• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KOMIK CERITA ANAK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DAN MEMBACA KELAS V SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN KOMIK CERITA ANAK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DAN MEMBACA KELAS V SKRIPSI"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN KOMIK CERITA ANAK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN MENULIS DAN MEMBACA KELAS V

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Julius Anino Wijaya NIM : 161134090

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2021

(2)

PENGEMBANGAN KOMIK CERITA ANAK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN MENULIS DAN MEMBACA KELAS V

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Julius Anino Wijaya NIM : 161134090

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2021

(3)
(4)
(5)

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:

1. Sujud syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas kasih-Nya yang terus menyertai kehidupanku.

2. Ibunda tercinta “Agustina Listyowati” dan ayah tercinta “Stefanus Haenry Dharma Widjaja” atas segala curahan kasih sayang.

3. Adik dan kakak Lidwina Andrea, Seravia Pasya Wijaya, dan Aurelsius Gya Narendra, yang selalu memotivasi dan mendukung saya dalam proses perkuliahan.

(6)

MOTTO

“Seseorang memiliki gaya khas karena seseorang terbentuk dari cerita dan pengalaman yang berbeda serta unik yang membentuk kepribadianmu saat ini”.

“Tuhan memang menjanjikan yang terbaik untukmu, namun belum tentu semua mudah bagimu”.

~ Julius Anino Wijaya ~

(7)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 19 Januari 2021 Penulis

Julius Anino Wijaya

(8)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Julius Anino Wijaya

Nomor Mahasiswa : 161134090

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN KOMIK CERITA ANAK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DAN MEMBACA KELAS V. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 19 Januari 2021 Yang menyatakan

Julius Anino Wijaya

(9)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN KOMIK CERITA ANAK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN MENULIS DAN MEMBACA KELAS V

Julius Anino Wijaya Universitas Sanata Dharma

2021

Kemampuan membaca dan menulis merupakan hal yang amat penting dalam berhubungan dengan orang lain secara tidak langsung. Kemampuan ini menjadi penting mengingat perannya yang bisa membantu seseorang dalam menyampaikan pesan secara lebih baik dalam komunikasinya. Tentunya, hal ini perlu dilatih sejak dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media komik untuk membantu anak menulis dan membaca cerita anak siswa kelas V Sekolah Dasar. Selain itu mengetahui kualitas media komik sebagai media pembelajaran dalam membantu siswa kelas V dalam menulis dan membaca cerita anak.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R&D) dari Borg and Gall (dalam Sugiyono 2011: 297) yang terdiri dari 10 tahapan. Akan tetapi, karena kendala berupa pandemi Covid-19, dalam penelitian ini hanya menggunakan 9 tahapan dan menanggalkan produksi masal.

Tahapan-tahapan tersebut adalah potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi produk, revisi desain, uji coba terbatas, revisi desain kedua, uji coba pemakaian, dan revisi final. Untuk mengetahui kualitas dan kelayakan produk yang dikembangkan dilakukan validasi oleh 2 validator yaitu ahli media I dosen UNY Pendidikan selaku dosen Pendidikan Bahasa Indonesia dan Validator II oleh Guru SDN Plaosan 1.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan berupa media komik cerita anak layak digunakan dengan revisi. Media komik cerita anak tergolong dalam kriteria “Baik” dengan perolehan rata-rata skor 4,15 Buku panduan tergolong dalam kriteria “Baik” dengan perolehan rata-rata skor sebesar 4,1 Hal ini menunjukkan bahwa produk media komik cerita anak yang dikembangkan memiliki kualitas yang “Baik” dan layak digunakan sebagai media pembelajaran pada pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil uji coba dan penilaian angket dari siswa menunjukkan hasil uji coba terbatas sebesar 4,39 dan hasil uji coba pemakaian sebesar 4,3.

Kata kunci: Media Komik, Bahasa Indonesia, Menulis, dan Membaca

(10)

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF CHILD'S STORY COMICS AS A LEARNING MEDIA IN INDONESIAN FOR IMPROVING

WRITING AND READING SKILLS CLASS V

Julius Anino Wijaya Sanata Dharma University

2021

The ability to read and write is very important in dealing with other people indirectly. This ability is important considering its role which can help someone convey messages better in their communication. Obviously, this needs to be trained from an early age. This study aims to develop comic media to help children write and read stories of fifth grade elementary school students. In addition, knowing the quality of comic media as a learning medium in helping grade V students in writing and reading children's stories.

This type of research is Research and Development (R&D) referring to Borg and Gall (in Sugiyono, 2011: 297) which consists of 10 stages. However, due to obstacles in the form of the Covid-19 pandemic, this study only uses 9 stages and putting off mass production. These stages are potentials and problems, data collection, product design, product validation, design revision, limited tryout, second design revision, field tryout, and final revision. To determine the quality and feasibility of the product being developed, validation was carried out by 2 validators from media experts I, UNY lecturer from the Faculty of Education as Indonesian Language Education lecturer and Validator II by SDN Plaosan 1 teacher.

The results of this study indicate that the product developed in the form of comic book media for children's stories is suitable for use with revision. Comic media for children's stories is classified in the “Good” criteria with an average score of 4.15. The guidebook is classified in the “Good” criteria with an average score of 4.1. This shows that the comic media product for children's stories developed has a “good” quality and is suitable for use as a learning medium in Indonesian language lessons. The results of tryout and questionnaire assessments from students showed limited tryout results of 4.39. The results of field tryout were 4.3.

Keywords: Comic Media, Indonesian Language, Writing, and Reading

(11)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa memberikan berkat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengembangan Komik Cerita Anak sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis dan Membaca Kelas V SDN Plaosan 1”. Skripsi ini disusun oleh penulis sebagai syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil diselesaikan karena bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan kasih-Nya kepada penulis.

2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

5. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan banyak waktu untuk membimbing penulis dalam menyusun skripsi.

6. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi., M.Psi., selaku dosen pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

7. Segenap dosen dan staf sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma.

8. SDN Plaosan 1 yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian serta terbuka kepada penulis selama proses pengambilan data penelitian.

9. Dr. L. Hendrowibowo, M.Pd., selaku validator I dosen Pendidikan Bahasa Indonesia UNY.

(12)

10. Betris Yen, S.Pd., selaku validator II guru wali kelas V SDN Plaosan 1.

11. Ayah, Ibu dan Saudara yang selalu mendoakan dan menjadi dorongan terbesar selama pengerjaan penelitian.

12. Teman-teman angkatan 2016 yang selalu menyemangati dan menghibur dalam suka maupun duka selama pengerjaan penelitian.

13. Sahabatku, Air Dingin Gulo, Suardin Halawa, Novik Maulana, Tadeus Julianus Lahagu, yang selalu membantu, menghibur, memotivasi, di saat stres menyusun skripsi.

Yogyakarta, 19 Januari 2021 Penulis

Julius Anino Wijaya

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional... 5

F. Spesifikasi Produk ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Kajian Teori ... 7

1. Media Pembelajaran ... 7

2. Media Pembelajaran Komik ... 13

3. Keterampilan Menulis dan Membaca ... 17

4. Cerita Anak ... 23

B. Penelitian yang Relevan ... 25

C. Kerangka Berpikir ... 27

(14)

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Setting Penelitian ... 30

C. Prosedur Pengembangan ... 31

1. Potensi Masalah ... 32

2. Pengumpulan Data ... 32

3. Desain Produk ... 32

4. Validasi Desain ... 33

5. Revisi Desain ... 33

6. Uji Coba Produk ... 33

D. Pengumpulan Data ... 33

1. Observasi ... 34

2. Wawancara ... 34

3. Kuesioner ... 35

E. Instrumen Pengumpulan Data ... 35

1. Pedoman Observasi ... 35

2. Pedoman Wawancara ... 36

3. Pedoman Lembar Kuesioner ... 38

F. Teknik Analisis Data ... 39

1. Data Kuantitatif ... 39

2. Data Kualitatif ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Hasil Penelitian ... 41

1. Potensi dan Masalah ... 41

2. Pengumpulan Data ... 44

3. Desain Produk ... 45

4. Validasi Desain Produk ... 49

5. Revisi Desain ... 54

6. Uji Coba Produk ... 54

7. Revisi Desain ... 55

8. Uji Coba Pemakaian ... 57

9. Revisi Final ... 59

B. Pembahasan ... 59

1. Langkah-langkah Pengembangan Media Komik Cerita Anak ... 59

2. Kualitas Produk Media Komik Cerita Anak ... 61

BAB V PENUTUP ... 65

A. Kesimpulan ... 65

B. Keterbatasan Penelitian ... 66

(15)

C. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

LAMPIRAN ... 69

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 125

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Pedoman Observasi Kepala Sekolah Negeri Plaosan 1 ... 36

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara dengan Guru Kelas V SDN Plaosan 1 ... 37

Tabel 3.3 Kisi-kisi Daftar Pertanyaan ... 37

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Media ... 38

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Validasi ... 38

Tabel 3.6: Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) ... 40

Tabel 4.1 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SDN Plaosan 1 ... 41

Tabel 4.2 Hasil Observasi di Kelas ... 42

Tabel 4.3 Hasil Wawancara dengan Guru Kelas V ... 43

Tabel 4.4 Hasil Validasi Komik Cerita Anak oleh Ahli Media ... 49

Tabel 4.5 Hasil Validasi Buku Panduan oleh Ahli Media ... 50

Tabel 4.6 Analisis Hasil Validasi Media Komik Cerita Anak ... 50

Tabel 4.7 Hasil Analisis Buku Panduan ... 52

Tabel 4.8 Kritik dan Saran Perbaikan Kedua Validator ... 53

(17)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Hasil Penelitian yang Relevan ... 27

Gambar 3.1: Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Borg and Gall ... 29

Gambar 3.2: Prosedur Penelitian ... 31

Gambar 4.1 Salah Satu Hasil Sketsa Media Komik ... 46

Gambar 4.2 Salah Satu Hasil Gambar Media Komik di Kertas HVS ... 46

Gambar 4.3 Salah Satu Hasil Transfer Gambar di Publisher ... 47

Gambar 4.4 Salah Satu Hasil Akhir Pra-revisi ... 48

Gambar 4.5 Salah Satu Tampilan Halaman Buku Pedoman ... 49

Gambar 4.6 Hasil Perbaikan Sampul Komik ... 56

Gambar 4.7 Hasil Perbaikan Gambar 1 ... 57

Gambar 4.8 Hasil Perbaikan Gambar 1 ... 57

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1: Surat Pengantar Observasi ... 70

Lampiran 2: Surat Izin Wawancara ... 71

Lampiran 3: Surat Izin Penelitian ... 72

Lampiran 4: Media Komik Cerita Anak ... 73

Lampiran 5: Buku Panduan ... 103

Lampiran 7: Kuesioner Validasi Ahli Media Komik dan Buku Panduan ... 113

Lampiran 8: Surat Keterangan Validasi Ahli Instrumen Penelitian ... 123

(19)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan setiap individu yang didapat melalui proses kegiatan pembelajaran, di dalam maupun di luar kelas.

Pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia yang bertujuan untuk mewujudkan pembangunan nasional. Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dalam bermasyarakat, berbangsa dan Negara. Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang dituntut untuk memiliki keterampilan dalam bersosialisasi dan berinteraksi.

Dalam dunia pendidikan, pengetahuan siswa menjadi hal yang penting. Di sisi lain, perkembangan bahasa sangat mempengaruhi pengetahuan siswa seiring dengan tahap proses belajarnya. Bahasa mempunyai peran penting dalam kehidupan sehari-hari, tidak terkecuali bagi siswa sekolah dasar untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu penunjang siswa untuk meningkatkan keterampilan dalam kemampuan menulis dan membaca berdasarkan pengalaman belajarnya di dalam maupun di luar kelas. Menurut Tarigan (2008:1) keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah mempunyai empat komponen yaitu: (1) keterampilan menyimak; (2) keterampilan berbicara; (3) keterampilan membaca; dan (4) keterampilan menulis Setiap keterampilan itu erat sekali berhubungan tiga keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan

(20)

suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam belajar dan berbahasa dalam lingkup Pendidikan.

Kegiatan menulis dan membaca merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menurut Dalman, (2016:5) menulis adalah sebuah proses mengait-ngaitkan antara kata, kalimat, paragraf maupun antara bab secara logis agar dapat dipahami. Rendahnya kemampuan menulis siswa disebabkan 1) kurangnya media yang disediakan, 2) siswa hanya menerima pembelajaran menulis dari ceramah guru tanpa adanya media visual yang membantu siswa untuk belajar menulis dan memahami cerita, dan ke 3) guru tidak menggunakan model dan metode pembelajaran yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan siswa pada materi menulis cerita. Menulis memiliki banyak manfaat karena mengasah berbagai keterampilan seperti berpikir kritis, daya ingat, dan motorik serta kegiatan menulis juga dapat mendukung anak untuk menguasai huruf dan fonemik, memperkaya kosa kata, dan meningkatkan kemampuan anak menangkap pelajaran, dengan menulis dapat membantu anak dalam berpikir dalam memecahkan suatu masalah tertentu.

Selanjutnya, membaca merupakan salah satu keterampilan yang sangat berpengaruh terhadap keterampilan menulis. Menurut Hodgson dalam Tarigan (2008: 7), membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.

Guna memenuhi kebutuhan dalam penelitian ini, penulis mengambil salah satu sampel untuk dijadikan subjek penelitian. Sampel ini yaitu SDN Plaosan 1 yang beralamat di Jalan Sawah, Tlogodadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta. Pemilihan sampel penelitian ini berdasarkan pada kemudahan akses peneliti terhadap sumber data dan pelaksanaan keperluan uji coba terhadap produk yang dikembangkan.

Berdasarkan hasil observasi awal pada tanggal 14 Februari dan wawancara pada tanggal 02 September 2020 di SD Negeri Plaosan 1

(21)

dengan guru kelas V. Siswa kelas V masih kesulitan dalam membaca dan menulis. Spesifik permasalahan yang dialami siswa kelas V di dalam kelas pada saat belajar antara lain; menentukan kalimat utama, memulai paragraf baru, menentukan ide pokok, dan menentukan titik koma. Hal ini dikarenakan guru memiliki beberapa masalah dalam mengelola proses pembelajaran, yakni 1) model pembelajaran yang digunakan belum dapat menggali pengetahuan siswa; 2) belum mengoptimalkan lingkungan sekitar sebagai media dalam pembelajaran; dan 3) kurangnya kreativitas menggunakan media pembelajaran sehingga siswa tidak dapat meningkatkan motivasi untuk belajar menulis dan membaca. Dari masalah tersebut, guru memberikan solusi bahwa perlu pengembangan media pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menulis dan membaca di SD Negeri Plaosan 1.

Media pembelajaran merupakan salah satu sarana dalam menunjang dan membantu siswa dalam proses belajar mengajar yang terjadi di kelas. Sanaky (2013:3) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Bentuk komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana alat untuk menyampaikan pesan. Siswa pada umunya sangat membutuhkan media sebagai alat dalam memperjelas materi yang disampaikan oleh pengajar. Ada berbagai media pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk memaparkan materi seperti media visual, media audio, media visual-audio, media proyeksi, dan lain-lain.

Salah satu media yang dikembangkan dalam penelitian ini untuk membantu siswa kelas V SDN Plaosan 1 yaitu media komik. Media komik berbentuk narasi yang mengarahkan siswa dalam belajar membaca dan menulis berdasarkan pengalaman-pengalaman belajarnya. Menurut Sudjana & Rivai (1890:64) mendefinisikan komik sebagai bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembacanya. Media komik berfungsi untuk menarik

(22)

perhatian siswa dalam proses kegiatan pembelajaran. Secara rinci, Daryanto (2010:28) memaparkan kelebihan komik yaitu cerita yang divisualisasikan membuat pembaca terlibat secara emosional dan pembaca semakin penasaran sehingga terus membacanya hingga selesai. Secara empiris siswa lebih cenderung menyukai buku yang bergambar, berwarna dan divisualisasikan dalam bentuk realistis maupun kartun.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengkaji bahwa

“Pengembangan Komik Cerita Anak Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Dan Membaca Kelas V” belum pernah diterapkan. Oleh karena itu, peneliti berinovasi untuk melakukan penelitian yang menghendaki pengembangan produk yang layak digunakan siswa kelas V SDN Plaosan 1. Harapan dari penelitian ini adalah menarik minat belajar dan meningkatkan keterampilan menulis dan membaca siswa kelas V.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, peneliti merumuskan masalah yakni sebagai berikut:

1. Bagaimana pengembangan media komik sebagai media pembelajaran untuk membantu siswa menulis dan membaca kelas V Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kualitas media komik dalam membantu anak menulis dan membaca cerita anak kelas V Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan, penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Mengembangkan media komik untuk membantu anak menulis dan membaca cerita anak siswa kelas V Sekolah Dasar.

2. Mengetahui kualitas media komik sebagai media pembelajaran dalam membantu siswa kelas V dalam menulis dan membaca cerita anak.

(23)

D. Manfaat Penelitian

Pengembangan Komik sebagai media pembelajaran dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam mengembangkan komik sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti yaitu memiliki pengalaman di bidang penelitian pendidikan melalui pengembangan media kartu huruf bergambar.

b. Bagi Guru

Guru dapat memanfaatkan media pembelajaran yang dikembangkan untuk mengajarkan pelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca dan menulis narasi.

c. Bagi Siswa

Menarik perhatian agar siswa dapat memiliki kreativitas dalam menulis dan membaca narasi.

E. Definisi Operasional 1. Media

Media merupakan suatu perantara dalam menyampaikan materi yang diajarkan meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, antara lain buku, tape recorder, kaset, video, camera, flim, slide, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.

2. Komik

Sudjana & Ahmad Rivai (2002: 64) mendefinisikan komik sebagai bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu

(24)

cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembacanya.

3. Narasi

Menurut Widjono H.S (2007:175), narasi adalah uraian yang menceritakan sesuatu atau serangkaian kejadian, tindakan, keadaan, secara berurutan dari permulaan sampai akhir sehingga terlihat rangkaian hubungan satu sama lain.

4. Cerita

Menurut Purwanto (2008:7), cerita anak adalah mengandung tema yang mendidik, alurnya lurus tidak berbelit-belit, menggunakan setting yang ada di sekitar atau di dunia anak, tokoh dan penokohan mengandung peneladan yang baik, gaya bahasanya mudah dipahami tetapi mampu mengembangkan Bahasa anak, sudut pandang orang tepat dan imajinasi dalam jangkauan anak.

F. Spesifikasi Produk

1. Media komik menyajikan materi cerita anak dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

2. Media komik mengandung unsur-unsur gambar kartun yang berwarna.

3. Media komik menyajikan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

4. Media komik dapat digunakan di dalam kelas maupun di luar kelas.

5. Media komik disajikan dalam bentuk cetak dan virtual.

(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Hadirnya media pembelajaran bukan hanya sekedar alat bantu mengajar, akan tetapi bagian yang tidak terpisahkan dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran selain dapat menggantikan sebagian tugas pendidik sebagai penyaji materi, media juga memiliki potensi-potensi yang unik yang dapat membantu peserta didik dalam belajar.

Menurut Sardiman, dkk (1986:6), istilah media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti perantara atau pengantara. Media pembelajaran bisa diartikan sebagai sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran. Secara detail Miarso (dalam Sanaky 2013: 4) menjelaskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali.

Dari pengertian media yang telah dipaparkan di atas, media pembelajaran dapat dikatakan sebagai alat dan bahan penyampaian pesan dalam membantu siswa untuk memahami informasi yang ada.

b. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2011: 15-17) menyebutkan tiga ciri-ciri yang merupakan petunjuk alasan media digunakan dan hal-hal apa saja yang dilakukan oleh media yang mungkin guru

(26)

tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya, antara lain sebagai berikut:

1) Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini merupakan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media, seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, compact disk, dan film.

2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-laps recording. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik dan rekaman fotografi tersebut. Selain dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video.

3) Ciri Distributif (Distributive Property)

Ciri Distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Distribusi media tidak hanya terbatas pada suatu kelas atau pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga dapat disebarkan ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja.

c. Fungsi Media Pembelajaran

Pada dasarnya fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu dalam proses belajar. Pembelajaran di dalam

(27)

kelas maupun di luar kelas akan lebih efektif dan jelas jika disertai dengan media pembelajaran yang dapat membantu menjelaskan bahan materi.

Sanjaya (2012:58) menjelaskan beberapa fungsi media pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

1) Fungsi komunikasi, yaitu untuk memperlancar komunikasi antara penyampai pesan dan penerima pesan.

2) Fungsi motivasi, yaitu untuk memudahkan dan menggairahkan peserta didik dalam mempelajari materi.

3) Fungsi kebermaknaan, yaitu untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menganalisis dan memperoleh pengetahuan yang tinggi.

4) Fungsi penyamaan persepsi, yaitu setiap peserta didik memiliki pandangan yang sama terhadap informasi yang disampaikan.

5) Fungsi individualitas, yaitu mampu memenuhi dan melayani kebutuhan setiap peserta didik yang memiliki minat dan gaya belajar yang berbeda.

Dari fungsi-fungsi media pembelajaran yang telah dikemukakan di atas, dapat diketahui bahwa media pembelajaran memiliki banyak fungsi yang dapat membantu peserta didik untuk memahami materi yang disampaikan sehingga proses belajar menjadi lebih optimal dengan hadirnya media pembelajaran yang tepat. Penyampaian informasi melalui komunikasi secara lisan dapat menimbulkan salah persepsi dan juga membuat peserta didik sulit untuk menyerap materi yang disampaikan.

d. Manfaat Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki banyak manfaat dalam menciptakan suasana belajar yang efektif sekaligus menyenangkan.

Menurut Arsyad (2014: 29-30) mengemukakan beberapa manfaat media pembelajaran, di antaranya sebagai berikut.

(28)

1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian materi.

2) Media pembelajaran dapat mengarahkan perhatian peserta didik.

3) Media pembelajaran dapat membantu mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan waktu.

4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya.

Penggunaan media pembelajaran dalam proses pengajaran dapat menunjukkan perbedaan yang jelas antara pengajaran tanpa media dengan pengajaran menggunakan media sebagai alat bantu.

Pengajaran tanpa menggunakan alat bantu dapat membuat peserta didik merasa jenuh, bosan, dan gagal fokus terhadap materi yang disampaikan. Sedangkan pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu mampu membuat peserta didik lebih cepat mengerti dalam memahami materi pembelajaran serta dapat meningkatkan keterampilan lainnya seperti menulis dan membaca.

e. Definisi dan Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Secara rinci Munadi (2008:187-190) memberikan penjelasan beberapa kriteria-kriteria dalam pemilihan media pembelajaran antara lain:

1) Karakteristik siswa, keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai pembawaannya dan pengalamannya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya.

2) Tujuan belajar, menyesuaikan media yang digunakan sesuai tujuan belajar yakni mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan serta pembentukan sikap.

(29)

3) Sifat bahan ajar, dimana setiap kategori pembelajaran menuntut aktivitas atau perilaku yang berbeda-beda, sehingga mempengaruhi pemilihan media beserta teknik pemanfaatannya.

Menentukan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran di kelas harus diperhatikan keterkaitan antara media pembelajaran dengan materi yang akan disampaikan. Guru mengusahakan media pembelajaran yang dapat membantu peserta didik memahami isi materi sehingga bisa mencapai sasaran dan tujuan yang diinginkan melalui aktivitas yang mendekatkan peserta didik dengan kondisi yang sesungguhnya.

f. Ragam Media Pembelajaran

Menurut Heinich dalam Benny (2017:18), media pembelajaran memiliki beberapa ragam dan klasifikasi sebagai sarana untuk pengantar pesan kepada audience (siswa) dalam aktivitas pembelajaran, antara lain:

1) Media Visual

Media visual menyampaikan informasi atau pesan melalui pesan verbal atau non-verbal. Pesan verbal visual berupa kata-kata dalam bentuk tulisan, sedangkan pesan non-verbal visual dituangkan dalam simbol-simbol berupa gambar, diagram, peta, dan grafik.

2) Media Pameran

Media pameran atau display merupakan media yang memperagakan suatu peristiwa yang pernah terjadi. Contoh media pameran adalah diorama, miniatur, yang dapat diamati dan dipelajari oleh peserta didik secara langsung. Media pameran dapat dikatakan sebagai media yang dapat digunakan sebagai sarana yang menarik perhatian peserta didik.

(30)

3) Media Audio

Media pembelajaran berupa audio adalah media yang digunakan dengan cara mendengarkan. Mendengarkan suatu percakapan merupakan kegiatan yang melibatkan kemampuan mendengar, memperhatikan, memahami dan mengingat sehingga pembelajaran lebih efektif dan efisien. Belajar tentang bagaimana cara pengucapan bahasa asing yang benar akan lebih mudah bila menggunakan audio.

4) Media Gambar Bergerak atau Audio-Visual

Media gambar bergerak atau sering disebut media audio visual. Media audio visual dibagi menjadi dua jenis yaitu media audio visual murni dan media visual tidak murni. Media visual murni berupa film gerak (movie) bersuara, televisi dan video, sedangkan audio visual yang tidak murni seperti OHP (Overhead Projector) dan peralatan visual yang diberikan unsur suara dari rekaman kaset yang digunakan secara bersamaan dalam proses pembelajaran.

5) Multimedia

Multimedia merupakan salah produk dari kemajuan teknologi digital. Multimedia dapat mengombinasikan beberapa penayangan, seperti teks, audio, grafis, video, dan animasi.

Kombinasi yang dilakukan oleh program multimedia yang dijadikan sebagai media pembelajaran peserta didik untuk memperoleh pengetahuan dan wawasan yang baru.

6) Media berbasis Web atau Internet

Perkembangan teknologi dapat mempermudah manusia untuk mencari dan menemukan berbagai informasi dengan bantuan web atau internet. Google merupakan salah satu mesin pencari informasi yang andal. Akan tetapi, informasi yang hendak dicari melalui internet harus memperhatikan web yang

(31)

dikunjungi supaya informasi yang diperoleh benar-benar akurat dan terjamin.

2. Media Pembelajaran Komik a. Pengertian Komik

Menurut Franz dan Meier dalam Zulela (2012:48) komik adalah cerita yang bertekankan pada gerak dan tindakan yang ditampilkan lewat urutan gambar yang dibuat secara khas dengan paduan kata-kata. Bila dikutip dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, komik merupakan cerita bergambar (dalam majalah, surat kabar, atau berbentuk buku) yang umumnya mudah dicerna dan lucu. Selain itu, Sudjana dan Rivai (2011: 64) menyatakan bahwa komik adalah suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca. Karakteristik komik antara lain: 1) situasi cerita bersambung; 2) memusatkan perhatian pada cerita sehari-hari; 3) cerita singkat dan menarik.

Pada awalnya komik dibuat bukan untuk kegiatan pembelajaran, namun untuk menghibur para pembaca. Komik merupakan peninggalan zaman masa lampau pada saat masyarakat yang belum mengenal tulisan. Komik dapat digunakan sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar siswa dan membangkitkan apresiasi siswa. Penyajian cerita dalam komik berkisah dan menggunakan gambar sebagai bahasanya. Ilustrasi dalam komik bisa dilengkapi dengan narasi atau tidak. Rangkaian gambar dengan jelas tersebut dengan jelas dapat menunjukkan apa dan mengapa terjadi peristiwa itu.

Komik dikategorikan dalam media visual dikarenakan komik termasuk media grafis. Media grafis dapat mengkomunikasikan fakta-fakta dan gagasan-gagasan secara jelas

(32)

dan kuat melalui perpaduan antara pengungkapan kata-kata dan gambar. Sementara itu jika ditinjau dari penggunaannya, komik dapat dikategorikan dalam media non proyeksi dikarenakan komik disajikan tanpa harus menggunakan proyektor untuk menampilkannya kepada siswa. Komik yang dirancang pada penelitian ini akan dicetak berbentuk buku.

b. Ciri-ciri Komik

Adapun yang menjadi ciri-ciri komik menurut Arulan (2013:47) adalah sebagai berikut:

1) Bersifat personal, dengan membaca komik dapat membawa pembaca untuk terlibat secara emosional dengan pelaku utama dalam komik tersebut.

2) Humor yang kasar, penggunaan bahan yang mudah dimengerti oleh orang awam.

3) Bahasa percakapan, dengan digunakannya bahasa percakapan sehari-hari akan lebih mudah mengena bagi pembaca.

4) Penyederhanaan perilaku yang menggambarkan moral atau jiwa pelaku, pola perilaku dalam cerita komik cenderung untuk disederhanakan dan mudah diterka.

5) Bersifat kepahlawanan, isi komik cenderung membawa pembaca untuk memuja pahlawannya.

c. Jenis-jenis Komik

Menurut Arulan (2013: 25) komik terbagi dalam 10 jenis, yaitu:

1) Kartun/Karikatur (Cartoon), komik ini isinya hanya berupa satu tampilan yang di dalamnya terdapat beberapa tokoh yang digabungkan dengan tulisan-tulisan. Tujuan komik ini biasanya mengandung unsur kritikan, sindiran dan humor. Sehingga dari gambar kartun, tokoh dan tulisan tersebut mampu memberikan

(33)

arti yang jelas dan pembaca dapat memahami maksud serta tujuan dari komik tersebut.

2) Komik Potongan (Comic Strip), komik potongan adalah penggalan-penggalan gambar yang digabungkan menjadi satu bagian sebuah alur cerita pendek namun tidak harus langsung selesai dan bisa dibuat bersambung. Komik ini biasanya ditampilkan secara mingguan atau harian di sebuah surat kabar, majalah ataupun tabloid.

3) Buku Komik (Comic Book), suatu cerita yang berisikan gambar-gambar, tulisan dan ceritanya dikemas dalam sebuah buku. Buku komik ini sering juga disebut sebagai komik cerita pendek yang biasanya komik ini berisikan 32 halaman atau lebih. Terdapat tiga jenis buku komik yaitu: a) Komik Kertas Tipis (Trade Paperback), buku komik ini berukuran seperti buku biasa, tidak terlalu besar, lebar dan hanya berisikan sekitar 32 halaman. Walaupun terkesan tipis namun bisa dikemas dengan menggunakan kualitas kertas yang bagus sehingga penampilan atau penyajian terlihat menarik, b) Komik Majalah (Magazine Comic), buku komik yang berukuran seperti majalah (ukuran besar), biasanya menggunakan tipe kertas yang tebal dan keras untuk sampulnya. Ukuran yang besar tersebut tentunya berisikan sekitar 64 halaman dan bisa menampung banyak gambar dan isi cerita, c) Komik Novel Grafis (Graphic Novel), isi ceritanya lebih panjang dan komplikasi serta membutuhkan tingkat berpikir yang lebih dewasa untuk membacanya. Isi buku ini lebih dari 100 halaman. Bisa dalam bentuk cerita seri atau cerita putus.

4) Komik Tahunan (Annual Comic), komik ini biasanya terbit satu bulan sekali bahkan satu tahun sekali. Penerbit biasanya akan menerbitkannya dalam bentuk cerita putus atau serial.

(34)

5) Album Komik (Album Comic), potongan gambar dari beberapa komik yang digabung atau diringkas menjadi satu dan dijadikan sebagai bacaan sehingga 31 menjadi suatu album komik.

6) Komik Online (Webcomic), komik ini dipublikasikan melalui situs web, sehingga para pembacanya lebih mudah mengakses karena biaya yang dibutuhkan relatif murah.

7) Buku Instruksi dalam Format Komik (Instructional Comic), komik ini biasanya sering digunakan sebagai media pembelajaran. Buku instruksi format komik ini bisa dalam bentuk buku komik, poster komik, atau tampilan lainnya.

8) Rangkaian Ilustrasi, rangkaian ilustrasi ini biasanya digunakan dalam dunia perfilman maupun periklanan. Sebelum melangkah dalam pembuatan iklan biasanya akan lebih mudah bekerja apabila dibuatkan rangkaian ilustrasinya terlebih dahulu. Rangkaian ilustrasi ini juga disebut story board.

9) Komik Simpel (Simple Comic), komik ini biasanya dibuat oleh hasil karya sendiri kemudian difotokopi dan dijilid. Komik ini biasanya hanya berupa gambar-gambar kasar dan tidak perlu banyak memerlukan biaya.

10) Perencanaan dalam Pikiran (Planning on Mind), komik ini adalah komik yang sudah dirancang menjadi rangkaian gambar-gambar namun komik ini tidak tertuang dalam coretan di atas kertas melainkan hanya tergambar di dalam pikiran kita saja.

Dalam penelitian ini, jenis komik yang dikembangkan adalah Buku Komik (Comic Book). Pemilihan jenis buku komik karena praktis atau mudah untuk dibawa kemana-mana oleh peserta didik dan peserta didik bisa memilih di mana saja tempat yang mereka senangi untuk membaca buku komik. Dari ketiga jenis buku komik tersebut, komik yang digunakan peneliti yaitu

(35)

komik kertas tipis seperti buku pelajaran biasa hanya saja dikemas dalam bentuk komik yang menarik.

d. Kriteria Pemilihan Komik

Pemilihan komik yang akan digunakan sebagai media dalam pembelajaran adalah komik yang mendidik dan dapat menimbulkan gairah belajar pada anak-anak. beberapa kriteria yang haris diperhatikan dalam memilih komik yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran menurut Rothein dalam Arulan (2013: 47) yaitu

1) Apakah gambar mendukung teks.

2) Apakah gambar jelas dan mudah dibedakan.

3) Apakah ilustrasi memperjelas latar, rangkaian cerita, penjiwaan dan karakter.

4) Apakah anak mampu mendefinisikan karakter dan tindakan.

5) Apakah gaya dan ketepatan bahasa cocok untuk anak-anak . 6) Apakah menghadirkan klise.

7) Apakah tema mempunyai kegunaan.

8) Apakah ada ketepatan konsep dan tema untuk anak-anak

9) Apakah variasi buku yang telah dipilih merefleksikan keragaman budaya.

10) Apakah buku yang dipilih merefleksikan gaya.

3. Keterampilan Menulis dan Membaca a. Menulis

1. Pengertian Menulis

Menurut Dalman (2015: 4) menulis adalah proses penyampaian pikiran, angan-angan, perasaan dalam bentuk lambang/tanda/tulisan yang bermakna. Dalam kegiatan menulis terdapat suatu kegiatan merangkai, menyusun, melukiskan suatu lambang/tanda/tulisan berupa kumpulan huruf yang membentuk kata, kumpulan kata membentuk kelompok kata

(36)

atau kalimat, kumpulan kalimat berbentuk paragraf, dan kumpulan paragraf membentuk wacana/ karangan yang utuh dan bermakna.

Solehan (2008:94) menjelaskan bahwa kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang diperoleh secara otomatis.

Solehan menjelaskan bahwa kemampuan menulis seseorang bukan dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh melalui kegiatan pembelajaran. Menulis biasanya dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil.

Menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan atau mengekspresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan.

Pada awal sejarahnya, menulis dilakukan dengan menggunakan gambar, contohnya tulisan hieroglif (hieroglyph) pada zaman Mesir Kuno. Tulisan dengan aksara muncul sekitar 5000 tahun lalu. Orang-orang Sumeria (Irak saat ini) menciptakan tanda-tanda pada tanah liat. Tanda-tanda tersebut mewakili bunyi, berbeda dengan huruf-huruf hieroglif yang mewakili kata-kata atau benda. Kegiatan menulis berkembang pesat sejak diciptakannya teknik percetakan, yang menyebabkan orang makin giat menulis karena karya mereka mudah diterbitkan.

2. Tujuan Menulis

Menurut Atar (2007:14) tujuan menulis antara lain: a) untuk menceritakan sesuatu, b) untuk memberikan petunjuk atau pengarahan, c) untuk menjelaskan sesuatu, d) untuk meyakinkan, dan e) untuk merangkum. Sedangkan menurut Elina, Zulkarnaini, dan Sumarno (2009:6) tujuan menulis adalah: a) menginformasikan, b) membujuk, c) mendidik, d) menghibur.

(37)

Tujuan menulis dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Untuk memberikan informasi. Penulis dapat menyebarkan informasi melalui tulisannya seperti wartawan di koran, tabloid, majalah atau media massa cetak yang lain. Tulisan yang ada pada media cetak tersebut sering kali memuat informasi tentang kejadian atau peristiwa.

b) Untuk memberikan keyakinan kepada pembaca. Melalui tulisan seorang penulis dapat mempengaruhi keyakinan pembacanya. Seseorang yang membaca informasi di koran mengenai anak terlantar dapat tergerak hatinya untuk memberikan bantuan. Hal tersebut karena penulis melalui tulisannya berhasil meyakinkan pembaca.

c) Untuk sarana pendidikan. Menulis dapat bertujuan sebagai sarana pendidikan karena seorang guru dan siswa tidak akan pernah jauh dari kegiatan menulis seperti: mencatat di buku, merangkum, menulis soal, mengerjakan soal.

d) Untuk memberikan keterangan. Menulis untuk memberikan keterangan terhadap sesuatu baik benda, barang, atau seseorang. Tulisan tersebut berfungsi untuk menjelaskan bentuk, ciri-ciri, warna, bahan, dan berbagai hal yang perlu disebutkan dari objek tersebut.

3. Manfaat Menulis

Manfaat-manfaat menulis banyak disampaikan para ahli.

Berikut ini jabaran para ahli tentang manfaat menulis dalam Sardila (2015:114) yakni sebagai sarana;

a) Untuk menghilangkan stres. Dengan menulis kita bisa mencurahkan perasaan sehingga tekanan batin yang kita rasakan berkurang sedikit demi sedikit sejalan dengan tulisan. Tulisan yang kita buat bisa tentang apa yang sedang kita rasakan ataupun menuliskan hal lain yang bisa mengalihkan kita dari rasa tertekan tersebut (stres). Dengan

(38)

demikian, kesehatan fisik dan mental kita akan lebih terjaga.

b) Alat untuk menyimpan memori. Karena kapasitas ingatan kita terbatas, maka dengan menuliskannya, kita bisa menyimpan memori lebih lama. Sehingga ketika kita membutuhkannya, kita akan mudah menemukannya kembali. Misalnya, menuliskan peristiwa-peristiwa berkesan di diari, menuliskan setiap pendapatan dan pengeluaran keuangan, menulis ilmu pengetahuan atau pelajaran, menuliskan ide/gagasan, menuliskan rencana- rencana, target-target dan komitmen-komitmen.

c) Membantu memecahkan masalah. Ketika kita ingin memecahkan suatu permasalahan, maka kita bisa membuat daftar dengan menuliskan hal-hal apa saja yang menyebabkan masalah itu terjadi dan hal-hal apa saja yang bisa membantu untuk memecahkan masalah tersebut. Cara seperti itu akan lebih memudahkan kita dalam melihat duduk permasalahan dengan tepat yang pada akhirnya bisa memberi pemecahan yang tepat pula dalam jangka waktu yang relatif lebih cepat.

d) Melatih berpikir tertib dan teratur. Ketika kita membuat tulisan khususnya tulisan ilmiah atau untuk dipublikasikan, maka kita dituntut untuk membuat tulisan yang sistematis sehingga pembaca bisa mengerti apa yang sebenarnya ingin kita sampaikan.

b. Membaca

1. Pengertian Membaca

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 83) menjelaskan arti membaca adalah mengeja atau melafalkan apa yang tertulis.

Membaca menurut Tarigan (1990: 7) adalah salah satu proses

(39)

yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata atau bahasa lisan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu aktivitas mengenal huruf yang dihubungkan menjadi kata yang memiliki suatu makna tersendiri. Untuk meningkatkan kemampuan membaca seseorang, beberapa hal yang perlu dilakukan misalnya sering membaca buku, koran/majalah, atau hal apa saja yang berkaitan dengan huruf dan angka. Jika semakin kuat tujuan seseorang dalam membaca maka semakin tinggi pula kemampuan orang itu dalam memahami bacaannya. Membaca juga dapat meningkatkan kemampuan berbicara atau berbahasa.

2. Tujuan Membaca

Nurhadi (1987: 11) berpendapat bahwa tujuan membaca dibedakan secara umum dan khusus. Secara umum antara lain (1) mendapatkan informasi, (2) memperoleh pemahaman, dan (3) memperoleh kesenangan. Secara khusus, tujuan membaca adalah (1) memperoleh informasi faktual, (2) memperoleh keterangan tentang sesuatu yang khusus dan problematik, (3) memberikan penilaian kritis terhadap karya tulis seseorang, (4) memperoleh kenikmatan emosi, dan (5) mengisi waktu luang.

Sementara tujuan membaca menurut Blanton dkk dan Irwin, dalam Rahim (2007:11) sebagai berikut :

a) Kesenangan.

b) Menyempurnakan strategi tertentu.

c) Mempergunakan strategi tertentu.

d) Memperbaharui pengetahuan tentang suatu topik.

e) Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya.

(40)

f) Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis.

g) Mengkonfirmasi atau menolak prediksi.

h) Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan suatu informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks.

3. Manfaat Membaca

Membaca merupakan sebuah kegiatan yang ringan dan sederhana karena dengan membaca akan memiliki banyak manfaat. Rachmawati (2008:4) menyampaikan beberapa manfaat membaca adalah sebagai berikut:

a) Meningkatkan kadar intelektual.

b) Memperoleh berbagai pengetahuan hidup.

c) Memiliki cara pandang dan pola pikir yang luas.

d) Memperkaya perbendaharaan kata.

e) Mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi di berbagai belahan dunia.

f) Meningkatkan keimanan, dan g) Mendapatkan hiburan.

Purwanto (1997:27) mengungkapkan nilai membaca yaitu sebagai berikut:

a) Di sekolah, membaca itu mengambil tempat sebagai pembantu bagi seluruh mata pelajaran.

b) Mempunyai nilai praktis. Bagi perorangan, membaca itu merupakan alat untuk penambah pengetahuan.

c) Sebagai penghibur. Untuk mengisi waktu terluang ( seperti membaca syair–syair, sajak-sajak, roman, majalah dan sebagainya).

d) Memperbaiki akhlak dan bernilai keagamaan. Jika yang dibaca adalah buku – buku yang bernilai etika ataupun keagamaan.

(41)

e) Bernilai fungsional artinya berguna bagi pembentukan fungsi-fungsi kejiwaan. Misalnya membentuk daya ingatan, daya fantasi, daya pikir (akal), berbagai jenis perasaan dan sebagainya.

4. Cerita Anak

a. Pengertian Cerita Anak

Menurut Anindidyarini dalam Parmini (2020) mengemukakan bahwa cerita anak merupakan cerita yang bertema salah satunya mendidik, alurnya lurus, latarnya berkaitan dengan dunia anak- anak dan penokohannya mengandung nilai yang baik. Cerita anak merupakan salah satu karangan berupa cerita yang ditulis oleh seseorang dengan tujuan untuk dibaca peserta didik. Cerita anak tentu saja meliputi tema, tokoh, amanat dan bahasa yang dapat digunakan adalah bahasa dan tema untuk anak-anak. Dalam cerita anak banyak mengandung hal yang bermanfaat dan mendidik.

Misalnya cerita anak tentang binatang yang mencerminkan kehidupan manusia, seperti berbohong, tindak angkara murka, ketamakan, ketidakadilan, tipu muslihat, gotong royong dan ketulusan. Menurut Ermadwicitawati dkk (2013) cerita anak memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut:

1) Sastra anak yang dapat menampilkan anak sebagai tokoh Hero atau pahlawan.

2) Sastra anak memiliki ide atau pemikiran, hubungan unsur- unsur di dalamnya, dan bahasa yang digunakan sangat sederhana.

3) Sastra anak ini sendiri memiliki tujuan untuk mengajarkan anak untuk berperilaku baik. Perilaku yang baik dapat diimplementasikan di kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan penjelasan di atas cerita anak merupakan sebuah pengalaman yang memberikan inspirasi, banyak pengalaman yang dialami anak setiap hari. Sehingga memberikan pengalaman baru

(42)

bagi mereka, melalui sastra anak/cerita anak dapat menjelaskannya melalui bahasa yang sederhana dan juga anak dapat bercerita melalui gambar.

b. Jenis Bacaan Cerita Anak

Menurut Cahyani (2009:60) cerita anak memiliki beberapa jenis bacaan cerita anak untuk anak usia dini, yaitu sebagai berikut :

1) Cerita bergambar, yaitu sebuah buku cerita yang dilengkapi oleh gambar ataupun teks wacana, secara langsung akan mengarahkan yang membaca mendapat dua pemahaman, yaitu dapat diperoleh melalui visual, gambar-gambar, clan dan verbal teks wacana.

2) Cerita Rakyat, yaitu narasi yang tertulis atau lisan, cerita ini selalu ada sepanjang tahun.

3) Cerita Binatang, yaitu cerita binatang-binatang yang berperilaku seperti manusia.

4) Cerita Noodlehead, yaitu bagian dari semua budaya rakyat, cerita-cerita tersebut biasanya mengikuti pola-pola. Cerita ini banyak ditemui di Indonesia.

5) Cerita Keajaiban, yaitu biasa disebut anak-anak sebagai cerita shir, cerita peri yang gaib. Dalam cerita peri melibatkan tentang percintaan.

6) Cerita fantasi, yaitu peristiwa-peristiwa yang berada di dunia khayalan yang tidak mungkin menjadi kenyataan.

7) Fiksi Ilmu Pengetahuan, yaitu suatu bentuk fantasi atau berdasarkan bentuk ramalan yang masuk akal logika manusia.

8) Cerita sejarah, yaitu cerita yang ada di masa lalu atau masa lampau. Setting waktu atau tempat berada di masa lampau.

Seperti cerita Bandung Lautan Api.

(43)

9) Biografi, yaitu istilah lain dari riwayat hidup manusia, bisa berarti kisah tentang hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan merupakan penelitian terdahulu sebagai acuan dalam mendukung penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini dilakukan oleh Novisilta (2016), dengan judul “Penggunaan media komik untuk meningkatkan minat dan hasil belajar fisika siswa kelas VII SMP Katolik 2 W.R. Soepartman Barong Tongkok Kutai Barat pada materi konsep ZAT”. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media komik terbukti meningkatkan minat siswa pada materi Zat dan meningkatkan hasil belajar siswa pada materi konsep Zat. Selanjutnya, Penelitian ke dua dilakukan oleh Andi Wardana (2018) dengan judul

“pengembangan komik sebagai media pembelajaran untuk mengapresiasi cerita anak pada peserta didik kelas III SD/MI”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model Borg and Gall, hasil penelitian menunjukkan: (1) Kualitas produk komik sebagai media pembelajaran untuk mengapresiasi cerita anak berdasarkan hasil validasi tiga ahli media memperoleh nilai rata-rata 92,91%, tiga ahli materi memperoleh nilai rata- rata 87.87% dan dua respons pendidik memperoleh rata-rata 92,59%, dengan rata-rata skor yang dikategorikan dalam penilaian sangat layak untuk digunakan, (2) Respons peserta didik terhadap komik cerita anak sangat layak, dilihat dari skor total dengan pemberian angket respons peserta didik kelompok kecil MIN 10 Bandar Lampung memperoleh nilai rata-rata 96,27%, kelompok besar SD Muhammadiyah 1 memperoleh nilai rata-rata 95,98% dan kelompok besar MIN 10 Bandar Lampung memperoleh nilai rata-rata 91,89%.

Penelitian yang dilakukan Febriandari (2015) dengan judul

“Pengembangan Media Komik Dalam Pembelajaran Model Round Table

(44)

untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Siswa Kelas IV SD”.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, validasi, observasi, angket dan tes hasil belajar siswa. Hasil validasi komponen kelayakan materi memperoleh skor 26 dengan persentase 81,2% dan dikatakan sangat baik digunakan dengan sedikit revisi. Komponen kelayakan bahasa memperoleh skor 28 dengan persentase 77,8% dan dikatakan baik digunakan dengan sedikit revisi. Komponen kelayakan kegrafikan memperoleh skor 21 dengan persentase 75% dan dikatakan baik digunakan dengan sedikit revisi. Hasil penelitian diperoleh hasil persentase kelayakan isi/materi, kebahasaan, dan gambar secara berturut- turut sebesar 96,9 %, 97,2 %, dan 89,3 %. Semua kategori tersebut termasuk kategori berkualitas (sangat baik) perolehan hasil observasi terhadap aktivitas guru dan siswa berturut-turut adalah 98,4 % dan 97,1 %.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa media komik dalam pembelajaran model Round Table yang dikembangkan baik digunakan.

Sedangkan penelitian ini, peneliti mengembangkan media komik pada pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan keterampilan menulis dan membaca siswa kelas 5.

Penelitian ini jika dibanding dengan ketiga penelitian relevan di atas memiliki kekhasan pada wilayah waktu penelitian, dimana penelitian ini dilakukan di tengah pandemi Covid-19 yang notabene menjadi tantangan tersendiri dalam mengumpulkan data, termasuk pengujian validitas dan reliabilitas instrumen dan upaya revisi komik. Selain itu, penelitian ini berupaya menggali aspek pengaruh dari pengembangan komik terhadap dua variabel terpaan dibandingkan ketiga penelitian sebelumnya yang hanya menggali 1 variabel saja.

(45)

Gambar 2.1 Hasil Penelitian yang relevan C. Kerangka Berpikir

Pendidikan merupakan kebutuhan setiap individu yang didapat melalui proses kegiatan pembelajaran, di dalam maupun di luar kelas. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia yang bertujuan untuk mewujudkan pembangunan nasional.

Dalam dunia pendidikan, pengetahuan siswa menjadi hal yang penting.

Di sisi lain, perkembangan bahasa sangat mempengaruhi pengetahuan siswa seiring dengan tahap proses belajarnya. Bahasa mempunyai peran penting dalam kehidupan sehari-hari, tidak terkecuali bagi siswa sekolah dasar untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu

Penelitian Komik

Pengembangan Komik Cerita Anak Sebagai Media Pembelajaran Bahasa

Indonesia Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Dan Membaca

Kelas V SDN Plaosan 1

Desain Produk

Efi Ika Febriandari (2015)

“Pengembangan Media Komik Dalam Pembelajaran Model

Round Table untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Cerita Siswa Kelas IV

SD”

Pengumpulan Data

(46)

penunjang siswa untuk meningkatkan keterampilan dalam kemampuan menulis dan membaca berdasarkan pengalaman belajarnya di dalam maupun di luar kelas.

Dalam penelitian dan pengembangan produk media pembelajaran ini, peneliti menggunakan media komik atau buku cerita bergambar untuk menumbuhkan minta menulis dan membaca siswa di Sekolah Dasar.

Kegiatan menulis dan membaca merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Media pembelajaran merupakan salah satu sarana dalam menunjang dan membantu siswa dalam proses belajar mengajar yang terjadi di kelas.

Pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis narasi pada sampel penelitian yakni kelas V SDN Plaosan 1 masih belum efektif. Hal tersebut disebabkan baik dari Faktor guru, siswa, kegiatan belajar mengajar maupun media pembelajaran yang kurang bervariasi. Sehingga menimbulkan rasa malas siswa untuk belajar. disusunnya kerangka berpikir dalam menyusun dan mengembangkan media pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mencoba mengembangkan Media Komik cerita anak untuk menumbuhkan minat belajar menulis dan membaca siswa kelas V Sekolah Dasar. Dengan tujuan untuk memelihara dan membudayakan kegiatan menulis dan membaca, menulis dan membaca sangat penting dikuasai dalam dunia Pendidikan, sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan ide dan gagasan berdasarkan pengalaman. Berikut merupakan kerangka berpikir yang dapat dilihat pada halaman selanjutnya.

(47)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).

Borg dan Gall dalam Sugiyono, (2010:297) mengemukakan metode penelitian atau Research and Development merupakan penelitian yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk tertentu dengan mengujikan keefektifan produk yang akan dibuat dan dikembangkan. Metode penelitian dari Borg dan Gall memiliki 10 tahap antara lain: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk final, (10) produk masal.

Gambar 3.1: Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan menurut Borg and Gall

Tahap pertama dalam penelitian ini yaitu mencari tahu adanya potensi atau masalah yang terdapat di lapangan. Setelah mendapat data terkait

Feronika Cici Novisilta

(2016),

“Penggunaan media komik

untuk meningkatkan minat dan hasil

belajar fisika siswa kelas VII SMP Katolik 2

W.R.

Soepartman Barong Tongkok Kutai

Barat pada materi konsep

ZAT”

Validasi Desain Revisi Desain

Uji Coba Produk

Produksi Masal

Revisi Produk Final Uji Coba

Pemakaian Revisi Produk

(48)

potensi dan masalah tahap selanjutnya adalah mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan mendesain produk. Selanjutnya desain produk dengan membuat rancangan produk yang ingin dicapai yang hasil akhirnya dilengkapi dengan spesifikasinya.

Desain produk ini harus diwujudkan dalam gambar atau bagan sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya.

Setelah membuat desain produk kemudian akan divalidasi dengan menghadirkan beberapa validator untuk menilai produk yang baru dirancang tersebut. Sesudah divalidasi oleh para validator maka dapat diketahui kelemahannya sehingga kelemahan itu perlu dikurangi dengan cara memperbaiki desain.

Desain produk yang sudah diperbaiki kemudian diwujudkan terlebih dahulu menjadi barang. Setelah uji coba tahap awal dilakukan dengan simulasi penggunaan metode mengajar tersebut pada subjek yang terbatas.

Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi apakah metode mengajar baru tersebut lebih efektif dan efisien dibandingkan metode mengajar yang lama atau yang lain (Sugiyono, 2016:414-415).

Jika dalam uji coba tersebut masih ada kelemahan yang ditemukan maka langkah selanjutnya adalah merevisi produk tersebut. Produk kemudian diujicobakan dalam lingkup yang lebih luas. Uji coba ini tetap dilakukan penilaian kekurangan atau hambatan yang dialami sehingga perlu dilakukan revisi produk sehingga produk dapat diproduksi secara masal dan digunakan pada lingkup yang lebih luas.

B. Setting Penelitian

Setting penelitian membahas yang berkaitan dengan subjek penelitian, objek penelitian, lokasi penelitian, dan waktu penelitian.

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1. Pertimbangan peneliti terhadap subjek penelitian ini, berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti.

(49)

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Plaosan 1. Terletak di jalan Sawah, Tlogoadi, Mlati, Sleman Yogyakarta.

3. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga bulan Desember 2020.

C. Prosedur Pengembangan

Prosedur penelitian dan pengembangan ini menggunakan Langkah- langkah prosedural Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2010: 298). Model prosedural Borg and Gall memiliki 10 tahap, akan tetapi dalam penelitian ini hanya menggunakan 6 tahap antara lain: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) perbaikan desain, 6) uji coba produk. Peneliti hanya sampai pada tahap keenam dikarenakan Pandemi Covid-19 yang menghambat peneliti, keenam tahap tersebut akan disajikan dalam gambar 3.2.

Berikut langkah-langkah pelaksanaan penelitian menurut Borg and Gall (dalam Sugiyono, 2010: 298) yang dapat dilihat pada halaman selanjutnya.

Gambar 3.2: Prosedur penelitian

Revisi Produk Final Uji Coba

Pemakaian Revisi Produk

Potensi Masalah

Desain Produk Pengumpulan

Data

Validasi Desain Revisi Desain

Uji Coba Produk

(50)

1. Potensi Masalah

Pada tahap pertama yang dilakukan peneliti adalah potensi dan masalah. Penelitian ini dilakukan dengan adanya masalah yang ditemukan oleh peneliti dari sebuah hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di SD Negeri Plaosan 1. Tujuan yang dilakukan peneliti dalam observasi dan wawancara untuk mengetahui kesulitan anak dalam menulis dan membaca dalam mengikuti proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang berlangsung di kelas.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti, agar dapat mengumpulkan data-data yang kemudian digunakan untuk menentukan sebuah produk yang akan dikembangkan yaitu, media komik bergambar.

2. Pengumpulan Data

Tahap kedua yang dilakukan peneliti yaitu pengumpulan data.

Peneliti melakukan pengumpulan data dengan mencari sumber/referensi dari skripsi terdahulu. Dengan adanya peneliti terdahulu menunjang peneliti untuk memiliki pandangan mendesain produk yang pernah dilakukan peneliti terdahulu yaitu dengan membuat desain produk media komik bergambar.

3. Desain Produk

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tahap sebelumnya, peneliti merancang desain produk yang disesuaikan dengan kebutuhan. Peneliti juga melakukan analisis isi yaitu materi yang disesuaikan dengan produk yang akan dikembangkan. Hasil analisis digunakan sebagai acuan untuk menentukan desain produk yang akan dibuat. Desain produk awal dibuat menggunakan Sketchbook, penghapus pensil, dan Drawing pen, digunakan dalam proses inking, Tinta atau spidol warna putih, sebagai penghapus dalam proses inking,

Referensi

Dokumen terkait

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata / bahasa

Permasalahan tersebut juga didukung data hasil perolehan belajar siswa kelas IV SDN 1 Ngawen Kabupaten Blora, ditunjukkan dengan data dari 36 siswa, 11 siswa dapat mencapai

Dalam membaca karya sastra pembaca akan menemukan keindahan- keindahaan yang tercermin dari keserasian, keharmonisan antara keindahaan bentuk, dan keindahaan isi (Tarigan,

Pengembangan media komik pada penelitian ini telah memenuhi kriteria layak untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas IV

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat kendala-kendala yang muncul pada saat pembelajaran membaca cerita dengan menggunakan media komik yaitu media

Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/Bahasa

untuk menghimbau pembaca (anak) agar dapat memahami, menikmati, dan berbuat sesuatu yang baik sesuai dengan pesan pengarang (Zubaidah, 2001). Berdasarkan wawancara dengan

Menurut Henry Guntur Tarigan (2008:3) menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk komunikasi secara tidak langsung dan secara tidak tatap