PENERAPANPENDEKATANOPEN-ENDEDUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA SUB
POKOK BAHASANSEGIEMPAT DI KELAS VII SMPKARTIKA I-2MEDANT.A2014/2015
Oleh: Nenni Triana
4113111054
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT atas segala berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “Penerapan Pendekatan Open-Ended Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Sub Pokok Bahasan Segi Empat di Kelas VII SMP Kartika I-2 Medan T.A 2014/2015”ini.
Adapun tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi tugas akhir
sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini begitu banyak keterlibatan dan
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan ribuan terima kasih kepada Ibu Dra. Ida Karnasih, M.Sc., Ed., Ph.D selaku
dosen pembimbing skripsi penulis yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk
membimbing penulis dengan penuh kasih sayang. Kemudian kepada Ibu Dr. Ani
Minarni, M.Si, Bapak Denny Haris, S.Si., M.Pd, dan Bapak Budi Halomoan Siregar,
S.Pd., M.Sc selaku dosen penguji. Terima kasih juga kepada Ibu Dra. Katrina Samosir,
M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik penulis. Juga kepada Bapak Prof. Dr. Syawal
Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku
Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku ketua jurusan Matematika,
Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku sekretaris jurusan Matematika dan Bapak Drs. Zul
Amry, M.Si., Ph.D selaku ketua Prodi Pendidikan Matematika serta kepada seluruh
Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED.
Terima kasih juga kepada Kepala Sekolah SMP Kartika I-2 Medan, Ibu Dra.
Marhamati, guru bidang studi Matematika SMP Kartika I-2 Medan Bapak Manhar
Arisandi, S.Pd.I dan para guru serta staf pegawai SMP Kartika I-2 Medan serta siswa–
siswi kelas VII-2 yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam melaksanakan
penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibunda
Daswaty br Ginting yang senantiasa memberikan semangat, dukungan, doa dan kasih
v
tercinta Alm. Asril yang telah pergi terlebih dahulu ke pangkuan Ilahi di saat-saat penulis
sedang berada dalam proses penyusunan skripsi ini. Terima kasih Ayah atas segala cinta
yang kau berikan selama ini, atas segala nasihat, motivasi, doa dan segalanya. Terima
kasih karena telah menjadi Ayah terbaik untuk kami. Selanjutnya kepada Adikku tercinta
Anil Himawan yang telah menjadi salah satu motivasi terbesar penulis dalam
penyusunan skripsi ini, Abangda Sertu. Andryan Hanafi beserta Kakanda Leni Marlina,
S.Pd.I dan ponakanku tersayang Daffa Alfarizi Hanafi, serta tak lupa kepada Kakandaku
tercinta Almh. Rina Darini yang terus menjadi panutan penulis dari dulu hingga sekarang.
Kepada Kakanda Machrani Adi Putri Siregar yang selalu memberikan bantuan dan
arahan kepada penulis, yang telah menjadi saudara sekaligus kakak bagi penulis. Kepada
Adikku Indah Putri Wirawan, Kepada Kak Yuni, Bang Jalal, Amalia, dan Adly. Terima
kasih juga untuk seluruh keluarga dan seluruh pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu
per satu yang senantiasa memberikan dukungan, bantuan, dan doa kepada penulis.
Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada sahabat-sahabatku tercinta
Dhina Etman dan Ratna Julia yang selalu ada dikala suka maupun duka, teman
seperjuangan yang selalu saling membantu dalam setiap kesulitan dan saling berbagi di
setiap kebahagiaan, yang telah begitu banyak memberikan bantuan, semangat dan doa
kepada penulis. Begitu pula kepada teman-teman penulis yang tergabung dalam keluarga
besar Dik-A Matematika 2011 yang selalu saling memberi semangat, doa dan dukungan,
yang telah menjadi seperti keluarga di masa-masa perkuliahan ini.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan pada penulisan skripsi ini
baik dari segi isi maupun tata bahasa, karenanya kritik dan saran yang membangun
penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat
dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita. Aamin.
Medan, Juni 2015
Penulis,
iii
PENERAPAN PENDEKATAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA SUB POKOK
BAHASAN SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP KARTIKA I-2 MEDAN
T.A 2014/2015 Nenni Triana (4113111054)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dan mendeskripsikan bagaimana proses penyelesaian open-ended problem yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kreatif yang dibuat oleh siswa dengan menerapkan pendekatan open-ended pada sub pokok bahasan segi empat. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-2 SMP Kartika I-2 Medan T.A 2014/2015 yang berjumlah 34 orang dan objek penelitian ini adalah upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif subjek penelitian dengan menggunakan penerapan pendekatan open-ended pada sub pokok bahasan segi empat. Instrumen dalam penelitian yang digunakan adalah observasi dan tes.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mencapai keberhasilan pada siklus kedua. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Sebelum memberikan tindakan, siswa diberikan tes diagnostik terlebih dahulu untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di kelas tersebut, dan pada setiap akhir siklus, siswa diberikan tes kemampuan berpikir kreatif.
Dari hasil analisis data, diperoleh bahwa kemampuan berpikir kreatif subjek penelitian pada sub pokok bahasan segi empat mulai dari tes diagnostik sampai pada tes kemampuan berpikir kreatif I dan II terus mengalami peningkatan. Pada tes diagnostik subjek penelitian memperoleh nilai rata-rata tes kemampuan berpikir kreatif 47,06 (rendah) dan mengalami peningkatan pada TKBK I dengan capaian rata-rata nilai tes sebesar 61,95 (sedang) dan meningkat lagi pada TKBK II dengan capaian nilai rata-rata tes sebesar 78,31 (tinggi). Untuk kemampuan berpikir kreatif per aspek/indikator secara umum juga mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : (1) aspek kelancaran (fluency) : persentase nilai rata-rata kemampuan pada tes diagnostik 28,67%, pada TKBK I 77,94%, dan pada TKBK II 80,88%; (2) aspek keaslian (originality), persentase nilai rata-rata kemampuan pada tes diagnostik 28,67%, pada TKBK I 91,18%, dan pada TKBK II 80,88%; (3) aspek keluwesan (flexibility), persentase nilai rata-rata kemampuan pada tes diagnostik 90,44%, pada TKBK I 43,34%, dan pada TKBK II 77,21%; (4) aspek memperinci (elaboration), persentase nilai rata-rata kemampuan 37,5%, pada TKBK I 35,3%, dan pada TKBK II 94,12%.
vi
2.1.1.3. Pengertian Berpikir Kreatif 11
2.1.2. Pendekatan Pembelajaran 17
2.1.2.1. Pendekatan Open-ended 18
2.1.3. Proses Jawaban Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Berkaitan dengan Kemampuan Berpikir Kreatif melalui
Pendekatan Open-Ended 25
2.1.4 Alat Peraga Geoboard (Papan Berpaku) 25
2.1.5. Tinjauan Kurikulum 26
2.2. Materi Segiempat 27
2.3. Pembelajaran Segi Empat dengan Pendekatan Open-ended 38
2.4. Kerangka Konseptual 39
2.5. Penelitian yang Relevan 40
2.6. Hipotesis Penelitian 41
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian 42
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 42
3.3. Subjek dan Objek Penelitian 42
3.3.1. Subjek Penelitian 42
3.3.2. Objek Penelitian 42
3.4 Prosedur Pelaksanaan Penelitian 43
vii
3.4.1.1. Permasalahan 43
3.4.1.2. Tahap Perancanaan Tindakan Siklus I 44
3.4.1.3. Tahap Pelaksanaan Tindakan I 46
3.4.1.4. Tahap Observasi I 47
3.4.1.5. Analisis Data I 47
3.4.1.6. Tahap Refleksi I 47
3.4.2. Siklus II 48
3.4.2.1. Tahap Permasalahan II 48
3.4.2.2. Tahap Perancanaan Tindakan II 48 3.4.2.3. Tahap Pelaksanaan Tindakan II 49
3.4.2.4. Tahap Observasi II 49
3.4.2.5. Analisis Data II 49
3.4.2.6. Tahap Refleksi II 49
3.5. Instrumen Pengumpul Data 49
3.5.1. Tes 50
3.5.2. Observasi 50
3.5.3. Wawancara 50
3.5.4. Dokumentasi 51
3.6. Teknik Analisis Data 51
3.6.1. Reduksi Data 51
3.6.2. Paparan Data 51
3.6.3. Penarikan Kesimpulan 51
3.7. Indikator Keberhasilan 55
3.8. Definisi Operasional 56
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1. Siklus I 57
4.1.1. Permasalahan 57
4.1.2. Tahap Perencanaan Tindakan 59
4.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 59
4.1.3.1. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Pertama 59 4.1.3.2. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Kedua 61
4.1.4. Observasi dan Waewancara 62
4.1.4.1. Hasil Observasi Guru 62
4.1.4.2. Hasil Observasi Siswa 64
4.1.4.3. Hasil Wawancara 66
4.1.5. Analisis Data Siklus I 67
4.1.6. Refleksi Siklus I 78
4.2. Siklus II 79
4.2.1. Permasalahan 79
4.2.2. Tahap Perencanaan Tindakan 80
4.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 80
4.2.3.1. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Pertama 80 4.2.3.2. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Kedua 82
4.2.4. Observasi dan Waewancara 83
viii
4.2.4.2. Hasil Observasi Siswa 85
4.2.4.3. Hasil Wawancara 86
4.2.5. Analisis Data Siklus II 86
4.2.6. Refleksi Siklus II 97
4.3. Temuan Penelitian 100
4.4. Pembahasan Penelitian 100
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 104
5.2. Saran 105
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Aspek-Aspek Berpikir Kreatif 14
Tabel 2.2. Sintaks Pembelajaran Open-Ended 21
Tabel 3.1. Kriteria rata-rata penilaian observasi 55
Tabel 4.1. Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Tes Diagnostik 57
Tabel 4.2. Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa per Aspek pada Tes
Diagnostik 58
Tabel 4.3. Data Hasil Observasi Guru Siklus I 62
Tabel 4.4. Data Hasil Observasi Siswa Siklus I 65
Tabel 4.5. Ketuntasan Belajar Siswa pada Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 67
Tabel 4.6. Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada TKBK I 68
Tabel 4.7. Proses Penyelesaian Siswa pada Soal 1 Aspek Keaslian (Originality)69
Tabel 4.8. Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Aspek Keaslian
(Originality) pada TKBK I 70
Tabel 4.9. Proses Penyelesaian Siswa pada Soal Nomor 2 Aspek
Keluwesan (Flexibility) 71
Tabel 4.10. Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Aspek
Keluwesan (Flexibility) pada TKBK I 73
Tabel 4.11. Proses Penyelesaian Siswa pada Soal Nomor 3 Aspek Memperinci
(Elaboration) 74
Tabel 4.12. Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Aspek
Memperinci (Elaboration) pada TKBK I 75
Tabel 4.13. Proses Penyelesaian Siswa pada Soal Nomor 4 Aspek
Kelancaran (Fluency) 76
Tabel 4.14. Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Aspek Kelancaran
(Fluency) pada TKBK I 78
Tabel 4.15. Deskripsi Hasil Observasi Guru Siklus II 83
Tabel 4.16. Deskripsi Hasil Observasi Siswa Siklus II 85
Tabel 4.17. Ketuntasan Belajar Siswa pada Tes Kemampuan Berpikir
Tabel 4.18. Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada TKBK II 87
Tabel 4.19. Proses Penyelesaian Siswa pada Soal 1 Aspek
Memperinci (Elaboration) 88
Tabel 4.20. Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Aspek
Memperinci (Elaboration) pada TKBK II 89
Tabel 4.21. Proses Penyelesaian Siswa pada Soal Nomor 2 Aspek
Keluwesan (Flexibility) 90
Tabel 4.22. Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Aspek
Keluwesan (Flexibility) pada TKBK II 90
Tabel 4.23. Proses Penyelesaian Siswa pada Soal Nomor 3 Aspek
Kelancaran (Fluency) 93
Tabel 4.24. Data Kemampuan Berpikir Kreatif SiswaAspek Kelancaran
(Fluency) pada TKBK II 94
Tabel 4.25. Proses Penyelesaian Siswa pada Soal Nomor 4 Aspek
Keaslian (Originality) 95
Tabel 4.26. Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Aspek
Keaslian (Originality) pada TKBK II 97
Tabel 4.27. Perbandingan Nilai Ketuntasan Tes Kemampuan Berpikir
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Contoh Jawaban Siswa I 4
Gambar 1.2. Contoh Jawaban Siswa II 5
Gambar 2.1. Tingkat Berpikir 12
Gambar 2.2. Gambaran Pendekatan Open-ended 19
Gambar 2.3. Jenis-jenis Segiempat 27
Gambar 2.4. Menghitung Luas Persegi Panjang 28
Gambar 2.5. Persegi Panjang pada Geoboard 28
Gambar 2.6. Menghitung Luas Persegi 29
Gambar 2.7. Persegi pada Geoboard 29
Gambar 2.8. Jajargenjang 30
Gambar 2.9. Menghitung Luas Jajargenjang I 30
Gambar 2.10. Menghitung Luas Jajargenjang II 31
Gambar 2.11. Menghitung Luas Jajargenjang III 31
Gambar 2.12. Jajargenjang pada Geoboard 32
Gambar 2.13. Belah Ketupat 32
Gambar 2.14. Menghitung Luas Belah Ketupat 32
Gambar 2.15. Belah Ketupat pada Geoboard 33
Gambar 2.16. Layang-layang 34
Gambar 2.17. Menghitung Luas Layang-layang 34
Gambar 2.18. Layang-layang pada Geoboard 35
Gambar 2.19. Jenis-jenis Trapesium 35
Gambar 2.20. Trapesium Sebarang 36
Gambar 2.21. Trapesium Sama Kaki 36
Gambar 2.22. Trapesium Siku-siku 37
Gambar 2.23. Menghitung Luas Trapesium 37
Gambar 2.24. Trapesium pada Geoboard 38
Gambar 4.1. Grafik Peningkatan Skor Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kreatif
Siswa 98
Gambar 4.2. Grafik Peningkatan Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kreatif
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Silabus Pembelajaran 110
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I 118
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II 123
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I 132
Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II 137
Lampiran 6 : Lembar Aktivitas Siswa (LAS) I Siklus I 132
Lampiran 7 : Lembar Aktivitas Siswa (LAS) II Siklus I 142
Lampiran 8 : Lembar Aktivitas Siswa (LAS) I Siklus II 146
Lampiran 9 : Lembar Aktivitas Siswa (LAS) II Siklus II 151
Lampiran 10 : Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa I Siklus I 155
Lampiran 11 : Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa II Siklus I 158
Lampiran 12 : Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa I Siklus II 162
Lampiran 13 : Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa II Siklus II 168
Lampiran 14 : Kisi-kisi Tes Diagnostik 172
Lampiran 15 : Tes Diagnostik 173
Lampiran 16 : Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik 174
Lampiran 17 : Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 176
Lampiran 18 : Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 177
Lampiran 19 : Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 179
Lampiran 20 : Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II 184
Lampiran 21 : Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II 185
Lampiran 22 : Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II 186
Lampiran 23 : Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif 190
Lampiran 24 : Lembar Validator 192
Lampiran 25 : Lembar Validasi 193
Lampiran 26 : Hasil Tes Diagnostik 202
Lampiran 27 : Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 205
Lampiran 28 : Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II 208
Lampiran 30 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa 223
Lampiran 31 : Lembar Hasil Wawancara 231
Lampiran 32 : Daftra Nama Siswa 235
Lampiran 33 : Dokumentasi Penelitian 236
Jadwal Kegiatan Penelitian
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Observasi
Surat Izin Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas
manusia. Melalui pendidikan kita bisa membentuk karakter dan keahlian (skill)
manusia. Keahlian (skill) adalah sebuah alat untuk menciptakan sumber daya
manusia yang baik. Dengan sumber daya manusia yang baik maka kita akan bisa
menciptakan bangsa yang memiliki masa depan yang cerah.
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai cukup
memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi manusia yang
berkualitas, karena matematika merupakan sarana berpikir untuk mengkaji suatu
permasalahan secara logis dan sistematis. Menurut Cornelius (dalam
Abdurrahman, 2003:253) terdapat lima alasan perlunya belajar matematika, yaitu:
Matematika merupakan sarana berpikir yang jelas dan logis, sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreativitas, sarana untuk menigkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Pada alasan keempat yang dikemukakan Cornelius, ia menyatakan bahwa
matematika merupakan sarana untuk mengembangkan kreativitas. Hal ini senada
dengan yang diungkapkan oleh Mann (2006:239) yang menyatakan, “The essence
of mathematics is thinking creatively, not simply arriving at the answer” (esensi
dari matematika adalah berpikir kreatif, tidak sekedar hanya sampai pada jawaban
benar). Hal ini berarti bahwa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif,
cara yang tepat dilakukan adalah dengan melalui pembelajaran matematika.
Proses belajar yang baik dan sesuai khususnya pada pelajaran matematika,
dapat menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif manusia.
Namun pada kenyataannya sistem pendidikan di sekolah-sekolah yang ada di
Indonesia sejauh ini belum menunjukkan proses yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif siswa. Seperti yang di ungkapkan oleh Siswono
2
Kemampuan berpikir kreatif dalam matematika kurang dan bahkan tidak menjadi fokus pembelajaran karena adanya beberapa kendala seperti anggapan kreativitas hanya dimiliki oleh anak-anak yang berbakat luar biasa, tes-tes standar untuk evaluasi atau penilaian menekankan pada masalah-masalah konvergen yang jawabannya tunggal, masyarakat ataupun guru lebih menyukai prestasi matematika yang tinggi daripada kemampuan berpikir kreatif, karena membutuhkan waktu lama dan pada ujian akhir nasional tidak digunakan. Selain itu, karena memang informasi tentang berpikir kreatif belum banyak diketahui, seperti apa kemampuan berpikir kreatif atau kreativitas itu, bagaimana mendorong kreativitas siswa, bagaimana karakteristik kemampuan bepikir kreatif itu, bagaimana indikator untuk menilai berpikir kreatif itu, atau apakah mata pelajaran matematika memperhatikan kreativitas, bukankah itu untuk pelajaran seni?
Oleh karena kendala-kendala tersebut, maka akhirnya pembelajaran yang
terjadi di Indonesia berjalan monoton dari waktu ke waktu, tidak mengikuti
perkembangan zaman yang menuntut kemampuan berpikir kreatif dari setiap
individu. Proses pendidikan yang berjalan di Indonesia kebanyakan masih
menggunakan prinsip “transfer ilmu” dari guru ke siswa yang dilaksanakan
dengan keterlibatan siswa yang sangat minim.
Di tingkat SMP kebanyakan guru masih mengajar dengan menggunakan
prinsip “transfer ilmu”. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan lapangan yang penulis
lihat selama masa Program Pengalaman Lapangan dan pada saat observasi di
sekolah yang akan diteliti, yaitu SMP Kartika I-2 Medan. Kebanyakan guru
mengajar dengan cara menceramahkan materi yang dipelajari kemudian
memberitahukan rumus menyangkut materi tersebut, lalu memberikan contoh
soal, kemudian dilanjutkan dengan memberi tugas siswa yang didahului dengan
mencatat rumus-rumus yang telah diberitahukan guru sebelumnya.
Pembelajaran dengan prinsip “transfer ilmu” seperti ini tidak dapat
memancing kemampuan berpikir kreatif siswa karena siswa sebenarnya tidak
berpikir untuk memecahkan masalah dari soal yang diberikan oleh guru. Mereka
sebagian besar hanya menghafal rumus kemudian meniru langkah-langkah yang
telah dicontohkan guru pada contoh soal. Pembelajaran seperti ini hanya akan
menimbulkan kekakuan pada pemikiran siswa. Padahal berpikir kreatif sangat
3
pentingnya mengembangkan kemampuan berpikir kreatif yang dikutip dari
Munandar (2009:31)
Pertama, karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan (mengaktualisasikan) dirinya, dan perwujudan/aktualisasi diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia (Maslow, 1967). Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya. Kedua, kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan (Guilford, 1967). Di sekolah yang terutama dilatih adalah penerimaan pengetahuan, ingatan, dan penalaran (berpikir logis). Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat (bagi diri pribadi dan bagi lingkungan) tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu. Keempat, kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam era pembangunan ini kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru, dan teknologi baru. Untuk mencapai hal itu perlulah sikap, pemikiran, dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di kelas VII-2 SMP
Kartika I-2 Medan, kenyataan menunjukkan bahwa tingkat kemampuan berpikir
kreatif siswa masih rendah. Hal ini bisa kita lihat dari hasil tes diagnostik yang
dilakukan. Tes diagnostik ini dilakukan peneliti dengan memberikan 3 soal
terbuka (open-ended problem) kepada siswa. Ketiga soal ini dirancang agar
penyelesaiannya dapat menunjukkan aspek-aspek kemampuan berpikir kreatif
(fluency, flexibility, originality, dan elaboration). Hasil tes diagnostik ini
menunjukkan dari 34 siswa yang mengikuti tes, hanya 1 siswa yang memiliki
tingkat kemampuan berpikir kreatif dalam kategori “sangat tinggi” (2,945%),
disusul dengan 2 orang yang memiliki tingkat kemampuan berpikir kreatif dalam
kategori ”sedang” (5,88%), dan 25 orang yang memiliki tingkat kemampuan
berpikir kreatif dalam kategori “rendah”(73,53%), serta 6 orang memiliki tingkat
kemampuan berpikir kreatif dalam kategori“sangat rendah”(17,65%).
Soal 1: Perhati
Gambar tersebut persegi dimana tentukanlah lua
Dari gambar di
soal yang disajikan,
relevan dalam menye
terpaku pada rumus lua
mampu mengemukaka
siswa terdapat 13 sisw
ini merupakan gagasa
pertama dan kedua ya
siswa ini sama sekali t
Selain jawaba
jawaban siswa tertera pa
hatikan gambar persegi panjang berikut,
rsebut adalah sebuah bidang yang disusun de ana sisi terpanjang dari gambar tersebut adal h luas bidang tersebut dengan dua cara!
Gambar 1.1. Contoh Jawaban Siswa I r di atas terlihat jelas bahwa siswa kurang mem
n, sehingga ia tidak bisa memunculkan ide
yelesaikan masalah ini. Selain itu, terlihat pul
us luas persegi yang selama ini dipelajarinya, se
akan ide lain untuk menyelesaikan persoalan te
siswa yang memunculkan gagasan seperti ini. G
asan yang keliru terlebih lagi tidak ada perbe
yang dibuat siswa tersebut, jadi penyelesaian y
li tidak memenuhi apa yang diminta soal.
ban seperti yang ada pada Gambar 1.1 di at
ra pada gambar di bawah ini:
4
ni. Gagasan seperti
rbedaan dari cara
n yang ditawarkan
Dari contoh j
menerapkan suatu ke
berpikir kreatif sisw
Gambar 1.2. Contoh Jawaban Siswa II jawaban siswa yang ada pada Gambar 1.2
h mulai memahami maksud soal, namun ia
ersebut belum mampu menjawab permasalaha
banyak operasi-operasi yang keliru pada jaw
akan sulit memahami maksud dari jawaban te
siswa yang menjawab hampir sama seperti
r 1.1 dan gambar 1.2 di atas, dapat kita tarik kesi
kir kreatif siswa di kelas ini masih tergolong re
sejalan dengan hasil wawancara yang dilakuka
atika di kelas tersebut, Bapak Manhar Arisandi
mpuan berpikir kreatif dari siswa siswi di n di sekolah ini pada khususnya masih jauh ri setiap sekolah pasti ada siswa yang kema agus, namun siswa yang seperti ini masih hal ini dapat dilihat dari cara belajar siswa ya
unakan metode hafalan untuk materi matematika menghafal rumus-rumus dari materi yang se lesaikan soal-soal yang diberikan kepada mere banyak yang terpaku kepada contoh soal, jadi ke soal-soal yang telah dimodifikasi dari contoh kebanyakan dari mereka langsung kebingungan.
asan di atas, terlihat jelas bahwa kemampuan
um masih tergolong rendah, maka penting unt
u kegiatan pembelajaran yang dapat memanci
siswa. Salah satu pendekatan yang diasum
5
di Indonesia pada auh dari harapan, mampuan berpikir sih sangat jarang yang kebanyakan atika. Kebanyakan sedang dipelajari reka. Dan mereka adi ketika mereka ontoh soal walaupun
n.
puan berpikir kreatif
untuk guru untuk
ncing kemampuan
6
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah
matematika adalah pendekatan open-ended. Seperti yang dikemukakan oleh
Yuniawati (dalam Kosasih dan Darodjat, 2013:4)
Pendekatan open-ended merupakan salah satu pendekatan yang dapat membantu siswa melakukan problem solving secara kreatif dan menghargai keragaman berpikir yang mungkin timbul selama proses problem solving.
Ruseffendi (dalam Emilya, dkk, 2010:2) juga mengemukakan hal senada:
Untuk mengungkapkan atau menjaring manusia kreatif itu sebaiknya menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka (divergen), pertanyaan yang jawabannya lebih dari satu dan tidak bisa diperkirakan sebelumnya. Di samping itu pertanyaan dengan menuntut yang ditanya untuk menduga, membuat hipotesis, mengecek benar tidaknya hipotesis, meninjau penyelesaian secara menyeluruh dan mengambil keputusan.
Menurut Shimada (2007:1), “Pendekatan open-ended adalah pendekatan
pembelajaran yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu,
sehingga dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh
pengetahuan/pengalaman menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah
dengan beberapa teknik”. Pendekatan open-ended merupakan salah satu
pendekatan pembelajaran yang dapat membangun kemampuan berpikir kreatif
siswa dan pola pikir matematis siswa yang disesuaikan dengan kemampuan siswa,
karena pada pendekatan ini tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban
yang benar tetapi lebih menekankan pada bagaimana cara untuk sampai pada
tujuan tersebut. Cara ini dapat memancing kemampuan berpikir kreatif siswa
karena siswa akan menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri dan kemudian
ia akan membandingkan cara yang dibuatnya dengan cara yang dibuat oleh
teman-temannya sehingga ia akan mempunyai banyak pandangan dalam menyelesaikan
masalah tersebut.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk
7
1.2. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan beberapa
masalah antara lain:
1. Proses pembelajaran di sekolah kurang mendukung siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya.
2. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran masih didominasi
dengan metode ceramah.
3. Tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah.
4. Cara belajar matematika siswa masih banyak yang menggunakan metode
hafalan sehingga menimbulkan kekakuan pemikiran pada siswa.
1.3. Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak meluas dan lebih terfokus, maka peneliti
membatasi masalah pada:
1. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VII SMP Kartika
I-2 Medan T.A 2014/2015 pada materi segi empat.
2. Penerapan pendekatan open-ended untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir kreatif siswa kelas VII SMP Kartika I-2 Medan T.A
2014/2015 pada materi segi empat dengan bantuan alat peraga
geoboard.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah penerapan pendekatan open-ended dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VII SMP Kartika I-2 Medan
T.A 2014/2015 pada pokok bahasan segi empat?
2. Bagaimana proses penyelesaian open-ended problem yang berkaitan
8
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan
soal-soal segi empat dengan menggunakan pendekatan open-ended di
Kelas VIII SMP Kartika I-2 Medan T.A 2014/2015.
2. Mendeskripsikan bagaimana proses penyelesaian open-ended problem
yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kreatif yang dibuat oleh
siswa.
1.6. Manfaat Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran dan masukan yang berguna terhadap
peningkatan kualitas pendidikan, terutama bagi :
1. Pihak sekolah
Sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan
kualitas pembelajaran khususnya dalam meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif siswa.
2. Guru matematika
Untuk menambah wawasan guru mengenai variasi pendekatan
pembelajaran. Penelitian ini diharapkan mampu memperluas wawasan dan
pengetahuan guru mengenai pendekatan open-ended sebagai pembelajaran
alternatif dalam upaya meningkatkan kemampuan kreatif siswa.
3. Siswa
Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa terutama dalam
menyelesaikan permasalahan matematika.
4. Peneliti
Untuk menambah wawasan penulis dalam bidang pembelajaran dan
sebagai bekal untuk menjadi seorang pengajar dan pendidik yang akan
104 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada BAB IV dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Pendekatan open-ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
siswa kelas VII-2 SMP Kartika I-2 Medan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa
hal berikut:
• Ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus II mencapai 88,24% atau 30 orang dari 34 orang siswa telah tuntas pada Tes Kemampuan
Berpikir Kreatif II. Ketuntasan belajar ini mengelami peningkatan sebesar
44,12% bila dibandingkan dengan persentase ketuntasan klasikal pada
siklus I, yaitu sebesar 44,12%.
• Peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa, yaitu meningkatnya rata-rata skor tes kemampuan berpikir kreatif siswa dari siklus I ke siklus II
telah tercapai. Nilai rata-rata skor tes kemampuan berpikir kreatif I adalah
sebesar 61,95 dan skor tes kemampuan berpikir kreatif II adalah sebesar
78,31. Dari sini dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan rata-rata skor tes
kemampuan berpikir kreatif siswa dari siklus I, yaitu sebesar 16,36%. • Hasil observasi pembelajaran yang diperoleh pada siklus I dan siklus II
termasuk dalam kategori baik, yaitu sebesar 2,86 dan 3,06.
2. Dari proses penyelesaian open-ended problem yang dilakukan siswa peneliti
menemukan bahwa terdapat beberapa kesulitan yang dialami siswa dalam
menyelesaikan soal, di antaranya adalah (1) Siswa kesulitan menyelesaikan
soal dengan cara beragam, (2) Siswa kesulitan memahami soal serta
mengubahnya kedalam bentuk matematika, (3) Siswa kurang mampu
menyelesaikan soal dari sudut pandang yang berbeda, (4) siswa kurang
mampu menyelesaikan soal dengan melahirkan gagasan baru, dan (5) siswa
masih sering kurang teliti dalam melakukan perhitungan sehingga
105
pendekatan open-ended yang dilakukan peneliti, kesulitan tersebut teratasi
satu per satu. Siswa membutuhkan pembiasaan dalam menyelesaikan
soal-soal open-ended. Semakin sering siswa diberikan soal-soal-soal-soal terbuka, maka
pemikiran siswa pun semakin terbuka untuk memikirkan penyelesaian yang
beragam dari masalah tersebut.
5.2. Saran
Dari hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan agar:
1. Guru matematika agar terbuka untuk menerima dan mengembangkan
pendekatan, model, strategi ataupun teknik pembelajaran yang inovatif
selama pembelajaran agar selalu ada peningkatan kualitas pembelajaran baik
dari proses maupun hasil belajar siswa.
2. Guru hendaknya lebih sering menggunakan pendekatan open-ended dengan
menggunakan open-ended problem pada proses pembelajaran agar
kemampuan berpikir kreatif siswa semakin meningkat. Selain itu agar pola
pikir siswa menjadi lebih terbuka karena mereka terbiasa memikirkan
banyak jalan keluar untuk masalah-masalah yang ,ereka hadapi.
3. Guru hendaknya selalu mendukung/membantu dan memotivasi siswa untuk
terbiasa mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan pendapat/ide mereka
agar percaya diri siswa lebih terlatih.
4. Guru harus memiliki sikap keterbukaan, kesediaan menerima kritik dan
saran terhadap kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran.
5. Siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar agar mencapai hasil belajar
yang lebih baik.
6. Untuk peneliti lain, hendaknya lebih cermat lagi dalam menentukan
kelompok belajar siswa. Karena semakin tepat kita menentukan komposisi
siswa pada satu kelompok maka akan semakin baiklah pencapaian belajar
106
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta: Jakarta.
Arikunto, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Penerbit Bumi Aksara: Jakarta.
Ariyanto. 2012. Penerapan Teori Ausubel pada Pembelajaran Pokok Bahasan Pertidaksamaan Kuadrat di SMU. Seminar Nasional Pendidikan Matematika: Surakarta. (diakses 4 Februari 2015)
Avridiana, Nurita, dkk. 2013. Penyelesaian Soal Secara Matematis pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel dengan Menggunakan Metode Ekspositori. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo. Vol 1 No. 2, September 2013. ISSN 2337-8116 STKIP PGRI Sidoarjo. (diakses 4 Februari 2015)
Azhari. 2013. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa melalui Pendekatan Konstruktivisme di Kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Banyuasin III. Jurnal Pendidikan Matematika Volume 7 No. 2 Juli 2013. (diakses 4 Februari 2015)
Blogger. 2013. (http://beredukasi.blogspot.com/2013/09/pengertian-kreativitas-menurut-para-ahli.html) (diakses 4 Februari 2015)
Dalimunthe, Dian Anitasari. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung Di Kelas IX SMP Negeri 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. FMIPA UNIMED: Medan.
Darodjat, Asep. 2011. (http://asepdarodjat.blogspot.com/2011/10/meningkatkan-kemampuan-berpikir-kreatif.html) (diakses 6 Februari 2015)
Domas, Joko. 2013. (https://dedomasje.wordpress.com/2013/01/14/berpikir-kritis-dan-berpikir-kreatif-menurut-para-ahli/) (diakses 6 Februari 2015)
Emilya, Devi, dkk. 2010. Pengembangan Soal-Soal Open Ended Materi Lingkaran untuk Meningkatkan Penalaran Matematika Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4. No. 2, Desember 2010. (diakses 4 Februari 2015)
107
Khalistin, Rizky Ayu dan Erry Hidayanto. 2012. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Open Ended untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Batu pada Materi Segiempat. Jurnal Online Universitas Negeri Malang: Malang. (diakses 15 Januari 2015)
Kosasih, U dan Asep Darodjat. 2013. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Komunikasi Matematis Mahasiswa melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Open Ended Tipe Problem-Variation. Jurnal Pendidikan Matematika: Universitas Islam Nusantara. (diakses 4 Februari 2015)
Kowiyah. 2012. Kemampuan Berpikir Kreatif. Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3 No. 5-Desember 2012. (diakses 4 Februari 2015)
Mahmudi, Ali. 2008. Mengembangkan Soal Terbuka (Open Ended Problem) dalam Pembelajaran Matematika. Makalah pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika: FMIPA UNY Yogyakarta. (diakses 4 Februari 2015)
Mann, E. L. 2006. Creativity: The Essence of Mathematics. Journal for The Education of The Gifted. Vol. 30, No. 2, 2006, pp. 236-260 (Online) http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ50778.pdf
Muhsinin, Ummil. 2013. Pendekatan Open Ended pada Pembelajaran Matematika. Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika, Edu Math; Vol.4, Tahun 2013. (diakses 8 Februari 2015)
Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Penerbit Rineka Cipta: Jakarta
Nababan, Maxtulus Junedy. 2014. Perbedaan Kemampuan Metakognitif dan Kreativitas Siswa Kelas VIII SMP dalam Pemecaahan Masalah Matematis Antara Siswa yang Belajar dengan PMR dan Pembelajaran Konvensional. PPs Universitas Negeri Medan.
Pirdaus, M. 2011.(https://pirdausm.files.wordpress.com/2011/02/soal-open-ended-matematika.pdf) (diakses 8 Februari 2015)
Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniati. 2012. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak. Penerbit Kencana: Jakarta
108
Shimada, S. 2007. The Significance of an Open-Ended Approach. In Becker, Jerry P and Shimada, Shigeru (editor). The Open-Ended Approach: A New Proposal for Teaching Mathematics. Seventh printing (page 1). The National Council of Teachers of Mathematics, Inc, Reston, Virginia.
Siswono, Tatag Yuli Eko. 2010. Mengevaluasi Hasil Belajar Matematika Siswa dalam Berpikir Kreatif. Makalah Seminar Nasional dalam rangka PIMNUS (Pekan intelektual Matematika Nusantara) di Universitas Nusantara PGRI Kediri, 10 April 2010. (diakses 4 Februari 2015)
Siswono, Tatag Yuli Eko. 2004. Identifikasi Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Pengajuan Masalah (Problem Posing) Matematika Berpandu dengan Model Wallas dan Creative Problem Solving (CPS). Buletin Pendidikan Matematika Volume 6 Nomor 2, Oktober 2004. Prodi Pend. Mat. FKIP UNPATTI Ambon. ISSN: 1412-2278. (diakses 4 Februari 2015)
Siswono, Tatag Yuli Eko. 2007. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pengajuan Masalah dan Pemecahan Masalah Matematika. Pusat Studi Kebijakan Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta (diakses 4 Februari 2015)
Sofyan, Noviyanti Marliana, dkk. 2011. (https://docs.google.com/document/d/1n PTgSvGbfw1TZPxthnBbedVU5nYjNAjXDUdwYk9sFuI/edit?pli=1) (diakses 8 Februari 2015)
Suherman, Erman. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Jurusan Pendidikan Matematikan, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung.
Sukardi. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.
Suriyani. 2014. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kemandirian Belajar Siswa MTs Negeri 2 Medan melalui Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-Ended. PPs Universitas Negeri Medan.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progressif. Prestasi Pustaka: Jakarta.
Uhti. 2011. Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Open Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Sekolah Menengah. PROSIDING ISBN : 978-979-16353-6-3. (diakses 4 Februari 2015)
109
Yatiningsih, Rusli dan Maryadi. 2014. Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Geometri melalui Media Geoboard. http://eprints.uns.ac.id/11620/(diakses 6 Februari 2015)
Yusmarni. 2013. (http://bdkpadang.kemenag.go.id/ index.php?option=com _content&view=article&id=515:desain-penelitiantindakan-action-research& catid=41:top-headlines) (diakses 12 April 2015)