• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Laporan Realisasi Anggaran untuk Menilai Kinerja Keuangan pada Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Laporan Realisasi Anggaran untuk Menilai Kinerja Keuangan pada Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

ANALISIS LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA KANTOR DINAS PENDIDIKAN

PROVINSI SUMATERA UTARA

OLEH:

DEAR WILLYAM ZAKARIA PASARIBU NIM. 1721010152

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2022

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

(7)
(8)

(9)
(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemerintah pusat maupun daerah merupakan pihak yang diberi tugas untuk menjalankan roda pemerintahan, pembangunan, dan layanan sosial kepada masyarakat, sehingga dalam menjalankan tugas tersebut diperlukan pembiayaan dengan memungut berbagai macam jenis pendapatan dari masyarakat, kemudian membelanjakannya untuk penyelenggaraan kegiatan pemerintah dan pelayanan kepada masyarakat melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Salah satu bentuk pelayanan penting yang diberikan kepada masyarakat adalah dalam bidang pendidikan. Dalam hal ini Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berperan adalah Dinas Pendidikan. Dinas Pendidikan merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan bidang pendidikan yang mempunyai tugas membantu pemerintah daerah dalam melaksanakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan.

Dinas Pendidikan dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi penyusunan rencana kerja, perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan pelayanan, pembinaan, pengendalian urusan, melakukan evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang pendidikan. Dalam melaksanakan fungsi-fungsi tersebut tentunya harus didukung dengan keuangan yang baik pula, sehingga seluruh fungsi dalam bidang pendidikan dapat terlaksana dengan sempurna.

1

(11)

2 Oleh karena itu kinerja keuangan pada Dinas Pendidikan menjadi salah satu hal yang sangat penting karena melalui informasi kinerja keuangan Dinas Pendidikan akan dapat mengetahui sejauh mana perkembangan yang sudah di capai dalam periode tertentu, sebagai dasar perencanaan dimasa yang akan datang, melihat kinerja secara keseluruhan, dan sebagai acuan dalam membuat keputusan dan kegiatan.

Menurut Fahmi (2013: 2) kinerja keuangan merupakan gambaran dari pencapaian keberhasilan organisasi yang dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Selain itu juga dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan sebagai suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana organisasi telah melaksanakan tugas-tugasnya dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.

Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menggunakan anggaran pendapatan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhannya yang bergerak di bidang pendidikan.

Kinerja keuangan menjadi salah satu isu yang sangat penting untuk dikaji dalam Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara karena sejak diterapkannya penganggaran berbasis kinerja, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara dituntut untuk mampu menghasilkan kinerja keuangan secara maksimal.

Masalah yang terjadi saat ini pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara terdapat beberapa proses yang belum berjalan secara efektif, diantaranya adalah proses pengelolaan dan penanganan sarana sekolah yang rusak, serta efektivitas penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Munculnya

(12)

3

permasalahan pada proses-proses tersebut disebabkan karena belum maksimalnya kinerja keuangan pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara.

Kinerja keuangan pada Dinas Pendidikan memiliki sifat yang multidimensional, sehingga tidak ada indikator tunggal yang dapat digunakan untuk menunjukan tingkat keberhasilan secara komprehensif. Untuk itu perlu adanya analisis yang dilakukan untuk dapat menilai kinerja keuangan pada Dinas Pendidikan dan salah satu analisis yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan adalah melalui laporan realisasi anggaran. Laporan realisasi anggaran menjadi bagian yang sangat penting dalam suatu organisasi termasuk Dinas Pendidikan, dimana fungsinya untuk mengetahui kinerja keuangan suatu organisasi.

Menurut Erlina (2015: 23) laporan realisasi anggaran merupakan sebuah laporan keuangan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat maupun daerah yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.

Adapun rekapitulasi realisasi dan anggaran terkait dengan pengeloalaan sarana sekolah dan penyaluran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam 3 (tigas) tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1.

Rekapitulasi Realisasi dan Anggaran

Tahun Anggaran Realisasi Persentase

2018 2.529.373.269.120,80 3.035.247.922.945,00 120,00%

2019 3.161.716.586.401,00 3.635.974.074.361,00 115,00%

Tahun Anggaran Realisasi Persentase

2020 3.477.888.245.041,10 4.660.370.248.355,00 134,00%

Sumber: Hasil Pra Riset (2021)

(13)

4

Melalui Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa realisasi anggaran dalam 3 (tiga) tahun terakhir melebihi total anggaran yang ada, yaitu pada tahun 2018 persentase realisasi mencapai 120,00% dari total anggaran, kemudian tahun 2019 persentase realisasi mencapai 115,00% dari total anggaran, dan pada tahun 2020 terjadi peningkatan hingga mencapai 134,00% dari total anggaran. Artinya dalam hal ini terjadi pemborosan pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara yang menunjukkan bahwa kinerja keuangan belum maksimal.

Untuk menganalisis lebih lanjut dan mendalam berdasarkan uraian latar belakang masalah dalam penelitian ini maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Laporan Realisasi Anggaran Untuk Menilai Kinerja Keuangan pada Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dalam penelitian ini maka dapat dirumuskan masalah, yaitu bagaimana kinerja keuangan pada Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara yang dianalisis berdasarkan laporan realisasi anggaran?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini diketahui bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan pada Kantor Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara yang dianalisis berdasarkan laporan realisasi anggaran.

(14)

5

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Adapun manfaat teoritis yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai sumber pengetahuan untuk memahami proses dan fungsi kerja dari Dinas Pendidikan berdasarkan kinerja keuangannya yang dinilai dari laporan realisasi dan anggaran.

1.4.2 Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis yang dapat diperoleh dari hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagi Dinas Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam mengambil keputusan terkait dengan realisasi dan anggaran dalam menjalankan fungsi Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara.

2. Bagi Perguruan Tinggi

Hasil penelitian ini sebagai tambahan informasi dan referensi bagi pembaca pada umumnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian terkait dengan kinerja keuangan pada Dinas Pendidikan.

1.5 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan saat ini adalah deskriptif kuantitatif.

(15)

6

Penelitian deskriptif kuantitatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara yang beralamat di Jalan Teuku Cik Ditiro No.1-D, Madras Hulu, Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan, Sumatera Utara. Waktu penelitian ini dilakukan pada Juni 2021 sampai dengan Agustus 2021.

1.7 Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sugiyono (2017: 225) data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen. Adapun data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari laporan keuangan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara.

1.8 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan studi dokumentasi. Menurut Sugiyono (2017: 240) studi dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya- karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan, misalnya catatan biografi, peraturan kebijakan, dan laporan.

(16)

BAB II

PROFIL DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA UTARA

2.1 Sejarah Singkat

Dinas Pendidikan telah menjadi sejarah yang tak terlupakan bagi Indonesia. Keberadaan Dinas Pendidikan sudah ada sejak Belanda melakukan penjajahan di tanah air ini. Dengan kata lain, pada masa sulit tersebut, para founder Indonesia yang jasanya tidak terkira bagi bangsa ini, ternyata sudah mengadakan proses pendidikan meski dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Saat itu, warga Indonesia tetap semangat belajar meski berada di tengah- tengah berkecamuknya peperangan, maka bermunculan para cendekiawan keturunan yang sukarela mengajarkan rakyat Indonesia untuk bisa membaca dan menulis. Pada saat itulah, muncul perkumpulan yang dinamakan ‘Tiga Serangkai’

yang terdiri dari para cendikiawan Indonesia.

Dari tahun ke tahun bangsa Indonesia banyak yang dapat menulis serta membaca sehingga pada 20 Oktober 1928, lahirlah Sumpah Pemuda yang diprakarsai oleh pemuda-pemuda Indonesia. Sejak saat itu, pendidikan dilakukan terang-terangan dan tidak ada lagi rasa takut untuk menuntut ilmu, dengan Sumpah Pemuda Indonesia bertekad untuk bersatu melawan penjajah dimuka bumi ini.

Ringkas cerita, Indonesia berhasil menjadi negara yang merdeka pada 17 Agustus 1945 yang mendapatkan sambutan dari seluruh Indonesia. Pada saat yang sama, berdiri pula Dinas Nasional yang saat ini bernama Departemen Pendidikan

7

(17)

8

dan Kebudayaan, kemudian masalah pendidikan di Indonesia perlahan menemukan darahnya yang sempat tersendat oleh tekanan penjajah.

Terkait dengan sejarah Dinas Pendidikan Nasional, selanjutnya terjadi perkembangan pada 1981. Saat itu, Pemerintah Indoneia mengeluarkan sebuah Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1981 yang isinya menerapkan bahwa sebagian urusan pendidikan yang ada di Indonesia ini, diserahkan kepada pemerintah yang ada di daerah.

Saat itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dipelopori oleh sosok Dr.

Moch Yami. Selanjutnya, pada 1989 pemerintah kembali mengeluarkan Peraturan No. 11 Tahun 1989 yang berisi penyerahan sebagian urusan pemerintahan di bidang pendidikan dan kebudayaan kepada pemerintah daerah.

Kemudian disusul pada 1990 dengan keluarnya Perda No. 3 Tahun 1990 yang membahas tentang dibentuknya dinas dan juga cabang dinas pendidikan dan kebudayaan. Kemudian disusul dengan kebijakan pada tahun 2001 tentang Otonomi Daerah sehingga masalah pendidikan di sebuah daerah menjadi tanggung jawab daerah masing-masing meski memang harus tetap melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Nasional di pusat.

2.2 Visi dan Misi

Adapun visi Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara saat ini adalah untuk terwujudnya sistem pendidikan masyarakat Sumatera Utara yang berdaya saing dan berakhlak mulia. Serta misi dari Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara adalah:

1. Meningkatnya akses dan kualitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

(18)

9

2. Memantapkan wajib belajar pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun dengan standar mutu

3. Menghasilkan lulusan sekolah menengah yang mempunyai kemampuan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dan mengisi lapangan kerja

4. Menghasilkan lulusan kejuruan yang memiliki daya saing

5. Menghasilkan lulusan pendidikan tinggi yang mempunyai daya saing dan yang mampu menciptakan lapangan kerja sendiri

6. Meningkatkan profesionalisme pendidikan dan tenaga kependidikan 7. Memutakhirkan kurikulum untuk merespon kebutuhan global rasional dan

regional

8. Meningkatkan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan 9. Menata dan membina penyelenggaraan pendidikan luar sekolah 10. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan pendidikan 2.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan sebuah sistem hubungan antara para anggota organisasi. Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Melalui struktur organisasi yang baik pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerjasama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 struktur

(19)

10

organisasi Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara disusun sebagai berikut:

Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara (2021)

Gambar 2.1.

Struktur Organisasi 2.4 Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 3 Tahun 2019 tentang Tugas, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Dinas Pendidikan mempunyai tugas membantu Gubernur yang menjadi kewenangan dan tugas pembantuan dalam melaksanakan urusan pemerintahan dengan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan perumusan kebijakan manajemen pendidikan menengah, kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, perizinan pendidikan, bahasa dan sastra sesuai dengan lingkup bidang tugasnya

2. Penyelenggaraan kebijakan manajemen pendidikan menengah, kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, perizinan pendidikan, bahasa dan sastra sesuai dengan lingkup bidang tugasnya

(20)

11

3. Penyelenggaran evaluasi dan pelaporan manajemen pendidikan menengah, kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, perizinan pendidikan, bahasa dan sastra sesuai dengan lingkup bidang tugasnya

4. Penyelenggaraan administrasi manajemen pendidikan menengah, kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, perizinan pendidikan, bahasa dan sastra sesuai dengan lingkup bidang tugasnya

5. Penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan tugas dan fungsinya.

2.5 Tata Kerja

Adapun tata kerja Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Kepala Sub Bagian wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, simplikasi, dan sinkronisasi baik intern maupun antar Satuan Kerja/Unit Organisasi lainnya, sesuai tugas dan mekanisme yang ditetapkan

2. Kepala Dinas wajib melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap bawahannya masing-masing

3. Dalam hal Kepala Dinas berhalangan dalam melaksanakan tugas karena sesuatu hal, Sekretaris melaksanakan tugas-tugas Kepala Dinas, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

4. Apabila Sekretaris Dinas berhalangan melaksanakan tugasnya karena sesuatu hal, maka Kepala Dinas menghunjuk pejabat yang telah memenuhi

(21)

12

persyaratan untuk melaksanakan tugas Sekretaris

5. Apabila Kepala Bidang berhalangan dalam melaksanakan tugasnya karena sesuatu hal, Kepala Dinas menghunjuk pejabat yang telah memenuhi persyaratan untuk melaksanakan tugas Kepala Bidang

6. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Kepala Cabang Dinas, Wakil Kepala Sekolah, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional, wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, baik dalam lingkungan internal masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan serta instansi lain di luar Cabang Dinas Pendidikan, sesuai dengan tugas pokok masing-masing. Kepala Cabang Dinas Pendidikan wajib mengawasi bawahannya dengan ketentuan dalam hal terjadi penyimpangan harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

7. Kepala Cabang Dinas Pendidikan bertanggung jawab memimpin dan mengoordinasikan bawahan, memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya

8. Kepala Cabang Dinas Pendidikan wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab pada atasan serta menyampaikan laporan berkala secara tepat waktu

9. Setiap laporan yang diterima oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan dari bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut

(22)

13

10. Dalam penyampaian laporan kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja

11. Dalam melaksanakan tugas, Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan unit organisasi di bawahnya wajib mengadakan rapat berkala dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan

12. Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan unit organisasi di bawahnya menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait, sesuai dengan kebutuhan.

2.6 Capaian Kinerja Terkini

Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara menetapkan 2 (dimensi) pencapaian kinerja yang diantaranya adalah berdasarkan akses pendidikan dan pemibnaan program pendidikan khusus. Indikator kinerja yang akan dicapai untuk mewujudkan sasaran peningkatan akses pendidikan terdiri dari 3 (tiga) indikator, yaitu Angka Partisipasi Kasar (APK) Sekolah Menengah Sederajat, Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Menengah Sederajat, dan Angka Kelulusan Sekolah Menengah Sederajat.

Tabel 2.1.

Pencapaian Kinerja Akses Pendidikan

Indikator Kinerja

2018 2019 2020

Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi % APK SM Sederajat 87,60 93,81 107,09 91,98 87,06 94,65 82,78 75,91 91,70 APM SM Sederajat 72,00 67,92 94,33 75,60 59,16 78,25 74,84 57,50 76,83 Angka Kelulusan SM

Sederajat 96,44 98,03 101,65 99,33 86,46 87,04 97,35 84,04 86,33

Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara (2021)

(23)

14

Berdasarkan Tabel 2.1 dapat dilihat bahwa dalam 3 (tiga) tahun terakhir pencapaian kinerja terkait akses pendidikan mengalami penurunan yang mengindikasikan bahwa kinerja Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara terkait dengan akses pendidikan sedang tidak baik meskipun capaian hasil masih dalam angka normal.

Adapaun indikator kinerja yang akan dicapai untuk mewujudkan sasaran peningkatan program pembinaan pendidikan khusus terdiri dari 2 (dua) indikator, yaitu Persentase Guru SMA/LB Berkualifikasi Akademik Minimal S1/D4 dan Persentase Guru SMK Berkualifikasi Akademik Minimal S1/D4.

Tabel 2.2.

Pencapaian Kinerja Program Pembinaan Pendidikan Khusus

Indikator Kinerja 2018 2019 2020

Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi % Persentase Guru

SMA/LB Berkualifikasi

Akademik Minimal S1/D4

93,00 96,43 103,69 97,65 94,50 96,78 95,70 102,06 106,65

Persentase Guru SMK Berkualifikasi

Akademik Minimal S1/D4

95,45 94,12 98,61 98,31 93,18 94,78 96,35 95,04 98,65

Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara (2021)

Berdasarkan Tabel 2.2 dapat dilihat bahwa dalam 3 (tiga) tahun terakhir pencapaian kinerja terkait pembinaan pendidikan khusus mengalami fluktuasi yang mengindikasikan bahwa kinerja Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara terkait dengan akses pendidikan sedang tidak stabil meskipun capaian hasil masih dalam angka normal.

(24)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Laporan Keuangan Sektor Publik

Menurut Harahap (2015: 105) laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu organisasi pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Sedangkan akuntansi sektor publik menurut Halim & Kusufi (2016:

18) adalah sebuah kegiatan jasa dalam rangka penyediaan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan dari entitas pemerintah guna pengambilan keputusan ekonomi yang nalar dari pihak-pihak yang berkepentingan atas berbagai alternatif arah tindakan.

Secara kompleks yang dimaksud dengan laporan keuangan sektor publik diartikan oleh Bastian (2016: 297) sebagai representasi posisi keuangan dari transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas sektor publik dengan tujuan umum pelaporan keuangan adalah memberikan informasi mengenasi posisi keuangan, kinerja, dan arus kas suatu entitas yang berguna bagi sejumlah besar pemakai untuk membuat dan mengevaluasi keputusan mengenasi alokasi sumber daya yang dipakai suatu entitas dalam aktivitasnya guna mencapai tujuan.

Kemudian Mardiasmo (2015: 32) menjelaskan pula tentang tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik, yaitu:

1. Kepatuhan dan pengelolaan (Compliance and Stewardship)

Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada pengguna laporan keuangan dan pihak otoritas penguasa bahwa

17

(25)

18

pengelolaan sumber daya telah dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan lain yang telah ditetapkan.

2. Akuntabilitas dan pelaporan retrospektif (Accountability and Retrospective Reporting)

Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik, memonitor kerja, mengevaluasi manajemen, pencapaian atas tujuan yang telah ditetapkan, dan membandingkannya dengan kinerja organisasi lain yang sejenis ada.

3. Perencanaan dan informasi otorisasi (Planning and Authorization Information)

Laporan keuangan berfungsi memberikan dasar perencanaan kebijakan dan aktivitas di masa mendatang. Laporan keuangan juga berfungsi memberikan informasi pendukung mengenai otorisasi penggunaan dana.

4. Kelangsungan organisasi (Viability)

Laporan keuangan berfungsi membantu pengguna dalam menentukan apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat meneruskan menyediakan barang dan jasa (pelayanan) di masa mendatang.

5. Hubungan masyarakat (Public Relation)

Laporan keuangan berfungsi memberikan kesempatan kepada organisasi untuk mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah dicapai kepada pengguna yang dipengaruhi karyawan dan masyarakat.

6. Sumber fakta dan gambaran (Source of Facts and Figures)

Laporan keuangan bertujuan memberikan informasi kepada berbagai

(26)

19

kelompok kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara lebih mendalam.

3.2 Laporan Realisasi Anggaran

Menurut Nafarin et al. (2016: 11) menjelaskan anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang. Kemudian menurut Bastian (2016: 191) anggaran diartikan sebagai paket pernyataan menyangkut perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa periode mendatang dan dalam anggaran selalu disertakan data penerimaan dan pengeluaran yang terjadi di masa lalu.

Sedangkan yang dimaksud dengan laporan realisasi anggaran adalah sesuatu hal yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Tujuan pelaporan realisasi anggaran adalah memberikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding. Penyandingan antara anggaran dan realisasinya menunjukan tingkat ketercapaian target-target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan perundang-undangan (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2012).

Mardiasmo (2015: 63) juga menjelaskan laporan realisasi anggaran sektor publik sangat penting karena beberapa alasan, yaitu:

1. Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunan sosial ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

2. Anggaran diperlukan karena adanya kebutuhan dan keinginan masyarakat

(27)

20

yang tidak terbatas dan terus berkembang, sedangkan sumber daya yang ada terbatas. Anggaran diperlukan karena adanya masalah keterbatasan sumber daya (Scarcity of Resources), pilihan (Choice), dan menjualkan (Trade Offs).

3. Anggaran diperlukan untuk menyakinkan bahwa pemerintah telah bertanggung jawab terhadap rakyat dan dalam hal ini anggaran publik merupakan instrumen pelaksanaan akuntabilitas publik oleh lembaga- lembaga publik yang ada.

3.3 Kinerja Keuangan

Menurut Wibowo (2017: 7) kinerja berasal dari kata performance, yaitu hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kemudian menurut Sedarmayanti (2017: 64) kinerja diartikan sebagai hasil seorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat diukur dengan dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan.

Sedangkan kinerja keuangan menurut Fahmi (2013: 142) adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu organisasi telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Sedangkan menurut Halim & Kusufi (2016: 24) kinerja keuangan dalam instansi pemerintahan merupakan salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk melihat kemampuan instansi pemerintah daerah dalam menjalankan

(28)

21

otonomi daerah.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 2005 keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.

Mardiasmo (2015: 121) menjelaskan bahwa sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan nonfinansial.

Menurut Widodo dalam Halim (2010: 126) analisis kinerja keuangan instansi pemerintah bertujuan untuk:

1. Menilai kemandirian keuangan daerah dalam membiayai penyelenggaraan otonomi daerah.

2. Mengukur efektivitas dan efisiensi dalam merealisasikan pendapatan daerah.

3. Mengukur sejauh mana aktivitas pemerintah daerah dalam membelanjakan pendapatan daerahnya.

4. Mengukur kontribusi masing-masing sumber pendapatan dalam pembentukan pendapatan daerah.

5. Melihat pertumbuhan/perkembangan perolehan pendapatan dan pengeluaran yang dilakukan selama periode tertentu.

3.4 Hasil Analisis Data

3.4.1 Hasil Deskripsi Hasil Perolehan Data

Sebelum melakukan analisis peneliti melakukan pengumpulan data

(29)

22

terlebih dahulu terkait dengan laporan realisasi anggaran kegiatan pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara periode 2018-2020 yang dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1.

Laporan Realisasi Anggaran Kegiatan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara

No. Jenis Kegiatan Tahun Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

1

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan

Tahun

2018 655.763.440.142,43 643.457.144.669,22 2019 695.577.649.008,22 666.154.714.455,17 2020 765.135.413.909,04 947.306.759.651,77

2 Program Pendidikan Menengah

2018 423.814.146.410,74 487.779.663.382,27 2019 505.874.653.824,16 684.637.319.190,09 2020 354.744.600.994,19 551.913.296.427,18

3

Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga

Kependidikan

2018 324.278.624.246,25 413.092.891.574,61 2019 442.640.322.096,14 621.915.185.549,06 2020 459.081.248.345,43 659.524.027.772,31

4

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksana

Tugas Lainnya

2018 202.313.830.571,42 284.277.946.163,80 2019 379.405.990.368,12 476.406.664.809,72 2020 730.356.531.458,63 933.290.870.024,25

5 Program Pendidikan Menengah Kejuruan

2018 716.655.759.584,22 886.428.386.096,84 2019 790.429.146.600,25 876.910.789.958,89 2020 779.046.966.889,21 981.950.143.576,16

6 Program Pendidikan Non Formal

2018 206.547.468.165,74 320.211.891.058,26 2019 347.788.824.504,11 309.949.400.398,07 2020 389.523.483.444,60 586.385.150.903,33 Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara (2021)

(30)

23

Sumber: Hasil Penelitian (2021)

Berdasarkan Tabel 3.1 peneliti membuat grafik agar perkembangan data anggaran dan realisasi periode 2018-2020 dapat terlihat lebih jelas yang dapat diuraikan sebagai berikut.

Sumber: Hasil Penelitian (2021)

Gambar 3.1.

Perkembangan Anggaran dan Realisasi Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Melalui grafik pada Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa anggaran untuk program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara terus mengalami peningkatan dan begitupula dengan realisasinya, namun pada tahun 2020 realisasi program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara melonjak drastis dan melebihi nilai anggaran yang sudah ditentukan.

(31)

24

Sumber: Hasil Penelitian (2021)

Gambar 3.2.

Perkembangan Anggaran dan Realisasi Program Pendidikan Menengah

Melalui grafik pada Gambar 3.2 dapat dilihat bahwa anggaran untuk program pendidikan menengah pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara terus mengalami peningkatan dan begitupula dengan realisasinya dan sejak tahun 2018 hingga 2020 realisasi program pendidikan menengah pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara melebihi nilai anggaran yang sudah ditentukan.

(32)

25

Sumber: Hasil Penelitian (2021)

Gambar 3.3.

Perkembangan Anggaran dan Realisasi Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Melalui grafik pada Gambar 3.3 dapat dilihat bahwa anggaran untuk program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara terus mengalami peningkatan dan begitupula dengan realisasinya dan sejak tahun 2018 hingga 2020 realisasi program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara melebihi nilai anggaran yang sudah ditentukan.

(33)

26

Sumber: Hasil Penelitian (2021)

Gambar 3.4.

Perkembangan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksana Tugas Lainnya

Melalui grafik pada Gambar 3.4 dapat dilihat bahwa anggaran untuk program dukungan manajemen dan pelaksana tugas lainnya pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara terus mengalami peningkatan dan begitupula dengan realisasinya dan sejak tahun 2018 hingga 2020 realisasi program dukungan manajemen dan pelaksana tugas lainnya pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara melebihi nilai anggaran yang sudah ditentukan.

(34)

27

Sumber: Hasil Penelitian (2021)

Gambar 3.5.

Perkembangan Program Pendidikan Menengah Kejuruan

Melalui grafik pada Gambar 3.5 dapat dilihat bahwa anggaran untuk program pendidikan menengah kejuruan pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara terus mengalami peningkatan dan begitupula dengan realisasinya dan sejak tahun 2018 hingga 2020 realisasi program pendidikan menengah kejuruan pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara melebihi nilai anggaran yang sudah ditentukan.

(35)

28

Sumber: Hasil Penelitian (2021)

Gambar 3.6.

Perkembangan Program Pendidikan Non Formal

Melalui grafik pada Gambar 3.6 dapat dilihat bahwa anggaran untuk program pendidikan non formal pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara terus mengalami peningkatan dan begitupula dengan realisasinya, namun pada tahun 2019 realisasi program pendidikan non formal pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara lebih rendah dari nilai anggaran yang sudah ditentukan.

3.4.2 Hasil Analisis Kinerja Berdasarkan Realisasi Anggaran

Berdasarkan data yang telah diperoleh maka dilakukan analisis untuk menilai efektifitas dan efisiensi kinerja keuangan pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara berdasarkan realisasi anggaran program dan kegiatan selama periode 2018-2020. Dalam penelitian ini penilaian efektivitas mengacu pada pendapat Riyanto (2015: 11) yang menyatakan bahwa efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, artinya sejauh mana organisasi mampu

(36)

29

menghasilkan keluaran atau realisasi sesuai dengan yang diharapkan atau target yang ditentukan. Sehingga apabila realisasi dapat sesuai dengan perencanaan, baik dalam waktu, biaya, maupun mutunya, maka dapat dikatakan efektif.

Sedangkan efisiensi mengacu pada pendapat Hasibuan (2017: 233) yang menyatakan bahwa efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara realisasi dengan sumber-sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber atau anggaran yang terbatas. Adapun hasil analisis kinerja tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2.

Hasil Analisis Kinerja Keuangan

Jenis

Kegiatan Tahun Anggaran Realisasi Sisa Persentase Kinerja

Efektif Efisien Program Wajib

Belajar Pendidikan

Dasar Sembilan

Tahun

2018 655.763.440.142,43 643.457.144.669,22 -12.306.295.473,21 98,12% Efektif Efisien 2019 695.577.649.008,22 666.154.714.455,17 -29.422.934.553,05 95,77% Efektif Efisien

2020 765.135.413.909,04 947.306.759.651,77 182.171.345.742,73 123,81% Tidak Efektif

Tidak Efisien

Program Pendidikan Menengah

2018 423.814.146.410,74 487.779.663.382,27 63.965.516.971,53 115,09% Tidak Efektif

Tidak Efisien 2019 505.874.653.824,16 684.637.319.190,09 178.762.665.365,93 135,34% Tidak

Efektif

Tidak Efisien 2020 354.744.600.994,19 551.913.296.427,18 197.168.695.432,99 155,58% Tidak

Efektif

Tidak Efisien

Program Peningkatan Mutu Pendidik

dan Tenaga Kependidikan

2018 324.278.624.246,25 413.092.891.574,61 88.814.267.328,36 127,39% Tidak Efektif

Tidak Efisien 2019 442.640.322.096,14 621.915.185.549,06 179.274.863.452,92 140,50% Tidak

Efektif

Tidak Efisien 2020 459.081.248.345,43 659.524.027.772,31 200.442.779.426,88 143,66% Tidak

Efektif

Tidak Efisien

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksana Tugas Lainnya

2018 202.313.830.571,42 284.277.946.163,80 81.964.115.592,38 140,51% Tidak Efektif

Tidak Efisien 2019 379.405.990.368,12 476.406.664.809,72 97.000.674.441,60 125,57% Tidak

Efektif

Tidak Efisien 2020 730.356.531.458,63 933.290.870.024,25 202.934.338.565,62 127,79% Tidak

Efektif

Tidak Efisien Program

Pendidikan

2018 716.655.759.584,22 886.428.386.096,84 169.772.626.512,62 123,69% Tidak Efektif

Tidak Efisien

(37)

30

Jenis

Kegiatan Tahun Anggaran Realisasi Sisa Persentase Kinerja

Efektif Efisien

Menengah Kejuruan

2019 790.429.146.600,25 876.910.789.958,89 86.481.643.358,64 110,94% Tidak Efektif

Tidak Efisien 2020 779.046.966.889,21 981.950.143.576,16 202.903.176.686,95 126,05% Tidak

Efektif

Tidak Efisien

Program Pendidikan Non Formal

2018 206.547.468.165,74 320.211.891.058,26 113.664.422.892,52 155,03% Tidak Efektif

Tidak Efisien 2019 347.788.824.504,11 309.949.400.398,07 -37.839.424.106,04 89,12% Efektif Efisien 2020 389.523.483.444,60 586.385.150.903,33 196.861.667.458,73 150,54% Tidak

Efektif

Tidak Efisien

Sumber: Data Diolah dengan Excell (2021)

Berdasarkan hasil analisis kinerja keuangan berdasarkan realisasi anggaran pada Tabel 3.2 dapat diuraikan penjelasan sebagai berikut:

1. Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun

Pada tahun 2018 memiliki nilai anggaran sebesar Rp 655.763.440.142,43 dengan realisasi sebesar Rp 643.457.144.669,22 dan sisa anggaran sebesar 12.306.295.473,21. Melalui data tersebut diperoleh persentase sebesar 98,12% yang artinya kinerja keuangan pada program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun di tahun 2018 sudah efektif dan efisien karena persentase realisasi lebih dari 80,00% atau mendekati target.

Kemudian pada tahun 2019 memiliki nilai anggaran sebesar Rp 695.577.649.008,22 dengan realisasi sebesar Rp 666.154.714.455,17 dan sisa anggaran sebesar Rp 29.422.934.553,05. Melalui data tersebut diperoleh persentase sebesar 95,77% yang artinya kinerja keuangan pada program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun di tahun 2019 sudah efektif dan efisien karena persentase realisasi lebih dari 80,00% atau mendekati target.

(38)

31

Sedangkan pada tahun 2020 memiliki nilai anggaran sebesar Rp 765.135.413.909,04 dengan realisasi sebesar Rp 947.306.759.651,77 dan tanpa sisa anggaran karena Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara harus menutupi kekurangan anggaran sebesar Rp 182.171.345.742,73.

Melalui data tersebut diperoleh persentase sebesar 123,81% yang artinya kinerja keuangan pada program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun di tahun 2020 tidak efektif dan tidak efisien karena persentase realisasi lebih dari 100,00%.

2. Program pendidikan menengah

Pada tahun 2018 memiliki nilai anggaran sebesar Rp 423.814.146.410,74 dengan realisasi sebesar Rp 487.779.663.382,27 dan tanpa sisa karena Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara harus menutupi kekurangan anggaran sebesar Rp 63.965.516.971,53. Melalui data tersebut diperoleh persentase sebesar 115,09% yang artinya kinerja keuangan pada program pendidikan menengah di tahun 2018 tidak efektif dan tidak efisien karena persentase realisasi lebih dari 100,00%.

Kemudian pada tahun 2019 memiliki nilai anggaran sebesar Rp 505.874.653.824,16 dengan realisasi sebesar Rp 684.637.319.190,09 dan tanpa sisa anggaran karena Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara harus menutupi kekurangan anggaran sebesar Rp 178.762.665.365,93.

Melalui data tersebut diperoleh persentase sebesar 135,34% yang artinya kinerja keuangan pada program pendidikan menengah di tahun 2019 tidak efektif dan tidak efisien karena persentase realisasi lebih dari 100,00%.

(39)

32

Sedangkan pada tahun 2020 memiliki nilai anggaran sebesar Rp 354.744.600.994,19 dengan realisasi sebesar Rp 551.913.296.427,18 dan tanpa sisa anggaran karena Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara harus menutupi kekurangan anggaran sebesar Rp 197.168.695.432,99.

Melalui data tersebut diperoleh persentase sebesar 155,58% yang artinya kinerja keuangan pada program pendidikan menengah di tahun 2020 tidak efektif dan tidak efisien karena persentase realisasi lebih dari 100,00%.

3. Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan

Pada tahun 2018 memiliki nilai anggaran sebesar Rp 324.278.624.246,25 dengan realisasi sebesar Rp 413.092.891.574,61 dan tanpa sisa anggaran karena Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara harus menutupi kekurangan anggaran sebesar Rp 88.814.267.328,36.

Melalui data tersebut diperoleh persentase sebesar 127,39% yang artinya kinerja keuangan pada program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan di tahun 2018 tidak efektif dan tidak efisien karena persentase realisasi lebih dari 100,00%.

Kemudian pada tahun 2019 memiliki nilai anggaran sebesar Rp 442.640.322.096,14 dengan realisasi sebesar Rp 621.915.185.549,06 dan tanpa sisa anggaran karena Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara harus menutupi kekurangan anggaran sebesar Rp 179.274.863.452,92.

Melalui data tersebut diperoleh persentase sebesar 140,50% yang artinya kinerja keuangan pada program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan di tahun 2019 tidak efektif dan tidak efisien karena

(40)

33

persentase realisasi lebih dari 100,00%.

Sedangkan pada tahun 2020 memiliki nilai anggaran sebesar Rp 459.081.248.345,43 dengan realisasi sebesar Rp 659.524.027.772,31 dan tanpa sisa anggaran karena Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara harus menutupi kekurangan anggaran sebesar Rp 200.442.779.426,88.

Melalui data tersebut diperoleh persentase sebesar 143,66% yang artinya kinerja keuangan pada program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan di tahun 2020 tidak efektif dan tidak efisien karena persentase realisasi lebih dari 100,00%.

4. Program dukungan manajemen dan pelaksana tugas lainnya

Pada tahun 2018 memiliki nilai anggaran sebesar Rp 202.313.830.571,42 dengan realisasi sebesar Rp 284.277.946.163,80 dan tanpa sisa anggaran karena Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara harus menutupi kekurangan anggaran sebesar Rp 81.964.115.592,38.

Melalui data tersebut diperoleh persentase sebesar 140,51% yang artinya kinerja keuangan pada program dukungan manajemen dan pelaksana tugas lainnya di tahun 2018 tidak efektif dan tidak efisien karena persentase realisasi lebih dari 100,00%.

Kemudian pada tahun 2019 memiliki nilai anggaran sebesar Rp 379.405.990.368,12 dengan realisasi sebesar Rp 476.406.664.809,72 dan tanpa sisa anggaran karena Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara harus menutupi kekurangan anggaran sebesar Rp 97.000.674.441,60.

Melalui data tersebut diperoleh persentase sebesar 125,57% yang artinya

(41)

34

kinerja keuangan pada program dukungan manajemen dan pelaksana tugas lainnya di tahun 2019 tidak efektif dan tidak efisien karena persentase realisasi lebih dari 100,00%.

Sedangkan pada tahun 2020 memiliki nilai anggaran sebesar Rp 730.356.531.458,63 dengan realisasi sebesar Rp 933.290.870.024,25 dan tanpa sisa anggaran karena Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara harus menutupi kekurangan anggaran sebesar Rp 202.934.338.565,62.

Melalui data tersebut diperoleh persentase sebesar 127,79% yang artinya kinerja keuangan pada program dukungan manajemen dan pelaksana tugas lainnya di tahun 2020 tidak efektif dan tidak efisien karena persentase realisasi lebih dari 100,00%.

5. Program pendidikan menengah kejuruan

Pada tahun 2018 memiliki nilai anggaran sebesar Rp 716.655.759.584,22 dengan realisasi sebesar Rp 886.428.386.096,84 dan tanpa sisa anggaran karena Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara harus menutupi kekurangan anggaran sebesar Rp 169.772.626.512,62.

Melalui data tersebut diperoleh persentase sebesar 123,69% yang artinya kinerja keuangan pada program pendidikan menengah kejuruan di tahun 2018 tidak efektif dan tidak efisien karena persentase realisasi lebih dari 100,00%.

Kemudian pada tahun 2019 memiliki nilai anggaran sebesar Rp 790.429.146.600,25 dengan realisasi sebesar Rp 876.910.789.958,89 dan tanpa sisa anggaran karena Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara

(42)

35

harus menutupi kekurangan anggaran sebesar Rp 86.481.643.358,64.

Melalui data tersebut diperoleh persentase sebesar 110,94% yang artinya kinerja keuangan pada program pendidikan menengah kejuruan di tahun 2019 tidak efektif dan tidak efisien karena persentase realisasi lebih dari 100,00%.

Sedangkan pada tahun 2020 memiliki nilai anggaran sebesar Rp 779.046.966.889,21 dengan realisasi sebesar Rp 981.950.143.576,16 dan tanpa sisa anggaran karena Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Uutara harus menutupi kekurangan anggaran sebesar Rp 202.903.176.686,95.

Melalui data tersebut diperoleh persentase sebesar 126,05% yang artinya kinerja keuangan pada program pendidikan menengah kejuruan di tahun 2020 tidak efektif dan tidak efisien karena persentase realisasi lebih dari 100,00%.

6. Program pendidikan non formal

Pada tahun 2018 memiliki nilai anggaran sebesar Rp 206.547.468.165,74 dengan realisasi sebesar Rp 320.211.891.058,26 dan tanpa sisa anggaran karena Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara harus menutupi kekurangan anggaran sebesar Rp 113.664.422.892,52.

Melalui data tersebut diperoleh persentase sebesar 155,03% yang artinya kinerja keuangan pada program pendidikan non formal di tahun 2018 tidak efektif dan tidak efisien karena persentase realisasi lebih dari 100,00%.

Kemudian pada tahun 2019 memiliki nilai anggaran sebesar Rp 347.788.824.504,11 dengan realisasi sebesar Rp 309.949.400.398,07 dan

(43)

36

sisa anggaran sebesar 37.839.424.106,04. Melalui data tersebut diperoleh persentase sebesar 89,12% yang artinya kinerja keuangan pada program pendidikan non formal di tahun 2019 sudah efektif dan efisien karena persentase realisasi lebih dari 80,00% atau mendekati target.

Sedangkan pada tahun 2020 memiliki nilaii anggaran sebesar Rp 389.523.483.444,60 dengan realisasi sebesar Rp 586.385.150.903,33 dan tanppa sisa anggaran karena Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara harus menutupi kekurangan dari anggaran sebesar Rp 196.861.667.458,73.

Melalui data tersebut diperoleh persentase sebesar 150,54% yang artinya kinerja keuangan pada program pendidikan non formal di tahun 2020 tidak efektif dan tidak efisien karena persentase realisasi lebih dari 100,00%.

Melalui uraian penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dinilai secara keseluruhan kinerja keuangan pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara masih belum efektif dan belum efisien, dimana dalam pengelolaan anggaran dan realisasinya rata-rata nilai realisasi masih melebihi anggaran sehingga Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara harus menutupi kekurangan anggaran tersebut menggunakan kas yang ada. Hal ini terjadi karena ketidaktelitian dalam memanajemen laporan anggaran dan realisasi sehingga akibatnya realisasi melebihi anggaran yang sudah disiapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara.

(44)

BAB IV

PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat diuraikan kesiimpulan sebagai berikut:

1. Anggaran pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara terdiri dari anggaran untuk Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, Program Pendidikan Menengah, Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Program Dukungan Manajemen dan Pelaksana Tugas Lainnya, Program Pendidikan Menengah Kejuruan, serta Program Pendidikan Non Formal.

2. Keseluruhan kinerja keuangan pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara masih belum efektif dan belum efisien, dimana dalam pengelolaan anggaran dan realisasinya rata-rata nilai realisasi masih melebihi anggaran dan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara harus menutupi kekurangan anggaran tersebut menggunakan kas yang ada.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan terkait dengan hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara harus meningkatkan anggaran dan menyesuaikan realisasi dengan anggaran setepat mungkin pada seluruh program yang berjalan saat ini melalui cara menghindari

37

(45)

38

pemborosan sehingga tidak terjadi kelebihan kapasitas anggaran dan dengan demikian juga dapat menunjang kinerja keuangan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara.

2. Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara juga harus lebih mengoptimalkan setiap sumber daya yang dimiliki seperti pegawai yang mengelola keuangan dan juga fasilitas yang tersedia sehingga mampu mengurangi realisasi anggaran untuk hal yang tidak terlalu penting dan dapat memaksimalkan realisasi untuk sasaran yang tepat.

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, I. 2016. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Erlina, R. 2015. Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual. Medan: Brama Ardian.

Fahmi, I. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Halim, A. 2010. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.

Halim, A., & Kusufi, S. 2016. Akuntansi Sektor Publik : Teori, Konsep Dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Empat.

Harahap, S. S. 2015. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT.

Rajagrafindo Persada.

Hasibuan, M. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:

Salemba Empat.

Mardiasmo. 2015. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: ANDI.

Nafarin, M., Parulian, S., Nafarin, M., Parulian, S., Nafarin, M., et al. 2016.

Penganggaran Perusahaan. Yogyakarta: Salemba Empat.

Riyanto, B. 2015. Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:

YBPFE UGM.

Sedarmayanti. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia “Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil” (Edisi 9). Bandung: PT. Refika Aditama.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Wibowo. 2017. Manajemen Kinerja (Edisi 4). Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

39

(47)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Data dan Hasil Analisis

No. Jenis Kegiatan Tahun Anggaran Realisasi Sisa Persentase Kinerja

Efektif Efisien 1 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

2018 655.763.440.142,43 643.457.144.669,22 -12.306.295.473,21 98,12% Efektif Kurang Efisien 2019 695.577.649.008,22 666.154.714.455,17 -29.422.934.553,05 95,77% Efektif Kurang Efisien 2020 765.135.413.909,04 947.306.759.651,77 182.171.345.742,73 123,81% Tidak Efektif Tidak Efisien 2 Program Pendidikan Menengah

2018 423.814.146.410,74 487.779.663.382,27 63.965.516.971,53 115,09% Tidak Efektif Tidak Efisien 2019 505.874.653.824,16 684.637.319.190,09 178.762.665.365,93 135,34% Tidak Efektif Tidak Efisien 2020 354.744.600.994,19 551.913.296.427,18 197.168.695.432,99 155,58% Tidak Efektif Tidak Efisien 3 Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

2018 324.278.624.246,25 413.092.891.574,61 88.814.267.328,36 127,39% Tidak Efektif Tidak Efisien 2019 442.640.322.096,14 621.915.185.549,06 179.274.863.452,92 140,50% Tidak Efektif Tidak Efisien 2020 459.081.248.345,43 659.524.027.772,31 200.442.779.426,88 143,66% Tidak Efektif Tidak Efisien 4 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksana Tugas Lainnya

2018 202.313.830.571,42 284.277.946.163,80 81.964.115.592,38 140,51% Tidak Efektif Tidak Efisien 2019 379.405.990.368,12 476.406.664.809,72 97.000.674.441,60 125,57% Tidak Efektif Tidak Efisien 2020 730.356.531.458,63 933.290.870.024,25 202.934.338.565,62 127,79% Tidak Efektif Tidak Efisien 5 Program Pendidikan Menengah Kejuruan

2018 716.655.759.584,22 886.428.386.096,84 169.772.626.512,62 123,69% Tidak Efektif Tidak Efisien 2019 790.429.146.600,25 876.910.789.958,89 86.481.643.358,64 110,94% Tidak Efektif Tidak Efisien 2020 779.046.966.889,21 981.950.143.576,16 202.903.176.686,95 126,05% Tidak Efektif Tidak Efisien 6 Program Pendidikan Non Formal

2018 206.547.468.165,74 320.211.891.058,26 113.664.422.892,52 155,03% Tidak Efektif Tidak Efisien 2019 347.788.824.504,11 309.949.400.398,07 -37.839.424.106,04 89,12% Efektif Kurang Efisien 2020 389.523.483.444,60 586.385.150.903,33 196.861.667.458,73 150,54% Tidak Efektif Tidak Efisien

40

(48)

Lampiran 2. Grafik Analisis

41

(49)

42

(50)

43

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pengukuhan Pengurus Kelompok Bina Keluarga

[r]

1. Keberadaan UKM kerajinan bambu di kampung Pajeleran kelurahan Sukahati telah berlangsung secara turun temurun dari generasi ke generasi, diperkirakan telah ada sejak

By identifying and laying out the major challenges, issues, industry trends, framework, maturity model, and fundamental principles of big data security, this chapter will

Analisa teknikal memfokuskan dalam melihat arah pergerakan dengan mempertimbangkan indikator-indikator pasar yang berbeda dengan analisa fundamental, sehingga rekomendasi yang

kewenangan Daerah pada saat ini, masih didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1958 yang merupakan salah satu.. peraturan pelaksanaan dari Undang-undang Nomor I Tahun 1957

Tugas Pokok Kantor Pendapatan Daerah Kota Pematangsiantar menyelenggarakan kegiatan-kegiatan di bidang Perpajakan, Retribusi, dan Pendapatan Asli Daerah lainnya yang berada

Apakah anda lebih memilih menyiapkan materi ujian dari pada menyelesaikan tugas organisasi.. Wasis Yuli Fadly