• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian terdahulu

Muhsoni (2017) menganalisis pemasaran gula. Hasil dari penelitian terdapat 4 saluran pemasaran: 1. Petani – konsumen, 2. Petani – pedagang, 3. Petani –pedagang besar – pedagang pengecer – konsumen. Dari ke empat saluran pemasaran yang efisien saluran 1 karena dari petani langsung kepada konsumen tidak melibatkan pemasaran..

Perbedaan penelitian ini diterapkan pada komoditi kentang.

Giarwan & Hindarti (2017) menganalisis efisiensi pemasaran kentang (Solanum tuberosum L.) Hasil penelitian yang telah dilakukan di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan terdapat 3 pola saluran pemasaran kentang 1) petani – pedagang besar plaosan – pedagang pengecer – konsumen 2) Petani – pedagang pengumpul desa – pedagang besar plaosan – pedagang pengecer – konsumen 3) petani – pedagang pengumpul desa – pedagang pasar plaosan – pedagang antar kota – pedagang pengecer – konsumen. Saluran pemsaran 1 merupakan saluran pemasaran yang efisien dengan share paling besar dan marjin paling kecil diantara saluran 2 dan 3. Perbedaan terdapat pada tempat komoditas yang berbeda.

Hidayat (2016) menganalisis tentang saluran pemasaran gula aren. Hasil penelitian dari pemasaran gula aren terdapat 2 saluran: 1) perajin – pengumpul – pedagang – pengecer – konsumen. 2) perajin – pedagang – pengumpul – pedagang besar – pedagang pengecer – konsumen. Pemasaran gula aren efisien menggunakan saluran 1. Persamaan dengan penelitian saat ini adalah penggunaan variabel usia, pemasaran, pendidikan, pengalaman.

Menurut penelitian Amzul (2013) berdasarkan analisis yang telah dilakukan di peroleh kesimpulan bahwa terdapat tiga saluran pemasaran nenas yang berada pada Desa Paya Besar, pola saluran yang dapat dikatakan relative lebih efisien dibandingkan saluran lainnya adalah saluran tiga.saluran ini dikatakan efisien karena nilai farmer’s

(2)

share tertinggi danmemiliki nilai margin rendah. Persamaan saluran pemasaran yang efisien terdapat pada farmer’s share tinggi dan nilai margin rendah.

Desiana Candra (2017) menganalisis pemasaran kopi robusta di Kalijaya Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis. Hasil penelitian ini menyatakan saluran pemasaran satu adalah saluran pemasaran yang efisien dengan pola pemasaran, petani – pedagang pengumpul – konsumen, dengan margin Rp.310,00/kg dan share 98,14% . Perbedaan dengan penelitian ini terdapat pada komoditas yang berbeda.

Jumiati (2013) menganalis efisiensi saluran pemasaran dan margin pemasaran dikelapa dalam. Hasil penelitian dari kelapa dalam menunjukkan bahwa ada 2 saluran pemasaran, Saluran (1) petani – pedagang – perantara antara Kabupaten/Kota – konsumen, saluran pemasaran (2) petani – pedagang – pengumpu – pengecer – konsumen. Saluran pemasaran kelapa tidak efisien mengingat nilai marjin distribusi dan harga yang diterima petani tidak efisien. Persamaan pada penelitian saat ini menggunakan variabel pemasaran, pendidikan, pengalaman. Perbedaan terletak pada tempat yang berbeda.

Asmarantaka (2012) juga menekankan bahwa efisiensi pemasaran harus memperhitungkan fungsi-fungsi pemasaran yang ada, biaya-biaya dan atribut produk, Jika rantai pemasaran panjang dan mampu meningkatkan kepuasan konsumen maka dapat dikatakan bahwa sistem pemasaran tersebut efisien.

Anggraeni Melisa Dinda (2017) Analisis penampilan pasar menghasilkan margin pemasaran dan nilai ratio yang bervariasi antar lembaga pemasaran, dengan share harga yang diterima petani dari harga yang di bayarkan konsumen relatif kecil, sedangkan saluran pemasaran kentang yang paling efisien terdapat pada saluran III dengan total margin terendah.

Rusman (2014) menganalisis tentang saluran pemasaran kripik ubi kayu.

Variable: petani – usia – pendidikan – pengalaman – tanggungan. Hasil dari penelitian diketahui bahwa, (1) terdapat dua saluran pemasaran: a) saluran pemasaran I yaitu produsen – pedagang pengumpul – pedagang pengecer – konsumen b) saluran

(3)

pemasaran II: produsen – pedagang besar – pedagang pengecer – konsumen (2) besarnya biaya marjin dan keuntungan pada saluran pemasaran I yaitu sebesar Rp.6,53,-per pcs, Rp.200,- per pcs dan Rp. 193,47 per pcs. Sedangkan besarnya biaya marjin dan keuntungan pada saluran pemasaran II sebesar Rp.9,38,- per pcs dan Rp.200,- per pcs dan Rp.190,62,- per pcs (3) berdasarkan hasil perhitugan diketahui bahwa bagian harga yang diterima petani pada saluran pemasaran I dan saluran pemasaran II masing – masing sebesar 60%. Perbedaan terletak pada suatu komoditi yang berbeda yaitu kentang.

Mahdalena (2018) menganalisis pola saluran pemasaran usaha tempe industri rumah tangga. Hasil penelitian menujukkan bahwa saluran pemasaran tempe terdiri dari beberapa saluran pemasaran I) petani – pedagang pengumpul – pedagang pengecer – konsumen akhir, saluran pemasaran II) petani – pedagang pengecer – konsumen akhir, saluran pemasaran III) petani – konsumen akhir. Penelitian saat ini adalah pengguna variabel pedagang, pengecer, pengepul. Perbedaan saat ini terletak pada metode analisis.

Salamatul (2017) menganalisis tentang pemasaran gula merah tebu. Hasil penelitian ini adalah saluran dalam memasarkan gula merah tebu bapak edi menggunakan saluran 1 karena lebih efisien. Saluran pemasaran terdapat 2 saluran pemasaran yaitu: 1) petani – pedagang – pengecer – konsumen akhir, saluran 2) petani – agen – distributor – pedagang pengecer – konsumen akhir. Peneliti menggunakan metode cost margin analisis. Variabel yang peneliti gunakan adalah agen, pekerja, kualitas produk. Perbedaan penelitian ini adalah komoditi dan tempat yang berbeda.

Sumiati (2017) menganalisis saluran pemasaran kelapa sawit. Pengambilan sampel dilakukan dengan pendekatan langsung ke responden dan menggunakan rumus slovin. Hasil penelitian petani kelapa sawit menggunakan saluran pemasaran petani – pedagang pengumpul desa – pabrik kelapa sawit, petani mendapatkan 72% dari saluran pemasaran yang ada pada Desa Baku – baku. Persamaan saat ini terletak pada pengambilan sampel yaitu rumus Slovin serta penambahan variabel kualitas produk.

(4)

Kusuma (2017) menganalisis pemasaran jamur merang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pemasaran jamur merang oleh LM3 Agrina dilakukan 2 saluran: saluran I: LM3 Agrina – konsumen dan Saluran II: LM3 Agrina – pedagang pengecer. Peneliti menggunakan metode analisis snowball sampling. Variabel peneliti menggunakan usia, pendidikan, pengalaman. Perbedaan penelitian saat ini tempat penelitian dan metode analisis.

Roessali (2016) menganalisis pemasaran kubis (Brassica oleracea L, var.

cagitata L). Hasil penelitian terdapat 7 saluran pemasaran: saluran pemasaran (1) petani – desa pedagang – kolektor – pedagang – konsumen, saluran pemasaran (2) petani – kolektor – pedagang – konsumen, saluran pemasaran (3) petani – pedagang desa – pedagang besar - pengecer – konsumen, saluran pemasaran (4) petani – pedagang besar – pedagang pengumpul – pedagang pengecer – konsumen. Saluran pemasaran (5) petani – pedagang pengumpul – konsumen, saluran pemasaran (6) petani – pedagang desa – pedagang pengumpul – pedagang pengecer – konsumen, saluran pemasaran (7) petani – pedagang pengumpul – konsumen, dari ke 7 pola saluran pemasaran tidak ada yang digunakan oleh petani kubis maupun pedagang.

Persamaan pada penelitian saat ini terletak pada variabel petani, pedagang, pengumpul, pengecer, konsumen akhir. Perbedaan penelitian adalah penambahan variabel transportasi dan komoditas yang berbeda yaitu kentang.

Helena (2018) menganalisis pemasaran komoditi blimbing (Averrhoa Carambola L). Hasil penelitian ini adalah tanaman belimbing yang merupakan tanaman tahunan panen pertama mulai umur satu tahun, panen kedua minggu meliputi kegiatan pemangkasan, pembungkusan, pemeliharaan. Dengan variabel petani, pedagang besar, transportasi, konsumen. Perbedaan terdapat pada tempat dan komoditas yang berbeda.

Friska, Suryani, & Suharjo, (2018) Terbatasnya peran petani responden dalam proses pemasaran dipengaruhi oleh ketidakmampuan petani dalam menahan hasil

(5)

panen, petani mementingkan akses pembayaran tunai atau Cash yang cepat dan enggan mencari alternatif saluran pemasaran lain disamping aksesibilitas informasi pasar tidak sampai ke tingkat produsen, maka saluran pemasaran kumis kucing dinilai dari analisis kuantitatif masuk dalam kategori efisien

Widyastuti & Harisudin (2012) menganalisis saluran dan margin pemasaran jagung di Kabupaten Grobogan, Hasil penelitian menunjukan saluran pemasaran jagung yang terbentuk di Kabupaten Grobogan terdiri dari Sembilan macam saluran yang dikelompokan menjadi tiga kelompok besar, yaitu saluran satu petani – ppd sebanyak 56%, saluran dua petani – ppk sebanyak 33%, saluran tiga petni – pb sebanyak 11% dengan variabel purposive sampling dengan perbedaan komoditas.

Vela Rostwentivaivi Sinaga (2014) menyebutkan teknis pembelian kentang oleh Pedagang Besar adalah pengambilan hasil panen kentang segar dari petani di tempat transaksi sesuai kesepakatan dilakukan secara cash atau Down Payment (DP) terlebih dahulu dengan rata-rata pembayaran 30 hari dari awal pembelian yang dinyatakan efektif atau efisien.

Berdasarkan hasil penelitian Septiyani (2014) menganalisis distribusi dan margin pemasaran hasil tangkap cumi – cumi di Kabupaten Kendal Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukan dua saluran pemasaran dengan distribusi pemasaran yang paling efisien yaitu distribusi pemasaran dua ditingkat pedagang pengecer dengan nilai efisiensi terkecil yaitu 0,02. Distribusi pemasaran dua memiliki nilai margin pemasaran terkecil Rp. 4.764 dan fisherman’s share terbesar yaitu 85.49%.

Nurdiana & Marhawati (2018) menganalisis tentang pemasaran ikan bandeng.

Penelitian ini menggunakan metode snowball sampling. Hasil penelitian menunjukkan 2 saluran pemasaran I) petani tambak ikan bandeng, pedagang pengumpul, pedagang pengecer, konsumen akhir II) Petani tambak ikan Bandeng, pedagang pengecer – konsumen akhir. Saluran pemasaran II yang paling efisien dan marjin pemasaran 1 lebih besar dibandingkan dengan marjin pemasaran saluran II pemasaran ikan bandeng efisien karena pemasaran dari saluran pemasaran I dan II dengan persamaan variabel

(6)

petani, pedagang, pengumpul, pengecer, konsumen akhir serta metode Snowball sampling. Perbedaan pada penelitian ini komoditas dan tempat yang berbeda.

Elisa (2016) menganalisis tentang pemasaran usaha tani tomat. Hasil penelitian ada 2 bentuk saluran pemasaran 1) petani – pengumpul – pengecer – konsumen 2) petani – pengecer – konsumen akhir, petani menggunakan saluran 1 jika petani ingin lebih efiien lagi dalam pemasaran maka petani harus menggunkan saluran 2 karena memperpendek saluran pemasaran memberi peluang peningkatan bagian harga pada petani. Persamaan peneliti saat ini menggunkan metode analisis snowball sampling.

Perbedaan penelitian saat ini komoditas yang berbeda.

Berdasarkan hasil penelitian Abhar & Isyaturriyadhah, (2018) selama ini dilakukan yaitu 2 macam saluran pemasaran kentang dijual petani ke pedagang pengumpul dan pedagang pengumpulah yang menjual kentang ke pengencer dengan cara mengantarkannya atau pengecer yang datang langsung ke pedagang dan saluran pemasaran kedua Petani menjual ke Pedagang pengumpul sedangkan pedagang pengepul ke konsumen.

Sylva Lestari (2018) menganalisis tentang efisiensi pemasaran durian di Desa Wisata Durian Kelurahan Sumberagung. Hasil penelitian menunjukan bahwa saluran pemasaran durian terdiri atas 4 saluran. Saluran satu petani – konsumen akhir, saluran dua yaitu saluran yang digunakan dari petani ke konsumen akhir dengan menggunakan sistem sewa semalam, saluran ke tiga saluran dari petani – pedagang pengecer – konsumen akhir, saluran empat petani – pedagang pengumpul – pedagang pengecer – konsumen akhir. Persamaan penelitian ini menggunakan purposive sampling.

Surahman & Kusnadi (2016) menganalisis efisiensi pemasaran nenas bogor dikabupaten bogor. Dalam sistem pemasaran nenas bogor terdapat delapan pola saluran pemasaran nenas bogor yang terbentuk melibatkan beberapa lembaga pemasaran dalam penyampaian nenas dari petani hingga kepada konsumen akhir. Saluran dua merupakan saluran yang relative lebih efisien dan memberikan harga yang tinggi ditingkat petani.

Perbedaan terdapat pada komoditi yang berbeda dan mempunyai persamaan saluran

(7)

pemasaran yang memiliki nilai margin relative lebih rendah dan farmer’s share lebih tinggi.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pemasaran dan Konsep Pemasaran

Pemasaran adalah aliran produk secara fisik dan ekonomi dari petani melalui pedagang perantara ke lembaga pemasaran. Pemasaran melibatkan banyak kegiatan berbeda yang menambah nilai produk pada saat produk bergerak melalui sistem menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain. Kegiatan dalam usaha pemasaran tidak hanya memindahkan barang atau jasa saja, masih banyak kegiatan lainnya yang dijalankan dalam kegiatan pemasaran, penjualan hanyalah salah satu dari berbagai fungsi pemasaran.

Konsep pemasaran didasarkan pada pandangan dari luar ke dalam. Konsep ini diawali dengan mendefinisikan pasar yang jelas berfokus pada kebutuhan pelanggan untuk memadukan semua sistem kegiatan yang dapat mempengaruhi pelanggan melalui pemuasan pelanggan. Konsep pemasaran sendiri merupakan sebuah falsafah yang harus ada dalam sebuah pemasaran yang dijalankan. Konsep ini hadir dengan tiga pilar yang masing – masing memiliki tujuan, jika semua konsep bisa mewujudkan tujuannya maka bisa dipastikan sebuah pemasaran bisa tetap berjalan serta tetap mendapatkan pemasukan atau laba.

Konsep pemasaran bersandar pada tiga pilar:

1. Jika suatu pemasaran ingin berhasil maka harus dapat mendefinisikan pasar.

2. Kebutuhan pelanggan dikarenakan beberapa pelanggan itu memiliki kebutuhan sendiri yang tidak mereka sadari atau tidak dapat mengutarakan kebutuhan sendiri.

3. Pemasaran terpadu, jika semua departemen bekerja sama melayani kepentingan konsumen maka hasilnya akan maksimal.

2.2.2 Saluran Pemasaran

Desiana Candra (2017) Pemasaran adalah suatu rangkaian kegiatan yang terjadi dalam proses mengalirkan barang dan jasa dari sentra produksi ke sentra konsumsi

(8)

guna memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan bagi konsumen serta memberikan keuntungan bagi produsen. Pemasaran hasil pertanian merupakan kegiatan bisnis dimana menjual produk berupa komodista pertanian sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, dengan harapan konsumen akan puas dengan mengkonsumsi komoditas tersebut. Pemasaran hasil pertanian dapat mencakup perpindahan barang atau produk pertanian dari produsen kepada konsumen akhir, baik input maupun produk pertanian produk itu sendiri.

Kotler (2007) saluran pemasaran merupakan suatu kegiatan pemasaran yang berkaitan dalam proses mempermudah penyaluran produk dari produsen ke konsumen untuk digunakan ataupun dikonsumsi. Dalam memasarkan suatu produk kepada konsumen suatu perusahaan harus memilih saluran mana yang efektif dan efisien, selanjutnya dapat digunakan dalam proses pemasaran pada saat pendistribusian sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai.

Prasetyo (2008) berpendapat pada prinsipnya saluran pemasaran adalah aliran barang dari produsen ke konsumen melalui lembaga – lembaga pemasaran yang bergantung pada sistem pasar yang berlaku dan karakteristik produk yang dipasarkan.

Heningnurani (2019) menyatakan pemasaran pada prinsipnya yaitu perpindahan hak milik dari produsen ke konsumen atau dapat juga disebut aliran barang.

2.2.3 Margin Pemasaran

Margin pemasaran merupakan perbedaan harga yang diterima oleh petani dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen. Margin Pemasaran berguna sebagai indikator efisiensi pemasaran. Besarnya margin pemasaran pada bagian saluran pemasaran dapat berbeda karena tergantung pada panjang pendeknya saluran pemasaran dan aktivitas – aktivitas yang telah dilaksanakan Jumiati (2013).

Menurut Sofanudin dan Budiman (2018) margin pemasaran yaitu perbedaan jarak antar kurva permintaan (demand) dan penawaran (supply) tingkat lembaga pemasaran dengan tingkat produsen yang terlibat, atau tingkat pengecer (retail) di pasar persaingan sempurna yang terdiri dari biaya dan keuntungan. Semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat, semakin besar pula harga yang harus dikeluarkan konsumen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.

(9)

Gambar 1. Margin Pemasaran Sumber : Winandi, (2017) Keterangan :

Pr = Harga di tingkat pengecer Pf = Harga di tingkat petani

Dr = Permintaan di tingkat konsumen akhir (primary demand) Df = Permintaan di tingkat petani (derived demand)

Sf = Penawaran di tingkat petani (primary supply)

Sr = Penawaran di tingkat konsumen akhir (derived supply) Qr,f = Jumlah produk di tingkat petani dan konsumen akhir

(10)

Daerah yang diarsir menunjukkan seberapa besar jumlah produk yang di tingkat petani dan konsumen akhir. Dalam studi pemasaran, semua komponen marjin pemasaran ditampilkan sebagai biaya pemasaran dan keuntungan bersih. Keuntungan bersih dihasilkan dari perbedaan antara margin dan biaya pemasaran. Adanya perbedaan kegiatan di setiap lembaga pemasaran mengakibatkan perbedaan harga jual antar lembaga. Jadi, semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat maka akan semakin besar perbedaan harga di tingkat produsen denga harga di tingkat konsumen.

Septiyani (2014) Besarnya margin pemasaran dihitung dari harga jual di setiap lembaga pemasaran di kurangi dengan harga beli setiap lembaga pemasaran.

Nilai margin pemasaran dipengaruhi oleh biaya pemasaran yang dikeluarkan dan keuntungan yang diambil oleh masing – masing lembaga pemasaran. Nilai pemasaran di dapatkan dari margin di kurangi biaya dan yang dikeluarkan.

2.2.5 Farmer’s Share

Menurut Rahmawati, (2013) farmer’s share adalah persentase harga yang diterima oleh petani dari harga yang dibayarkan oleh konsumen sebagai imbalan dari kegiatan usahatani yang dilakukannya dalam 23 menghasilkan produk. Besarnya farmer’s share dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: a) tingkat proses, b) biaya transportasi, c) keawetan produk, dan d) jumlah produk. Farmer’s Share sering digunakan sebagai indikator dalam mengukur kinerja suatu sistem pemasaran, akan tetapi tingginya farmer’s share tidak mutlak menunjukkan bahwa pemasaran berjalan efisien.

Farmer’s share merupakan porsi nilai yang dibayar konsumen akhir yang diterima oleh petani dalam bentuk presentase (%).Selain itu, besar kecilnya bagian yang diterima petani (farmer share’s) akan mewujudkan apakah suatu sistem pemasaran berjalan efisien. Ukuran atau kecenderungan dari farmer’s share tidak dapat selalu diandalkan sebagai ukuran dari efisiensi pemasaran karena kompleks penanganan produk yang harus dilakukan untuk meningkatkan kepuasan konsumen.

Artinya harus memperhitungkan bentuk, fungsi dan atribut-atribut produk hingga sampai ke konsumen akhir (Winandi, 2017).

(11)

2.2.4 Lembaga Pemasaran

Menurut Amzul (2013) lembaga pemasaran yang terlibat di dalam proses pemasaran nenas yaitu: pedagang pengumpul desa, pedagang besar dan pedagang pengecer. Surahman & Kusnadi (2014) berpendapat bahwa lembaga pemasaran adalah berbagai organisasi bisnis atau kelompok bisnis yang melaksanakan atau mengembangkan aktivitas bisnis (fungsi-fungsi pemasaran)

Menurut Rahmawati (2013) lembaga pemasaran yang terlibat menjalankan fungsi-fungsi pemasaran untuk mempertimbangkan bagaimana pekerjaan harus dilakukan, menganalisis biaya-biaya pemasaran, memahami perbedaan biaya antar lembaga dan berbagai variasi komoditi serta fungsi yang dilakukan oleh lembaga pemasaran. Fungsi-fungsi dalam pemasaran dapat dikategorikan menjadi 3 fungsi yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Fungsi fasilitas yaitu sortasi dan grading pada hasil panennya. Sortasi dan grading terkadang dilakukan oleh petani khususnya yang telah mengikuti Standard Operational Procedure (SOP).

2.2.6 Efisiensi Pemasaran

Efisiensi pasar yaitu persentase perbandingan biaya pemasaran dengan nilai produk yang dipasarkan. Setiap lembaga pemasaran menginginkan adanya efisiensi dari pemasaran yang dilakukan. Kegiatan pemasaran tidak efisien jika biaya pemasaran besar dan nilai produk yang dipasarkan kecil.

Sudiyono (2002) menyatakan, semakin kecil nilai margin pemasaran akan mengindikasikan tingkat efisiensi saluran pemasaran semakin tinggi dan sebaliknya, semakin besar nilai margin pemasaran akan mengindikasikan tingkat efisiensi saluran semakin rendah.

Saluran pemasaran berada pada kriteria efisien berdasarkan pada kriteria Hammond & Dahl (2018) dimana jika farmer’s share ≥ 60% maka farmer’s share masing – masing lembaga pemasaran sudah efisien. Dewi Wulan Sari (1995) yang menyatakan bahwa analisis Pemasaran kentang dapat dikatakan efisien apabila nilai margin pemasaran lebih rendah dan nilai share (farmer’s share) tinggi.

(12)

2.3 Kerangka Pemikiran

Pemasaran suatu produk dalam peran lembaga pemasaran yang membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Untuk mengetahui saluran pemasaran kentang dari Desa Sukapura Kecamatan Sukapura Kabupaten Probolinggo dengan cara mengikuti aliran kentang dari produsen ke konsumen yang melibatkan lembaga – lembaga pemasaran seperti tengkulak – pedagang pengumpul desa – pedagang pengumpul luar kota – pedagang besar dan pedagang pengecer.

Saluran pemasaran yang baik tidak terlepas dari peran lembaga pemasaran yang terlibat pada perannya. Setiap lembaga pemasaran mendapatkan keuntungan masing – masing dari harga yang telah disepakati hingga konsumen memiliki bagian pada setiap lembaga.

Harga yang diterima petani dan harga yang dibayarkan konsumen akhir berbeda, selisih harga tersebut di sebut margin pemasaran. Margin pemasaran terdiri dari biaya pemasaran dan keutungan pemasaran, keuntungan pemasaran upah dari jerih payah lembaga pemasaran, biaya pemasaran berasal dari jumlah biaya-biaya proses biaya tranportasi, sortasi, packing dan lain-lain, Adapun beberapa petani yang tidak mempuyai alat dan biaya tranportasi sehingga petani langsung menjual kepada pedagang pengecer atau tengkulak dimana ada selisih harga yang berbeda. Oleh karna itu saluran pemasaran dijelaskan pada gambar 1 kerangka pemikiran. Secara umum, penulisan kerangka pemikiran di bawah ini terdiri dari tiga tahapan kegiatan, yaitu :

1. Tahap pertama, pemetaan masalah dan kerangka berpikir, ditunjukan kepada penggalian informasi melalui observasi lapang dan internet tentang keterlekatan petani kentang dan pemasaran kentang. Tahapan kegiatan ini akan diperoleh informasi yang dapat digunakan untuk membentuk sebuah pola umum tentang permasalah yang akan di kaji.

2. Tahap kedua, klarifikasi permasalahan yang ditemui dari tahap pertama selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk menyusun “model penyelesaian masalah” saluran pemasaran yang digunakan dan variabel yang digunakan untuk efisiensi saluran pemasaran yang digunakan.

(13)

3. Tahap ketiga, merupakan proses penulisan karya tulis dan penyusunan keseluruhan hasil kajian dan kesimpulan yang sudah di lakukan dalam penelitian lapang.

Berikut adalah kerangka pemikiran saluran pemasaran kentang di Desa Sukapura, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo :

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Petani Kentang

Margin Pemasaran

Share

Konsumen

Saluran Pemasaran ke n Saluran Pemasran ke 2 Saluran Pemasaran ke 1 Pemasaran

Kentang Produksi Kentang

Distribusi Margin

Gambar

Gambar 1. Margin Pemasaran  Sumber : Winandi, (2017)  Keterangan :
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Petani Kentang Margin Pemasaran Share Konsumen  Saluran Pemasaran ke n Saluran Pemasran ke 2  Saluran Pemasaran ke 1 Pemasaran Kentang Produksi Kentang Distribusi Margin

Referensi

Dokumen terkait

Keluarga mengalami pertumbuhan spiritual yang terwujud dalam bentuk pemerolehan makna dan cara pandang baru, perubahan prioritas hidup berupa meningkatnya kemauan untuk

profesi public relations yang dimuat dalam iklan lowongan pekerjaan di kolom Karier dalam Surat Kabar Kompas. Suatu pengalaman tersendiri dan sangat berharga bagi

Berdasarkan studi pendahuluan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah II Gamping pada tanggal 10 Juni 2016, yang dilakukan dengan wawancara kepada kepala bagian rekam

Jalan Raya Karangploso km 4, Kotak Pos 199 Malang 65152, Indonesia Telp. Hama pada tanaman tebu menyebabkan penurunan produksi gula sekitar 10%. Hama penting pada

Temuan hasil penelitian ini tidak mendukung dari pada penelitian terdahulu oleh Hasan Ma’ruf tahun 2015 yang menyatakan bahwa ”Kualitas Produk, Harga, Citra Merek dan Iklan mempunyai

Penelitian ini tergolong deskriptif kualitatif. Sumber data adalah mahasiswa yang mengontrak mata kuliah Menulis Naskah Drama dan Skenario Film. Data penelitian ini

Volume perdagangan saham juga dapat dipengaruhi secara mikro oleh kinerja/prestasi perusahaan, yang dalam penelitian adalah informasi dari laporan arus kas..

Tujuan dan manfaat perencanaan ini adalah untuk mengetahui dan memberikan informasi waktu pelaksanaan yang paling mungkin dalam peleksanaan proyek pada