I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Proses pendidikan berperan meningkatkan mutu sumber daya manusia. Proses pendidikan di sekolah didasari interaksi antara guru dan siswa. Guru berperan penting mengarahkan siswa agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan mendorong potensi dan mobilisasi siswa dalam belajar (Ibrahim dan Syaodin, 1996 : 42)
Dalam pikiran kebanyakan pendidik, makna dan hakikat belajar seringkali hanya diartikan sebagai proses informasi (guru dan buku pelajarannya) oleh siswa. Akibatnya, guru masih memaknai kegiatan mengajar sebagai kegiatan transfer informasi dari guru ke siswa. Padahal guru tidak hanya dituntut untuk menguasai materi tapi juga dituntut untuk menciptakan pembelajaran sehingga siswa ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru harus memiliki keterampilan mengajar, mengelola tahapan pembelajaran dan memanfaatkan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran (Nasution dalam Suryosubroto, 1996 : 18).
Efektivitas proses pembelajaran salah satunya dipengaruhi oleh model yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Penggunaan model yang kurang
tepat akan berdampak pada penguasaan materi oleh siswa. Hal ini
ditunjukkan dari hasil observasi pendahuluan yang telah dilakukan pada bulan Maret 2010, proses pembelajaran biologi di kelas VIII SMP Negeri 29
Bandar lampung masih menggunakan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) dengan metode ceramah, diskusi informasi, dan praktikum. Metode ceramah didominasi oleh guru, sehingga siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran dan mengandalkan guru sebagai sumber informasi. Diskusi informasi yang dilakukan bersifat teoritis yang dijabarkan ( Dimyanti dan Mujiono 1994 : 21 ), sehingga proses pembelajaran yang dilakukan kurang terstruktur. Metode praktikum yang digunakan
intensitasnya masih sangat rendah terutama pada materi pokok Sistem Gerak Manusia.
Kegiatan pembelajaran tersebut kurang sesuai dengan ilmu Biologi yang merupakan ilmu yang dibangun melalui pengembangan keterampilan- keterampilan proses sains, seperti mengobservasi, menyusun hipotesis, mengumpulkan data, kemampuan mengaplikasi suatu materi, melakuakan analisis, prediksi, interpretasi, inferensi dan komunikasi. Keterampilan- keterampilan proses tersebut harus sudah ditumbuhkan dalam diri siswa yang disesuaikan dengan taraf perkembangannya (Depdiknas, 2003:1).
Setiap materi pokok dalam pelajaran biologi mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Materi pokok sistem gerak pada manusia mempunyai karakteristik khusus, yaitu : struktur dan fungsi organ menggunakan bahasa latin yang sulit untuk diingat ; membahas tentang mekanisme proses yang rumit sehingga sulit untuk dipahami ; serta melibatkan berbagai sistem organ
lain dalam menjalan fungsinya. Hal ini diduga menyebabkan siswa sulit untuk dapat menguasai materi ini dengan baik.
Pembelajaran Biologi pada materi pokok sistem gerak pada manusia kelas VIII memiliki kopetensi dasar yaitu, siswa mampu mendeskripsikan sistem gerak pada manusia dan vertebrata, serta hubungannya dengan kesehatan, dengan indikator pembelajaran yaitu, membandingkan macam organ penyusun sistem gerak pada manusia dan vertebrata, membedakan fungsi tulang rawan, tulang keras, otot, dan sendi sebagai penyusun rangka tubuh, mengidentifikasi macam sendi dan fungsinya, dan mendata contoh kelainan dan penyakit yang berkait dengan tulang dan otot yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari- hari dan upaya mengatasinya. Kompetensi dasar dan indikator pembelajaran tersebut diduga dapat digunakan untuk menggali hasil belajar bagi siswa.
Sementara berdasarkan hasil observasi, hasil belajar siswa (aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor) biologi siswa selama ini masih rendah.
Dari aspek kognitif (pengetahuan) rata-rata nilai kelas VIII untuk materi Sistem Gerak pada manusia pada semester genap tahun pelajaran 2009/2010 baru mencapai 49,0. Siswa yang tuntas hasil belajarnya hanya 24% atau hanya 9 orang. Hasil belajar tersebut masih rendah jika dibandingkan dengan kriteria ketuntasan belajar yaitu 65,0. Rendahnya hasil belajar yang dimiliki siswa disebabkan oleh faktor yaitu guru masih mendominasi pada setiap pembelajaran dalam memberikan materi sehingga siswa kurang peka ketika dianjurkan untuk mengamati sesuatu, kurang antusias saat pembelajaran berlangsung, dan tidak mampu bekerja sama (aspek afektif). Sulit
berkomunikasi saat persentasi serta hasil persentasinya kurang memuaskan.
Berdasarkan penelitian Nurjanah( pada tahun 2005 : 12) dapat diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dapat
meningkatkan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Sukaraja dan SMP Islam An- Nuur Sukabumi tahun pelajaran 2006/2007. Hasil penelitan Trimo dan Rusantiningsih (2008 : 25) dapat diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing yang dikolaborasi dengan model
pembelajaran quantum teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPS SDN Anjasmoro Semarang. Siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami pelajaran. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran perlu beragam agar siswa mampu mengembangkan potensinya secara optimal. Dari beberapa model pembelajaran yang ada, model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas adalah Snowball Throwing karena dapat melatih kesiapan siswa dalam belajar dan siwa dapat saling memberikan pengetahuannya. Dan juga model pembelajaran ini siswa dilatih untuk berkerja sama dalam kelompoknya.
Penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing belum pernah dilakukan dalam pembelajaran biologi di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Oleh sebab itu dengan model pembelajaran Snowball Throwing diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Khususnya pada materi pokok sistem gerak manusia kelas VIII SMP Negeri 29 Bandar Lampung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah :
1. Bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok sistem Gerak Manusia kelas VIII SMP Negeri 29 Bandar Lampung ?
2. Apakah hasil belajar pada materi pokok sistem gerak manusia oleh siswa lebih tinggi pada penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing di bandingkan dengan model pembelajaran Direct Intruction pada kelas VIII SMP Negeri 29 Bandar Lampung?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Sistem gerak manusia.
2. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dibandingkan dengan model Direct Intruction.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk :
1. Guru dapat menjadikan model ini sebagai pembelajaran yang diterapkan dikelas dalam upaya meningkatkan hasil belajar dalam proses
pembelajaran.
2. Siswa dapat meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan pengalaman belajar yang berbeda.
3. Sekolah memberikan sumbangan pemikiran wawasan tentang pendekatan dan model pembelajaran bagi guru dan calon guru.
E. Ruang Lingkup
Untuk menghindari kesalahpahaman, maka perlu ruang lingkup sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Snowball Throwing .
2. Hasil belajar biologi diukur dalam penelitian ini adalah nilai akhir yang diperoleh setelah mengikuti proses belajar mengajar yang meliputi aspek kognitif (pengetahuan) dan afektif (sikap).
3. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII/b sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII/a sebagai kelas kontrol.
4. Materi pokok yang diajarkan dalam penelitian ini adalah Sistem Gerak Manusia.
5. Penelitian bersifat eksperimental pada siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 29 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010.
F. Kerangka Pikir
Guru harus menggunakan variasi dalam mengajar, memilih model yang tepat untuk setiap bahan pelajaran agar siswa tidak mudah bosan. Dalam
menciptakan proses pembelajaran yang seefektif mungkin, harus
menggunakan model yang sesuai dengan materi pokok bahasan tertentu.
Sehingga siswa tidak bosan dan dapat menerima materi pelajaran dengan penuh semangat.
Guru sebagai pengelola kelas memiliki peran penting dalam memilih model yang tepat dalam pembelajaran. Karena dalam belajar siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat tetapi ada aspek kecerdasan tertentu yang harus dikembangkan dalam diri siswa. Sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini akan digunakan model pembelajaran Snowball Throwing di SMP Negeri 29 Bandar Lampung tahun pelajaran 2009/2010. Dari hasil penelitian akan dibahas tentang hasil belajar siswa yang telah menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dan yang tanpa menggunakan model pembelajaran Snowball throwing.
Penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing memberikan kesempatan pada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran. Siswa akan melakukan diskusi dan bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran. Model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran Biologi. Siswa akan lebih bersemangat dalam
melakukan kegiatan belajar mengajar, dengan demikian diharapkan ada peningkatan hasil belajar siswa. Karena model Snowball Throwing merupakan model pembelajaran dengan permainan yang menarik minat siswa sehingga siswa semangat dalam menjalaninya,sehingga akan meningkatkan minat siswa dalam belajar.
Variabel data penelitian ini adalah variable bebas dan variabel terikat. Dimana variabel bebasnya adalah model pembelajaran Snowball Throwing, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa. Hubungan antara kedua variabel tersebut dapat digambarkan dengan diagram berikut:
X1
Gambar I. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat X1 = Model Snowball Throwing,
X2 = Model Direct Intruction
Y = hasil belajar ( kognitif dan afektif) G. Hipotesis
Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah:
1. H1 = Ada pengaruh penerapan model pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar biologi siswa pada materi pokok sistem gerak manusia kelas VIII SMP Negeri 29 Bandar Lampung.
2. H1 = Hasil belajar siswa di kelas yang menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing lebih tinggi daripada kelas yang tanpa
menggunakan model Snowball Throwing.
X2
Y