Oleh :
Elka Anggraeni Br Ginting NIM 4103131018
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
Elka Anggraeni Br Ginting dilahirkan di Bandar Baru, pada tanggal 4 Juli 1992. Ibu bernama Elisabeth Br Sitepu, S.Pd dan Ayah bernama Karya Ginting dan
merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk TK
Gelora Kasih Sukamakmur, dan lulus pada tahun 1998. Pada tahun 1998, penulis
melanjutkan sekolah di SD Negeri 101837 Sukamakmur, dan lulus pada tahun
2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan sekolah di SMP Swasta RK Deli
Murni Bandar Baru, dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis
melanjutkan sekolah di SMA Swasta RK Deli Murni Bandar Baru, dan lulus pada
Tahun 2010. Pada tahun 2010 penulis diterima di Program Studi Pendidikan
Kimia Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan rahmat-Nya, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi berjudul “Perbandingan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Koloid”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak
Drs. Kawan Sihombing, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Suharta, M.Si, Bapak Drs. Jasmidi,
M.Si, Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si dan Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si yang telah
memberikan masukan dan saran-saran mulai dari penelitian sampai dengan
selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu Lisnawaty
Simatupang, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan kepada seluruh bapak
dan ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang sudah
membantu penulis. Ucapan terima kasih kepada guru-guru sekolah yang telah
mendidik penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar sarjana. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Herianto Sinaga, S.Pd, selaku
kepala sekolah, Bapak Z.A Hutajulu, S.Si selaku wakil kepala sekolah, Ibu
Ariesta Tarigan, S.Pd selaku guru kimia, bapak M. Manihuruk S.Pd dan siswa/i
kelas XI SMA Swasta RK Deli Murni Bandar Baru. Tidak lupa ucapan terima
kasih kepada Beasiswa Van Deventer Maas Stichting yang sudah memberikan
pengalaman dan membantu penulis selama perkuliahan.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada
sosok yang takkan lekang dari kalbu, yang selalu menjadi inspirasi dan motivasi,
yang mengajarkan arti cinta, keikhlasan, ketegaran dalam menjalani hidup, sosok
disetiap doanya, ayahanda tersayang Karya Ginting dan ibunda tersayang
Elisabeth Br Sitepu, S.Pd, Terima kasih atas pengorbanan, dukungan moral
maupun materi, doa dan segala bentuk kasih sayang yang tak pernah menuntut
balas, semoga karya skripsi ini bisa menjadi wujud bakti penulis kepada orang
tua. Teristimewa juga saya sampaikan terima kasih untuk Adik-adik ku tersayang
Ekyn Prananta Ginting dan Inda Yorena Br Ginting serta Aunty termanis Enna
Julita Br Sitepu, A.Md terima kasih telah memberikan dukungan, semangat, dan
doa dalam penyusunan skripsi ini.
Terima kasih juga saya sampaikan kepada Pris Valentino Barus yang
selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini juga
kepada sahabat-sahabat saya : Elsy Yolinda Aritonang dan Amrita Julfantina Putri
serta seluruh mahasiswa Kimia DIK B 2010. Ucapan terima kasih kepada seluruh
teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang selalu
memberikan senyuman hangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Juli 2014
Penulis,
iii
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN ROPES (Review, Overview, Presentation,
Exercise, Summary) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID
Elka Anggraeni Br. Ginting (NIM 4103131018)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran ROPES pada pokok bahasan Koloid.
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Ruang Lingkup 5
1.3 Rumusan Masalah 5
1.4 Batasan Masalah 5
1.5 Tujuan Penelitian 5
1.6 Manfaat Penelitian 6
1.7 Definisi Operasional. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis 7
2.1.1 Hakekat Belajar Kimia 7
2.1.2 Hasil Belajar Kimia 8
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 9
2.2 Model Pembelajaran 10
2.2.1 Model Pembelajaran Problem Based Learning 11
2.2.1.2 Manfaat Model Pembelajaran Problem Based Learning 15
2.2.1.3 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran PBL 16
2.2.2 Model Pembelajaran ROPES 17
vii
2.4.7 Penggunaan Koloid dalam Kehidupan Sehari-hari 42
2.5 Kerangka Konseptual 44
2.6 Hipotesis Penelitian 45
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 46
3.2 Populasi dan Sampel 46
3.2.1 Populasi Penelitian 46
3.2.2 Sampel Penelitian 46
3.3 Variabel dan Instrumen Penelitian 46
3.7.1 Uji Normalitas 54
3.7.2 Uji Homogenitas 54
3.7.3 Uji Hipotesis 54
3.7.4 Peningkatan Hasil Belajar 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Instrumen Penelitian 57
4.1.1 Validitas Instrumen Tes 57
4.1.2 Reliabilitas 57
4.1.3 Tingkat Kesukaran Instrumen Tes 58
4.1.4 Daya Pembeda Instrumen Tes 58
4.2 Deskripsi Data Penelitian 58
4.3 Uji Persyaratan Analisa Data 60
4.3.1 Uji Normalitas Data 60
4.3.2 Uji Homogenitas Data 61
4.4 Uji Hipotesis 61
4.4.1 Pengujian Hipotesis 61
4.5 Peningkatan Hasil Belajar 62
4.5.1 Analisis Hasil Posttest 62
4.5.2 Analisis Peningkatan Afektif Siswa 65
4.5.3 Analisis Peningkatan Psikomotorik Siswa 65
4.5.4 Hubungan Afektif, Psikomotorik dan Hasil belajar 66
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 73
5.2 Saran 73
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 John Tyndall 29
Gambar 2.2 Efek Tyndal pada Koloid 29
Gambar 2.3 Robert Brown 30
Gambar 2.4 Gerak Brown 30
Gambar 2.5 Peristiwa Elektroforesis pada Koloid 31
Gambar 2.6 Adsorpsi Koloid 32
Gambar 2.7 Koagulasi Fe(OH)2 34
Gambar 2.8 Peristiwa Dialisis 35
Gambar 2.9 Pembuatan Sol Platina dan Sol Emas 40
Gambar 2.10 Cara Kerja Detergen 42
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus 77
Lampiran 2 RPP 79
Lampiran 3 Kisi-kisi Test 106
Lampiran 4 Instumen Penelitian Test Hasil Belajar 109
Lampiran 5 Format Lembar Jawaban 119
Lampiran 6 Kunci Jawaban 120
Lampiran 7 Format Laporan Kelompok 121 Lampiran 8 Lembar Penilaian Laporan Diskusi Kelompok 134
Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa ROPES 143
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Ilmu kimia merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam (IPA) yang
memegang peranan penting serta memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
perkembangan dan kemajuan teknologi. Kimia banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari seperti bahan makanan, minuman, pakaian bahkan industri.
Mengingat akan hal ini, para siswa baik dari sekolah menengah bahkan sampai
perguruan tinggi perlu dibekali pengutan kemampuan kimia, agar mampu
mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi yang saat ini merupakan prioritas
pembangunan.
Mata pelajaran kimia sebagai salah satu cabang dari sains mempunyai
dua hal yang tidak terpisahkan yaitu, kimia sebagai produk (pengetahuan kimia
yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori) temuan ilmuwan dan kimia
sebagai proses (kerja ilmiah). Oleh karena itu pembelajaran kimia dan evaluasi
kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk.
Gabel (1999) mempertegas bahwa siswa membutuhkan keterampilan proses sains
baik dalam penyelidikan ilmiah maupun dalam proses pembelajaran mereka.
Kimia sebagai proses dan produk seharusnya mampu memberikan kontribusi yang
cukup signifikan dalam meningkatakan kecerdasan dan prestasi belajar siswa.
Berbagai gejala atau fenomena alam dapat diketahui dengan belajar kimia. Proses
belajar kimia dapat dikaitkan langsung dengan berbagai objek yang bermanfaat di
sekitar kehidupan manusia (siswa) agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
sikap ilmiah (Conpolat, 2003). Salah satu konsep kimia yang diterapkan dalam
pemenuhan kebutuhan hidup manusia adalah sistem koloid. Saat ini banyak
penggunaan sistem koloid yang tanpa disadari banyak merugikan baik bagi
manusia maupun lingkungan. Untuk mencegah atau mengurangi penggunaan
koloid dalam kehidupan yang merugikan baik manusia maupun lingkungan
diperlukan pengetahuan mengenai jenis- jenis koloid, sifat- sifat koloid dan
ini banyak digunakan secara luas dalam kehidupan sehari- hari seperti susu,
mentega, kosmetik, plastik, obat- obatan, pupuk, pestisida, cat, semen, hair spray,
ban karet bahan bakar dan jenis makanan yang semuanya merupakan hasil dari
penerapan ilmu kimia.
Dalam proses pembelajaran kimia masih sering dijumpai adanya
kecenderungan siswa yang tidak mau bertanya kepada guru meskipun mereka
sebenarnya belum mengerti tentang materi yang disampaikan. Tetapi ketika guru
menanyakan bagian mana yang belum mereka mengerti seringkali siswa hanya
diam dan setelah guru memberikan soal latihan barulah guru mengerti bahwa
sebenarnya ada bagian dari materi yang belum dimengerti siswa (Restuti, 2011).
Ilmu Kimia merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) tersulit dan membosankan bagi kebanyakan siswa menengah. Silitonga dan
Situmorang (2011) mengemukakan bahwa pengalaman pendidikan yang sering
dihadapi oleh guru-guru kimia di SMA adalah kebanyakan siswa menganggap
bahwa pelajaran kimia sebagai mata pelajaran yang sulit, sehingga siswa sudah
terlebih dahulu merasa kurang mampu dalam mempelajarinya. Hal ini mungkin
disebabkan oleh penyajian materi yang kurang menarik dan membosankan,
akhirnya terkesan sulit dan menakutkan bagi siswa. Sebagai akibat dari merasa
sulit tersebut maka pelajaran kimia menjadi tidak menarik lagi bagi kebanyakan
siswa sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar.
Menurut hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia
SMA Swasta RK Delimurni Bandar Baru, hasil yang diperoleh melalui
wawancara tersebut, nilai kimia siswa yang dicapai pada umumnya masih rendah.
Fakta ini diperoleh dari data penilaian ujian semester untuk kelas XI T.P
2012/2013 dengan nilai antara 60 – 80 dan nilai rata – rata kelas 68, sedangkan
KKM kimia disekolah ini adalah 65, meskipun sudah tercapai, namun nilai yang
diperoleh siswa sudah ada nilai tambahan dari guru. Dari hasil nilai kimia yang
diperoleh siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat prestasi siswa tergolong
3
Pemerintah telah berusaha memperbaiki kurikulum, perubahan kurikulum
memiliki tujuan untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan mendorong siswa
untuk aktif. Pada kurikulum 2013, siswa bukan lagi menjadi obyek tapi justru
menjadi subyek dengan ikut mengembangkan tema yang ada. Lebih lanjut lagi
Kemdikbud menyebutkan bahwa tema kurikulum 2013 adalah kurikulum yang
dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif
melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegarasi.
Keberhasilan kurikulum 2013 tidak bisa terlepas dari peran guru sebagai ujung
tombak pendidikan. Hal ini disebabkan, kurikulum 2013 bertujuan mendorong
peserta didik, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar,
dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), terhadap apa yang mereka peroleh
atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Melalui empat tujuan
itu diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif. Dalam
hal ini guru berperan besar di dalam mengimplementasikan tiap proses
pembelajaran pada kurikulum 2013. Guru ke depan dituntut tidak hanya cerdas
tapi juga adaptif terhadap perubahan (Husamah, 2013).
Berdasarkan pengalaman pada saat observasi sewaktu mengikuti PPL-T dan
observasi yang dilaksanakan di sekolah SMA Swasta RK Delimurni Bandar Baru,
Untuk mengatasi masalah belajar kimia, diperlukan suatu tindakan untuk
memperbaiki proses pembelajaran dan diharapkan terjadinya peningkatan hasil
belajar. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 yang
dikembangkan sekarang adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning).
Beberapa penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning telah dilakukan dapat memberikan hasil yang lebih baik . Hasil penelitian yang dilakukan Sony (2011) telah membuktikan pembelajaran berbasis
masalah dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada konsep termokimia
sebesar 70,17%. Penelitian Aji (2014) menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar
sebesar 79,5%. Jurnal “Peningkatan Kreativitas dan Prestasi Belajar pada Materi Minyak Bumi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Media Crossword” menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran PBL dengan media crossword dapat meningkatkan kreativitas siswa
dengan pencapaian kreativitas siswa siklus I sebesar 53,27% meningkat menjadi
64,49% pada siklus II, dan meningkatkan prestasi belajar siswa dengan
pencapaian kognitif siklus I sebesar 51,64% meningkat menjadi 81,69% pada
siklus II (Nurhayati, 2013).
Model Pembelajaran ROPES dikemukakan oleh Hunts dalam Majid
(2011), Penelitian menggunakan Model Pembelajaran ROPES pernah dilakukan
oleh Benny Leonardo Simamora (2010) dengan judul “Pengaruh Model
Pembelajaran ROPES Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Gerak
Lurus Di Kelas VII Semester I SMP Parulian I Medan Tahun Pembelajaran
2009/2010. Peneliti memperoleh nilai rata-rata pretest pada kelas kontrol sebesar
39,8 dan pada kelas eksperimen sebesar 39, sedangkan nilai rata-rata posttest pada
kelas kontrol sebesar 58,28 dan pada kelas eksperimen setelah diberi perlakuan
dengan menggunakan model pembelajaran ROPES maka hasil belajar siswa
meningkat dengan nilai rata-rata posttest sebesar 67.
Hasil penelitian Hiba Dertyana Siregar (2012), Penerapan Model
Pembelajaran ROPES Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada
Materi Pokok Zat dan Wujudnya di Kelas VII Semester I di SMP Negeri 6 Medan
Tahun Ajaran 2011/2012). Penulis berhasil membuktikan bahwa model
pembelajaran ROPES mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar fisika dengan
nilai pretest sebesar 39,23 dan nilai posttest sebesar 56,41.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dalam usaha untuk
meningkatkan hasil belajar, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
5
1.2. Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang
menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Problem
Based Learning dan Model Pembelajaran ROPES serta pengaruhnya terhadap hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan Koloid.
1.3. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan
dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Model
Pembelajaran ROPES ?
1.4. Batasan Masalah
Yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Model Pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) untuk kelas eksperimen 1 dan Model Pembelajaran ROPES untuk kelas eksperimen 2.
2. Obyek penelitian yaitu siswa kelas XI semester genap SMA Swasta RK
Delimurni Bandar Baru T.A 2013/2014.
3. Materi yang diberikan dibatasi pada pokok bahasan Koloid.
4. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar yang diperoleh dari hasil
tes akhir siswa setelah diberikan perlakuan penerapan model pembelajaran.
1.5. Tujuan Penelitian
Mengacu kepada rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Mengetahui adanya perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang
dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan
2. Mengetahui efektivitas peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan
dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan yang
dibelajarkan dengan Model Pembelajaran ROPES.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Memberi masukan yang berguna bagi peneliti sebagai calon pendidik,
menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan
kompetensinya sebagai calon guru.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru kimia pada umumnya, dan guru kimia
SMA Swasta RK Deli Murni Bandar Baru khususnya dalam memilih model
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
3. Meningkatkan hasil belajar kimia siswa SMA Swasta RK Deli Murni
Bandar Baru secara khusus melalui model pembelajaran.
4. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian
lebih lanjut.
1.7. Definisi Operasional
1. Model Pembelajaran Problem Based Learning
Model Pembelajaran Problem Based Learning merupakan pelaksanaan
pembelajaran, berangkat dari sebuah kasus tertentu dan kemudian
dianalisis lebih lanjut untuk ditemukan pemecahan masalahnya.
2. Model Pembelajaran ROPES
Model ROPES adalah model pembelajaran sebagai rencana prosedur
pembelajaran dengan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran, yaitu
melakukan review, overview, presentation, exercise dan summary.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar yang dimaksudkan adalah, nilai akhir siswa setelah diberikan
perlakuan, yaitu penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
dan Model pembelajaran ROPES. Nilai akhir tersebut diperoleh setelah
73 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan
dengan model Problem Based Learning dibandingkan dengan hasil belajar
yang dibelajarkan dengan model ROPES.
2. Peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan Problem Based
Learning sebesar 83% sedangkan peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model ROPES sebesar 76%
5.2.Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan,maka disarankan hal-hal berikut:
1. Bagi guru atau calon guru disarankan untuk menerapkan model Problem
Based Learning sebagai salah satu alternative pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran kimia.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut
disarankan untuk mengkolaboralsikan model Problem Based Learning
dengan media yang sejalan dengaan perkembangan teknologi dan diterapkan
pada pokok bahasan yang berbeda agar dapat dijadikan sebagai perbandingan
guru dalam meningkatkan kualitas mutu pendidikan khususnya pada mata
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, H., (1996), Kimia Larutan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.
Aji, Trihatmo., (2014). Pendekatan Two Stay Two Stray Meningkatkan Hasil Belajar Siswa kelas I Ambarawa Pada Pokok Materi Larutan Penyangga Dan Hidrolisis. Skripsi. FMIPA. UNNES. Semarang.
Amir, M. Taufiq., (2009), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Aqib, Zainal., (2013), Model-model, Media, dan strategi Pembelajaran
Kontekstual (inovatif), Yrama Widya, Bandung.
Conpolat, N., (2003). Student’s Understanding Of Chemistry Concepts. Journal Of Chemical Education, 80 (11), 1328 - 1331.
Djamarah dan Zain., (2006), Strategi Belajar Mengajar, PT Rineka Cipta, Jakarta.
E-dutechtepe, (2011), Model Problem Based Learning, http://e-dutechtepe.blogspot.com/2011/12/model-problem-based-learning.html (Diakses 6 Februari 2014).
Gabel, D., (1999), Improving Teaching and Learning through Chemistry
Education Research: a Look to the Future. Bloomington Journal of
Chemical Education. 24 (2), 124-132.
Gultom, Syawal., (2010), Kompetensi Guru, Unimed, Medan.
Husamah, dan Yanur, S., (2013), Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi Panduan Merancang Pembelajaran untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.
Kemdikbud., (2013), http://litbang.kemdikbud.go.id/sekretariat/hasilun/index.php /sma/ (Diakses pada : 24 Maret 2014)
Majid, Abdul., (2011), Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan standar
75
Nurhayati, L., Martini, K.S., dan Redjeki, T., (2013), Peningkatan Kreativitas dan
Prestasi Belajar Pada Materi Minyak Bumi Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Media Crossword,
Jurnal Pendidikan Kimia FMIPA UNS, 2: 151-158. Purba, Michael. 2007. Kimia Untuk Kelas XI, Erlangga, Jakarta
Restuti D, (2011), Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas X.1 SMAN 1
Karang Baru Pada Materi Reaksi Oksidasi Reduksi Melalui Model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), Laporan PTK.
Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran, PT. RajaGrafindo Persada, Depok.
Sadiman, A.S, Rahardjo.R., Haryan, A, dan Rahardjo, (1984), Media Pendidikan,
Penerbit PT. Raja Grafindo, Jakarta.
Sagala, Syaiful., (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta,
Bandung.
Saragih, Verawati. (2010), Perbandingan Pembelajaran Kooperatif STAD
Dengan Kooperatif TGT Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon Di Kelas X SMA YPK Budi Murni 3 Medan, Skripsi, FMIPA, Unimed: Medan.
Silitonga, L, L., dan Situmorang, M., (2011), Efektivitas Media Audiovisual
Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Pengajaran Sistem Koloid, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 1 No. 1 Edisi April 2009 Hal 1-9 Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA,
Unimed, Medan.
Simamora. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran ROPES Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Pokok Gerak Lurus Di Kelas VII Semester I SMP
Parulian I Medan Tahun Pembelajaran 2009/2010, Skripsi, FMIPA,
UNIMED
Siregar. 2012. Penerapan Model Pembelajaran ROPES Untuk Meningkatkan
Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Sony., (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Termokimia. Skripsi. FMIPA. UNNES. Semarang.
Sudarmo, Unggul., (2007), Kimia, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Sudjana., (2005), Metode Statistika, PT Tarsito, Bandung.
Sudjana, (2008). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sugihari, Piping., (2011), Penggunaan Metode Scramble pada Pembelajaran
Fisika untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan
Penabur - No.16/Tahun ke-10/Juni 2011.
Tambunan, (2012), Strategi Belajar Mengajar, FMIPA Unimed: Medan.
Tim Pendidikan Kimia, (2010), Kimia Umum I, FMIPA Unimed: Medan.
Wahana Komputer, (2009), Panduan Praktis SPSS 17 Untuk Pengolahan Data
Statistik, Penerbit Andi, Semarang.
www.geocities.com/davinpratama/lapkim/koloid.doc (diakses 14 februari 2014)