• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENGEMBANGAN DESAIN. Langkah awal merancang produk adalah memulainya dari pembuatan sketsa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB V PENGEMBANGAN DESAIN. Langkah awal merancang produk adalah memulainya dari pembuatan sketsa"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

56

PENGEMBANGAN DESAIN

A. Sketsa Awal

Langkah awal merancang produk adalah memulainya dari pembuatan sketsa desain. Dalam pembuatan sketsa desain berbagai sumber informasi yang terkait sebagian besar telah didapat sehingga dalam menuangkan ide dalam sketsa dapat mencapai tujuan yang maksimal. Sumber data tersebut seperti, referensi produk jadi dan analisa-analisa tentang fungsi, bentuk serta data tertulis dari buku-buku, majalah dan pendapat para ahli.

Keputusan yang diambil tidak hanya terbentuk hanya dengan satu sketsa saja, dalam pembuatan sketsa desain kursi dengan Konsep troli penulis membuat beberapa sketsa. Dari sketsa awal kemudian dikembangkan dengan berbagai penambahan dan pengurangan yang diperlukan sehingga berkembang menjadi beberapa desain. Dari berbagai sketsa-sketsa desain yang tercipta maka akan dipilih yang menjadi keputusan desain final kemudian diteruskan dalam proses produksi.

Informasi dari berbagai sumber mengenai sketsa yang diajukan terutama dari dosen pembimbing sangat penting dan dituangkan dalam pengembangan desain. Dari masukan tersebut akan terlihat kekurangan dan kelebihan dari produk meja belajar, sehingga pandangan dari penulis akan bisa obyektif dalam merancang desain untuk mencapai tujuan yang maksimal serta mempermudah dalam proses produksi nantinya.

Adapun sketsa-sketsa desain kursi ini yaitu:

(2)

a. Sketsa 1 Dan 2

Gambar 13

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 10 Desember 2016)

Gambar 14

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 10 Desember 2016)

(3)

b. Sketsa 3 Dan 4

Gambar 15

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 10 Desember 2016)

Gambar 16

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 10 Desember 2016)

(4)

c. Sketsa 5 Dan 6

Gambar 17

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 10 Desember 2016)

Gambar 18

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 10 Desember 2016)

(5)

d. Sketsa 7 Dan 8

Gambar 19

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 10 Desember 2016)

Gambar 20

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 10 Desember 2016)

(6)

e. Desain Terpilih

Gambar 21

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 10 Januari 2017)

(7)

f. Gambar Konsep Piston

Gambar 22

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 10 Januari 2017)

B. Keputusan Desain

Desain merupakan suatu hasil karya kreatif yang menggabungkan berbagai ilmu.

Proses desain bukan hanya sekedar perancangan bernilai estetik, akan tetapi untuk melahirkan suatu desain dibutuhkan pertimbangan pemikiran, rasa, gagasan juga pendapat dari pihak lain. Selain itu penting juga melibatkan factor internal (yaitu jiwa, seni, ide dan kreativitas perancang) ataupun faktor eksternal berupa hasil penelitian dari berbagai bidang ilmu, teknologi, lingkungan, budaya, dan sebagainya. Maka dapat dikatakan bahwa untuk menghasilkan suatu desain dibutuhkan suatu proses pemikiran yang terstruktur rapi sehingga mendapatkan hasil yang dapat diukur. (Aldo Fernando,2010:11)

Beberapa sketsa yang telah terbentuk dipilih untuk dilanjutkan dalam proses produksi. Sebelum memutuskan pemilihan salah satu sketsa beberapa hal menjadi bahan

(8)

pertimbangan penulis, mengkaji berulang-ulang pada produk tersebut mampu menggambarkan konsep dan ide desain meja belajar dengan konsep piston, antara lain:

a. Bentuk, menjadi dasar dalam perancangan desain meja belajar dengan menggunakan konsep modern.

b. Tempat untuk menaruh majalah, buku-buku, bertujuan untuk menguatkan konsep dan terlebih dalam fungsi meja belajar.

Dengan pertimbangan diatas menjadi factor pendukung terancangnya desain piston sebagai ide perancangan meja belajar. Sehingga pemilihan salah satu desain meja belajar di putuskan. Berikut rancangan keputusan desain meja belajar yang penulis pilih untuk karya tugas akhir ini:

(9)

Desain Terpilih dan Pengembangannya

Gambar 23

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 10 Januari 2017)

(10)

Gambar 24

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 10 Januari 2017)

(11)

Gambar 25

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 21 Januari 2017)

C. Gambar Kerja

Gambar kerja berfungsi sebagai acuan dalam membuat komponen pada pengerjaan produk di bengkel kerja. Pada gambar ini dicantumkan secara lengkap seluruh keterangan obyektif berupa notasi atau lambang-lambang yang sesuai dengan aturan dan standar gambar teknik. Fungsi gambar teknik dalam perancangan produk antara lain :

a. Membantu pelaksana dala produksi.

b. Sebagai bahasa gambar yang mudah dimengerti.

(12)

c. Menghindari salah pengertian antar desainer dan pelaksana.

d. Meningkatkan ketepatan atau akurasi dalam ukuran dan proporsi.

Gambar proyeksi menyajikan gambar suatu objek dengan skala yang tepat, ukuran yang terdapat pada bidang proyeksi adalah ukuran yang terlihat dalam kenyataannya.

Untuk itu penulis menggunakan Proyeksi Ortogonal dan Proyeksi Perspektif.

Proyeksi Ortogonal digunakan untuk menyajikan gambar berupa tampak depan, tampak samping, tampak atas, sedangkan Proyeksi Perspektif digunakan untuk menyajikan gambar supaya dapat terlihat seperti pandangan kenyataannya.

(13)

Gambar 26 Gambar Kerja Meja

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 16 Januari 2017)

(14)

Gambar 27 Kerja Kursi

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 16 Januari 2017)

(15)

Gambar 28 Exploidid

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 16 Januari 2017)

(16)

Proses Pengerjaan Produk

Pengerjaan produk adalah langkah utama dalam mewujudkan suatu produk rancangan. Dalam proses pengerjaan perlu adanya perencanaan sehingga dalam pengerjaan dilapangan dapat meminimalisir kendala yang terjadi dalam proses produksi, dengan tujuan untuk mencapai hasil yang maksimal.

Adapun langkah-langkah atau perencanaan (proses produksi) dalam pengerjaan karya sebagai berikut:

PROSES PENGERJAAN PRODUK

Gambar 29 Skema Pengerjaan Produk

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 28 Januari 2017) Desain Terpilih Gambar Kerja

Persiapan Peralatan Peralatan

Manual

Peralatan Marsinal

Tahap Pengerjaan

Pembahanan

Pembuatan Pola

Pengerjaan Komponen

Pengerjaan konstruksi

Perakitan Sementara

Perakitan Permanen

Proses Finishing Prototipe Kontrol kualitas

(17)

D. Persiapan Alat

Tahap paling awal dalam pengerjaan produk yaitu persiapan alat, Alat yang dikunakan yaitu manual dan marsinal. Inilah gambar peralatan yang akan digunakan untuk proses pengerjaan produk.

Gambar 30 Mesin Bur

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 10 Februari 2017)

(18)

Gambar 31 Mesin Pasah

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 10 Februari 2017)

Gambar 32 Mesin Propil

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 10 Februari 2017)

(19)

Gambar 33 Mesin Gurinda

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 10 Februari 2017)

Gambar 34 Mesin Shot Staples

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 10 Februari 2017)

(20)

Gambar 35 Gergaji Manual

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 17 Februari 2017)

Gambar 36 Siku

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 17 Februari 2017)

(21)

Gambar 37 Pengukur

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 17 Februari 2017)

Gambar 38 Palu Kecil Dan Besar

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 17 Februari 2017)

(22)

E. Pengerjaan Produk

Tahap utama perancangan dalam mewujudkan deskripsi produk adalah pengerjaan produk, dalam tahap ini menentukan hasil akhir dari proses perancangan sebelum melalui proses finishing. Dalam proses pengerjaan produk mejabelajar penulis melakukannya dengan melalui beberapa tahap dan controlling dalam setiap pengerjaan.

Dalam teknik pengerjaan produk mejabelajar menggunakan teknik pertukangan pada umumnya dengan teknik konvensional, yaitu dengan menggunakan teknik pembuatan konstruksi dengan alat pertukangan sederhana. Berpedoman dengan gambar kerja yang telah dibuat sebelumnya, maka proses pertukangan itu dimulai, tahap-tahap tersebut antara lain:

1. Pengolahan dan Pemilihan Bahan Utama

Pada bab sebelumnya telah dibahas bahwa penggunaan bahan utama pada desain produk kursi ini adalah kayu mahoni. Proses awal dalam pengolahan kayu mahoni berasal dari kayu gelondong kemudian dilakukan pembelahan menjadi papan- papan dengan ukuran pada umunya yaitu dengan ketebalan 2 cm, 3 cm, 4 cm, 5 cm, dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan.

Pada proses pembelahan kayu gelondong menjadi papan menggunakan mesin bend saw, pembelahan kayu dibuat dengan ukuran atau yang telah dipesan dengan panjang menentukan panjang kayu gelondong yang ada dipasaran atau sesuai pesanan khusus. Ukuran panjang kayu yang ada yaitu, 90-100 cm, 100-150 cm, 150-200 cm, 200-250 cm, dan panjang maksimal dalam pemotongan kayu perhutani seperti mahoni pada umumnya 100-300 cm hingga mencapai kelebihannya sesuai dengan pesanan pembeli.

(23)

Gambar 39 Kayu batangan

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 17 Februari 2017)

Gambar 40

Pembelahan kayu dengan mesin bandsaw (Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 17 Februari 2017)

(24)

Gambar 41

Proses pengeringan atau pengopenan

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 17 Februari 2017)

2. Pengeringan Kayu

Setelah dari proses pembelahan menjadi papan kemudian dilakukan proses pengeringan. Untuk mendapatkan bahan baku yang baik pilihan kayu dengan kadar air yaitu kurang lebih 15%, dan dipilih arah serat kayu dan warna kayu sama.

(25)

Gambar 42

Proses Pembuatan Komponen

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 17 Februari 2017)

3. Pembuatan Komponen

Setelah menyiapkan bahan (papan kering) langkah selanjutnya adalah pembuatan komponen, yaitu dengan cara mengidentifikasi ukuran komponen dari produk yang akan dibuat. Dari bahan yang telah disediakan kemudian dilakukan pemotongan dan pengemalan.

(26)

Gambar 43 Pengepresan Kayu

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 17 Februari 2017)

4. Proses Pengepresan

Dalam proses pengepresan kayu, lem kayu digunakan untuk merekatkan antara komponen satu dengan yang lain, sambungkan purus pada komponen satu dengan lubang purus pada komponen lain, langkah selanjutnya untuk menguatkan komponen kayu dengan cara discrup atau dipaku kemudian diklam dan menunggu beberapa waktu agar komponen tersebut menyatu dengan lem, kemudian di kuatkan peralatan klam atau pres.

(27)

Gambar 44 Proses pengetaman

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 17 Februari 2017)

(28)

Gambar 45 Perakitan bahan

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 17 Februari 2017)

5. Perakitan

Perakitan yaitu merangkai komponen-komponen menjadi suatu bentuk. Pada perakitan komponen perlengkapan yang perlu disediakan adalah lem, paku, dan skrup.

Dalam proses perakitan, lem digunakan untuk merekatkan antara komponen satu dengan yang lain, ada yang dihubungkan dengan purus pada komponen satu dengan lubang purus pada komponen lain, langkah selanjutnya untuk menguatkan komponen tersebut dengan cara discrup atau dipaku.

(29)

F. Finishing

Fininshing kayu adalah rangkaian terakhir dari seluruh proses produksi produk kayu, yaitu melakukan pelapisan permukaan, pengolesan resin atau zat ke permukaan kayu sehingga mendapatkan manfaat tertentu. Manfaat dari finishing itu sendiri yaitu meningkatkan nilai keindahan subtract kayu, keawetan, keteguhan gesek dan pukulan, guna bahan kayu dan komersial manfaat kayu. (Hartiono,2014:1)

Pada saat ini telah berkembang berbagai jenis finishing kayu yang dipilih konsumen karena selera, penggunaan dan penempatan produk tersebut sesuai kebutuhan si pemakai.

Produk desain karya tugas akhir ini penulis melakukan reka oles dengan finishing NC (NitroCellulose) duco putih dan warna natural kecoklatan dengan jenis tampilan gloss.

Pertimbangan penulis memilih jenis ini, yaitu:

1. NC berbahan baku sellulosa yang berfungsi untuk meningkatkan keawetan (protective) maupun keindahan (decorative) benda kerja.

2. NC lebih unggul dalam penampilan hasil reka olesnya, demikian pula NC ini lebih ekonomis bila diperhitungkan dari sisi manfaat serta biaya yang dikeluarkan dan meningkatkan produktifitas di dalam industri perabot.

3. NC lebih unggul untuk variasi dan kreasinya, baik dalam pemakainan glaze, poles, dan kemungkinan perbaikan ditempatnya. Penggunaan bahan reka oles NC tdak menyulitkan terutama pada pembersihan setelah usai bekerja, serta tidak mengotori lingkungan sekitar ruang semprot, karena NC mongering oleh penguapan thinner.

4. Reka oles nitroselulose natural transparan ini mempunyai lapisan film yang halus, licin, lebih mengkilap dapat pula buram indah atau matte-dof, tahan benturan dan mempunyai kemampuan untuk dipolis baik.

(30)

Sellulosa nitrat atau Nitroselulosa yang lebih dikenal dengan sebutan NC adalah salah satu resin berbahan baku selulose yang berasal dari serat kayu atau pulp pohon koniverus seperti pinus atau dari hasil serat kapas (cottonlinter). Pada kemasan kaleng nama dagangnya yaitu lacquer. Lacquer adalah sebutan bahan reka oles atau vernis berbahan baku selulose yang berfungsi meningkatkan keawetan (protective), maupun keindahan (decorative) benda kerja dan mempunyai kemampuan membentuk lapisan film dengan pengeringnya melalui lapisan thinner. (Agus Sunaryo,1997: 75)

Tahapan aplikasi proses finishing natural NC tidak jauh beda dengan finishing lainnya. Pada tahapan finishing NC adalah sebagai berikut:

(31)

TAHAPAN PENGERJAAN FINISHING NC DUCO PUTIH, HITAM DAN BIRU

Gambar 46 .

Skema Tahap Pengerjaan Finishing Duco Putih, Hitam Dan Biru (Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 17 Februari 2017) Produk

Bahan Mentah

Tahap Awal

- pembersihan permukaan - merapikan

obyek dengan dempul filler teak.(impra) - penghalusan

dengan amplas 120- 180

- Lentrek

Tahap pertengahan

- Pelapisan

permukaan dengan sending coating - pelapisan cat dasar

(epoxy) untuk dasar duco putih

- pengamplasan dengan no.400

Tahap Sub Akhir

- Pelapisan,Top Colour White TT, Hitam Dan Biru - Pelapisan NC - Penghalusan Amplas

no. 1000

Tahap Akhir -Top coat dengan warna transparan

(32)

a. Tahap Awal

Tahap awal dari proses finishing adalah proses pembersiahan permukaan kayu yang dipersiapkan untuk menerima pelapisan-pelapisan berikutnya. Pada proses ini dilakukan servise produk yaitu, menutupi pori-pori dengan wood filler, pembersihan debu, minyak, goresan pencil, cacat rakit, cacat mesin dan cacat kayu. Dari kekurangan ini ditangani secara serius agar tercapai hasil yang maksimal,

Obyek yang akan diamplas terlebih dahulu dilakukan pendempulan dengan dempul filler teak untuk menutupi lubang kecil atau cacat pada kayu, kemudian dilakukan pengamplasan dengan amplas no.120 selanjutnya dilakukan pengamplasan no.180, sampai rata dan halus.

Gambar 47

Pengamplasan dengan Gerinda

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 17 Februari 2017)

(33)

Untuk media dengan finish cat duco putih, media yang sudah diamplas dengan amplas 120 dan diteruskan dengan amplas no 180 agar media tersebut rata dan halus, selanjutnya dilakukan pelapisan coating sanding sampai rata dan di tunggu sampai kering. Setelah kering dilakukan pengamplasan kembali dengan amplas no 180 sampai halus dan rata.

b. Tahap Pertengahan

Media yang telah halus dan rata kemudian dilakukan pelapisan coating sanding dengan cara di semprotkan dengan sprey gun secara merata dan di tunggu sampai kering benar.

Tahap ini dimaksudkan untuk menutup pori kayu sehingga pada penampilan akhir menjadi kedap film dan rata seperti dilapisi kaca bagi kayu yang berteksture halus seperti mahoni.

Langkah selanjutnya pada media kayu yang dengan finish sanding melamin dilakukan pelapisan yang sudah di campurkan dengan thinner, Dengan cara penyemprotan dengan spray gun kemudian diamkan sampai kering.

(34)

Gambar 48

Media dengan Pelapisan Sanding Coating (Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 17 Februari 2017)

(35)

Gambar 49

Media dengan Pelapisan Duko Putih (Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 17 Februari 2017)

Pada media dengan cat duco, permukaan akan dilakukan pendempulan terlebih dahulu dilapisi dengan cat Epoxy dasar dengan scrap sampai rata dan di tunggu sampai kering, kemudian dilakukan pengamplasan dengan no.180 sampai rata dan halus.

(36)

Selanjutnya dilakukan pelapisan kembali dengan epoxy dasar sampai rata dan didiamkan sampai kering. Selanjutnya dilakukan pengamplasan kembali dengan amplas no.240 yang dibasahi dengan air, diamplas sampai halus dan rata.

Pada bagian keranjang, bagian keranjang menggunakan bahan besi, untuk proses pewarnaannya tahap pertama dilakukan penghalusan dengan amplas no. 70 dengan mesin amplas selanjutnya diberi dasaran cat dengan sending tunggu hingga kering, setelah benar-benar kering diberi warna Top Color Black.

Gambar 50

Media dengan Pelapisan Top Color Black (Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 17 Februari 2017)

(37)

c. Tahap Sub Akhir

Dalam tahap ini adalah pelapisan kembali media dengan sending coating yang telah di-encer-kan dengan pelarut thinner pada media yang telah di lapisi dengan impra NC supaya warnanya lebih kuat.

Gambar 51

Media setelah dilapisi Sending Coating (Sumber: Andriyan Hasnan Saputra, 17 Februari 2017)

Pada media duco dilakukan pelapisan Top Colour dilakuan 2-3 kali kemudian dilakukan penghalusan dengan amplas duco no 1000.

d. Tahap Akhir

Tahap akhir dari proses finishing adalah top coat. Bahan yang digunakan dalam proses ini adalah NC lacquer atau nitroselulose natural adalah pelapis akhir yang berpenampilan mengkilap, semi mengkilap, atau buram indah (matte,dof). Dalam

(38)

tahap ini diharuskan cat akhir cukup liat dan bersifat tahan benturan serta mempunyai keawetan yang tinggi.

Permukaan yang akan di topcoat dilakukan penghalusan terakhir sampai benar- benar rata dan halus dilakukan pengamplasan dengan menggunakan amplas no.400.

Aplikasi penyemprotan akhir bisa dilakukan dengan sprey gun atau dikuas.

Namun dalam proses ini penulis menggunakan media pistol semprot untuk mendapatkan hasil yang bagus dan rata.

Dalam melaksanakan pelapisan akhir cairan harus disaring terlebih dahulu sebelum di isikan ke dalam tabung semprot. Dapat digunakan saringan dari jaringan nilon, yang paling mudah didapat dalah stocking wanita yang lembut dan tipis. Untuk saringan dengan stocking bisa digunting seperlunya, keawetannya cukup tinggi karena bisa dipakai berkali-kali dengan hasil memuaskan.

e. Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam proses finishing ini antara lain sebagai berikut:

1. DP White 2. ML Sending 3. DP Blue 4. DP Black 5. Top Colour

6. Dempul filler teak impra 1 kg 7. ML Clear Semi Doff

8. Amplas ekamant no.120 1 meter 9. Amplas ekamant no.70 1 meter 10. Amplas ekamant no.240 1 meter

(39)

11. Amplas ekamant no.400 1 meter 12. Amplas duco no.1000 4 lembar

G. Display Produk

Display produk adalah tampilan keseluruhan produk yang telah jadi.

Gambar 52 Display Produk

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 16 Januari 2017)

(40)

Gambar 53 Display Produk

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 16 Januari 2017)

(41)

Gambar 54 Display Produk

(Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 16 Januari 2017)

(42)

H. Kalkulasi

Untuk mengetahui jumlah bahan baku yang dipakai, serta besarnya biaya pembuatan produk karya tugas akhir ini, perlu dibuat kalkulasi biaya, yang mencakup berbagai macam uraian antara lain bahan yang diperlukan baik bahan baku maupun bahan pendukung serta biaya tenaga kerja dan lainnya. Untuk mengetahui total keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan produk laporan ini dapat dilihat dalam tabel kalkulasinya dibawah ini.

(43)

DAFTAR TABEL I

KALKULASI KUBIKASI - VOLUME KAYU

NO

Uraian Komponen Bahan

Kayu

Satuan (cm)

Jumlah

Satuan Kubikasi ( m³ )

P L T

1. Papan Depan Kursi 115 35 2.5 1 0.0100

2. Papan dudukan kursi

120 38 2.5 1 0.0114

3. Papan dudukan sandaran kursi

115 40 2.5 1 0.0115

4. Diameter atas dudukan kursi

110 37 3 1 0,0122

5. Papan sak buku belakang kursi

120 34.5 3 1 0,0124

6. Kotakan rak buku saping-samping

atas dan bawah

35 33 3 4 0,0137

(44)

7. Kotakan rak buku tengah

33 33 3 2 0.0065

8. Samping dudukan kursi

45 35 2.5 2 0,0078

9. Slop-slopan bawah kursi

33 45 2 1 0,0029

10. Laci kursi 66 25 2 1 0,0033

11. Diameter meja 109 85 2.5 1 0,0231

12. Tinggi meja 120 75 2.5 1 0,0225

13. Papan keyboard 50 20 5.5 1 0,0055

14. Kontruksi slop- slopan bawah meja

33 47 5 2 0,0155

Jumlah Total Kubikasi ( m³ )

Dibagi 1.000.000

0.1583 m³

Tabel 1 : Tabel Perhitungan Kalkulasi Kubikasi Kayu (Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 20 Februari 2017)

Total kebutuhan kayu Mahoni dalam pembuatan Tugas Akhir ini :

Harga Kayu Mahoni per M3 = Rp 2.500.000.

Total harga = Volume M 3x 3 x Harga kayu Mahoni Kalkulasi Bahan Baku = 0.1583 x 3 x 2.500.000

= Rp. 1.187.250,00

(45)

No Deskription Harga Satuan Biaya

1 Proses Finishing :

Coating sanding 1 lt 88.000

Epoxy cat dasar 1 lt Cat top colour black 1 lt

Cat top color biru 1 lt 73.000

Cat top color TT ½ lt 36.500

Melamine 1 lt 82.000

Amplas ekamant no.120 3 m 0

Amplas ekamant no.400 1 m Amplas ekamant no.1000 4 lembar

Topcoat impra semi doff 2 lt Thinner NC 1 lt

Thinner Haigloss lt Tukang

Total 759.500

Tabel 2 : Tabel Perhitungan Bahan Penunjang (Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 20 Februari 2017)

Total dari kebutuhan bahan penunjang adalah sebesar Rp. 759.500.00

(46)

1. Kalkulasi Bahan Penunjang

Kalkulasi bahan penunjang dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu bahan penunjang proses produksi dan bahan penunjang proses finishing

KALKULASI BIAYA

NO Nama Bahan Jumlah Satuan

Harga Satuan

(Rp) Jumlah

1 Paku 0.25 Kg 14.000.00 3.500.00

2 Sekerup 1 Bungkus 5.000.00 5.000.00

3 Lem Alteko 1 Bungkus 5.000.00 5.000.00

4 Lem Epoxy 0.5 Kg 98.000.00 49.000.00

7 Tarikan Laci 2 Set 12.000.00 24.000.00

8 Sepatu Meja Dan Kursi

8 Biji 500.00 4.000.00

9 Kain Jok 2 Meter 45.000.00 90.000.00

10 Busa 1 Lembar 135.000.00 135.000.00

TOTAL 315.500.00

Tabel : Tabel Perhitungan Bahan Penunjang (Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 20 Februari 2017)

Total dari kebutuhan bahan penunjang adalah sebesar Rp. 315.500.00

(47)

KALKULASI BIAYA TENAGA Tenaga Kerja Proses Produksi

Tabel 3 : Tabel Perhitungan Bahan Penunjang (Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 20 Februari 2017)

Total tenaga kerja dalam memproduksi sebesar Rp. 470.000.00

2. Kalkulasi Biaya Tenaga Proses Produksi

Dalam mengkakulasi pengeluaran biaya produksi, penyusun membuat perhitungan dengan menjumlahkan semua biaya pengeluaran mulai dari bahan baku, bahan penunjang, bahan finishing dan biaya tenaga kerja.

NO Nama Pekerjaan Jumlah Satuan

Harga Satuan (Rp)

Jumlah

1 Tukang Kayu 3 Hari 70.000.00 210.000.00

2 Tukang Finishing 2 Hari 80.000.00 150.000.00

3 Tukang Amplas 2 Hari 30.000.00 60.000.00

4 Tukang Jok 1 Hari 50.000.00 50.000.00

TOTAL 470.000.00

(48)

JUMLAH KALKULASI BIAYA PROSES PRODUKSI

Tabel 4 : Tabel Perhitungan Bahan Penunjang (Sumber : Andriyan Hasnan Saputra, 20 Februari 2017)

3. Kalkulasi Biaya Proses Produksi

Dalam mengkakulasi pengeluaran biaya produksi, penyusun membuat perhitungan dengan menjumlahkan semua biaya pengeluaran mulai dari bahan baku, bahan penunjang, bahan finishing dan biaya tenaga kerja.

Adapun jumlah total biaya untuk pembuatan almari pakaian ini adalah

Rp. 2.732.250.00 ( Dua Juta Tujuh Ratus Tiga Puluh Dua Ribu Dua Ratus Lima Puluh Rupiah ).

NO Biaya Produksi Jumlah Biaya

1 Kayu Jati 1.187.250.00

2 Bahan Penunjang 315.500.00

3 Bahan Finishing 759.500.00

4 Tenaga Kerja 470.000.00

TOTAL Rp. 2.732.250.00

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: mengetahui penerapan good governance dan kendala-kendala yang dihadapi dilihat dari prinsip akuntabilitas, transparansi dan aturan hukum

[r]

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit Kartika Husada kepada 40 orang responden ibu nifas mengenai perawatan payudara didapatkan hasil bahwa

Sebelum menjalankan pembaruan, sambungkan pengisi daya atau pastikan daya baterai perangkat Anda memadai, lalu sambungkan ke Wi-Fi karena paket pembaruan dapat menggunakan banyak

Reog Panca Tunggal dalam permainannya menggunakan waditra/alat musik perkusi berupa 4 ketipung yang disebut Reog (terdiri dari:tilingtingti, tong, deng-deng dan

berupa LKPD Menulis Teks Persuasif Berbasis Video dapat menjadi alternatif bahan ajar untuk membantu guru Bahasa dan Sastra Indonesia dalam mengajarkan materi menulis

Meningkatkan kerjasama yang harmonis lintas SKPD guna mewujudkan koordinasi dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan penelitian pembangunan di Kota

Peserta didik dengan kemampuan matematikai rendah (1) memahami soal dengan membaca soal sebanyak tiga kali untuk menyebutkan apa yang diketahui tetapi tidak