• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI. Helfrida Sihite ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI. Helfrida Sihite ABSTRACT"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

30

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

Helfrida Sihite

ABSTRACT

Understanding exclusive breastfeeding or more precisely termed exclusive breastfeeding alone, without the addition of other liquids such as milk formula, orange, honey, tea, water, and no solid foods such as bananas, papaya, milk porridge, biscuits, rice porridge, and the team. The purpose of this study was to determine "How Relationships Knowledge and Attitudes Exclusive Breastfeeding Mothers With Babies In the Clinic Midwives E. Ambarita Doloksanggul, Humbang Hasundutan 2014".

This research is a kind of shaped Analytical Survey conducted at the clinic in the district midwife E. Ambarita Doloksanggul Humbang Hasundutan data capture by using questionnaire was conducted from April to June with a population of 33 people and the sample is the population itself.

Based on the research variables knowledge that the knowledge of the majority of the benefits of exclusive breastfeeding well as 18 people (54.50%), based on the attitude of a good majority of 27 votes (81.80%), and that gives it exclusive breastfeeding as many as 23 people (69.70%) , There is a relationship with the mother's knowledge and attitude of exclusive breastfeeding in infants where Chi-Square Test x² count> x² table.

To nursing mothers who come to visit the clinic midwife E. Ambarita to further enhance knowledge and attention and learned about the benefits of exclusive breastfeeding in infants and also have a good attitude and be able to

apply that exclusive breastfeeding can be better.

Keywords : Knowledge, Attitude, exclusive breastfeeding Bibliography : 15 titles (2007-2012)

PENDAHULUAN

Health Assembly (WHA) tahun 2001 menegaskan bahwa tumbuh kembang anak secara optimal merupakan salah satu hak azasi anak. Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan dilanjutkan dengan pemberian air susu ibu (ASI) (Sarwono, 2012).

Pemberian ASI eksklusif adalah memberikan ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu,

biskuit, bubur nasi dan nasi tim, kecuali vitamin, obat dan mineral sejak bayi dilahirkan sampai sekitar usia 6 bulan (Depkes RI, 2008).

Millenium Development Goals (MDGs), Indonesia menargetkan pada tahun 2015 angka kematian bayi dan angka kematian balita menurun sebesar

dua pertiga dalam kurun waktu 1990- 2015. Berdasarkan hal tersebut diatas Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan angka kematian bayi dari 68 menjadi 23/1.000 KH dan angka kematian balita dari 97

(2)

39 menjadi 32/1.000 KH pada tahun 2015. Menghadapi tantangan dan target MDGs tersebut maka perlu adanya program kesehatan anak yang mampu menurunkan angka kesakitan dan kematian pada bayi dan anak.

Masalah kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan masalah nasional yang perlu mendapat prioritas utama karena sangat menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) pada generasi mendatang. tingginya angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita (AKABA), serta lambatnya penurunan ketiga angka tersebut, menunjukkan bahwa pelayanan KIA sangat mendesak untuk ditingkatkan baik dari segi jangkauan maupun kualitas pelayanan. Meskipun ASI Ekslusif sudah diketahui manfaat dan dampaknyaserta menjadi amanat konstitusi, namun kecendrungan pada ibu untuk menyusui bayi secara Eksklusif masih rendah. Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan ASI esklusif secara nasional sebesar 15,3% dan Sulawesi Selatan sebesar 30,1% (Kepmenkes RI, 2010).

Profil kesehatan Sumatera Utara menyatakan tahun 2012, bayi yang diberi ASI pada tahun 2012 sebesar 20,33% atau merupakan pencapaian terendah. (profil kesehatan Sumatera Utara). WHO merekomendasikan agar bayi baru lahir mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan karena ASI merupakan makanan yang paling sempurna dan terbaik bagi bayi.

Sedangkan menurut Unicef, 2008 memperkirakan bahwa pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dapat mencegah kematian 1,3 juta anak berusia dibawah 5 tahun (UNICEF, 2010). ASI dalam jumlah

cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal.

Pencapaian ASI eksklusif masih kurang, hal ini berdasarkan data hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur 0-1 bulan hanya 48%.

Persentase ini kemudian menurun cukup tajam menjadi 34,4 % pada bayi berumur 2-3 bulan dan 17,8 % pada bayi berumur 4-5 bulan.

Menurut Riset Kesehatan Dasar (riskesdas) tahun 2010 cakupan pemberian ASI eksklusif bayi usia 0 – 5 bulan hanya mencapai 27,2%

(SDKI, 2010).

Dari Kabupaten Humbang Hasundutan untuk tahun 2012 jumlah bayi sebanyak 1.614 bayi hanya 415 bayi (25,71%) yang mendapatkan ASI secara eksklusif.

Di Kecamatan Doloksanggul jumlah bayi sebanyak 407 bayi dan hanya 147 (36,11%) yang mendapatkan ASI secara eksklusif (Profil Humbang Hasundutan, 2012).

Observasi awal terdapat ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan sebanyak 33 orang ibu dan ada beberapa diantara mereka tidak memberikan ASI secara eksklusif.

Perumusan Masalah

Bagaimanakah Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Manfaat pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Di Klinik Bidan E.

Ambarita Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015”.

Tujuan Umum

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

(3)

39

“Bagaimanakah Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Manfaat Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Di Klinik Bidan E.

Ambarita Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015”.

Manfaat Penelitian

Bagi Ibu, Ibu dapat memperoleh tambahan pengetahuan kesehatan dan untuk meningkatkan status kesehatan bayi dengan pemberian ASI Eksklusif. Bagi Peneliti, Sebagi penerapan peneliti dan menambah pengalaman penulisan KTI, serta sebagai masukan pengetahuan tentang “Bagaimanakah Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap manfaat pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi di Klinik Bidan E.

Ambarita Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015”. Dan sebagai bekal saat pelaksanaan profesi, dan sebagai syarat untuk menyelesaikan studi di Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Doloksanggul.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian yang berbentuk Survey Analitik dengan menggunakan desain cross sectional dimana variabel bebas dan terikat diteliti secara bersamaan dan sekaligus.

Yang dilakukan dengan tujuan utama untuk mengetahui sejauh mana

“Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Dengan pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Di Klinik Bidan E. Ambarita Kecamatan Doloksangg ul, Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2014”.

Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini di lakukan di klinik bidan E. Ambarita

Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2014.

Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari objek yang di teliti (Arikunto, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan diklinik bidan E.

Ambarita mulai dari bulan maret sampai dengan bulan juni sebanyak 33 orang ibu menyusui.

Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pada penelitian ini menggunakan metode total sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah populasi akan diambil menjadi sampel penelitian.

Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan survey lapangan mengunjungi responden untuk pengumpulan data dari responden di lakukan observasi dan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner.

(4)

39

HASIL PENELITIAN Analisa univariat

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan, Sikap Ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Di Klinik Bidan E. Ambarita Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.

No Variabel Jumlah Persentase (%)

1 Pengetahuan Baik

Cukup Kurang

18 13 2

54,50 39,40 6,10

Total 33 100,00

2 Sikap

Baik Kurang

27 6

81,80 18,20

Total 33 100,00

3 Manfaat Pemberian ASI Eksklusif pada bayi

Diberikan Tidak diberikan

23 10

69,70 30,30

Total 33 100,00

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa pengetahuan responden mayoritas baik sebanyak 18 orang responden (54,50%) dan minoritas kurang sebanyak 2 responden (6,10%). Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa sikap responden mayoritas baik sebanyak 27 responden (81,80%) dan

minoritas kurang sebanyak 6 responden (18,20%). Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa manfaat pemberian ASI eksklusif pada bayi, yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 23 responden (69,70%) dan yang tidak memberikan ASI secara eksklusif sebanyak 10 responden (30,30%).

Analisa Bivariat

Tabel 2. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Di Klinik Bidan E. Ambarita Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.

No Pengetahuan Manfaat Pemberian ASI Eksklusif df 𝑥2 Diberikan Tidak Diberikan Tota

l

n % n % N %

1 Baik 5 83,3 3 16,7 18 100 2

6,594

2 Cukup 8 61,5 5 38,5 13 100

3 Kurang - - 2 100,00 2 100

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa 18 responden yang berpengetahuan baik mayoritas

memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 15 responden (83,3%) dan minoritas tidak memberikan ASI

(5)

39 Eksklusif pada bayi sebanyak 3 responden (16,7%) dan 13 orang berpengetahuan cukup mayoritas memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 8 orang (61,5%)dan minoritas tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 5 responden (38,5%) dan 2 responden berpengetahuan kurang mayoritas tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 2 responden (100%).

Dengan menggunakan uji chi-square dalam tingkat kepercayaan 95 % (α=0,05) dan df=2 diperoleh 𝑥2 hitung 6,594 > 𝑥2 tabel (5,991) maka Ho ditolak, Ha diterima sehingga ada hubungan antara pengetahuan dengan manfaat pemberian ASI Eksklusif pada bayi diklinik bidan E.

Ambarita Kecamatan Doloksanggul Tahun 2015.

Tabel 3. Hubungan Sikap Ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Di Klinik Bidan E. Ambarita Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.

No Sikap Manfaat Pemberian ASI Eksklusif Df 𝑥2 Diberikan Tidak

Diberikan

Total

N % N % N %

1 Baik 21 77,8 6 22,2 27 100 1 4,591

2 Kurang 2 33,3 4 66,7 6 100 Berdasarkan tabel 3 diketahui

bahwa 27 responden yang bersikap baik mayoritas memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 21 responden (77,8%) dan minoritas tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 6 responden (22,2%) dan 6 orang bersikap kurang mayoritas tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 4 orang (66,7 %)dan minoritas memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 2 responden (33,3%).

Dengan menggunakan uji chi- square dalam tingkat kepercayaan 95

% (α=0,05) dan df=1 diperoleh 𝑥2 hitung 4,591 > 𝑥2 tabel (3,841) maka Ho ditolak, Ha diterima sehingga ada hubungan antara Sikap dengan manfaat pemberian ASI Eksklusif pada bayi.

PEMBAHASAN

Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi

Berdasarkan uji chi-square, dalam tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) dan df=2 diperoleh 𝑥2 hitung 6,594 >

𝑥2 tabel (5,991) maka Ho ditolak, ada hubungan pengetahuan terhadap manfaat pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Di Klinik Bidan E.

Ambarita Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2014.

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan berhubungan dan berkaitan erat dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Akan tetapi ada juga ibu dengan pengetahuan kurang dalam pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Hasil pengolahan data variabel berdasarkan analisa bivariat diketahui bahwa 18 responden yang berpengetahuan baik mayoritas memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 15 responden (83,3%) dan minoritas tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 3 responden (16,7%) dan 13 orang berpengetahuan cukup mayoritas

(6)

39 memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 8 orang (61,5%) dan minoritas tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 5 responden (38,5%) dan 2 responden berpengetahuan kurang mayoritas tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 2 responden (100%).

Hubungan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi

Berdasarkan uji chi-square, dalam tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) dan df=1 diperoleh 𝑥2 hitung 4,591

> 𝑥2 tabel (3,841) maka Ho ditolak, ada hubungan sikap ibu terhadap manfaat manfaat pemberian ASI Eksklusif pada bayi Di Klinik Bidan E. Ambarita Kecamatan

Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2014.

Hasil penelitian menunjukkan sikap berhubungan dan berkaitan erat dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Akan tetapi ada juga ibu dengan sikap yang kurang terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi.

Hasil pengolahan data variabel berdasarkan analisa bivariat diketahui bahwa 27 responden yang bersikap baik mayoritas memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 21 responden (77,8%) dan minoritas tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 6 responden (22,2%) dan 6 orang bersikap kurang mayoritas tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 4 orang (66,7 %) dan minoritas memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 2 responden (33,3%).

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan, Sikap Ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Di Klinik Bidan E. Ambarita Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.

No Variabel Jumlah Persentase (%)

1 Pengetahuan Baik

Cukup Kurang

18 13 2

54,50 39,40 6,10

Total 33 100,00

2 Sikap Baik Kurang

27 6

81,80 18,20

Total 33 100,00

3 Manfaat Pemberian ASI Eksklusif pada bayi

Diberikan Tidak diberikan

23 10

69,70 30,30

Total 33 100,00

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa pengetahuan

responden mayoritas baik sebanyak 18 orang responden (54,50%) dan minoritas kurang sebanyak 2 responden (6,10%). Berdasarkan

tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sikap responden mayoritas baik sebanyak 27 responden (81,80%) dan minoritas kurang sebanyak 6 responden (18,20%). Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa

(7)

39 manfaat pemberian ASI eksklusif pada bayi, yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 23 responden

(69,70%) dan yang tidak memberikan ASI secara eksklusif sebanyak 10 responden (30,30%).

Tabel 5. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Di Klinik Bidan E. Ambarita Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.

No Pengetahuan Manfaat Pemberian ASI Eksklusif df 𝑥2 Diberikan Tidak

Diberikan

Total

N % n % N %

1 Baik 15 83,3 3 16,7 18 100

2 6,594 2 Cukup 8 61,5 5 38,5 13 100

3 Kurang - - 2 100,00 2 100

Berdasarkan table 5 diketahui bahwa 18 responden yang berpengetahuan baik mayoritas memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 15 responden (83,3%) dan minoritas tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 3 responden (16,7%) dan 13 orang berpengetahuan cukup mayoritas memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 8 orang (61,5%)dan minoritas tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 5

responden (38,5%) dan 2 responden berpengetahuan kurang mayoritas tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 2 responden (100%).

Dengan menggunakan uji chi-square dalam tingkat kepercayaan 95 % (α=0,05) dan df=2 diperoleh 𝑥2 hitung 6,594 > 𝑥2 tabel (5,991) maka Ho ditolak, Ha diterima sehingga ada hubungan antara pengetahuan dengan manfaat pemberian ASI Eksklusif pada bayi.

Tabel 6 Hubungan Sikap Ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Di Klinik Bidan E. Ambarita Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.

no Sikap Manfaat Pemberian ASI Eksklusif Df 𝑥2 Diberikan Tidak

Diberikan

Total

N % N % N %

1 Baik 21 77,8 6 22,2 7 100 1 4,591

2 Kurang 2 33,3 4 66,7 6 100

(8)

39 Berdasarkan table 6 diketahui bahwa 27 responden yang bersikap baik mayoritas memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 21 responden (77,8%) dan minoritas tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 6 responden (22,2%) dan 6 orang bersikap kurang mayoritas tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 4 orang (66,7 %)dan minoritas memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 2 responden (33,3%).

Dengan menggunakan uji chi-square dalam tingkat kepercayaan 95 % (α=0,05) dan df=1 diperoleh 𝑥2 hitung 4,591 > 𝑥2 tabel (3,841) maka Ho ditolak, Ha diterima sehingga ada hubungan antara Sikap dengan manfaat pemberian ASI Eksklusif pada bayi.

PEMBAHASAN

Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi

Berdasarkan uji chi-square, dalam tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) dan df=2 diperoleh 𝑥2 hitung 6,594 >

𝑥2 tabel (5,991) maka Ho ditolak, ada hubungan pengetahuan terhadap manfaat pemberian ASI Eksklusif pada Bayi. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan berhubungan dan berkaitan erat dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Akan tetapi ada juga ibu dengan pengetahuan kurang dalam pemberian ASI Eksklusif pada bayi.

Hasil pengolahan data variabel berdasarkan analisa bivariat diketahui bahwa 18 responden yang berpengetahuan baik mayoritas memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 15 responden (83,3%) dan

minoritas tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 3 responden (16,7%) dan 13 orang berpengetahuan cukup mayoritas memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 8 orang (61,5%) dan minoritas tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 5 responden (38,5%) dan 2 responden berpengetahuan kurang mayoritas tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 2 responden (100%).

Hubungan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi

Berdasarkan uji chi-square, dalam tingkat kepercayaan 95%

(α=0,05) dan df=1 diperoleh 𝑥2 hitung 4,591 > 𝑥2 tabel (3,841) maka Ho ditolak, ada hubungan sikap ibu terhadap manfaat manfaat pemberian ASI Eksklusif pada bayi Di Klinik Bidan E. Ambarita Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.

Menurut asumsi peneliti hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap ibu sangat berpengaruh terhadap manfaat pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik sikap ibu merespon bahwa pemberian ASI Eksklusif baik diberikan pada bayi maka hal ini dapat meningkatkan pemberian ASI Eksklusif.

(9)

39

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan, Sikap Ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Di Klinik Bidan E. Ambarita Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.

No Variabel Jumlah Persentase (%)

1 Pengetahuan Baik

Cukup Kurang

18 13 2

54,50 39,40 6,10

Total 33 100,00

2 Sikap Baik Kurang

27 6

81,80 18,20

Total 33 100,00

3 Manfaat Pemberian ASI Eksklusif pada bayi

Diberikan Tidak diberikan

23 10

69,70 30,30

Total 33 100,00

Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa pengetahuan responden mayoritas baik sebanyak 18 orang responden (54,50%) dan minoritas kurang sebanyak 2 responden (6,10%).

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa sikap responden mayoritas baik sebanyak 27 responden (81,80%) dan minoritas kurang

sebanyak 6 responden (18,20%).

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa manfaat pemberian ASI eksklusif pada bayi, yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 23 responden (69,70%) dan yang tidak memberikan ASI secara eksklusif sebanyak 10 responden (30,30%).

Tabel 8. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Di Klinik Bidan E. Ambarita Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.

N o

Pengetahuan Manfaat Pemberian ASI Eksklusif Df 𝑥2 Diberikan Tidak

Diberikan

Total

N % n % N %

1 Baik 15 83,3 3 16,7 18 100

2 6,594 2 Cukup 8 61,5 5 38,5 13 100

3 Kurang - - 2 100,00 2 100 Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa

18 responden yang berpengetahuan baik mayoritas memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 15 responden (83,3%) dan minoritas

tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 3 responden (16,7%) dan 13 orang berpengetahuan cukup mayoritas memberikan ASI Eksklusif pada bayi

(10)

39 sebanyak 8 orang (61,5%)dan minoritas tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 5 responden (38,5%) dan 2 responden berpengetahuan kurang mayoritas tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 2 responden (100%).

Dengan menggunakan uji chi-square dalam tingkat kepercayaan 95 %

(α=0,05) dan df=2 diperoleh 𝑥2 hitung 6,594 > 𝑥2 tabel (5,991) maka Ho ditolak, Ha diterima sehingga ada hubungan antara pengetahuan dengan manfaat pemberian ASI Eksklusif pada bayi diklinik bidan E.

Ambarita Kecamatan Doloksanggul Tahun 2015.

Tabel 9 Hubungan Sikap Ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Di Klinik Bidan E. Ambarita Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015

No Sikap Manfaat Pemberian ASI Eksklusif Df 𝑥2

Diberikan Tidak Diberikan Total

N % N % N %

1 Baik 21 77,8 6 22,2 27 100 1 4,591

2 Kurang 2 33,3 4 66,7 6 100

Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa 27 responden yang bersikap baik mayoritas memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 21 responden (77,8%) dan minoritas tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 6 responden (22,2%) dan 6 orang bersikap kurang mayoritas tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 4 orang (66,7 %)dan minoritas memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 2 responden (33,3%).

Dengan menggunakan uji chi-square dalam tingkat kepercayaan 95 % (α=0,05) dan df=1 diperoleh 𝑥2 hitung 4,591 > 𝑥2 tabel (3,841) maka Ho ditolak, Ha diterima sehingga ada hubungan antara Sikap dengan manfaat pemberian ASI Eksklusif pada bayi diklinik bidan

E.Ambarita Kecamatan

Doloksanggul Tahun 2015.

Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi

Berdasarkan uji chi-square, dalam tingkat kepercayaan 95% (α=0,05)

dan df=2 diperoleh 𝑥2 hitung 6,594 >

𝑥2 tabel (5,991) maka Ho ditolak, ada hubungan pengetahuan terhadap manfaat pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Di Klinik Bidan E.

Ambarita Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan berhubungan dan berkaitan erat dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi. Akan tetapi ada juga ibu dengan pengetahuan kurang dalam pemberian ASI Eksklusif pada bayi.

Hasil pengolahan data variabel berdasarkan analisa bivariat diketahui bahwa 18 responden yang berpengetahuan baik mayoritas memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 15 responden (83,3%) dan minoritas tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 3 responden (16,7%) dan 13 orang berpengetahuan cukup mayoritas memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 8 orang (61,5%) dan minoritas tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 5

(11)

67 responden (38,5%) dan 2 responden berpengetahuan kurang mayoritas tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 2 responden (100%).

Hubungan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi

Berdasarkan uji chi-square, dalam tingkat kepercayaan 95% (α=0,05) dan df=1 diperoleh 𝑥2 hitung 4,591

> 𝑥2 tabel (3,841) maka Ho ditolak, ada hubungan sikap ibu terhadap manfaat manfaat pemberian ASI Eksklusif pada bayi Di Klinik Bidan E. Ambarita Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2014.

Hasil pengolahan data variabel berdasarkan analisa bivariat diketahui bahwa 27 responden yang bersikap baik mayoritas memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 21 responden (77,8%) dan minoritas tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 6 responden (22,2%) dan 6 orang bersikap kurang mayoritas tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 4 orang (66,7 %) dan minoritas memberikan ASI Eksklusif pada bayi sebanyak 2 responden (33,3%).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Klinik bidan E. Ambarita Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan” dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Ada hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Klinik bidan E.

Ambarita Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan

Tahun 2014. Ada hubungan sikap dengan pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Klinik bidan E.

Ambarita Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015.

Berdasarkan hasil penelitian peneliti an maka disarankan Kepada ibu menyusui yang datang berkunjung ke klinik bidan E.

Ambarita untuk lebih meningkatkan pengetahuannya dan memperhatikan tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif pada Bayi. Kepada ibu menyusui yang datang berkunjung ke klinik bidan E. Ambarita untuk lebih memiliki sikap yang baik serta dapat mengaplikasikannya supaya pemberian ASI Eksklusif dapat lebih meningkat. Kepada petugas kesehatan supaya tetap memberikan penyuluhan tentang ASI Eksklusif mulai dari kunjungan kehamilan serta memantau setiap ibu yang sedang dalam pemberian ASI Eksklusif pada bayinya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, suharsimi. 2010.

Prosedur penelitian. Yokyakarta:

Rineka Cipta.

Dinas Kesehatan Humbang Hasundutan, 2012. Profil Kesehatan Humbang Hasundutan Tahun 2012.

Manuaba, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC.

Muslihatun, N. 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.

Yogyakarta: Fitramaya.

Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Prabantini, D. 2011 “ Makanan Pendamping ASI “. Yogyakarta:

Andi.

(12)

67 Prasetyono, D, S, 2012. Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta:

Diva Press.

Prawirohardjo, S. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Proverawati, A, dkk. 2010.

Kapita Selekta ASI dan Mnyusui.

Yogyakarta: Nuha Medika.

Riksani, R. 2012. Keajaiban ASI. Jakarta: Dunia Sehat.

Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta:

Salemba Medika.

Sarah, L. 2004 “ Makanan Pertamaku”. Jakarta: Erlangga.

Soetjiningsih, 2008. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan.

Jakarta: EGC.

Sulistyawati, A. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.

Yogyakarta: ANDI.

Yuliarti, N. 2010. Keajaiban ASI. Yogyakarta: ANDI.

Yuliandarin, E. 2009. Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif. Diakses dari

http:/www.ekamutiayuliandarin.org.

Gambar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan, Sikap  Ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Di Klinik Bidan E
Tabel 5. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif pada  Bayi Di Klinik Bidan E

Referensi

Dokumen terkait

(3)Ada hubungan pekerjaan ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif dengan kejadian diare pada bayi di Kelurahan Kartasura Sukoharjo, semakin banyak ibu bekerja

ASI eksklusif adalah ASI yang pemberiannya pada bayi selama 6 bulan.. pertama kehidupan tanpa adanya penambahan cairan lain seperti air kopi,

Hasil penelitian tidak sejalan dengan hasil penelitian Maulida, yang menyatakan bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi usia

Globalindo Intimates Klaten sebagian besar responden termasuk dalam kategori ASI tidak eksklusif, lebih banyak dibanding responden dalam kategori ASI eksklusif, Ada hubungan tingkat

Berdasarkan tabel diatas didapatkan ibu menyusui ASI Eksklusif yang bekerja mayoritas 30 responden dan ibu menyusui ASI Eksklusif yang tidak bekerja mayoritas 19

Hasil penelitian sebagian besar pengetahuan responden tentang ASI eksklusif dalam kategori kurang yaitu sebanyak 45,7%, sebagian besar responden tidak dapat memberikan ASI

Analisa bivariat dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah

KONTRAK 2 orang 6,1% BIDAN 1 orang 3,0% 4.3 Hasil Penelitian Uji Bivariat Uji bivariat pada penelitian “hubungan pengetahuan dengan sikap ibu Menyusui dalam pemberian ASI