• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNOLOGI DAN FORMULASI SEDIAAN OPTHALMIC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TEKNOLOGI DAN FORMULASI SEDIAAN OPTHALMIC"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNOLOGI DAN FORMULASI SEDIAAN OPTHALMIC

Zahmilia Akbar, M.Sc., Apt Fakultas Farmasi Uhamka

(2)

Ophthalmic drug formulation and delivery

Sejarah perkembangan sediaan ophthalmic Treatment terhadap penyakit mata sudah dilakukan sejak jaman kuno.

Zaman yunani dan romawi sudah dikenal suatu istilah collyria.

Collyria adalah suatu istilah yang

menunjukkan campuran dari material yang larut dalam air, susu atau putih telur yang digunakan untuk tetes mata.

(3)

Pada abad pertengahan collyria termasuk

midriatik (untuk mendilatasi pupil) digunakan untuk kosmetik

Sampai sebelum berakhir perang dunia kedua, konsep sterilitas menjadi keharusan dalam

sediaan ophthalmic

Selama perang dunia ke dua sampai tahun

1940an, sangat sedikit sediaan ophthalmic yg dipasarkan

Dalam USP XIV (1950) hanya 3 jenis sediaan ophthalmic yang ada dan semuanya dalam

bentuk ointment

(4)

Pada saat itu sediaan ophthalmic hanya

digunakan dalam komunitas/farmasi rumah sakit dengan tingkat sterilitas yang terbatas untuk beberapa hari

Pada tahun 1955 (dalam USP XV)

dicantumkan suatu persyaratan steril untuk ophthalmic solution, sampai sebelum tahun 1955 belum ada persyaratan resmi tentang persyaratan sterilitas ophthalmic solution Persyaratan sterilitas untuk salep mata

(ophthalmic ointment) pertama kali muncul dalam USP XVIII

(5)

Saat ini sediaan ophthalmic sudah

diformulasikan dari bentuk simple solution sampai complex delivery systems yang

membutuhkan special formulations DEFINISI

Sediaan ophthalmic (USP) adalah: suatu sediaan steril terutama bebas partikel asing, yang diformulasi dalam suatu formula cocok dan dikemas untuk digunakan pada mata. Termasuk didalamnya larutan, suspensi, salep dan juga bentuk sed. padat

(6)

Untuk larutan dan suspensi sebagai vehicle digunakan aqueous

Salep biasanya mengandung basis white petrolatum-mineral oil base

Karakter dasar dari semua sediaan

ophthalmic adalah spesifikasi sterilitasnya (persyaratannya menyerupai produk

parenteral).

(7)

ANATOMI MATA

Kelopak mata (eyelids) Bola mata (Eyeball)

Konjunctiva (conjuctiva)

Sistem lakrimal (lacrimal system)

(8)
(9)
(10)

Kelopak mata (eyelids)

Kelopak mata mempunyai 2 fungsi :

melindungi bola mata dan mengeluarkan sekresi kelenjar yang membentuk film air mata di depan kornea.

Kelopak mata merupakan alat penutup yang berguna utk melindungi bola mata terhadap trauma, sinar dan pengeringan bola mata

Kantong (pockets) di kelopak disebut superior and inferior fornices, dan

keseluruhan ruang/spasi disebut cul-de-sac

(11)

Bola mata (Eyeball)

Bola mata manusia (eyeball/bulbus/globe) tersusun atas tiga lapis jaringan:

1. Sklera ( outer fibrous layer); merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata, merupakan bagian terluar yg melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera disebut

kornea yang bersifat transparan

2. Jaringan uvea (middle vascular layer):

merupakan jaringan vaskuler. Jaringan sklera

dan uvea dibatasi oleh ruang yg potensial mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan pada ruda paksa (perdarahan suprakoroid)

(12)

Jaringan uvea terdiri dari iris, badan siliar dan koroid

3. Retina (nervous layer): lapisan paling dalam, mempunyai lapisan sebanyak 10 lapis

(13)

Konjunctiva (conjuctiva)

Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak belakang.

Bermacam –macam obat mata dapat diserap melalui konjungtiva ini.

Konjungtiva mengandung kelenjar mucin

yg dihasilkan oleh sel goblet. Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea.

Dikonjungtiva dapat diberikan : Subconjunctival injections

(14)

Konjungtiva terdiri dari 3 bagian

1. Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus 2. Konjungtiva bulbi menutupi sklera

3. Konjungtiva fornises/forniks; merupakan tempat peralihan K. tarsal dg K. bulbi

(15)

Sistem lakrimal (lacrimal system)

Sistem lacrimal terdiri dari 2 bagian:

1. Sistem produksi atau glandula lakrimal, terletak di tempora antero superior rongga orbita

2. Sistem ekskresi, yg terdiri dari pungtum

lakrimal, kanakuli lakrimal, sakus lakrimal, dan duktus nasokrimal.

Sakus sakrimal terletak di bagian nasal depan rongga orbita. Air mata dari duktus lakrimal

akan mengalir ke dalam rongga hidung di dalam meatus inferior

(16)

Film air mata sangat berguna utk kesehatan mata. Air mata akan masuk ke dalam sakus sakrimal melalui pungtum lakrimal.

Permukaan conjungtiva dan cornea ditutupi dan lubrikasi oleh film air mata yang

disekresi di conjungtiva dan kelenjar lakrimal

(17)
(18)

Pengembangan formulasi ophthalmic

Produk ophthalmic difomulasikan dg

menggunakan prinsip sain dan teknologi seperti pengembangan btk. Sed. utk. organ target yg lain

Strategi pengembangan membutuhkan

pertimbangan safety, efficacy, stability dan pharmaceutical elegance

Selain itu juga harus memperhatikan

regulatory requirements dinegara mana produk akan dipasarkan

(19)

Produk ophthalmic dpt diklasifikasikan (berdasarkan rute pemberiannya) dalam produk topikal, intraocular dan sistemik (oral & intravena).

Topical disini = topical ophthalmic, bukan topikal kulit

Bentuk larutan/cair, lebih banyak digunakan krn lebih menyenangkan dlm penggunaan

Produk intraocular biasanya dipasarkan dlm wadah single-dose tanpa penambahan

preservatif antimikroba utk meminimalkan toksisitas pada jaringan ocular

(20)

Pembuatan dan kontrol sterilitas produk ophthalmic sama seperti pada produk

parenteral (small/large volume), fasilitas pembuatan dan peralatan yang dibutuhkan juga serupa.

Tdk seperti produk topikal kulit, topikal

ophthalmic harus diproduksi secara steril &

sterilitasnya harus terjaga sampai/selama produk digunakan, terlebih kalau produk ditujukan untuk multiple application.

(21)

Pertimbangan khusus untuk topikal ophthalmic:

1. Sed. Topikal ophthalmic tdk boleh

menyebabkan rasa perih/pedih dan iritasi pada mata.

2. Sed. Topikal ophthalmic harus didesain utk dpt. Memberikan bioavailabilitas yg adequate setelah pemberian satu - 2 tetes larutan atau ½ - ¼ inci salep sebab cul-de- sac dari mata mempunyai kapasitas

terbatas (7 l)

(22)

Katagori farmakologi/terapeutik produk ophthalmic

Katagori farmakologi/terapeutik obat yg

digunakan dalam ilmu penyakit mata sangat dibutuhkan untuk memahami pengembangan bentuk sediaan ophthalmic

Obat ophthalmic dapat digolongkan menjadi 5 kelas utama:

1. Agents for the treatment of glaucoma 2. Midriatics and cycloplegics

3. Antimicrobial and anti-inflamatory agents 4. Medications for dry eye syndromes

5. intraocular products

(23)

Gloukoma adalah karakeristik dari hipertensi ocular (naiknya tekanan intraokular) yg ditandai dengan

meningkatnya tekanan bola mata, atropi papil saraf optik dan menciutnya lapang pandang

Penyakit ini disebabkan oleh:

Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar

Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata/di celah pupil

Agents for the treatment of glaucoma

(24)

Topical ophthalmic untuk treatment glaucoma:

Parasimpatomimetik (kholinergik dan antikholinesterase)

Obat-obat ini dklasifikasikan sbg miotik

karena dapat meng induce miosis (reduce pupil site)

Simpatomimetik (-adrenergik blocking)

Digunakan untuk mengontrol tekanan intraocular pada hipertensi ocular

Adrenergik antagonis

Menurunkan tekanan intraocular dg menurunkan sekresi aqueous humor

(25)

Midriatics and cycloplegics

Midriatik adalah obat-obat yg dpt memperbesar (dilate) pupil

secara umum midriatika dapat digunakan utk

melebarkan pupil utk memudahkan pemerikasaan fundus okuli

pada peradangan intraokular sbg: penekan peradangan dan melepaskan sinekia

Melemahkan akomodasi pd pemeriksaan kelainan refraksi anak

melebarkan pupil selama pembedahan lensa yg memerlukan pupil tetap lebar

contoh: epinefrin, fenilefrin HCl,

(26)

cycloplegia adalah obat-obat yg ditujukan utk paralisis akomodasi (terjadi dilatasi

pupil) ketika digunakan pada mata

contoh: atropin, homatropin, tropikamida, siklopentolat dan skopolamin.

midriasis diinduce oleh obat-obat

Simpatomimetik dan Parasimpatomimetik

(27)

Antimicrobial & anti-inflamatory agents

Digunakan utk treatment infeksi ocular pada tempat infeksi, topikal atau intraocular

Infeksi mata kebanyakan disebabkan oleh bakteri dan virus. Infeksi oleh fungi spt. fungi keratitis relatif jarang

Banyak anti infeksi yang dipasarkan,

diformulasikan dg kombinasi dua/lebih senyawa Ocular inflamasi biasanya dipadukan dg ocular infeksi

Banyak produk-produk yg dibuat dg kombinasi anti infeksi dan anti inflamasi

(28)

Medications for dry eye syndromes

Dry eye syndrom adalah kondisi dimana pasien mengeluh sakit/nyeri ocular akibat sensasi dari dryness pada mata

dry eye syndrom disebabkan karena defisiensi/kekurangan aqueous atau

komponen mucin pada precorneal tear film Demulcent dan emollient adalah 2 katagori produk yg digunakan utk mengobati Dry eye syndrom

(29)

Demulcent adalah larutan air mata buatan yg berisi polimer cellulosic, merupakan produk OTC dan telah direview oleh FDA Emollient adalah preparat non aqueous utk membentuk film occlusive pada permukaan ocular utk mengurangi friksi (gesekan) dg mengurangi pengurangan dari tear film

Biasanya tersedia dalam kemasan multidose ointment tubes. Salep ini biasanya

digunakan pada saat mau tidur karena blurring of vision

(30)

Intraocular Products

Produk intraocular dapat diklasifikasikan sbb:

Irrigating solution Viscoelastic agents Midriatics

Miotics

Enzymatic product

(31)

Safety pemerian formula intraocular sangat penting sebab sel endothelial sangat sensitif terhadap benda asing

Preservatif antimikroba tdk diperbolehkan dlm produk introcular sebab menyebabkan ketoksikan pada jaringan ocular

Produk bisanya dikemas dalam kemasan unit dose pemerian

Komponen-komponen yg digunakan dalam produk intraocular tidak boleh toksik pada jar. ocular(endothelium corneal sgt sensitif)

(32)

Komponen-komponen yg digunakan harus biodegradabel karena kecepatan eliminasi komponen-komponen dari intraocular

chamber merupakan proses yg sangat

lambat. Tidak spt pada penggunaan topikal obat dpt dieliminasi dg cepat

(33)

ABSORPSI OBAT DARI MATA

Absorpsi obat yg diberikan oral/parenteral dpt dievaluasi dg mengukur konsentrasi obat dalam plasma/urin sbg ukuran

bioavailabilitasnya.

Bioavailabilitas topikal sed. Ophthalmic tdk dapat dievaluasi dg sampling cairan

jaringan ocular tanpa menyebabkan kerusakan parah pada ocular

(34)

Sementara itu pada kasus obat obat midriatik dan miotik, eficacy dapat dievaluasi dengan mengukur perubahan diameter pupil.

Eficacy dari obat glaucoma dapat dideterminasi dengan memonitor tekanan intraocular. Ini termasuk noninvasive method

Pada kasus infeksi dan inflamasi eksternal mata, seperti konjungtivitis atau blepharitis, absoprsi obat melewati cornea bukan merupakan pertimbangan yang penting.

(35)

Sementara itu penetrasi transcorneal

dan/atau transcojunctival menjadi faktor terapetik yang penting untuk deep-seat inflammation seperti iritis atau uveitis

Absorpsi pada pemberian topikal produk ophthalmic dipengaruhi oleh beberapa faktor:

1. Kapasitas volume yg terbatas yg bisa

ditampung oleh mata pada pemberian sediaan 2. Sekresi dan aliran dari air mata

3. Absorpsi oleh jaringan conjunctival vascular

(36)

4. Penetrasi obat melewati cornea dan sclera 5. Blinking rate

6. Reflex tearing akibat pemberian produk

Rendahnya cul-de-sac dg kapasitas hanya 7 l (mata manusia bisa menampung 30 l dalam keadaan tidak berkedip).

Kebanyakan sed. Tetes mata yg dikemas dalam botol PE atau PP dg plugs dapat memberikan 20-60 l/tetes (pustaka lain 50-70 l)

Sehingga sangat penting mengontrol

banyaknya/besarnya tetesan yg harus diberikan

(37)

Patton telah membuktikan dg memberi tetes mata pilocarpin nitrat dalam 2 konsentrasi :

5 ul dg kadar 1,61 x 10 –2 M 25 ul dg kadar 1,0 x 10 –2 M

Pemberian tetes mata dalam jumlah besar akan percuma karena akan tumpah dan mengalir dari lakrimal

(38)

Corneal permeation

Penetrasi transcorneal diyakini sebagai rute utama untuk absorpsi obat kedalam mata.

Keberatannya epithelium cornea relative impermeable untuk kebanyakan obat-obat ocular

Cornea terdiri dari 3 lapisan utama:

1. the lipid-rich epithelium (lipophilic) 2. the lipid-poor stroma (hydrophilic)

3. the lipid-rich endothelium (lipophilic)

(39)

Struktur dan komposisi dari cornea merupakan barier bagi transport obat terutama untuk obat-obat dg bobot molekul besar, polaritas besar dan bentuk garam

untuk meningkatkan bioavailabilitas ocular, dg meningkatkan permeabilitas cornea

absorbsi obat melewati cornea dapat dipelajari dg invitro dan invivo

pengujian absorpsi invitro lebih simple untuk menganalisanya dibandingkan studi invivo

untuk melihat korelasi ivivc dibuat permodelan farmakokinetik

(40)

Koefisien permeabilitas cornea merupakan salah satu parameter kunci dalam absorpsi ocular dan telah dipelajari secara mendalam secara invitro

Permeabilitas ditunjukkan dg peningkatan koefisien partisi oktanol-air sampai plateau dan dapat dicapai oleh seri molekul yang sama besarnya

Epithelium adalah model dari barier lipid, kemungkinan dg pore aqueous dan stroma sebagai aqueous barrier

endothelium sangat tipis dan lebih porous dibandingkan dg epithelium

(41)

Grass dan rekan telah mempelajari kinetika penetrasi obat melewati cornea

Model dikembangkan dari hub. Koefisien permeabilitas dg koefisien partisi serta molekuler weight dari penetrating spesies

Model ini menganggap cornea sbg lapisan membran dg lipid layer (epithelium) dan aqueous layer (stroma)

1 K per =

(Ls/Ds) + Le/(Dp + PDe)

(42)

Kper = koef. Permeabilitas P = koef. Partisi

Ls = ketebalan stroma Le = ketebalan epithelium Ds = koef. Difusi stroma

De = koef. Difusi epithelium

Dp = Koef. Difusi pori epithelium

Bila Dp = 0

P Kper =

PLs/Ds + Le/De

(43)

Terlihat koefisien permeabilitas linear dg koefisien partisi utk koefisien partisi yg kecil dan konstan untuk koefisien partisi besar

Jadi:

Epithelium adalah barier untuk nilai koefisien partisi rendah

Stroma untuk nilai koefisien partisi tinggi

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah serbuk lidah buaya ( Aloe vera L.) dapat diformulasi menjadi sediaan chewable lozenges dengan basis

Kesimpulan : ekstrak teh hijau dapat diformulasi dalam sediaan gel dan stabil dalam penyimpanan selama 12 minggu dan kelompok tikus yang diberi semua formula

Uji mutu fisik sediaan meliputi pengamatan organoleptis yang bertujuan mengetahui warna, bentuk dan bau dari sediaan compact powder eyeshadow yang telah

Kesimpulan : ekstrak teh hijau dapat diformulasi dalam sediaan gel dan stabil dalam penyimpanan selama 12 minggu dan kelompok tikus yang diberi semua formula

Produk steril adalah sediaan terapetis dalam bentuk terbagi-bagi yang  bebas dari mikroorganisme hidup. Sediaan parenteral ini merupakan sediaan yang unik diantara bentuk

Cairan infus intravena dikemas dalam bentuk dosis tunggal, dalam wadah plastik atau gelas, steril, bebas pirogen serta bebas partikel-partikel lain. Oleh karena volumenya yang

Sediaan parenteral adalah sediaan obat steril, dapat berupa larutan atau suspensi yang berupa larutan atau suspensi yang dikemas sedemkian rupa sehingga cocok untuk diberikan

Gambar 4.12 Grafik yang menunjukkan kadar alkali/asam lemak bebas sediaan sabun transparan ekstrak labu kuning (Cucurbita moschata) pada berbagai macam formula .... 92