• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Larvisida Infusa Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Aedes sp.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Larvisida Infusa Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Aedes sp."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

iv

ABSTRAK

EFEK LARVISIDA INFUSA KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia

mangostana L.) TERHADAP Aedes sp.

Stella Mariss Gunawan, 2015; Pembimbing I : dr. Fenny, Sp.PK., M.Kes. Pembimbing II : dr. Rita Tjokropranoto., M.Sc.

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue

dan ditularkan melalui cucukan nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan memutus siklus hidup nyamuk. Namun penggunaan zat kimia sintetik secara berlebihan sering memberikan efek samping yang berbahaya. Oleh karena itu dibutuhkan larvisida alami yang mudah didapat dan tidak memiliki efek samping yang membahayakan, yaitu kulit manggis (Garcinia mangostana L.)

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah infusa kulit manggis memiliki efek larvisida terhadap Aedes sp. dan mengetahui nilai LC50.

Desain penelitian laboratorium eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Efek larvisida Infusa Kulit Manggis (IKM) diuji terhadap enam kelompok larva Aedes sp. berturut-turut diberi perlakuan kelompok I (IKM 0,125%), II (IKM 0,25%), III (IKM 0,5%), IV (IKM 1%), V (temephos sebagai kontrol positif), dan VI (aquadest sebagai kontrol negatif). Data yang diukur adalah jumlah larva yang mati setelah pemberian bahan uji selama 24 jam. Analisis data dengan ANAVA yang dilanjutkan dengan uji Fisher’s LSD. Kemaknaan berdasarkan nilai p<0,05.

Hasil penelitian persentase larva mati pada kelompok 1 (7%), II (24%), III (54%), IV (70%), V (100%), dan VI (0%) menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan (p<0,01) dengan nilai LC50 sebesar 0.75%.

Simpulan penelitian adalah IKM berefek sebagai larvisida terhadap Aedes sp. dan memiliki nilai LC50 terhadap Aedes sp.

(2)

ABSTRACT

THE LARVACIDAL EFFECT OF MANGOSTEEN (Garcinia mangostana L.) RIND INFUSION ON Aedes sp.

Stella Mariss Gunawan, 2015; 1st Tutor : dr. Fenny, Sp.PK., M.Kes. 2nd Tutor : dr. Rita Tjokropranoto., M.Sc.

Dengue Hemorrhagic Fever is a disease caused by Dengue fever and infected through the bite of Aedes aegypti mosquitos. The control of this disease can be done by cutting the mosquito’s life cycle. But excessive usage of synthetic chemical substance often results with hazardous side effects. That is why a natural, easily obtained, and harmless larvicide is needed, one example is mangosteen (Garcinia mangostana L.) rind.

The purpose of this research was to determine whether mangosteen rind infusion possesses larvacidal effect against Aedes sp. and determine LC50 values. Research design was laboratory experiment with completely randomized design. Larvacidal effect of mangosteen rind infusion (MRI) was tested on six groups of Aedes sp. larvae each given group treatment I (MRI 0.125%), II (MRI 0.25%), III (MRI 0.5%), IV (MRI 1%), V (temephos as positive control), and VI (aquadest as negative control). Research data was the amount of dead larvae after administration of test substances in twenty-four hours. Data was analyzed

with ANOVA continued with Fisher’s LSD test. Significance based on p<0.05.

Research result was the percentage of dead larvae in group I (7%), II (24%), III (54%), IV (70%), V (100%) and VI (0%) showed highly significant differences (p<0.01) with LC50 value is 0.75%.

Conclusion was MRI had an effect as larvicide against Aedes sp. and had an LC50 value against Aedes sp.

(3)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL………. i

LEMBAR PERSETUJUAN……….…… ii

SURAT PERNYATAAN……….…. iii

ABSTRAK……….… iv

ABSTRACT……….…. v

KATA PENGANTAR……….….. vi

DAFTAR ISI………... viii

DAFTAR TABEL………. xii

DAFTAR GAMBAR……….... xiii

DAFTAR LAMPIRAN……… xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……… 1

1.2 Identifikasi Masalah ……… 2

1.3 Tujuan Penelitian ……….……….……... 2

1.4 Manfaat Penelitian ……….. 3

1.4.1 Manfaat Akademis ……….. 3

1.4.2 Manfaat Praktis ……… 3

1.5 Kerangka Pemikiran ……… 3

(4)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Tempat Perkembangbiakan ……….. 13

2.6 Penyakit dengan Vektor Aedes sp.……….…...… 15

2.6.1 Demam Berdarah Dengue ……….… 15

2.6.1.1 Penyebab Demam Berdarah Dengue ……… 15

2.6.1.2 Patogenesis Demam Berdarah Dengue ……… 16

2.6.1.3 Derajat DBD ………..… 17

2.6.1.4 Gambaran Klinis ……….…... 18

2.6.1.5 Diagnosis dan Tingkat Keparahan Demam Berdarah Dengue . 19 2.6.2 Chikungunya ……….…. 20

2.6.3 Demam Kuning (Yellow Fever) ……….…… 21

2.6.4 Ensefalitis Japanese B ……….……... 21

(5)

x

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan, Alat, dan Subjek Penelitian ………...….. 28

3.1.1 Bahan Penelitian ………... 28

3.4 Prosedur Penelitian ………... 31

(6)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ………... 34

4.2 Pembahasan ………... 38

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ………... 38

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ………... 40

5.2 Saran ………... 40

DAFTAR PUSTAKA ………. 41

LAMPIRAN ……… 45

(7)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Derajat DBD berdasarkan Klasifikasi WHO 2011 ……….. 17

Tabel 4.1 Rerata dan Persentase Jumlah Larva yang Mati Setelah 24 Jam ....…. 34

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Metode Shapiro-Wilk………. 36

Tabel 4.3 Perbedaan Rerata Kematian Larva antar Kelompok Perlakuan ……... 36

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pembagian Tubuh Nyamuk ………….………...……… 6

Gambar 2.2 Telur Aedes aegypti……… 7

Gambar 2.3 Larva Aedes aegypti……….…... 8

Gambar 2.4 Pupa Aedes aegypti………...… 9

Gambar 2.5 Nyamuk Dewasa Aedes aegypti………..………….. 10

Gambar 2.6 Siklus Hidup Aedes aegypti………..…. 13

Gambar 2.7 Fase dan Gambaran Klinis Dengue……….…….. 19

Gambar 2.8 Struktur Temephos………...….. 22

Gambar 2.9 Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) ………..……... 24

Gambar L 1.1 Alat Percobaan ………... 45

Gambar L 1.2 Panci Infusa ……….…... 45

Gambar L 1.3 Bubuk Abate ………....….. 45

Gambar L 1.4 Lab. SITH ITB ………... 45

Gambar L 1.5 Kulit Manggis ……….… 46

Gambar L 1.6 Larva Aedes sp. ……….….. 46

Gambar L 1.7 Infusa Kulit Manggis Berbagai Konsentrasi ……….…. 46

(9)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto-Foto Penelitian ………...…… 45

Lampiran 2. Perhitungan Dosis ……….. 47

Lampiran 3. Uji Statistik Parametrik ANAVA Satu Arah ………. 48

Lampiran 4. Uji Statistik LSD ………..…. 49

Lampiran 5. Uji Statistik Analisis Probit ………...… 51

(10)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Infusa kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) mempunyai efek

larvisida terhadap Aedes sp.

2. Infusa kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) efektif sebagai

larvisida terhadap Aedes sp. dengan LC50 sebesar 0.75 %.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian tentang penggunaan infusa kulit buah manggis

(Garcinia mangostana L.) sebagai larvisida terhadap genus nyamuk lain.

2. Perlu dilakukan penelitian tentang penggunaan infusa kulit buah manggis

(Garcinia mangostana L.) sebagai larvisida dengan bentuk sediaan yang

(11)

41

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi. (2011). Dasar-Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. Jakarta: Rajawali

pers.

Center of Disease Control and Prevention. (2014). Dengue Epidemiology.

Retrieved from http://www.cdc.gov/Dengue/Epidemiology/index.html

Centers for Disease Control. (2007). Chikungunya fever fact sheet. Retrieved from

http://www.cdc.gov/ncidod/dvbid/chikungunya/

Chandra, B. (2005). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Buku Kedokteran

EGC.

Depkes RI. (2007). Laporan Kasus Chikungunya. Subdit Arbovirosis, Ditjen

PP&PL. Jakarta.

Depkes RI. (2011). Tata Laksana DBD.

Dinata, A. (2008). Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang. Retrieved from

http://www.litbang.depkes.go.id/lokaciamis/artikel/nyamuk-arda.html

Dirjen PPPL. (2007). Modul Pelatihan Bagi Pengelola Program Pengendalian

Penyakit DBD di Indonesia. Jakarta: Depkes RI.

Djakaria. (2008). Pendahuluan Entomologi. Jakarta.

Dong, K. Y. (2004). Biophysical characterization of Japanese Encephalitis Virus

Isolated from Pigs in Korea.

Environmental Protective Agency. (2015). Temephos. Retrieved from

http://www.epa.gov/oppsrrd1/REDs/temephos_red.htm#IIIB2

Federer, W. (1977). Experimental design, theory and application. New Delhi: Mac

Millan.

Gandahusada, D. H. (2006). Parasitologi Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta:

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Gautama. (2005). Pelaksanaan Surveilans JE di Bali. Jakarta: Workshop and

Training Survielans JE di Rumah Sakit.

Hadinegoro, S. (2004). Tatalaksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia (III

ed.). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

(12)

Hasan, W. (2006). Mengenal Nyamuk Aedes aegypti Vektor Demam Berdarah

Dengue. Info Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Volume X, Nomor 1, Juni 2006. Medan.

Herms, W. (2006). Medical Entomology with Special Reference to the Health and

Well-being of Man Animals Ed III. New York: Macmillan.

HowStuffWorks. (2008). Retrieved from

http://animals.howstuffworks.com/insects/mosquito.htm

ICUC. (2003). Fruit to the Future Mangosteen, Factsheet, No 8, International

Centre for Underutilized Crops.

Jung HA, S. B. (2006). Antioxidant xanthones from the pericarp of Garcinia

mangostana (Mangosteen), J Agric Food Chem.

Kaufman, C. Z. (2013, Maret). Entomology and Nematology. Retrieved Mei 5,

2015, from University of Florida :

http://entomology.ifas.ufl.edu/creatures/aquatic/aedes_aegypti.htm

Kemenkes RI. (2011). Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Jakarta:

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Kestina. (1995). Daya Larvasida Getah Opatah Tulang (Euphorbia tirucalli)

Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes fatigants. Surabaya:

Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Airlangga.

Labor, U. S. (2012, January 6). Occupational Safety And Health Guideline For

Temephos. Retrieved from http://www.osha.gov/SLTC/healthguidelines/

temephos/recognition.html

Larson R.T. (2011). The Biological Activity of Alpha-Mangostin, a Larvicidal

Botanic Mosquito Sterol Carrier Protein-2 inhibitor. J med Entomol. US.

Lima, J. D.-C. (2003). Resistance of Aedes aegypti to organophosphates in several

municipalities in the State of Rio de Janeiro and Espírito Santo, Brazil.

Am J Trop Med Hyg.

Menteri Kesehatan RI. (2014). Peraturan menteri kesehatan republik indonesia

(13)

43

pelayanan kesehatan primer. Retrieved from

http://peraturan.bkpm.go.id/jdih/lampiran/Permenkes_5_2014.pdf

Nelson, M. (1986). Aedes aegypti: Biology and Ecology. Washington, D.C: Pan

American Health Organization.

Northern Teritory Government. (2013, January). Retrieved from

www.nt.gov.au/health

NSW Health Goverment. (2010). Retrieved from www.health.nsw.gov.au

Organization, World Health. (n.d.). Impact of Dengue. Retrieved October 14,

2011, from http://www.who.int/csr/disease/dengue/impact/en/index.html

Prihatman, K. (2000). Manggis (Garcinia mangostana L.), Kantor Deputi

Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi BPP Teknologi. Jakarta.

Robinson, T. (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi Edisi ke-4. (K.

Padmawinata, Trans.). Bandung: ITB Press.

Sam, I. M. (2006). Chikungunya Virus Infection. Medical Journal of Malaysia.

Shadana, M. (2014). Efek larvasida ekstrak etanol daun pepaya (carica papaya).

Universitas Riau.

Soedarto. (1989). Entomologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Soegijanto, S. (2006). Demam Berdarah Dengue. Airlangga University Press,

Surabaya.

Soekiman, S. (2012). Demam Berdarah Dengue-Dengue Haemorrhagic Fever.

Jakarta: Sugeng Seto.

Srisasi Gandahusada, H. D. (2006). Parasitologi Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta:

Fakultas Kedokteran Indonesia.

Sudarmaja IM dan Mardihusodo, S. (2009). Pemilihan tempat bertelur nyamuk

Aedes aegypti pada air limbah rumah tangga di laboratorium.

Sudarto. (1972). Atlas Entomologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Sudjana, P. (2010). Diagnosis Dini Penderita Demam Berdarah Dengue Dewasa.

(14)

Supartha, I. W. (2008). Pengendalian Terpadu Vektor Virus Demam Berdarah

Dengue, Aedes aegypti (Linn.) dan Aedes albopictus (Skuse) (Diptera:

Culicidae). Denpasar: Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

Tinneke Lumowa, P. (2015). Larvicidal activity of Syzygium polyanthum W. leaf

extract against Aedes aegypti larvae. Retrieved from

http://progress.umb.edu.pl/sites/progress.umb.edu.pl/files/102-106%20Lumanowa.pdf

Umar Fachmi Achmadi, p. d. (2010). Manajemen Demam Berdarah Berbasis

Wilayah. Retrieved from Buletin Jendela Epidemiologi

United States Department of Labor. (2012). Occupational Safety And Health

Guideline For Temephos. Retrieved from

http://www.osha.gov/SLTC/healthguidelines/ temephos/recognition.html

West Umatilla Mosquito Control District. (2014). Mosquito information : life

cycle - WUVCD. Retrieved from West Umatilla : Mosquito Control

District: http://www.wumcd.org/mosquito/lifecycle.html

WHO. (2005). Guidelines for laboratory and field testing of mosquito larvicides.

WHO. (2011). WHO specifications and evaluations for public health pesticides :

temephos. Retrieved from

http://www.who.int/whopes/quality/Temephos_eval_only_June_2011.pdf

Zulkoni, A. (2011). Parasitologi untuk Keperawatan, Kesehatan Masyarakat dan

Gambar

Tabel 4.4 Hasil Uji Beda Rerata Kematian Larva dengan Fisher’s LSD …….... 37

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis dengan menggunakan teori dan konsep tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pada Perang Dingin, produk kebijakan mengenai pengendalian senjata

Penelitian yang berjudul “ Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Konsep Gangguan Pada

Sistem Pakar Penganggaran Modal Dengan Kecerdasan Resiko Dan Analisis Bisnis Pada Aset Tetap Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu9. Tabel

[r]

Program Studi DIII Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Koeswandji, Hermien Hadiati, 1998, Hukum Kedokteran Study Tentang Hubungan Hukum Dalam Mnan Dokter Sebagai Salah Satu Pihak.. Bandung:PT

Observasi kegiatan belajar mengajar di kelas dilaksanakan sebelum PPL berlangsung. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa sebagai praktikan mampu menganalisis proses

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minat siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di SMP N 2 Tempel Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sedang