ditujukan kepada Penggugat, berisi keputusan yang mengubah dan menentukan suatu hubungan hukum tata usaha negara yang sudah ada, sebagai tindakan hukum tata usaha negara berdasarkan peraturan perundang-undangan, bersifat konkret, individual dan final, dan berakibat perubahan hubungan- hubungan hukum yang menimbulkan kerugian bagi Penggugat;

- Konkret: Keputusan Tergugat sebagai penetapan tertulis jelas wujudnya, tertentu, atau dapat ditentukan (beschikking) dan bukan abstrak atau bersifat pengaturan (regeling), yaitu berupa surat tertulis konkret yang ditujukan kepada Penggugat;

- Individual: Keputusan Tergugat secara tertentu, tegas, dan jelas ditujukan dan dialamatkan kepada PT. Katama Suryabumi in casu Penggugat, Jln.

Rawamangun Muka Barat C5, RT. 010, RW. 012, Jakarta Timur, dan bukan ditujukan untuk setiap orang atau umum;

- Final: Keputusan Tergugat sudah tidak memerlukan persetujuan dari instansi atasan atau instansi lainnya, sehingga bersifat definitif dan sudah menimbulkan akibat hukum bagi Penggugat;

- Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata:

Keputusan Tergugat menimbulkan perubahan-perubahan hubungan hukum yang telah ada yang merugikan Penggugat selaku pemegang Paten ID 0 018 808 atas nama PT. Katama Suryabumi;

2. Bahwa Keputusan Tergugat telah memenuhi ketentuan Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Jo. Pasal 1 Angka 7 dan Pasal 87 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan yang menyatakan bahwa: “Keputusan Tata Usaha Negara adalah penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum berdasarkan peraturan yang berlaku, bersifat konkret, individual, dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata”;

3. Bahwa kelima unsur tersebut diatas, yaitu: penetapan tertulis, yang bersifat konkret, individual, dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata secara kumulatif dan imperatif terdapat pada Keputusan Tergugat maka Keputusan Tergugat adalah merupakan Keputusan Tata Usaha Negara (Keputusan TUN) oleh

Halaman 4 dari 54 halaman, Putusan Nomor: 25/G/2020/PTUN.JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

karenanya sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara Penggugat dengan Tergugat, sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan Tergugat menjadi wewenang Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikannya berdasarkan Pasal 1 angka 10 dan Pasal 50 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009;

III. TENGGANG WAKTU GUGATAN:

1. Bahwa Keputusan Tergugat tidak diterima secara langsung oleh Penggugat karena Penggugat sudah tidak beralamat di Jln. Rawamangun Muka Barat C5, RT. 010, RW. 012 Jakarta Timur, melainkan telah pindah dan berkantor di Gedung Sentra Pemuda, Jl. Pemuda Kav. 61 No. 38, Rawamangun, Jakarta Timur 13220;

2. Bahwa Keputusan Tergugat tersebut diperoleh Penggugat dari rekanan swasta Penggugat pada tanggal 28 November 2019 dan sudah beredar di grup aplikasi whatsapp konsultan proyek;

3. Bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten tidak diatur upaya administratif terhadap keputusan pembekuan sementara Paten, karena pembekuan sementara Paten sendiri bukan istilah hukum dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten dan bukan kewenangan Tergugat maupun atasan Tergugat untuk membuat keputusan pembekuan sementara Paten;

4. Bahwa melalui kuasanya, Penggugat telah mengirimkan surat somasi tertanggal 06 Desember 2019 kepada Tergugat sebagai bentuk keberatan Penggugat atas Keputusan Tergugat dan memberikan tenggat waktu 14 (empat belas) hari untuk mencabut/membatalkan/menganulirnya, namun Tergugat sama sekali tidak pernah menyelesaikan keberatan Penggugat dalam tenggat waktu yang diberikan Penggugat maupun jangka waktu penyelesaian keberatan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja dan Tergugat tidak melaksanakan kewajiban menetapkan Keputusan sesuai keberatan Penggugat paling lama 5 (lima) hari kerja setelah berakhirnya tenggang waktu 10 (sepuluh) hari kerja tersebut;

5. Bahwa berdasarkan Pasal 75 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan menegaskan, “Warga masyarakat yang dirugikan terhadap Keputusan dan/atau Tindakan dapat mengajukan Upaya Administratif kepada Pejabat Pemerintahan atau Atasan Pejabat

Halaman 5 dari 54 halaman, Putusan Nomor: 25/G/2020/PTUN.JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

yang menetapkan dan/atau melakukan Keputusan dan/atau Tindakan”, dalam hal surat somasi tersebut dianggap upaya administratif yang menjadi hak Penggugat, maka keberatan Penggugat kepada Tergugat telah memenuhi tenggang waktu pengajuan keberatan berdasarkan Pasal 77 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan Jo. Pasal 3 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa Administrasi Pemerintahan Setelah Menempuh Upaya Administratif;

6. Bahwa dengan Keputusan Tergugat diketahui sejak tanggal tersebut diatas serta Tergugat tidak melaksanakan kewajiban menetapkan Keputusan sesuai keberatan Penggugat dalam tenggang waktu diatas, maka gugatan a quo telah memenuhi jangka waktu pengajuan gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta sebagaimana ketentuan pada Pasal 55 Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 yang menyatakan, “Gugatan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu sembilan puluh hari terhitung sejak saat diterimanya atau diumumkannya Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara” Jo.

Pasal 5 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa Administrasi Pemerintahan Setelah Menempuh Upaya Administratif yang menyatakan, “Tenggang waktu pengajuan gugatan di Pengadilan dihitung 90 (Sembilan puluh) hari sejak keputusan atas upaya administratif diterima oleh Warga Masyarakat atau diumumkan oleh Badan dan/atau Pejabat Administrasi pemerintahan yang menangani penyelesaian upaya administratif”;

7. Bahwa Putusan Mahkamah Agung RI No. 5 K/TUN/1992. tgl. 21 Januari 1993 mengenai Surat Perkara dan Tenggang Waktu untuk mengajukan gugatan yang dimaksud pada Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara menentukan harus dihitung sejak Penggugat mengetahui adanya keputusan yang merugikannya, yang kaidahnya menyatakan: “Mengenai petitum-petitum lainnya yang berisikan permohonan untuk menyatakan batal atau tidak sah akan keputusan- keputusan badan atau pejabat tata usaha negara yang digugat yang berhubungan dengan surat perpanjangan SIPPT tersebut harus pula dapat diterima sebagai telah memenuhi syarat-syarat formil, karena jangka waktu tersebut dalam Pasal 55 itu harus dihitung sejak penggugat-penggugat asal mengetahui adanya keputusan-keputusan yang merugikan mereka, yang

Halaman 6 dari 54 halaman, Putusan Nomor: 25/G/2020/PTUN.JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

penggugat-penggugat asal dalilkan sebagai baru diketahui ketika mereka hendak mengurus surat sertifikat tanah yang bersangkutan”;

IV. LEGAL STANDING PENGGUGAT:

1. Bahwa Penggugat adalah pemegang paten dengan Nomor Paten: ID 0 018 808, Nomor Permohonan Paten: P-00200400030, Judul Invensi:

“Perbaikan Konstruksi Sarang Laba-Laba”, nama Inventor: Ir. Sutjipto dan Ir.

Ryantori, tanggal diberikan hak paten: 14 Februari 2007, berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia cq.

Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual u.b. Direktur Paten tanggal 22 Oktober 2007;

Dalam Sertifikat Paten tersebut ditentukan klausul Perlindungan Paten diberikan selama 20 tahun sejak tanggal Penerimaan Permohonan Paten:

28 Januari 2004;

2. Bahwa Keputusan Tergugat dengan menerbitkan surat Nomor:

HKI.KI.05.09-05, Hal: Pembekuan Sementara Paten ID 0 018 808 atas nama PT. Katama Suryabumi, tanggal 31 Oktober 2019 telah menimbulkan ketidakpastian hukum bagi Penggugat dan serta menimbulkan akibat hukum dan kerugian terhadap Penggugat selaku Pemegang Paten ID 0 018 808 atas nama PT. Katama Suryabumi, yaitu sebagai berikut:

a. hilangnya peluang-peluang untuk mendapatkan pekerjaan pembangunan gedung tahan gempa dengan menggunakan Paten ID 0 018 808 atas nama PT. Katama Suryabumi, yakni saat mengikuti tender Penggugat mendapat penolakan dari konsultan-konsultan pada tender-tender yang dilaksanakan oleh pemerintah sejak beredarnya Keputusan Tergugat di kalangan konsultan proyek pada akhir bulan November 2019;

b. terhentinya penggunaan Paten ID 0 018 808 atas nama PT. Katama Suryabumi yang bertujuan melindungi bangunan terhadap gempa berdampak kepada jaminan perlindungan jiwa, harta dan badan manusia di Indonesia; dan

c. dengan terhentinya proyek pembangunan maupun hilangnya peluang mendapatkan proyek pembangunan maka Penggugat kesulitan mendapatkan pemasukan dan penghasilan dari Paten milik Penggugat yang berakibat Penggugat kesulitan dalam memenuhi gaji pegawai- pegawainya dan/atau menghidupi usahanya sejak beredarnya Keputusan Tergugat;

Halaman 7 dari 54 halaman, Putusan Nomor: 25/G/2020/PTUN.JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

d. hak royalti sebagai pemilik Paten ID 0 018 808 atas nama PT. Katama Suryabumi yang diwakafkan kepada Badan Wakaf Indonesia (BWI) pada bulan Desember 2019 sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari setiap biaya pemakaian Paten tidak dapat dinikmati oleh Badan Wakaf Indonesia untuk kepentingan sosial kegamaan dengan Keputusan Tergugat, yaitu kegiatan konstruksi properti yang dilaksanakan oleh Badan Wakaf Indonesia;

3. Bahwa selain itu beredarnya Keputusan Tergugat di grup aplikasi whatsapp konsultan proyek telah mencemarkan nama baik Penggugat seolah-olah sebagai pelanggar hukum;

4. Bahwa karenanya, Penggugat sebagai pihak paling dirugikan atas Keputusan Tergugat berhak mengajukan gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta untuk memohonkan batal dan tidak sah Keputusan Tergugat berdasarkan Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 yang menyatakan bahwa “Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi”;

Dan ketentuan Pasal 71 ayat (3) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Admisnitrasi Pemerintahan yang menyatakan bahwa: “(3) Keputusan pembatalan dilakukan oleh Pejabat Pemerintahan dan/atau Atasan Pejabat dengan menetapkan dan/atau melakukan Keputusan baru dan/atau Tindakan Pejabat Pemerintahan atau berdasarkan perintah Pengadilan”;

V. DASAR DAN ALASAN DALAM PENGAJUAN GUGATAN:

Bahwa dasar dan alasan-alasan gugatan Penggugat adalah sebagai berikut di bawah ini:

DALAM POKOK PERKARA:

1. Bahwa Penggugat mendapatkan hak pemegang Paten ID 0 018 808 atas nama PT. Katama Suryabumi dari Ir. Sutjipto dan Ir. Ryantori selaku penemu (inventor) berdasarkan Surat Pengalihan Hak (Assignment) tanggal 31 Oktober 2003 sebagaimana ketentuan Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang No. 14 Tahun 2001 Tentang Paten yang menyatakan:

Halaman 8 dari 54 halaman, Putusan Nomor: 25/G/2020/PTUN.JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

(1) Apabila Permohonan diajukan oleh Pemohon yang bukan Inventor, Permohonan tersebut harus disertai pernyataan yang dilengkapi bukti yang cukup bahwa ia berhak atas Invensi yang bersangkutan;

2. Bahwa selama Penggugat Paten ID 0 018 808 atas nama PT. Katama Suryabumi, Penggugat telah memenuhi kewajibannya membayar biaya tahunan (annual fee) paten kepada negara dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2024 sesuai kewajiban Pemegang Paten berdasarkan ketentuan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten;

3. Bahwa dengan dipenuhinya kewajibannya membayar biaya tahunan (annual fee) paten kepada negara setiap tahunnya sampai dengan tahun 2024, maka Paten ID 0 018 808 atas nama PT. Katama Suryabumi tidak dapat dinyatakan dihapus berdasarkan ketentuan Pasal 128, 130 huruf (d), dan 134 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten;

HUBUNGAN PENGGUGAT DENGAN IR. RYANTORI ANGKA RAHARJA DAN IR.

SUTJIPTO DAN/ATAU AHLI WARISNYA:

4. Bahwa dari tahun 2005 sampai dengan 2011, Ir. Ryantori Angka Raharja menjadi Direktur pada PT. Katama Suryabumi in casu Penggugat dan menjadi pelaksana dan/atau penanggung jawab teknis pada proyek-proyek pembangunan yang menggunakan pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba;

5. Bahwa selama periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2013, Penggugat membayarkan royalti penemu (inventor) pada proyek-proyek konstruksi yang menggunakan Paten ID 0 018 808 atas nama PT. Katama Suryabumi, yaitu:

kepada Ir. Ryantori Angka Raharja dan Ir. Sutjipto, dan sejak Ir. Sutjipto meninggal dunia pada 24 Nopember 2011, pemberian royalti penemu (inventor) diteruskan kepada ahli warisnya;

6. Bahwa sengketa mengenai royalti penemu (inventor) pada Paten ID 0 018 808 atas nama PT. Katama Suryabumi bermula dari perbedaan cara menghitung besaran royalti untuk penemu (inventor) antara Ir. Ryantori Angka Raharja dan Penggugat pada tahun 2013 hal mana Ir. Ryantori Angka Raharja menganggap bahwa pemberian royalti penemu (inventor) oleh Penggugat pada periode 2005 sampai dengan 2013 dirasa masih kurang menurut perhitungannya dan kekurangannya dianggap sebagai hutang;

7. Bahwa akibat tuntutan sepihak Ir. Ryantori Angka Raharja tersebut diatas dan lagi pemberian royalti penemu (inventor) ditolak karena tidak sesuai dengan perhitungan sepihak Ir. Ryantori Angka Raharja maka Penggugat menahan

Halaman 9 dari 54 halaman, Putusan Nomor: 25/G/2020/PTUN.JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

pemberian royalti penemu (inventor) dan mencadangkannya untuk diberikan kepada penemu (inventor) sewaktu-waktu apabila diminta;

8. Bahwa untuk mengatasi kebuntuan masalah perbedaan cara perhitungan royalti pada penemu (inventor) kemudian pada Desember 2014 Penggugat mengusulkan kepada Ir. Ryantori Angka Raharja dan ahli waris Ir. Sutjipto adanya perjanjian yang menentukan besaran pemberian royalti penemu (inventor) pada Paten ID 0 018 808 atas nama PT. Katama Suryabumi dengan berdasarkan kesepakatan para pihak;

9. Bahwa namun hal itu tidak dapat terlaksana karena perbedaan cara maupun komponen penghitungan tidak tersepakati, terlebih lagi masih adanya tuntutan mengenai kekurangan bayar royalti penemu (inventor) pada pembayaran- pembayaran royalti penemu (inventor) sebelumnya pada periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2013;

10. Bahwa Ir. Ryantori Angka Raharja menggugat Penggugat ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dalam perkara paten dengan perkara Nomor: 60/Pdt.Sus- HKI/Paten/2018/PN Niaga Jkt.Pst tanggal 07 Desember 2018 dengan tuntutan pada pokoknya adalah:

a. Pengalihan hak invensi atas Sertifikat Paten dengan judul Invensi

“Perbaikan Konstruksi Sarang Laba-Laba” kepada pemegang paten yaitu PT. Katama Suryabumi adalah cacat hukum, batal dan tidak sah;

b. Membekukan sertifikat paten atas Nama Pemegang Paten PT. Katama Suryabumi (Tergugat) dengan Nomor Paten : ID 0 018 808, Nomor Permohonan Paten : P-00200400030 dengan judul Invensi “Perbaikan Konstruksi Sarang Laba-Laba”;

c. mohon agar diterbitkan Penetapan yang berisi perintah kepada Turut Tergugat in casu Pemerintah RI cq. Kementerian Hukum dan HAM RI cq.

Dirjend HKI cq. Direktorat paten agar menerbitkan sertifikat paten tsb atas nama Ir. Ryantori dan Ir. Soetjipto sebagai pemegang hak dan inventor, atau setidak-tidaknya minimal status quo, sampai perkara a quo berkekuatan hukum tetap (pasal 67 UU Peradilan TUN);

11. Bahwa ternyata gugatan tersebut tidak sungguh-sungguh dilakukan oleh Ir.

Ryantori Angka Raharja karena pada sidang pertama kuasanya tidak datang dan tetap tidak hadir di persidangan berikutnya setelah dipanggil secara patut kemudian gugatan perkara nomor 60/Pdt.Sus-HKI/Paten/2018/PN Niaga Jkt.Pst tanggal 07 Desember 2018 dinyatakan gugur melalui keputusan pengadilan tanggal 28 Februari 2019;

Halaman 10 dari 54 halaman, Putusan Nomor: 25/G/2020/PTUN.JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

12. Bahwa pada 13 Desember 2018 Ir. Ryantori Angka Raharja melaporkan Penggugat ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia mengenai dugaan Penggugat melakukan tindak pidana di bidang Kekayaan Intelektual (Paten) dengan judul

“Perbaikan Konstruksi Sarang Laba-Laba” menurut ketentuan Pasal 161 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Paten;

13. Bahwa dari hasil gelar perkara pada 23 Agustus 2019 oleh bidang Penyidikan dan Penyelesaian Sengketa Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia ternyata tidak ditemukan tindak pidana di bidang kekayaan intelektual (paten) dengan judul

“Perbaikan Konstruksi Sarang Laba-Laba” yang kemudian Direktur Penyidikan dan Penyelesaian Sengketa selaku penyidik pada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI menerbitkan ketetapan, yaitu:

a. Surat Perintah Penghentian Pengawasan dan Pengamatan Nomor:

HI.07.KI.08.01.27.35.33 tanggal 26 Agustus 2019, dan

b. Surat Ketetapan Nomor: HI.07.08.01.27.03-183 tanggal 26 Agustus 2019 Tentang Penghentian Pengawasan dan Pengamatan;

yang menyatakan menghentikan penyidikan terhadap paten ID 0 018 808 judul

“Perbaikan Konstruksi Sarang Laba-Laba” karena bukan merupakan tindak pidana di bidang kekayaan intelektual (paten);

14. Bahwa Ir. Ryantori Angka Raharja menggugat Penggugat ke Pengadilan Negeri Jakarta Timur dalam perkara wanprestasi dengan perkara nomor 221/Pdt.G/2019/PN Jkt.Tim tanggal 21 Mei 2019 dengan tuntutan pada pokoknya adalah:

a. Menyatakan bahwa Surat Perjanjian Nomor: 001.DS-KSB/SP/I/2013 antara Ir. Ryantori Selaku Penggugat dan Ir. Sutjipto dengan PT. Katama Suryabumi Selaku Tergugat tentang Pemasyarakatan, Pengembangan dan Pemasaran Pondasi Sistem KSLL dan Margaton pada tanggal 4 Januari 2003 (Empat Januari Dua Ribu Tiga) dibatalkan;

b. Menyatakan bahwa Tergugat telah melakukan Wanprestasi;

c. Menyatakan bahwa Tergugat tidak boleh melakukan pemasaran Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) dalam bentuk apa pun;

d. Menyatakan bahwa Tergugat tidak boleh melakukan pemasaran Perbaikan Konstruksi Sarang Laba-Laba (PKSLL) dalam bentuk apa pun;

e. Menghukum Tergugat untuk membayar lunas seketika tanpa syarat seluruh kewajiban (Pokok) kepada Penggugat sebesar Rp. 11.815.437.300 (Sebelas Milyar Delapan Ratus Lima

Halaman 11 dari 54 halaman, Putusan Nomor: 25/G/2020/PTUN.JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Belas Juta Empat Ratus Tiga Puluh Tujuh Ribu Tiga Ratus Rupiah) dengan Perincian sebagai berikut:

No. Akhir Tahun Kekurangan/Tunggakan

1. 2005 Rp. 433.755.000,-

2. 2006 Rp. 781.474.000,-

3. 2007 Rp. 576.320.000,-

4. 2008 Rp. 507.656.000,-

5. 2009 Rp. 350.175.400,-

6. 2010 Rp. 1.175.044.900,-

7. 2011 Rp. 536.088.000,-

8. 2012 Rp. 2.078.052.000,-

9. 2013 Rp. 517.722.000,-

10. 2014 Rp. 1.562.500.000,-

11. 2015 Rp. 3.296.650.000,-

f. Menghukum Tergugat untuk membayar lunas seketika tanpa syarat seluruh kewajiban kepada Penggugat atas kekurangan yang tidak pernah dibayarkan mengenai seluruh kewajiban atas Proyek Tahun 2016-2018;

15. Bahwa ternyata gugatan tersebut dicabut oleh Ir. Ryantori Angka Raharja dan kemudian gugatan perkara Nomor: 221/Pdt.G/2019/PN Jkt.Tim tanggal 21 Mei 2019 ditetapkan dicabut melalui keputusan Pengadilan tanggal 25 Juli 2019;

16. Bahwa setelah tuntutan-tuntutan Ir. Ryantori Angka Raharja sebagaimana diterangkan diatas telah reda kemudian muncullah Keputusan Tergugat dengan menerbitkan surat Nomor: HKI.KI.05.09-05, Hal: Pembekuan Sementara Paten ID 0 018 808 atas nama PT. Katama Suryabumi, tanggal 31 Oktober 2019;

17. Bahwa Keputusan Tergugat tidak diterima secara langsung oleh Penggugat karena Penggugat sudah tidak beralamat di Jln. Rawamangun Muka Barat C5, RT. 010/RW. 012 Jakarta Timur, melainkan telah pindah dan berkantor di Gedung Sentra Pemuda, Jl. Pemuda Kav. 61 No. 38, Rawamangun, Jakarta Timur 13220;

18. Bahwa Keputusan Tergugat tersebut diperoleh Penggugat dari rekanan swasta Penggugat pada tanggal 28 November 2019 dan sudah beredar di grup aplikasi whatsapp konsultan proyek;

19. Bahwa sekira tanggal 29 Nopember 2019 Penggugat mendatangi kantor Tergugat untuk menanyakan kebenaran surat Tergugat tersebut namun hanya bertemu dengan staf Tergugat yang menerangkan bahwa surat Tergugat tersebut sifatnya internal;

20. Bahwa melalui kuasanya, Penggugat telah mengirimkan surat somasi tertanggal 06 Desember 2019 kepada Tergugat yang merupakan bentuk keberatan Penggugat atas Keputusan Tergugat dan memberikan tenggat waktu 14 (empat belas) hari untuk mencabut/membatalkan/menganulirnya namun

Halaman 12 dari 54 halaman, Putusan Nomor: 25/G/2020/PTUN.JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

(13)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Tergugat sama sekali tidak pernah menyelesaikan keberatan Penggugat sampai dengan gugatan ini;

21. Bahwa sikap Tergugat yang tidak memenuhi keberatannya Penggugat sebagaimana diterangkan diatas seharusnya keberatan Penggugat dianggap dikabulkan menurut hukum (vide Pasal 77 ayat (5) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan);

22. Bahwa namun fakta di lapangan ternyata berbeda karena ternyata Penggugat tidak dapat melaksanakan penggunaan Paten ID 0 018 808 atas nama PT.

Katama Suryabumi pada proses tender proyek karena konsultan proyek menolak untuk merekomendasi Paten tersebut untuk dipergunakan dalam bagian proyek pembangunan gedung yang ditenderkan karena Keputusan Tergugat dianggap masih berlaku oleh konsultan proyek maupun pelaksana proyek pembangunan;

23. Bahwa maka dengan melalui upaya gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Penggugat mencari keadilan terhadap Keputusan Tergugat tersebut;

TERGUGAT TIDAK MEMILIKI KEWENANGAN MENERBITKAN SURAT KEPUTUSAN PEMBEKUAN SEMENTARA PATEN ID 0 018 808 ATAS NAMA PT.

KATAMA SURYABUMI:

24. Bahwa Keputusan Tergugat yang pokoknya berisikan pembekuan sementara Paten ID 0 018 808 atas nama PT. Katama Suryabumi bukan merupakan nomenklatur (istilah hukum) maupun jenis sanksi administratif yang dibenarkan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten;

25. Bahwa sebagaimana “pembekuan” berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring memiliki pengertian sebagai proses, cara, perbuatan

“membekukan”. “Membekukan” adalah “menjadikan beku (dalam berbagai arti)”

dan “tidak mengoperasikan (senjata, kendaraan, dan sebagainya)”;

26. Bahwa dalam konteks sebuah hak maka “pembekuan sementara” dapat bermakna sebagai proses, cara, perbuatan yang membuat Paten ID 0 018 808 atas nama PT. Katama Suryabumi menjadi beku atau hak-hak ekslusif yang dimiliki Pemegang Paten tidak dapat digunakan atau pemilik hak tidak dapat memperoleh maanfaat maupun keuntungan ekonomi/komersil dan pemegang hak tidak dapat melarang orang lain menggunakan hak tanpa persetujuannya untuk sementara. Dengan pembekuan sementara bukan istilah hukum dalam Paten, pengertian dan batasan pembekuan sementara tidak dapat dipastikan dan dapat ditafsirkan sesuai selera yang mengeluarkan istilah;

Halaman 13 dari 54 halaman, Putusan Nomor: 25/G/2020/PTUN.JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

(14)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

27. Bahwa berdasarkan ketentuan pada Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten hanya mengenal istilah hukum “Penghapusan Paten” karena beberapa alasan, “Jangka Waktu Pemberian Paten berakhir” dan “Pengalihan Hak, Lisensi, dan Paten sebagai Objek Fidusia” yang dapat mengakibatkan hilang, hapus, berakhir dan berkurangnya hak atas Paten;

28. Penghapusan Paten karena beberapa alasan berdasarkan Pasal 130 yang berbunyi: “Paten dihapuskan sebagian atau seluruhnya karena:

a. permohonan penghapusan dari Pemegang Paten dikabulkan oleh Menteri;

b. putusan pengadilan yang menghapuskan Paten dimaksud telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

c. Putusan penghapusan Paten yang dikeluarkan oleh Komisi Banding Paten;

atau

d. Pemegang Paten tidak memenuhi kewajiban membayar biaya tahunan.

Penghapusan Paten karena alasan huruf a s/d d mengakibatkan hilang dan berakhirnya hak Pemegang Paten, baik untuk sebagian atau seluruhnya;

29. Bahwa di dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten mengatur Jangka Waktu Pemberian Paten berakhir berdasarkan Pasal 22 ayat (1) yang menyatakan bahwa: “Paten diberikan untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak tanggal penerimaan”, sehingga sejak terlewatinya jangka waktu 20 tahun Pemegang Paten tidak lagi memiliki hak Paten dan memperoleh perlindungan hukum dengan hak-hak ekslusifnya;

30. Bahwa hak atas Paten dapat pula hilang, berakhir, dan/atau berkurang berdasarkan ketentuan pada Pasal 74 s/d Pasal 108 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten karena adanya: a. Pengalihan Hak, b. Lisensi, dan c. Paten sebagai Objek Fidusia. Adapun Pengalihan hak karena: 1) pewarisan; 2) hibah; 3) wasiat; 4) wakaf; 5) perjanjian tertulis; dan 6) sebab lain yang dibenarkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

31. Bahwa dengan demikian seharusnya kondisi hilang, hapus, berakhir, atau berkurangnya hak atas Paten ID 0 018 808 atas nama PT. Katama Suryabumi hanya karena sebab Penghapusan Paten dan Berakhirnya Jangka Waktu Pemberian Paten, serta Pengalihan Hak, Lisensi, dan Paten sebagai Objek Jaminan Fidusia, sehingga pembekuan sementara yang menghilangkan hak Penggugat untuk jangka waktu sementara adalah tidak dikenal dan tidak dapat dibenarkan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten;

32. Bahwa sanksi administratif “pembekuan sementara” hanya terdapat dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik ketika sebuah partai politik melanggar larangan-larangan sebagaimana Pasal 40 ayat (2) dan

Halaman 14 dari 54 halaman, Putusan Nomor: 25/G/2020/PTUN.JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

(15)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

(4). Pembekuan sementara terhadap partai politik dan kepengurusannya itupun merupakan kewenangan Pengadilan Negeri untuk memutuskan (Pasal 48 ayat (2) dan ayat (6)) dan bukan kewenangan lembaga eksekutif;

33. Bahwa dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten, maka Paten ID 0 018 808 atas nama PT. Katama Suryabumi pada dasarnya tetap berlaku sampai jangka waktu pemberian paten berakhir berdasarkan ketentuan Peralihan Pasal 169 huruf c angka 2 yang menyatakan bahwa, “Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku:

c. Paten yang telah diberikan berdasarkan:

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten; dan

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten,

dinyatakan tetap berlaku sampai jangka waktu berlakunya berakhir”;

34. Bahwa dalam jangka waktu berlakunya Paten ID 0 018 808 atas nama PT.

Katama Suryabumi tersebut, Penggugat sebagai Pemegang Paten memiliki hak-hak eksklusif berupa hak yang hanya diberikan kepada Pemegang Paten untuk jangka waktu tertentu guna melaksanakan sendiri secara komersial atau memberikan hak lebih lanjut untuk itu kepada orang lain dan orang lain dilarang melaksanakan Paten tersebut tanpa persetujuan Pemegang Paten, termasuk larangan bagi Tergugat atau siapapun untuk membatasi hak-hak Penggugat tanpa dasar undang-undang;

35. Bahwa terhadap Paten yang telah diberikan secara sah oleh negara dalam masa berlakunya Paten belum berakhir, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia hanya diberikan kewenangan atributif oleh Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten, yaitu:

a. mencatat dan mengumumkan pengalihan Hak atas Paten, baik seluruhnya atau sebagian karena: pewarisan, hibah, wasiat, wakaf, perjanjian tertulis, atau sebab lain yang dibenarkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan (Pasal 74), mencatat dan mengumumkan Perjanjian Lisensi (Pasal 79);

b. mencatat dan mengumumkan amar putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap terhadap gugatan oleh Pemegang Paten atau penerima Lisensi setelah menerima salinan putusan dari Pengadilan Niaga (Pasal 146 ayat (5) dan Pasal 152 ayat (5));

c. mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Banding Paten yang bertugas menerima, memeriksa, dan memutus antara lain permohonan

Halaman 15 dari 54 halaman, Putusan Nomor: 25/G/2020/PTUN.JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

(16)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

banding terhadap koreksi atas deskripsi, klaim, dan/atau gambar setelah Permohonan diberi Paten dan permohonan banding terhadap keputusan pemberian Paten. Terhadap permohonan banding tersebut terdapat ketentuan tenggang waktu pengajuan permohonan. Dalam hal permohonan banding diterima, Menteri menindaklanjuti keputusan Komsi Banding Paten (Pasal 64 s/d Pasal 73);

d. menyusun pengaturan lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia yang didelegasikan oleh Undang-Undang (antara lain Pasal 73);

e. memberitahukan secara tertulis penghapusan Paten kepada Pemegang Paten dan Penerima Lisensi (kuasanya) dalam hal terdapat Penghapusan Paten karena beberapa alasan berdasarkan Pasal 130;

f. Dalam Penghapusan Paten, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia hanya berwenang, yaitu: mencatat dan mengumumkan keputusan penghapusan Paten karena permohonan penghapusan dari Pemegang Paten dikabulkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Pasal 130 huruf a (Pasal 131); mencatat dan mengumumkan amar putusan pengadilan (Pengadilan Niaga) yang menghapuskan Paten dimaksud berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde) berdasarkan Pasal 130 huruf b (Pasal 135); mencabut Sertifikat Paten dalam hal Komisi Banding Paten mengabulkan seluruh isi permohonan banding terhadap keputusan pemberian Paten (tiada upaya hukum) serta mencatat dan mengumumkannya berdasarkan Pasal 130 huruf c (Pasal 70 ayat (8) dan ayat (9)); dan mencatat dan mengumumkan Paten yang dinyatakan dihapus karena Pemegang Paten tidak membayar biaya tahunan berdasarkan Pasal 130 huruf d (Pasal 135);

g. Dalam Penghapusan Paten karena beberapa alasan berdasarkan Pasal 130 yang merupakan kewenangan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk membuat keputusan Panghapusan Paten yaitu karena permohonan penghapusan dari Pemegang Paten dikabulkan oleh Menteri dan Pemegang Paten tidak memenuhi kewajiban membayar biaya tahunan;

36. Bahwa dengan demikian, Paten ID 0 018 808 atas nama PT. Katama Suryabumi yang sudah dicatat dan diumumkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Penggugat tidak mengalihkan hak Paten kepada pihak lain, Paten ID 0 018 808 atas nama PT. Katama Suryabumi hanya dapat hilang, berhenti, hapus atau berakhir karena alasan-alasan limitatif, yaitu:

Halaman 16 dari 54 halaman, Putusan Nomor: 25/G/2020/PTUN.JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

(17)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

a. Jangka waktu pemberian Paten berakhir, yaitu 20 tahun terhitung sejak tanggal penerimaan (Pasal 22); dan

b. Penghapusan Paten sebagian atau seluruhnya karena:

(1) permohonan penghapusan dari Pemegang Paten dikabulkan oleh Menteri;

(2) putusan pengadilan yang menghapuskan Paten dimaksud telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

(3) Putusan penghapusan Paten yang dikeluarkan oleh Komisi Banding Paten; atau

(4) Pemegang Paten tidak memenuhi kewajiban membayar biaya tahunan (Pasal 130)

37. Bahwa Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tidak memiliki kewenangan mengurangi atau menghilangkan hak atas Paten ID 0 018 808 atas nama PT.

Katama Suryabumi kecuali melalui ketentuan hukum yang dibenarkan, yakni melalui mekanisme Penghapusan Paten atau jangka waktu pemberian Paten memang telah berakhir. Adapun kewenangan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk menetapkan keputusan penghapusan Paten hanya karena permohonan penghapusan dari Pemegang Paten dikabulkan oleh Menteri dan Pemegang Paten tidak membayar biaya tahunan, sedangkan untuk karena alasan lainnya kewenangan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia hanya bersifat administratif, yaitu memberitahukan, mencatat dan mengumumkan Penghapusan Paten;

38. Bahwa maka Keputusan Tergugat dengan menerbitkan surat Nomor:

HKI.KI.05.09-05, Hal: Pembekuan Sementara Paten ID 0 018 808 atas nama PT. Katama Suryabumi, tanggal 31 Oktober 2019 adalah merupakan Keputusan tanpa wewenang berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten, karena Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia saja tidak diberikan kewenangan menetapkan pembekuan sementara Paten, terlebih lagi pembekuan sementara dikeluarkan oleh Tergugat selaku unsur pelaksana dalam susunan organisasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara;

39. Bahwa dengan Tergugat tidak memiliki kewenangan membekuan sementara Paten ID 0 018 808 sehingga Keputusan Tergugat tersebut melanggar Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan yang menyatakan, “Setiap Keputusan dan/atau Tindakan harus ditetapkan dan/atau dilakukan oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan

Halaman 17 dari 54 halaman, Putusan Nomor: 25/G/2020/PTUN.JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

(18)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

yang berwenang”, Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2) huruf a: “Setiap Keputusan dan/atau Tindakan wajib berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan dan AUPB” dan “Peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar Kewenangan”, dan Pasal 52 ayat (1) huruf a: “Syarat sahnya Keputusan meliputi: a. ditetapkan oleh pejabat yang berwenang”.

40. Bahwa Keputusan Tergugat demikian dalam ilmu hukum administrasi tergolong batal demi hukum atau batal mutlak (null and void, void ab initio, nietigheid van rechtswege) sesuai pendapat Dr. E. Utrecht, S.H dalam Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, Jakarta, Penerbit dan Balai Buku “ICHTIAR”, 1962, cet ke-5, hal. 104 yang menyatakan, “Bilamana alat (jabatan) yang membuat sesuatu ketetapan dengan terang kelihatan tidak berwenang membuatnya, maka ketetapan itu dapat menjadi batal mutlak, Jadi, ketetapan itu dianggap tidak pernah ada dan pembatalan ketetapan tersebut berlaku surut sampai waktu sebelum ketetapan itu dikeluarkan”;

41. Bahwa Keputusan Tergugat yang dikeluarkan oleh badan/pejabat yang tidak berwenang merupakan keputusan yang tidak sah dan akibat hukumnya tidak mengikat sejak keputusan tersebut ditetapkan dan segala akibat hukum yang ditimbulkan dianggap tidak pernah ada berdasarkan Pasal 70 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan yang menyatakan:

“Keputusan dan/atau Tindakan tidak sah apabila:

a. dibuat oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang tidak berwenang;”

Adapun ayat (2) nya menyatakan, “Akibat hukum Keputusan dan/atau Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi:

a. tidak mengikat sejak Keputusan dan/atau Tindakan tersebut ditetapkan; dan b. segala akibat hukum yang ditimbulkan dianggap tidak pernah ada”;

42. Bahwa Keputusan Tergugat mengabaikan landasan ketentuan peraturan perundang-undangan, tidak patut, tidak ajeg (berubah-ubah), dan tidak adil sehingga bertentangan pula dengan asas-asas pemerintahan yang baik (AUPB) terutama asas kepastian hukum dan tertib penyelenggaraan negara sebagaimana menurut Prof. Kuntjoro Purbopranoto dalam bukunya Beberapa Catatan Hukum Tata Pemerintahan dan Peradilan Administrasi Negara (Bandung, Penerbit Alumni, 1981, hal.30) bahwa asas kepastian hukum menghendaki dihormatinya hak yang telah diperoleh seseorang berdasarkan suatu keputusan pangreh-walaupun keputusan itu salah dan menurut Jan Michiel Otto sebagaimana dikemukakan Dr. Sidharta dalam Moralitas Profesi

Halaman 18 dari 54 halaman, Putusan Nomor: 25/G/2020/PTUN.JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

(19)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hukum Suatu Tawaran Kerangka Berpikir (Bandung, Refika Aditama, 2006, hal.

85) bahwa batasan asas kepastian hukum dalam situasi antara lain “Instansi- instansi penguasa (pemerintahan) menerapkan aturan-aturan hukum tersebut secara konsisten dan juga tunduk dan taat padanya”;

43. Bahwa Keputusan Tergugat tanpa memuat batas waktu mulai dan berakhirnya keputusan serta tidak memuat alasan pertimbangan yuridis, sosiologis dan filosofis berdasarkan Pasal 55 ayat (1) dan Pasal 58 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, sehingga Keputusan Tergugat tanpa melalui proses hukum yang adil (process of law) yang berpotensi diulang kembali di kemudian hari ini berlaku sampai jangka waktu pemberian Paten berakhir, sehingga hal ini sangat merugikan Penggugat sebagai Pemegang Paten ID 0 018 808 atas nama PT. Katama Suryabumi yang seharusnya oleh hukum memperoleh perlindungan dari pemerintah dan negara;

44. Bahwa dua alasan pokok Tergugat membekukan sementara Paten ID 0 018 808 atas nama PT. Katama Suryabumi yang termuat dalam Keputusan Tergugat yang menyatakan:

Pertama, adanya sengketa yang berlarut-larut antara PT. Katama Surya Bumi dan Saudara Ir. Ryantori Angka Raharja yang berimbas terganggunya pembangunan untuk kepentingan umum;

Kedua, adanya fakta bahwa Pengalihan Hak dari inventor Ir. Ryantori Angka Raharja dan Ir. Sutjipto kepada PT. Katama Surya Bumi bukan merupakan pengalihan hak melainkan Surat Kuasa;

adalah merupakan alasan-alasan yang tidak dibenarkan, karena adanya sengketa antara Penggugat dengan Ir. Ryantori Angka Raharja seharusnya penyelesaiannya menurut hukum negara dan sudah ada mekanisme penyelesaiannya melalui Pengadilan Niaga berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten dan Tergugat tidak berwenang mengambil alih kewenangan yudisial tersebut;

45. Bahwa adapun alasan pengalihan hak dari penemu (inventor) kepada Penggugat bukan merupakan pengalihan hak melainkan Surat Kuasa juga merupakan alasan yang tidak dibenarkan, karena pengalihan hak berdasarkan aturan perundang-undangan sebelum berlaku Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten adalah sudah dibenarkan dengan pemerintah telah menerbitkan Sertifikat Paten, dan berdasarkan ketentuan peralihan Pasal 169 huruf c Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Paten telah menegaskan bahwa Paten yang telah diberikan berdasarkan Undang-Undang

Halaman 19 dari 54 halaman, Putusan Nomor: 25/G/2020/PTUN.JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

(20)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

sebelumnya dinyatakan tetap berlaku sampai jangka waktu berlakunya berakhir, sehingga Tergugat tidak dapat menghilangkan dan membatasi hak yang telah diberikan berdasarkan hukum dengan mengeluarkan keputusan tanpa wewenang;

46. Bahwa Keputusan Tergugat dengan menerbitkan surat Nomor: HKI.KI.05.09- 05, Hal: Pembekuan Sementara Paten ID 0 018 808 atas nama PT. Katama Suryabumi, tanggal 31 Oktober 2019 tidak berdasarkan informasi dan dokumen yang lengkap dan benar serta tidak dipersiapkan dan dipertimbangkan secara matang dan cermat mengenai fakta dan alasan keputusan, serta tidak mempertimbangkan semua kepentingan dan bertindak memperlakukan berbeda terhadap Penggugat, sehingga Keputusan Tergugat telah melanggar asas kecermatan dan asas ketidakberpihakan;

47. Bahwa ketidak cermatan, tidak ajeg (berubah-ubah), dan tidak adil, tidak berasas kepastian hukum dan tertib penyelenggaraan negara pada Keputusan Tergugat dapat ditunjukkan sebagai berikut:

a. Pada tanggal 26 Agustus 2019, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI menerbitkan ketetapan, yaitu: (i) Surat Perintah Penghentian Pengawasan dan Pengamatan Nomor:

HI.07.KI.08.01.27.35.33 tanggal 26 Agustus 2019, dan (ii) Surat Ketetapan Nomor: HI.07.08.01.27.03-183 tanggal 26 Agustus 2019 Tentang Penghentian Pengawasan dan Pengamatan yang menyatakan menghentikan penyidikan terhadap paten ID 0 018 808 atas laporan Ir.

Ryantori Angka Raharja mengenai Pengalihan Hak Konstruksi Sarang Laba-Laba dari inventor Ir. Ryantori Angka Raharja dan Ir. Sutjipto kepada PT. Katama Suryabumi in casu Penggugat bukan merupakan pengalihan hak melainkan Surat Kuasa. Menurut Direktur Penyidikan dan Penyelesaian Sengketa selaku penyidik hal tersebut bukan merupakan tindak pidana di bidang kekayaan intelektual (paten);

Namun, pada tanggal 31 Oktober 2019 Tergugat menerbitkan Keputusan Pembekuan Sementara Paten ID 0 018 808 atas nama PT. Katama Suryabumi yang salah satu alasannya adalah mengenai Pengalihan Hak dari Inventor Ir. Ryantori Angka Raharja dan Ir. Sutjipto kepada PT. Katama Suryabumi in casu Penggugat bukan merupakan pengalihan hak melainkan Surat Kuasa;

Bahwa keputusan pro justitia dari Direktur Penyidikan dan Penyelesaian Sengketa selaku penyidik tidak melandasi atau diabaikan oleh Tergugat dalam keputusannya mengenai pembekuan sementara Paten ID 0 018 808

Halaman 20 dari 54 halaman, Putusan Nomor: 25/G/2020/PTUN.JKT.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

Referensi

Dokumen terkait

2 Bahwa gugatan Para Penggugat telah melewati tenggang waktu pengajuan gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan

Bahwa oleh karenanya berdasarkan hal-hal yang telah kami uraikan diatas, kami mensomeer Penggugat untuk dapat membuktikan dan menunjukkan bahwa Tuan Budiman Tantra

Bahwa walaupun Penggugat telah memberikan klarifikasi keterlibatan Bapak Kornelis Ratu dalam HUT TI Denpasar melalui suratnya sebagaimana tersebut diatas, Tergugat

Menimbang, bahwa alasan keberatan Tergugat Rekonpensi tersebut telah dipertimbangkan oleh majelis hakim sebagaimana dalam konpensi, dimana Penggugat Rekonpensi telah

keluarnya Surat Keputusan a quo dari Tergugat, maka berkenan hal tersebut untuk menjaga tanah Penggugat tersebut tidak dialihkan ataupun dijual pada pihak lain

Bahwa dalam dalil gugatan Penggugat butir 5 halaman 3 surat gugatan yang menyebutkan “Surat keputusan Tergugat dibuat antedateren (dibuat tanggal mundur) sehingga

Bahwa berdasarkan uraian diatas, maka dapat dipastikan dan disimpulkan bahwa Keputusan Tata Usaha Negara berupa Objek Sengketa yang diterbitkan oleh Tergugat bertentangan

45 Bahwa apa yang dilakukan oleh Tergugat jelas berdampak terhadap kerugian Para Penggugat sebagai Pemangku hak / kepentingan dibidang Tembakau, bahwa sebagai