• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan oleh Indriani and Terzaghi (2017) dalam penelitiannya menyatakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan oleh Indriani and Terzaghi (2017) dalam penelitiannya menyatakan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Reviu Terdahulu

Indarto and Ghozali (2016) dalam penelitiannya menyatakan bahwa tekanan eksternal, stabilitas keuangan dan kapabilitas keuangan berpengaruh terhadap kecurangan pelaporan keuangan. Sementara target keuangan, pemantauan dan rasionalisasi yang tidak efektif tidak mempengaruhi pelaporan keuangan yang mengandung kecurangan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriani and Terzaghi (2017) dalam penelitiannya menyatakan bahwa stabilitas keuangan dan kondisi industri berpengaruh positif signifakan terhadap kecurangan laporan keuangan. Sedangkan tekanan eksternal, target keuangan, ketidakefektifan pengawasan, opini audit dan pergantian direksi tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan.

Anggraini et al. (2019) dalam penelitiannya menyatakan bahwa secara parsial (uji t) variabel stabilitas keuangan, pemantauan efektif dan perubahan auditor memiliki pengaruh signifikan terhadap potensi laporan keuangan yang curang. Sedangkan variabel tekanan eksternal, target keuangan, sifat industri, rasionalisasi dan kemampuan tidak berpengaruh pada potensi laporan keuangan yang curang. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Putriasih and al (2016), dalam penelitiannya menyatakan bahwa financial target, financial stability, external pressure, nature of industry, ineffective monitoring, change in auditor, rationalization, capability dapat digunakan untuk mendeteksi financial statement fraud. Penelitian yang telah dilakukan

(2)

menyatakan bahwa pressure, opportunity, rationalization dan capability dapat digunakan untuk mendeteksi financial statement fraud.

Purba and Putra (2017) dalam penelitiannya menyatakan bahwa variabel external pressure dan variabel nature of industry terbukti berpengaruh terhadap financial statement fraud. Penelitian ini tidak membuktikan bahwa variabel financial target, financial stability, innefective monitoring, rationalization, change in auditor dan Capability memiliki pengaruh terhadap financial statement fraud. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurbaiti and Suatkab (2019), dalam penelitiannya menyatakan bahwa secara simultan variabel independen yakni financial target, external pressure, financial stability, nature of industry, ketidakefektifan pengawasan, change in auditor, audit opinion, change in director berpengaruh terhadap fraudulent financial statement. Sedangkan secara parsial variabel financial target, nature of industry, ketidakefektifan pengawasan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap fraudulent financial statement dan untuk variabel external pressure, financial stability, change in auditor, audit opinion, dan change in director tidak memiliki pengaruh terhadap fraudulent financial statement.

Vivianita and Indudewi (2018) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap financial statament fraud. Sedangkan leverage, dewan komisaris independen, kualitas auditor eksternal, pergantian auditor, pergantian direksi dan frequent number of CEO’s pictures tidak berpengaruh signifikan terhadap financial statament fraud. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Arjapratama (2020), dalam penelitiannya

(3)

menyatakan bahwa variabel target pengawasan berpengaruh positif terhadap penyajian kembali laporan keuangan, sedangkan variabel target keuangan, perubahan KAP dan perubahan direksi tidak berpengaruh terhadap penyajian kembali laporan keuangan.

B. Tinjauan Pustaka 1. Fraud

Fraud atau kecurangan merupakan salah saji yang dilakukan secara sengaja dan telah direncanakan oleh satu atau lebih individu dalam manajemen, Those Charge with Governance (TCWG), karyawan maupun pihak ketiga dengan menipu untuk memperoleh keuntungan secara illegal (ISA 240). Fraud merupakan tindakan yang disengaja untuk memperoleh keuntungan yang tidak halal sedangkan error merupakan salah saji dalam laporan keuangan yang tidak disengaja. Perbedaan antara error dan fraud adalah perbuatan yang menyebabkan salah saji pada laporan keuangan, disengaja atau tidak.

Umumnya, mendeteksi error jauh lebih mudah daripada mendeteksi fraud.

Fraud dapat mencakup segala macam hal yang dapat dipikirkan oleh manusia dan yang diupayakan oleh perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari orang atau perusahaan lain dengan cara yang salah atau pemaksaan kebenaran dan mencakup semua cara yang tidak terduga. Menurut SAS No.99, kecurangan (fraud) sebagai tindak kesengajaan untuk menghasilkan salah saji material dalam laporan keuangan yang merupakan subyek audit.

(4)

2. Financial Statemen Fraud

Financial Statement Fraud atau kecurangan pelaporan keuangan adalah salah saji yang disengaja atau kelalaian dari jumlah atau pengungkapan dengan maksud untuk menipu pengguna laporan keuangan (Vivianita and Indudewi, 2018). Dalam Association of Certified Fraud Examiners (ACFE, 2016) , fraud atau kecurangan merupakan tindakan penipuan maupun kekeliruan yang dapat dilakukan oleh seseorang atau entitas yang mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat menghasilkan dampak yang tidak baik kepada suatu entitas dan pihak lain. Financial Statement Fraud diartikan sebagai kesengajaan atau kecerobohan dalam melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan yang menyebabkan laporan keuangan menjadi penyesatkan secara material. Financial Statement Fraud merupakan upaya dalam menyajikan laporan keuangan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Kelalaian atau kesengajaan ini sifatnya material sehingga dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pihak yang berkepentingan. Sehingga akan menyesatkan para pengguna laporan keuangan.

3. Fraud Diamond

Menurut Ristianingsih (2018), banyak studi yang menunjukkan bahwa penipuan atau fraud lebih mungkin terjadi ketika perusahaan memiliki inisiatif (tekanan) untuk melakukan kecurangan dan dapat merasionalisasi perilaku kecurangan. Jaunanda and Agoes (2019), Ristianingsih (2018) dalam penelitiannya menyatakan bahwa Capability (kemampuan) menjelaskan sifat-

(5)

sifat terkait dengan elemen capability yang dapat diukur dengan 6 pribadi pelaku kecurangan :

1. Positioning, posisi seseorang atau fungsinya dalam perusahaan dapat memberikan kemampuan untuk membuat atau memanfaatkan kesempatan melakukan penipuan.

2. Intelligence, pelaku kecurangan memiliki pemahaman yang lebih dan mengeksploitasi kelemahan pada pengendalian internal dan untuk menggunakan posisi, fungsi juga akses berwenang untuk mendapatkan keuntungan terbesar.

3. Convidence/Ego, pelaku harus memiliki ego yang kuat serta keyakinan yang besar bahwa dia tidak akan terdeteksi. Individu dengan gangguan kepribadian narsisme memiliki kebutuhan untuk dikagumi dan kurangnya empati terhadap orang lain serta percaya bahwa mereka lebih unggul dan cenderung sangat ingin memperlihatkan prestasi dan kemampuannya.

4. Coercion, pelaku kecurangan dapat memaksa orang lain untuk melakukan atau menyembunyikan penipuan yang dilakukannya. Individu yang memiliki kepribadian persuasive akan dapat lebih mudah dan berhasil dalam meyakinkan orang lain untuk bersama-sama melakukan penipuan atau myembunyikannya.

5. Deceit, penipuan yang telah berhasil dan sukses membutuhkan kebohongan yang efektif dan konsisten. Untuk menghindari deteksi, pelaku harus mampu berbohong yang meyakinkan dan harus mengarang cerita secara keseluruhan.

(6)

6. Stress, pelaku harus mampu mengendalikan stres karena setelah melakukan tindakan kecurangan dan menjaganya agar tetap tersembunyi sangat dapat menimbulkan stress pada pelaku.

Hal ini sering disebut sebagai ego, kepercayaan diri, kemampuan untuk memaksa dan kemampuan menangani stres serta mencakup posisi. Dapat ditarik kesimpulan dari sifat-sifat yang telah dikemukakan, maka posisi direksi maupun kepala divisi lainnya menjadi paling sesuai dengan karakteristik tersebut. Perubahan direksi dapat menimbulkan stress period sehingga berdampak pada semakin terbukanya peluang untuk melakukan fraud (Jaunanda and Agoes, 2019).

C. Pengembangan Hipotesis

1. Finansial Stability (Stabilitas keuangan)

Menurut Yesiariani and Rahayu (2017), finansial Stability menjelaskan bahwa manajer dapat menghadapi tekanan untuk melakukan kecurangan dan manipulasi laporan keuangan ketika stabilitas keuangan dan profitabilitas perusahaannya terancam oleh kondisi ekonomi, industry dan situasi lainnya.

Yesiariani and Rahayu (2017), mengindikasikan bahwa saat perusahaan sedang dalam masa pertumbuhan di bawah rata-rata industri, manajemen bisa saja memanipulasi laporan keuangan untuk meningkatkan performa perusahaan.

Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Nurbaiti and Suatkab (2019), Putriasih and al (2016), menyatakan bahwa Financial stability memiliki pengaruh dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan.

Penelitian yang juga dilakukan oleh Indriani and Terzaghi (2017), Anggraini

(7)

et al. (2019), dalam penelitiannya menyatakan bahwa Financial Stability berpengaruh positif signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan.

Semakin tinggi total aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka menunjukkan kekayaan yang dimiliki perusahaan semakin banyak. Persentase perubahan total aset tersebut mengindikasikan adanya kecurangan pada laporan keuangan, karena dengan tingginya persentase perubahan total aset sebagai cara untuk menunjukkan kekuatan perusahaan dan posisi finansial yang lebih kuat. Berdasarkan penjelasan diatas, maka didapatkan hipotesis sebagai berikut:

H1: Financial stability berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan.

2. Ineffecetive Monitoring (Ketidakefektifan Pengawasan)

Ineffecetive Monitoring merupakan dampak dari kelemahan pengawasan, hal ini dapat memberikan kesempatan terhadap agen perusahaan yaitu manajer untuk berperilaku menyimpang dengan melakukan manajemen laba (Yesiariani and Rahayu, 2017). Dengan adanya dewan komisaris independen yang berasal dari luar perusahaan maka dapat meningkatkan efektivitas mengawasi manajemen untuk mencegah terjadinya kecurangan laporan keuangan.

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurbaiti and Suatkab (2019), Arjapratama (2020) menyatakan bahwa Ineffecetive Monitoring memiliki pengaruh dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan.

Penelitian yang juga dilakukan oleh Putriasih and al (2016) dalam

(8)

penelitiannya menyatakan bahwa Ineffecetive Monitoring dapat diginakan untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Dengan adanya pengawasan yang kurang efektif, hal ini dapat menciptakan kesempatan bagi manajamen untuk melakukan kecurangan baik untuk keuntungan pribadi maupun pihak- pihak yang terkait. Sehingga, semakin kecil jumlah dewan komisaris independen, maka semakin tinggi risiko kecurangannya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka didapatkan hipotesis sebagai berikut:

H2: Ineffective monitoring berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan.

3. Rationalization (Rasionalisasi)

Rationalization merupakan seseorang dengan pikirannya sendiri membenarkan kejahatan yang dilakukannya dan membuat seseorang yang pada awalnya tidak akan melakukan tindakan kecurangan, berubah menjadi ingin melakukannya (Yesiariani and Rahayu, 2017). Rasionalisasi merupakan suatu alasan yang kesannya membenarkan tindakan kecurangan dan merupakan hal yang sewajarnya. Dipilihnya indikator rasionalisasi adalah karena manajer pada tingkat profitabilitas yang rendah pada laporan keuangan dengan cara menaikkan labanya sehingga dapat menarik investor dan jika terdapat banyak investor, maka mengindikasikan perusahaan tidak akan bangkrut yang nantinya akan meningkatkan reputasi perusahaan (Primastiwi and Ayem, 2021).

Sesuai hasil penelitian yang dilakukan Putriasih and al (2016), menyatakan bahwa Rationalization memiliki pengaruh dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Penelitian yang juga dilakukan oleh Nurbaiti

(9)

and Suatkab (2019), menyatakan bahwa Rasionalisasi berpengaruh terhadap mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Penelitian yang juga dilakukan oleh Yesiariani and Rahayu (2017), menyatakan bahwa variabel Rasionalisasi terbukti secara signifikan berpengaruh positif terhadap kecuranagn laporan keuangan. Rasionalisasi merupakan suatu sikap, karakter, atau adanya lingkungan yang membuat para manajemen untuk melakukan tindakan yang tidak jujur dan merasionalkan atau membenarkan tindakan yang tidak jujur tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas, maka didapatkan hipotesis sebagai berikut:

H3: Rationalization berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan.

4. Capability (Kemampuan)

Menurut Yesiariani and Rahayu (2017), capability atau kemampuan merupakan tingkat keyakinan yang dimiliki oleh seseorang dalam mencari kesempatan dan menggunakan laporan keuangan sebagai sarana untuk berbuat kecurangan. Capability merupakan seberapa besar kapabilitas atau kemampuan seseorang dalam melakukan kecurangan keuangan dalam lingkungan perusahaan. Hal ini menjelaskan bahwa seseorang dapat melakukan kecurangan karena memiliki kesempatan dan kemampuan dalam melakukan kecurangan karena posisi dan jabatan.

Sesuai hasil penelitian yang dilakukan Putriasih and al (2016), menyatakan bahwa capability memiliki pengaruh dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Penelitian yang juga dilakukan oleh Nurbaiti

(10)

and Suatkab (2019), Primastiwi and Ayem (2021) menyatakan bahwa Capability memiliki pengaruh signifikan terhadap mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Perusahaan yang ingin menutupi adanya tindakan kecurangan yang dilakukan oleh direksi sebelumnya maka perusahaan akan melakukan pergantian direksi. Dengan demikian kemampuan yang diproksikan dengan pergantian direksi dapat dikatakan bahwa semakin seringnya perusahaan mengganti direksi, maka kemungkinan kecurangan yang dilakukan semakin tinggi. Berdasarkan penjelasan diatas, maka didapatkan hipotesis sebagai berikut:

H4: Capability berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan.

Referensi

Dokumen terkait

Terbatasnya ruang yang tersedia di Kota Jambi dan didorong oleh meningkatnya fungsi dan peranan kota Jambi sebagai pusat Pemerintah (Ibukota Propinsi), pusat-pusat

Perancangan sistem yang akan digunakan diharapkan dapat membantu operator pada Konsorsium Asuransi TKI Jasindo (Jasa Asuransi Indonesia) dalam memberikan informasi

Besar kecil profitabilitas yang didapatkan suatu perusahaan akan memengaruhi nilai perusahaan dengan melihat profitabilitas sebagai ukuran dan kinerja perusahaan

Jika produk ini mengandung komposisi bahan dengan batas paparan; pemantauan personal area kerja atau biologi mungkin diperlukan untuk menentukan efektifitas ventilasi atau

Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat profitabilitas yang diukur melalui Return On Assets (ROA) pada perusahaan sektor retail trade antara periode

yang mudah didapat dalam masakan kuliner juga tersedia dalam aplikasi dan panduan sekitar cara pengolahan bahan-bahan yang akan dimasak tersebut. Resep Masakan Khas Kalimantan

Dengan adanya research gap dari studi terdahulu di atas, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh financial stability, external pressure, dan

Penelitian terkait pengaruh Liquiditas yang diukur dengan Rasio Lancar (Curren Ratio) terhadap pertumbuhan laba telah dibuktikan oleh penelitian Anwar (2021),