• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN OPEN ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP KARTIKA I 2 MEDAN T.A 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN OPEN ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP KARTIKA I 2 MEDAN T.A 2014/2015."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPANPENDEKATANOPEN-ENDEDUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA SUB

POKOK BAHASANSEGIEMPAT DI KELAS VII SMPKARTIKA I-2MEDANT.A2014/2015

Oleh: Nenni Triana

4113111054

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT atas segala berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul “Penerapan Pendekatan Open-Ended Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Sub Pokok Bahasan Segi Empat di Kelas VII SMP Kartika I-2 Medan T.A 2014/2015”ini.

Adapun tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi tugas akhir

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini begitu banyak keterlibatan dan

bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan ribuan terima kasih kepada Ibu Dra. Ida Karnasih, M.Sc., Ed., Ph.D selaku

dosen pembimbing skripsi penulis yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk

membimbing penulis dengan penuh kasih sayang. Kemudian kepada Ibu Dr. Ani

Minarni, M.Si, Bapak Denny Haris, S.Si., M.Pd, dan Bapak Budi Halomoan Siregar,

S.Pd., M.Sc selaku dosen penguji. Terima kasih juga kepada Ibu Dra. Katrina Samosir,

M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik penulis. Juga kepada Bapak Prof. Dr. Syawal

Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku

Dekan FMIPA UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku ketua jurusan Matematika,

Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku sekretaris jurusan Matematika dan Bapak Drs. Zul

Amry, M.Si., Ph.D selaku ketua Prodi Pendidikan Matematika serta kepada seluruh

Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED.

Terima kasih juga kepada Kepala Sekolah SMP Kartika I-2 Medan, Ibu Dra.

Marhamati, guru bidang studi Matematika SMP Kartika I-2 Medan Bapak Manhar

Arisandi, S.Pd.I dan para guru serta staf pegawai SMP Kartika I-2 Medan serta siswa–

siswi kelas VII-2 yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam melaksanakan

penelitian.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibunda

Daswaty br Ginting yang senantiasa memberikan semangat, dukungan, doa dan kasih

(4)

v

tercinta Alm. Asril yang telah pergi terlebih dahulu ke pangkuan Ilahi di saat-saat penulis

sedang berada dalam proses penyusunan skripsi ini. Terima kasih Ayah atas segala cinta

yang kau berikan selama ini, atas segala nasihat, motivasi, doa dan segalanya. Terima

kasih karena telah menjadi Ayah terbaik untuk kami. Selanjutnya kepada Adikku tercinta

Anil Himawan yang telah menjadi salah satu motivasi terbesar penulis dalam

penyusunan skripsi ini, Abangda Sertu. Andryan Hanafi beserta Kakanda Leni Marlina,

S.Pd.I dan ponakanku tersayang Daffa Alfarizi Hanafi, serta tak lupa kepada Kakandaku

tercinta Almh. Rina Darini yang terus menjadi panutan penulis dari dulu hingga sekarang.

Kepada Kakanda Machrani Adi Putri Siregar yang selalu memberikan bantuan dan

arahan kepada penulis, yang telah menjadi saudara sekaligus kakak bagi penulis. Kepada

Adikku Indah Putri Wirawan, Kepada Kak Yuni, Bang Jalal, Amalia, dan Adly. Terima

kasih juga untuk seluruh keluarga dan seluruh pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu

per satu yang senantiasa memberikan dukungan, bantuan, dan doa kepada penulis.

Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada sahabat-sahabatku tercinta

Dhina Etman dan Ratna Julia yang selalu ada dikala suka maupun duka, teman

seperjuangan yang selalu saling membantu dalam setiap kesulitan dan saling berbagi di

setiap kebahagiaan, yang telah begitu banyak memberikan bantuan, semangat dan doa

kepada penulis. Begitu pula kepada teman-teman penulis yang tergabung dalam keluarga

besar Dik-A Matematika 2011 yang selalu saling memberi semangat, doa dan dukungan,

yang telah menjadi seperti keluarga di masa-masa perkuliahan ini.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan pada penulisan skripsi ini

baik dari segi isi maupun tata bahasa, karenanya kritik dan saran yang membangun

penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat

dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita. Aamin.

Medan, Juni 2015

Penulis,

(5)

iii

PENERAPAN PENDEKATAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA SUB POKOK

BAHASAN SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP KARTIKA I-2 MEDAN

T.A 2014/2015 Nenni Triana (4113111054)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dan mendeskripsikan bagaimana proses penyelesaian open-ended problem yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kreatif yang dibuat oleh siswa dengan menerapkan pendekatan open-ended pada sub pokok bahasan segi empat. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-2 SMP Kartika I-2 Medan T.A 2014/2015 yang berjumlah 34 orang dan objek penelitian ini adalah upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif subjek penelitian dengan menggunakan penerapan pendekatan open-ended pada sub pokok bahasan segi empat. Instrumen dalam penelitian yang digunakan adalah observasi dan tes.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mencapai keberhasilan pada siklus kedua. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Sebelum memberikan tindakan, siswa diberikan tes diagnostik terlebih dahulu untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di kelas tersebut, dan pada setiap akhir siklus, siswa diberikan tes kemampuan berpikir kreatif.

Dari hasil analisis data, diperoleh bahwa kemampuan berpikir kreatif subjek penelitian pada sub pokok bahasan segi empat mulai dari tes diagnostik sampai pada tes kemampuan berpikir kreatif I dan II terus mengalami peningkatan. Pada tes diagnostik subjek penelitian memperoleh nilai rata-rata tes kemampuan berpikir kreatif 47,06 (rendah) dan mengalami peningkatan pada TKBK I dengan capaian rata-rata nilai tes sebesar 61,95 (sedang) dan meningkat lagi pada TKBK II dengan capaian nilai rata-rata tes sebesar 78,31 (tinggi). Untuk kemampuan berpikir kreatif per aspek/indikator secara umum juga mengalami peningkatan dengan rincian sebagai berikut : (1) aspek kelancaran (fluency) : persentase nilai rata-rata kemampuan pada tes diagnostik 28,67%, pada TKBK I 77,94%, dan pada TKBK II 80,88%; (2) aspek keaslian (originality), persentase nilai rata-rata kemampuan pada tes diagnostik 28,67%, pada TKBK I 91,18%, dan pada TKBK II 80,88%; (3) aspek keluwesan (flexibility), persentase nilai rata-rata kemampuan pada tes diagnostik 90,44%, pada TKBK I 43,34%, dan pada TKBK II 77,21%; (4) aspek memperinci (elaboration), persentase nilai rata-rata kemampuan 37,5%, pada TKBK I 35,3%, dan pada TKBK II 94,12%.

(6)

vi

2.1.1.3. Pengertian Berpikir Kreatif 11

2.1.2. Pendekatan Pembelajaran 17

2.1.2.1. Pendekatan Open-ended 18

2.1.3. Proses Jawaban Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Berkaitan dengan Kemampuan Berpikir Kreatif melalui

Pendekatan Open-Ended 25

2.1.4 Alat Peraga Geoboard (Papan Berpaku) 25

2.1.5. Tinjauan Kurikulum 26

2.2. Materi Segiempat 27

2.3. Pembelajaran Segi Empat dengan Pendekatan Open-ended 38

2.4. Kerangka Konseptual 39

2.5. Penelitian yang Relevan 40

2.6. Hipotesis Penelitian 41

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian 42

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 42

3.3. Subjek dan Objek Penelitian 42

3.3.1. Subjek Penelitian 42

3.3.2. Objek Penelitian 42

3.4 Prosedur Pelaksanaan Penelitian 43

(7)

vii

3.4.1.1. Permasalahan 43

3.4.1.2. Tahap Perancanaan Tindakan Siklus I 44

3.4.1.3. Tahap Pelaksanaan Tindakan I 46

3.4.1.4. Tahap Observasi I 47

3.4.1.5. Analisis Data I 47

3.4.1.6. Tahap Refleksi I 47

3.4.2. Siklus II 48

3.4.2.1. Tahap Permasalahan II 48

3.4.2.2. Tahap Perancanaan Tindakan II 48 3.4.2.3. Tahap Pelaksanaan Tindakan II 49

3.4.2.4. Tahap Observasi II 49

3.4.2.5. Analisis Data II 49

3.4.2.6. Tahap Refleksi II 49

3.5. Instrumen Pengumpul Data 49

3.5.1. Tes 50

3.5.2. Observasi 50

3.5.3. Wawancara 50

3.5.4. Dokumentasi 51

3.6. Teknik Analisis Data 51

3.6.1. Reduksi Data 51

3.6.2. Paparan Data 51

3.6.3. Penarikan Kesimpulan 51

3.7. Indikator Keberhasilan 55

3.8. Definisi Operasional 56

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1. Siklus I 57

4.1.1. Permasalahan 57

4.1.2. Tahap Perencanaan Tindakan 59

4.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 59

4.1.3.1. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Pertama 59 4.1.3.2. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Kedua 61

4.1.4. Observasi dan Waewancara 62

4.1.4.1. Hasil Observasi Guru 62

4.1.4.2. Hasil Observasi Siswa 64

4.1.4.3. Hasil Wawancara 66

4.1.5. Analisis Data Siklus I 67

4.1.6. Refleksi Siklus I 78

4.2. Siklus II 79

4.2.1. Permasalahan 79

4.2.2. Tahap Perencanaan Tindakan 80

4.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 80

4.2.3.1. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Pertama 80 4.2.3.2. Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Kedua 82

4.2.4. Observasi dan Waewancara 83

(8)

viii

4.2.4.2. Hasil Observasi Siswa 85

4.2.4.3. Hasil Wawancara 86

4.2.5. Analisis Data Siklus II 86

4.2.6. Refleksi Siklus II 97

4.3. Temuan Penelitian 100

4.4. Pembahasan Penelitian 100

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 104

5.2. Saran 105

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Aspek-Aspek Berpikir Kreatif 14

Tabel 2.2. Sintaks Pembelajaran Open-Ended 21

Tabel 3.1. Kriteria rata-rata penilaian observasi 55

Tabel 4.1. Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Tes Diagnostik 57

Tabel 4.2. Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa per Aspek pada Tes

Diagnostik 58

Tabel 4.3. Data Hasil Observasi Guru Siklus I 62

Tabel 4.4. Data Hasil Observasi Siswa Siklus I 65

Tabel 4.5. Ketuntasan Belajar Siswa pada Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 67

Tabel 4.6. Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada TKBK I 68

Tabel 4.7. Proses Penyelesaian Siswa pada Soal 1 Aspek Keaslian (Originality)69

Tabel 4.8. Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Aspek Keaslian

(Originality) pada TKBK I 70

Tabel 4.9. Proses Penyelesaian Siswa pada Soal Nomor 2 Aspek

Keluwesan (Flexibility) 71

Tabel 4.10. Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Aspek

Keluwesan (Flexibility) pada TKBK I 73

Tabel 4.11. Proses Penyelesaian Siswa pada Soal Nomor 3 Aspek Memperinci

(Elaboration) 74

Tabel 4.12. Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Aspek

Memperinci (Elaboration) pada TKBK I 75

Tabel 4.13. Proses Penyelesaian Siswa pada Soal Nomor 4 Aspek

Kelancaran (Fluency) 76

Tabel 4.14. Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Aspek Kelancaran

(Fluency) pada TKBK I 78

Tabel 4.15. Deskripsi Hasil Observasi Guru Siklus II 83

Tabel 4.16. Deskripsi Hasil Observasi Siswa Siklus II 85

Tabel 4.17. Ketuntasan Belajar Siswa pada Tes Kemampuan Berpikir

(10)

Tabel 4.18. Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada TKBK II 87

Tabel 4.19. Proses Penyelesaian Siswa pada Soal 1 Aspek

Memperinci (Elaboration) 88

Tabel 4.20. Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Aspek

Memperinci (Elaboration) pada TKBK II 89

Tabel 4.21. Proses Penyelesaian Siswa pada Soal Nomor 2 Aspek

Keluwesan (Flexibility) 90

Tabel 4.22. Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Aspek

Keluwesan (Flexibility) pada TKBK II 90

Tabel 4.23. Proses Penyelesaian Siswa pada Soal Nomor 3 Aspek

Kelancaran (Fluency) 93

Tabel 4.24. Data Kemampuan Berpikir Kreatif SiswaAspek Kelancaran

(Fluency) pada TKBK II 94

Tabel 4.25. Proses Penyelesaian Siswa pada Soal Nomor 4 Aspek

Keaslian (Originality) 95

Tabel 4.26. Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Aspek

Keaslian (Originality) pada TKBK II 97

Tabel 4.27. Perbandingan Nilai Ketuntasan Tes Kemampuan Berpikir

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Contoh Jawaban Siswa I 4

Gambar 1.2. Contoh Jawaban Siswa II 5

Gambar 2.1. Tingkat Berpikir 12

Gambar 2.2. Gambaran Pendekatan Open-ended 19

Gambar 2.3. Jenis-jenis Segiempat 27

Gambar 2.4. Menghitung Luas Persegi Panjang 28

Gambar 2.5. Persegi Panjang pada Geoboard 28

Gambar 2.6. Menghitung Luas Persegi 29

Gambar 2.7. Persegi pada Geoboard 29

Gambar 2.8. Jajargenjang 30

Gambar 2.9. Menghitung Luas Jajargenjang I 30

Gambar 2.10. Menghitung Luas Jajargenjang II 31

Gambar 2.11. Menghitung Luas Jajargenjang III 31

Gambar 2.12. Jajargenjang pada Geoboard 32

Gambar 2.13. Belah Ketupat 32

Gambar 2.14. Menghitung Luas Belah Ketupat 32

Gambar 2.15. Belah Ketupat pada Geoboard 33

Gambar 2.16. Layang-layang 34

Gambar 2.17. Menghitung Luas Layang-layang 34

Gambar 2.18. Layang-layang pada Geoboard 35

Gambar 2.19. Jenis-jenis Trapesium 35

Gambar 2.20. Trapesium Sebarang 36

Gambar 2.21. Trapesium Sama Kaki 36

Gambar 2.22. Trapesium Siku-siku 37

Gambar 2.23. Menghitung Luas Trapesium 37

Gambar 2.24. Trapesium pada Geoboard 38

(12)

Gambar 4.1. Grafik Peningkatan Skor Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kreatif

Siswa 98

Gambar 4.2. Grafik Peningkatan Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kreatif

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Silabus Pembelajaran 110

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I 118

Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II 123

Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I 132

Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II 137

Lampiran 6 : Lembar Aktivitas Siswa (LAS) I Siklus I 132

Lampiran 7 : Lembar Aktivitas Siswa (LAS) II Siklus I 142

Lampiran 8 : Lembar Aktivitas Siswa (LAS) I Siklus II 146

Lampiran 9 : Lembar Aktivitas Siswa (LAS) II Siklus II 151

Lampiran 10 : Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa I Siklus I 155

Lampiran 11 : Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa II Siklus I 158

Lampiran 12 : Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa I Siklus II 162

Lampiran 13 : Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa II Siklus II 168

Lampiran 14 : Kisi-kisi Tes Diagnostik 172

Lampiran 15 : Tes Diagnostik 173

Lampiran 16 : Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik 174

Lampiran 17 : Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 176

Lampiran 18 : Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 177

Lampiran 19 : Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 179

Lampiran 20 : Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II 184

Lampiran 21 : Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II 185

Lampiran 22 : Alternatif Penyelesaian Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II 186

Lampiran 23 : Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif 190

Lampiran 24 : Lembar Validator 192

Lampiran 25 : Lembar Validasi 193

Lampiran 26 : Hasil Tes Diagnostik 202

Lampiran 27 : Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif I 205

Lampiran 28 : Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif II 208

(14)

Lampiran 30 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa 223

Lampiran 31 : Lembar Hasil Wawancara 231

Lampiran 32 : Daftra Nama Siswa 235

Lampiran 33 : Dokumentasi Penelitian 236

Jadwal Kegiatan Penelitian

Surat Keterangan Telah Melaksanakan Observasi

Surat Izin Penelitian

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas

manusia. Melalui pendidikan kita bisa membentuk karakter dan keahlian (skill)

manusia. Keahlian (skill) adalah sebuah alat untuk menciptakan sumber daya

manusia yang baik. Dengan sumber daya manusia yang baik maka kita akan bisa

menciptakan bangsa yang memiliki masa depan yang cerah.

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai cukup

memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi manusia yang

berkualitas, karena matematika merupakan sarana berpikir untuk mengkaji suatu

permasalahan secara logis dan sistematis. Menurut Cornelius (dalam

Abdurrahman, 2003:253) terdapat lima alasan perlunya belajar matematika, yaitu:

Matematika merupakan sarana berpikir yang jelas dan logis, sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreativitas, sarana untuk menigkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Pada alasan keempat yang dikemukakan Cornelius, ia menyatakan bahwa

matematika merupakan sarana untuk mengembangkan kreativitas. Hal ini senada

dengan yang diungkapkan oleh Mann (2006:239) yang menyatakan, “The essence

of mathematics is thinking creatively, not simply arriving at the answer” (esensi

dari matematika adalah berpikir kreatif, tidak sekedar hanya sampai pada jawaban

benar). Hal ini berarti bahwa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif,

cara yang tepat dilakukan adalah dengan melalui pembelajaran matematika.

Proses belajar yang baik dan sesuai khususnya pada pelajaran matematika,

dapat menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif manusia.

Namun pada kenyataannya sistem pendidikan di sekolah-sekolah yang ada di

Indonesia sejauh ini belum menunjukkan proses yang dapat mengembangkan

kemampuan berpikir kreatif siswa. Seperti yang di ungkapkan oleh Siswono

(16)

2

Kemampuan berpikir kreatif dalam matematika kurang dan bahkan tidak menjadi fokus pembelajaran karena adanya beberapa kendala seperti anggapan kreativitas hanya dimiliki oleh anak-anak yang berbakat luar biasa, tes-tes standar untuk evaluasi atau penilaian menekankan pada masalah-masalah konvergen yang jawabannya tunggal, masyarakat ataupun guru lebih menyukai prestasi matematika yang tinggi daripada kemampuan berpikir kreatif, karena membutuhkan waktu lama dan pada ujian akhir nasional tidak digunakan. Selain itu, karena memang informasi tentang berpikir kreatif belum banyak diketahui, seperti apa kemampuan berpikir kreatif atau kreativitas itu, bagaimana mendorong kreativitas siswa, bagaimana karakteristik kemampuan bepikir kreatif itu, bagaimana indikator untuk menilai berpikir kreatif itu, atau apakah mata pelajaran matematika memperhatikan kreativitas, bukankah itu untuk pelajaran seni?

Oleh karena kendala-kendala tersebut, maka akhirnya pembelajaran yang

terjadi di Indonesia berjalan monoton dari waktu ke waktu, tidak mengikuti

perkembangan zaman yang menuntut kemampuan berpikir kreatif dari setiap

individu. Proses pendidikan yang berjalan di Indonesia kebanyakan masih

menggunakan prinsip “transfer ilmu” dari guru ke siswa yang dilaksanakan

dengan keterlibatan siswa yang sangat minim.

Di tingkat SMP kebanyakan guru masih mengajar dengan menggunakan

prinsip “transfer ilmu”. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan lapangan yang penulis

lihat selama masa Program Pengalaman Lapangan dan pada saat observasi di

sekolah yang akan diteliti, yaitu SMP Kartika I-2 Medan. Kebanyakan guru

mengajar dengan cara menceramahkan materi yang dipelajari kemudian

memberitahukan rumus menyangkut materi tersebut, lalu memberikan contoh

soal, kemudian dilanjutkan dengan memberi tugas siswa yang didahului dengan

mencatat rumus-rumus yang telah diberitahukan guru sebelumnya.

Pembelajaran dengan prinsip “transfer ilmu” seperti ini tidak dapat

memancing kemampuan berpikir kreatif siswa karena siswa sebenarnya tidak

berpikir untuk memecahkan masalah dari soal yang diberikan oleh guru. Mereka

sebagian besar hanya menghafal rumus kemudian meniru langkah-langkah yang

telah dicontohkan guru pada contoh soal. Pembelajaran seperti ini hanya akan

menimbulkan kekakuan pada pemikiran siswa. Padahal berpikir kreatif sangat

(17)

3

pentingnya mengembangkan kemampuan berpikir kreatif yang dikutip dari

Munandar (2009:31)

Pertama, karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan (mengaktualisasikan) dirinya, dan perwujudan/aktualisasi diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia (Maslow, 1967). Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya. Kedua, kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan (Guilford, 1967). Di sekolah yang terutama dilatih adalah penerimaan pengetahuan, ingatan, dan penalaran (berpikir logis). Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat (bagi diri pribadi dan bagi lingkungan) tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu. Keempat, kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam era pembangunan ini kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan baru, dan teknologi baru. Untuk mencapai hal itu perlulah sikap, pemikiran, dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di kelas VII-2 SMP

Kartika I-2 Medan, kenyataan menunjukkan bahwa tingkat kemampuan berpikir

kreatif siswa masih rendah. Hal ini bisa kita lihat dari hasil tes diagnostik yang

dilakukan. Tes diagnostik ini dilakukan peneliti dengan memberikan 3 soal

terbuka (open-ended problem) kepada siswa. Ketiga soal ini dirancang agar

penyelesaiannya dapat menunjukkan aspek-aspek kemampuan berpikir kreatif

(fluency, flexibility, originality, dan elaboration). Hasil tes diagnostik ini

menunjukkan dari 34 siswa yang mengikuti tes, hanya 1 siswa yang memiliki

tingkat kemampuan berpikir kreatif dalam kategori “sangat tinggi” (2,945%),

disusul dengan 2 orang yang memiliki tingkat kemampuan berpikir kreatif dalam

kategori ”sedang” (5,88%), dan 25 orang yang memiliki tingkat kemampuan

berpikir kreatif dalam kategori “rendah”(73,53%), serta 6 orang memiliki tingkat

kemampuan berpikir kreatif dalam kategori“sangat rendah”(17,65%).

(18)

Soal 1: Perhati

Gambar tersebut persegi dimana tentukanlah lua

Dari gambar di

soal yang disajikan,

relevan dalam menye

terpaku pada rumus lua

mampu mengemukaka

siswa terdapat 13 sisw

ini merupakan gagasa

pertama dan kedua ya

siswa ini sama sekali t

Selain jawaba

jawaban siswa tertera pa

hatikan gambar persegi panjang berikut,

rsebut adalah sebuah bidang yang disusun de ana sisi terpanjang dari gambar tersebut adal h luas bidang tersebut dengan dua cara!

Gambar 1.1. Contoh Jawaban Siswa I r di atas terlihat jelas bahwa siswa kurang mem

n, sehingga ia tidak bisa memunculkan ide

yelesaikan masalah ini. Selain itu, terlihat pul

us luas persegi yang selama ini dipelajarinya, se

akan ide lain untuk menyelesaikan persoalan te

siswa yang memunculkan gagasan seperti ini. G

asan yang keliru terlebih lagi tidak ada perbe

yang dibuat siswa tersebut, jadi penyelesaian y

li tidak memenuhi apa yang diminta soal.

ban seperti yang ada pada Gambar 1.1 di at

ra pada gambar di bawah ini:

4

ni. Gagasan seperti

rbedaan dari cara

n yang ditawarkan

(19)

Dari contoh j

menerapkan suatu ke

berpikir kreatif sisw

Gambar 1.2. Contoh Jawaban Siswa II jawaban siswa yang ada pada Gambar 1.2

h mulai memahami maksud soal, namun ia

ersebut belum mampu menjawab permasalaha

banyak operasi-operasi yang keliru pada jaw

akan sulit memahami maksud dari jawaban te

siswa yang menjawab hampir sama seperti

r 1.1 dan gambar 1.2 di atas, dapat kita tarik kesi

kir kreatif siswa di kelas ini masih tergolong re

sejalan dengan hasil wawancara yang dilakuka

atika di kelas tersebut, Bapak Manhar Arisandi

mpuan berpikir kreatif dari siswa siswi di n di sekolah ini pada khususnya masih jauh ri setiap sekolah pasti ada siswa yang kema agus, namun siswa yang seperti ini masih hal ini dapat dilihat dari cara belajar siswa ya

unakan metode hafalan untuk materi matematika menghafal rumus-rumus dari materi yang se lesaikan soal-soal yang diberikan kepada mere banyak yang terpaku kepada contoh soal, jadi ke soal-soal yang telah dimodifikasi dari contoh kebanyakan dari mereka langsung kebingungan.

asan di atas, terlihat jelas bahwa kemampuan

um masih tergolong rendah, maka penting unt

u kegiatan pembelajaran yang dapat memanci

siswa. Salah satu pendekatan yang diasum

5

di Indonesia pada auh dari harapan, mampuan berpikir sih sangat jarang yang kebanyakan atika. Kebanyakan sedang dipelajari reka. Dan mereka adi ketika mereka ontoh soal walaupun

n.

puan berpikir kreatif

untuk guru untuk

ncing kemampuan

(20)

6

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah

matematika adalah pendekatan open-ended. Seperti yang dikemukakan oleh

Yuniawati (dalam Kosasih dan Darodjat, 2013:4)

Pendekatan open-ended merupakan salah satu pendekatan yang dapat membantu siswa melakukan problem solving secara kreatif dan menghargai keragaman berpikir yang mungkin timbul selama proses problem solving.

Ruseffendi (dalam Emilya, dkk, 2010:2) juga mengemukakan hal senada:

Untuk mengungkapkan atau menjaring manusia kreatif itu sebaiknya menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka (divergen), pertanyaan yang jawabannya lebih dari satu dan tidak bisa diperkirakan sebelumnya. Di samping itu pertanyaan dengan menuntut yang ditanya untuk menduga, membuat hipotesis, mengecek benar tidaknya hipotesis, meninjau penyelesaian secara menyeluruh dan mengambil keputusan.

Menurut Shimada (2007:1), “Pendekatan open-ended adalah pendekatan

pembelajaran yang memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu,

sehingga dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh

pengetahuan/pengalaman menemukan, mengenali, dan memecahkan masalah

dengan beberapa teknik”. Pendekatan open-ended merupakan salah satu

pendekatan pembelajaran yang dapat membangun kemampuan berpikir kreatif

siswa dan pola pikir matematis siswa yang disesuaikan dengan kemampuan siswa,

karena pada pendekatan ini tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban

yang benar tetapi lebih menekankan pada bagaimana cara untuk sampai pada

tujuan tersebut. Cara ini dapat memancing kemampuan berpikir kreatif siswa

karena siswa akan menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri dan kemudian

ia akan membandingkan cara yang dibuatnya dengan cara yang dibuat oleh

teman-temannya sehingga ia akan mempunyai banyak pandangan dalam menyelesaikan

masalah tersebut.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk

(21)

7

1.2. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan beberapa

masalah antara lain:

1. Proses pembelajaran di sekolah kurang mendukung siswa untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya.

2. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran masih didominasi

dengan metode ceramah.

3. Tingkat kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah.

4. Cara belajar matematika siswa masih banyak yang menggunakan metode

hafalan sehingga menimbulkan kekakuan pemikiran pada siswa.

1.3. Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak meluas dan lebih terfokus, maka peneliti

membatasi masalah pada:

1. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VII SMP Kartika

I-2 Medan T.A 2014/2015 pada materi segi empat.

2. Penerapan pendekatan open-ended untuk menumbuhkan kemampuan

berpikir kreatif siswa kelas VII SMP Kartika I-2 Medan T.A

2014/2015 pada materi segi empat dengan bantuan alat peraga

geoboard.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah penerapan pendekatan open-ended dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VII SMP Kartika I-2 Medan

T.A 2014/2015 pada pokok bahasan segi empat?

2. Bagaimana proses penyelesaian open-ended problem yang berkaitan

(22)

8

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan

soal-soal segi empat dengan menggunakan pendekatan open-ended di

Kelas VIII SMP Kartika I-2 Medan T.A 2014/2015.

2. Mendeskripsikan bagaimana proses penyelesaian open-ended problem

yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kreatif yang dibuat oleh

siswa.

1.6. Manfaat Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat

memberikan sumbangan pemikiran dan masukan yang berguna terhadap

peningkatan kualitas pendidikan, terutama bagi :

1. Pihak sekolah

Sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan

kualitas pembelajaran khususnya dalam meningkatkan kemampuan

berpikir kreatif siswa.

2. Guru matematika

Untuk menambah wawasan guru mengenai variasi pendekatan

pembelajaran. Penelitian ini diharapkan mampu memperluas wawasan dan

pengetahuan guru mengenai pendekatan open-ended sebagai pembelajaran

alternatif dalam upaya meningkatkan kemampuan kreatif siswa.

3. Siswa

Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa terutama dalam

menyelesaikan permasalahan matematika.

4. Peneliti

Untuk menambah wawasan penulis dalam bidang pembelajaran dan

sebagai bekal untuk menjadi seorang pengajar dan pendidik yang akan

(23)

104 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada BAB IV dapat ditarik

kesimpulan bahwa:

1. Pendekatan open-ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif

siswa kelas VII-2 SMP Kartika I-2 Medan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa

hal berikut:

• Ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus II mencapai 88,24% atau 30 orang dari 34 orang siswa telah tuntas pada Tes Kemampuan

Berpikir Kreatif II. Ketuntasan belajar ini mengelami peningkatan sebesar

44,12% bila dibandingkan dengan persentase ketuntasan klasikal pada

siklus I, yaitu sebesar 44,12%.

• Peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa, yaitu meningkatnya rata-rata skor tes kemampuan berpikir kreatif siswa dari siklus I ke siklus II

telah tercapai. Nilai rata-rata skor tes kemampuan berpikir kreatif I adalah

sebesar 61,95 dan skor tes kemampuan berpikir kreatif II adalah sebesar

78,31. Dari sini dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan rata-rata skor tes

kemampuan berpikir kreatif siswa dari siklus I, yaitu sebesar 16,36%. • Hasil observasi pembelajaran yang diperoleh pada siklus I dan siklus II

termasuk dalam kategori baik, yaitu sebesar 2,86 dan 3,06.

2. Dari proses penyelesaian open-ended problem yang dilakukan siswa peneliti

menemukan bahwa terdapat beberapa kesulitan yang dialami siswa dalam

menyelesaikan soal, di antaranya adalah (1) Siswa kesulitan menyelesaikan

soal dengan cara beragam, (2) Siswa kesulitan memahami soal serta

mengubahnya kedalam bentuk matematika, (3) Siswa kurang mampu

menyelesaikan soal dari sudut pandang yang berbeda, (4) siswa kurang

mampu menyelesaikan soal dengan melahirkan gagasan baru, dan (5) siswa

masih sering kurang teliti dalam melakukan perhitungan sehingga

(24)

105

pendekatan open-ended yang dilakukan peneliti, kesulitan tersebut teratasi

satu per satu. Siswa membutuhkan pembiasaan dalam menyelesaikan

soal-soal open-ended. Semakin sering siswa diberikan soal-soal-soal-soal terbuka, maka

pemikiran siswa pun semakin terbuka untuk memikirkan penyelesaian yang

beragam dari masalah tersebut.

5.2. Saran

Dari hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan agar:

1. Guru matematika agar terbuka untuk menerima dan mengembangkan

pendekatan, model, strategi ataupun teknik pembelajaran yang inovatif

selama pembelajaran agar selalu ada peningkatan kualitas pembelajaran baik

dari proses maupun hasil belajar siswa.

2. Guru hendaknya lebih sering menggunakan pendekatan open-ended dengan

menggunakan open-ended problem pada proses pembelajaran agar

kemampuan berpikir kreatif siswa semakin meningkat. Selain itu agar pola

pikir siswa menjadi lebih terbuka karena mereka terbiasa memikirkan

banyak jalan keluar untuk masalah-masalah yang ,ereka hadapi.

3. Guru hendaknya selalu mendukung/membantu dan memotivasi siswa untuk

terbiasa mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan pendapat/ide mereka

agar percaya diri siswa lebih terlatih.

4. Guru harus memiliki sikap keterbukaan, kesediaan menerima kritik dan

saran terhadap kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran.

5. Siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar agar mencapai hasil belajar

yang lebih baik.

6. Untuk peneliti lain, hendaknya lebih cermat lagi dalam menentukan

kelompok belajar siswa. Karena semakin tepat kita menentukan komposisi

siswa pada satu kelompok maka akan semakin baiklah pencapaian belajar

(25)

106

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta: Jakarta.

Arikunto, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Penerbit Bumi Aksara: Jakarta.

Ariyanto. 2012. Penerapan Teori Ausubel pada Pembelajaran Pokok Bahasan Pertidaksamaan Kuadrat di SMU. Seminar Nasional Pendidikan Matematika: Surakarta. (diakses 4 Februari 2015)

Avridiana, Nurita, dkk. 2013. Penyelesaian Soal Secara Matematis pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel dengan Menggunakan Metode Ekspositori. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo. Vol 1 No. 2, September 2013. ISSN 2337-8116 STKIP PGRI Sidoarjo. (diakses 4 Februari 2015)

Azhari. 2013. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik Siswa melalui Pendekatan Konstruktivisme di Kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Banyuasin III. Jurnal Pendidikan Matematika Volume 7 No. 2 Juli 2013. (diakses 4 Februari 2015)

Blogger. 2013. (http://beredukasi.blogspot.com/2013/09/pengertian-kreativitas-menurut-para-ahli.html) (diakses 4 Februari 2015)

Dalimunthe, Dian Anitasari. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung Di Kelas IX SMP Negeri 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. FMIPA UNIMED: Medan.

Darodjat, Asep. 2011. (http://asepdarodjat.blogspot.com/2011/10/meningkatkan-kemampuan-berpikir-kreatif.html) (diakses 6 Februari 2015)

Domas, Joko. 2013. (https://dedomasje.wordpress.com/2013/01/14/berpikir-kritis-dan-berpikir-kreatif-menurut-para-ahli/) (diakses 6 Februari 2015)

Emilya, Devi, dkk. 2010. Pengembangan Soal-Soal Open Ended Materi Lingkaran untuk Meningkatkan Penalaran Matematika Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 4. No. 2, Desember 2010. (diakses 4 Februari 2015)

(26)

107

Khalistin, Rizky Ayu dan Erry Hidayanto. 2012. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Open Ended untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 1 Batu pada Materi Segiempat. Jurnal Online Universitas Negeri Malang: Malang. (diakses 15 Januari 2015)

Kosasih, U dan Asep Darodjat. 2013. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Komunikasi Matematis Mahasiswa melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Open Ended Tipe Problem-Variation. Jurnal Pendidikan Matematika: Universitas Islam Nusantara. (diakses 4 Februari 2015)

Kowiyah. 2012. Kemampuan Berpikir Kreatif. Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 3 No. 5-Desember 2012. (diakses 4 Februari 2015)

Mahmudi, Ali. 2008. Mengembangkan Soal Terbuka (Open Ended Problem) dalam Pembelajaran Matematika. Makalah pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika: FMIPA UNY Yogyakarta. (diakses 4 Februari 2015)

Mann, E. L. 2006. Creativity: The Essence of Mathematics. Journal for The Education of The Gifted. Vol. 30, No. 2, 2006, pp. 236-260 (Online) http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ50778.pdf

Muhsinin, Ummil. 2013. Pendekatan Open Ended pada Pembelajaran Matematika. Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika, Edu Math; Vol.4, Tahun 2013. (diakses 8 Februari 2015)

Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Penerbit Rineka Cipta: Jakarta

Nababan, Maxtulus Junedy. 2014. Perbedaan Kemampuan Metakognitif dan Kreativitas Siswa Kelas VIII SMP dalam Pemecaahan Masalah Matematis Antara Siswa yang Belajar dengan PMR dan Pembelajaran Konvensional. PPs Universitas Negeri Medan.

Pirdaus, M. 2011.(https://pirdausm.files.wordpress.com/2011/02/soal-open-ended-matematika.pdf) (diakses 8 Februari 2015)

Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniati. 2012. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak. Penerbit Kencana: Jakarta

(27)

108

Shimada, S. 2007. The Significance of an Open-Ended Approach. In Becker, Jerry P and Shimada, Shigeru (editor). The Open-Ended Approach: A New Proposal for Teaching Mathematics. Seventh printing (page 1). The National Council of Teachers of Mathematics, Inc, Reston, Virginia.

Siswono, Tatag Yuli Eko. 2010. Mengevaluasi Hasil Belajar Matematika Siswa dalam Berpikir Kreatif. Makalah Seminar Nasional dalam rangka PIMNUS (Pekan intelektual Matematika Nusantara) di Universitas Nusantara PGRI Kediri, 10 April 2010. (diakses 4 Februari 2015)

Siswono, Tatag Yuli Eko. 2004. Identifikasi Proses Berpikir Kreatif Siswa dalam Pengajuan Masalah (Problem Posing) Matematika Berpandu dengan Model Wallas dan Creative Problem Solving (CPS). Buletin Pendidikan Matematika Volume 6 Nomor 2, Oktober 2004. Prodi Pend. Mat. FKIP UNPATTI Ambon. ISSN: 1412-2278. (diakses 4 Februari 2015)

Siswono, Tatag Yuli Eko. 2007. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Melalui Pengajuan Masalah dan Pemecahan Masalah Matematika. Pusat Studi Kebijakan Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta (diakses 4 Februari 2015)

Sofyan, Noviyanti Marliana, dkk. 2011. (https://docs.google.com/document/d/1n PTgSvGbfw1TZPxthnBbedVU5nYjNAjXDUdwYk9sFuI/edit?pli=1) (diakses 8 Februari 2015)

Suherman, Erman. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Jurusan Pendidikan Matematikan, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung.

Sukardi. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.

Suriyani. 2014. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kemandirian Belajar Siswa MTs Negeri 2 Medan melalui Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-Ended. PPs Universitas Negeri Medan.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progressif. Prestasi Pustaka: Jakarta.

Uhti. 2011. Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Open Ended untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Sekolah Menengah. PROSIDING ISBN : 978-979-16353-6-3. (diakses 4 Februari 2015)

(28)

109

Yatiningsih, Rusli dan Maryadi. 2014. Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika pada Pokok Bahasan Geometri melalui Media Geoboard. http://eprints.uns.ac.id/11620/(diakses 6 Februari 2015)

Yusmarni. 2013. (http://bdkpadang.kemenag.go.id/ index.php?option=com _content&view=article&id=515:desain-penelitiantindakan-action-research& catid=41:top-headlines) (diakses 12 April 2015)

Gambar

Tabel 4.18. Data Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada TKBK II
Gambar 4.1. Grafik Peningkatan Skor Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kreatif
Gambar tersebutpersegi dimanarsebut adalah sebuah bidang yang disusun deana sisi terpanjang dari gambar tersebut adal
Gambar 1.2. Contoh Jawaban Siswa IIa II

Referensi

Dokumen terkait

4.10 Rataan Skor Gain Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Kelas Eksperimen Berdasarkan Kategori Kemampuan Mahasiswa .... 4.11 Analisis Varians Gain Kemampuan Berpikir

Lampiran 3.Uji Korelasi pada Komponen Produksi Tandan Buah Segar bulanan Kebun Sei Baruhur pada Tanaman Berumur 5, 7,dan 9 Tahun selama 3

(1) Dengan tidak mengurangi kewadjiban untuk memperoleh izin menurut peraturan- peraturan lain jang berlaku, maka kepada pemegang Kuasa Pertambangan jang telah

Penelitian tentang ”Pengaruh Penambahan Atonik dan BAP (Benzil Amino Purin) Pada Media ½ MS Terhadap Kultur Primordial Daun Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)” telah

Hasil Penelitian Penerapan Hasil Belajar Kursus Menjahit Level 1 Ditinjau Dari Kompetensi Dasar Menggunakan Mesin Jahit Manual ... Hasil Penelitian Penerapan Hasil Belajar

Perubahan ini selalu terjadi dan orang tua menyadari bahwa mereka tidak mempunyai derajat tingkat kendali atas anak-anak mereka seperti dulu.Circumstantialty kekuasaan adalah

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses

Tidak/belum pernah sekolah adalah mereka yang tidak pernah/ belum pernah terdaftar dan tidak pernah/belum pernah aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan