PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TERBIMBING DENGAN
KOOPERATIF TIPE STAD MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
Oleh :
Fatimah Khaerani Siregar NIM 4111531001
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohim, Alhamdulillah puji dan syukur yang sangat mendalam penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu Wata’la atas segala nikmat, karunia dan rahmat-Nya. Karena berkat-Nya, penulis diberi kelancaran, kesabaran dan kemudahan selama proses pembuatan dan penulisan skripsi. Sehingga didalamnya banyak sekali penulis menemukan inspirasi, pengetahuan baru dan hikmah yang besar dan menyadarkan penulis untuk selalu memiliki keinginan untuk belajar dan berusaha memperbaiki diri. Skripsi ini berjudul “ Perbedaan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing dengan Kooperatif Tipe STAD Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan (FMIPA UNIMED).
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs. Jasmidi, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Ratu Evina Dibyantini, M.Si, Ibu Dra. Hafni Indriati Nasution, M.Si, dan Bapak Dr. Ayi Darmana, M.Si, selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Murniaty Simorangkir, M.S, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan seluruh Dosen beserta staff pegawai Jurusan Kimia dan staff pegawai fakultas FMIPA UNIMED. Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs.K. Lumbantoruan, MPd, selaku Kepala SMAN 11 Medan dan Ibu Dra. Zubaidah selaku PKS 1 yang telah memberikan izin penelitian, dan juga kepada Ibu H Dra. Jamaliyah selaku guru Kimia Kelas XI di SMAN 11 Medan yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian di sekolah tersebut serta Bapak dan Ibu Guru di SMAN 11 Medan yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.
v
diberikan sosok yang sangat luar biasa, sosok yang sangat kuat, penyabar, dan selalu mendukung pendidikan penulis Ayahanda Hakimuddin Siregar, M.Si sekaligus sebagai pengganti ibu yang telah banyak sekali mengorbankan seluruh hidupnya hanya untuk bisa menyekolahkan penulis dan tidak pernah lelah selalu memanjatkan do’a demi selesainya studi penulis. Terima kasih banyak ayah. Dan kepada sosok yang sangat dirindukan, Ibunda Almh. Rosmalan Hrp, yang telah mencucurkan segala keringat dan tidak pernah lelah memanjatkan do’a semasa hidup beliau. Abangku Kaspul, Alwi dan Hanafi serta abang raju terima kasih atas semua do’a, kasih sayang dan nasehatnya yang tidak pernah saya lupakan. Terima kasih juga buat adekku tersayang Ilham, Fadhel dan Hikmah kehadiran kalian telah menjadi penyemangat untuk penulis selama ini. Terima kasih juga disampaikan kepada Ust. Suhaili sekaligus motivator saya semasa hidup di Darul Mursyid, ungkapan mimpi “lulus dari unversitas negeri medan melanjutkan studi luar negeri” yang saya ucapkan di depan beliau dan teman-teman XI-IPA 1 akan saya wujudkan dengan ridho Allah Subhanaahu Wata’ala. Terima kasih juga disampaikan kepada sahabatku Nurhayani, Aminah dan Khairani Hrp, serta
teman-teman seperjuanganku Rahmadani, dan Devi Hts juga teman-teman sekelas di Pendidikan Kimia ekstensi 2011 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih juga disampaikan kepada seluruh keluarga yang selalu mendukung dan mendoakan penulis.
Tidak ada yang sempurna di dunia terutama untuk kesempurnaan skripsi ini. Karena itu saran dan kritik sangatlah penulis harapkan yang bersifat membangun untuk perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis ucapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Juni 2015 Penulis,
iii
PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TERBIMBING DENGAN
KOOPERATIF TIPE STAD MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN
Fatimah Khaerani Siregar (4111531001)
ABSTRAK
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Ruang Lingkup 4
1.3. Batasan Masalah 5
1.4. Rumusan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 5
1.6. Manfaat Penelitian 6
1.7. Defenisi Operasional 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1. Kerangka Teoritis 8
2.1.1. Pengertian Belajar 8
2.1.2. Hakikat Belajar Kimia 9
2.1.3. Hasil Belajar 12
2.1.4. Aktivitas Belajar 14
2.1.5. Manfaat Aktivitas dalam Pembelajaran 14
2.1.6. Model Pembelajaran 15
2.1.7. Model Pembelajaran Inquiry 16
2.1.7.1. Konsep Dasar Inquiry 16
2.1.7.2. Pengertian Model Inquiry 17
2.1.7.3. Karakteristik Pembelajaran Inquiry 18
2.1.7.4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inquiry 19
2.1.7.5. Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing 20
2.1.7.6. Tahap Pelaksanaan Model Inquiry Terbimbing 20
2.1.8. Model Pembelajaran Kooperatif 22
2.1.8.1. Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif 23 2.1.8.2. Aplikasi Model Pembelajaran Kooperatif 23 2.1.8.3. Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif 24 2.1.8.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 25
2.1.9. Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan 26
2.2. Kerangka Berfikir 29
2.3. Hipotesis Penelitian 30
BAB III METODE PENELITIAN 32
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 32
vii
3.2.1. Populasi 32
3.2.2. Sampel 32
3.3. Variabel Penelitian 32
3.3.1. Variabel Bebas 32
3.3.2. Variabel Terikat 32
3.3.3. Variabel Kontrol 33
3.4. Instrumen Penelitian 33
3.4.1. Instrumen Tes 33
3.4.2. Instrumen NonTes 33
3.5. Standarisasi Instrumen Penelitian 34
3.5.1. Validitas Tes (Item) 34
3.5.2. Reliabilitas Tes 34
3.5.3. Taraf Kesukaran Soal 35
3.5.4. Uji Daya Beda 36
3.5.5. Distruktor 36
3.6. Jenis dan Desain Penelitian 37
3.6.1. Jenis Penelitian 37
3.6.2. Desain Penelitian 37
3.7. Prosedur Penelitian 38
3.8. Teknik Analisis Data 40
3.8.1. Uji Normalitas 40
3.8.2. Uji Homogenitas 41
3.8.3. Uji Hipotesis 41
3.8.4. Data Hasil Belajar 42
3.8.5. Data Aktivitas Belajar Siswa 42
3.8.6. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 44
4.1.Hasil Penelitian 44
4.1.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 44
4.1.1.1. Hasil Belajar siswa 44
4.1.1.2. Aktivitas Siswa 45
4.1.1.3. Analisis Data Hasil Penelitian 46
4.1.1.4 Uji Normalitas 46
4.1.1.5 Uji Homogenitas 47
4.1.2. Pengujian Hipotesis 48
4.1.2.1. Hipotesis Pertama 48
4.1.2.1. Hipotesis Kedua 49
4.1.3. Hubungan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa 50
4.1.4. Persen Peningkatan Hasil Belajar 50
4.2. Pembahasan dan Hasil Penelitian 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 55
5.1. Kesimpulan 55
5.2. Saran 55
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Fase-fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 24
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 38
Tabel 3.2. Tabel Penolong Untuk Uji Normalitas 40
Tabel 4.1. Hasil Aktivitas Siswa 45
Tabel 4.2. Hasil Perolehan Rata-Rata Pretes dan Postes 46 Tabel 4.3. Uji Normalitas Data Pretes, Postes, dan Gain 47
Tabel 4.4. Uji Homogenitas Sampel 48
Tabel 4.5. Hasil Uji Hipotesis I 48
Tabel 4.6. Hasil Uji Hipotesis II 49
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Desain Penelitian 39
Gambar 4.1. Grafik Hasil Belajar Kimia Siswa 44
Gambar 4.2. Grafik Frekuensi AktivitasBelajar Siswa 45 Gambar 4.3. Grafik Perbandingan Rata-Rata Nilai Aktivitas dengan
Rata-Rata Hasil Belajar Siswa 50
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus 59
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 62
Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Sebelum Divalidkan 83 Lampiran 4 Instrumen Tes Penelitian Sebelum Divalidkan 85 Lampiran 5 Kisi-Kisi Instrumen Tes Sesudah Divalidkan 91 Lampiran 6 Instrumen Tes Penelitian Sesudah Divalidkan 92
Lampiran 7 Kisi-Kisi Instrumen Non Tes 96
Lampiran 8 Lembar Observasi Aktivitas Kelas Eksperimen I dan II 97 Lampiran 9 Kriteria Penilaian Lembar Observasi Aktivitas 98
Lampiran 10 LKS Kelas Eksperimen I dan II 99
Lampiran 11 Kunci Jawaban LKS Kelas Eksperimen I dan II 106
Lampiran 12 Perhitungan Validitas Soal 110
Lampiran 13 Perhitungan Reliabilitas Soal 112
Lampiran 14 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 113
Lampiran 15 Perhitungan Daya Beda Tiap Soal 114
Lampiran 16 Distruktor 116
Lampiran 17 Tabel Validitas 117
Lampiran 18 Tabel Reliabilitas 118
Lampiran 19 Tabel Daya Pembeda Soal 119
Lampiran 20 Tabel Tingkat Kesukaran 120
Lampiran 21 Tabel Distruktor 121
Lampiran 22 Kesimpulan Instrument Tes 123
Lampiran 23 Hasil Pretest dan Postest 124
Lampiran 24 Perhitungan, Rata-rata Standar Deviasi dan Varians 126
Lampiran 25 Uji Normalitas Data 128
Lampiran 26 Uji Homogenitas Data 131
Lampiran 27 Data peningkatan Hasil belajar 132
Lampiran 28 Uji Normalitas Data Gain Test 134
Lampiran 29 Uji Homogenitas Data Gain Tes 136
Lampiran 30 Uji Hipotesis 137
Lampiran 31 Persentase Peningkatan Hasil Belajar 139 Lampiran 32 Lembar Hasil Penilaian Observasi Aktivitas Siswa 140
Lampiran 33 Tabel r-Product Moment 144
Lampiran 34 Tabel Chi Kuadrat 145
Lampiran 35 Tabel Distribusi t 146
Lampiran 36 Tabel Distribusi F 147
Lampiran 37 Jadwal Kegiatan Penelitian 148
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia dan ekonomi suatu negara saat ini adalah dengan lebih meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan generasi yang berkualitas. Dimana pendidikan mempunyai misi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk mensejahterahkan rakyat. Era globalisasi ini, persaingan yang ketat dan semua pihak ingin berkompetisi untuk memajukan negaranya terutama dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi mengharuskan setiap insan mendalami ilmu pengetahuan. Negara yang memiliki pendidikan yang lemah akan kesulitan bertahan ketika bersaing dengan negara-negara internasional dalam bidang tertentu, yang akan berakibat pada kerugian misalnya dalam perekonomian, industri, teknologi dan budaya suatu negara. Oleh karena itu,
semua pihak baik pemerintah ataupun instansi lain berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan guna membangun bangsa.
Trianto (2009) pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Akan tetapi, masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia saat ini adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau kualitas pendidikan yang masih rendah.
Rendahnya kualitas pendidikan ini terlihat dari capaian daya serap siswa terhadap materi pelajaran, yang disebabkan oleh banyak faktor salah satunya adalah rendahnya kualitas proses pembelajaran di sekolah (Harsanto, 2007).
2
menstimulasi peserta didik untuk berfikir/bernalar. Sementara itu karakter kimia sebagai “experimental science” tidak tampak dalam kegiatan belajar kimia, sebab pada umumnya sangat jarang peserta didik distimulasi untuk melakukan observasi terhadap fenomena kimia, apalagi merancang kegiatan eksperimen untuk memecahkan permasalahan.
Metode yang berpusat pada guru juga terlihat pada saat pengalaman PPL MAN 50. siswa terlihat sulit untuk berperan aktif dan kreatif dalam pembelajaran, karena proses belajar mengajar yang tidak menarik dan kurang bermakna sehingga siswa cenderung jenuh dan bosan. Siswa juga masih banyak ditemukan malas belajar, siswa yang tidak menyenangi mata pelajaran merasa bahwa pelajaran tidak begitu penting untuk dipelajari dan tugas di sekolah dijadikan beban hasil belajar hanya untuk naik kelas dan lulus dari sekolah. Semua itu merupakan gambaran dari aktivitas belajar siswa rendah. Hal itu berpengaruh besar terhadap prestasi belajar rendah.
Mata pelajaran kimia termasuk dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan alam yang secara spesifik diberikan kepada siswa SMA/ MA. Mata
pelajaran kimia memiliki karakteristik sebagian besar konsepnya bersifat abstrak dan merupakan ilmu untuk memecahkan masalah serta mendeskripsikan fakta dan peristiwa (Kean, 1985). Salah satu tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran kimia adalah siswa mampu menguasai konsep-konsep kimia yang telah dipelajarinya, kemudian siswa diharapkan mampu mengaitkan konsep-konsep yang telah dipelajarinya dengan materi yang sedang dipelajarinya. Salah satu materi dalam pembelajaran kimia bersifat abstrak dan berurutan adalah materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
3
berpusat pada siswa dan reflektif dan dengan melibatkan siswa akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa selama proses belajar-mengajar.
Model pembelajaran inquiry terbimbing merupakan model pemprosesan informasi yang melibatkan seluruh kemampuan siswa secara kooperatif dalam suatu rangkaian kegiatan untuk mencari, menyelidiki secara sistematis, kritis, logis dan analitis dan saling membantu dengan teman yang lain sehingga memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Model pembelajaran inquiry terbimbing membimbing siswa untuk memiliki tanggung jawab individu dan tanggung jawab dalam kelompok.
Model pembelajaran student team achievement division (STAD) merupakan model pembelajaran dalam pembelajaran mengajak siswa untuk belajar secara berkelompok dengan anggota kelompok yang berasal dari siswa yang heterogen. Dengan kerja kelompok, seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum
disampaikan di depan kelas.
Kedua model pembelajaran ini mampu meningkatkan hasil belajar dan
aktivitas siswa dalam pembelajaran. Siswa dituntut untuk berpikir aktif, mengembangkan pengetahuan, memberikan dukungan serta kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan ide-idenya.
Hal ini juga dibuktikan dari hasil penelitian yang terkait dengan model pembelajaran inquiry terbimbing. Menurut hasil penelitian oleh Septiana (2013) peningkatan hasil belajar siswa dibuktikan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran inquiry terbimbing (dengan skor rata-rata 90,14) lebih baik dibandingkan dengan
siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ceramah-praktikum (dengan skor rata-rata 88,47). Dan penelitian dari Utami, berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan model inquiry terbimbing yang berlangsung di kelas XI IPA 5 SMAN 8 Malang pada
4
materi kelarutan dan hasil kali kelarutan mengalami peningkatan 48,2% sedangkan pada pembelajaran konvensional sebesar 40,0%.
Beberapa hasil penelitian yang memberi pengaruh positif pada proses pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD pernah diteliti oleh Fitri (2013), hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD materi hidrolisis garam dengan ketuntasan 90% . Penelitian Silalahi (2012) diperoleh hasil penelitian berdasarkan data gain ternormalisasi, besar peningkatan hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah 71% dan peningkatan hasil belajar yang menggunakan konvensional adalah 48%. Selanjutnya penelitian yang dilakukan Citra (2012) menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar pada kelas yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebesar 43,92% sedangkan pada kelas yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional adalah 35,79%.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan melihat perbedaan hasil belajar dan aktivitas siswa dari dua
model pembelajaran yaitu model pembelajaran inquiry terbimbing dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Adapun judul penelitian ini adalah “Perbedaan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing dengan Kooperatif Tipe STAD Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”.
1.2. Ruang Lingkup
5
1.3. Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan-cakupan masalah yang teridentifikasi waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, oleh karena itu perlu dilakukan pembatasan masalah agar masalah yang diteliti lebih terarah, penelitian ini dibatasi hanya tentang penerapan model pembelajaran inquiry terbimbing dengan model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division (STAD) serta perbedaan hasil belajar dan aktivitas belajar kimia siswa yang diperoleh siswa setelah menggunakan masing-masing model pembelajaran tersebut pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah:
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran inquiry terbimbing dengan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe student team achievement division (STAD) pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan ?
2. Apakah ada perbedaan aktivitas belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran inquiry terbimbing dengan aktivitas belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division (STAD) pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan ?
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan yaitu :
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran inquiry terbimbing dengan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division (STAD) pada pokok bahasan kelarutan
6
2. Untuk mengetahui perbedaan aktivitas belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran inquiry terbimbing dengan aktivitas belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division (STAD) pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan.
1.6. Manfaat Penelitian Bagi guru
Sebagai bahan masukan sekaligus informasi mengenai model pembelajaran inquiry terbimbing dan kooperatif tipe student team achievement
division (STAD) dalam pengajaran kimia dan menjadikannya sebagai salah
satu alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar. Bagi siswa
Memperoleh pengalaman langsung dalam belajar, sehingga proses belajar mengajar lebih menarik dalam pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan sehingga menambah minat belajar siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
Bagi sekolah
Sebagai sumbangan pemikiran dalam perbaikan pengajaran serta
referensi untuk bahan pertimbangan agar penggunaan model pembelajaran dapat diterapkan disekolah.
Bagi pemerintah
Sebagai sumbangan pemikiran dalam perbaikan proses pembelajaran serta referensi kualitas hasil belajar kimia siswa sekolah menengah atas (SMA).
1.7. Defenisi Operasional
Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian ini, maka agar penelitian dapat lebih terfokus perlu dilakukan pendefinisian beberapa istilah, yaitu ;
7
terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan bertanya dan mencari tahu. Pada pembelajaran inkuiri terbimbing guru hanya menyediakan bahan-bahan dan masalah untuk diselidiki atau ditelaah oleh siswa, kemudian siswa menyusun prosedur mereka sendiri untuk memecahkan masalah tersebut 2. Model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division
(STAD) adalah model pembelajaran kooperatif untuk pengelompokan kemampuan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Keanggotaan menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, suku dan berangotakan 4-5 orang dalam satu kelompok.
3. Hasil belajar merupakan kemampuan kognitif siswa yang diperoleh dalam bentuk skor setelah proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar diukur melalui pre-test dan post-test.
4. Aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan dengan percaya diri oleh siswa
disebabkan keingintahuan dan kegiatan belajar menarik. Aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang diperoleh dapat diambil kesimpulan sebagai berikut ;
1. Ada perbedaan hasil belajar kimia yang diajarkan menggunakan model
pembelajaran inquiry terbimbing dengan hasil belajar kimia yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan (Ksp) di SMA N 11 Medan sebesar 3%. 2. Ada perbedaan aktivitas belajar yang diajarkan menggunakan model
pembelajaran inquiry terbimbing dengan aktivitas belajar yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan (Ksp) di SMA N 11 Medan sebesar 5%.
5.2. Saran
56
DAFTAR PUSTAKA
Anastria, E., (2013), Panduan Lengkap Praktikum Kimia Sma Kelas X, XI Dan XII, Pustaka Widyatama, Yogyakarta.
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Pt.Rineka
Cipta.
Citra, S., (2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam Pemecahan Masalah Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa, Skripsi, FMIPA Universitas
Negeri Medan, Medan.
Crawford, B.A., ( 2007), Learning To Teach Science As Inquiry In The Rough And Tumble Of Practice, Journal Of Research In Science Teaching, Vol .44, No.4: 618-619.
Colburn, A., ( 2000), An Inquiry Primer, Science Scope, California.
Dimyati dan Mudjiono., (2002), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Fitri, A dkk., (2013), Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Materi Hidrolisis Garam untuk Siswa
Kelas XI IPA Semester 2 SMA N 9 Malang Tahun Ajaran 2012/2013,
Jurnal pendidikan, Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang, Malang.
Hamalik, O., (1994), Kurikulum Dan Pembelajaran,Bumi Aksara,Jakarta. Hamalik, O., (2003), Proses Belajar Mengajar, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Hamdani, (2010), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung. Harsanto,R., (2007), Pengelolaan kelas yang dinamis, Kanisius, Yogyakarta. Kean, E dan Middlecamp, C., (1985), Panduan Belajar Kimia Dasar, Penerbit
Gramedia, Jakarta.
Lubis, K., (2007), Efektivitas pembelajaran Kontruktivisme dengan Animasi dan Analogi serta Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa, Thesis,
57
Mentari, L., Nyoman, S., Subagia, W., (2014), Analisis Miskonsepsi Siswa SMA Pada Pembelajaran Kimia Untuk Materi Larutan Penyangga, e-Journal
Kimia Visvitalis, Universitas Pendidikan Ganesha Indonesia Vol. 2 No. 1, Singaraja.
Mudyahardjo,. (2001), Pengantar Pendidikan, Kharisma Putra Utama, Jakarta. Naufal, I.S Maswan, A Guided InquirY Learnig Approach In Web Environment
Teory And Application.
Roestiyah, (1994), Masalah Pengajaran Sebagai Suatu System, Rineka Cipta,Jakarta.
Roestiyah, (2001), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,Jakarta.
Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana Prenada Media, Jakarta.
Septiana,H.R., Dkk, (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Larutan Elektrolit dan Larutan Non
Elektrolit Kelas X SMA Negeri 2 Malang, Jurnal Pendidikan Kimia,
FMIPA Universitas Negeri Malang.
Silalahi, S., (2012), Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Pokok Bahasan Larutan Asam Basa untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia
Siswa di SMA SWASTA PGRI 12 MEDAN T.A 2011/2012, Skripsi, FMIPA
Universitas Negeri Medan, Medan.
Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori Dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.
Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.
Sofyan, A. dkk., (2006), Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, UIN Jakarta Press, Jakarta.
Sutikno, S., ( 2013), Belajar dan Pembelajaran, Holistica, Lombok.
Suyanti, Retno D., (2010), Strategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu, Yogyakarta.
58
Syariful, B & Aswan Z., (2013), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Tarigan,S., (2012), Metode Penelitian, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, (2007), Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan, Pt Imperial Bhkati Utama, Bandung.
Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Kencana, Jakarta.
Utami dkk, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Siswa pada
Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan, :
https://ajmainchemistry.files.wordpress.com/2014/03/modul-ksp.pdf (diakses 01 februari 2015)
Zulfiani Dkk, ( 2009), Strategi Pembelajaran Sains, Lembaga Penelitian Uin
Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Warman, kartika., (2012), Pengembangan Berfikir Kritis terhadap Hasil Belajar
Melalui Implementasi Inkuiri Terbimbing pada Pembelajaran Kelarutan
dan Hasil Kali Kelarutan, Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan,
Medan.
Yusnita, Eli., (2014), Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dan Tipe Student
Teams Achievement Division pada Materi Pokok Hidrokarbon, Skripsi,