• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK ATAS PENENTUAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.PERKEBUNAN NUSANTARA XIV (PERSERO) MAKASSAR UNIT PG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK ATAS PENENTUAN BIAYA PRODUKSI PADA PT.PERKEBUNAN NUSANTARA XIV (PERSERO) MAKASSAR UNIT PG."

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

BIAYA PRODUKSI PADA PT.PERKEBUNAN NUSANTARA XIV (PERSERO) MAKASSAR UNIT PG.BONE

JUMRIANA 10573 02426 11

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Strata Satu (SI) pada Jurusan Akuntansi Fakultas ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2015

(2)

BIAYA PRODUKSI PADA PT.PERKEBUNAN NUSANTARA XIV (PERSERO) MAKASSAR UNIT PG.BONE

JUMRIANA 10573 02426 11

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Strata Satu (SI) pada Jurusan Akuntansi Fakultas ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2015

(3)
(4)
(5)

Puji sykur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Karena atas limpahan rahmat dan hidayah-nyalah, sehingga penilis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Shalawat dan salam tak lupa kami panjatkan kepada nabi Muhammad SAW yang memiliki cahaya (Ilahiyah) yang memimpin umat manusia kejalan kebaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan ataupun kesalahan dalam penyusunan skripsi ini, baik dalam penyajian materi maupun dalam penyusunan tata bahasanya. Disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis. Saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak merupakan suatu bahan masukan demi kesempurnaan isi yang terkandung dalam skripsi ini.

Penulisan skripsi ini dapat terwujud atas bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang telah tulus ikhlas memberikan sumbangan berupa pikiran, motivasi dan nasehat. Untuk semua itu, dengan segalah kerendahan hati pada kesempatan ini saya menyampaikan Ucapan yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

Kedua orang tua penulis, Ayahanda ABD. Hakim dan ibunda Mina yang telah

membesarkan dan mendidik penulis secara ikhlas serta memberikan motivasi dan

do’a yang tiada henti-hentinya, dan ucapan terima kasih juga kepada dosen

(6)

rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada :

1. Dr. Irwan Akib, M.Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar atas segala kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menimba ilmu di Universitas Muhammadiyah Makassar, khususnya Jurusan Manajemen.

2. Dr. H. Mahmud Nuhung, MA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar, atas segala kebijakan-kebijakannya sebagai pimpinan fakultas tempat penulis menimba ilmu selama ini.

3. Ismail Badollahi. SE., M.Si,AK Selaku Ketua Jurusan Akuntansi atas segala bantuannya dalam perkuliahan.

4. Bapak, Ibu Dosen, dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis, khususnya Jurusan Akuntansi telah mendidik dan memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

5. Pimpinan dan karyawan PT. Perkebunan Nusantara XIV (Pesero) Makassar yang telah memberikan pelayanan yang sangat baik kepada penulis.

6. Untuk sodara kandungku yang selalu mendukung dan member fasilitas kepada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir.

7. Untuk sahabat SMAku andriani , ratna wati dan sukma yang selalu memberi semangat dalam penyelesai skripsi ini.

8. Untuk sahabat kampusku terspecial Dewi sakinah dan Hasni hasan suka duka

dalam mengerjakan tugas kampus selalu bersama.

(7)

terimakasih atas do’a nya.

Akhir kata semoga semua amal baik yag telah diberikan mereka kepada penulis mendapatkan balasan dari Allah SWT, dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya, amin

Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu

Makassar, Oktober 2015

Penulis,

(8)

(dibimbing oleh Ibu Euis Eka Pramiarsih dan Ibu Naidah).

Mengalolakasikan biaya overhead pabrik dalam proses prduksi gula, maka seluruh jumlah yang digunakan dalam proses produksi tersebut sehingga dapat menghasilkan barang, kalau biaya produksi disini biasanya terbagi dua, yaitu tetap dan biaya variabel, jadi ada pengelompokkan sejumlah biaya untuk memudahkan dalam perhitungannya.

Penelitian ini dilakukan pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Makassar Unit PG.Bone yaitu perusahaan yang memproduksi bahan mentah berupa tebu menjadi barang jadi berupa gula pasir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah biaya overhead pabrik dari departemen pembantu telah dialokasikan secara akurat ke departemen produksi .

Seluruh data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk memenuhi data yang diperlukan. Kemudian data yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan analisis deskriptif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa biaya overhead pabrik berpengaruh signifikan terhadap penentuan biaya produksi PT.Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Makassar Unit PG.BONE.

Kata Kunci : Biaya Overhead Pabrik dan Biaya Produksi.

(9)

Halaman judul skripsi ... i

Halaman Pengesahan ... ii

Halaman Persetujuan ... iii

Kata pengantar ... iv

Abstrak ... vii

Daftar Isi... viii

Daftar Tabel ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

a. Latar Belakang ... 1

b. Masalah Pokok ... 4

c. Tujuan dan Kegiatan Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Pengertian dan Klasifikasi Biaya ... 5

1. Pengertian Biaya ... 5

2. Klasifikasi Biaya ... 7

B. Pengertian Produksi ... 8

C. Sistem Pengumpulan Biaya Produksi ... 12

D. Pengertian Biaya Overhead Pabrik dan Departemen Pembantu ... 18

1. Pengertian Biaya Overhead Pabrik ... 18

2. Departemen Pembantu ... 20

E. Karakteristik / Sifat Biaya Overhead Pabrik (BOP) ... 21

F. Tujuan Penyususnan Anggaran BOP ... 22

G. Jenis Jenis BOP ... 23

(10)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS ... 32

A. Tempat Daerah dan Waktu Penelitian... 32

B. Metode Pengumpulan Data ... 32

C. Jenis dan Sumber Data ... 33

1. Jenis Data ... 33

2. Sumber Data ... 34

D. Metode Analisis ... 34

E. Definisi Operasional... 35

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN ... 36

A. Sejarah singkat perusahaan ... 36

B. Kegiatan usaha ... 38

C. Visi Dan Misi Perusahaan ... 39

D. Struktur Organisasi... 40

E. Job Description... 41

BAB V.HASIL PENELITIAN... 54

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 71

LAMPIRAN

(11)

A. Latar Belakang

Sebagaimana diketahui bahwa kondisi Negara kita yang dilanda krisis moneter yang berkepanjangan, sehinggga bagi perusahaan swasta memerlukan ketelitian dalam mengelolahnya agar aktivitas berkesinambungan, artinya dapat memberikan gambaran tentang keadaan suatu perusahaan. Biasanya gambaran keuangan pada setiap periode tertentu dilaporkan dalam suatu laporan keuangan sebagai produk akhir dari suatu kegiatan akuntansi. Laporan keuangan biasanya dalam bentuk neraca serta perhitungan laba rugi, di samping itu terdapat pula laporan laba yang ditahan dalam suatu periode tertentu.

Dalam proses perkembangan industri pabrik gula ini, maka diperlukan informasi – informasi yang cukup untuk dapat mengelolah perusahaan dengan baik. Diantaranya berbagai macam informasi tersebut, maka masalah biaya perlu diperhatikan dan data biaya dalam overhead pabrik diperoleh melalui Sistem Akuntansi Biaya.

Penentuan biaya produksi adalah tugas akuntansi biaya yang harus

mengikuti aliran fisik dari produksi, kemudian menetapkan pencatatan dan analisa

dari informasi biaya yang diikutinya tersebut, secara efektif dan efisien. Selama

proses produksi berlangsung biaya yang terjadi meliputi :

(12)

1. Biaya bahan baku 2. Biaya Tenaga Kerja 3. Biaya overhead pabrik 4. Biaya bahan pembantu

Selanjutnya, yang perlu diperhatikan dalam penentuan biaya produksi yaitu apakah semua biaya yang merupakan unsur biaya produksi tersebut telah diperhatikan khususnya biaya overhead pabrik. Sehubungan dengan hal tersebut langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengumpulkan informasi dari sumber biaya (bahan baku, upah langsung, biaya overhead pabrik) kemudian membebankan biaya-biaya tersebut kepada produk baik yang masih dalam proses maupun produk jadi. Kemudian untuk mengetahui besarnya upah tenaga kerja langsung bisa dilihat dari jumlah waktu kerja pekerja Dengan menjumlah gaji menurut kartu kerja bisa diketahui berapa upah langsung satu periode.

Masalah yang rumit terjadi dalam hal biaya overhead pabrik karena selain jumlah jenisnya banyak juga sukar diikuti jejaknya. Maka sangat penting untuk menentukan berapa besarnya biaya produk setiap saat. Biaya overhead pabrik tidak dapat dibebankan secara langsung terhadap setiap unit produksi, apabila biaya itu tidak jelas sumbernya.

Kemudian ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk menghitung tarif biaya overhead pabrik yaitu :

1. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik 2. Memilih dasar pembebanan

3. Menghitung tarif biaya overhead pabrik

(13)

Dasar yang dapat dipakai sebagai dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk adalah satuan produk, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung jam kerja langsung dan jam mesin. Setelah tarif biaya overhead ditentukan produk yang diproduksi dalam tahun anggaran dibebani dengan biaya overhead pabrik tarif tersebut. Dalam tahun anggaran dikumpulkan biaya overhead pabrik yang sesunggunya terjadi.

Pada akhir tahun, biaya overhead pabrik yang dibeban kan kepada produk berdasarkan tarif dibandingkan dengan biaya overhead pabrik yang seseungguhnya terjadi, kemudian analisa menjadi empat macam selisih. Selisih tersebut pada akhir tahun diperlukan sebagai penyesuai terhadap rekening- rekening persediaan dan harga pokok penjualan atau diperlukan sebagai penyesuaian perhitungan rugi laba.

Mengalolakasikan biaya overhead pabrik dalam proses prduksi gula, maka seluruh jumlah yang digunakan dalam proses produksi tersebut sehingga dapat menghasilkan barang, kalau biaya produksi disini biasanya terbagi dua, yaitu tetap dan biaya variabel, jadi ada pengelompokkan sejumlah biaya untuk memudahkan dalam perhitungannya.

Berdasarkan uraian di atas, pada obyek penelitian dengan judul "Analisis

Alokasi Biaya Overhead Pabrik Atas Penentuan Biaya Produksi Pada

PT.Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Makassar Unit PG BONE".

(14)

B. Masalah Pokok

Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang dihadapi perusahaan, adalah "Apakah biaya overhead pabrik dari departemen pembantu telah dialokasikan secara akurat ke departemen produksi".

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui biaya overhead pabrik dari departemen pembantu telah dialokasikan secara akurat ke departemen produksi.

2. Kegunaan Penelitian

b. Memberikan informasi yang mungkin dapat diterapkan pada perusahaan sehubungan dengan alokasi biaya overhead pabrik dan penentuan biaya produksi

c. Sebagai bahan referensi tambahan bagi pembaca yang berminat

dengan masalah pembebanan biaya overhead PT. Perkebunan

Nusantara XIV (Persero) Makassar Unit PG. BONE

(15)

A. Pengertian dan Klasifikasi Biaya

1. Pengertian Biaya

Untuk menghasilkan sesuatu apakah itu barang atau jasa maka perlulah dihitung dan diketahui besarnya biaya yang dikeluarkan atau yang perlu dan kemungkinan memperoleh pendapatan yang mungkin diterima. Setiap pengorbanan biaya selalu diharapkan akan mendatangkan hasil yang lebih besar dari pada yang telah dikorbankan tersebut pada masa yang akan datang.

Dengan demikian, seorang pengusaha hendaknya dapat mengetahui bagaimana besarnya pengorbanan dalam proses produksi dengan dasar itulah dapat memulai berhitung harga pada dasarnya setiap untuk yang merupakan komponen biaya peruhaan. Dalam hal ini, total biaya selalu dapat dihitung dan dapat dibandingkan dengan total penerimaan yang mungkin dapat diperoleh.

Berbicara mengenai masalah biaya-biaya merupakan suatu masalah yang

cukup luas, oleh karena di dalamnya terlihat dua pihak yang saling berhubungan

satu yang lainnya dalam proses produksi. Oleh Mulyadi, (1999: 147), menyatakan

bahwa bilamana kita memperhatikan biaya-biaya yang harus dikeluar kan untuk

suatu proses produksi, maka dapat dibagi ke dalam dua sifat, yaitu yang

merupakan biaya bagi produsen adalah mendapat bagi pihak yang memberikan

faktor produksi yang bersangkutan.

(16)

Demikian halnya bagi konsumen, biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh alat pemuas kebutuhannya atau merupakan pendapatan bagi pihak yang memberikan alat pemuas kebutuhan tersebut. Oleh Ikatan Akuntansi Indonesia, (1997 : 26) di katakan bahwa biaya (cost) adalah jumlah yang diukur dalam satuan uang, yaitu sejumlah pengeluaran-pengeluaran dalam bentuk konstan atau dalam bentuk pemindahan kekayaan untuk memperoleh sesuatu dengan proses pengeluaran modal atau saham, jasa - jasa yang disertakan atau kewajiban-kewajiban yang ditimbulkannya, dalam hubungannya dengan barang- barang atau jasa-jasa yang diperoleh atau yang akan diperoleh pada masa yang datang.

Dari definisi dan pengertian biaya di atas, maka dapatlah dikatakan bahwa suatu hal yang merupakan pengertian secara luas oleh karena semua yang tergolong dalam unsur pengeluaran secara nyata keseluruhannya termasuk biaya tetap diperhitungkan dan menjadi pencatatan dalam proses produksi perusahaan, sehingga biaya yang selama proses produksi menjadi hal secara keseluruhannya.

Sejalan dengan definisi dan pengertian di atas, maka D. Hartanto (

2002:89), memberikan pengertian tentang biaya (cost) dan ongkos (expense),

sebagai berikut cost adalah biaya-biaya yang dianggap akan memberikan manfaat

atau service potensial di waktu yang akan datang dan karenanya merupakan aktiva

yang dicantumkan dalam neraca. Sebaliknya expense atau expred cost adalah

biaya yang telah digunakan untuk menghasilkan prestasi. Karena jenis-jenis biaya

ini tidak dapat memberikan manfaat lagi diwaktu yang akan datang, maka

tempatnya adalah pada perkiraan laba rugi.

(17)

Disamping itu masih banyak lagi ahli yang mendefinisikan pengertian biaya diantaranya yaitu:

 Menurut Supriyono biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau

digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.

 Mnurut henry simamora biaya adalah kas atau nilai setara kas yang

dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau dimasa mendatang bagi organisasi

 Menurut Hernanto biaya adalah sejumlah uang yang dinyatakan dari

sumber ekonomi yang dikorbankan (terjadi atau akan terjadi) untuk mendapatkan sesuatu atau untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Klasifikasi Biaya

Dalam pengelolaan keuangan perusahaan utamanya pada proses produksi tentunya memerlukan biaya, oleh karena akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang dibutuhkan manajemen agar mereka dapat mengelola perusahaan atau bagiannya secara efektif di dalam mencatat dan menggolongkan biaya harus selalu diperhatikan untuk tujuan apa manajemen memerlukan informasi biaya. Sebaiknya selalu dipakai konsep "different cost for different purposes”.

Kalfisikasi biaya tentu ada konsep biaya yang dapat memenuhi berbagai

macam tujuan. Oleh karena itu di dalam akuntansi biaya terdapat berbagai macam

cara penggolongan biaya sebagai berikut :

(18)

1. Penggolongan biaya atas dasar obyek pengeluaran

2. Penggolongan biaya atas dasar fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan.

3. Penggolongan biaya atas hubungan biaya dengan tujuan sesuatu yang dibiayai.

4. Penggolongan biaya atas dasar hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.

5. Penggolongan biaya atas dasar waktu.

B. Pengertian Produksi

Sebagaimana sifatnya suatu perusahaan bisa bertahan lama untuk mempertahankan kontinuitas produksi dan mutu kwalitas, karena perusahaan memperhatikan selera harga dan kondisi konsumen dimana berada. Dalam menguraikan pengertian produksi oleh beberapa ahli ekonomi seperti Sofyan Assauri (2002 : 7), menyatakan bahwa produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) barang dan jasa pada suatu perusahaan.

Sedangkan menurut Martin Kenneth (2000 ; 3) yang diterjamahkan oleh Mulyadi dalam pengertian produksi menyatakan bahwa produksi itu merupakan prosedur desaing barang dan jasa senagai output serta sebagai poduk terakhir input emelent.

Berdasarkan dari kedua definisi tersebut di atas, maka dapat ditarik suatu

kesimpulan bahwa produksi adalah suatu usaha untuk menambah nilai guna suatu

barang dan jasa. Jadi barang yang diproduksi mengatalami tahapan tersendiri

dengan mempunyai kegunaan tertentu sebagai berikut :

(19)

1. Azas efisiensi maksudnya dengan biaya yang kecil mungkin untuk mendapatkan hasil tertentu ataupun dengan pengorbanan tertentu untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin.

2. Azas kontinutas, adalah azas yang menghendaki agar dalam pemakaian alat-alat produksi terdapat perbandingan yang serasi.

Selanjutnya akan dikemukakan arti kualitas ( mutu ) oleh Sofyan Assauri, (2002 ; 221) mengemukakan bahwa mutu diartikan sebagai faktor-faktor yang terdapat dalam suatu hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang tersebut dibuat.

Sesuai dengan pengertian di atas ada beberapa faktor yang dapat menghasilkan barang. Faktor-faktor produksi tersebut yaitu :

1. Faktor produksi tanah 2. Faktor produksi modal 3. Faktor produksi tenaga kerja

Sedangkan Richard (1999; 84), sebagai berikut dalam berproduksi sangat berhati-hati terhadap kwality untuk di pertahankan bagi para konsumen harus konsisten.

Sesuai dengan definisi tersebut di atas, menyebutkan bahwa unsur

keberhati-hatian dalam mempertahankan hasil produksi, karena hasil produksi

inilah yang merupakan pengendalian mutu untuk berperan serta dalam bersaing di

pasar.

(20)

Dalam hubungannya dengan pengertian diatas, maka dapat dibagi dalam beberapa tahap yang mempunyai bagian dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai berikut :

1. Grade yaitu sifat kelakuan, kemiripan, tingkat reabilitas singkat operasinya dan lain-lain.

2. Fitenss for use menunjukkan tingkat produk produk yang mana memberikan kepuasan.

3. Consistency in characteristic adalah suatu kumpulan spesifikasi untuk setiap komponen dari produk itu. Bilamana produk terakhir sesuai dengan spesifikasi design atau maka disebut consistency atau quality ofconformance (mutu sesuai dengan krakteristiknya).

Jadi setiap perusahaan pabrik/pengolahan dengan menetapkan suatu standard. Hal-hal yang perlu dipertimbang kan dalam pembentukan suatu standard dikemukakan oleh Harding (2001 ; 58), menyatakan bahwa :

1. Memenuhi syarat kegunaan yang ditetapkan 2. Memenuhi standard kualitas perusahaan

3. Diproduksi dengan peralatan yang ada sekarang.

Untuk itulah E.Mansffiel (2002 ; 121), menyatakan bahwa proses produksi memerlukan kehati-hatian terhadap variasi dari beberapa produksi barang dan jasa yang sama pada perusahaan.

Selanjutnya menurut R.A. Bilas (1999; 127), adalah sebagai berikut kalau

input sabagai salah satu cara proses yang diperhatikan oleh bagian produksi untuk

mempertahakna mutu dan kwalitas produksi sesuai dengan permintaan konsumen,

(21)

sehingga perusahaan ini tetap produksi, jika tetap memperhatikan selera konsumen.

Dari beberapa pengertian produksi yang telah dikemukakan diatas, maka dapatlah disimpulkan bahwa produksi merupakan suatu proses kegiatan dari berbagai faktor produksi yang dirubah bentuknya oleh perusahaan yang menggunakan dalam bentuk barang/jasa atau produksi di mana beberapa barang dan jasa yang disebabkan input dirubah menjadi barang dan jasa lain yang disebut output.

Pengertian produksi dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan faktor- faktor produksi sekaligus, maka akan diperoleh suatu faedah dalam memenuhi kebutuhan atau pemenuhan kebutuhan pertanian yang dihasilkan akibat bekerjanya faktor-faktor produksi sekaligus saling terkait dengan satu sama lainnya.

Paul A. Samuelson (2002 ; 357), membatasi diri dalam memberikan definisi proses produksi yang menyatakan bahwa produksi ini mempunyai fungsi untuk technical pada relasi diantara faktor-faktor produksi, sehingga out put dari proses produksi garus sepesifikasi produksi, agar barang yang telah diproduksi tetap menjadi pokus perhatian dari relasi.

Sedangkan Soemitro Djoyohadikusumo, (2000 ; 136), memberikan

definisi tentang produksi, berpendapat bahwa produksi pertanian adalah

penggunaan unsur-unsur dengan maksud untuk menciptakan suatu faedah atau

untuk memenuhi kebutuhan.

(22)

Pendapat di atas, bahwa dapat menggambarkan fungsi-fungsi dari produksi adalah merupakan hubungan fisik antara input dan output. Dengan kata lain bahwa faktor produksi yang digunakan sebagai masukan ke dalam proses produksi dan banyaknya hasil yang akan diperoleh. Misalnya dengan menggunakan input yang akan bisa menambah output atau produksi.

Dalam hubungan antara input dengan output berarti kita bicarakan mengenai masalah pendapatan dan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, sehingga dapat diketahui hasil yang telah diperoleh dapat memperoleh hasil atau tidak memperoleh keuntungan atau menderita rugi dan perlu kita memperhatikan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dalam satu periode tersebut.

C. Sistem Pengumpulan Biaya Produksi

Bagi perusahaan perdagangan R. Soemita Adikusumah (2001 : 177) mengemukakan bahwa penjualan merupakan kegiatan utama, oleh karena itu, sistem pengumpulan biaya produksi yang diterapkan oleh perusahaan ditetapkan sedemikian rupa sehingga dapat terperinci, sebagai berikut :

1. Semua biaya-biaya selama dalam proses produksi harus teliti dan dikumpulan untuk dilakukan pencatatan.

2. Semua pengeluaran biaya-biaya harus selama proses produksi dianggap

sebagai termasuk keperluan lain harus diperiksa sedemikian rupa sehingga

kemungkinan pemboson biaya produksi dikurangi sampai semimimun

mungkin.

(23)

3. Pencatatan dan pengelompokan harus diklasifikasikan biaya, agar kelak perhitungan dalam proses produksi dapat diketahui melalui pembukuan dengan tepat.

4. Biaya administrasi dan penjualan masih termasuk biaya produksi.

5. Dengan meminimumkan biaya dalam proses produksi agar harga pokok penjualan seminimum, sehingga penjualan barang hasil produksi dapat bersaing.

6. Pengendalian biaya yang sesuai dengan tujuan harus dilakukan terhadap unsur-unsur biaya, sehingga biaya yang telah dianggarkan digunakan seefisien mungkin, karena efisien yang dapat meningkatkan keuntungan.

Untuk mencapai adanya di atas maka perlu organisasi yang baik didalam sistem pengumpulan biaya produksi barang agar terdapat pengendalian intern yang baik dalam proses produksi sebaiknya diadakan pemisahan fungsi antara lain:

1. Bagian pesanan

Pelaksanaan bahan baku bagi perusahaan kecil dipegang satu orang saja, sedangkan bagi perusahaan besar dipegang oleh satu bagian produksi yang melibatkan beberapa personal fungsi dari bagian adalah :

a) Mengawasi semua pesanan yang diterima

b) Memeriksa surat pesanan yang diterima dari langganan dan melengkapi yang masih kurang.

c) Jika pesanan barang, harus diminta persetujuan dari bagian gudang.

(24)

d) Menentukan tanggal pengiriman, membuat surat perintah pengiriman serta tembusan-tembusannya.

e) Membuat catatan pesanan yang dikirim dan pesanan yang sudah diperhitungkan.

f) Melakukan hubungan dengan pembelian, apakah barang yang diterima sudah cocok dengan pesanan masih ada yang perlu dikemukakan.

2. Bagian gudang

Bagian gudang ini kredit berarti melibatkan bagian pesanan di mana setiap pengiriman barang yang dijual dengan pesanan harus mendapat persetujuan dari bagian gudang membuat catatan atau kartu piutang setiap langganan tentang identitas pembeli, jumlah order dan jangka waktu pembayaran. Faktur penjualan yang dibuat oleh bagian pesanan dan surat perintah pengiriman atau di kirim ke bagian pesanan untuk mendapat persetujuan atau penolakan dan surat perintah pengiriman. Jika ada persetujuan maka faktur penjualan dan surat perintah pengiriman diberikan kepada bagian pengiriman, kemudian barang tersebut di kirim kepada yang bersangkutan.

3. Pengklasifikasian biaya-biaya

Bagian pengumpulan biaya bertugas sebagai berikut :

a) Mencatat sejumlah pengeluaran yang biasanya harus dilengkapi

dengan data, pos-pos pengeluaran, misalnya pembelian barang dan

jenis-jenis biaya lainnya.

(25)

b) Mencantumkan data biaya pengiriman dan pihak pertam bahan nilai yang dibebankan kepada pembeli.

c) Biaya-biaya yang telah dicatat itu dikirim pada bagian-bagian memerlukan terlebih dahulu diperiksa kebenaran tulisan dan perhitungannya.

Kemudian untuk mengadakan pemisahan wewenang tersebut di atas tergantung dan besarnya perusahaan dan jumlah pegawai yang ada. Apabila organisasi sudah memisahkan fungsi-fungsi yang perlu ditetapkan adanya wewenang bahwa iniatif untuk menjadi barang datangnya dari satu inisiatif yang ditentukan semula misalnya bagian pesanan atau bagian-bagian lain yang memerlukan. Selain itu dimaksudkan pula agar semua pengeluaran-pengeluaran barang dari gudang baik melalui penjualan maupun untuk keperluan lainnya mendapat pengawasan sedemikian rupa, sehingga kemungkinan terjadinya kecurangan penyalagunaan dapat dihindarkan atau dikurangi sedapat mungkin.

Di dalam pelaksanaan fungsi pengumpulan biaya pada umumnya dilaksanakan oleh bagian pesanan dan organisasi administrasi serta dipengaruhi oleh sistem penjualan yang dilakukan misalnya sistem penjualan kredit, tunai dan sebagainya.

Selanjutnya cara-cara yang biasa dipakai di dalam sistem pengumpulan biaya, sebagai berikut :

a) Pemisahan antara

1. Mencatat pengeluaran

(26)

Pencatatan pertama-tama dilakukan oleh petugas bagian pengeluaran yang membuat faktur penjualan. Faktur ini sedikitnyas dibuat rangkap 4 (empat) yang pertama (asli) untuk pembelian, lembar ke 2 dikirim ke bagian penyerahan barang, lembar ke 3 dikirim ke pemegang buku tambahan piutang dan lembar ke 4 ditahan untuk arsip.

Jika pembeli akan mengambil sendiri barang yang dibeli nya, maka faktur dibawa ke kasir dan jumlah uang yang tertera di situ dibayar. Kasir akan menghitung uang memutar register kas, mencap faktur pengembalikannya pada pembeli jika ditambah kwitansi. Faktur yang telah dicap oleh si pembeli dibawa ke bagian penyerahan barang dan dikeluarkan dengan barang yang telah diserahkan lembaran kedua.

Kalau pembeli tidak mengambil sendiri barang yang dibeli, maka sesudah ia membayar kepada kasir diberi kwitansi si pembeli akan mendapat surat perintah pengeluaran atau delivery order. Satu tembusan DO dikirim kepada seksi gudang dan menerima barang-barang yang dinyatakan dalam DO tersebut.

2. Penyerahkan barang

Bagian ini bertanggungjawab terhadap kehancuran distribusi barang kepada langganan sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh bagian pengeluaran. Penyerahan barang sering terjadi secara langsung dari gudang dengan memakai DO dan biasa juga secara tidak langsung yaitu dengan pengiriman barang ke rumah langganan dimana karena adanya penyerahan barang secara tunai dan penyerahan barang secara kredit.

3. Menerima uang

(27)

Barang ini berada di bawah koordinasi bagian keuangan, atas persetuajun pimpinan perusahaan dan bertugas sebagai berikut :

a. Mencatat semua penerimaan uang, baik tunai, cek, maupun bilyet giro dalam suatu daftar.

b. Daftar penerimaan diserahkan kepada pemegang buku harian dan pemegang buku tambahan piutang.

c. Uang tunai, cek dan giro yang diterima diserahkan kepada kasir dan disetor ke bank seluruhnya, selambat-lambatnya ke esokan harinya.

d. Harus ada pemisahan antara kasir dan petugas yang memegang buku tambahan piutang dan hutang.

b) Penjualan secara kredit

Pada penjualan kredit ini maka setiap kali nilai kredit, pembeli harus dinilai. Buku piutang harus setiap bulan dibandingkan dengan perkiraan piutang di buku besar. Pengawasan intern atas piutang meliputi :

1. Pembagian tugas antara lain : a Penerimaan pesanan

b Petugas yang harus menyetujui penjualan kredit c Petugas yang harus mengirim barang

d Petugas yang mencatat buku tambahan piutang e Petugas yang menerima uang.

f Petugas yang bagian arsip.

2. Pembayaran mengenai faktur-faktur yang tertentu.

(28)

3. Setiap bulan secara periodik dikirim daftar saldo pada para piutang.

D. Pengertian Biaya Overhead Pabrik dan Departemen Pembantu

1. Pengertian Biaya Overhead Pabrik

Sebagaimana diketahui bahwa masalah biaya sangat di perlukan untuk kelangsungan hidup suatu perusahaan. Tanpa biaya, maka perusahaan tidak akan dapat menjalankan kegiatan-kegiatan usahanya dengan baik, bahkan dapat menghambat pada perusahaan untuk memperoleh suatu produk jadi, guna dipasar kan kepada konsumen dengan sasaran laba yang malsimal.

Untuk mengatasi agar perusahaan dapat memperoleh suatu barang tidak mengalami hambatan dan bahkan dapat mempengeruhi pula kelangsungan hidup suatu perusahaan, maka diperlukan biaya produk yang digunakan untuk memperoduksi suatu produk jadi. Namun pada dasarnya biaya yang dikeluar kan perusahaan dalam memproduksi suatu produksi jadi dengan laba yang semaksimal mungkin juga seringkali mengalami kekurangan dan kelebihan terhadap biaya prroduksi yang digunakan dalam memproses produk.

Dengan demikian, maka diperlukan suatu standar cost dalam

memperoduksi suatu produk dengan sasaran laba yang maksimal. Di mana standar

cost adalah merupakan suatu alat pengendalian biaya dalam proses produksi

barang jadi. Sebab kita ketahui dalam memproduksi suatu produk dengan

mengeluarkan biaya produksi yang relatif besar nilainya. Agar lebih

(29)

menguntungkan perusahaan maka diperlukan standar cost sehingga biaya yang dikeluarkan dapat lebih efisien.

Perkembangan produksi yang sangat pesat dengan sendirinya mempunyai peranan yang cukup besar sebagai penunjang terhadap kegiatan perusahaan bahkan dapat dikatakan bahwa sistem produksi produksi yang tepat akan memberikan dampak positif perkembangan serta kemajuan perusahaan sebagaimana kita ketahui bahwa tujuan dan setiap perusahaan adalah untuk merupakan produk guna dipasarkan kepada konsumen dengan sasaran laba yang semaksimal mungkin Dalam hubungannya dengan uraian tersebut di atas, maka masalah produksi dapat dikatakan masalah utama di dalam perusahaan industri yang hendaknya diperhatikan oleh setiap pimpinan perusahaan sebab kegagalan di dalam memproduksi bahan baku menjadi produk jadi akan mengakibatkan perusahaan tidak memperoleh sejumlah dana untuk membiayai operasinya sehingga menghambat masalah pemasaran pembelanjaan di dalam perusahaan yang bersangkutan dan selanjutnya masalah personil di dalam perusahaan.

Untuk menunjang pelaksanaan produksi dalam suatu perusahaan sehingga

dapat menunjang kelangsungan hidup, maka diperlukan biaya produksi, mana

merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengelolah bahan baku

menjadi prodduk. Salah satu biaya yang menjadi titik pokok dalam pembahasan

adalah biaya overhead pokok pabrik yang dikemukakan oleh Mulyadi (2003 : 12)

yaitu semua produksi selain bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya

overad pabrik terdiri dari bahan penolong biaya tenaga kerja tak langsung dan

biaya produksi tak langsung lainnya.

(30)

Definisi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya overhead adalah semua biaya produksi selain bahan baku tak langsung dan biaya tenaga kerja tak langsung Biaya overhead pabrik terdiri dari biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja tak langsung serta biaya produksi tak langsung lainnya.

Selanjutnya, menurut Mas'ud Machfoedz (1999: 31) yang memberikan pengertian biaya overhead pabrik adalah biaya overhead pabrik adalah seluruh biaya yang digunakan untuk membuat suatu barang jadi selain bahan dasar langsung dan upah tenaga kerja langsung. Dalam artian ini biaya overhead pabrik termasuk biaya bahan dasar tak langsung dan biaya tenaga kerja tak langsung.

2. Deprtemen Pembantu

Pada umumnya tarif biaya overhead pabrik hanya dihitung untuk

departemen-departemen produksi saja karena pengolahan bahan baku menjadi

produk biasanya hanya terjadi di departemen produksi. Oleh karena biaya

overhead pabrik tidak hanya terdiri dari di Departemen produksi selain biaya

bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung saja, tetapi juga meliputi semua biaya

yang terjadi di departemen-departemen pembantu.Dalam rangka penentuan tarif,

biaya overhead departemen pembantu dialokasikan ke departemen produksi.

(31)

E. Karakteristik / Sifat Biaya Overhead Pabrik (BOP)

Dalam mengadakan perencanaan dan pengawasan biaya sangat perlu diketahui sifat-sifat biaya.pada dasarnya menurut sifatnya dikenali 3 macam biaya yakni:

1. Biaya tetap (fixed cost)

Biaya tetap yaitu biaya-biaya yang cenderung untuk bersifat konstan secara total dari bulan kebulan, tanpa terpengaruh oleh volume kegiatan, dengan beberapa asumsi tertentu seperti kebijaksanaan manajemen, periode waktu lain-lain. Biaya-biaya yang termasuk kategori biaya tetap antara lain adalah gaji, pajak lkekayaan, asuransi dan biaya penyusutan (kecuali yang menggunakan performane method).

Berdasarkan wewenang untuk menentukan anggaran, maka untuk keterangan BOP yang bersifat tetap ini wewenan pengganggaran terletak di luar (di atas) bagian / departemen yang bersangkutan yaitu ditetapkan oleh pusat (direktur).

2. Biaya Variabel (variabel cost)

Biaya variabel yaitu totalnya berubah-ubah secara proposional

dengan perubahan volume kegiatan, tetapi per unitnya tetap. Dengan

demikian BOP variabel adalah BOP yang berubah sebanding dengan

perubahan volume kegiatan. Semakin besar volume kegiatan , semakin

kecil pula BOP. Dalam hal ini tingkat kegiatan perusahaan dinyatakan

dalam satuan aktivitas (activity base), seperti jam buruh langsung (DHL)

jam mesin (DMH) dan unit barang (kg liter dan lain-lain). Biaya-biaya

(32)

yang termasuk kategori biaya variabel antara lain adalah biaya bahan mentah langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan tenaga (power).

Berdasarkan kewenangan dalam menetukan anggaran, maka penentuan besar biaya variabel ini untuk jumlah (volume) ditetapkan bagian masing-masing sedangkan untuk tarif (harga) ditentukan oleh pusat.

3. Biaya Semi variabel

Biaya semi variabel adalah yang bersifat campuran, yakni antara lain adalah biaya tenaga kerja tidal langsung, biaya pemeliharaan, biaya peralatan, dan biaya bahan mentah tidak langsung dan lain-lan. Sebagai contoh adalah biaya listrik. Biaya ini bersifat tetap karena setiap bulan perusahaan harus membayar biaya berlangganan jasa listrik yang bersifat tetap, dan juga memiliki unser variabel karena biaya listrik ini bertambah seiring meningkatnya perubahan volume kegiatan perusahaan.

Berdasarkan kewenangan, maka penentuan besarnya anggaran biaya semi variabel ini sepenhnya terletak di bagian masing-masing.

Sebagai contoh adalah penggaran biaya administrasi yang diselenggarakan oleh bagian itu sendiri.

F. Tujuan penyusunan anggaran BOP

1. Mengetahui penggunaan biaya secara efesien

2. Menentukan harga pokok

(33)

3. Mengetahui pengalokasian biaya overhead pabrik sesuai dengan tempat atau departemen dimana biaya dibebankan

4. Sebagai alat pengawasan BOP

G. Jenis-jenis BOP

1. Biaya bahan penolong

Adalah bahan yang digunakan untuk membantu penyelesaian suatu produk yang jumlahnya ralative kecil. Misalnya lem dalam perusahaan percetakan, pernis dan paku dalam prusahaan mebel

2. Biaya penyusutan aktiva tak langsung

Adalah upah yang dibayarkan kepada karyawan pabrik yang secara fisik dan berhubungan dengan proses pembantu produk. Termasuk dalam kelompok ini antara lain upah mandor, gaji pegaai administrasi pabrik dll.

3. Biaya penyusutan aktiva tetap aktiva tatap pabrik

Adalah biaya penyusutan atas aktiva tetap yang dipergunakan di pabrik untuk penyelesaian produk baik secara langsung maupun tidak langsung, misalnya biaya penyusutan gedung pabrik, mesin-mesin, kendaraan pabrik.

4. Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik

Adalah biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dan perawatan

mesin, gedung pabrik dan peralatan pabrik lainnya.

(34)

5. Biaya asuransi

Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mnanggulangi resiko yang terjadi dalam proses produksi, biaya asuransi gadung pabrik, biaya asuransi karyawan pabrik.

6. Biaya-biaya yang timbul karena penggunaan jasa pihak lain

Adalah biaya-biaya yang timbul karena penggunaan jasa pihak lain guna penyelesaiaan dan kelancaran proses produksi, misalnya biaya listrik dan air untuk keperluan pabrik.

7. Biaya-biaya yang terjadi di departemen pembantu

Dalam perusahaan yang memiliki departemen pembantu, misalnya departemen bengkel atau pembangkit listrik, maka semua biaya yang terjadi di departemen pembantu tersebut diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik (BOP).

H. Langkah-langkah penentuan BOP

Dalam penyusunan anggaran BOP harus diperhatikan tingkat kegiatan (kapasitas) yang akan dipakai sebagai dasar penaksiran BOP. Ada tiga macam kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar pembantu anggaran BOP yaitu:

1. Kapasitas teoritis

Kapasitas teoritis merupakan kapasitas untuk memproduksi pada

kecepatan penuh tanpa berhenti (100%) dari aktivitas/kapasitas yang

ditetapkan. Perusahaan dianggap mampu pada tingkat yang maksimun

(35)

tanpa memperhitungkan adanya hambatan baik yang berasal dari internal maupun eksternal perusahaan.

2. Kapasitas praktis

Kapasitas teoritis dikurangi dengan kerugian-kerugian waktu yang tidak dapat dihindari karena hambatan-hambatan intren perusahaan.

Pnetapan kapasitas praktis ini perlu dilakukan karena sangat tidak mungkin suatu pabrik dijalankan pada kapasitas teoritis. Dengan demikian perlu diperhitungkan kelonggaran-kelonggaran waktu dalam penentuan kapasitas seperti perhentian pabrik yang tidak dapat dihindari karena kerusakan mesin.

3. Kapasitas normal

Adalah kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan menjual produknya dalam jangka panjang. Jika dalam penentuan kapasitas praktis hanya diperhitungkan kelonggaran-kelonggaran waktu akibat faktor-faktor intern perusahaan, maka dalam penentuan kapasitas normal diperhitungkan pula kecenderungan penjualan dalam jangka panjang.

4. Kapasitas sesungguhnya

Kapasitas sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai

dalam tahun yang akan datang. Yang besar pada tarif biaya overhead

pabrik dari tahun ketahun dan sebagai akibat peubahan yang besar pada

tarif biaya overhead pabrik dari periode ke periode.

(36)

I. Metode-Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik

Dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen adaha mengalokasikan baya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen produksi yang menikmati jasa departemen pembantu. Pada umumnya tarif biaya overhead pabrik hanya dihitung untuk departemen-departemen produksi saja, karena pengelolaan bahan baku menjadi produk yang biasanya terjadi di departemen produksi. Oleh karena biaya overhead pabrik yang akan dibebankan kepada produk tidak hanya terdiri dari biaya yang terjadi dalam departemen- departemen produksi saja, maka dalam rangka penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen, baya overhead pabrik departemen pembantu dialokasikan ke departemen produksi.

Alokasi biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen produksi dapat dilakukan dengan salah satu dari dua cara berikut ini :

1. Metode alokasi langsung (direct alokasi method)

Dalam metode alokasi langsung, biaya overhead pabrik departemen pembantu dialokasikan ke tiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja. Tidak ada departemen-departemen pembantu yang memakai jasa departemen pemantu lainnya.

2. Metode alokasi bertahap (step method)

Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu

tidak hanya dipakai oleh departemen produksi saja, tetapi digunakan pula

(37)

oleh departemen pembantu yang lain. Oleh karena itu, sebelum biaya overhead pabrik didua departemen tersebut dialokasikan ke dapartemen produksi. Metode alokasi bertahap (step method) yang terdiri dari :

a. Metode alokasi kontinyu

Dalam metode ini biaya overhead pabrik departemen-departemen pembantu yang saling memberikan jasa, dialokasikan secara terus menerus, sehingga jumlah biaya overhead yang belum dialokasikan menjadi tidak berarti.

b. Metode aljabar

Ketidaklengkapan dalam hal pembagian timbul dalam menggunakan metode bertahap karena pendistribusian yang berturut sehingga departeemen yang ditutup terlebih dahulu tidak menerima pembagian biaya dari departemen yang ditutup kemudian.

J. Kerangka Pikir

PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Makassar Unit Pabrik Gula Bone Kabupaten Bone., sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dikelola dengan tenaga kerja yang berpengalaman didukung oleh sarana prasarana kerja yang berlokasi di Kabupaten Bone sebagai obyek penelitian.

Untuk mengevaluasi biaya yang digunakan selama dalam proses produksi mulai

dari departemen pembantu, alokasi biaya overhead pabrik dan departemen

produksi sampai ke bagian umum.

(38)

PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Makassar Unit Pabrik Gula Bone Kabupaten Bone dalam pengelolaannya dengan menggunakan dana bersumber dari pemerintah, perusahaan ini setiap saat diadakan audit oleh BPK untuk mengetahui metode pengelolaan keuangan yang diserahkan pada pimpinan perusahaan.

Jika produk diolah melalui beberapa tahap proses produksi, biasanya perusahaan membentuk departemen produksi. Di samping departemen produksi tersebut, perusahaan biasanya membentuk beberapa departemen pembantu untuk melayani berbagai kebutuhan departemen produksi tersebut, jadi keduanya sangat berkaiatan.

Setelah proses produksi dalam suatu departemen, maka disusun langkah selanjutnya dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen adalah mengalokasikan biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen produksi yang menikmati jasa departemen-departemen produksi saja, karena pengelolaan suatu bahan baku menjadi menjadi produk hanaya terjadi di departemen produksi.

Biaya overhead pabrik yang akan dibebankan kepada produk tidak hanya pada departemen produksi saja, melainkan meliputi pula biaya overhead pabrik yang terjadi di departemen-departemen pembantu. Dalam rangka penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen, biaya overhead pabrik departemen pembantu dialokasikan ke departemen produksi.

Penentuan biaya produksi adalah tugas akuntansi biaya yang harus

mengikuti aliran fisik dan produksi, kemudian menetapkan pencatatan dan analisa

(39)

dari informasi biaya yang diikutinya tersebut, secara efektif dan efisien. Selama proses produksi berlangsung biaya yang terjadi meliputi : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik dan biaya bahan pembantu.

Adapun kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, dapat

digambarkan dalam bentuk skhema, sebagai berikut :

(40)

PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Unit Pabrik Gula Bone

DEPARTEMEN PEMBANTU

ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK

BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN

PRODUKSI

(41)

K. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah "Diduga bahwa Analisis biaya overhead dari departemen pembantu telah dialokasikan secara akurat ke departemen produksi oleh PT.

Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Makassar Unit Pabrik Gula Bone.”

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Daerah dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk penulisan maka penulis memilih perusahaan industri Unit Pabrik Gula Bone Kabupaten Bone pada PT.

Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Makassar Pada waktu penelitian untuk memperoleh data, maka pengambilan data direncanakan selama kurang lebih dua bulan (April – Mei) tahun 2015.

B. Metode Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data, penulis mengadakan studi kasus dan pengumpulan data melalui penelitian lapangan (field research) dan penelitian pustaka (library research), sebagai berikut :

1. Penelitian lapangan (field research), yaitu kegiatan penelitian lapangan, dimana penulis mencari data yang menjadi obyek penelitian, untuk itu penulis melakukan pengamatan setempat dan wawancara langsung dengan pimpinan serta beberapa karyawan perusahaan yang berkompeten dalam mengumpulkan data berupa laporan yang disajikan dan mengumpulkan informasi yang diperlukan.

2. Penelitian pustaka ( library research ), yaitu penulis mengumpulkan data

yang berhubungan dengan teori tentang metode pencatatan penilaian

persediaan barang dagangan pengendalian perluasan usaha dari buku

(43)

literatur dan catatan perkuliahan. Disamping itu penulis mengumpulkan yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas dan dapat mendukung penulisan skripsi ini.

Disamping itu penulis mengumpulkan data yang ada kaitannya dengan permasalahan dengan melalui cara sebagai berikut :

a. Observasi

Tehnik observasi dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung dalam proses kegiatan pengolahan data berkaitannya dengan kebutuhan informasi pada Perusahaan.

b. Wawancara

Tehnik interview dilakukan dengan jalan wawancara secara langsung dengan Kepala Bagian Umum atau kepala bagian lainnya atau sejumlah personil yang berhubungan dengan penelitian ini.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil perusahaan baik dalam bentuk informasi secara lisan maupun secara tertulis.

b. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan yang diteliti

dalam bentuk angka-angka masih memerlukan pengelolaan kembali dan

dapat digunakan untuk pembahasan lebih lanjut.

(44)

2. Sumber Data

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan cara mengadakan pengamatan langsung pada perusahaan industri unit Pabrik Gula Bone Kabupaten Bone Sulawesi Selatan Pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Makassar mengadakan wawancara langsung yang membidangi biaya dalam proses produksi khususnya mengenai alokasi biaya overhead pabrik yang ada kaitannya dengan penulisan skripsi ini.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan Industri unit Pabrik Gula Bone Kabupaten Bone Pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Makassar pada dokumen-dokumen dan buku literatur serta laporan tertulis dari luar yang ada hubungannya dengan penulisan skripsi ini.

D. Metode Analisis

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis, sebagai berikut : 1. Metode analisis deskriptif adalah metode analisis yang digunakan pada

perusahaan secara sistimatis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau kejadian pada perusahaan yang diteliti, maka kemudian menganalisisnya lalu menyimpulkannya.

2. Analisis kuantitatif yaitu sistem yang menggunakan perhitungan di dalam

pencatatan mengenai alokasi biaya overhead pabrik atas penentuan biaya

produksi.

(45)

E. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional berdasarkan kerangka pikir yang telah dikemukakan, sebagai berikut :

1. Alokasi biaya overhead pabrik dalam proses produksi perusahaan memisahkan antara biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap dapat diartikan bahwa biaya yang tidak mengikuti perkembangan kegiatan atau biaya tidak terpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Kalau biaya variabel setiap saat mengalami perubahan artinya mengikuti perkembangan kegiatan.

2. Dalam kalkulasi biaya overhead pabrik perusahaan menganalisa seluruh biaya

yang digunakan selama proses produksi untuk menentukan biaya produksi per

kilogram, agar dapat ditetapkan harga jual per kilogram.

(46)

A. Sejarah Singkat

PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) didirikan pada tanggal 11 Maret 1996 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996 tentang Peleburan PT Perkebunan XXVIII (Persero), PT Perkebunan XXXII (Persero), PT Bina Mulya Ternak (Persero) menjadi PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero), termasuk eks Proyek-proyek pengembangan PT Perkebunan XXIII (Persero) di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.

Akta Pendirian PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Nomor 47 tanggal 11 Maret 1996 dibuat oleh Notaris Harun Kamil, SH yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor C2- 9087.HT.01.01 tahun 1996 tanggal 24 September 1996 (Berita Negara RI Nomor 81 tanggal 08 Oktober 1996, tambahan Nomor 8678).

Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami perubahan, terakhir dengan

Akta Nomor 13 tanggal 11 Agustus 2008 dari Notaris Lola Rosalina, SH tentang

Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT

Perkebunan Nusantara XIV Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham tentang

Penambahan Modal Disetor dan Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan

Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara XIV. Perubahan tersebut telah

mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik

(47)

Indonesia dengan Nomor AHU-76872.AH.01.02 tahun 2008 tanggal 23 Oktober 2008 tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan.

Pasal 11 Akta Nomor 13 mengalami perubahan sesuai Keputusan Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara XIV Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham tentang Perubahan Anggaran Dasar Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara XIV Nomor KEP-83/S.MBU/2009 dan KEP-16/D4.MBU/2009 tanggal 14 September 2009 dan telah dicatatkan dengan Akta Nomor 18 tanggal 27 Maret 2012 yang dibuat oleh Notaris Lola Rosalina, SH.

1. Kedudukan Perusahaan

Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) berkedudukan di Jalan Urip Sumoharjo Km. 4 Kotak Pos 1006, Makassar – 90232, Telepon 0411-444810, 444112, Fax 0411-444840, 449886,E-mail : [email protected] dan Kantor Penghubung Jakarta di Jalan Cut Meutia Nomor 11 Menteng Jakarta Pusat, Telepon/Fax 021-3150404.

2. Maksud dan Tujuan Perusahaan

Berdasarkan Akta Nomor 13 tanggal 11 Agustus 2008, Pasal 3, Ayat 1,

maksud dan tujuan Perseroan adalah melakukan usaha dibidang Agro Bisnis dan

Agro Industri serta optimalisasi Sumber Daya Perseroan untuk menghasilkan

barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, serta mengejar

(48)

keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip- prinsip Perseroan Terbatas.

B. Kegiatan Usaha

Kegiatan Perseroan sesuai Akta Nomor 13 tanggal 11 Agustus 2008 Pasal 3, ayat 2 adalah :

1) budidaya tanaman meliputi pembukaan dan pengolahan lahan pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemungutan hasil tanaman serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang sehubungan dengan pengusahaan budidaya tanaman tersebut;

2) Produksi meliputi pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi dan/atau barang jadi serta produksi turunannya;

3) Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan;

4) Pengembangan usaha bidang perkebunan, agro wisata, agro bisnis dan agro forestry.

Selain kegiatan usaha utama tersebut diatas, Perseroan dapat melakukan

kegiatan usaha dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki

untuk trading house, pengembangan kawasan industri, agro industrial complex,

real estate, pusat perbelanjaan/mall, perkantoran, pergudangan, pariwisata,

perhotelan, resort, olahraga dan rekreasi, rest area, rumah sakit, pendidikan dan

(49)

penelitian, prasarana telekomunikasi dan sumber daya energi, jasa penyewaan, jasa konsultasi bidang perkebunan, jasa pembangunan kebun, dan pengusahaan sarana dan prasarana yang dimiliki perusahaan.

C. Visi dan Misi Organisasi a. Visi

Menjadi perusahaan agribisnis dan agroindustri yang kompetitif, mandiri dan memberdayakan ekonomi rakyat.

b. Misi

1) Menghasilkan produk utama perkebunan berupa gula dan minyak sawit, sertapendukung yang berdaya saing tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan internasional;

2) Mengelola bisnis dengan teknologi akrab lingkungan yang memberikan kontribusi nilai kepada produk dan mendorong pembangunan berwawasan lingkungan;

3) Melalui kepemimpinan, teamwork, inovasi dan SDM yang kompeten, meningkatkan nilai secara terus-menerus kepada shareholder dan stakeholders.

4) Menempatkan Sumber Daya Manusia sebagai pila

5) utama penciptaan nilai (value creation) yang mendorong perusahaan

tumbuh dan berkembang bersama mitra strategis.

(50)

D. Struktur Organisasi

Struktur organisasi mengalami perubahaan sesuai surat Direksi PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Nomor 022/05.N14/SK/VII/VII tanggal 22 Juli 2014 sebagai berikut:

Gambar 2. Struktur Organisasi PTPN XIV (Persero) Makassar

PKS LUWU

KEBUN KEERA

KEBUN ASERA

KEBUN BETELEME KEBUN

MALILI

KEBUN AWAYA

KEBUN MIRA

UNIT TERNAK KABARU

DIREKTUR PRODUKSI DIREKTUR KEUANGAN DIREKTUR SDM & UMUM DIREKTUR UTAMA

RUPS

DEWAN KOMISARIS

ASET MAROANGIN,

SIDRAP, SAKOLI, SOPPENG

ASET TINANGGEA,

KOLAKA KETERANGAN :

BAGIAN PEMASARAN

BAGIAN AKUNTANSI

BAGIAN AKUNTANSI

BAGIAN SDM

& UMUM

BAGIAN PENGADAAN

BARANG &

JASA

UNIT PKBL BAGIAN

TEKNIK &

PENGOLAHAN

BIRO SPI

KOMITE AUDIT

BAGIAN PERENCAAN &

PENGEMBANGAN

DIREKTUR PRODUKSI

PT SPN RUPS ANAK PERUSAHAAN

& KERJASAMA OPERASI

BAGIAN KEUANGAN

GARIS LINI GARIS KOORDINASI BAGIAN

TANAMAN &

TERNAK BAGIAN

SEKRETARIS PERUSAHAAN

LO JAKARTA ASET KAPAS JENEPONTO KERJASAMA

PG BONE, CAMMING &

TAKALAR

BOT PKS MALILI PT BMS

(51)

E. Job Description a. Direktur Utama

Nama Jabatan : Direktur Utama Lokasi Kerja : Kantor Direksi 1) Tugas Pokok

Bersama-sama Direksi lainnya :

a) Menetapkan misi dan perencanaan strategis.

b) Menetapkan dan mengembangkan budaya perusahaan, ethos kerja, hubungan industrial dan visi perusahaan.

c) Memimpin dan mengurus perusahaan sesuai tujuan perusahaan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan.

d) Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan.

2) Uraian Tugas

a) Mengkoordinasikan penyusunan perencanaan perusahaan / Rencana Jangka Panjang (RJP) dan RKAP sampai dengan pengesahannya oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

b) Mengkoordinasikan penyusunan laporan tahunan untuk diajukan dan dipertanggungjawabkan dalam RUPS

c) Menandatangani Surat Keputusan mengenai Pengangkatan, Kenaikan

Gaji Berkala Biasa, Kenaikan Gaji Berkala Istimewa, Kenaikan Pangkat /

Golongan, Penurunan Pangkat / Golongan, mutasi dan pemberhentian

golongan III s/d IV.

(52)

d) Sesuai ketentuan yang berlaku mengadakan dan membina hubungan kerjasama dengan lembaga-lembaga lain dalam dan luar negeri yang bertujuan mengembangkan perusahaan.

e) Melalui Rapat Direksi meminta pertanggungjawaban dari anggota Direksi yang lain.

f) Mengadakan Rapat Direksi secara rutin serta mengadakan Rapat Direksi dengan Dewan Komisaris.

g) Mengundang Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham / Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham.

h) Secara rutin melakukan pembinaan terhadap Biro Satuan Pengawasan Intern.

i) Memberikan perintah / komando kepada Biro Satuan Pengawasan Intern dalam tugas-tugas pengawasan perusahaan.

3) Wewenang

a) Berwenang bertindak atas nama Direksi

b) Mengatur pendelegasisan khusus Direksi untuk mewakili perusahaan secara intern maupun ekstern kepada salah satu atau beberapa orang karyawan atau kepada orang atau lembaga diluar perusahaan.

4) Tanggung Jawab

a) Bertanggung jawab kepada Rapat Direksi

b) Bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham

(53)

5) Hubungan Kerja

a) Hubungan Fungsional : - Rapat Umum Pemegang Saham - Dewan Komisaris

Hubungan Bawahan : - Kepala Bagian / Kepala Biro - Kepala Unit

b) Hubungan Koordinasi : - Dengan Direksi lainnya

- Dengan lembaga-lembaga terkait lainnya.

a. Direktur Produksi

Nama Jabatan : Direktur Produksi Lokasi Kerja : Kantor Direksi

1) Tugas Pokok

Bersama-sama Direksi lainnya :

a) Menetapkan misi dan perencanaan strategis.

b) Menetapkan dan mengembangkan budaya perusahaan, ethos kerja, hubungan industrial dan visi perusahaan.

c) Memimpin dan mengurus perusahaan sesuai tujuan perusahaan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan.

d) Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan.

e) Dengan tugas khusus : meningkatkan efisiensi penggunaan Sumber Daya

untuk pencapaian produksi dan produktivitas serta mutu yang optimal.

(54)

2) Uraian Tugas

a) Mengkoordinasikan penyusunan perencanaan perusahaan / Rencana Jangka Panjang (RJP) dan RKAP sampai dengan pengesahannya oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

b) Menetapkan ketentuan pelaksanaan di bagian produksi yang meliputi pengaturan dan pengendalian di bagian tanaman, teknik, pengolahan, perencanaan dan pengembangan.

c) Mengkoordinasikan pengelolaan di bagian tanaman, teknik dan pengolahan dan untuk dengan tujuan menghasilkan produk, baik jumlah maupun mutu sesuai yang direncanakan.

d) Memberikan saran dan pertimbangan kepada Rapat Direksi mengenai penggunaan teknologi maju di bagian tanaman, teknik dan pengolahan e) Secara rutin melakukan pembinaan terhadap jajaran di bagian tanaman ,

bagian teknik & tehnologi dan bagian perencanaan & pengembangan (renbang).

f) Mengkoordinasikan pengelolaan bagian pengembangan dengan sasaran kemajuan proyek pengembangan disesuaikan dengan kondisi perusahaan.

g) Memberikan saran dan pertimbangan kepada Rapat Direksi mengenai diversifikasi pasar, perkembangan selera konsumen dan hal – hal yang menyangkut kemajuan proyek pengembangan.

h) Bila dianggap perlu melaksanakan hubungan dengan pihak ketiga, atas

persetujuan rapat Direksi.

(55)

i) Mengkoordinasikan dan mempersiapkan laporan bagian produksi dan bagian pengembangan.

3) Wewenang

a) Memberikan rekomendasi dan mengajukan usul kenaikan pangkat / jabatan, demosi, mutasi dan pemberhentian karyawan kepada rapat Direksi.

b) Bersama Direksi lainnya mengatur pelaksanaan rencana kerja.

4) Tanggung Jawab

a) Bertanggung jawab kepada Rapat Direksi

b) Bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham

5) Hubungan Kerja

a) Hubungan Fungsional :- Rapat Umum Pemegang Saham - Dewan Komisaris

Hubungan Bawahan : - Kepala Bagian Tanaman

- Kepala Bagian Teknik & Tehnologi

- Kabag Perencanaan & Pengembangan(Renbang) - Kepala Unit

b) Hubungan Koordinasi :- Dengan Direksi lainnya

- Dengan lembaga-lembaga terkait lainnya.

(56)

b. Direktur Keuangan

Nama Jabatan : Direktur Keuangan Lokasi Kerja : Kantor Direksi 1) Tugas Pokok

Bersama-sama Direksi lainnya :

a) Menetapkan misi dan perencanaan strategis.

b) Menetapkan dan mengembangkan budaya perusahaan, kerja, hubungan industrial dan visi perusahaan.

c) Memimpin dan mengurus perusahaan sesuai tujuan perusahaan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan.

d) Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan.

e) Dengan tugas khusus : mengelola Sumber Daya Keuangan untuk meningkatkan profitabilitas usaha menuju kinerja perusahaan yang sehat.

2) Uraian Tugas

a) Mengkoordinasikan penyusunan perencanaan perusahaan / Rencana Jangka Panjang (RJP) dan RKAP sampai dengan pengesahannya oleh Rapat Umum Pemegang Saham.

b) Menetapkan ketentuan pelaksanaan di bagian keuangan dan bagian akuntansi yang meliputi pengelolaan dan pengendalian.

c) Mengelola bagian keuangan dan bagian akuntansi untuk sebesar- besarnya meraih keuntungan perusahaan.

d) Memberikan saran dan pertimbangan kepada Rapat Direksi untuk

memanfaatkan sumber dana yang paling menguntungkan.

Gambar

Gambar 2.  Struktur Organisasi PTPN XIV (Persero) Makassar
Tabel   1  Standar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik (BOP) Menurut                    Perusahaan (Kapasitas Jam Kerja 2400 Jam)
Tabel  2  Realisasi Pembebanan Biaya Overhead Pabrik (BOP) Menurut                   Perusahaan (Kapasitas Jam Kerja 2400 Jam)
Tabel   3   Anggaran Biaya Overhead Pabrik Pada Perusahaan Tahun 2014
+2

Referensi

Dokumen terkait

Perkebunan Nusantara IX (Persero) belum memisahkan antara biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik dalam pengumpulan harga pokok produksi

Panca Mitra Multi Perdana Situbondo dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya anggaran biaya overhead pabrik dan biaya overhead pabrik sesungguhnya tiap-tiap departemen

Biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung dibebankan kepada produk secara langsung, sedangkan biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif. Metode

Pada akhir periode tahunan, biaya overhead pabrik yang telah dibebankan ke dalam produk, yaitu biaya overhead pabrik berdasarkan tarif standar, dibandingkan dengan

Setelah anggaran biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik disusun, maka langkah selanjutnya menyusun anggaran biaya produksi. Anggaran biaya

Berdasarkan upaya meningkatkan efisiensi biaya produksi dalam penentuan harga jual perusahaan harus bisa menyadari perhitungan biaya overhead pabrik yang tepat karena

Tarif biaya overhead dihitung dengan menembahkan biaya pendukung yang dialokasikan ke biaya overhead yang secara langsung dapat ditelusuri pada departemen produksi

Pada akhir periode tahunan, biaya overhead pabrik yang telah dibebankan ke dalam produk, yaitu biaya overhead pabrik berdasarkan tarif standar, dibandingkan dengan