x
ABSTRAK
Kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih jauh dari yang diharapkan, bahkan belum bisa dikatagorikan sebagai perekonomian negara yang stabil. Ini diakibatkan tidak stabilnya neraca perdagangan, melemahnya nilai tukar, dan tersandera pembayaran utang. Berkenaan dengan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi struktur modal tersebut. Adapun variabel yang digunakan meliputi Return on Asset (ROA), Price Book Value (PBV), dan Total Asset Turn Over (TATO). Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan wholesale and retail trade yang terdaftar di BEI tahun 2010 sampai dengan 2012. Sedangkan sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan semua variabel ROA, PBV, dan TATO berpengaruh terhadap struktur modal. Adapun variabel yang memiliki pengaruh yang dominan adalah TATO.
xi
ABSTRACT
The Indonesia’s economic is still far from the expected, even can not be categorized as a steady state economy. This is caused by unstable balance of trade, the weakening of the exchange rate, and debt repayment. The purpose of this research is to identify the capital structure of wholesale and retail trade. Fundamental ratios consist of Return on Asset (ROA), Price Book Value (PBV), and Total Asset Turn Over (TATO). Purposive sampling and secondary data are used in the research. The results show that partially and simultaneously all the fundamental ratios affect the capital structure. The most dominant effect is TATO.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv
SURAT PERNYATAAN MENGADAKAN PENELITIAN TIDAK MENGGUNAKAN PERUSAHAAN... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK. ... x
ABSTRACT ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 9
1.3Tujuan Penelitian ... 10
xiii
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 12
2.1 Kajian Pustaka ... 12
2.1.1 Pengertian Struktur Modal ... 12
2.1.2 Teori Struktur Modal yang Berkaitan ... 17
2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 18
2.2 Kerangka Pemikiran ... 23
2.3 Penelitian Terdahulu ... 24
2.4 Pengembangan Hipotesis ... 28
2.4.1 Return On Asset (ROA) ... 28
2.4.2 Price Book Value (PBV) ... 28
2.4.3 Total Asset Turn Over (TATO) ... 29
2.5 Model Penelitian ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
3.1 Jenis Penelitian ... 31
3.2 Populasi dan Sampel ... 31
3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 34
3.4 Variabel Penelitian ... 34
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 35
3.5.1 Variabel Dependen ... 35
3.5.2 Variabel Independen ... 35
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 39
xiv
3.7.1 Uji Outlier ... 40
3.7.2 Uji Normalitas ... 41
3.7.3 Uji Multikolinearitas ... 41
3.7.4 Uji Heterokedastisitas ... 42
3.7.5 Uji Otokorelasi ... 42
3.8 Metode Analisis Data ... 43
3.9 Uji Hipotesis Penelitian ... 43
3.9.1 Uji t ... 44
3.9.2 Uji F ... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45
4.1 Hasil Penelitian ... 45
4.1.1 Deskripsi Variabel Penelitian ... 45
4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 46
4.1.2.1 Uji Normalitas ... 46
4.1.2.2 Uji Outlier ... 48
4.1.2.3 Uji Multikolinearitas ... 49
4.1.2.4 Uji Heterokedastisitas ... 50
4.1.2.5 Uji Otokorelasi ... 51
4.1.3 Analisis Data ... 53
4.1.4 Uji Hipotesis Penelitian ... 54
4.1.4.1 Uji t ... ... 54
4.1.4.2 Uji F ... ... 56
xv
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 61
5.1 Simpulan ... 61
5.1 Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 64
LAMPIRAN ... 67
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... ... 24
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Sampel ... ... 32
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel (DOV) ... ... 37
Tabel 4.1 Deskripsi Variabel Penelitian ... 45
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ... 47
Tabel 4.3 Data Outlier ... 49
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 50
Tabel 4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 51
Tabel 4.6 Hasil Uji Otokorelasi ... 52
Tabel 4.7 Hasil Estimasi Model Regresi Berganda ... 53
Tabel 4.8 Matriks Korelasi Variabel Penelitian ... 55
Tabel 4.9 Perhitungan Koefisien Determinasi Parsial (Uji t) ... 55
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 23
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kondisi Perekonomian Indonesia pada tahun 2014 ini masih jauh dari
yang kita harapkan. Perekonomian Indonesia belum bisa dikategorikan
sebagai perekonomian negara yang stabil atau baik. Hal ini dapat dilihat dari
ketidakstabilan neraca perdagangan yang terus mengalami defisit, nilai tukar
rupiah melemah, dan masih tersandera pembayaran utang jangka pendek
(Wicaksono, 2013).
Detik Finance melansir bahwa pada awal tahun 2014, jumlah hutang
pemerintah Indonesia bertambah Rp 94 triliun, yaitu menjadi Rp 2.465,45
triliun. Jumlah ini naik dari akhir tahun 2013 yang mencapai Rp 2.371,39
triliun. Hutang pemerintah pada bulan Januari 2014 tersebut terdiri dari
pinjaman luar negeri sebesar Rp 720,9 triliun, naik dibandingkan akhir 2013
sebesar Rp 710,34 triliun, kemudian berupa surat berharga Rp 1.744,55
triliun, naik dibandingkan akhir 2013 yang mencapai Rp 1.661,05 triliun.
Disamping terlilit hutang yang cukup banyak, saat ini juga keadaan
pasar uang dan pasar modal di Indonesia masih sangat dangkal. Hal ini
terlihat dari kerentanan pasar nasional yang terpengaruh terhadap keadaan
ekonomi global. Pasar kita masih sangat bergantung dengan pasar asing. Ada
479 perusahaan yang terdaftar di BEI, namun perdagangan pasar saham
2 BAB I PENDAHULUAN
dan Thailand. Sisi positif dari situasi ini adalah bahwa Indonesia masih
memiliki ruang yang cukup luas untuk tumbuh (Lelyemin, 2013).
Dari keadaan ekonomi Indonesia tersebut, dapat diambil pelajaran
bahwa sebuah perusahaan harus memiliki keuangan yang seimbang. Hutang
dan pembiayaan yang terlalu besar daripada pendapatannya akan
mempengaruhi umur perusahaan tersebut. Ini dikarenakan bahwa keuangan
perusahaan tersebut sangat lemah dan dikhawatirkan mengalami likuidasi.
Hal ini juga mengharapkan sebuah perusahaan memiliki struktur modal yang
sehat dan baik agar memenuhi tujuan perusahaan tersebut. Agar memiliki
struktur modal yang baik, perusahaan harus memperhatikan faktor apa saja
yang dapat menjadikan struktur modalnya baik.
Pada dasarnya tugas manajer keuangan perusahaan adalah berusaha
mencari keseimbangan finansial neraca yang dibutuhkan serta mencari
susunan kualitatif neraca tersebut dengan sebaik-baiknya. Perusahaan
menginginkan keseimbangan antara risiko dan besarnya tingkat
pengembalian yang diharapkannya. Oleh karena itu, dibutuhkan target dari
struktur modal yang dimiliki. Persaingan yang semakin kompetitif
menjadikan tugas manajer keuangan semakin berat yaitu mencari alternatif
pendanaan yang dapat meminimkan biaya modal. Oleh karena itu salah satu
cara yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah keputusan menentukan
struktur modal yang harus dipertimbangkan dengan baik melalui manajemen
struktur modal (Mardinawati, 2011).
Perusahaan membutuhkan dana untuk memenuhi kebutuhan
3 BAB I PENDAHULUAN
manajer harus dipertimbangkan dengan teliti, termasuk menentukan asal
sumber dana. Sumber dana dapat berasal dari internal maupun eksternal.
Dana internal adalah dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam
perusahaan yaitu laba ditahan. Dana eksternal adalah dana dari para kreditur
dan pemilik, peserta atau pengambil bagian dalam perusahaan. Dana yang
berasal dari kreditur merupakan hutang bagi perusahaan, dan modal yang
berasal dari kreditur disebut modal asing (Sarasati, 2013).
Struktur modal dapat diukur dari rasio perbandingan antara total utang
terhadap modal sendiri yang biasa disebut Debt to Equity Ratio (DER). DER
dapat menunjukkan tingkat risiko suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio
DER, akan semakin tinggi pula risiko yang akan terjadi dalam perusahaan
karena pendanaan perusahaan dari unsur utang lebih besar daripada modal
sendirinya. Mengingat DER dalam perhitungannya adalah utang dibagi
dengan modal sendiri, artinya jika utang perusahaan lebih tinggi dari modal
sendirinya berarti rasio DER lebih dari satu atau penggunaan utang lebih
besar dalam mendanai aktivitas perusahaan (Houston, 2001).
Untuk mempunyai struktur modal yang sehat, pasti ada faktor
pendukungnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi dan dapat mewakili dari
berbagai macam perhitungan rasio adalah sebagai berikut:
1. ROA
Return On Assets (ROA) merupakan ukuran keberhasilan manajemen
dalam mengelola perusahaan. Makin tinggi rasio ini berarti penggunaan
seluruh investasi dalam aktiva makin efisien dengan kapasitas penuh.
4 BAB I PENDAHULUAN
pengembalian pada investor juga tinggi, sehingga memungkinkan
perusahaan dalam melakukan kegiatan perusahaannya menggunakan
modal internal daripada modal eksternal. ROA memiliki pengaruh
negatif terhadap DER, jika terjadi peningkatan ROA, DER mengalami
penurunan (Weston dan Copeland, 2002).
Pecking Order Theory juga menunjukkan jika sebuah perusahaan lebih profitable, maka pendanaannya banyak berasal dari pendanaan
internal. Hal ini juga dikatakan oleh Weston dan Copeland (1997)
bahwa perusahaan-perusahaan yang profitable umumnya meminjam
dalam jumlah sedikit. Ini menunjukkan bahwa ROA mempunyai
pengaruh negatif terrhadap struktur modal.
Penelitian yang mendukung adalah Setiawan dan Sutapa (2006)
Yuhasril (2006), Setyawan (2006) yaitu bahwa profitabilitas
mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal
(DER). Dengan semakin tingginya ROA, maka besarnya laba yang
digunakan sebagai modal akan meningkat, yang dapat mengurangi
kebutuhan modal yang dipenuhi dari pihak eksternal yang berupa
hutang. Sehingga akan mengurangi besarnya tingkat hutang atau DER
perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitan yang lain diketahui bahwa nilai ROA
berpengaruh positif dan tidak signifkan terhadap struktur modal
5 BAB I PENDAHULUAN
2. Price Book Value (PBV)
Price Book Value (PBV) merupakan metode penilaian saham yang berdasarkan pada book value suatu saham. Book value adalah nilai buku
yang diperoleh dari harga perolehan aktiva dikurangi dengan akumulasi
penyusutan. Sedangkan pengertian Price Book Value adalah rasio yang
menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham
suatu perusahaan. Semakin tinggi PBV, maka menunjukkan semakin
besar kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan tersebut
(Syamsuddin, 2007).
Menurut Signaling Theory, pihak perusahaan mempunyai keyakinan
bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar saham
tersebut meningkat, ia ingin mengkomunikasikan hal tersebut kepada
investor. Perusahaan bisa menggunakan hutang lebih banyak sebagai
sinyal yang lebih credible. Investor diharapkan akan menangkap sinyal
tersebut, sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik.
Untuk menentukan posisi saham menggunakan metode Price Book
Value tidak mencari nilai intrinsik dari saham yang diteliti, melainkan menghitung nilai PBV kemudian mengukur harga saham mahal atau
murah dengan cut off 1 yang berarti jika nilai PBV diatas 1
menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya
(overvalued), sebaliknya jika nilai PBV dibawah 1 berarti nilai pasar
saham lebih kecil dari nilai bukunya (undervalued) (Permata, 2010).
Dalam penelitian Nugroho (2006), Price to Book Value (PBV)
6 BAB I PENDAHULUAN
menurut penelitian Sulistiono (2010) menghasilkan PBV yang
berpengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan.
3. Total Asset Turnover (TATO)
Dengan rasio ini akan diketahui efektifitas penggunaan aktiva operasi
perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Apabila perusahaan
menghasilkan penjualan-penjualan yang sama dengan aset yang lebih
sedikit berarti perusahaan tersebut semakin efektif karena memerlukan
tingkat investasi yang lebih rendah (Syukron, 2010). Hal ini didukung
oleh Pecking Order Theory bahwa perusahaan dianjurkan menghasilkan
profitabilitas yang tinggi. Dalam penelitian Harmono (2010),
menunjukkan bahwa TATO (Total Asset Turn Over) berpengaruh
positif terhadap struktur modal. Ini sudah dibuktikan dalam jurnalnya
yang menguji struktur modal optimal melalui pola hubungan antar
variabel. Sedangkan, berdasarkan hasil regresi penelitian Purwanti
(2005), total asset turnover berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap struktur modal.
Masyarakat kini sedang dimanjakan dengan pusat perbelanjaan yang berada
dimana-mana. Hal ini didorong karena semakin besarnya minat masyarakat
akan memenuhi kebutuhan serta keinginannya sehari-hari. Kondisi ini
mendorong para pengusaha membuka pusat-pusat perbelanjaan untuk
mencapai keuntungan. Pusat perbelanjaan ini adalah termasuk industri
7 BAB I PENDAHULUAN
Industri ritel didefinisikan sebagai industri yang menjual produk dan jasa
pelayanan yang telah diberi nilai tambah untuk memenuhi kebutuhan pribadi,
keluarga, kelompok, atau pemakai akhir. Produk yang dijual kebanyakan
adalah pemenuhan dari kebutuhan rumah tangga.
Industri ritel di Indonesia memberikan kontribusi yang besar terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) dan juga menyerap tenaga dalam jumlah yang besar.
Angka pertumbuhan industri ritel Indonesia dipengaruhi oleh kekuatan daya
beli masyarakat, pertambahan jumlah penduduk, dan juga adanya kebutuhan
masyarakat akan pemenuhan produk konsumsi (Euis Soliha, 2008).
Ritel modern memiliki banyak format yang berkembang sesuai dengan situasi
pasar di dalam negeri maupun sebagai dampak perubahan pasar di
dunia.Secara umum format bisnis ritel yang saat ini berkembang pesat di
Indonesia adalah hypermarket, supermarket, minimarket atau convenience
store, department store, dan specialty store.
Hypermarket, supermarket, dan minimarket pada dasarnya perkembangan
dari toko kelontong dan pasar tradisional, sehingga kemudian ritel modern ini
sering diberi istilah pasar modern. Perbedaan utamanya terletak pada luas
ruangan, range produk dan jasa yang ditawarkan.
Kenaikan jumlah gerai ritel terutama dipicu oleh pertumbuhan gerai
minimarket yang fenomenal. Total gerai minimarket pada tahun 2010 melonjak
pesat hingga mencapai sekitar 15.538 buah dari beberapa tahun sebelumnya.
Sedangkan pada tahun 2011 diperkirakan akan meningkat menjadi 16.720
8 BAB I PENDAHULUAN
Indomaret dan Alfamart, dengan frekuensi pertambahan jaringan relatif cepat
dan penyebaran yang cukup luas, baik melalui pola pengelolaan sendiri
(reguler) maupun melalui sistem waralaba (franchise).
Berdasarkan data tahun 2012 dan tahun 2013, Alfamart, Carrefour,
Matahari, dan Hero pada tahun 2012 menempati urutan pertama dalam
perkembangan jumlah gerai. Jika kita lihat, Alfamart yang berada diposisi
pertama sangat signifikan terhadap perkembangan konsumen. Hal ini
dikarenakan secara garis besar outlet Alfamart ini dikunjungi khalayak ramai
karena karyawannya ramah, barangnya lengkap, bersih, desain outletnya
nyaman dan kualitas produknya baik. Memang tidak banyak tempat parkir
tersedia pada gerai-gerai minimarket (Putra, 2014).
Perdagangan besar (wholesale) ialah segala aktifitas pemasaran yang
menggerakkan barang-barang dari produsen ke pedagang eceran atau ke
lembaga-lembaga pemasaran lainnya.
Perdagangan besar (wholesale) dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Pengirim barang (drop shipper)
2. Pedagang dengan truk (wagon or truck jobber)
3. Grosir tunai dengan self service (cash carry wholesalers)
4. Pengecer yang bersama-sama memiliki grosir (retailer owned cooperative
wholesalers)
5. Kelompok sukarela bergabung dengan grosir (voluntary group
9 BAB I PENDAHULUAN
Kelebihan perdagangan besar (wholesale) diantaranya tenaga penjualan
pedagang besar membantu produsen menjangkau banyak pelanggan bisnis
kecil dengan biaya yang relatif rendah, pedagang besar memiliki lebih banyak
hubungan dan pembeli sering lebih mempercayai pedagang besar daripada
produsen yang jauh, pedagang besar sanggup memilih jenis barang dan
menyediakan beragam produk yang dibutuhkan pelanggannya, pedagang besar
memberikan penghematan bagi pelangganya dengan membeli dalam jumlah
besar dan memecah-mecah jumlah yg sangat besar tersebut menjadi unit-unit
yg lebih kecil, dan kelebihan lainnya (Razak, 2013).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “PENGARUH ROA, PBV, DAN TATO
TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN
WHOLESALE AND RETAIL TRADE YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 2010 SAMPAI DENGAN 2012.”
1.2Identifikasi Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh ROA terhadap struktur modal pada
perusahaan wholesale and retail trade yang terdaftar di BEI pada tahun
2010 sampai dengan tahun 2012?
2. Apakah terdapat pengaruh PBV terhadap struktur modal pada
perusahaan wholesale and retail trade yang terdaftar di BEI pada tahun
10 BAB I PENDAHULUAN
3. Apakah terdapat pengaruh TATO terhadap struktur modal pada
perusahaan wholesale and retail trade yang terdaftar di BEI pada tahun
2010 sampai dengan tahun 2012?
4. Apakah terdapat pengaruh ROA, PBV, dan TATO terhadap struktur
modal pada perusahaan wholesale and retail trade yang terdaftar di BEI
pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012?
1.3Tujuan Penelitian
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh ROA terhadap struktur
modal pada perusahaan wholesale and retail trade yang terdaftar di
BEI pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh PBV terhadap struktur
modal pada perusahaan wholesale and retail trade yang terdaftar di
BEI pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.
3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh TATO terhadap struktur
modal pada perusahaan wholesale and retail trade yang terdaftar di
BEI pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.
4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh ROA, PBV, dan TATO
terhadap struktur modal pada perusahaan wholesale and retail trade
yang terdaftar di BEI pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.
1.4Kegunaan Penelitian
1. Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu Investor
11 BAB I PENDAHULUAN
yang akan dipilih untuk berinvestasi dilihat dari struktur modal dan
profitabilitas perusahaan manufakturnya.
2. Perusahaan Ritel
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan
mengelola struktur modal dengan lebih baik berdasarkan data-data
yang telah Peneliti analisis.
3. Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para Akademisi
mempelajari dan mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi
61
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan pada hasil analisis data, kesimpulan yang bisa diambil dari hasil
penelitian ini adalah:
1. Pada penelitian ini variabel dependen yang digunakan dalam uji regresi linier
berganda adalah struktur modal sedangkan variabel independen yang digunakan
dalam uji regresi linier berganda adalah ROA, PBV, dan TATO.
2. Secara parsial, variabel independen ROA berpengaruh terhadap struktur modal
dikarenakan nilai asymp sig lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar
0,000, variabel independen PBV juga berpengaruh terhadap struktur modal
dikarenakan nilai asymp sig lebih kecil dari tingkat signifikansi 0.05 yaitu sebesar
0.048, selanjutnya hal yang sama terjadi pada variabel independen TATO yang juga
berpengaruh terhadap struktur modal dikarenakan nilai asymp sig lebih kecil dari
tingkat signifikansi 0.05 yaitu sebesar 0.000. Koefisien determinasi ROA sebesar
29,16%, artinya ROA mempengaruhi struktur modal sebesar 29,16% sedangkan
sisanya sebesar 70,84% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, lalu koefisien
determinasi PBV sebesar 12,46%, artinya PBV mempengaruhi struktur modal
sebesar 12,46% sedangkan sisanya sebesar 87,54% dipengaruhi oleh faktor-faktor
62 BAB V SIMPULAN DAN SARAN
mempengaruhi struktur modal sebesar 39,69% sedangkan sisanya sebesar 60,31%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Secara simultan, variabel independen ROA, PBV dan TATO secara
bersama-sama berpengaruh terhadap struktur modal sebesar 61,6% sedangkan sisanya
sebesar 38,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Variabel yang paling berpengaruh pada penelitian ini adalah variabel TATO,
maka dapat dikatakan bahwa TATO memiliki kontribusi yang paling dominan
terhadap struktur modal pada sektor perusahaan wholesale and retail trade yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 sampai dengan tahun
2012. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar TATO, maka aktiva dapat
lebih cepat berputar dan meraih laba, juga menunjukkan semakin efisien
penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Rasio ini
menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap
penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan
perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Rasio ini penting bagi para
kreditur dan pemilik perusahaan, tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen
perusahaan, karena hal ini menunjukkan efisien atau tidaknya penggunaan seluruh
aktiva dalam perusahaan (Syamsuddin, 2009).
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian ini
63 BAB V SIMPULAN DAN SARAN
1. Bagi investor dianjurkan dapat memilih dan mempertimbangkan perusahaan untuk
berinvestasi dengan melihat struktur modalnya yang baik dengan memperhatikan
rasio-rasio keuangan mana yang cocok digunakan dalam mempertimbangkan
perusahaan yang memiliki struktur modal baik. Rasio selain ROA, PBV, dan TATO
yang dapat digunakan contohnya Net Profit Margin (NPM), karena NPM
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih.
NPM sangat penting bagi manajer operasi karena mencerminkan strategi penetapan
harga penjualan yang diterapkan perusahaan dan kemampuannya untuk
mengendalikan beban usaha. Menurut Weston dan Copeland (1998), semakin
besar NPM berarti semakin efisien perusahaan tersebut dalam mengeluarkan
biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya.
2. Bagi perusahaan, diharapkan lebih meningkatkan kinerja operasional perusahaan
sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan yang tinggi yang tercermin dalam
laporan keuangan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk menambahkan variabel-variabel
keuangan lainnya seperti NPM dan ROI untuk melihat pengaruhnya terhadap
struktur modal dan menggunakan sampel perusahaan selain yang berada pada
sektor perusahaan wholesale and retail trade agar mendapatkan wawasan lebih
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, Hadianto. 2008. Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran, Likuiditas, dan profitabilitas terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Ritel di BEI: Sebuah pengujian Hipotesis Pecking Order. Jurnal Ilmiah Akuntansi, 7 (1): 71-82.
Harmono. 2010. Pengujian Struktur Modal Optimal Melalui Pola Hubungan Antar Variabel Leverage, Profitabilitas, dan Nilai Perusahaan. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 14, No. 2, Hal. 220-236.
Barton, SL dan P.J. Gordon., 1998. Corporate Strategy and Capital Structure. Strategy Management Journal, Vol. 9. hlm. 26-41
Yulianti, S. 2011. Pengujian Pecking Order Theory: Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Industri Manufaktur Di BEI Periode Setelah Krisis Moneter. Jurnal Politeknosains, Volume. X no. 1, hal 57-59.
Simbolon, N.P.H. 2009. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Kemampuan Laba Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Properti dan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Putri, M.E.D. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan
terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Manajemen, Volume 01, Nomor 01.
Idris. 2006. Aplikasi Model Analisis Data Kuantitatif dengan Program SPSS. Padang: UNP.
Permata, I.S., Kertahadi., dan Topowijono. 2013. Penilaian Saham Dengan Menggunakan Metode Price Earning Ratio (PER) dan Price Book Value (PBV). Fakultas Ilmu Administrasi. Universitas Brawijaya Malang.
Sugeng, B. 2009. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Struktur Modal terhadap Kebijakan Inisiasi Dividen Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Bisnis. No. 1.
Yuhasril. 2006. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Farmasi yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta. Buletin Penelitian, No. 09.
Brigham, Houston. 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Buku 2 Edisi 10. Salemba Empat. Jakarta.
Titman, Sheridan and Roberto, W. 1998. The Determinants of Capital Structure Choice. Journal of finance, Vol. XLIII, No. 1-19.
Suad Husnan. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang). Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Subramanyam, K.R. dan John J.Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Soliha, E. 2008. Analisis Indistri Ritel Indonesia. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), Hal. 128 -142 Vol. 15, No. 2 ISSN: 1412-3126.
Bringham & Houston, 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Buku 2, Jakarta : Salemba Empat.
www.idx.co.id
http://diahkartikasari2004.blogspot.com/2014/03/pengaruh-bisnis-ritel-terhadap-konsumen.html diakses pada tanggal 2 Oktober 2014.
http://ootkhotijah.blogspot.com/2012/04/ritel.html diakses pada tanggal 2 Oktober 2014.
http://www.indonesia-investments.com/id/keuangan/item6 diakses pada tanggal 26 Oktober 2014.
http://www.slideshare.net/ellywilly7/akalahkeadaanekonomiindonesiatahun2010 diakses pada tanggal 26 Oktober 2014.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42062/4/Chapter%20II.pdf diakses pada tanggal 30 Oktober 2014.
file:///D:/Tugas%20KULIAH/BAHAN%20SKRIPSI/JURNAL/faktor%20yg%20me mpengaruhi%20struktur%20modal%20(skripsi).pdf diakses pada tanggal 30 Oktober 2014.
http://publication.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/5843/1/Dokumen%20Prese ntasi%20Helen.pdf diakses pada tanggal 30 Oktober 2014.
http://ranggaputra14ekonomi.wordpress.com/2014/04/17/bisnis-retail-yang-sangat-signifikan-terhadap-perkembangan-konsumen/ diakses pada tanggal 30 Oktober 2014.
file:///C:/Users/Dell/Downloads/44-65-1-SM.pdf diakses pada tanggal 5 November 2014.
https://jurkubank.files.wordpress.com/2012/01/04harmono_encrypted.pdf diakses pada tanggal 5 November 2014.
http://feb.ugm.ac.id/id/berita/697-tahun-2014-pertumbuhan-ekonomi-ri-menurun.html diakses pada tanggal 6 November 2014.
http://finance.detik.com/read/2014/02/26/065401/2508493/4/sebulan-tambah-rp-94-t-utang-pemerintah-ri-kini-rp-2465-triliun diakses pada tanggal 6 November 2014.
http://naruli-maestro.blogspot.com/2011/09/pecking-order-theory.html diakses pada tanggal 8 November 2014.
http://setiawanzenegger10.blogspot.com/2011/06/teori-struktur-modal.html diakses pada tanggal 8 November 2014.
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja &uact=8&ved=0CBwQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.unisbank.ac.id%2Fojs%
2Findex.php%2Ffe1%2Farticle%2Fview%2F184%2F134&ei=-HJtVJjdLsG_mwW85YLYCg&usg=AFQjCNFALp3J4ggk5KDg6M1wNfKXvXKO sg&sig2=xjuX1RMxHFn1XaFS20rRFg diakses pada tanggal 20 November 2014.
http://digilib.uin-suka.ac.id/5226/1/BAB%20I,V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf diakses pada tanggal 20 November 2014.
http://kenalmanajemen.blogspot.com/2013/02/perdagangan-eceran-dan-perdagangan-besar.html diakses pada tanggal 24 November 2014.
http://id.scribd.com/doc/54593753/Analisis-Struktur-Modal diakses pada tanggal 25 November 2014.
http://zhiea90.blogspot.com/2012/03/pengertian-roa-roe-dan-eva.html diakses pada tanggal 25 November 2014.
http://wernermurhadi.files.wordpress.com/2011/08/regresi-dengan-eviews.pdf diakses pada tanggal 27 November 2014.
http://core.kmi.open.ac.uk/download/pdf/11715428.pdf diakses pada tanggal 27 November 2014.