• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akuntansi Perusahaan Asuransi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Akuntansi Perusahaan Asuransi"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

133

Akuntansi Perusahaan Asuransi

Asti Aini

Abstrak

Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis dimana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, di mana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut. Istilah "diasuransikan" biasanya merujuk pada segala sesuatu yang mendapatkan perlindungan. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, ada tiga standar yang mengatur asuransi, yang PSAK No. 28 dari Asuransi, PSAK No. 36 dari Asuransi Jiwa, dan PSAK No. 62 dari Kontrak Asuransi.

Kegiatan bisnis di perusahaan asuransi asuransi, asuransi jiwa dan reasuransi. Laporan keuangan yang terdapat dalam perusahaan asuransi terbagi menjadi dua, yaitu asuransi asuransi meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas (langsung dan metode tidak langsung), serta asuransi jiwa mencakup keseimbangan sheet, laporan laba rugi dan laporan arus kas (langsung dan metode tidak langsung).

Kata Kunci: Akuntansi, perusahaan, asuransi.

(2)

134

Pendahuluan

Industri asuransi berkembang selaras dengan perkembangan dunia usaha pada umumnya. Kehadiran industri asuransi merupakan hal yang rasional dan tidak terelakkan pada situasi di mana sebagian besar pengusaha dan anggota masyarakat memiliki kecenderungan umum untuk menghindari atau mengalihkan risiko keuangan.

Indusri asuransi mengambil alih atau menanggung sebagian risiko tersebut. Untuk itu, pengusaha atau pemegang polis/pihak tertanggung harus membayar premi asuransi. Beberapa tipe risiko yang dipertanggungkan dalam asuransi jiwa meliputi kematian, kecelakaan atau cacat, dan kehilangan kemampuan untuk memperoleh penghasilan. Perusahaan asuransi akan menanggung seluruh atau sebagian dari risiko keuangan yang diderita tertanggung karena kejadian atau situasi yang diasuransikan selama masa kontrak asuransi.

Asuransi sebagai suatu sistem proteksi atas risiko yang dihadapi masyarakat darikerugian yang bersifat finansial, membutuhkan profesionalisme dari perusahaanasuransi yang mengelolanya. Yaitu dengan menjaga kondisi keuangannyasedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepercayaan yang tinggi kepadamasyarakat.Keadaan keuangan tersebut hanya dapat diketahui dari ikhtisar/laporan keuangan yang didasarkan pada suatu prinsip akuntansi serta standar akuntansi asuransi yangberlaku umum.

Asuransi merupakan sebagai salah satu lembaga yang memiliki peranan penting di Indonesia, karena kegiatannya berperan dalam perlindungan resiko, menghimpun danamasyarakat dari penerimaan premi.

Karena peranannya yang semakin berkembang justru

(3)

135 dapat meningkatkan pembangunan ekonomi Indonesia, sehingga kehadiran asuransi semakin terasa dan dibutuhkan oleh masyarakat. Perasuransian merupakan perusahaan yang memberikan jasa dalam penanggulangan resiko yang dikaitkan dengan hidup atau matinya seseorang yang dipertanggungkan. Asuransi jiwa khususnya memiliki fungsi akumulasi (tabungan) dimana sebagian premi yang telah dibayarkan untuk asuransi jiwa oleh tertanggung merupakan suatu akumulasi pembayaran yang pada akhirnya akanmerupakan dana investasi yang akan diserahkan oleh pihak penanggung kepada pihak tertanggung, sehingga peranan ganda asuransi jiwa adalah perlindungan dan investasi atau tabungan.

Peranan asuransi dalam pembangunan nasional tidak hanya dapat dilihat dari jumlahdana yang dapat di"himpun" dari masyarakat, tetapi juga dari banyaknyapembayaran klaim yang dilakukan oleh perusahaan asuransi. Antara lain sepertipenggantian kerugian Satelit Palapa B-2, Kapal Tampomas, Pesawat TerbangGaruda, Pabrik Pupuk Kaltim dan sebagainya.

Untuk dapat mengelola risiko-risikobesar dengan baik, industri asuransi harus memperlihatkan kemampuan keuanganyang baik dan wajar.

Kemampuan perusahaan asuransi dalam menciptakan laba suatu periode tertentu dimana penciptaan laba usaha harus dengan suatu teknik pengukuran yang tepat dan rasional, karena laba merupakan informasi yang penting bagi berbagai pihak yang berkepentingan, baik pihak internal maupun eksternal perusahaan.

Dalam penyusunan laporan keuangan, yang di dalamnya terdapat laporan laba rugi, yang menjadi unsur

(4)

136

utamanya adalah pendapatan dan beban. Oleh sebab itu untuk menciptakan kewajaran dalam penyusunan laporan laba rugi diperlukan adanya pengakuan dan pengukuran terhadap unsur pendapatan dan beban yang tepat.

Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pendapatan dan beban dalam pencatatan dan beban dilakukan dengan menetapkan seberapa besar jumlah uang untuk memasukkan setiap unsur pendapatan dan beban tersebut ke dalam laporan laba rugi.

Sebagai pendukung, perusahaan memerlukan penggunaan akuntansi dalam menentukan besarnya laba rugi perusahaan secara cermat. Namun sebagai perusahaan jasa, maka pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode akuntansi tentu berasal dari penjualan produk jasa yang dikelolanya. Dimana pada asuransi jiwa memiliki karakteristik khusus yang membuat transaksi asuransi dan akuntansi asuransi menjadi khas. Pengakuan pendapatan underwriting dan beban underwriting pada perusahaan jasa asuransi jiwa mempunyai sifat khusus yang tidak terdapat pada perusahaan jasa lainnya.

Pada asuransi, premi diterima atau diketahui, sementara klaim atau manfaat asuransi belum terjadi dan diliputi ketidakpastian kejadiannya. Bahkan untuk beberapa produk tertentu, beban klaim asuransi diliputi ketidakpastian, baik kejadian maupun jumlahnya. Adanya sifat khusus dalam pengakuan pendapatan maka dalam penentuan biayapun memiliki karakteristik khusus.

Asuransi dan Aktivitas Usaha

Asuransi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis di

(5)

137 mana perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian- kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit, di mana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut. Istilah "diasuransikan" biasanya merujuk pada segala sesuatu yang mendapatkan perlindungan.

Asuransi dalam Undang-Undang No. 2 Th 1992 tentang usaha perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Badan yang menyalurkan risiko disebut

"tertanggung", dan badan yang menerima risiko disebut

"penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan: ini adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh "tertanggung" kepada

"penanggung" untuk risiko yang ditanggung disebut

"premi". Ini biasanya ditentukan oleh "penanggung" untuk danayang bisa diklaim di masa depan, biaya administratif, dan keuntungan.

(6)

138

Definisi Asuransi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), tentang asuransi atau pertanggungan seumurnya, Bab 9, Pasal 246:

"Asuransi atau Pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.”

Prinsip Dasar Asuransi

Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Insurable interest Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan, antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum.

2. Utmost good faith Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya adalah:

si penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat/kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus memberikan keterangan yang jelas dan benar atas objek atau kepentingan yang dipertanggungkan.

3. Proximate cause Suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen.

(7)

139 4. Indemnity Suatu mekanisme di mana penanggung menyediakan kompensasi finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal 278).

5. Subrogation Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim dibayar.

6. Contribution Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut memberikan indemnity.

Fungsi Tujuan Asuransi

Fungsi utama dari asuransi adalah sebagai mekanisme pengalihan/transfer resiko atau risk transfer mechanism, yaitu mengalihkan resiko dari satu pihak yaitu tertanggung kepada pihak lain yaitu penanggung.

Pengalihan resiko ini tidak berarti menghilangkan kemungkinan misfortune, melainkan pihak penanggung menyediakan fasilitas pengamanan keuangan atau financial security serta ketenangan atau peace of mind bagi tertanggung. Sebagai imbalannya, maka tertanggung wajib membayarkan premi dalam jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan dengan potensi kerugian yang mungkin akan alaminya.

Akuntansi Asuransi

Pengertian Asuransi bila ditinjau dari segi hukum adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau lebih dimana pihak tertanggung mengikat diri kepada penanggung, dengan menerima premi-premi Asuransi untuk memberi penggantian kepada tertanggung karena kerugian,

(8)

140

kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan di derita tertanggung karena suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberi pembayaran atas meninggal atau hidupnya seseorang yang di pertanggungkan.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan terdapat tiga standar yang mengatur tentang asuransi, yaitu PSAK Nomor 28 mengenai Asuransi Kerugian, PSAK Nomor 36 mengenai Asuransi Jiwa, dan PSAK Nomor 62 mengenai Kontrak Asuransi.

Pada 11 Desember 2012 DSAK IAI mengesahkan revisi PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian dan PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa yang berlaku efektif sejak tanggal pengesahan. Ketentuan transisi diberikan terkait dengan revisi pengaturan liabilitas manfaat polis masa depan. Revisi PSAK 28 dan PSAK 36 dilakukan tanpa melalui tahapan due process procedure, dan berdasarkan ketentuan Peraturan Organisasi IAI hal ini dimungkinkan dengan adanya persetujuan Dewan Pengurus Nasional IAI. Persetujuan tersebut diberikan pada 10 Desember 2012.

Aktivitas usaha dalam perusahaan asuransi yaitu :

1. Asuransi Kerugian (PSAK No.28)

Asuransi kerugian yaitu usaha yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko atas kerugian, dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Sebagai contoh asuransi kerugian antara lain Asuransi Kebakaran, Asuransi Pengangkutan, Asuransi Kendaraan Bermotor, Asuransi Rangka Kapal Laut, Asuransi Rangka Kapal Udara,

(9)

141 Asuransi Rekayasa (Engineering) dan Asuransi Aneka seperti asuransi kecelakaan diri, asuransi pengiriman dan penyimpanan surat berharga, dan lain-lain.

Usaha asuransi kerugian mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda dengan jenis usaha di bidang jasa pada umumnya Karena usaha asuransi mengambil alih berbagai risiko dari pihak lain sehingga perusahaan asuransi menjadi padat risiko apabila tidak dikelola dengan baik. Di samping itu perusahaan asuransi juga padat informasi dengan berbagai informasi yang harus diolah untuk pengambilan keputusan underwriting, keuangan dan lain-lain. Dasar usaha asuransi adalah kepercayaan masyarakat, terutama dalam hal kemampuan keuangan (bonafiditas) perusahaan untuk memenuhi kewajiban klaim dan kewajiban lain-lain tepat pada waktunya. Untuk itu usaha asuransi harus dikelola secara profesional, baik dalam pengelolaan risiko maupun dalam pengelolaan keuangan.

Karakteristik asuransi kerugian adalah sebagai berikut:

a. Asuransi kerugian merupakan sistem proteksi dalam menghadapi resiko keuangan dan upaya penghimpunan dana masyarakat.

b. Premi merupakan pendapatan perusahaan asuransi.

c. Investasi berfungsi untuk memenuhi seluruh kewajiban manfaat yang diberikan kepada tertanggung.

d. Kewajiban keuangan bagi asuransi jiwa terkait ketidakpastian terjadinya suatu peristiwa.

e. Laporan laba rugi sangat dipengaruhi oleh unsur estimasi, misalnya: estimasi mengenai besarnya

(10)

142

premi yang belum merupakan pendapatan (unearned premium income) dan estimasi mengenai besarnya klaim yang menjadi beban pada periode berjalan (estimasi klaim tanggungan sendiri).

f. Pihak tertanggung membayar terlebih dahulu premi asuransi kepada perusahaan asuransi sebelum peristiwa yang diasuransikan terjadi.

g. Perusahaan asuransi jiwa harus memenuhi kesehatan keuangan sesuai

2. Asuransi Jiwa (PSAK No.36)

Usaha Asuransi Jiwa, adalah usaha yang memberikan jasa dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya sesorang yang dipertanggungkan. Contoh resiko yang dipertanggung jawabkan dalam asuransi jiwa meliputi kematian, kecelakaan atau cacat, dan kehilangan kemampuan untuk memperoleh penghasilan. Perusahaan asuransi akan menanggung seluruh atau sebagian dari risiko keuangan yang diderita tertanggung karena kejadian atau situasi yang diasuransikan selama masa kontrak asuransi.

Karakteristik asuransi jiwa adalah sebagai berikut : a. Usaha asuransi jiwa merupakan sistem proteksi

dalam menghadapi resiko keuangan atas hidup atau meninggalnya seseorang dan upaya penghimpunan dana masyarakat.

b. Premi merupakan pendapatan perusahaan asuransi.

c. Investasi berfungsi untuk memenuhi seluruh kewajiban manfaat yang diberikan kepada tertanggung.

(11)

143 d. Kewajiban keuangan bagi asuransi jiwa terkait

ketidakpastian terjadinya suatu peristiwa.

e. Laporan laba rugi sangat dipengaruhi oleh unsur estimasi, misalnya: estimasi mengenai besarnya premi yang belum merupakan pendapatan (unearned premium income) dan estimasi mengenai besarnya klaim yang menjadi beban pada periode berjalan (estimasi klaim tanggungan sendiri).

f. Pihak tertanggung membayar terlebih dahulu premi asuransi kepada perusahaan asuransi sebelum peristiwa yang diasuransikan terjadi.

g. Perusahaan asuransi jiwa harus memenuhi kesehatan keuangan sesuai.

3. Reasuransi

Usaha Reasuransi, yaitu usaha yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian dan atau perusahaan asuransi jiwa. Dalam mengadakan reasuransi, sebelumnya pihak pimpinan menentukan terlebih dahulu berapa besarnya retensi yang ditahan dalam perusahaan yang bersangkutan. Adapun maksud retensi tersebut ialah untuk menetapkan suatu batas maksimum dari uang pertanggungan, dalam hal mana perusahaan mau menanggung sendiri resiko tersebut (menanggung rugi).

Sisa dari batas retensi akan direasuransikan kepada perusahaan lain.

Sebuah contoh ilustrasi dari reasuransi yaitu:

Suatu perusahaan Asuransi menetapkan batas retensi sebesar Rp.1.000.000 di mana perusahaan tersebut mau menanggung kerugian. Kita umpamakan besarnya uang

(12)

144

pertanggungan Rp.3.000.000. Sisa dari retensi perusahaan direasuransikan pada perusahaan lain. Maka batas retensi Rp. 1.000.000 uang penanggungan Rp. 3.000.000, direasuransikan Rp. 2.000.000.

Dari contoh di atas andaikata terjadi ganti rugi maka perusahaan akan membayar kerugian Rp. 1.000.000, sisanya akan ditanggung oleh perusahaan Reasuransi.

(missal: Perusahaan Reasuransi Umum Indonesia).

Pengakuan Pendapatan Perusahaan Asuransi 1. Asuransi Kerugian (PSAK No.28)

Pendapatan pada asuransi kerugian diketahui dan terjadi terlebih dahulu, sementara beban klaim yang merupakan beban utama belum terjadi dan diliputi ketidakpastian baik mengenai kejadian maupun jumlahnya.

Pendapatan premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak ) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan. Dalam hal ini, periode polis berbeda secara signifikan dengan periode resiko.

Apabila jumlah premi masih dapat disesuaikan, misalnya premi ditentukan pada akhir kontrak atau premi disesuaikan pada akhir kontrak berdasarkan nilai pertanggungan, maka pendapatan premi diakui sebagai berikut:

a) Apabila jumlah premi dapat diestimasi secara layak, maka pendapatan premi diakui selama priode kontrak dan estimasi jumlah premi disesuaikan setiap periode untuk mencerminkan jumlah premi yang sebenarnya.

(13)

145 b) Apabila jumlah premi tidak dapat diestimasi secara layak, maka premi diperlakukan drngan menggunakan metode uang muka ( deposit method) sampai jumlah premi dapat diestimasi secara layak.

2. Asuransi Jiwa ( PSAK No. 36 )

Premi jangka pendek ( beberapaterm life in insurance, seperti credit life insurance) diakui sebagai pendapatan dalam periode kontrak sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang diberikan . Jika periode risiko berbeda secara signifikan dengan periode kontrak, premi diakui sebagai pendapatan selama periode risiko sesuai dengan jumlah proteksi asuransi yang diberikan. Hal ini menyebabkan premi diakui sebagai pendapatan secara merata sepanjang periode kontrak atau periode risiko jika berbeda kecuali jika proteksi asuransi menurun sesuai dengan skedul yang telah ditentukan sebelumnya.

3. Reasuransi

Jika perusahaan asuransi berpendapat bahwa nilai asuransi suatu premi lebih besar daripada nilai yang dapat ditanggungnya, maka ia dapat membagi resiko yang dihadapinya dengan mengasuransikan kembali sebagian nilai itu pada perusahaan reasuransi (pada dasarnya hal ini mirip dengan tidakan hedging pada industri keuangan lainnya). Dengan dilakukannya reasuransi ini, pada dasarnya perusahaan asuransi telah melakukan perlindungan terhadap kestabilan tingkat pendapatannya karena reasuransi telah melindunginya dari potensi kerugian yang besar. Alasan lain adalah untuk mendapatkan keuntungan sebagai perantara dengan

(14)

146

mengasuransikan kembali pada perusahaan reasuransi dengan premi yang lebih rendah daripada tingkat premi yang dikenakan perusahaan asuransi itu sendiri pada pelanggannya.

Terdapat dua tipe jenis reasuransi, yaitu reasuransi proporsional dan non-proporsional. Reasuransi proporsional adalah reasuransi dimana perusahaan reasuransi mengambil alih resiko klaim secara proporsional berdasarkan klaimnya. Semisal jika telah ada perjanjian reasuransi proporsional antara perusahaan asuransi dengan perusahaan reasuransi sebesar 40%, maka jika terjadi klaim dari pemegang polis maka perusahaan asuransi hanya perlu mengeluarkan dana sebesar 60% dari jumlah klaim, sementara sisa 40% dari klaim akan ditanggung oleh perusahaan reasuransi tersebut. Untuk jenis reasuransi non-proporsional, biasanya perusahaan reasuransi akan menanggung klaim diatas batas maksimal yang dapat ditanggung oleh perusahaan asuransi. Semisal jika perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi telah membuat perjanjian untuk menanggung klaim diatas batas 1 milyar, maka jika ada klaim sebesar 800 juta, maka perusahaan asuransi akan menanggung seluruh klaim yang diajukan tersebut. Sebaliknya jika terdapat klaim sebesar 4 milyar, maka perusahaan asuransi hanya menanggung sesuai perjanjiannya, yaitu 1 milyar dan sisanya akan ditanggung oleh perusahaan reasuransi tersebut.

(15)

147 Penerapan Kebijakan Akuntansi Asuransi dan Pengungkapannya

A. Asuransi Kerugian (PSAK No.28)

Di dalam asuransi kerugian terdapat pengaturan mengenai kebijakan penggunaan akuntansi di dalam komponen-komponen laporan keuangan diantaranya:

a) Neraca

Aset disajikan dengan menempatkan akun investasi pada urutan pertama dan diikuiti akun- akun asset yang lain. Akun asset lain disajikan menurut tingkat likuiditas. Sedangkan kewajiban disajikan drngan menempatkan akun kewajiban kepada tertanggung pada urutan pertama dan diikuti oleh akun- akun kewajiban yang lain, dan disajikan berdasarkan urutan jatuh tempo.

b) Laporan Laba rugi

Disajikan dalam bentuk multiple step. Pendapatan premi disajikan sedemikian rupa sehingga menunjukkan jumlah premi bruto, premi reasuransi dan kenaikan/

penuruanan premi yang belum merupakan pendapatan.

Premi reasuransi disajikan sebagai pengurang premi bruto.

c) Pendapatan Premi

Premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan. Dalam hal periode polis berbeda dengan periode risiko (misalnya pada penutupan jenis pertanggungan asuransi konstruksi), maka seluruh premi yang diperoleh tersebut diakui sebagai pendapatan selama periode risiko.

(16)

148

Apabila jumlah premi masih dapat disesuaikan, misalnya premi ditentukan pada akhir kontrak atau premi disesuaikan pada akhir kontrak berdasarkan nilai pertanggungan, maka pendapatan premi diakui sebagai berikut:

1. Apabila jumlah premi dapat diestimasi secara layak, maka pendapatan premi diakui selama periode kontrak dan estimasi jumlah premi tersebut disesuaikan setiap periode untuk mencerminkan jumlah premi yang sebenarnya.

2. Apabila jumlah premi tidak dapat diestimasi secara layak, maka premi diperlakukan dengan menggunakan metode uang muka (deposit method) sampai jumlah premi dapat diestimasi secara layak.

d). Beban Klaim

Klaim sehubungan dengan terjadinya peristiwa kerugian terhadap objek asuransi yang dipertanggungkan, meliputi klaim yang disetujui (settled claims), klaim dalam proses penyelesaian (outstanding claims), klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, dan beban penyelesaian klaim (claim settlement expenses), diakui sebagai beban klaim pada saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim. Hak subrogasi diakui sebagai pengurang beban klaim pada saat realisasi.

Jumlah klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, ditentukan berdasarkan estimasi kewajiban klaim tersebut. Perubahan jumlah estimasi kewajiban klaim , sebagai akibat proses penelaahan lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan diakui

(17)

149 dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya perubahan.

e). Aset 1. Investasi

Perlakuan akuntansi untuk investasi mengacu pada PSAK No.13 (1994) tentang akuntansi untuk investasi dan PSAK No15 tentang akuntansi untuk investasi dalam perusahaan asosiasi, kecuali untuk surat berharga (marketable securities) yang perlakuan akuntansinya adalah sebagai berikut :

a) Sekuritas utang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturities) dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi dengan amortisasi premi atau diskonto. Dalam menentukan maksud tersebut, perusahaan harus mempertimbangkan pengalaman yang mereka miliki dalam hal penjualan dan transfer sekuritas. Perusahaan tidak boleh mengklasifikasikan suatu sekuritas utang dalam kategori ini jika perusahaan mempunyai maksud untuk memiliki sekuritas hanya untuk periode yang tidak ditentukan.

b) Sekuritas utang dan sekuritas yang dimaksudkan untuk segera di perdagangkan (trading securities), dinyatakan berdasarkan harga pasar. Perdagangan dalam hal ini mencerminkan pembelian dan penjualan yang aktif dan sering dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan atas perbedaan harga jangka pendek.

c) Sekuritas utang dan ekuitas yang tidak termasuk dalam kedua kategori diatas diklasifikasikan sebagai

“sekuritas yang tersedia untuk dijual” (available for sale securities) dan dinyatakan berdasarkan harga pasar.

(18)

150

2. Piutang Reasuransi

Piutang reasuransi tidak boleh dikompensasikan dengan utang Reasuransi, kecuali apabila kontrak reasuransi menyatakan adanya kompensasi. Apabila dalam kompensasi tersebut timbul saldo kredit, maka saldo tersebut harus disajikan pada kelompok kewajiban sebagai utang reasuransi.

f). Kewajiban

Perlakuan akun-akun kewajiban mengacu pada prinsip akuntansi yang berlaku umum, kecuali dinyatakan secara khusus dalam pernyataan ini.

a. Utang Klaim; utang klaim diakui pada saat jumlahnya disepakati untuk dibayar

b. Estimasi klaim retensi sendiri; estimasi klaim retensi sendiri dinyatakan sebesar jumlah taksiran berdasarkan penelaahan secara teknis asuransi.

c. Premi yang belum merupakan pendapatan; premi yang belum merupakan pendapatan ditentukan untuk masing-masing jenis pertanggungan dengan cara sebagai berikut :

a) Secara agregat tanpa memperhatikan tanggal penutupannya dan besarnya dihitung berdasarkan persentase tertentu.

b) Secara individual dari tiap pertanggungan dan besarnya premi yang belum merupakan pendapatan ditetapkan secara proporsional dengan jumlah proteksi yang diberikan, selama periode kontrak atau periode risiko, konsisten dengan pengakuan pendapatan premi.

d. Utang reasuransi

Utang reasuransi tidak boleh dikompensasikan dengan piutang reasuransi, kecuali apabila kontrak

(19)

151 reasuransi menyatakan adanya kompensasi. Apabila dalam kompensasi tersebut timbul saldo debit, maka saldo tersebut harus disajikan pada kelompok aset sebagai piutang reasuransi.

Pengungkapan Akuntansi Asuransi Kerugian Kebijakan akuntansi mengenai :

1. Pengakuan pendapatan premi dan penentuan premi yang belum merupakan pendapatan.

2. Transaksi reasuransi termasuk sifat, tujuan, dan efek transaksi reasuransi tersebut terhadap operasi perusahaan.

3. Pengakuan beban klaim dan penentuan estimasi klaim retensi sendiri

4. Kebijakan akuntansi lain yang penting sebagaimana ditentukan dalam PSAK No.1 tentang penyajian laporan keuangan.

B. Asuransi Jiwa (PSAK No.36)

1. Neraca; dalam penyajian neraca, aktiva dan kewajiban tidak dikelompokkan menurut lancar atau tidak lancar (unclassified), tetapi mendahulukan kelompok akun investasi dan kelompok akun kewajiban kepada pemegang polis. Dengan demikian laporan keuangan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada pemegang polis.

2. Aktiva; disajikan dengan menempatkan akun investasi pada urutan pertama diikuti akun-akun aktiva yang lain. Akun-akun yang lain disajikan berdasarkan urutan likuiditas.

3. Kewajiban; disajikan dengan menempatkan akun Kewajiban Kepada Pemegang Polis pada urutan pertama dan diikuti oleh akun-akun kewajiban yang lain. Akun-

(20)

152

akun kewajiban yang lain disajikan berdasarkan urutan jatuh tempo.

4. Hutang subordinasi; jika ada, disajikan setelah Kewajiban Lain sebelum Ekuitas.

5. Ekuitas; disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

6. Laporan laba rugi; disusun dalam bentuk single step.

7. Pendapatan premi; disajikan sedemikian rupa sehingga menunjukkan jumlah premi bruto, premi asuransi, dan kenaikan (penurunan) premi yang belum merupakan pendapatan. Premi asuransi disajikan sebagai pengurang premi bruto.

8. Hasil investasi; disajikan setelah pendapatan investasi dikurangi dengan beban investasi terkait langsung. Keuntungan (kerugian) penjualan investasi, dan selisih kurs valuta asing yang berkaitan dengan investasi disajikan sebagai bagian dari hasil investasi.

9. Catatan atas laporan keuangan; meliputi pengungkapan seperti ditentukan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum, kecuali dinyatakan lain seperti yang ditentukan dalam paragraf 45.

10. Premi kontrak jangka pendek (beberapa term life insurance, seperti credit life insurance); diakui sebagai pendapatan dalam periode kontrak sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang diberikan. Jika periode resiko berbeda secara signifikan dengan periode kontrak, premi diakui sebagai pendapatan selama periode resiko sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang diberikan. Hal ini menyebabkan premi diakui sebagai pendapatan secara merata sepanjang periode kontrak (atau periode resiko, jika berbeda), kecuali jika

(21)

153 proteksi asuransi menurun sesuai dengan skedul yang telah ditentukan sebelumnya.

11. Premi kontrak jangka panjang (whole life contracts and guaranteed renewable term life contract);

diakui sebagai pendapatan pada saat jatuh tempo dari pemegang polis. Kewajiban untuk biaya yang diharapkan timbul sehubungan dengan kontrak tersebut diakui selama periode sekarang dan periode diperbaharuinya kontrak

12. Komisi reasuransi dan komisi keuntungan reasuransi; diakui sebagai pendapatan lain-lain.

13. Klaim; meliputi klaim yang telag disetujui (settled claims), klaim dalam proses penyelesaian (outstanding claims), dan klaim yang terjadi namun belum dilaporkan.

14. Klaim reasuransi; diakui sebagai pengurang beban klaim pada periode yang sama dengan pengakuan beban klaim.

15. Perlakuan akuntansi untuk investasi mengacu pada PSAK No. 13; mengenai Akuntansi untuk Investasi dan PSAK no.15 mengenai Akuntansi untuk Investasi dalam perusahaan asosiasi, kecuali untuk surat berharga (marketable securities) yang perlakuan akuntansinya adalah sebagai berikut :

1. Sekuritas hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturities) dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi dengan amortisasi premi atau diskonto. Dalam penentuan maksud tersebut, perusahaan harus mempertimbangkan pengalaman yang mereka miliki dalam hal penjualan dan transfer sekuritas. Perusahaan tidak boleh mengklasifikasikan suatu sekuritas hutang dalam kategori ini jika perusahaan mempunyai maksud untuk memiliki sekuritas hanya untuk periode yang tidak ditentukan.

(22)

154

Karena itu sekuritas hutang tidak boleh dimasukkan dalam klasifikasi ini kalu perusahaan mempunyai tujuan untuk menjual sekuritas tersebut, misalnya, untuk menghadapi :

a) perubahan tingkat bunga pasar dan perubahan yang berhubungan dengan resiko sejenis.

b) kebutuhan likuiditas.

c) perubahan dalam ketersediaan dan hasil investasi alternatif.

d) perubahan dalam resiko mata uang asing

2. Sekuritas hutang dan ekuitas yang dimaksudkan untuk segera diperdagangkan (trading securities), dinyatakan berdasarkan harga pasar. Perdagangan dalam hal ini mencerminkan pembelian dan penjualan yang aktif dan sering dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan atas perbedaan harga jangka pendek. Sekuritas ekuitas yang diklasifikasikan dalam ketegori ini adalah sekuritas yang bisa ditentukan nilai-wajarnya yaitu jika harga jual atau kuotasi harga beli dan harga jual tersedia di bursa efek yang terdaftar di Bapepam. Untuk sekuritas hutang yang tidak tersedia harga pasarnya, estimasi nilai wajar bisa dibuat dengan menggunakan berbagai teknik penentuan harga misalnya dengan analisis arus kas didiskontokan (discounted cash flow analysis), penentuan harga matriks dan analisis fundamental. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) harga pasar (unrealized gains and losses) dilaporkan dalam laporan laba rugi periode berjalan.

3. Sekuritas hutang dan ekuitas yang tidak termasuk dalam kedua kategori di atas diklasifikasikan sebagai

“sekuritas yang tersedia untuk dijual” (available for sale securities) dan dinyatakan berdasarkan harga pasar.

(23)

155 Sekuritas hutang yang masuk dalam kategori ini adalah yang dimiliki untuk waktu yang tidak ditentukan karena, misalnya, dimaksudkan untuk suatu saat dijual guna memenuhi kebutuhan likuiditas atau sebagai bagian dari program manajemen resiko perusahaan. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) harga tidak diakui dalam laporan laba rugi, melainkan disajikan secara terpisah sebagai komponen ekuitas.

16. Piutang reasuransi; tidak boleh dikompensasikan dengan hutang reasuransi, kecuali apabila kontrak reasuransi menyatakan adanya kompensasi. Apabila dalam kompensasi tersebut timbul saldo kredit, maka saldo tersebut harus disajikan pada kelompok kewajiban sebagai hutang reasuransi.

17. Premi yang belum Merupakan Pendapatan;

premi yang belum merupakan pendapatan atas kontrak jangka pendek untuk asuransi kesehatan dan kecelakaan ditentukan dengan cara sebagai berikut :

a) secara agregat tanpa memperhatikan tanggal penutupannya dan besarnya dihitung berdasarkan persentase tertentu dari jumlah premi retensi sendiri untuk tiap jenis pertanggungan/asuransi, atau.

b) secara individual dari tiap pertanggungan dan besarnya premi yang belum merupakan pendapatan oditetapkan secara proporsional dengan jumlah proteksi yang diberikan, selama periode pertanggungan atau periode resiko, konsisten dengan pengakuan pendapatan premi sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 30.

18. Hutang reasuransi tidak boleh dikompensasikan dengan piutang reasuransi, kecuali apabila kontrak reasuransi menyatakan adanya kompensasi. Apabila

(24)

156

dalam kompensasi tersebut timbul saldo debet, maka saldo tersebut harus disajikan pada kelompok aktiva sebagai piutang reasuransi.

Pengungkapan Akuntansi Asuransi Jiwa

Pengungkapan khusus yang diperlukan adalah sebagai berikut :

1. Kebijakan akuntansi mengenai :

a) pengakuan pendapatan premi dan penentuan kewajiban manfaat polis masa depan serta premi yang belum merupakan pendapatan.

b) transaksi reasuransi termasuk sifat, tujuan, dan efek transaksireasuransi tersebut terhadap operasi perusahaan.

c) pengakuan beban klaim dan penentuan estimasi klaim tanggungan sendiri.

d) kebijakan akuntansi lain yang penting sebagaimana ditentukan dalam Pernyataan Standar Akuntansi yang berlaku.

2. Biaya akuisisi ditangguhkan. Pengungkapan mengenai sifat, jumlah, jenis, dan metode alokasi pembebanan biaya akuisisi ditangguhkan.

3. Kewajiban kepada pemagang polis. Perincian kewajiban kepada pemegang polis serta penjelasan mengenai metode, asumsi dan sistem perhitungan yang digunakan sebagai dasar perhitungan kewajiban kepada pemegang polis tersebut.

4. Hutang subordinasi. Penjelasan mengenai karakteristik perjanjian pinjaman subordinasi, tingkat bunga, dan nilai sisa pinjaman.

5. Ekuitas Asuransi Jiwa Bersama. Penjelasan mengenai sifat serta peraturan perundang-undangan yang

(25)

157 berkaitan dengan ekuitas usaha bersama. Penjelasan mengenai metode serta jumlah pembagian keuntungan kepada pemegang polis.

6. Pendapatan premi bruto. Pengungkapan pendapatan premi tahun pertama (first year premium) dan premi tahun lanjutan (renewale) secara terperinci berdasarkan kelompok perorangan dan kumpulan serta jenis asuransi.

7. Klaim dan manfaat. Pengungkapan jenis, jumlah, dan sebab kenaikan klaim dan manfaat yang signifikan

Penutup

Asuransi merupakan suatu perjanjian dimana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tentu.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan terdapat tiga standar yang mengatur tentang asuransi, yaitu PSAK Nomor 28 mengenai Asuransi Kerugian, PSAK Nomor 36 mengenai Asuransi Jiwa, dan PSAK Nomor 62 mengenai Kontrak Asuransi. Aktivitas usaha dalam perusahaan asuransi adalah asuransi kerugian, asuransi jiwa dan reasuransi.

Dalam Asuransi Kerugian (PSAK Nomor 28) pendapatan diketahui dan terjadi terlebih dahulu, sementara beban klaim yang merupakan beban utama belum terjadi dan diliputi ketidakpastian baik mengenai kejadian maupun jumlahnya. Kemudian dalam asuransi jiwa (PSAK Nomor 36) premi jangka pendek diakui

(26)

158

sebagai pendapatan dalam periode kontrak sesuai dengan proporsi jumlah proteksi asuransi yang diberikan.

Sedangkan reasuransi berpendapat bahwa nilai asuransi suatu premi lebih besar daripada nilai yang dapat ditanggungnya, maka ia dapat membagi resiko yang dihadapinya dengan mengasuransikan kembali sebagian nilai itu pada perusahaan reasuransi.

Laporan keuangan yang terdapat dalam perusahaan asuransi terbagi menjadi dua asuransi yaitu asuransi kerugian meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan saldo laba, dan laporan arus kas (metode langsung dan tidak langsung), serta asuransi jiwa meliputi neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas (metode langsung dan tidak langsung).

(27)

159 Daftar Pustaka

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan Nomor Nomor 28 mengenai Asuransi Kerugian.

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan Nomor Nomor 36 mengenai Asuransi Jiwa.

Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan Nomor 62 mengenai Kontrak Asuransi.

http://etw-accountant.com/akuntansi-asuransi- industri-asuransi-tidak-siap/

http://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-keuangan-

manajemen-keuangan/pengertian-fungsi-tujuan-asuransi/

https://id.wikipedia.org/wiki/AsuransiAsuransi

http://www.iaiglobal.or.id/v02/berita/detail.php?ca tid&id=481

http://www.iaiglobal.or.id/v02/prinsip_akuntansi/s tandar.php?cat=SAK%20Umum&id=79

http://www.iaiglobal.or.id/v02/prinsip_akuntansi/s tandar.php?cat=SAK%20Umum&id=78

Referensi

Dokumen terkait

Kejaksaan Negeri Surakarta, bahan koleksi yang bersifat non hukum.

usaha kearah ini tidak saja basil jerih payah dari para atasan dalam pernsahaan akan tetapi juga partisipasi bawahan, dengan adanya team pekerja yang kompak dan pengarahan kerja

Hasil yang didapatkan pada penelitian tersebut sejalan dengan hasil pada penelitian ini karena setelah perlakuan selama 28 hari pada tikus wistar jantan yang diberi diet tinggi

Objek yang dirancang adalah novel grafis yang mampu mengadaptasi budaya lokal ke budaya pop dengan mengolah dari cerita

Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali Muliakeramik Finance Limited dan Muliaglass Finance Limited yang beroperasi di Mauritius serta Mulia Industrindo

otomatis akan terkoneksi tanpa harus memasukan KEY. Secara otomatis client akan mendapatkan ip address dari ChilliSpot; 2) Saat membuka browser maka akan tampil menu

Virgin Cake & Bakery mengusahakan penyimpanan pada bahan baku diletakkan di atas pallet kayu bertujuan untuk pencegahan terjadinya kontaminasi atau cemaran pada bahan baku

perkara tindak pidana pemilu semata melainkan juga dalam perkara perselisihan hasil pemilu yang ditangani oleh bidang Perdata dan Tata Usaha Negara, juga tidak