• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Komparisi Aspek Hukum Perseroan Terbatas Di Indonesia Dan Malaysia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Komparisi Aspek Hukum Perseroan Terbatas Di Indonesia Dan Malaysia"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Komparisi Aspek Hukum Perseroan Terbatas Di Indonesia Dan Malaysia

Feliana Febiola

Mahasiswa Magister Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Indonesia Email korespondensi : felianafbl19@gmail.com

ABSTRAK

Konstitusi Indonesia mengatur seluk beluk PT dengan segala kegiatannya yang senantiasa berkaitan dengan PT dari berbagai negara, PT adalah organisasi bisnis yang lebih maju.

Yang dimaksud dengan "modern" adalah kejelasan dalam pembagian tanggung jawab dan kekuasaan di antara tiga organ utama Perseroan, yaitu Direksi (yang mengawasi dan memberi nasihat kepada Direksi), Komisaris, dan RUPS (memiliki wewenang eksklusif yang tidak diberikan kepada Direksi dan Komisaris). Adapun rumusan masalah yang akan diteliti ialah bagaimana aspek hukum terkait Perseroan Terbatas antara Indonesia dengan Malaysia, serta Bagaimanakah pelaksanaan RUPS (RUPS) PT di Indonesia dan Malaysia. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana aspek hukum terkait Perseroan Terbatas antara Indonesia dengan Malaysia dan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan RUPS (RUPS) PT di Indonesia dan Malaysia dengan metode penelitian normatif, sehingga menghasilkan kesimpulan bahwa Dalam hal pendirian PT baik di Indonesia maupun di Malaysia memiliki prosedur yang sama bahwa PT bisa didirikan oleh dua orang atau lebih, namun terdapat perbedaan bahwa didalam pendirian perseroan di Malaysia harus menggunakan frasa “Berhad” atau disingkat “Bhd”

sebagai bagian nama perseroan yang ditempatkan setelah nama perusahaan, jika di Indonesia frasa tersebut adalah “PT” setiap perseroan harus menggunakan frasa

“PT”.Terkait RUPS di Indonesia dilaksanakan dalam waktu paling lama 6 (enam) bulan setelah tahun buku berakhir, sedangkan, di Malaysia RUPS harus diadakan dalam jangka waktu antara dari satu bulan dan tidak lebih dari tiga bulan setelah hari perusahaan diberikan izin untuk melakukan usaha.

PENDAHULUAN

Perseroan Terbatas, sering dikenal sebagai PT, adalah jenis organisasi bisnis yang diberi sanksi oleh hukum sebagai badan hukum dari perspektif hukum bisnis. LLC memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan seseorang, atau apa yang dikenal sebagai natuurlijk persoon dalam bahasa Belanda. LLC dapat bertindak seolah-olah itu adalah seseorang dan dapat dibebani dengan hak dan kewajiban yang sama dengan seseorang. Baik badan hukum maupun tidak sah diakui oleh hukum positif di Indonesia. Pada dasarnya, sebelum disahkannya UU No. 1 Th 1995 tentang Perseroan Terbatas, setelah itu disebut sebagai PT, yang kemudian direvisi sekali lagi oleh UUPT tentang PT.

Dimulai dengan masa penjajahan Belanda dan dikenal sebagai VOC, yang merupakan perusahaan dagang sebagai firma dalam bentuk yang belum sempurna di Indonesia, perkembangan perusahaan terus menunjukkan kesuksesan yang baik.

Lamanya monopoli VOC atas perdagangan di Indonesia menunjukkan hubungan perusahaan dan bisnis. KUHD pada awalnya hanya diterapkan pada orang Eropa pada

(2)

masa pemerintahan Hindia Belanda; Masyarakat adat dan orang Timur asing tunduk pada aturan adat masing-masing. Namun, pada tahap selanjutnya, KUHD diterapkan pada kelompok timur asing di Cina sementara hukum adat masing-masing diterapkan pada kelompok timur asing lainnya, seperti Arab dan India. Namun, jika hukum adat masing- masing diterapkan, masalah terjadi, terutama untuk aturan yang berkaitan dengan perdagangan, karena alasan berikut: Hukum adat masing-masing kelompok cukup beragam; hukum adat masing-masing kelas sangat ambigu; Dan karena transaksi komersial sering terjadi tanpa adanya pertimbangan untuk kelompok populasi, UU antara pengelompokan dibuat yang, tentu saja, membingungkan bagi mereka yang berada di kelas bisnis.

PT yang diatur KUHD tidak lagi sejalan dengan pertumbuhan peraturan perUUan setempat serta dunia komersial. Pemerintah merespons dengan mengesahkan UU No. 1 Th 1995 tentang Perseroan Terbatas, sejenis UU yang secara tegas mengatur perseroan terbatas. Secara khusus, UU No. 1 Th 1995 membahas perseroan terbatas dan kemudian diperbarui dengan UU tentang Perseroan Terbatas, juga dikenal sebagai UUPT.

Terlepas dari perkembangan globalisasi saat ini, Konstitusi Indonesia masih berputar atau mengacu pada sistem hukum Belanda, yang mengatur semua interaksi PT dengan PT dari negara lain, termasuk Indonesia yang berbatasan dengan Malaysia dan Singapura, serta negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris, tidak ada yang mengikuti sistem hukum PT seperti yang dianut oleh Indonesia yang mencekik. Pemilihan PT sebagai badan hukum dilakukan karena kejelasan status badan hukum. Menurut Psl. 1 Agk. 1 UUPT Tentang Perseroan Terbatas (UUPT), yang menyatakan bahwa PT adalah badan hukum dari kemitraan modal, yang didirikan berdasarkan suatu perjanjian, hal ini menandakan bahwa badan hukum PT telah diterima oleh semua pihak (praktisi, akademisi, dan pengusaha), menjalankan bisnis dengan modal yang disetujui yang sepenuhnya dibagi menjadi saham dan sesuai dengan kriteria hukum. Dengan klausul tersebut di atas, kedudukan PT sebagai badan hukum tidak salah lagi. Kedua, karena ini adalah organisasi bisnis, korporasi secara alami perlu memiliki tujuan agar berhasil.

Ketiga, PT membutuhkan struktur yang terorganisir dengan baik untuk berfungsi sebagai bisnis.

Dibandingkan dengan badan usaha lain, PT adalah organisasi bisnis yang lebih maju.

Yang dimaksud dengan "modern" adalah kejelasan dalam pembagian tanggung jawab dan kekuasaan di antara tiga organ utama Perseroan, yaitu Direksi (yang mengawasi dan memberi nasihat kepada Direksi), Komisaris, dan RUPS (memiliki wewenang eksklusif yang tidak diberikan kepada Direksi dan Komisaris), karena disebutkan dalam UUPT bahwa RUPS memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Komisaris, maka RUPS adalah badan perseroan yang dianggap tertinggi dalam jabatannya. Kinerja direksi dan komisaris selama satu tahun akan dilaporkan dalam RUPS tahunan, dan RUPS juga memiliki kuasa untuk mencalonkan dan memberhentikan direksi. Akan menarik untuk melihat bagaimana Aspek Hukum dan RUPS di perusahaan Indonesia dibandingkan dengan bagaimana RUPS diimplementasikan dan dibentuk di negara ASEAN lainnya, yaitu Negara Malaysia, yang juga akan penulis gali. Sehingga penulis akan mengagk.t rumusan masalah, yaitu Bagaimana aspek hukum terkait Perseroan Terbatas antara Indonesia dengan Malaysia, serta Bagaimanakah pelaksanaan RUPS PT di Indonesia dan Malaysia.

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana aspek hukum terkait Perseroan Terbatas antara Indonesia dengan Malaysia dan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan RUPS PT di Indonesia dan Malaysia

(3)

METODE PENELITIAN

Adanya rumusan masalah yang akan diteliti, maka dalam pencarian data penulis menggunakan metode penelitian normatif secara kualitatif. Penelitian normatif merupakan sebuah penelitian yang mengacu pada sebuah peraturan perUUan, buku atau artikel dan norma-norma yang ada didalam masyarakat. Setelah adanya data yang didapat kemudian akan dianalisis secara kualitatif dengan pendekatan deskriptif, yaitu menganalisis berdasarkan kualitasnya bukan kuantitas, kemudian akan menghasilkan sebuah hasil yang dimegerti dan dapat menghasilkan sebuah kesimpulan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Aspek Hukum terkait Perseroan Terbatas antara Indonesia dengan Malaysia Istilah "terbatas" dan "perusahaan" menyinggung metode yang digunakan untuk menentukan modal, yang dibagi menjadi saham, dan batas akuntabilitas pemegang saham, yang didasarkan pada kepemilikan saham nominal.54 (Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia, (68)). UUPTtentang Perseroan Terbatas secara tegas mengatur tentang PT. Sebagaimana tertuang dalam Psl. 1 UUPTtentang Perseroan Terbatas, UUPT tentang Perseroan Terbatas dan aturan pelaksanaannya mendefinisikan PT sebagai organisasi hukum yang merupakan kemitraan modal yang didirikan berdasarkan kontrak, melakukan bisnis dengan modal yang diizinkan yang sepenuhnya dibagi menjadi saham, dan mematuhi ketentuan tersebut. PT diatur secara ketat oleh UU tentang Perseroan Terbatas. Badan hukum yang dikenal sebagai PT/LLC adalah kemitraan modal yang dibuat melalui kontrak dan berjalan pada modal yang disetujui yang sepenuhnya dibagi menjadi saham.dan memenuhi persyaratan yang diuraikan dalam UUPT tentang Perseroan Terbatas dan peraturan pelaksanaannya, sebagaimana tercantum dalam Psl. 1 UU tersebut.55 (Anita Sinaga, “Hal-Hal Pokok Pendirian Perseroan Terbatas di Indonesia” (33)).

Menurut Companies Act 1965 dari Negara Malaysia, yang dimaksud dengan perusahaan privat adalah56 (CA 1965 (Act 125) Section 15 Sub-section (1), p.45.) membatasi kemampuan untuk mentransfer saham, membatasi jumlah anggota pada 50, melarang upaya untuk membujuk publik untuk membeli saham atau obligasi bisnis, dan melarang upaya untuk membujuk publik untuk mempertahankan uang di perusahaan untuk jumlah waktu yang telah ditentukan atau membayar berdasarkan permintaan.

Menurut hukum perusahaan Malaysia, perseroan terbatas atau perseroan terbatas harus menambahkan kata "Berhad" atau singkatan "Bhd." ke akhir nama perusahaan (CA 1965 Bagian 22 sub-bagian (3)), namun perusahaan swasta tidak diharuskan untuk melakukannya, perlu menggunakan kata ‘Behard’ atau disingkat ‘Bhd,’ dan ditempatkan sebelum kata ‘Berhad’, atau diposisikan dibelakang nama perusahaan jika perusahaan merupakan perseroan tidak terbatas atau unlimited company (CA 1965 Section 22 sub- section (4)).57

Di Indonesia, frasa "Perseroan Terbatas" atau singkatan "PT" harus muncul sebelum nama perusahaan. Namun, untuk perusahaan publik, frasa "Perseroan Terbatas" harus

(4)

muncul setelah nama perusahaan dan diikuti dengan singkatan "Tbk.”58 (Psl. 16 ayt. (2) dan ayt. (3) UUPT).

Prosedur Pendirian Perseroan Terbatas

UU Perseroan Terbatas, mengamanatkan proses pembentukan perseroan terbatas di Indonesia. Korporasi didirikan oleh dua orang atau lebih dengan akta notaris buatan Indonesia, sebagaimana tercantum dalam UUPT. Bagian ini menyebutkan bahwa PT (Persero) yang patuh pada UU BUMN harus memiliki minimal 2 (dua) orang pendiri. Ini ada hubungannya dengan bagaimana kontrak dipahami dan dimasukkan ke dalam hukum Indonesia. Kemudian, akta notaris harus dibuat dengan ancaman batal demi hukum.

Menurut Psl. 1 Agk. (1) UU PT. Karena pemahaman pendirian perseroan adalah pemahaman perjanjian, harus ada minimal dua pendiri yang akan menjadi pemegang saham pertama. Jika pemegang saham diharuskan untuk mentransfer sebagian sahamnya kepada orang lain dalam jangka waktu tidak lebih dari enam bulan setelah terjadinya keadaan, atau jika perusahaan mengeluarkan saham baru kepada orang yang berbeda, setelah perusahaan menjadi badan hukum dan ada kurang dari dua pemegang saham. Psl.

7 Ayt. 5 UU PT mengatur hal ini. Orang lain adalah mereka yang tidak memiliki tingkat kekayaan yang sama dengan pemegang saham. Jika seorang istri dan suaminya tidak memiliki perjanjian pernikahan atau tidak mengadakan perjanjian pernikahan pada saat pernikahan mereka, yang berarti mereka tidak memiliki properti terpisah atau kesatuan properti, maka mereka tidak dapat dianggap sebagai "orang lain" dalam situasi ini PT (Persero) diatur oleh peraturan perUUan sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), khususnya UU No. 19 Th 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. Dengan demikian, persyaratan yang mensyaratkan dua orang atau lebih dan kewajiban untuk mengalihkan sebagian sahamnya kepada orang lain tidak berlaku bagi BUMN.

Kemudian, Psl. 7 Ayt. 6 UU PT mengatur bahwa pemegang saham bertanggung jawab secara pribadi dan dapat meminta pengadilan negeri untuk membubarkan perusahaan yang dipermasalahkan atas permintaan pihak yang berkepentingan apabila jagk. waktu enam bulan telah terlampaui dan terdapat kurang dari dua pemegang saham.

Klausul ini dapat mengakibatkan hanya satu pemegang saham yang memiliki kendali atas atau kepemilikan saham PT, dengan konsekuensi hukum terkait yang hanya akan dipertanggungjawabkan secara individual. Menurut kami, klausul tersebut bertentangan dengan prinsip pendirian PT sebagai asosiasi modal. Namun Konstitusi Indonesia mengalami hasil yang sama.

The Companies Act 1965 of Negara Malaysia mengamanatkan proses pembentukan perseroan terbatas, seperti halnya Negara Malaysia. The Companies Act 1965 Section 14 ss (1) of Malaysian law menentukan apakah dua orang atau lebih dapat membuat perusahaan untuk tujuan hukum. Perusahaan yang dibatasi oleh saham, perusahaan yang dibatasi oleh jaminan, atau jenis entitas lain dapat dimasukkan. bisnis yang terkendala oleh saham dan jaminan; Bisnis tanpa batas. Surat pernyataan yang menyatakan bahwa ia telah mematuhi dan mematuhi semua persyaratan yang ditetapkan oleh Companies Act of 1965 dan telah memberikan semua informasi yang diperlukan harus dibuat atau diusulkan kepada Panitera oleh pihak yang tercantum dalam Anggaran Dasar sebagai sekretaris pertama perusahaan. Panitera akan menerima surat pernyataan ini sebagai bukti kepatuhan.

(5)

Prosedur Pendaftaran dan Pengumuman

Tata cara dan tata cara pendaftaran sampai dengan pengumuman perseroan terbatas diatur dalam Psl. 29 Ayt. (2) UU PT berkenaan dengan informasi tentang perusahaan yang harus didaftarkan, yang meliputi: Alamat lengkap perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Psl. 5; “Nama dan domisili; Maksud dan tujuan; Kegiatan Usaha; Tanggal Pendirian;

Modal; Nomor dan tanggal akta pendirian”, serta Keputusan Menteri yang mengesahkan badan hukum perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Psl. 7 Ayt. 4; jumlah dan tanggal akta revisi anggaran dasar dan persetujuan Menteri sesuai Psl. 23 Ayt. 2 "judul dan alamat notaris yang melaksanakan revisi anggaran dasar dan dokumen pendirian; nama lengkap dan alamat pemegang saham, direksi, dan komisaris di dewan bisnis; nomor dan tanggal akta, atau nomor akta dan tanggal putusan pengadilan tentang pembubaran perusahaan, yang semuanya telah diberikan kepada Menteri; status badan hukum perusahaan berakhir; Neraca dan laporan laba rugi perusahaan dari tahun buku yang bersangkutan harus diaudit.". Perusahaan yang telah terdaftar akan dicatatkan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, yang juga akan memuat dokumen pendirian perusahaan dan Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Ayt. 4; Akta Perubahan Anggaran Dasar; dan Keputusan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Ayt. 1; Akta Perubahan Anggaran Dasar yang semuanya telah disampaikan kepada Menteri untuk ditelaah. Pihak-pihak yang berkeinginan untuk membentuk suatu bisnis harus mengusulkan Memorandum dan Anggaran Dasar dari calon Perusahaan, serta surat-surat lain yang diperlukan oleh administrasi dan hukum agar perusahaan terdaftar di bawah hukum Malaysia. Berkaitan dengan pendaftaran memorandum yang diusulkan, Panitera akan memutuskan apakah perusahaan diatur sebagai perusahaan yang dibatasi oleh saham, perusahaan yang dibatasi oleh jaminan, atau sesuatu yang lain. bisnis yang terkendala oleh saham dan jaminan; bisnis tanpa batas.

Kemudian, Section 16 sub-section 5 menetapkan bahwa setiap individu yang namanya muncul dalam Memorandum memiliki kekuatan untuk melaksanakan setiap tugas. perusahaan pada tanggal pendirian, memiliki hak untuk menuntut atau dituntut, memiliki hak untuk mengendalikan real estat, dan bertanggung jawab sebagai salah satu anggota perusahaan untuk berkontribusi pada aset perusahaan jika terjadi pembubaran perusahaan sebagaimana diatur melalui Malaysian Companies Act 1965.

Pelaksanaan RUPS

Dalam UU No. 40 Th 2007 tentang Perseroan Terbatas, RUPS , Komisaris, dan Direksi membentuk organ perusahaan, sebagaimana diketahui. Menurut Psl. 1 Agk. (4) UU PT, RUPS adalah badan perseroan yang memiliki kekuasaan paling besar di dalam organisasi dan bertanggung jawab atas segala hal dalam lingkupnya yang belum didelegasikan kepada Direksi atau Komisaris. RUPS yang memegang kewenangan paling besar di perseroan berkapasitas untuk menetapkan kebijakan perseroan secara keseluruhan, memilih dan memberhentikan Direksi dan Komisaris, serta menyetujui laporan tahunan Direksi dan Komisaris. Menurut Psl. 76 Ayt. (1) UU PT, RUPS diselenggarakan di kantor terdaftar perseroan atau lokasi tempat usaha utama perseroan, sebagaimana dijelaskan dalam anggaran dasar. Wilayah Negara Republik Indonesia wajib memuat RUPS, sesuai dengan ketentuan UU PT mengenai penempatan RUPS. Ini diatur oleh Psl. 76 ayt. (3).

RUPS Tahunan, diselenggarakan paling lama 6 (enam) bulan setelah akhir tahun buku, dan memerlukan penyerahan seluruh kertas dari laporan tahunan Perseroan.

(6)

Sementara itu, lebih banyak RUPS dapat diadakan kapan pun diperlukan untuk kepentingan perusahaan.

Kecuali dinyatakan lain dalam UU dan/atau Anggaran Dasar, RUPS dapat diselenggarakan sehubungan dengan penyelenggara RUPS apabila lebih dari setengah jumlah saham dengan hak suara hadir atau diwakili dalam RUPS. Dengan pembatasan sebagai berikut, kuorum yang lebih kecil dari yang dipersyaratkan oleh UU PT dapat ditentukan dalam Anggaran Dasar. RUPS kedua dapat dipanggil apabila kuorum yang dipersyaratkan oleh Psl. 86 ayt. (1) tidak tercapai. Ini harus membuktikan bahwa RUPS pertama diadakan dan gagal mencapai kuorum untuk menyerukan RUPS kedua (lihat Psl.

86 ayt. (2)); Kecuali ditentukan lain oleh Anggaran Dasar, RUPS kedua dianggap sah dan diberi kuasa untuk bertindak apabila sekurang-kurangnya sepertiga dari jumlah saham dengan hak suara hadir atau diwakili dalam RUPS. Ketua pengadilan negeri dapat, atas permintaan perusahaan, menentukan kuorum untuk RUPS ketiga jika RUPS kedua gagal memenuhi persyaratan tersebut. Sama halnya dengan bagaimana RUPS kedua dipanggil, panggilan RUPS ketiga harus menyatakan bahwa RUPS kedua diadakan tetapi gagal mendapatkan kuorum. Dalam jagk. waktu paling cepat 10 hari dan paling lambat 21 hari setelah RUPS terakhir, RUPS kedua dan ketiga diadakan. Menurut ayt. 1 Psl. 87 UU PT, keputusan RUPS dicapai setelah pembahasan untuk mencapai mufakat. Kecuali jika UU dan/atau Anggaran Dasar menetapkan sebaliknya, keputusan tersebut dianggap sah jika diadopsi oleh lebih dari setengah suara yang diberikan tanpa adanya suara bulat.

RUPS adalah organ perusahaan yang paling menonjol lokasinya, seperti yang telah disebutkan. Padahal, UU No. 40 Tahun 2007, UU PT yang baru, tidak lagi menggunakan kata "tertinggi." RUPS adalah organ Perseroan dengan wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Komisaris dalam parameter yang diatur dalam UU ini dan/atau anggaran dasar, menurut UUPT yang baru. Modifikasi ini terjadi sebagai akibat dari kewenangan "tertinggi" UPRS yang sebenarnya sebagai organ PT. Namun, pada kenyataannya, sering diyakini dan dipercaya bahwa RUPS memiliki kekuatan yang tidak terbatas. RUPS, organ PT, memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan. "Kata"

tertinggi: itu, yang sebelumnya digunakan dalam UU N.1 tahun 1995, oleh karena itu tidak lagi digunakan dalam UU No. 40 Tahun 2007. Direksi dan/atau Komisaris tidak memiliki atau tidak diberikan kewenangan mendasar secara hukum, yang merupakan inti RUPS organ Perseroan. RUPS dapat mengubah Anggaran Dasar sebagai salah satu opsinya.

Menurut Psl. 88 UU PT, RUPS dapat diselenggarakan apabila sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah seluruh saham dengan hak suara atau diwakili dinyatakan hadir dalam RUPS dalam hal perubahan Anggaran Dasar perseroan perlu dilakukan. Agar dianggap sah, keputusan RUPS harus menerima sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah suara yang diberikan, kecuali Anggaran Dasar menyatakan lain. Dalam hal pemegang saham Perseroan berusaha untuk mengambil keputusan di luar RUPS, upaya tersebut dapat dilakukan dengan ketentuan bahwa upaya tersebut diappove secara tertulis dan ditandatangani oleh seluruh pemegang saham Perseroan dengan hak suara.

UU Perusahaan 1965 Negara Malaysia, serta UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Companies Act 165 Malaysia juga mengatur rapat umum pemegang saham atau RUPS ini. Divisi 3 bagian Rapat dan Proses dari Companies Act 1965 memberikan kerangka hukum untuk mengendalikan RUPS. Masing-masing perseroan terbatas terbuka dengan modal saham di jagk. wajib mengadakan “rapat hukum” anggota perseroan paling lambat 1 (satu) bulan dan paling cepat 3 (tiga) bulan sejak hari perseroan diizinkan melakukan usaha, sesuai Pasal 142 ayat (1). Selambat-lambatnya 7

(7)

(tujuh) hari sebelum RUPS Tahunan bagi seluruh anggota, Direksi wajib membagikan laporan yang disebut dengan “laporan wajib”. Setidaknya dua Direktur perusahaan harus menandatangani laporan tersebut, yang meliputi, antara lain,: “Jumlah total saham yang dialokasikan untuk saham yang dialokasikan sebagai disetor penuh atau disetor sebagian selain secara tunai, dan menentukan dalam hal saham yang disetor sebagian sejauh mana mereka disetor, dan dalam kedua kasus pertimbangan yang telah dialokasikan; Jumlah total uang yang diterima perusahaan sehubungan dengan semua saham yang diterbitkan dan dibedakan dengan cara ini; Abstrak penerimaan perusahaan dan pembayaran yang dilakukan hingga tanggal dalam waktu tujuh hari sejak tanggal laporan, menunjukkan tanda terima dari saham, surat utang, dan sumber lainnya, pembayaran yang dilakukan melaluinya, informasi tentang jumlah yang masih ada, dan akun atau perkiraan pengeluaran awal di bawah judul yang berbeda; Rincian kontrak apa pun yang modifikasinya harus diserahkan ke rapat untuk persetujuannya bersama dengan rincian modifikasi atau modifikasi yang diusulkan; nama dan alamat serta keterangan direksi, wali amanat bagi pemegang surat utang, jika ada; auditor, jika ada; manajer, jika ada; dan sekretaris perusahaan.”

Sementara itu, terkait dengan RUPS tahunan atau yang dikenal dengan Annual General Meeting, diatur dalam Section 143 CA 1965. Namun, selama perseroan menyelenggarakan RUPS pertama kali dalam kurun waktu 18 bulan sejak didirikan, perusahaan dibebaskan dari penyelenggaraan RUPS pada tahun pendirian perseroan atau tahun berikutnya. Ketentuan dalam Bagian ini mensyaratkan bahwa RUPS dilaksanakan satu kali per tahun dan tidak lebih dari 15 bulan setelah RUPS sebelumnya Namun, UU tersebut di atas memiliki satu pengecualian di mana Panitera dapat memutuskan untuk memperpanjang jangka waktu 15 (lima belas) atau 18 (delapan belas) bulan. Apabila RUPS tidak diselenggarakan oleh perseroan, Perseroan dan setiap karyawan dapat dianggap telah melanggar ketentuan dan dapat dikenai denda sebesar 5.000 ringgit.

Selain itu, Pengadilan dapat memutuskan untuk memerintahkan semua anggota Perusahaan untuk melaksanakan RUPS.

RUPS Luar Biasa (RUPSLB) berdasarkan CA 1965 hanya dapat dilakukan atas dasar permohonan, menurut UU. Permohonan penyelenggaraan RUPSLB harus mencantumkan pokok pembahasan RUPSLB yang akan diadakan, harus ada tandatangan dari pemohon, dan disimpan dibagian administrasi perseroan. Namun demikian, apabila dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak pemohon mengajukan permohonan pengadaan RUPSLB Direksi tidak melakukan panggilan untuk mengadakan RUPSLB. RUPSLB dapat diadakan, tetapi tidak lebih dari tiga (tiga) bulan setelah tanggal permohonan RUPSLB diajukan, apabila lebih dari setengah dari total hak suara Direksi diwakili oleh Direksi.

Sementara itu, CA 1965 Bagian 145 menetapkan bahwa untuk mengadakan RUPS, dua atau lebih anggota perusahaan atau pemegang saham harus memiliki setidaknya sepersepuluh dari saham perusahaan, Atau, anggota perseroan yang persentasenya tidak kurang dibawah 5 persen, atau persentase yang lebih rendah sebagaimana ditentukan dalam Anggaran Dasar, dapat menghubungi RUPS apabila perseroan tidak menerbitkan saham. Pemberitahuan tertulis yang diperlukan untuk mendahului pemanggilan pelaksanaan RUPS harus disampaikan dalam jagk. waktu 14 (empat belas) hari, kecuali ditentukan lain dalam anggaran dasar perseroan. Dalam hal RUPS diselenggarakan di perusahaan terbuka, pemberitahuan tertulis harus dipublikasikan dalam waktu tidak lebih dari 21 (dua puluh satu) hari atau sesuai dengan ketentuan yang diuraikan dalam anggaran dasar. Mengenai tempat penyelenggaraan RUPS, CA 1965 mengamanatkan

(8)

Volume 6, Nomo 2, Desember 2022 189 bahwa acara tersebut berlangsung di bawah RUPS di Malaysia. Namun, berkat teknologi, para peserta RUPS di Malaysia dapat menyelenggarakan pertemuan di beberapa lokasi dengan tetap memungkinkan setiap anggota untuk mengikuti RUPS. UU Republik Indonesia juga menyebutkan kemungkinan RUPS dilakukan melalui media elektronik, seperti teleconference, video conference, atau platform media elektronik lainnya yang memungkinkan seluruh peserta RUPS untuk melihat, mendengar, dan berpartisipasi aktif dalam rapat. Konstitusi Indonesia Psl. 77 Ayt. (2) menyatakan hal ini.

KESIMPULAN

Terdapat beberapa aspek hukum terkait Perseroan Terbatas antara Indonesia dengan Malaysia yang dibahas dalam penulisan ini, penulis membandingkan aspek hukum dalam hal prosedur pendirian perseroan terbatas, lalu prosedur pendaftaran hingga pengumuman perseroan terbatas dan membandingkan organ PT yang dalam hal ini penulis agk.t ialah RUPS (RUPS). Dalam hal pendirian PT baik di Indonesia maupun di Malaysia memiliki prosedur yang sama bahwa PT bisa didirikan oleh dua orang atau lebih, namun terdapat perbedaan bahwa didalam pendirian perseroan di Malaysia harus menggunakan frasa “Berhad” atau disingkat “Bhd” sebagai bagian nama perseroan yang ditempatkan setelah nama perusahaan, jika di Indonesia frasa tersebut adalah “PT” setiap perseroan harus menggunakan frasa “PT”. Terkait pendaftaran PT di Indonesia telah diatur dalam UUPT bahwa pendaftaran PT bermula dengan menyerahkan data perusahaan mulai dari nama serta kedudukan perseroan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha, jagk. waktu pendirian, hingga terkait modal dasar, namun di Malaysia di mana memorandum dan anggaran dasar harus diusulkan oleh pihak-pihak yang ingin membentuk korporasi.

UUPT dan Companies Act 1965 of Negara Malaysia sama mengatur adanya Pelaksanaan RUPS (RUPS), seperti yang kita ketahui bahwa, RUPS di Indonesia diselenggarakan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah akhir tahun buku, dan semua materi harus disediakan dari laporan tahunan Perseroan. Sementara itu, lebih banyak RUPS dapat diadakan kapan pun diperlukan untuk kepentingan perusahaan.

Sebaliknya, peraturan Malaysia menyatakan bahwa setiap perseroan terbatas publik wajib menyelenggarakan RUPS (RUPS) yang terdiri dari anggota perusahaan selambat- lambatnya 1 (satu) bulan dan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah tanggal perusahaan berwenang untuk melakukan usaha. Pertemuan ini disebut sebagai

"pertemuan hukum" dan diwajibkan oleh hukum.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia, (Bandar Lampung : PT. Citra Aditya Bakti, 2002)

Anita Sinaga, “Hal-Hal Pokok Pendirian Perseroan Terbatas di Indonesia”, “Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara”, Vol. 8, No. 2, (2018)

Indonesia, UUPT tentang Perseroan Terbatas.

Malaysian Companies Act 1965 (Act 125)

Referensi

Dokumen terkait

Ini kerana pemimpin sebagai orang yang mempunyai pengaruh yang besar dari aspek politik mampu untuk memberi pengaruh serta tanggapan yang baik

penulisan skripsi tahun masuk 2010 semester Januari - Juni 2015.Jenis data penilitian ini data primer, yaitu data yang secara langsung didapat dari penyebaran

Good market conditions for the swine sector in 2016 and first half of 2017 has geared up the production of piglets, which is forecast to result in an increase in slaughter during

Urine output and least square mean urinary excretion of nitrogen, creatinine, purine derivatives and microbial N supply of calves fed on teff straw, fresh napier grass (FNG), FNG

Consol- idated net income + - Adjust- ment for parent securities Percent owner- ship held by parent x Income available to common share- holders of subsidi- ary + Shares

Masukkan file lewat Browse dan berikan nama file kemudian Upload.. Untuk format file

Dari data yang didapat, untuk konstruksi atap rangka kayu digunakan jenis kayu sengon untuk pekerjaan pemasangan kuda-kuda. Dimana analisis ini dilakukan terhadap

Sebaliknya perjanjian pokok (perjanjian kredit) tidak serta merta menjadi hapus, dan berjalan terus. Dalam hal ini mengakibatkan pihak kreditor berada pada posisi