• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh ROA, PBV, dan TATO terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Wholesale and Retail Trade yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2010 sampai dengan 2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh ROA, PBV, dan TATO terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Wholesale and Retail Trade yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2010 sampai dengan 2012."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

x

ABSTRAK

Kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih jauh dari yang diharapkan, bahkan belum bisa dikatagorikan sebagai perekonomian negara yang stabil. Ini diakibatkan tidak stabilnya neraca perdagangan, melemahnya nilai tukar, dan tersandera pembayaran utang. Berkenaan dengan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi struktur modal tersebut. Adapun variabel yang digunakan meliputi Return on Asset (ROA), Price Book Value (PBV), dan Total Asset Turn Over (TATO). Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan wholesale and retail trade yang terdaftar di BEI tahun 2010 sampai dengan 2012. Sedangkan sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan semua variabel ROA, PBV, dan TATO berpengaruh terhadap struktur modal. Adapun variabel yang memiliki pengaruh yang dominan adalah TATO.

(2)

xi

ABSTRACT

The Indonesia’s economic is still far from the expected, even can not be categorized as a steady state economy. This is caused by unstable balance of trade, the weakening of the exchange rate, and debt repayment. The purpose of this research is to identify the capital structure of wholesale and retail trade. Fundamental ratios consist of Return on Asset (ROA), Price Book Value (PBV), and Total Asset Turn Over (TATO). Purposive sampling and secondary data are used in the research. The results show that partially and simultaneously all the fundamental ratios affect the capital structure. The most dominant effect is TATO.

(3)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

SURAT PERNYATAAN MENGADAKAN PENELITIAN TIDAK MENGGUNAKAN PERUSAHAAN... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK. ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 9

1.3Tujuan Penelitian ... 10

(4)

xiii

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 12

2.1 Kajian Pustaka ... 12

2.1.1 Pengertian Struktur Modal ... 12

2.1.2 Teori Struktur Modal yang Berkaitan ... 17

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 18

2.2 Kerangka Pemikiran ... 23

2.3 Penelitian Terdahulu ... 24

2.4 Pengembangan Hipotesis ... 28

2.4.1 Return On Asset (ROA) ... 28

2.4.2 Price Book Value (PBV) ... 28

2.4.3 Total Asset Turn Over (TATO) ... 29

2.5 Model Penelitian ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Populasi dan Sampel ... 31

3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 34

3.4 Variabel Penelitian ... 34

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 35

3.5.1 Variabel Dependen ... 35

3.5.2 Variabel Independen ... 35

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 39

(5)

xiv

3.7.1 Uji Outlier ... 40

3.7.2 Uji Normalitas ... 41

3.7.3 Uji Multikolinearitas ... 41

3.7.4 Uji Heterokedastisitas ... 42

3.7.5 Uji Otokorelasi ... 42

3.8 Metode Analisis Data ... 43

3.9 Uji Hipotesis Penelitian ... 43

3.9.1 Uji t ... 44

3.9.2 Uji F ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45

4.1 Hasil Penelitian ... 45

4.1.1 Deskripsi Variabel Penelitian ... 45

4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 46

4.1.2.1 Uji Normalitas ... 46

4.1.2.2 Uji Outlier ... 48

4.1.2.3 Uji Multikolinearitas ... 49

4.1.2.4 Uji Heterokedastisitas ... 50

4.1.2.5 Uji Otokorelasi ... 51

4.1.3 Analisis Data ... 53

4.1.4 Uji Hipotesis Penelitian ... 54

4.1.4.1 Uji t ... ... 54

4.1.4.2 Uji F ... ... 56

(6)

xv

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 61

5.1 Simpulan ... 61

5.1 Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64

LAMPIRAN ... 67

(7)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... ... 24

Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Sampel ... ... 32

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel (DOV) ... ... 37

Tabel 4.1 Deskripsi Variabel Penelitian ... 45

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ... 47

Tabel 4.3 Data Outlier ... 49

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 50

Tabel 4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 51

Tabel 4.6 Hasil Uji Otokorelasi ... 52

Tabel 4.7 Hasil Estimasi Model Regresi Berganda ... 53

Tabel 4.8 Matriks Korelasi Variabel Penelitian ... 55

Tabel 4.9 Perhitungan Koefisien Determinasi Parsial (Uji t) ... 55

(8)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 23

(9)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kondisi Perekonomian Indonesia pada tahun 2014 ini masih jauh dari

yang kita harapkan. Perekonomian Indonesia belum bisa dikategorikan

sebagai perekonomian negara yang stabil atau baik. Hal ini dapat dilihat dari

ketidakstabilan neraca perdagangan yang terus mengalami defisit, nilai tukar

rupiah melemah, dan masih tersandera pembayaran utang jangka pendek

(Wicaksono, 2013).

Detik Finance melansir bahwa pada awal tahun 2014, jumlah hutang

pemerintah Indonesia bertambah Rp 94 triliun, yaitu menjadi Rp 2.465,45

triliun. Jumlah ini naik dari akhir tahun 2013 yang mencapai Rp 2.371,39

triliun. Hutang pemerintah pada bulan Januari 2014 tersebut terdiri dari

pinjaman luar negeri sebesar Rp 720,9 triliun, naik dibandingkan akhir 2013

sebesar Rp 710,34 triliun, kemudian berupa surat berharga Rp 1.744,55

triliun, naik dibandingkan akhir 2013 yang mencapai Rp 1.661,05 triliun.

Disamping terlilit hutang yang cukup banyak, saat ini juga keadaan

pasar uang dan pasar modal di Indonesia masih sangat dangkal. Hal ini

terlihat dari kerentanan pasar nasional yang terpengaruh terhadap keadaan

ekonomi global. Pasar kita masih sangat bergantung dengan pasar asing. Ada

479 perusahaan yang terdaftar di BEI, namun perdagangan pasar saham

(11)

2 BAB I PENDAHULUAN

dan Thailand. Sisi positif dari situasi ini adalah bahwa Indonesia masih

memiliki ruang yang cukup luas untuk tumbuh (Lelyemin, 2013).

Dari keadaan ekonomi Indonesia tersebut, dapat diambil pelajaran

bahwa sebuah perusahaan harus memiliki keuangan yang seimbang. Hutang

dan pembiayaan yang terlalu besar daripada pendapatannya akan

mempengaruhi umur perusahaan tersebut. Ini dikarenakan bahwa keuangan

perusahaan tersebut sangat lemah dan dikhawatirkan mengalami likuidasi.

Hal ini juga mengharapkan sebuah perusahaan memiliki struktur modal yang

sehat dan baik agar memenuhi tujuan perusahaan tersebut. Agar memiliki

struktur modal yang baik, perusahaan harus memperhatikan faktor apa saja

yang dapat menjadikan struktur modalnya baik.

Pada dasarnya tugas manajer keuangan perusahaan adalah berusaha

mencari keseimbangan finansial neraca yang dibutuhkan serta mencari

susunan kualitatif neraca tersebut dengan sebaik-baiknya. Perusahaan

menginginkan keseimbangan antara risiko dan besarnya tingkat

pengembalian yang diharapkannya. Oleh karena itu, dibutuhkan target dari

struktur modal yang dimiliki. Persaingan yang semakin kompetitif

menjadikan tugas manajer keuangan semakin berat yaitu mencari alternatif

pendanaan yang dapat meminimkan biaya modal. Oleh karena itu salah satu

cara yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah keputusan menentukan

struktur modal yang harus dipertimbangkan dengan baik melalui manajemen

struktur modal (Mardinawati, 2011).

Perusahaan membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhan

(12)

3 BAB I PENDAHULUAN

manajer harus dipertimbangkan dengan teliti, termasuk menentukan asal

sumber dana. Sumber dana dapat berasal dari internal maupun eksternal.

Dana internal adalah dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam

perusahaan yaitu laba ditahan. Dana eksternal adalah dana dari para kreditur

dan pemilik, peserta atau pengambil bagian dalam perusahaan. Dana yang

berasal dari kreditur merupakan hutang bagi perusahaan, dan modal yang

berasal dari kreditur disebut modal asing (Sarasati, 2013).

Struktur modal dapat diukur dari rasio perbandingan antara total utang

terhadap modal sendiri yang biasa disebut Debt to Equity Ratio (DER). DER

dapat menunjukkan tingkat risiko suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio

DER, akan semakin tinggi pula risiko yang akan terjadi dalam perusahaan

karena pendanaan perusahaan dari unsur utang lebih besar daripada modal

sendirinya. Mengingat DER dalam perhitungannya adalah utang dibagi

dengan modal sendiri, artinya jika utang perusahaan lebih tinggi dari modal

sendirinya berarti rasio DER lebih dari satu atau penggunaan utang lebih

besar dalam mendanai aktivitas perusahaan (Houston, 2001).

Untuk mempunyai struktur modal yang sehat, pasti ada faktor

pendukungnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi dan dapat mewakili dari

berbagai macam perhitungan rasio adalah sebagai berikut:

1. ROA

Return On Assets (ROA) merupakan ukuran keberhasilan manajemen

dalam mengelola perusahaan. Makin tinggi rasio ini berarti penggunaan

seluruh investasi dalam aktiva makin efisien dengan kapasitas penuh.

(13)

4 BAB I PENDAHULUAN

pengembalian pada investor juga tinggi, sehingga memungkinkan

perusahaan dalam melakukan kegiatan perusahaannya menggunakan

modal internal daripada modal eksternal. ROA memiliki pengaruh

negatif terhadap DER, jika terjadi peningkatan ROA, DER mengalami

penurunan (Weston dan Copeland, 2002).

Pecking Order Theory juga menunjukkan jika sebuah perusahaan lebih profitable, maka pendanaannya banyak berasal dari pendanaan

internal. Hal ini juga dikatakan oleh Weston dan Copeland (1997)

bahwa perusahaan-perusahaan yang profitable umumnya meminjam

dalam jumlah sedikit. Ini menunjukkan bahwa ROA mempunyai

pengaruh negatif terrhadap struktur modal.

Penelitian yang mendukung adalah Setiawan dan Sutapa (2006)

Yuhasril (2006), Setyawan (2006) yaitu bahwa profitabilitas

mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal

(DER). Dengan semakin tingginya ROA, maka besarnya laba yang

digunakan sebagai modal akan meningkat, yang dapat mengurangi

kebutuhan modal yang dipenuhi dari pihak eksternal yang berupa

hutang. Sehingga akan mengurangi besarnya tingkat hutang atau DER

perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitan yang lain diketahui bahwa nilai ROA

berpengaruh positif dan tidak signifkan terhadap struktur modal

(14)

5 BAB I PENDAHULUAN

2. Price Book Value (PBV)

Price Book Value (PBV) merupakan metode penilaian saham yang berdasarkan pada book value suatu saham. Book value adalah nilai buku

yang diperoleh dari harga perolehan aktiva dikurangi dengan akumulasi

penyusutan. Sedangkan pengertian Price Book Value adalah rasio yang

menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham

suatu perusahaan. Semakin tinggi PBV, maka menunjukkan semakin

besar kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan tersebut

(Syamsuddin, 2007).

Menurut Signaling Theory, pihak perusahaan mempunyai keyakinan

bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar saham

tersebut meningkat, ia ingin mengkomunikasikan hal tersebut kepada

investor. Perusahaan bisa menggunakan hutang lebih banyak sebagai

sinyal yang lebih credible. Investor diharapkan akan menangkap sinyal

tersebut, sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik.

Untuk menentukan posisi saham menggunakan metode Price Book

Value tidak mencari nilai intrinsik dari saham yang diteliti, melainkan menghitung nilai PBV kemudian mengukur harga saham mahal atau

murah dengan cut off 1 yang berarti jika nilai PBV diatas 1

menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya

(overvalued), sebaliknya jika nilai PBV dibawah 1 berarti nilai pasar

saham lebih kecil dari nilai bukunya (undervalued) (Permata, 2010).

Dalam penelitian Nugroho (2006), Price to Book Value (PBV)

(15)

6 BAB I PENDAHULUAN

menurut penelitian Sulistiono (2010) menghasilkan PBV yang

berpengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan.

3. Total Asset Turnover (TATO)

Dengan rasio ini akan diketahui efektifitas penggunaan aktiva operasi

perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Apabila perusahaan

menghasilkan penjualan-penjualan yang sama dengan aset yang lebih

sedikit berarti perusahaan tersebut semakin efektif karena memerlukan

tingkat investasi yang lebih rendah (Syukron, 2010). Hal ini didukung

oleh Pecking Order Theory bahwa perusahaan dianjurkan menghasilkan

profitabilitas yang tinggi. Dalam penelitian Harmono (2010),

menunjukkan bahwa TATO (Total Asset Turn Over) berpengaruh

positif terhadap struktur modal. Ini sudah dibuktikan dalam jurnalnya

yang menguji struktur modal optimal melalui pola hubungan antar

variabel. Sedangkan, berdasarkan hasil regresi penelitian Purwanti

(2005), total asset turnover berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap struktur modal.

Masyarakat kini sedang dimanjakan dengan pusat perbelanjaan yang berada

dimana-mana. Hal ini didorong karena semakin besarnya minat masyarakat

akan memenuhi kebutuhan serta keinginannya sehari-hari. Kondisi ini

mendorong para pengusaha membuka pusat-pusat perbelanjaan untuk

mencapai keuntungan. Pusat perbelanjaan ini adalah termasuk industri

(16)

7 BAB I PENDAHULUAN

Industri ritel didefinisikan sebagai industri yang menjual produk dan jasa

pelayanan yang telah diberi nilai tambah untuk memenuhi kebutuhan pribadi,

keluarga, kelompok, atau pemakai akhir. Produk yang dijual kebanyakan

adalah pemenuhan dari kebutuhan rumah tangga.

Industri ritel di Indonesia memberikan kontribusi yang besar terhadap Produk

Domestik Bruto (PDB) dan juga menyerap tenaga dalam jumlah yang besar.

Angka pertumbuhan industri ritel Indonesia dipengaruhi oleh kekuatan daya

beli masyarakat, pertambahan jumlah penduduk, dan juga adanya kebutuhan

masyarakat akan pemenuhan produk konsumsi (Euis Soliha, 2008).

Ritel modern memiliki banyak format yang berkembang sesuai dengan situasi

pasar di dalam negeri maupun sebagai dampak perubahan pasar di

dunia.Secara umum format bisnis ritel yang saat ini berkembang pesat di

Indonesia adalah hypermarket, supermarket, minimarket atau convenience

store, department store, dan specialty store.

Hypermarket, supermarket, dan minimarket pada dasarnya perkembangan

dari toko kelontong dan pasar tradisional, sehingga kemudian ritel modern ini

sering diberi istilah pasar modern. Perbedaan utamanya terletak pada luas

ruangan, range produk dan jasa yang ditawarkan.

Kenaikan jumlah gerai ritel terutama dipicu oleh pertumbuhan gerai

minimarket yang fenomenal. Total gerai minimarket pada tahun 2010 melonjak

pesat hingga mencapai sekitar 15.538 buah dari beberapa tahun sebelumnya.

Sedangkan pada tahun 2011 diperkirakan akan meningkat menjadi 16.720

(17)

8 BAB I PENDAHULUAN

Indomaret dan Alfamart, dengan frekuensi pertambahan jaringan relatif cepat

dan penyebaran yang cukup luas, baik melalui pola pengelolaan sendiri

(reguler) maupun melalui sistem waralaba (franchise).

Berdasarkan data tahun 2012 dan tahun 2013, Alfamart, Carrefour,

Matahari, dan Hero pada tahun 2012 menempati urutan pertama dalam

perkembangan jumlah gerai. Jika kita lihat, Alfamart yang berada diposisi

pertama sangat signifikan terhadap perkembangan konsumen. Hal ini

dikarenakan secara garis besar outlet Alfamart ini dikunjungi khalayak ramai

karena karyawannya ramah, barangnya lengkap, bersih, desain outletnya

nyaman dan kualitas produknya baik. Memang tidak banyak tempat parkir

tersedia pada gerai-gerai minimarket (Putra, 2014).

Perdagangan besar (wholesale) ialah segala aktifitas pemasaran yang

menggerakkan barang-barang dari produsen ke pedagang eceran atau ke

lembaga-lembaga pemasaran lainnya.

Perdagangan besar (wholesale) dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Pengirim barang (drop shipper)

2. Pedagang dengan truk (wagon or truck jobber)

3. Grosir tunai dengan self service (cash carry wholesalers)

4. Pengecer yang bersama-sama memiliki grosir (retailer owned cooperative

wholesalers)

5. Kelompok sukarela bergabung dengan grosir (voluntary group

(18)

9 BAB I PENDAHULUAN

Kelebihan perdagangan besar (wholesale) diantaranya tenaga penjualan

pedagang besar membantu produsen menjangkau banyak pelanggan bisnis

kecil dengan biaya yang relatif rendah, pedagang besar memiliki lebih banyak

hubungan dan pembeli sering lebih mempercayai pedagang besar daripada

produsen yang jauh, pedagang besar sanggup memilih jenis barang dan

menyediakan beragam produk yang dibutuhkan pelanggannya, pedagang besar

memberikan penghematan bagi pelangganya dengan membeli dalam jumlah

besar dan memecah-mecah jumlah yg sangat besar tersebut menjadi unit-unit

yg lebih kecil, dan kelebihan lainnya (Razak, 2013).

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “PENGARUH ROA, PBV, DAN TATO

TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN

WHOLESALE AND RETAIL TRADE YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2012.”

1.2Identifikasi Masalah

1. Apakah terdapat pengaruh ROA terhadap struktur modal pada

perusahaan wholesale and retail trade yang terdaftar di BEI pada tahun

2010 sampai dengan tahun 2012?

2. Apakah terdapat pengaruh PBV terhadap struktur modal pada

perusahaan wholesale and retail trade yang terdaftar di BEI pada tahun

(19)

10 BAB I PENDAHULUAN

3. Apakah terdapat pengaruh TATO terhadap struktur modal pada

perusahaan wholesale and retail trade yang terdaftar di BEI pada tahun

2010 sampai dengan tahun 2012?

4. Apakah terdapat pengaruh ROA, PBV, dan TATO terhadap struktur

modal pada perusahaan wholesale and retail trade yang terdaftar di BEI

pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012?

1.3Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh ROA terhadap struktur

modal pada perusahaan wholesale and retail trade yang terdaftar di

BEI pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh PBV terhadap struktur

modal pada perusahaan wholesale and retail trade yang terdaftar di

BEI pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh TATO terhadap struktur

modal pada perusahaan wholesale and retail trade yang terdaftar di

BEI pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.

4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh ROA, PBV, dan TATO

terhadap struktur modal pada perusahaan wholesale and retail trade

yang terdaftar di BEI pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.

1.4Kegunaan Penelitian

1. Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu Investor

(20)

11 BAB I PENDAHULUAN

yang akan dipilih untuk berinvestasi dilihat dari struktur modal dan

profitabilitas perusahaan manufakturnya.

2. Perusahaan Ritel

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan

mengelola struktur modal dengan lebih baik berdasarkan data-data

yang telah Peneliti analisis.

3. Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para Akademisi

mempelajari dan mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi

(21)

61

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pada hasil analisis data, kesimpulan yang bisa diambil dari hasil

penelitian ini adalah:

1. Pada penelitian ini variabel dependen yang digunakan dalam uji regresi linier

berganda adalah struktur modal sedangkan variabel independen yang digunakan

dalam uji regresi linier berganda adalah ROA, PBV, dan TATO.

2. Secara parsial, variabel independen ROA berpengaruh terhadap struktur modal

dikarenakan nilai asymp sig lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar

0,000, variabel independen PBV juga berpengaruh terhadap struktur modal

dikarenakan nilai asymp sig lebih kecil dari tingkat signifikansi 0.05 yaitu sebesar

0.048, selanjutnya hal yang sama terjadi pada variabel independen TATO yang juga

berpengaruh terhadap struktur modal dikarenakan nilai asymp sig lebih kecil dari

tingkat signifikansi 0.05 yaitu sebesar 0.000. Koefisien determinasi ROA sebesar

29,16%, artinya ROA mempengaruhi struktur modal sebesar 29,16% sedangkan

sisanya sebesar 70,84% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, lalu koefisien

determinasi PBV sebesar 12,46%, artinya PBV mempengaruhi struktur modal

sebesar 12,46% sedangkan sisanya sebesar 87,54% dipengaruhi oleh faktor-faktor

(22)

62 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

mempengaruhi struktur modal sebesar 39,69% sedangkan sisanya sebesar 60,31%

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Secara simultan, variabel independen ROA, PBV dan TATO secara

bersama-sama berpengaruh terhadap struktur modal sebesar 61,6% sedangkan sisanya

sebesar 38,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Variabel yang paling berpengaruh pada penelitian ini adalah variabel TATO,

maka dapat dikatakan bahwa TATO memiliki kontribusi yang paling dominan

terhadap struktur modal pada sektor perusahaan wholesale and retail trade yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 sampai dengan tahun

2012. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar TATO, maka aktiva dapat

lebih cepat berputar dan meraih laba, juga menunjukkan semakin efisien

penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Rasio ini

menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap

penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan

perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Rasio ini penting bagi para

kreditur dan pemilik perusahaan, tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen

perusahaan, karena hal ini menunjukkan efisien atau tidaknya penggunaan seluruh

aktiva dalam perusahaan (Syamsuddin, 2009).

5.2 Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian ini

(23)

63 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

1. Bagi investor dianjurkan dapat memilih dan mempertimbangkan perusahaan untuk

berinvestasi dengan melihat struktur modalnya yang baik dengan memperhatikan

rasio-rasio keuangan mana yang cocok digunakan dalam mempertimbangkan

perusahaan yang memiliki struktur modal baik. Rasio selain ROA, PBV, dan TATO

yang dapat digunakan contohnya Net Profit Margin (NPM), karena NPM

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih.

NPM sangat penting bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan

harga penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk

mengendalikan beban usaha. Menurut Weston dan Copeland (1998), semakin

besar NPM berarti semakin efisien perusahaan tersebut dalam mengeluarkan

biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya.

2. Bagi perusahaan, diharapkan lebih meningkatkan kinerja operasional perusahaan

sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan yang tinggi yang tercermin dalam

laporan keuangan.

3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk menambahkan variabel-variabel

keuangan lainnya seperti NPM dan ROI untuk melihat pengaruhnya terhadap

struktur modal dan menggunakan sampel perusahaan selain yang berada pada

sektor perusahaan wholesale and retail trade agar mendapatkan wawasan lebih

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Wijaya, Hadianto. 2008. Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran, Likuiditas, dan profitabilitas terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Ritel di BEI: Sebuah pengujian Hipotesis Pecking Order. Jurnal Ilmiah Akuntansi, 7 (1): 71-82.

Harmono. 2010. Pengujian Struktur Modal Optimal Melalui Pola Hubungan Antar Variabel Leverage, Profitabilitas, dan Nilai Perusahaan. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 14, No. 2, Hal. 220-236.

Barton, SL dan P.J. Gordon., 1998. Corporate Strategy and Capital Structure. Strategy Management Journal, Vol. 9. hlm. 26-41

Yulianti, S. 2011. Pengujian Pecking Order Theory: Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Industri Manufaktur Di BEI Periode Setelah Krisis Moneter. Jurnal Politeknosains, Volume. X no. 1, hal 57-59.

Simbolon, N.P.H. 2009. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Kemampuan Laba Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Putri, M.E.D. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan

terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Manajemen, Volume 01, Nomor 01.

Idris. 2006. Aplikasi Model Analisis Data Kuantitatif dengan Program SPSS. Padang: UNP.

Permata, I.S., Kertahadi., dan Topowijono. 2013. Penilaian Saham Dengan Menggunakan Metode Price Earning Ratio (PER) dan Price Book Value (PBV). Fakultas Ilmu Administrasi. Universitas Brawijaya Malang.

Sugeng, B. 2009. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Struktur Modal terhadap Kebijakan Inisiasi Dividen Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Bisnis. No. 1.

Yuhasril. 2006. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Farmasi yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta. Buletin Penelitian, No. 09.

Brigham, Houston. 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Buku 2 Edisi 10. Salemba Empat. Jakarta.

Titman, Sheridan and Roberto, W. 1998. The Determinants of Capital Structure Choice. Journal of finance, Vol. XLIII, No. 1-19.

(25)

Suad Husnan. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang). Yogyakarta: Penerbit BPFE.

Subramanyam, K.R. dan John J.Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Soliha, E. 2008. Analisis Indistri Ritel Indonesia. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Hal. 128 -142 Vol. 15, No. 2 ISSN: 1412-3126.

Bringham & Houston, 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Buku 2, Jakarta : Salemba Empat.

www.idx.co.id

http://diahkartikasari2004.blogspot.com/2014/03/pengaruh-bisnis-ritel-terhadap-konsumen.html diakses pada tanggal 2 Oktober 2014.

http://ootkhotijah.blogspot.com/2012/04/ritel.html diakses pada tanggal 2 Oktober 2014.

http://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/item6 diakses pada tanggal 26 Oktober 2014.

http://www.slideshare.net/ellywilly7/akalahkeadaanekonomiindonesiatahun2010 diakses pada tanggal 26 Oktober 2014.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42062/4/Chapter%20II.pdf diakses pada tanggal 30 Oktober 2014.

file:///D:/Tugas%20KULIAH/BAHAN%20SKRIPSI/JURNAL/faktor%20yg%20me mpengaruhi%20struktur%20modal%20(skripsi).pdf diakses pada tanggal 30 Oktober 2014.

http://publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5843/1/Dokumen%20Prese ntasi%20Helen.pdf diakses pada tanggal 30 Oktober 2014.

http://ranggaputra14ekonomi.wordpress.com/2014/04/17/bisnis-retail-yang-sangat-signifikan-terhadap-perkembangan-konsumen/ diakses pada tanggal 30 Oktober 2014.

file:///C:/Users/Dell/Downloads/44-65-1-SM.pdf diakses pada tanggal 5 November 2014.

(26)

https://jurkubank.files.wordpress.com/2012/01/04harmono_encrypted.pdf diakses pada tanggal 5 November 2014.

http://feb.ugm.ac.id/id/berita/697-tahun-2014-pertumbuhan-ekonomi-ri-menurun.html diakses pada tanggal 6 November 2014.

http://finance.detik.com/read/2014/02/26/065401/2508493/4/sebulan-tambah-rp-94-t-utang-pemerintah-ri-kini-rp-2465-triliun diakses pada tanggal 6 November 2014.

http://naruli-maestro.blogspot.com/2011/09/pecking-order-theory.html diakses pada tanggal 8 November 2014.

http://setiawanzenegger10.blogspot.com/2011/06/teori-struktur-modal.html diakses pada tanggal 8 November 2014.

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja &uact=8&ved=0CBwQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.unisbank.ac.id%2Fojs%

2Findex.php%2Ffe1%2Farticle%2Fview%2F184%2F134&ei=-HJtVJjdLsG_mwW85YLYCg&usg=AFQjCNFALp3J4ggk5KDg6M1wNfKXvXKO sg&sig2=xjuX1RMxHFn1XaFS20rRFg diakses pada tanggal 20 November 2014.

http://digilib.uin-suka.ac.id/5226/1/BAB%20I,V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf diakses pada tanggal 20 November 2014.

http://kenalmanajemen.blogspot.com/2013/02/perdagangan-eceran-dan-perdagangan-besar.html diakses pada tanggal 24 November 2014.

http://id.scribd.com/doc/54593753/Analisis-Struktur-Modal diakses pada tanggal 25 November 2014.

http://zhiea90.blogspot.com/2012/03/pengertian-roa-roe-dan-eva.html diakses pada tanggal 25 November 2014.

http://wernermurhadi.files.wordpress.com/2011/08/regresi-dengan-eviews.pdf diakses pada tanggal 27 November 2014.

http://core.kmi.open.ac.uk/download/pdf/11715428.pdf diakses pada tanggal 27 November 2014.

Referensi

Dokumen terkait

024.01.01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan 2037 Pengelolaan Urusan Tata Usaha, Keprotokolan, Rumah Tangga, Keuangan, dan

Margono Soekarjo Purwokerto kemudian terdapat empat dimensi dari lima dimensi dalam big five model yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kinerja, dan

The result of the research entitled Teaching and Learning Reading On Narrative Text (A Case Study at Eight Grade of State Junior High School 2 Ciawigebang in

Pada kondisi proses yang sama memperiihatkan bahwa waktu pemisahan yang lama menghasilkan N-Amino lolos lebih banyak dalam permeat (6,3 mg/mL) daripada tertahan pada retentat

Jika kita mengasumsikan momen inersia efektif pada kolom dapat di persamakan seperti pada balok, maka kita dapat menggunakan persamaan (2-11 & 2-12) seperti yang disarankan

Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan khususnya melalui upaya pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas dan Jaringannya di Kabupaten Banyuwangi

ini sangat menguntungkan,perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan untuk

Bila suatu hari kita mengambil sebuah barang dari pabrik itu dan ternyata rusak, berapa nilai kemungkinan barang itu hasil produksi..