• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA Kemampuan Komunikasi Matematis Pengertian Komunikasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KAJIAN PUSTAKA Kemampuan Komunikasi Matematis Pengertian Komunikasi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

6

KAJIAN PUSTAKA

Matematika merupakan ilmu pasti, yang mempelajari tentang keteraturan, serta struktur yang terorganisasi. Matematika adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pendidikan dasar hingga perguruan tinggi dan sangat penting dalam kehidupan, yang mana berkaitan dengan angka, bilangan, simbol, perhitungan dan lain-lainnya (Mardhiyana & Nasution, 2018). Sangat pentingnya matematika dalam segala hal, sehingga perlu ada yang namanya belajar matematika pada semua jenjang pendidikan (Rachmayani, 2014). Proses belajar matematika menjadikan siswa berani mengutarakan ide matematisnya dengan cara simbol, mendengar, memahami, Tanya jawab, serta menulis baik secara lisan maupun tulisan (Qomariyah, 2017).

Pembelajaran matematika perlu diberikan sejak berada di sekolah dasar sebagai pengetahuan dasar dengan kecakapan berpikir logis, menjabarkan,bekerja sistematis, kritis, dan inovatif, dan dapat bertukar pikiran (Astuti, Sesanti, Farida 2018)

A. Kemampuan Komunikasi Matematis Pengertian Komunikasi

Menurut Ariawan dan Nufus (2017) komunikasi merupakan tahapan terpenting dari matematika yang merupakan upaya untuk mengungkapkan ide serta mengklasifikasikan pemahaman makna dan kelengkapan gagasan yang dapat diwujudkan melalui proses komunikasi. Hal tersebut terjadi ketika siswa diminta untuk berpendapat untuk mengkomunikasikan hasil pemahaman terhadap orang lain secara tertulis maupun lisan maka siswa belajar untuk menjelaskan dan memahamkan orang lain sesuai dengan pemahaman yang sudah didapatkan.

Sedangkan Hendriana dan Kadarisma (2019) mengungkapkan bahwa komunikasi merupakan kemampuan dalam mempelajari matematika yang harus dimiliki oleh masing-masing siswa, baik siswa sekolah dasar sampai sekolah menengah yang memang wajib memiliki kemampuan komunikasi yang baik, karena hal tersebut sangat penting. Sejalan dengan hal tersebut Kleden, 2013 mengungkapkan bahwa NCTM menekankan komunikasi siswa

(2)

7

dalam matematika adalah hal yang sangat penting sejak usia dini, komunikasi juga berguna untuk mengevaluasi kebenaran pemikiran dari siswa yang berarti pemikiran matematis siswa dapat dinilai kebenarannya oleh guru dan komunikasi juga dapat mendorong siswa untuk merefleksikan pemahaman matematika.

Secara global komunikasi dapat didefinisikan sebagai suatu kejadian yang berguna untuk menyampaikan informasi yang berlangsung dalam suatu lingkungan (Lanani, 2013). Inah, (2015) mengutarakan bahwa saat pembelajaran berlangsung selalu terjadi komunikasi antara siswa dan guru guru atau siswa dengan siswa, dimana siswa dijadikan sebagai fokus pada pembelajaran dan di fasilitatif oleh guru, karena untuk mengukur keberhasilan suatu pembelajaran dapat dilihat dari cara guru ketika berinteraksi bersama siswa.

Berdasarkan berbagai pendapat para ahli maka disimpulkan bahwa komunikasi merupakan alat menyampaikan sebuah pesan berupa informasi yang sangat diperlukan. Dimana komunikasi sangat berguna dalam mengevaluasi kebenaran dan dapat mendorong siswa untuk dapat berargumentasi terhadap orang lain. Melalui komunikasi akan terlihat sejauh mana siswa mengeksplorasi pemikiran dan pemahaman mereka terhadap matematika dan dapat mengkomunikasikan pemahaman yang didapat secara tertulis maupun lisan.

Kemampuan Komunikasi Matematis

Kemampuan komunikasi matematis merupakan suatu hal yang harus dimiliki siswa dalam mempelajari matematika yang merupakan modal dalam menyelesaikan, mempelajari dan ketika melakukan komunikasi siswa diminta untuk memberikan alasan yang logis dalam menyelesaikan masalah, dapat mengubah soal ke dalam simbol matematika, dan dapat menggambarkan gagasan matematika kedalam bentuk uraian yang relevan (Hendriana &

Kadarisma, 2019). Hal serupa juga dikemukakan oleh Yuniarti et al., (2018) kemampuan komunikasi matematis dapat menunjang keahlian dalam memecahkan masalah, dan jika memiliki kemampuan komunikasi yang baik maka suatu permasalahan lebih cepat terselesaikan dengan benar.

(3)

8

Komunikasi matematis adalah cara untuk mempresentasikan gagasan dalam memecahkan masalah, strategi maupun solusi matematika baik secara tulis maupun lisan (D. D. Pratiwi, 2015). Pendapat Astuti dan Leonard (2015) komunikasi matematis merupakan kemampuan dalam menyampaikan gagasan matematika secara runtut kepada teman maupun guru, dengan menggunakan bahasa matematika dalam bentuk tulisan maupun lisan tentang apa yang dikerjakan lalu dapat mampu membuat argumen yang mempresentasikan ide- ide matematika.

Komunikasi matematis yg akan diteliti pada penelitian ini merupakan komunikasi matematis tertulis. Berdasarkan kemampuan komunikasi tertulis siswa akan berdampak pada keahlian siswa ketika menyelesaikan lembar kerja siswa, oleh karena sebagian besar dalam pengerjaan siswa adalah menuangkan ide dan menuliskan gagasan dengan bahasa sendiri (Ardina & Sa’dijah, 2016).

Hasil penelitian oleh (Riyadi et al., 2021) mengemukakan bahwa keterampilan komunikasi matematis tulis siswa dalam menyelesaikan permasalahan dan mengekspresikan ide ke dalam simbol matematika masih tergolong rendah.

Komunikasi lisan seperti berdiskusi dan menjelaskan, komunikasi tertulis seperti: tabel, gambar/grafik, persamaan ataupun dengan bahasa sendiri sesuai pemahaman (Nugraha & Pujiastuti, 2019). Lebih lanjut (Andhany, 2018) menjelaskan indikator kemampuan komunikasi matematis: 1) Menulis (Written text), yaitu memberikan penjelasan mengenai solusi dari suatu permasalahan dengan bahasa sendiri, 2) Menggambar (drawing), yaitu menyatakan soal ke dalam bentuk gambar, 3) Ekspresi matematika (mathematical expression), yaitu menyatakan permasalahan dalam bentuk model matematika.

Pendapat Aminah et al.(2018) adapun indikator komunikasi matematis yaitu 1) mengaitkan benda nyata, gambar, dan diagram kedalam bentuk matematika; 2) menjelaskan permasalahan nyata ke dalam simbol matematika;

3) menjabarkan gagasan secara lisan, tertulis, diagram, gambar, dan aljabar; 4) memperhatikan, bertukar pikiran serta menulis mengenai matematika; 5) membuat generalisasi dan mendefinisikan.

(4)

9

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis ialah suatu hal yang dimiliki seorang individu yang mana merupakan cara untuk mengungkapkan gagasan matematika kepada semua orang, yang mana komunikasi matematis terdiri dari komunikasi tertulis dan komunikasi lisan. Dalam pembelajaran matematika komunikasi matematis sangat diperlukan, dengan memiliki kemampuan komunikasi matematis yang baik akan memudahkan diri sendiri dalam mengekspresikan, mengolah, dan memecahkan suatu permasalahan sehari-hari dalam bahasa matematika. Penelitian ini lebih menekankan pada komunikasi matematis tulis karena menurut (Riyadi et al., 2021) merupakan keterampilan siswa dalam menafsirkan pengetahuan menjadi simbol, grafik atau gambar, tabel, dan diagram. Keahlian menulis menjadi salah satu kegiatan yang dapat mendorong siswa untuk berkomunikasi lebih baik lagi, karena ketika siswa mempunyai komunikasi dengan baik maka dapat diharapkan siswa bisa menyelesaikan soal dengan maksimal (Bachriani et al., 2021).

Pada penelitian ini akan menggunakan indikator komunikasi matematis yang diadaptasi dari penelitian (Lutfianannisak & Sholihah, 2018) sebagai ukuran tingkat komunikasi tulis siswa sebagai berikut.

Tabel 1 Indikator komunikasi matematis tulis

No. Aspek Komunikasi Matematis tulis Indikator Komunikasi Matematis Tulis 1. Membentuk dan memperkuat pola pikir

matematis melalui komunikasi.

- Mencantumkan informasi yang diketahui dan ditanya berdasarkan soal.

- Mendapatkan ide dengan mencantumkan permisalan/ pemodelan atau bentuk persamaannya.

- Menuliskan rumus guna membuat rencana penyelesaian atau strategi penyelesaian untuk mendapatkan solusi.

2. Menganalisis gagasan secara sistematis serta strategi penyelesaian masalah.

- Menentukan strategi atau penyelesaian masalah dalam bentuk tulisan atau gambar secara baik dan benar.

3. Membuat kesimpulan menggunakan Bahasa sendiri yang berupa tulisan dari hasil penyelesaian masalah.

- Menuliskan kesimpulan akhir.

Sumber: Adaptasi dari (Lutfianannisak & Sholihah, 2018)

(5)

10 B. Soal PISA

Soal PISA atau Program International Student Assessment yang mana bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam menyelesaikan masalah (Bidasari, 2017). Menurut pendapat Aisyah dan Dewi (2018) soal-soal tipe PISA merupakan tipe soal yang digunakan dalam menumbuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order thinking) siswa, yang mana digunakan untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis.

PISA atau Program International Student Assessment merupakan studi mengenai program penilaian siswa tingkat internasional yang diselenggarakan oleh Organisation For Economic Co-Operation and Development (OECD) digunakan untuk mengetahui perkembangan program pendidikan di Indonesia (Zulfah &

Rianti, 2018). Untuk mengenal kemampuan komunikasi matematis siswa dapat diberikan soal PISA yang mana menurut Setiawan et al., (2019) soal PISA mempunyai ciri khusus yaitu terdapat kemampuan kognitif dalam matematika yaitu berpikir dan bernalar, argumentasi, komunikasi, pemodelan, pengajuan dan pemecahan masalah, representasi dan penggunaan bahasa dan operasi simbolik, formal dan teknis, penggunaan alat bantu dan alat, sesuai dengan maksud pembelajaran matematika dan salah satunya merupakan kemampuan kognitif matematika communication.

Soal matematika PISA memiliki tingkatan level 1 hingga level 6 dengan spesifikasi (Bidasari, 2017) sebagai berikut:

a. level 1

Menyelesaikan persoalan dengan pasti dan tepat b. level 2

Menarik kesimpulan dengan tepat c. level 3

Memerlukan rencana penyelesaian yang sederhana d. level 4

Dapat bekerja dengan batasan-batasan dan asumsi-asumsi e. Soal level 5

(6)

11

Menentukan, membandingkan, dan menilai rencana penyelesaian yang sesuai.

f. Soal level 6

Siswa dapat menganalisis dan menyajikan permasalahan dalam situasi kompleks

Soal PISA mencakup empat konten soal PISA (Dewantara, 2018) yaitu:

1. Ruang dan bentuk (space and shape)

2. Perubahan dan hubungan (change and relationship) 3. Bilangan (quantity)

4. Ketidakpastian dan data (uncertainty and data)

Akan tetapi yang digunakan pada penelitian ini soal PISA level 4 dengan konten ketidakpastian & data, level 5 dengan konten perubahan &

hubungan, dan level 6 dengan perubahan & hubungan. Agar siswa dapat terbiasa dengan soal PISA yang tingkat kesukaran nya lebih tinggi.

Kemudian siswa dapat mengkomunikasikan serta menginterpretasikan soal PISA tersebut dengan baik.

C. Gaya Belajar

Memahami bahwa siswa adalah individu yang unik juga memiliki perbedaan yang dapat menentukan keberhasilan pada saat belajar. Perbedaan dapat diketahui pada gaya belajar. Menjadi salah satu faktor internal dan apabila keunikan gaya belajar dihargai, maka siswa akan mengembangkan diri dengan optimal berdasarkan kemampuan yang ada. Chania et al.,(2016) mengemukakan bahwa gaya belajar adalah cara seorang dalam melaksanakan tindakan memproses, memahami, dan mempelajari suatu informasi yang didapatkan. Salah satu karakteristik siswa dalam pembelajaran adalah gaya belajar, kemampuan komunikasi dapat dilihat melalui gaya belajar karena setiap siswa memiliki gaya belajar tersendiri (Fatkhiyyah et al., 2019). Gaya belajar merupakan faktor penentu dalam memperoleh pengetahuan yang efektif dan guru harus mempertimbangkan dalam melakukan proses belajar mengajar karena perbedaan kebiasaan belajar siswa menunjukan bahwa setiap individu mempunyai cara tersendiri dalam mengolah informasi, dan gaya belajar diyakini dapat memberikan pengaruh terhadap pemahaman konsep siswa (Latisma et al., 2015).

(7)

12

Gaya belajar disebut cara yang selalu dilakukan oleh siswa saat memahami dan menerima penjelasan, pengalaman, serta kebiasaan siswa dalam melakukannya, jika siswa dapat mengenali dan akrab dengan gaya belajar yang dimiliki akan lebih mudah dalam memahami lebih cepat informasi yang didapatkan (Sundayana, 2016).

Menurut Danaryanti dan Noviani (2015)gaya belajar merupakan sebuah kunci untuk dapat mengembangkan kemampuan dalam pekerjaan, sekolah dan dalam keadaan antar individu, karena gaya belajar bersifat individu, maka setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda untuk memproses suatu informasi dan gaya belajar dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar bagi setiap individu. Azrai &

Sulistianingrum,(2017) mengemukakan tentang gaya belajar David Kolb yang lebih menekankan pada analisis terkait pengolahan informasi.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan jika gaya belajar merupakan upaya yang selalu dilakukan setiap individu dalam memproses informasi dengan cara mereka sendiri, yang dapat mempengaruhi hasil belajar dan proses pada setiap individu dalam memproses suatu informasi.

Berbagai konsep dan bentuk tentang gaya belajar dan instrumen penentu gaya belajar sudah banyak dikembangkan. Salah satunya gaya belajar menurut David Kolb yang memiliki 4 tipe gaya belajar yang dikemukakan oleh Pratiwi et al., (2010):

1) divergen (diverging)

Kombinasi elemen pengalaman konkrit dan observasi reflektif. Individu dengan gaya belajar divergen dapat melihat situasi konkrit dari berbagai perspektif. Ia mempunyai minat budaya yang sangat luas serta senang mengumpulkan informasi. Minat sosialnya tinggi, cenderung imajinatif, dan perasaannya amat peka. Dalam situasi belajar formal, ia lebih suka bekerja dalam kelompok dan menerima umpan balik yang bersifat personal.

2) Asimilasi (Assimilating)

Gabungan antara konseptualisasi inti dan pengamatan reflektif. Individu berani terampil mengolah berbagai informasi serta menempatkannya menjadi bentuk yang jelas dan logis. Secara umum, gaya belajar asimilasi lebih memusatkan pada logis teori dari pada nilai praktisnya. Pada saat belajar formal, seseorang lebih gemar membaca, melatih, mempelajari secara logis, dan memanfaatkan waktu untuk merencanakan berbagai hal secara detail.

(8)

13 3) Konvergen (Converging)

Individu yang memiliki gaya belajar konvergen unggul dalam menemukan keefektifan dari ide dan teori. Mampu mengatasi permasalahan dan menarik kesimpulan secara efektif. Lebih senang mengatasi masalah dan tugas- tugas teknis daripada isu sosial dan interpersonal. Seseorang pada saat belajar formal , ia lebih sering mengkaji dengan konsep yang baru, percobaan serta aplikasi efektif.

4) Akomodasi (Accommodating)

Gabungan pengalaman faktual dan penelitian aktif. Setiap individu yang memiliki gaya belajar akomodasi lebih dominan dalam belajar dari pengalaman yang diperoleh secara langsung. Tipe gaya belajar akomodasi sering mengambil tindakan dan mengaitkan dirinya dalam suatu keadaan hal yang baru. Ketika dipertemukan dengan persoalan, akomodasi lebih menggantungkan informasi dari orang lain daripada hasil analisis nya sendiri.

Akan tetapi pada saat pembelajaran formal, tipe gaya belajar ini cenderung lebih suka bekerja sama dalam mengerjakan tugas, menentukan tujuan, kerja sama, serta menguji berbagai pemecahan masalah yang muncul.

Gambar

Tabel 1  Indikator komunikasi matematis tulis

Referensi

Dokumen terkait

[r]

b) Fungsi yang terkait pada PT. Pos Kota Banjarbaru, yaitu fungsi penjualan yang dilakukan oleh petugas loket, fungsi kas yang dilakukan oleh petugas kasir dan

Secara spesifik, biro arsitek Eduard Cuypers dan Fermont dalam mendesain kompleks Balai Kota Madiun menonjolkan ciri khas arsitektur Nieuwe Bouwen yang terwujud

[r]

Hal ini berarti uang dari pidana denda yang dibayarkan oleh korporasi pelaku pembuangan limbah B3 harus disetor ke kas negara dan pencairanya untuk pemulihan lingkungan

Dari rata-rata ketiga penilaian komponen kelayakan tersebut secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa media powerpoint yang digunakan oleh guru mata pelajaran akuntansi di

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa persepsi masyarakat Kecamatan Rupat yang menjadi nasabah bank syariah maupun yang bukan nasabah bank syariah terhadap bank

Penambahan bahan organik eceng gondok dan kotoran ayam sebagai substrat dengan pengenceran 1:1 dalam digester anaerob dihasilkan biogas tertinggi pada minggu ke