• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan " PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATA "

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATA

PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI

KECAMATAN SABAK AUH KABUPATEN SIAK

TESIS

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam

OLEH

SUTRISNO NIM. 21990115581

PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SULTAN SYARIF KASIM RIAU

1444 H./2022 M

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

i

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpah kan

rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis dengan judul Pengaruh Bimbingan Orang Tua dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kecamatan sabak Auh Kabupaten Siak, dapat penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Selanjutnya shalawat dan salam penulis lantunkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita semua dari alam kebodohan menuju alam yang berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat ini.

Ucapan terimakasih kepada kedua Orang Tua, teristimewa Ayahanda Naeni, dan Ibunda Halimah, Ayahanda mertua Hanapi S.Ag, dan Ibunda mertua Santi Diana, Istriku tercinta Wirdatul Amani dan Anakku tersayang Muhammad Izzan Al Akhyar, kakak-kakaku Nurmalinda, Suryanto, dan Adikku tersayang Nofareni, Dzuriyatul Ihsan, Hidayatul Fithri dan seluruh keluarga tercinta atas pengorbanan, kasih sayang, serta motivasi yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Selain itu dalam penulisan tesis ini penulis banyak

(9)

ii

mendapatkan masukan, kritikan, bimbingan, dan saran- saran dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Hairunnas Rajab, M.Ag., Rektor UIN Suska Riau, Prof. Dr Hj.Helmiati, M.Ag, wakil Rektor I, Dr. H. Mas’ud Zein, M.Pd., Wakil Rektor II dan Prof. Edi Erwan, S.Pt.,Ph.D.,Wakil Rektor III yang telah memberikan izin dan waktu untuk menimba ilmu di perguruan tinggi ini.

2. Prof. Dr. H. Ilyas Husti, M.Ag., Direktur Pascasarjana, Dr. Zaitun, M.Ag., Wakil Direktur, beserta staf dan karyawan Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah memberikan pelayanan kepada penulis untuk melaksanakan pendidikan di Pascasarjana ini.

3. Dr. Alwizar, M.Ag., ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam, dan Dr.Khairil Anwar, MA sekretaris Program Studi Pendidikan Agama Islam Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

4. Dr. Khairil Anwar, (Pembimbing utama) dan., Dr. Idris, M.Ed., (Pembimbing Pendamping)., pembimbing tesis yang telah banyak berperan memberikan petunjuk hingga selesainya penulisan tesis ini, telah meluangkan waktu, memberikan saran, bimbingan serta motivasi kepada penulis dalam penyusunan tesis ini dari awal hingga akhir.

5. Dr. Idris, M.Ed., dosen penasehat akademis yang selalu membimbing, mengarahkan, dan membantu penulis dalam proses perkuliahan.

(10)

iii

menjadi tempat bertanya dan mengadu serta telah membekali ilmu kepada penulis selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

7. Kepala sekolah SMP Negeri se-Kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak., guru-guru dan staf tata usaha serta siswa siswi yang ikut membantu penyelesaian tesis penulis.

Seluruh pihak yang telah banyak membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu namanya. Jazakumullahkhairankatsiron atas bantuan yang telah kalian berikan. Saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan Tesis ini kearah yang lebih baik. Penulis berharap semoga Tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin….

Pekanbaru, Desember 2022

Penulis

Sutrisno

NIM. 21990115581

(11)

iv DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL... vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ... viii

ABSTRAK ... xi

ABSTRAC ... xii

ABSTRAK (ARAB) ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Penegasan Istilah ... 13

C. Permasalahan ... 14

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 16

BAB II KAJIAN TEORI A. kerangkaTeoretis ... 18

B. Bimbingan Orang Tua ... 28

C. Pengertian Motivasi Belajar ... 45

1. Teori Motivasi Belajar ... 46

2. Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa ... 56

3. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar PAI ... 57

4. Penelitian yang Relevan ... 60

5. Konsep Operasional ... 63

6. Hipotesis Penelitian ... 65

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 68

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 68

(12)

v

F. Teknik Analisis Data ... 73

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 79

1. SMP Negeri 2 Sabak Auh ... 79

2. SMP Negeri 1 Sabak Auh ... 86

B. Data Penelitian ... 91

1. Bimbingan Orang Tua ... 92

2. Motivasi Belajar ... 95

3. Prestasi Belajar ... 98

C. Penyajian Persyaratan Analisis Data ... 101

1. Uji Normalitas ... 101

2. Uji Linearitas ... 102

3. Uji Homogenitas ... 103

4. Uji Multikilinearitas ... 105

D. Uji Hipotesis ... 106

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 112

B. Saran ... 113 DAFTAR KEPUSTAKAAN

(13)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Jumlah Siswa dan sampel ... 54 Tabel 4.1. Daftar Sapras SMP 2 Sabak Auh ... 66 Tabel 4.2. Daftar Nama Guru SMP 2 Sabak Auh ... 68 Tabel 4.3. Jumlah Siswa Menurut Data Statistic Tahun Ajaran

2022/2023 ... 69 Tabel 4.4. Data Fasilitas Gedung SMP Negeri 1 Sabak Auh... 73 Tabel 4.5. Data Fasilitas Gedung SMP Negeri 1 Sabak Auh... 74 Tabel 4.6. Jumlah Siswa Menurut Data Statistic Tahun Ajaran

2020/2021 ... 75 Tabel 4.7. Hasil Jawaban Angket Siswa Tentang Bimbingan

Orang Tua... 76 Tabel 4.8. Destribusi Frekunsi Angket Siswa Tentang Bimbingan

orang tua ... 78 Tabel 4.9. Hasil Jawaban Angket Siswa Tentang Motivasi

Belajar Siswa ... 79 Tabel 4.10. Destribusi Frekuensi Angket Siswa Tentang Motivasi

Belajar Siswa ... 81 Tabel 4.11. Hasil Nilai Siswa Tentang Prestasi Belajar... 82 Tabel 4.12. Destribusi Frekuensi Nilai Siswa Tentang

Prestasi Belajar ... 84 Tabel IV.13. Uji Normalitas X1 , X2 ke Y dengan

Kolmogorof-Smirnov ... 85 Tabel IV.14. Hasil Tes Linearity Variabel Bimbingan Orang Tua

(X1) dengan Variabel Prestasi Belajar (Y) ... 86 Tabel IV.15. Hasil Tes Linearity Variabel Motivasi Belajar siswa

(X2) dengan Variabel Prestasi belajar (Y) ... 87 Tabel IV.16. Hasil Uji Homogenitas... 88

(14)

vii

Tabel IV.19. Koefisien Prooduct Moment Person X2 dan Y... 91 Tabel IV.20. Koefisien Regresi Ganda Model Summary... 92

(15)

xi ABSTRAK

Sutrisno, (2022) : Pengaruh Bimbingan Orang Tua dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji Pengaruh Bimbingan Orang Tua dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak. Penelitian ini berdasarkan pada masalah rendahnya prestasi belajar siswa. Jenis penelitian menggunakan penelitian kuantitatif dengan teknik analisa correlational. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VII dan VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak berjumlah 183 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan perposive sampling yakni sebanyak 88 siswa. Teknik analisis data menggunakan product moment dan regresi linier berganda. Hasil Penelitian ini bahwa hasil r hitung sebesar 0,120 dan tergolong sedang .Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi dengan melakukanperbandingan r hitung dengan r

tabel. Hasil r hitung > r tabel (0,120 > 0,113). Pengujian data dapat dilakukan juga melalui uji signifikansi yaitu nilai signifikansi 0,029 < 0,05 maka Ha diterima da Ho ditolak. Dapat disimpulkan bahwa variabel Bimbinga Orang Tua sebagai variabel independen berpengaruh positif terhadap variabel Prestasi Belajar sebagai variabel dependen. hasil r hitung sebesar 0,125 dan tergolong randah.

Setelah di dapat nilai r hitung sebesar 0,125 dibandingkan dengan r tabel 0,113. Nilai r hitung > r tabel (0,125 > 0,113). Pengujian data dapat dilakukan juga melalui uji sinifikansi yaitu nilai signifikansi 0,022 < 0,05. Maka Ha diterma dan Ho di tolak.

Dapat disimpulkan bahwa variabel Motivasi Belajar Siswa sebagai variabel independen berpengaruh yang positif terhadap variabel Prestasi Belajar sebagai variabel dependen. nilai R2 sebesar 0,042 artianya presentase Bimbingan Orang Tua dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar sebesar 4,2%, sedangkan yang lainnya di pengaruhi oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini. Dapat disimpulkan bahwa ada ada Pengaruh Pengaruh Bimbingan Orang Tua dan motivasi belajar siswa Terhadap Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak.

Kata Kunci : Pengaruh, Bimbingan Orang tua, Motivasi Belajar Siswa, dan Prestasi Belajar.

(16)

xii

Learning Motivation on Learning Achievement in Islamic Religion Education Subject at State Junior High School of Sabak Auh Sub District Siak Regency

The purpose of this research was to examine the influence of parents’ guidance and students’ learning motivation on learning achievement in Islamic Religion Education subject at State Junior High School Sabak Auh Sub District Siak Regency. This research departed from students’ low learning achievement. The research type used quantitative research with correlational analysis technique.

The population in this research were all students of grade VII and VIII at State Junior High School within Sabak Auh Sub District Siak Regency in the amount of 183 students. The technique of sample selection was purposive sampling and selected 88 students as samples. Data analysis technique used product moment and multiple linear regression. The results of this research showed that the result of r count was 0,120 and categorized into medium. To test the significance of correlation coefficient was conducted by comparing r count and r table. The result was r count > r table (0,120 > 0,113). The data test could also be carried out through significance test namely significance value 0,029 < 0,05 therefore Ha was accepted and Ho was rejected. Thus it could be concluded that Parents’ guidance variable as independent variable positively influenced learning achievement variable as dependent variable. The result of r count was 0,125 and categorized into low. After obtaining r count value in the amount of 0,125 compared to r table 0,113.

The value of r count > r table (0,125 > 0,113). Data test also could be carried out through significance test namely significance value 0,022 < 0,05. Therefore Ha was accepted and Ho was rejected. It could be concluded that students’ learning motivation variable as independent variable positively influenced learning achievement as dependent variable. The value of R2 was 0,042 which meant the percentage of Parents’ guidance and students’ learning motivation on learning achievement was 4,2% while others were influenced by other variables that were not investigated in this research. Therefore, it could be concluded that there was influence of parents’ guidance and students’ learning motivation on learning achievement in Islamic Religion Education Subject at State Junior High School Within Sabak Auh Sub District Siak Regency.

Keywords: Influence, Parents’ Guidance, Students’ Learning Motivation, and Learning Achievement.

"I, Yusparizal, a professional translator that holds Academic English Certificate from Colorado State University, USA, declare that I am fluent in both Indonesian language and English language and competent to translate between them. I certify this English Translation from Indonesian language of the document is true and accurate to the best of my ability and belief. The translation was made from the original source in Indonesian language. Pekanbaru City, Riau Province, 28293, Indonesia. Phone +6282268177207, translateexpress2018@gmail.com, December 20th, 2022. Verify the authenticity of the translation by sending this file to the email address above if you are in doubt that the translation is not from Translate Express Pekanbaru."

(17)

xiii

(18)

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pengalihan huruf Arab-Indonesia dalam naskah ini di dasarkan atas Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, tanggal 22 Januari 1988, No. 158/1987 dan 0543.b/U/1987, sebagaimana yang tertera dalam buku Pedoman Transliterasi Bahasa Arab (A Guide to Arabic Transliteration), INIS Fellow 1992.

A. Konsonan

Arab Latin Arab Latin

A Th

B Zh

T ع

Ts Gh

J F

H Q

Kh K

D L

Dz M

R N

Z W

S H

Sy ء

ص Sh Y

B. Vokal, panjang dan diftong

Setiap penulisan bahasa Arab dalam bentuk tulisan latin vokal

fathah ditulis dengan “a”, kasrah dengan “i”, dlomah dengan

“u”,

sedangkan bacaan panjang masing-masing ditulis dengan cara berikut:

Vokal (a) panjang = Â misalnya ﻝ ﺍ ﻕ

menjadi q

â

la

Vokal (i) panjang = î misalnya ﻝ ﻱ ﻕ

menjadi q

î

la

Vokal (u) panjang = Ũ misalnya ﻥ ﻭ د

menjadi d

û

na

(19)

ix

Khusus untuk bacaan ya‟ nisbat, maka tidak boleh digantikan dengan

“i”, melainkan tetap ditulis dengan “iy” agar dapat menggambarkan ya‟

nisbat diakhirnya. Begitu juga untuk suara diftong, wawu dan ya‟ setelah fathah ditulisdengan ”aw” dengan “ay”. Perhatikan contoh berikut:

Diftong (aw) =

۔ و

misalnya ﻝﻭﻕ menjadi qawlun Diftong (ay) =

misalnya ﺭﻱﺥ menjadi khayrun C. Ta’ marbuthah (ۃ )

Ta’ marbuthah ditransliterasikan dengan “t” jika berada ditengah kalimat,

tetapi apabila Ta‟ marbuthah tersebut berada diakhir kalimat, maka ditransliterasikan dengan menggunakan “h” misalnya للمدرسۃ رسا ۃل

menjadi arisalat li al-madrasah, atau apabila berada ditengah-tengah kalimat yang berdiri dari susunan mudlaf dan Mudlaf ilayh, maka ditransliterasikan dengan menggunakan t yang disambungkan dengan kalimat berikutnya,

D. Kata Sandang dan Lafdh al-Jal

â

lah

Kata Sandang berupa “al” (ﻝﺍ ( ditulis dengan huruf kecil, kecuali terletak diawal kalimat, sedangkan “al” dalam lafadh jal

â

lah yang berada ditengah-tengah kalimat yang disandarkan (idhafah) maka dihilangkan. Perhatikancontoh-contoh berikut ini:

a. Al-Imam al-Bukhariy mengatakan...

b. Al-Bukhariy dalam muqaddimah kitabnya menjelaskan...

Masyâ‟ Allâh kâna wa mâ lam yasya‟ lam yakun

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, Pengajaran, atau latihan yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang.1

Setiap proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dimana dengan berjalannya kegiatan belajar di sekolah dapat mencerminkan berjalannya proses pendidikan.

Penilaian merupakan salah satu cerminan dari hasil kegiatan belajar di sekolah yang dicapai peserta didik dalam menempuh proses pembelajaran. Prestasi belajar peserta didik dapat diukur dari pekerjaan peserta didik selama satu semester, yang pada akhirnya dituangkan dengan nilai yang berbentuk angka-angka. Angka tersebut merupakan cerminan atau ukuran dari hasil yang dicapai peserta didik dalam belajar.

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar karena prestasi belajar merupakan output dari proses belajar seperti halnya yang dikatakan oleh Tohirin2, “Prestasi belajar diperoleh dari apa yang telah dicapai oleh siswa setelah siswa melakukan kegiatan belajar”.

1 Binti Maunah, Landasan Pendidikan (Yogyakarta: Suses Offsed, 2009), h.3

2 Tohirin.(2008). Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Jakarta:Rineka Cipta. Hal.151

(21)

2

Keberhasilan seorang siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajar siswa yang bersangkutan. Menurut Sumadi Suryabrata3, prestasi belajar sebagai nilai, merupakan perumusan akhir yang diberikan oleh guru dalam hal kemajuan prestasi belajar yang telah dicapai siswa selama waktu tertentu.

Prestasi belajar merupakan hasil dari pembelajaran yang didapatkan melalui kegiatan pembelajaran. Prestasi ini dapat ditunjukkan dengan adanya nilai yang dikeluarkan oleh guru terhadap capaian yang dilakukan siswa.

Setiap pembelajaran seharusnya memiliki hasil yang baik dan capaian yang maksimal. untuk mencapai prestasi belajar yang baik siswa tentu memerlukan bimbingan dari orang tua dan motivasi belajar. Makanya keberadaan orang tua serta motivasi belajar menjadi suatu bagian penting dalam proses pembelajaran siswa. Bimbingan orang tua dan motivasi siswa yang baik akan bisa mengantarkan siswanya kepada prestasi belajar yang baik pula.

Prestasi belajar merupakan capaian yang didapatkan seorang siswa setelah melakukan proses pembelajaran, sedangkan belajar pada dasarnya merupakan usaha sadar yang dikerjakan siswa untuk memenuhi kebutuhan.

Setiap kegiatan yang dikerjakan oleh siswa akan menghasilkan capaian suatu prestasi dalam pembelajaran. Menurut Bloom dalam Mulyasa capain hal ini bisa dikategorikan kepada bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.4

3 Sumadi Suryabrata. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hal.297

4 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT.

Rosda Karya, 2013), h. 189.

(22)

Menurut Muhibbin syah ada dua faktor yang mempengaruhi tercapainya prestasi belajar yang baik, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi: kecerdasan emosional, intelligensi, sikap, bakat, minat dan motivasi. Sedangkan faktor eksternal meliputi:

lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.5 Dalam pencapaian prestasi belajar banyak faktor yang mempengaruhi seperti yang diungkapkan Nana Sudjana bahwa prestasi belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu:

a. Faktor yang berasal dari diri siswa.

Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya, disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, ada juga faktor lain seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan serta faktor fisik dan psikis.

b. Faktor yang berasal dari luar siswa.

Yang paling dominan yang paling mempengaruhi prestasi siswa adalah kualitas pengajaran. Yang dimaksud dengan kualitas pengajaran ialah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.6

Begitu pula orang tua, juga merupakan faktor yang berasal dari luar siswa yang berpengaruh terhadap belajar siswa. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari orang tua/ keluarga, berupa

5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2010, h. 129

6 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, 2009, Bandung: Sinar Baru Algensindo, h. 39

(23)

4

cara orang tua mendidik, relasi antara orang tua dan anak, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga. Untuk itu orang tua tidak boleh mendidik dengan cara memanjakannya, akan tetapi harus tegas dan penuh kasih sayang, dengan bimbingan dan bila perlu hukum- hukum yang sifatnya mendidik untuk mensukseskan belajar anak.

Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor internal yaitu motivasi sedangkan dari faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga / orang tua.

Pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan utama dari tripusat pendidikan, yakni keluarga, sekolah dan masyarakat. Salah satu tugas utama keluarga adalah kewajiban mendidik anak-anaknya.7 Keluarga mendidik anaknya sejak dilahirkan dan dikatakan sebagai pendidik utama karena pendidikan dan bimbingan yang diberikan orang tua merupakan dasar dan sangat menentukan perkembangan anak selanjutnya. Allah berfirman dalam surah At-tahrim ayat 6 yang berbunyi:

بَهُّيَأَٰٓ َي َنيِذَّلٱ بَهُدىُقَو ا ٗربَن ۡمُكيِلۡهَأَو ۡمُكَسُفنَأ ْآَٰىُق ْاىُنَماَء ُسبَّنلٱ

َو ُةَربَجِح ۡلٱ ٞظ َلَِغ ٌةَكِئ َٰٓ َلَم بَهۡيَلَع

َنىُص ۡعَي َّلَّ ٞداَدِش ََّللّٱ

َنوُزَم ۡؤُي بَم َنىُلَعۡفَيَو ۡمُهَزَمَأ َٰٓبَم ٦

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”

Di dalam ayat tersebut Allah memerintahkan kepada setiap orang yang beriman agar memelihara dirinya terlebih dahulu barulah mereka memelihara keluarga mereka dari api neraka. Karena neraka tersebut

7 Amril Darwis, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Pekanbaru: Ammpujari, 2016, h. 25

(24)

berbahan bakar manusia dan batu, serta neraka tersebut dijaga oleh para malaikat-malaikat yang keras dan kasar yang tidak mendurhakai perintah Allah dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya.

Oleh karena itu, setiap orang tua hendaknya mendidik anak-anak mereka dengan cinta kasih. Karena ketika anaknya mendapatkan cinta dan kasih sayang yang cukup dari orang tuanya, maka pada saat mereka berada di luar rumah dan menghadapi masalah-masalah baru mereka akan bisa menghadapi dan menyelesaikan dengan baik.8 Keadaan ini akan lebih mendorong anak dalam mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi di sekolah. Oleh karena bagaimanapun juga orang tua dalam kehidupan anak merupakan suatu hal yang sangat penting, maka dukungan moril dan materil senantiasa diharapkan oleh anak dalam usahanya menghadapi berbagai masalah.

Peranan orang tua terhadap belajar anaknya menyangkut beberapa aktifitas yang dapat mengantarkan anak untuk berprestasi dalam belajar.

Aktifitas orang tua mengantarkan anak untuk berprestasi dalam belajar tersebut antara lain adalah memperhatikan, melengkapi alat belajar, mengatur waktu belajar dan memberi bantuan belajar khususnya jika anak mengalami kesulitan dalam belajar.

Hal ini senada dikatakan Abu Ahmadi danWidodo Supriyono bahwa :

“ kesulitan belajar yang dialami oleh siswa tidak terlepas dari peran orang tua dalam memberikan bimbingan dirumah, memperhatikan anak dalam mengerjakan tugas, mengatur disiplin anak dan sebagainya. Peranan

8 Alfiah , Suja’i Syarifandi, Tadist Tarbawi 2, 2015, Pekabaru: Kreasi Edukasi, h. 173

(25)

6

orang tua terhadap anak ini sering dipenaruhi oleh sikap orang tua dalam memberikan bimbingan dan pembinaan kepada anak”.9

Seandainya orang tua kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajar, tidak menyediakan atau melengkapi alat belajanya, tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak tau bagaimana kemajuan belajar anaknya, kesulitan yang dialami dalam belajar, dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya.10 Jadi dapat dikatakan bimbingan orang tua salah satu faktor mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Keluarga menurut para pendidik merupakan lapangan pendidikan yang pertama dan pendidiknya adalah kedua orang tua. Orang tua (bapak dan ibu) adalah pendidik kodrati. Mereka pendidik bagi anak-anaknya karena sacara kodrati ibu dan bapak diberikan anugerah oleh tuhan pencipta berupa naluri orang tua. karena narluri ini, timbul rasa kasih sayang para orang tua kepada anak-anak mereka, hingga secara moral keduanya merasa terbeban tanggung jawab untuk memelihara, mengawasi, melindungi, serta membimbing anak mereka11.

Pendidikan keluarga dalam pasal 27 ayat (1) Undang-undang No. 20 Tahun 2003 merupakan jalur pendidikan informal. Setiap anggota keluarga

9 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar , 2001, Jakarta: Rineka Cipta, h. 77

10 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, 2013, Jakarta: Rineka Cipta, h. 61

11 Hanafi, Dasar-dasar Psikologi Agama, 2014, Pekanbaru: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, h. 172

(26)

mempunyai peran, tugas dan tanggung jawab masing-masing, dan mereka memberi pengaruh melalui proses pembiasaan pendidikan di dalam keluarga.12 Keluarga yang akan memberikan wacana kehidupan seorang anak, baik prilaku, budi pekerti, maupun adat kebiasaan sehari-hari. Dengan memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak dalam lingkungan keluarga, maka akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pula, karena tujuan pendidikan yang dilaksanakan didalam keluarga adalah untuk membina, membimbing, dan mengarahkan anak kepada tujuan yang suci.

Adapun cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan dari pendidikan tersebut yaitu menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya.

Dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut, manusia akan memerlukan sebuah motivasi atau dorongan untuk menjadi lebih baik. Motivasi adalah sesuatu yang ada dalam diri seseorang, yang mendorong orang tersebut untuk bersikap dan bertindak guna mencapai tujuan tertentu.13 Dalam mencapai suatu tujuan, pasti memiliki komponen- komponen yang dapat mendukung terjadinya suatu motivasi terhadap diri seseorang untuk berbuat dan melakukan sesuatu demi mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

Belajar dan motivasi selalu mendapat perhatian khusus bagi mereka yang belajar dan mengajar. Pernyataan yang selalu dikemukakan ialah:

bagaimanakah memotivasi seseorang mempelajari apa yang harus dipelajarinya? Dalam kehidupan sehari-hari dijumpai orang dengan penuh

12 Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2006), h. 270

13 Abdul Rahman Sholeh dan Muhib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Prenada Media, 2004), hlm. 131.

(27)

8

antusias dan ketekunan melaksanakan berbagai kegiatan belajar, sedang dipihak lain ada yang tidak bergairah dan bermalas-malasan. Kenyataan tersebut tentu mempunyai sebab-sebab yang perlu diketahui lebih lanjut untuk kepentingan motivasi belajar.14

Dalam meningkatkan kualitas pembelajaran berbagai upaya dilakukan yaitu dengan meningkatkan motivasi belajar. Motivasi memegang peranan penting dalam kepribadian individu, yaitu salah satunya adalah motif atau dorongan untuk berprestasi yaitu motif atau dorongan untuk berkompetisi baik dengan dirinya ataupun dengan orang lain dalam mencapai prestasi yang tinggi.15 Apabila dikaitkan dengan pembelajaran bahwa seorang siswa akan menjadi berprestasi apabila ada motivasi dalam semua kegiatan pembelajaran. Sehingga siswa tersebut mampu memperoleh hasil atau nilai yang memuaskan dan siswa tersebut akan menjadi siswa yang berprestasi didalam kelas.

Gilford dalam bukunya Purwa Atmaja Prawira menyatakan bahwa rasa berprestasi pada seseorang merupakan sumber kebanggaan. Rasa berprestasi akan mendorong untuk berkompetisi dan merasa butuh untuk memperoleh hasil yang tertinggi.16 Berkaitan dengan hal itu, seorang siswa memperoleh pretasi yang tinggi, ia terlebih dahulu harus berusaha untuk

14 Zakiat Daradjat Sholeh dan Munib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar, (Jakarta:

Prenada Media, 2004), hlm. 131.

15 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 70.

16Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan Dalam Prespektif Baru, (Jogjakarta: Ar- russ Media, 2013), hlm. 335.

(28)

memperoleh hasil yang semaksimal mungkin.

Motivasi belajar pada siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu hasi belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus-menerus. Dengan tujuan agar siswa dapat memiliki motivasi belajar yang kuat, sehingga hasil belajar yang diraihnya akan dapat optimal.17 Masalah motivasi ini mungkin seringkali menjadi penyebab terjadinya ketidak nyamanan dalam proses belajar pada siswa karena tidak adanya dorongan dalam belajar baik dari diri anak itu sendiri maupun dorongan dari luar. Rendahnya motivasi belajar siswa tersebut terhadap sebuah mata pelajaran biasanya juga berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa tersebut.

Menurut Atkinson, motivasi seseorang ditentukan oleh dua faktor, yaitu “harapan terhadap suatu subjek” dan “nilai dari objek itu”.18 Jadi, makin besar harapan seseorang terhadap suatu objek dan makin tinggi nilai objek itu bagi orang tersebut, maka makin besar motivasinya. Motivasi akan semakin kuat apabila seseorang memiliki harapan yang tinggi untuk menggapai apa yang diinginkan. Uno juga mengatakan bahwa motivasi dan belajar merupakan dua hal yag saling memengaruhi. Motivasi belajar akan timbul karena faktor intrinsik yang berupa hasrat dan keinginan

17Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Depdikbud, 1994), hlm.22.

18Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 105.

(29)

10

berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.19 Jadi, motivasi belajar itu dipengaruhi oleh dua faktor yang tidak dapat dipisahkan. Apabila kedua faktor tersebut saling berpengaruh dengan baik maka hasil yang didapat juga akan baik pula.

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai suatu tujuan.20 Jadi, motivasi belajar itu digunakan sebagai pengarahan dan petunjuk agar dalam proses pembelajaran tersebut mendapatkan hasil yang baik dan maksimal. Kedua faktor tersebut disebabkan oleh adanya rangsangan tertentu, kemudian seseorang akan berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat. Misalnya, seorang siswa menjadi terdorong belajarnya karena guru sering memberinya angka/

hadiah/ komentar yang positif terhaap hasil belajarnya. Itulah yang akan membuat siswa menjadi terdorong untuk terus belajar dengan giat.

Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam juga perlu adanya motivasi, baik motivasi intrinsik dan ekstrinsik untuk menunjang prestasi belajar siswa. Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami kandungan

19 Hamzah B. Uno, Teori motivasi dan Pengukurannya (Analisis DI Bidang Pendidikan), (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 23.

20 Husamah. dkk, Belajar dan pembelajaran, ( Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2016), hlm.22.

(30)

ajaran Islam secara menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.21 jika dipahami lebih mendalam, dengan proses pembelajaran yang baik dari Pendidikan Agama Islam akan menciptakan siswa yang berprestasi serta berakhlakul karimah.

Berdasarkan hasi observasi dan wawancara yang telah dilakukan penulis terhadap beberapa orang tua, siswa dan guru di Sekolah Menengah pertama Negeri Kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak, dimana bimbingan orang tua dan motivasi belajar telah ditunjukan siswa seperti:

1. Orang tua menemani anak ketika sedang belajar di rumah,

2. orang tua mengatur waktu belajar anak, orang tua mengingatkan anak untuk mengerjakan PR (pekerjaan rumah),

3. orang tua menyuruh anaknya mengulangi pelajaran di rumah setiap malam,

4. orang tua membantu kesulitan belajar yang dihadapi oleh anak,

5. orang tua menyediakan fasilitas untuk belajar anak pada malam hari, dan orang tua mempersiapkan kondisi yang siap untuk belajar.

6. Siswa tekun dalam mengerjakan tugas, 7. siswa ulet dalam menghadapi masalah,

8. siswa ingin mendalami bahan atau bidang pengetahuan yang diberikan,

9. siswa menunjukan minat dalam belajar,

21 Aat Syafaat. dkk, Peranan Pendidikan Agama Islam (Dalam Mencegah Kenakalan Remaja), (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 16.

(31)

12

10. dan siswa Senang, rajin , penuh semangat ketika belajar.22

Sekolah Menengah Pertama Negeri Kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak yang di jadikan lokasi penelitian dalam tesis ini dikareka masih ada sebagian siswa yang memiliki prestasi belajar yang kurang baik. Hal ini terlihat dari gejala-gejala sebagai berikut:

a. Masih ada siswa yang nilai rapor di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) 78.

b. Masih terdapat siswa yang ujian remedial c. Masih ditemukan yang kurang rajin dalam belajar di sekolah

d. Masih ditemukan adanya siswa yang tidak disiplin dalam belajar di sekolah.23

Berdasarkan gejala-gejala yang ditemukan di atas, penulis tetarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul: Pengaruh Bimbingan Orang Tua Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Peserta Didik Di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak

B. Penegasan Istilah 1. Pengaruh

22 Observasi ke Orang tua dan siswa di Sekolah Menengah pertama Negeri kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak pada tanggal 2/ Februari/ 2022

23 Observasi ke Sekolah Menengah pertama Negeri kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak pada tanggal 8/ Februari/ 2022

(32)

Pengaruh adalah kekuatan yang ada atau timbul dari sesuatu, seperti orang, benda yang turut membentuk, kepercayaan atau perbuatan seseorang.24 Adapun pengaruh yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah pengaruh bimbingan orang tua dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

2. Bimbingan Orang tua

bimbingan orang tua adalah sesuatu yang dilakukan untuk membantu anak dalam belajar, dan menyelesaikan masalahnya baik aspek fisik, sosial, maupun sosialnya.25 Bimbingan orang tua yang dimaksud oleh penulis adalah memberikan bimbingan dari ayah dan ibunya kepada siswa untuk mencapai prestasi yang baik di sekolah.

3. Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar demi mencapai suatu tujuan. M. Dalyono memaparkan bahwa motivasi belajar adalah daya penggerak/pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar.26

24 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, 2008, Jakarta: Kencana, h. 186

25 Muhammad Basri, PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MURID KELAS IV SD INPRES BERTINGKAT KECAMATAN SOMBA OPU

KABUPATEN GOWA, Vol. 3, Jurnal Pendidikan Ibtidaiyah, 2022, h. 303

26 Jemmi Burdam, ROLE OF PARENTS IN IMPROVING GEOGRAPHY LEARNING MOTIVATION IN IMMANUEL AGUNG SAMOFA HIGH SCHOOL, Vol.1 No.2 Juli 2020, Jurnal Inovasi Penelitian,2020,h. 71

(33)

14

4. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dapat dicapai oleh individu setelah melaksanakan serangkain proses belajar.27 Prestasi belajar yang dimaksud oleh penulis adalah prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

C. Permasalahn

1. Identifikasi masalah

a. Masih ada Orang Tua yang belum melakukan bimbingan belajar kepada anaknya saat dirumah.

b. Orang tua cendrung membiarkan anaknya tidak belajar, sehingga anak tidak mengerjakan PR yang diberikan guru disekolah.

c. Masih ada siswa yang tidak mengikuti dan cendrung malas ketika belajar disekolah.

d. Masih ada siswa yang kurang motivasi saat belajar sendiri maupun berkelompok.

e. Belum tercapai secara maksimal perubahan prestasi dan tingkah laku siswa.

f. Apakah ada Pengaruh bimbingan Orang Tua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak?

27 Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam , 2013, Bandung: Alfabeta, h. 154

(34)

g. Masih ada siswa yang belum mencapai KKM pada mata pelajaran pendidikan agama islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak

2. Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan maka penulis membatasi pemaslahan penelitian yaitu Pengaruh bimbingan orang tua dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak.

3. Rumusan Masalah

a. Apakah ada pengaruh yang signifikan bimbingan Orang Tua terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak ? b. Apakah ada Pengaruh yang signifikan motivasi belajar siswa terhadap

prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak ? c. Apakah ada Pengaruh yang signifikan bimbingan orang tua dan

motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak?

D. Tujian Penelitian 1. Tujuan Penelitian

(35)

16

a. Untuk menguji pengaruh bimbingan Orang Tua terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak.

b. Untuk menguji pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak.

c. Untuk menguji pengaruh bimbingan orang tua dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai beberapa manfaat secara teoritis dan praktis sebagai berikut:

1. Teoritis

Untuk dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya dengan tema yang sejenis.

2. Praktis

a. Sebagai bahan referensi bagi pihak orang tua , siswa dan sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

b. Sebagai salah satu sumbangan pemikiran bagi dunia akademis, praktisi pendidikan, dan orang-orang yang bergerak dalam dunia pendidikan.

(36)

c. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru.

(37)

BAB II

LANDASAN TEORETIS A. Kerangka Teori

1. Prestasi Belajar

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku akibat interaksi individu dengan lingkungan. Perubahanan itu mengandung pengertian yang luas, yakni pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan lain sebagainya atau yang lazim disebut dengan kognitif, afektif dan psikomotor. Prestasi bisa diartikan sebagai hasil usaha, atau suatu hasil yang telah dicapai, baik itu dilakukan maupun dilaksanakan.

Syamsuddin dalam Heri gunawan menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah kecakapan nyata atau aktual yang menunjukan kepada aspek kecakapan yang segara dapat didemonstrasikan dan diuji karena merupakan hasil usaha yang bersangkutan dengan bahan dan dalam hal-hal tertentu yang dialaminya. Dengan demikian prestasi belajar dapat disimpulkan tingkat keberhasilan yang telah dicapai siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu yang dapat diketahui dan hasil evaluasi yang dilaksanakan oleh guru.1

Menurut Muhibbin Syah2, “Prestasi adalah tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program”.

Prestasi itu tidak mungkin dicapai oleh seseorang selama ia tidak melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh. Sedangkan belajar merupakan suatu proses dalam kehidupan manusia yang berlangsung sepanjang hayat. Belajar dimulai dari bayi sampai sepanjang usia mereka.

1 Heri gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, 2013, Bandung: Alfabeta, h. 153

2 Muhibbin Syah. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hal. 141

18

(38)

Menurut Slameto3 belajar merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar merupakan suatu proses unuk menjadikan manusia bekembang secara utuh, baik dalam segi jasmani maupun rohani.

Menurut Oemar Hamalik4 belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Belajar yang dilakukan oleh manusia senantiasa dilandasi dengan iktikad baik. Belajar harus dilaksanakan dengan sengaja, direncanakan sebelumnya dengan struktur tertentu, sehingga proses belajar dapat terkontrol secara cermat.

Pendapat ini berarti prestasi tidak akan pernah dihasilkan apabila seseorang tidak melakukan kegiatan belajar. Prestasi belajar juga bukan ukuran, tetapi dapat diukur setelah melakukan kegiatan belajar.

Keberhasilan seseorang dalam mengikuti program pembelajaran dapat di lihat dari prestasi belajar siswa tersebut.

Suatu aktifitas dapat dikategorikan suatu prestasi belajar apabila terpenuhinya unsur-unsur di bawah ini:

1. Adanya perubahan tingkah laku.

2. Perubahan terjadi dari hasil latihan atau pengalaman.

3 Slameto.(2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Hal.2

4 Oemar Hamalik. (2009). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Jakarta: Bumi Aksara. Hal.154

(39)

20

3. Perubahan itu menyangkut beberapa aspek, yaitu aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik.5

2. Fungsi prestasi belajar

Prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

a) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

b) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

c) Prestasi belajar sebagai indikator internal dan eksternal dari suatu situasi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator eksternal dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat.

d) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pembelajaran.

5 Fitriyana Mawarni, Yessi Fitriani, Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Materi Pokok Teks Eksposisi di Kelas X IPA 2 SMA Negeri 1 Sembawa Kabupaten Banyuasin, Volume 9, No 2, Jurnal Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia , 2019, h. 4

(40)

Diantara fungsi-fungsi prestasi belajar sebagaimana dikatakan oleh Z. Arifin adalah sebagai berikut:

a. Sebagai indikator kualitas pengetahuan yang telah dikuasai oleh peserta didik (siswa)

b. Sebagai pemuasan hasrat ingin tahu

c. Sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan

d. Sebagai indikator intern dan ekstern dan intitusi pendidikan

e. Dapat dijadikan indikator terhadap daya serap/ kecerdasan pesera didik.6

Fungsi di atas dapat menjadi sebuah pegangan untuk apa prestasi belajar tersebut. Hasil belajar atau prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajar dari seorang pendidik. Sedangkan Gegne membagi lima kategori hasil belajar, yaitu:

a. Informasi verbal

b. Keterampilan intelektual c. Strategi kognitif

d. Sikap

e. Keterampilan motoris.7

Dilihat dari beberapa fungsi prestasi belajar diatas, maka pentingnya mengetahui dan memahami prestasi belajar peserta didik, baik secara perseorangan maupun secara kelompok, sebab fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan.

6 Heri gunawan, op.cit, h. 154

7 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, 2011, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, h. 22

(41)

22

Di samping itu prestasi belajar juga bermanfaat sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

3. Cara mengukur prestasi belajar

Salah satu cara untuk mengetahui prestasi belajar peserta didik adalah dengan mengadakan tes. Tes prestasi belajar bertujuan untuk mengukur prestasi atau hasil yang dicapai siswa dalam belajar. Saifudin Azwar didalam buku Heri gunawan mengatakan bahwa, adalah suatu kesalahan bila menggangap bahwa apa yang dapat dilakukan oleh tes prestasi semata-mata memberikan angka untuk dimasukan didalam laporan kemajuan siswa belajar atau rapor. Sesungguhnya prosedur tes guna mengukur prestasi mengandung nilai-nilai pendidikan yang sangat penting. Seringkali tes membantu para guru dalam memberikan nilai yang lebih valid dan reliable, walaupun nilai tes merupakan cerminan apa yang telah dicapai oleh siswa dalam pembelajaran, akan tetapi tanggungjawab pihak pengajarlah untuk selalu menekankan agar siswa tidak belajar semata-mata karena untuk mendapatkan nilai tinggi dalam tes. Menanamkan kesadaran pada siswa bahwa apa yang diharapkan dari mereka adalah penguasaan pelajaran dan pemahaman yang berarti, tidaklah mudah.8 Hasil yang diperoleh dari penilaian dinyatakan dalam bentuk hasil belajar atau prestasi belajar. Oleh sebab itu, kegiatan tersebut dinamakan penilaian hasil belajar.

8 Heri gunawan, op.cit, h. 155

(42)

Ada beberapa alternatif norma pengukuran prestasi belajar sebagai indikasi keberhasilan belajar siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Menurut Tohirin, norma-norma pengukuran tersebut adalah:

a. Norma skala dari 0 sampai 10 b. Norma skala dari 0 sampai 100 c. Norma skala dari 0,0 sampai 4,0 d. Norma skala huruf dari A sampai E.9

Apabila siswa dalam ujian dapat menjawab atau menyelesaikan lebih dari separuh soal-soal ujian, dianggap telah memenuhi syarat target minimal keberhasilan belajar. Dewasa ini telah terjadi peningkatan ukuran terendah keberhasilan belajar siswa. Siswa yang berhasil menyelesaikan soal-soal ujian sebanyak 75% sampai 80% dari seluruh soal-soal, dianggap memenuhi standar kelulusan.

Simbol penilaian dengan huruf, umumnya di Negara kita diberlakukan untuk tingkat perguruan tinggi. Berdasarkan norma-norma ukuran tersebut, tidak ada keharusan bagi guru untuk menggunakan satu norma di atas secara kaku. Norma ukuran manapun bisa digunakan untuk acuan ukuran terhadap prestasi belajar siswa. Sebagaimana Tohirin mengatakan, bahwa ukuran prestasi belajar, yaitu:10

9 Tohirin, op.cit, h. 159

10 Ibid, h. 160

(43)

24

Angka Huruf Predikat

8-10, 80-100, 3.5-4.0 7-9, 70-90, 2.8-3.4 5-6, 50-60, 1.6-2.5 3-4, 30-40, 1.0-1.5 0-20, 00-20, 0.0-0.9

A B C D E

Baik sekali Baik Cukup Kurang

Gagal

Dari studi pendahuluan dan pelaksanaan penelitian yang penulis lakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri kecamatan Sabak Auh, sekolah ini menggunakan skala angka dari 0 – 100. Dalam pencapaian prestasi belajar banyak faktor yang mempengaruhi seperti yang diungkapkan Nana Sudjana bahwa prestasi belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu:

a. Faktor yang berasal dari diri siswa.

Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya, disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, ada juga faktor lain seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan serta faktor fisik dan psikis.

b. Faktor yang berasal dari luar siswa.

Yang paling dominan yang paling mempengaruhi prestasi siswa adalah kualitas pengajaran. Yang dimaksud dengan kualitas

(44)

pengajaran ialah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.11

Begitu pula orang tua, juga merupakan faktor yang berasal dari luar siswa yang berpengaruh terhadap belajar siswa. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari orang tua/ keluarga, berupa cara orang tua mendidik, relasi antara orang tua dan anak, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga. Untuk itu orang tua tidak boleh mendidik dengan cara memanjakannya, akan tetapi harus tegas dan penuh kasih sayang, dengan bimbingan dan bila perlu hukum- hukum yang sifatnya mendidik untuk mensukseskan belajar anak.

Faktor-faktor tersebut saling terkait satu sama lain dalam memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar seorang anak. Anak yang mempunyai intelgensi tinggi namun sarana prasarana belajarnya sangat minim maka prestasi belajarnyapun tentu tidak akan mencapai titik optimal.

Slameto mengungkapkan bahwa untuk mempertinggi produksi prestasi belajar yang maksimal, belajar itu di pengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah sebagi berikut:

a. Kondisi internal

Kondisi internal yaitu kondisi yang ada di dalam diri siswa itu sendiri, siswa dapat belajar dengan baik dan mencapai prestasi belajar yang baik apabila kebutuhan internalnya dapat

11 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, 2009, Bandung: Sinar Baru Algensindo, h. 39

(45)

26

dipenuhi, menurut Meslow ada tujuh jenjang kebutuhan primer manusia yang harus terpenuhi, yaitu:

1) Kebutuhan fisiologis.

2) Kebutuhan akan keamanan.

3) Kebutuhan akan kebersamaan dan cinta.

4) Kebutuhan akan status.

5) Kebutuhan self-actualication.

6) Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti.

7) Kebutuhan estetik yaitu kebutuhan akan keteraturan dan keseimbanagan dari suatu tindakan.

b. Kondisi eksternal

Kondisi eksternal yaitu kondisi yang ada di luar diri individu. Untuk belajar efektif diperlukan lingkungan fisik yang baik, diantaranya:

1) Ruang belajar yang bersih, di rumah maupun di luar sekolah.

2) Ruangan cukup tenang, tidak gelap yang dapat mengganggu mata.

3) Cukup sarana yang diperlukan untuk belajar.

c. Strategi belajar

Strategi belajar diperlukan untuk mencapai prestasi belajar yang semaksimal mungkin, cara belajar yang baik diantaranya sebagai berikut:

(46)

1) Keadaan jasmani, belajar memerlukan tenaga, untuk mencapai hasil belajar yang baik diperlukan badan sehat.

2) Keadaan emosional dan sosial, siswa yang jiwanya tertekan dan dalam keadaan takut akan kegagalan, mengalami kegoncangan karena emosi yang kuat tidak dapat belajar efektif.

3) Keadaan lingkungan, tempat belajar hendaknya tenang.

4) Memulai belajar, pada permulaan belajar sering dirasakan kelambatan, keengganan bekerja.

5) Membagi pekerjaan, menentukan apa yang akan diselesaikan dalam waktu tertentu.

6) Adakan kontrol, selidiki pada akhir belajar, hingga bahan telah dikuasai.

7) Pupuk sikap optimis.12

Berdasarkan pendapat diatas, penulis menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari faktor internal, eksternal dan strategi belajar yang baik, dengan demikian maka prestasi belajar siswa akan baik.

12 Salmeto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, 2013, Jakarta: Rineka Cipta, h. 74-78

(47)

28

4. Pentingnya Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah sangat penting dalam dunia pendidikan karena pencapaian perubahan sesuai dengan tujuan pembelajaran atau tidak. Pentingnya prestasi belajar tersebut antara lain :

1. Bagi peserta didik prestasi belajar dapat digunakan untuk melihat posisi dirinya (melihat kemampuannya dibandingkan dengan standar atau dengan teman-temannya) dan digunakan untuk meningkatkan semangat atau gairah dalam belajar.

2. Digunakan oleh guru bidang studi untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang diterapkan, baik media, metode, serta materi pelajaran dan menentukan materi berikutnya.

3. Bagi orang tua akan mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapai anaknya, jika mendapatkan kesulitan belajar dapat mencari alternatif cara pemecahannya.

5. Evaluasi Prestasi Belajar

Prestasi belajar meliputi segenap ranah kejiwaan yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar siswa yang bersangkutan. Prestasi belajar dapat dinilai dengan cara sebagai berikut:

a. Penilaian Formatif Penilaian formatif adalah kegiatan penilaian yang bertujuan untuk mencari umpan balik (feedback), yang selanjutnya hasil penilaian tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar-mengajar yang sedang atau yang sudah dilaksanakan.

(48)

b. Penilaian Sumatif Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memperoleh data atau informasi sampai dimana penguasaan atau pencapaian belajar siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya selama jangka waktu tertentu.13

B. Bimbingan Orang Tua

Pendidikan adalah suatu aktivitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Dengan kata lain pendidikan tidak hanya berlangsung didalam kelas, tetapi berlangsung pula diluar kelas. Pendidikan bukan bersifat formal saja tetapi mencakup pula yang non formal.

Pengertian keluarga secara umum merupakan lembaga terkecil dalam masyarakat terdiri dari ayah, ibu dan anak yang mana hubungan sosialnya relatif tetap didasarkan atas ikatan darah, perkawinan atau adopsi dan dijiwai dengan tanggung jawab.

Menurut Soelaeman sebagaimana dikutip oleh Moch. Shochib pengertian keluarga secara psikologis adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling memengaruhi, saling memerhatikan, dan saling menyerahkan diri. Sedangkan dalam pengertian pedagogis, keluarga adalah satu persekutuan hidup yang dijalin oleh kasih sayang antar pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan, yang bermaksud untuk saling menyempurnakan diri.

13 Purwanto, m. Ngalim. 2003. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Hal. 26

(49)

30

Usaha saling melengkapi dan menyempurnakan diri itu terkandung perealisasian peran dan fungsi sebagai orang tua.14

Menurut Stern, kebanyakan siswa memiliki IQ yang relatif tinggi,namun prestasi belajarnya rendah. Masalah tersebut timbul akibat orang tua yang kurang memperhatikan anak-anaknya, atau kurang memperhatikan kemajuan belajar anaknya. Kadang kala anak menginginkan perhatian dan pujian dari orang tuanya atas prestasi yang sudah dilakukan di sekolah. Jika hal itu tidak diperoleh maka anak merasa tidak mendapatkan pengakuan dari orang tua akan apa yang sudah dilakukan di sekolah. Orang tua yang bersifat kejam, otoriter, akan menimbulkan mental yang tidak sehat bagi anak. Hal ini akan berakibat anak tidak dapat tenteram, tidak senang dirumah, ia pergi mencari teman sebayanya, hingga lupa belajar. Sebenarnya orang tua mengharapkan anaknya pandai, baik, cepat berhasil, tetapi malah menjadi takut, hingga rasa harga diri kurang. Orang tua yang lemah, misalnya suka memanjakan anak, ia tidak rela anaknya bersusah payah belajar, menderita, berusaha keras, akibatnta anak tidak mempunyai kemampuan dan kemauan, bahkan sangat tergantung pada orang tua, hingga malas berusaha, malas menyelesaikan tugas-tugas sekolah, hingga prestasinya menurun.15 Oleh karena itu, orang tua perlu menciptakan perhatian dan penghargaan sebagai wujud bimbingan belajar anaknya.

14 Moch. Shochib, Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 17

15Irene Hendrika Ramopoly, Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 116 Rante Kasimpo Kelas Jauh Kecamatan Makale Kabupaten Tana Toraja, jornal Vol.2, Elementary jurnal, 2019. h.19

(50)

Cara orang tua mendidik peserta didik berpengaruh terhadap belajarnya. Hal ini dipertegaskan oleh Sutjipto Wirowidjojo yang dikutip oleh Slameto dalam bukunya Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya mengemukakan keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama.16 Peneliti menyimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan oleh orang tua dalam membimbing anaknya secara istiqomah dan sabar untuk mendapatkan prestasi dalam belajar dan memecahkan masalah yang dihadapi anak disekolah. Dari uraian di atas jelaslah inti dari pelaksanaan bimbingan belajar tersebut adalah membantu anak-anak dalam menghadapi pelajaran yang diberikan guru di sekolah terutama pada mata pelajaran pendidikan agama Islam, karena dengan bimbingan orang tua prestasi anak akan lebih meningkat dalam belajar.

1. Fungsi Bimbingan dan Tujuan Bimbingan Orang Tua bagi Siswa Sasaran dari bimbingan adalah mengembangkan potensi yang ada pada setiap individu secara optimal, dengan harapan agar ia menjadi orang yang berguna bagi dirinya sendiri, lingkungan, dan pada masyarakat pada umumnya. Jadi tujuannya adalah, supaya yang dibimbing itu mampu menjadikan dirinya berguna baik bagi dirinya, keluarganya, dan masyarakatnya pada umumnya, hal ini sebagaimana tertera dalam Al- Quran:

16 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, 2013, Jakarta: Rineka Cipta, h.60

(51)

32

ٰلَم اَهْيَلَع ُةَراَجِحْلاَو ُساَّنلا اَهُدْىُقَّو اًراَن ْمُكْيِلْهَاَو ْمُكَسُفْنَا آْٰىُق اْىُنَمٰا َنْيِذَّلا اَهُّيَآٰٰي َكِكىِٕ

َن ْوُزَمْؤُي اَم َنْىُلَعْفَيَو ْمُهَزَمَا ٰٓاَم َ ّٰاللّ َنْىُصْعَي َّلَّ داَدِش ظ َلَِغ

Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

(Q.S. At-Tahrim: 6)

Dan adapun diadakannya bimbingan, bertujuan agar setiap anak yang mengalami kesulitan dalam belajar mampu menghindari dari segala gangguan atau hambatan yang dapat menghalangi kelancaran aktifitasnya dalam belajar, baik di sekolah dan di rumah, serta mampu mengatasi dan menyelesaikan persoalan tersebut, dengan potensi yang ada pada dirinya. Untuk itu para orang tua harus jeli dan peka terhadap perkembangan yang terjadi pada anaknya yang masih dalam usia sekolah, karena setiap persoalan dan kesulitan yang dihadapi oleh anak harus segera diatasi, tentunya harus memulai bimbingan dan arahan dari orang tua. Sedangkan bila ditinjau dari statusnya, bimbingan mempunyai tiga fungsi, yaitu:

a. Fungsi pencegahan (preventif) maksudnya adalah bimbingan berfungsi sebagai usaha pencegahan timbulnya masalah yang dapat menghambat perkembangan pada diri seorang anak.

b. Fungsi penyaluran maksudnya adalah, bimbingan berfungsi memberikan bantuan kepada anak, untuk mendapatkan kesempatan menyalurkan potensi yang ada pada dirinya agar lebih berkembang.

Referensi

Dokumen terkait

a) Faktor internal dibagi menjadi dua golongan yang pertama yaitu: 1) faktor fisiologis (jasmaniah) yaitu faktor yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, misalnya

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) kualitas pelayanan Program Studi PGSD UAD Yogyakarta; 2) kepuasan mahasiswa Program Studi PGSD UAD; dan 3)

Modeling of the minimum variable blank holder force based on forming limit diagram (FLD) in deep drawing process.. To cite this article: S Candra et al 2017

Secara analisa ekonomi B/C yang diperoleh dari hasil budidaya jamur kuping lebih besar dari 1%, sehingga usaha budidaya jamur kuping dengan media tanam

Hal ini menunjukkan tingkat aman (safety margin), sebab bagi perusahaan penghasil jasa, angka 100% dikatakan sudah mencukupi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan penggunaan obat Tuberkulosis pada pasien Tuberkulosis paru dapat disimpulkan bahwa pasien lebih dominan pada faktor dukungan

[r]