16
BAB III
PELAKSANAAN KERJA MAGANG
3.1 Kedudukan dan Koordinasi
Selama proses magang berlangsung, penulis ditempatkan sebagai Audio Editor. Audio Editor masuk dalam divisi multimedia. Selama kerja magang, penulis di bimbing oleh Assistant Producer Live Streaming, Wawan Isab Rubianto dan juga Producer Live Streaming, Yosi Hendrawan.
Koordinasi lebih sering terjadi antara penulis dengan Produser atau yang lebih sering penulis panggil sebagai “Bang Wawan”.
Penulis aktif terlibat dalam proses pra-produksi, produksi sampai paska-produksi. Dalam proses pra-produksi, penulis melakukan kegiatan penyiapan alat-alat yang dibutuhkan untuk rekaman atau tapping. Pada proses produksi, penulis aktif dalam proses penghitungan batas waktu yang berlaku, yaitu sebanyak 15 menit. Lalu pada tahap paska-produksi penulis aktif dalam proses editing hasil audio Podcast dan juga mentransfer data yang sudah jadi kepada produser.
Koordinasi yang dilakukan oleh penulis dengan produser berjalan dengan sangat baik. Penulis selalu merasa dianggap dan ikut andil dalam setiap proses pra produksi, produksi dan paska produksi Podcast. Sehingga penulis dapat merasakan kendala atau hambatan-hambatan yang terjadi baik sebelum produksi Podcast berjalan, sampai selesai.
3.2 Tugas yang Dilakukan
Dalam proses kerja selama penulis menempuh praktik kerja magang, penulis aktif terlibat dalam proses pra produksi, produksi, hingga paska produksi. Hal ini merupakan tanggung jawab penulis yang bertugas sebagai Audio Editor Podcast dalam divisi multimedia di Liputan6.com.
17
Seorang audio editor memiliki tanggung jawab untuk meng- improve kualitas dari setiap suara secara individual dan terkadang sebuah rekaman audio secara keseluruhan (Langford, 2014).
Pada tahap pra produksi, penulis bertanggung jawab atas persiapan alat-alat pendukung rekaman Podcast. Sebelum alat dapat disiapkan penulis kerap menanyakan kepada produser perihal jumlah dan jenis alat yang dibutuhkan. Setelah informasi didapat, penulis meminjam alat-alat yang telah disebutkan ke divisi General Affair (GA). Setelah alat didapat, maka harus dilakukan pengecekan dahulu terhadap kelengkapan dan juga baterai bila dibutuhkan.
Pada tahap produksi, penulis bertanggung jawab atas pemasangan clip-on dan audio transmitter kepada kedua presenter yang hadir. Juga memastikan audio receiver tersambung dengan sempurna ke unit Tascam 70D menggunakan kabel XLR – Jack male 3.5mm, memantau durasi rekaman Podcast, dan memantau volume masing-masing clip-on. Bila proses rekaman selesai, penulis juga wajib merapikan kembali semua peralatan yang digunakan.
Kemudian dalam tahap paska produksi, penulis berkewajiban untuk mengedit audio Podcast yang telah direkam menjadi hasil Podcast audio yang matang. Pengeditan meliputi beberapa proses seperti memasukan musik sebagai bumper in and out, pemerataan frekuensi suara agar terdengar bagus dan seimbang, dan penyuntingan bagian-bagian yang perlu dihilangkan.
Setelah semua tahapan produksi dilakukan, maka akan muncul hasil akhir yang berupa audio yang akan diunggah di channel Spotify Liputan6.com. Kemudian masing-masing Podcast tersebut akan diembed ke dalam artikel yang berkaitan di website Liputan6.com.
Berikut ini adalah tugas mingguan penulis selama praktik kerja magang sebagai Audio Editor di divisi multimedia Liputan6.com.
18
Tabel 3.1 Tabel Kerja Mingguan Liputan6.com No. Minggu ke- Pekerjaan yang dilakukan
1. 2 – 6 September 2019 - Memproduksi Podcast Otomotif, Showbiz, dan Zodiak.
2. 9 – 13 September 2019
- Memproduksi Podcast News, Zodiak, Ekbis, Citizen6,
Health, Bola, Global, Lifestyle, dan Otomotif.
- Audioman Live “Dear Netizen”
3. 16 – 20 September 2019
- Memproduksi Podcast News, Ekbis, Showbiz, Tekno, Regional, Global, Health, dan Citizen6.
- Audioman Live “Dear
Netizen” Ep. 2: Tragedi Kabut Asap
4. 20 – 27 September 2019
- Memproduksi Podcast Zodiak, Lifestyle, Bola, Showbiz dan Otomotif.
- Audioman Live “Dear Netizen” Ep. 3: Reformasi Dikorupsi, Benarkah?
5. 30 September – 4 Oktober 2019
- Memproduksi Podcast Showbiz, Otomotif, dan Health.
19
- Audioman Live “Dear Netizen” Ep. 4: Wajah Baru DPR di Tengah Kepungan Parlemen Jalanan.
6. 7 – 11 Oktober 2019 - Memproduksi Podcast Citizen6 dan Otomotif.
- Audioman Live “Dear Netizen” Ep. 5: Iuran Bakal Naik, Layanan BPJS
Kesehatan Membaik?
7. 14 – 18 Oktober 2019 - Memproduksi Podcast News, Cekfakta, Zodiak, Ekbis, dan Tekno.
- Audioman Live “Dear Netizen” Ep. 6: Indonesia Rumah Kita
8. 21 – 25 Oktober 2019 - Memproduksi Podcast Citizen6, Global, Regional, Showbiz, Lifestyle, dan Bola.
- Audioman Live “Dear Netizen” Ep. 7: Anak Muda Eksis dengan Prestasi 9. 28 Oktober – 1
November 2019
- Memproduksi Podcast Regional, Otomotif, News, Lifestyle, Health dan Global.
- Audiman Live “Dear Netizen”
Ep. 8: Menuju Prestasi dengan PSSI Baru
20
10. 4 – 8 November 2019 - Memproduksi Podcast Tekno dan Showbiz.
- Audioman Live “Dear Netizen” Ep.9: Writing is Healing
11. 11 – 15 November 2019
- Memproduksi Podcast Bola.
- Audioman Live “Dear
Netizen” Ep. 9: Lolos ke Piala Asia, Timnas U-19 Menatap Dunia
12. 18 – 22 November 2019
- Memproduksi Podcast Ekbis, Global, News dan Zodiak.
- Audioman Live “Dear Netizen” Ep.10: Polemik Wacana Serifikasi dan Kelas Pranikah
13. 25 – 29 November 2019
- Memproduksi Podcast Lifestyle, Showbiz, Tekno, Health, Horror, Bola, Regional, Otomotif, dan Citizen6.
- Audioman Live “Dear Netizen” Ep. 11: Bisakah Indonesia Ulang Kejayaan di SEA Games Filipina?
14. 2 – 6 Desember 2019 - Memproduksi Podcast Ekbis, News, Cekfakta, dan Global.
- Audioman Live “Dear Netizen” Ep. 12: Membaca
21
Arah Golkar di Tangan Airlangga
15. 9 – 13 Desember 2019 - Memproduksi Podcast Otomotif, Tekno, Health, Lifestyle, Regional, Showbiz, dan Citizen6.
- Audioman Live “Dear Netizen” Ep. 13: Ular Cobra Teror Warga, Fenomena Apa?
Pada tabel 3.1 penulis mencoba memperlihatkan rinican tugas mingguan selama melaksanakan praktik kerja magang. Untuk menunjukan hasil kegiatan yang lebih rinci, maka penulis juga melampirkan rinican tugas harian penulis selama praktik kerja magang sebagai Audio Editor di divisi multimedia Liputan6.com.
Tabel 3.2 Tabel Kerja Harian Liputan6.com
No. Tanggal Kanal Judul
1. 2 September 2019
Podcast Bola Sergio Aguero Masih Jadi Mesin Gol Nadalan Man City
2. 4 September 2019
Podcast Otomotif Tips Berkendara Saat Hujan
3. 4 September 2019
Podcast ShowBiz Film-film Fase Keempat MCU
22
4. 9 September 2019
Podcast News Kecelakaan Maut Cipularang
5. 9 September 2019
Podcast Zodiak 4 Zodiak Yang Tidak Jago Berbohong
6. 9 September 2019
Podcast Ekbis Iuran BPJS Kesehatan Naik 100 Persen
7. 9 September 2019
Podcast Citizen6 Sering Unggah Foto Bersama Pasangan Pertanda Insecure
8. 9 September 2019
Podcast Health KKN di Desa Penari Viral. Kenapa Orang Suka Sama Cerita Horror
9. 9 September 2019
Podcast Zodiak Zodiak yang Sering Mendadak Batalkan Kencan
10. 9 September 2019
Podcast Bola Audisi PB Djarum Dihentikan, Bagaimana Nasib Atlet Belia?
11. 10 September 2019
Podcast Global Asteroid Nakal yang Misterius
23
12. 12 September 2019
Podcast Zodiak Zodiak yang Paling Pelupa, Apa Sajakah Itu?
13. 12 September 2019
PodCast Lifestyle Gincu Bikin Cantik Luar Dalam
14. 12 September 2019
PodCast Lifestyle Mengenal Kuliner Malam Jumat
15. 12 September 2019
Podcast Otomotif 10 Cara Berkendara Agar Irit Bahan Bakar
16. 12 September 2019
Podcast Zodiak 5 Zodiak Paling Hedon yang Hobinya Senang Senang
17. 17 September 2019
Podcast News Rencana Keberadaan PKL di Trotoar Jakarta
18. 17 September 2019
Podcast Ekbis Akankah Harga Emas Naik Terus
19. 17 September 2019
Podcast Showbiz Skin Care Cetar Ala Artis Korea
20. 17 September 2019
Podcast Tekno Apple Event 2019
24
21. 18 September 2019
Podcast Regional Rahasia Keperkasaan dari Nusantara
22. 18 September 2019
Podcast Global Terkuaknya Misteri Monster Loch Ness
23. 19 September 2019
Podcast Health Diet Bukan untuk Siksa Diri, Nikmati dengan Sadar dan Sabar
24. 19 September 2019
Podcast Citizen6 Alasan Melihat Laut Menimbulkan Perasaan Bahagia
25. 22 September 2019
Podcast Zodiak Zodiak yang Cueknya Kebangetan Bikin Gregetan
26. 26 September 2019
Podcast Zodiak Selalu Bikin Kangen Empat Zodiak Ini Susah Dilupakan Mantan
27. 27 September 2019
Podcast Lifestyle Benarkah Pariwisata di Bali Turun Kelas?
28. 27 September 2019
Podcast Bola Marc Marquez Tak Terbendung
25
29. 27 September 2019
Podcast ShowBiz Fakta fakta Seru Brad Pitt
30. 27 September 2019
Podcast Otomotif Punya Uang 150 Juta Pilih Mobil Baru atau Bekas?
31. 11 Oktober 2019
Podcast Citizen6 Aksi Nekat Pria Melamar Kekasih Berakhir Tragis
32. 11 Oktober 2019
Podcast Health Mengulik Kesehatan Mental dari “Joker”
33. 11 Oktober 2019
Podcast Otomotif Mengenal Mobil Listrik dan Alternatif Sumber Energi Listriknya
34. 12 Oktober 2019
Podcast News Geger Penemuan Puluhan Telur Kobra di Rumah Warga Bogor
35. 14 Oktober 2019
Podcast Zodiak 3 Zodiak yang Pandai Membimbing dan Memanjakan Pasangan
36. 15 Oktober 2019
Podcast Ekbis Menanti Kereta Cepat Jakarta - Surabaya
26
37. 16 Oktober 2019
Podcast Tekno Popularitas Games CoD Mobile Hingga
Peluncuran PS5
38. 17 Oktober 2019
Podcast Cekfakta Jurus Jitu agar Tak Termakan Hoaks
39. 18 Oktober 2019
Podcast Zodiak 5 Zodiak yang Mau Tau Urusan Orang
40. 20 Oktober 2019
Podcast Global Perempuan Arab Saudi Terbebas Dari
“Belenggu” Abaya
41. 21 Oktober 2019
Podcast Citizen6 Standar Kecantikan Tidak Lazim di Indonesia
42. 21 Oktober 2019
Podcast Regional Sisi Unik Tarian Seblang, Tarian Tanah Leluhur
43. 22 Oktober 2019
Podcast Showbiz 3 Film Horror Hollywood dan Kisah Nyata
44. 23 Oktober 2019
Podcast Lifestyle Mari Cintai Jajanan Pasar
27
45. 25 Oktober 2019
Podcast Bola Fantasy Premier League Makin Seru
46. 25 Oktober 2019
Podcast Citizen6 Tips Mencegah
Pelecehan Seksual saat Menonton Konser
47. 26 Oktober 2019
Podcast Ekbis Euforia Kenaikan UMP 2020
48. 28 Oktober 2019
Podcast Regional Bahasa Indonesia Pemersatu Bangsa
49. 28 Oktober 2019
Podcast Otomotif Kebiasaan Sopir Bus Hongkong yang Wajib Ditiru di Indonesia
50. 29 Oktober 2019
Podcast News Di Balik Makna Hari Santri Nasional
51. 31 Oktober 2019
Podcast Lifestyle Jalan-jalan ke Wisata Konservasi Yuk
52. 1 November 2019
Podcast Health Kesan Tak Terlupakan Jalan Bareng Menkes
28
53. 1 November 2019
Podcast Global Bincang Santai Bersama Kepala Kantor Dagang Taiwan
54. 3 November 2019
Podcast Tekno Perang Smartphone Camera 48 Megapixel
55. 4 November 2019
Podcast Showbiz 6 Artis Kpop Ogah Pakai Medsos
56. 13 November 2019
Podcast Bola Timnas U-19 yang Membanggakan
57. 18 November 2019
Podcast Cekfakta Tak Hanya di Indonesia, Hoax juga Mendunia
58. 18 November 2019
Podcast Ekbis LRT Jabodetabek
59. 19 November 2019
Podcast Global Resesi Seks Jepang Saat Jumlah Perawan
Meningkat Tajam
60. 20 November 2019
Podcast News Menanti Regulasi Skuter Listrik di Jakarta
29
61. 22 November 2019
Podcast Zodiak Deretan Zodiak yang Paling Bossy, Kamukah Salah Satunya?
62. 24 November 2019
Podcast Lifestyle Sambal-sambalan Nusantara
63. 25 November 2019
Podcast Showbiz Frozen 2, Calon Film Satu Miliar Dolar
64. 25 November 2019
Podcast Tekno Fenomena Layanan Streaming
65. 27 November 2019
Podcast Health Dengar Lagu Saat Hati Sendu Kok Makin Pilu
66. 28 November 2019
Podcast Horror Misteri#1 – Tangisan Bocah di Rumah Peninggalan Kakek - Nenek
67. 28 November 2019
Podcast Bola Perjuangan Timnas U-22 di SEA Games 2019
68. 28 November 2019
Podcast Regional Hah, Sobat “Misqueen”
Ngga Boleh ke Pulau Komodo?
30
69. 29 November 2019
Podcast Otomotif Tips Aman Berkendara Saat Liburan Akhir Tahun
70. 30 November 2019
Podcast Citizen6 Olahraga Ternyata Bisa Membuatmu Lebih Bahagia dari Uang
71. 2 Desember 2019
Podcast Ekbis Mengenang Ciputra
72. 3 Desember 2019
Podcast News Geger Tikus Got Gerogoti Bayi!
73. 4 Desember 2019
Podcast Cekfakta Menguak Fakta di Balik Gesture Tangan “Finger Heart” Simbol Salib
74. 5 Desember 2019
Podcast Global Terkuaknya Kasus Backpacker Wanita Tewas saat Bercinta
75. 9 Desember 2019
Podcast Otomotif Keunggulan Yamaha NMAX 2020 Dibanding Honda PCX
31
76. 10 Desember 2019
Podcast Tekno Perang Smartphone Gaming
77. 10 Desember 2019
Podcast Health Pro Kontra dan Polemik Rokok Elektrik
78. 11 Desember 2019
Podcast Lifestyle Ke Warteg Kuy!
79. 12 Desember 2019
Podcast Regional Nabi – nabi Palsu dari Indonesia
80. 13 Desember 2019
Podcast Showbiz Dunia Kelam Manager Artis Korea Selatan
81. 14 Desember 2019
Podcast Citizen6 5 Tanda Kamu Terjebak Toxic Relationship
Selama melaksanakan praktik kerja magang dari 2 September sampai 13 September 2019, penulis berhasil memproduksi sebanyak 81 Podcast. Tabel 3.2 mencoba menjelaskan tentang tanggal podcast tersebut selesai dan berhasil diunggah ke Spotify, kemudian terdapat rincian kanal dan judul yang telah diproduksi.
Selama penulis menjalani proses produksi podcast, penulis melihat adanya kendala yang cukup besar dan bermulai dari segi kesiapan Liputan6.com dalam memproduksi konten dengan platform audio. Kendala pertama yang penulis lihat adalah dari segi teknis. Dimana menurut penulis, Liputan6.com tidak siap dari segi ketersediaan ruangan. Untuk mencapai hasil audio yang bersih dan jernih, maka membutuhkan ruangan yang kedap
32
suara atau terisolasi dari suara-suara yang berasal dari luar ruangan rekaman tersebut. Karena bila ruangan tidak dilapisi dengan busa peredam ruangan, maka suara yang ”tidak diinginkan” dapat terdengar dalam hasil rekaman audio tersebut. Hal ini seringkali terjadi dalam proses produksi atau rekaman podcast di kantor Liputan6.com. Misalnya ketika presenter sedang berdialog, kemudian ada mobil polisi atau ambulans yang sedang melintas di depan kantor, maka secara terpaksa proses rekaman harus dijeda terlebih dahulu sampai suara tersebut sudah hilang maka baru bisa dilanjutkan kembali.
Kendala kedua yang penulis lihat adalah kesiapan setiap presenter yang bertugas untuk membawakan materi podcast. Sebab semenjak pertama kali penulis ikut serta dalam proses rekaman podcast, penulis melihat adanya kekurang siapan dari segi mental dari beberapa presenter yang hadir.
Namun bukan berarti tidak ada presenter yang ‘lihai’ dalam pekerjaan ini.
Namun penulis seringkali berada dalam situasi yang di mana kedua presenter dari suatu kanal terlihat gerogi dan tidak siap ketika datang ke dalam ruang rekaman. Mereka pun seringkali meminta waktu untuk latihan terlebih dahulu dan kemudian terlihat kebingungan untuk berbicara apa. Hal ini tetap terjadi walaupun mereka datang dengan catatan yang isi perlu disampaikan dalam podcast tersebut.
Kendala ketiga yaitu penulis seringkali berada dalam situasi di mana penulis dan produser menunggu presenter yang akan melakukan rekaman podcast di ruang rekaman. Kemudian kami berdua biasanya menunggu cukup lama, dan setelah dicari tau mengapa presenter dari kanal tersebut tak kunjung datang. Biasanya mereka mengaku bahwa persiapan materi yang belum selesai. Hal ini biasanya dikarenakan terlambatnya pemberitahuan jadwal podcast terdapat pihak yang diwajibkan menjadi presenter.
Sedangkan produser sendiri sudah menyiapkan jadwal tersebut jauh dari sebelum hari dan jam yang telah ditentukan.
Kendala-kendala tersebut tentunya sangat mempengaruhi hasil akhir dari produk podcast yang akan dipublikasikan ke Spotify. Tentunya minat
33
masyarakat untuk mendengarkan podcast dari Liputan6.com juga akan terpengaruhi, apakah banyak peminatnya atau tidak. Untuk mengetahui hal tersebut maka diperlukan mekanisme feedback dari data statistik Spotify terhadap para pengelola podcast di Liputan6.com. Jika podcast telah berhasil diunggah ke Spotify, maka sesuai dengan System Engine Optimization (SEO) akan muncul angka data dari tim yang bertugas untuk memonitor hal tersebut, dan akan di data sesuai kebutuhan yang terkait.
3.2.1 Tugas Tambahan
Selain memiliki tanggung jawab utama dalam proses produksi Podcast secara keseluruhan, penulis juga memiliki tanggung jawab tambahan yang tidak kalah beratnya dengan Podcast. Penulis bertugas sebagai audioman dalam program Live “Dear Netizen” yang tayang setiap hari Jumat.
Secara rutin, pada setiap Jumat penulis tidak memegang pekerjaan yang berkaitan dengan Podcast karena penulis harus fokus pada program ini. Penulis mendapat kesempatan untuk menjadi audioman program ini semenjak episode pertama “Dear Netizen” tayang. Hal ini terjadi sebab di kantor KLY yang berlokasi di Gondangdia ini kekuarangan orang, termasuk seorang audioman. Berbeda dengan kondisi kantor sebelumnya yang berlokasi di Senayan. Produser atau pembimbing lapangan penulis menceritakan bahwa kantor sebelumnya jauh lebih lengkap dari segi fasilitas tempat, alat dan juga tenaga kerja. Penulis juga memiliki wawasan tentang cara penggunaan peralatan audio seperti mic, kabel, dan juga audio mixer. Sehingga penulis menyatakan siap membantu semenjak pertama kali diminta pertolongan oleh produser.
Saat pertama kali penulis bertugas di program ini, penulis baru benar-benar merasakan situasi produksi sebuah program secara Live.
Produser kemudian memberikan arahan kepada penulis terkait tahap-tahap yang harus dilakukan. Berhubung mixer sudah disediakan, maka penulis diminta untuk menyiapkan empat mic clip-on beserta audio transmitter –
34
receivernya. Proses yang hampir sama dengan proses produksi Podcast dilakukan oleh penulis yaitu, pengecekan usia baterai, mengatur tingkat sensitifitas setiap menjadi -18dB. Lalu keempat audio transmitter dicolokan dengan kabel mic clip-on dengan ujung jack 3.5mm, dan keempat audio receiver dicolokan dengan kabel jack 3.5mm – XLR tidak disambungkan ke Tascam, melainkan ke input yang tersedia pada bagian atas mixer.
Gambar 3.1 Empat audio receiver yang disambungkan ke Mixer
Sumber: Dokumentasi Pribadi Ayrell Fachrezy
Gambar 3.9 menunjukan kondisi setelah semua peralatan tersambung ke mixer. Setelah audio dari mic tersambung dan dapat didengar oleh penulis melalui headphone yang tercolok ke mixer, maka penulis akan mengambil dua kabel XLR – jack 3.5mm yang lebih panjang. Satu untuk disambungkan dari output mixer lalu ke alat switcher live stream, kemudian satu lagi dari alat switcher kembali ke input mixer untuk mengirimkan audio dari Video Tape yang akan diputar disetiap transisi segmen. Lalu penulis akan mengambil kabel XLR – XLR yang akan dicolokan ke output dari mixer menuju ke input dari speaker yang berada di lantai. Hal ini perlu dilakukan agar presenter dan juga narasumber dapat mendengar suara mereka ketika berbincang dan juga mendengar audio dari Video Tape yang tengah diputar.
Kemudian sebelum waktu tayang dimulai, penulis bersama produser kerap mengecek kembali audio mic dan VT, apakah sudah tersambung
35
dengan baik atau belum. Tahap ini tidaklah selalu lancar. Walaupun sudah beberapa kali melakukan hal yang sama, tetapi setiap hari Jumat pasti ada saja kendala yang harus dicari tau permasalahannya. Penulis bersama produser kerap berupaya untuk mencari tau permasalahan yang ternyata terletak pada system audio yang ada di dalam alat switcher. Tidak jarang juga dalam sekali coba, tahap ini langsung berhasil.
Ketika program sudah tayang berjalan, penulis bertanggung jawab atas keseimbangan volume masing-masing mic yang ditempelkan di baju presenter dan narasumber dan juga audio VT. Proses ini tidak jauh berbeda dengan proses yang penulis jalani selama proses rekaman Podcast. Tidak lupa, proses pemasangan clip-on juga merupakan tanggung jawab penulis, kecuali presenter dan narasumber perempuan.
Setelah program selesai, penulis kerap membantu presenter dan narasumber dalam melepaskan clip-on dari pakaian mereka. Kemudian semua kabel yang telah dipasang harus dilepaskan kembali dan dirapihkan.
Kemudian semua kabel, mic clip-on beserta audio transmitter – receivernya, dan mixer harus penulis rapihkan kembali. Setelah semuanya rapih, penulis kemudian mengembalikan clip-on, kabel XLR – jack 3.5mm, dan alat switcher live stream kepada divisi General Affair (GA) atau divisi yang bertugas menjaga dan meminjamkan alat-alat inventaris perusahaan untuk tujuan produksi karya jurnalistik.
Kendala yang seringkali penulis alami adalah seperti yang diceritakan sebelumnya terkait pengaturan audio pada system alat switcher dan juga ketika penulis harus memasangkan clip-on kepada narasumber.
Karena ada beberapa narasumber yang sangat kooperatif dan enak diajak berbincang sehingga penulis dapat dengan cepat memasangkan clip-on dan langsung kembali ke meja mixer untuk stand-by. Namun penulis pernah menemui narasumber yang sangat tidak kooperatif dan terkesan acuh atau
‘cuek’. Ketika menyapa dan menyatakan ingin memasangkan clip-on, respon yang diberikan sangat sombong dan lambat sehingga penulis tidak
36
dapat dengan cepat memasangkan clip-on. Ketika diajak bicara pun jawaban yang diberikan sangat menunjukan kesan menghargai penulis sebagai kru.
3.3 Pembahasan
3.3.1 Uraian Pelaksanaan Kerja Magang sebagai Audio Editor Sebagai bagian dari divisi multimedia di Liputan6.com, program Podcast memang baru saja “dilahirkan” oleh divisi ini.
Sebab program Podcast dikatakan baru saja jalankan mulai pada akhir Juli 2019, satu bulan sebelum penulis melaksanakan praktik kerja magang. Program Podcast Liputn6.com sendiri lebih berbentuk soft news atau feature. Hal ini dilakukan atas alasan agar para konten-konten Podcast Liputan6.com tidak akan habis oleh waktu. Dengan kata lain aspek timeliness dalam nilai berita Jurnalistik sangat diperhitungkan dalam proses pembuatan konten Podcast Liputan6.com. Konten Podcast Liputan6.com berbentuk audio dan diunggah melalui website Spotify dan kemudian diembed ke dalam artikel di situs resmi Liputan6.com. Masing-masing Podcast akan diembed ke dalam artikel yang sesuai dengan topik yang dibicarakan atau sesuai kanalnya. Sebab setiap satu Podcast menghadirkan presenter dari kanal mereka masing-masing.
Presenter yang membawakan berita tersebut mayoritas terdiri dari dua orang, terkadang satu atau monologue dan terkadang tiga orang.
Penulis selalu ikut serta dalam proses produksi Podcast Liputan6.com. Proses produksi biasanya dilakukan pada hari Selasa dan Rabu. Namun penulis hanya dapat ikut serta dalam proses produksi pada hari Rabu, dikarenakan pada hari Selasa penulis harus kuliah.
3.3.1.1 Tahapan Pra Produksi
Selama kerja magang, kegiatan pra produksi yang dilakukan oleh penulis adalah penyiapan alat-alat pendukung
37
rekaman. Sebelum penyiapan alat dilakukan, penulis kerap menanyakan terlebih dahulu kepada produser perihal alat- alat apa saja yang dibutuhkan. Alat-alat yang mayoritas digunakan untuk mendukung proses rekaman audio Podcast yaitu:
a) Satu sampai tiga unit mic clip-on, termasuk audio transmitter – receiver.
b) 3 buah kabel XLR – 3.5mm male audio jack.
c) 1 unit Tascam DR 70D audio recorder.
Di kantor Kapan Lagi Youniverse (KLY) dimana Liputan6.com berada, terdapat divisi General Affair yang bertugas menyimpan alat inventaris seperti kamera, lensa, tripod, dan juga perangkat audio seperti mic clip-on dan beserta kabel-kabel pendukungnya. Untuk mic clip-on dan kabel XLR – 3.5 mm perlu dilakukan peminjaman, sedangkan untuk unit Tascam DR 70D tidak perlu karena alat tersebut memang dibeli khusus untuk program Podcast.
Gambar 3.2 Tascam DR 70D
Sumber : Dokumentasi Pribadi Ayrell Fachrezy
Gambar menunjukan unit Tascam DR 70D yang berfungsi sebagai alat rekam dari sinyal audio yang masuk melalui mic clip-on yang telah disiapkan. Seperti yang
38
terlihat pada gambar, terdapat display yang menunjukan level dari audio yang masuk dari masing-masing mic. Pada bagian kanan terdapat empat potensio kecil yang berfungsi untuk mengatur intensitas atau volume dari setiap mic sehingga tidak terjadinya clipping. Kemudian tentunya terdapat tombol merah di bagian paling sebelah kanan yang berfungsi untuk memulai rekaman, dan juga memberhentikan rekaman bila ditekan sekali lagi. Pada bagian kanan Tascam terdapat tiga lubang yang tersedia untuk menyolokan kabel XLR. Tiga lubang tersebut disebut sebagai input ‘1 (L)’, ‘2 (R)’, dan ‘3 (L)’. Kemudian pada bagian kiri Tascam terdapat satu lagi input ‘4 (R)’, selain itu juga port USB untuk sebagai sumber tenaga Tascam dan juga lubang untuk menyolokan kabel jack 3.5mm atau yang sering kita temui pda ujung kabel headphone.
Setiap penulis melakukan peminjaman, selalu dilakukan pengecekan pada baterai di setiap unit clip-on yang terdiri dari satu transmitter dan satu receiver. Seringkali penulis menemukan kondisi baterai yang sudah tidak cukup untuk mendukung proses rekaman Podcast dari awal hingga selesai. Sehingga penulis kerap meminta baterai cadangan agar mengantisipasi terjadinya habis baterai ketika ditengah proses rekaman.
Setelah audio transmitter – receiver telah dipastikan berfungsi, maka penulis akan menyolokan kabel mic clip-on ke setiap audio transmitter, dan kabel dengan ujung 3.5mm ke audio receiver dan ujung satunya lagi yang berupa XLR kepada input 1 dan 2 di Tascam DR 70D. Setelah kedua mic tersambung ke Tascam, penulis memastikan bahwa sinyal kedua mic berhasil masuk ke dalam Tascam.
39
Gambar 3.3 Tiga unit clip-on (Transmitter dan Receiver), Tascam DR 70D, dan kabel XLR – 3.5mm
Sumber : Dokumentasi Pribadi Ayrell Fachrezy
Bila semua peralatan telah terpasang, maka akan terlihat seperti yang ditunjukan oleh gambar 3.3. Setelah sinyal audio berhasil masuk, penulis juga mengecek sensitifitas setiap mic clip-on yang ada. Biasanya penulis mengatur sensitifitas pada angka -18dB. Hal ini dilakukan agar mengurangi masuknya suara yang tak diinginkan di sekitar presenter. Kendala lain yang sering dialami oleh penulis dan produser ketika hendak masuk ke tahap produksi ialah ketika SD Card yang dimasukkan ke dalam unit Tascam tidak dapat terbaca sehingga harus melakukan penukaran ke divisi General Affair.
Setelah semua alat sudah selesai, penulis segera memasangkan clip-on kepada masing-masing presenter dengan cara menjepitkannya ke baju di bagian kerah atau bagian terdekat dengan mulut presenter. Hal ini dilakukan demi mendapatkan kualitas suara yang paling efektif.
40
3.3.1.2 Tahap Produksi
Setelah semua alat dan presenter siap, maka proses perekaman dimulai. Selama proses rekaman berjalan, Produser bertanggung jawab untuk mengontrol keseimbangan volume kedua presenter menggunakan headphone yang disambungkan ke unit Tascam. Penulis bertanggung jawab untuk memantau waktu atau durasi rekaman. Hal ini dilakukan karena adanya aturan yang menyatakan bahwa durasi Podcast tidaklah lebih dari 15 menit, sehingga ketika durasi sudah memasuki menit ke 10, maka penulis bertugas untuk memberi tahu kepada setiap presenter untuk mulai memperhatikan batas sisa waktu yang tersedia.
Untuk memulai proses rekaman atau biasa disebut tapping, produser kerap menekan tombol “Rec” atau tombol merah yang terdapat pada bagian depan Tascam. Kemudian produser akan menanyakan judul Podcast tersebut untuk kemudian diberikan judul terhadap file audio yang kemudian akan di proses lebih lanjut. Setelah presenter dipastikan siap, maka produser akan memberikan cue kepada presenter agar segera memulai Podcast. Disaat yang bersamaan, penulis memulai timer agar dapat mengontrol durasi berjalannya Podcast.
Semenjak tanggal 13 November 2019, penulis kemudian mulai diberi tanggung jawab lebih banyak dari sebelumnya. Penulis bertanggung jawab atas penyiapan dan pemasangan alat, dan juga mengontrol volume kedua presenter selama proses rekaman berjalan. Sedangkan produser bertugas untuk mengontrol durasi rekaman.
Dalam kegiatan produksi Podcast Liputan6.com dilaksanakan oleh produser selaku pemimbing lapangan dan
41
audio editor atau penulis sendiri. Konten dalam program Podcast Liputan6.com sendiri beragam. Sebab setiap topik yang dibicarakan datang dari kanal-kanal yang ada di Liputan6.com. maka topik yang dibicarakan pun beragam, seperti pembahasan isu-isu politik, kuliner, zodiak, lifestyle, otomotif dan lainnya. Kegiatan produksi tidak dilakukan setiap hari. Namun kegiatan produksi dijadwalkan oleh produser.
Gambar 3.4 Suasana rekaman Podcast Zodiak
Sumber: Dokumentasi Pribadi Ayrell Fachrezy
Gambar 3.4 menunjukan suasana yang terjadi selama proses rekaman Podcast dilakukan. Di gambar tersebut penulis tengah memantau atau mengontrol volume kedua mic melalui headphone, sedangkan produser tengah memantau durasi berjalannya Podcast tersebut.
Selama proses produksi, penulis kerap mengalami beberapa kendala. Terutama pada penempatan posisi pemasangan clip-on yang kurang tepat, karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kejernihan suara presenter yang ditangkap. Ditambah lagi setiap presenter memiliki ‘power’
suara dan kepercayaan diri yang berbeda-beda. Sehingga
42
penulis harus menyesuaikan ‘power’ yang dimiliki setiap presenter dengan volume setiap mic di unit Tascam. Bahkan tak jarang penulis harus menyunting bagian-bagian tertentu dimana adanya frekuensi suara yang berlebih alias ‘clipping’
dan juga memotong bagian-bagian yang salah atau tidak diperlukan pada tahap paska produksi.
3.3.1.3 Tahap Paska Produksi
Tahap paska produksi adalah fase di mana hasil yang telah direkam akan proses editing sehingga menjadi satu kesatuan yang sesuai dengan perencanaan sebelumnya (Fachruddin, 2012). Selama pelaksanaan kerja magang, ada beberapa hal yang yang dilakukan oleh peneliti dalam proses paska produksi, yaitu :
a. Transferring atau Pemindahan
Setelah proses produksi dilaksanakan, penulis mulai masuk ke tahap paska produksi di mana data-data audio dipindahkan dari SD Card ke laptop milik penulis. SD Card berfungsi sebagai alat untuk menyimpan file digital, sama halnya dengan sebuah hard-disk. Setelah pemindahan dilakukan, penulis akan mendengarkan bagian awal data audio untuk mengecek kanal dan judul audio tersebut. Setelah kanal dan judul diketahui, penulis langsung menamai file audio sesuuai kanal dan judulnya.
Hal ini dilakukan agar tidak terjadi tertukarnya file audio satu dengan yang lainnya. Format penamaan file audio yang penulis lakukan adalah Podcast (Kanal) – (Judul).
Maka judul file audio yang biasanya penulis buat seperti,
“Podcast Otomotif – Keunggulan Yamaha Nmax 2020 dibanding Honda PCX”.
43
b. Editing atau Menyunting
Setelah melakukan proses pemindahan data, penulis memulai editing. Proses audio editing sendiri didefinisikan sebagai proses yang melibatkan pengambilan suara atau hasil rekaman yang telah kita buat, kemudian membuatnya menjadi karya yang terbaik demi mencapai tujuan yang dimaksud (Langford, 2014).
Untuk melakukan tahap ini, penulis menggunakan Digital Audio Workstation atau DAW yang bernama Nuendo 4.0. DAW ini biasa di gunakan untuk membuat karya audio, seperti lagu dan lain-lain. Penulis memasukan file audio ke Nuendo. Setelah file audio dimasukkan, maka akan muncul grafik audio seperti ini:
Gambar 3.5 Proses Edit menggunakan Software Nuendo 4.0
Sumber: Dokumentasi Pribadi Ayrell Fachrezy
Gambar 3.5 menunjukan tampilan Nuendo 4.0 ketika sudah ada file audio yang dimasukkan ke dalamnya.
Kemudian audio di bagian awal harus dipotong persis sebelum narasi atau dialog Podcast dimulai. Karena
44
seperti yang dijelaskan pada bagian produksi, setiap kali sebelum dialog Podcast dimulai, produser selalu memastikan kembali kanal dan judul Podcast tersebut.
Sehingga pada proses ini, bagian tersebut harus dihapus.
Begitu juga pada bagian akhir Podcast dimana ada bagian kosong yang juga harus di hapus.
Penulis kemudian mencari beberapa background music di situs seperti Youtube. Musik yang dicari adalah musik-musik yang terbebas dari copyright atau hak cipta.
Sehingga penulis mengunduh musik-musik yang bebas dari peraturan hak cipta. Sejumlah musik yang penulis temukan di Youtube kemudian penulis unduh dan convert agar file tersebut berubah menjadi file MP3.
Setelah musik-musik tersebut berhasil diunduh, kemudian penulis mengambil salah satu file musik tersebut kemudian dimasukkan ke dalam data audio Podcast yang sedang dikelola di Nuendo. Audio musik dan audio Podcast tidak dijadikan satu track. Namun dijadikan dua track agar musik yang berperan hanya sebagai bumper-in and out dapat diberikan efek fade-in and out. Musik yang merupakan bumper tersebut kemudian dipotong oleh penulis menjadi hanya sebagian yang hanya berdurasi delapan detik. Hal ini dilakukan karena sudah menjadi S.O.P dari Podcast Liputan6.com.
Setelah bumper-in and out telah masuk, peneliti mendengarkan kembali Podcast dari awal sampai selesai, untuk memastikan tidak ada bagian yang salah.
Bila ada maka peneliti harus mencari cara agar bagian tersebut dapat dibuang namun tanpa meninggalkan
“bekas” potongannya. Dengan kata lain, proses pemotongan tidak bisa sembarangan karena penulis
45
berupaya agar bagian tersebut tidak terdengar jelas bila adanya pemotongan.
Tak hanya itu, selama audio berjalan penulis juga memperhatikan adanya frekuensi yang ‘clipping’. Tidak sedikit hal tersebut terjadi, maka penulis harus memperhatikan satu persatu grafik audio tersebut, kemudian penulis harus mengatur ulang volume atau dB dari setuap frekuensi yang berlebih tersebut. Proses inilah yang paling banyak memakan waktu mengingat durasi satu Podcast dapat mencapai 10-15 menit.
Gambar 3.6 Proses Edit menggunakan Software Nuendo 4.0
Sumber: Dokumentasi Pribadi Ayrell Fachrezy
Gambar 3.6 menunjukan proses editing Podcast Zodiak dan Horror. Proses editing Podcast hampir berjalan sama untuk semua Podcast dari setiap kanal, kecuali Podcast Zodiak dan Horror. Khusus untuk Podcast Zodiak, penulis harus memasukan sound effect di beberapa momen tertentu selama Podcast berjalan.
Memang Berbeda dengan jenis Podcast lainnya, Podcast
46
Zodiak lebih bernuansa komedi dibandingkan Podcast kanal-kanal lainnya. Itulah mengapa pemasukan sound- effect seperti suara tertawa, suara drum “ba-dum-tss”, atau suara kaset rusak dan lainnya, dimasukkan sesuai dengan momen yang muncul. Sedangkan untuk Podcast Horror lebih memiliki tujuan untuk membawa pendengarnya ke dalam suasana yang dibuat oleh naskah Podcast tersebut. Hal ini menjadi tantangan yang cukup besar karena penulis harus menentukan penjedaann setiap kalimat dengan baik, pemasukan sound effect yang tepat dan pada momen yang tepat, dengan tujuan agar suasana yang ingin dibuat dapat tersampaikan kepada pendengarnya sebaik mungkin.
Tentunya proses editing untuk Podcast Zodiak dan Horror lebih memakan waktu yang lebih lama lagi.
Karena penulis harus memotong bagian awal dan akhir, memasukan musik untuk bumper in and out, memastikan tidak ada bagian yang perlu di buang, memastikan tidak ada frekuensi yang ‘clipping’ dan memasukan sound effect tersebut satu persatu.
Lalu tak hanya itu penulis juga kerap melakukan penyuntingan atau pemotongan beberapa bagian dari podcast tersebut. Bagian yang penulis biasa potong lalu dibuang adalah bagian-bagian di mana presenter yang sedang membawakan materi sempat salah mengucapkan kata-kata. Beberapa kali penulis menemukan perkataan yang kurang layak diucapkan, karena berkaitan dengan etika penyiaran dan etika jurnalistik.
Penulis menemukan salah satu presenter dari salah satu kanal, yang beberapa kali mengucapkan beberapa hal yang kurang baik untuk di dengar oleh pendengar
47
podcast Liputan6.com. Salah satu contoh kalimat yang penulis anggap tidak baik yaitu seperti kalimat yang terkesan meledek tokoh yang sedang dibicarakan.
Berikut adalah contoh sedikit dialog yang saya kutip langsung dari podcast yang berjudul “Pro dan Kontra Polemik Rokok Elektrik” :
D: “Hidup sehat karena, daripada merokok lebih enak dirokok, apaan sih anjing?”
Potongan kalimat di atas adalah satu dari beberapa kalimat lainnya yang terkesan meledek tokoh terkait yang sedang dibicarakan dan masih ada beberapa lagi.
Masih ada contoh kalimat yang menurut penulis lebih
‘parah’ namun penulis memutuskan untuk tidak mencantumkannya dalam sebuah laporan ilmiah.
Menurut penulis hal-hal seperti ini sebenarnya tidaklah pantas dan layak untuk diucapkan oleh seorang presenter yang dimana seharusnya secara sadar ia tau bahwa produk podcast ini merupakan bagian dari konten dari suatu media massa, bukanlah podcast milik sekelompok individu yang tidak terikat dengan etika jurnalistik. Namun orang ini ketika proses rekaman berjalan, secara frontal mengatakan hal sebagai berikut:
D: “Gapapa mumpung tapping, bisa di edit”
Tentunya hal ini sudah melanggar Pasal 18 No 1. Bab XV tentang Prinsip-prinsip Jurnalistik dalam Pedoman Perilaku Penyiaran yang dirilis oleh Komisi Penyiaran Indonesia yang berbunyi :
“Lembaga penyiaran wajib menjunung tinggi prinsip-prinsip jurnalistik, antara lain: akurat, berimbang, adil, tidak beritikad buruk, tidak menghasut, tidak mencampuradukkan fakta dan opini pribadi, tidak menonjolkan unsur sadistis, tidak mempertentangkan suku, agama, ras dan
48 antargolongan, tidak membuat berita bohong, fitnah dan cabul” (Suranto, Adi, & Yasser).
Mengetahui prinsip etika tersebut setelah menempuh masa perkuliahan, penulis kemudian menanyakan terlebih dahulu kepada produser tentang langkah yang harus diambil ketika dihadapkan dengan sitausi seperti ini. Mengacu pada prinsip yang sama, penulis diminta untuk menyunting bagian tersebut dengan memotongnya, sehingga bagian tersebut tidak lagi terdengar dalam hasil akhir produk podcast tersebut.
c. Rendering
Setelah penulis selesai melakukan proses editing, penulis masuk ke proses rendering. Proses ini dilakukan untuk mengubah data audio yang sudah di edit menjadi sebuah satu file audio MP3 yang bisa diputar menggunakan perangkat lunak pemutar audio, seperti Windows Media Player dan lain-lain. Pada periode awal penulis melakukan kerja magang, penulis dan produser saling berdiskusi mengenai format audio yang tepat untuk diunggah ke Spotify. Dalam software Nuendo sendiri terdapat tujuh pilihan format audio yang tersedia.
49
Gambar 3.7 Pilihan format audio yang tersedia dalam Software Nuendo
Sumber: Dokumentasi Pribadi Ayrell Fachrezy
Gambar 3.7 menunjukan beberapa opsi atau pilihan yang tersedia dalam Nuendo untuk format audio yang akan dirender. Pada tahap awal, penulis mengusulkan kepada produser untuk membuat format file audio WAV 16 Bit 44.1 kHz. Karena berdasarkan pengalaman penulis sebelumnya ketika hendak mengunggah file audio ke Spotify, penulis diminta untuk menyerahkan file dengan format WAV 16 Bit 44.1 kHz. Namun resikonya adalah ukuran file akan sangat besar. Sehingga penulis dan produser memutuskan untuk mencoba format MP3 dengan 16 Bit 44.1 kHz, hasilnya ukuran file tidak sebesar WAV dan Spotify masih dapat menerima format file audio tersebut. Maka dari saat itu hingga seterusnya,
50
setiap file audio Podcast selalu dirender dalam format MP3 16 Bit 44.1 kHz.
Gambar 3.8 Proses Rendering atau Export File Audio
Sumber: Dokumentasi Pribadi Ayrell Fachrezy
Setelah pemilihan format audio ditentukan, penulis hanya tinggal menekan tombol “Export” pada bagian kanan bawah layar seperti yang ditunjukan pada gambar 3.8. Software Nuendo akan sendirinya memproses file audio tersebut. Proses ini tidak memakan waktu yang lama, tergantung pada durasi dan seberapa banyak file audio yang diedit.
3.3.1.4 Kendala dan Solusi yang Ditemukan
Selama melaksanakan praktik kerja magang, penulis menemukan beberapa kendala dan solusi, diantara adalah:
51
3.3.1.4.1 Kendala
1. Minimnya fasilitas seperti studio rekaman yang baik untuk kebutuhan rekaman suara.
Dikarenakan untuk mencapai hasil rekaman audio yang baik maka dibutuhkan fasilitas ruangan yang benar-benar terisolasi dari gangguan suara yang tidak diinginkan seperti suara orang berbincang, klakson mobil, atau ambulans yang sedang lewat. Contoh kasus yang penulis sebutkan berdasarkan pengalaman selama bekerja. Solusi yang penulis temukan adalah dengan mencari ruangan yang cukup hening dan setidaknya tidak berdekatan dengan ruang redaksi, sehingga kemungkinan tertangkapnya suara-suara yang tidak diinginkan ke dalam rekaman audio lebih sedikit walau terkadang masih terjadi.
2. Minimnya fasiltas peralatan yang tidak tetap dan kurang mendukung. Selain ruangan tentu membutuhkan peralatan rekaman yang baik juga.
Seperti microphone condenser untuk merekam suara dengan jernih, mixer untuk mengatur balance nya setiap microphone, audio interface untuk mengubah frekuensi audio analog ke dalam bentuk digital, dan dapat direkam langsung ke dalam DAW. Solusi yang penulis temukan adalah dengan mengatur tingkat sensitifitas clip-on dan gain input pada Tascam agar suara yang dominan ditangkap adalah suara presenter, walau seringkali masih terdengar suara derung pendingin ruangan. Lalu
52
memberhentikan dialog ketika adanya suara ambulans atau suara kendaraan yang bising ketika sedang melintas di sekitar kantor, dan melanjutkannya kembali ketika semua sudah kembali hening.
3. Tidak tersedianya software DAW pada computer di kantor, sehingga penulis harus membawa laptop sendiri. Hal ini akan menjadi kendala bila penulis tidak lagi melaksanakan kerja magang di perusahaan tersebut. Solusi yang penulis temukan adalah dengan membawa laptop setiap hari agar siap untuk melakukan proses editing atau transfer data kapanpun.