• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses dalam rangka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses dalam rangka"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Guru berusaha mengatur lingkungan belajar agar dapat memotivasi siswa menjadi lebih berminat dan tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki, guru berusaha mempersiapkan bagaimana program pengajaran yang baik dan sistematis untuk mempermudah mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu usaha yang dilakukan untuk mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran tersebut adalah penggungaan metode dalam pembelajaran.

Metode sebagai salah satu komponen pembelajaran ikut ambil bagian yang cukup besar dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pembelajaran, ini berarti guru harus benar-benar memahami kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar.

Dalam menggunakan metode pembelajaran diharapkan dapat memberikan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa. Dengan kata lain dapat menghilangkan kejenuhan dan kemalasan serta suasana yang membosankan bagi anak didik. Sama halnya dengan pembelajaran musik, pada umumnya anak menyukai musik namun dalam proses pembelajarannya terkadang anak mengalami kejenuhan dan kemalasan dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini

(2)

dapat disebabkan oleh kurang tepatnya metode yang digunakan dalam proses pembelajarannya. Guru tekadang kurang memperhatikan situasi dan kondisi serta kemauan anak, sehingga lambat laun anak menjadi kurang bergairah dalam mengikuti pelajaran, di sinilah kepiawaian seorang guru dalam menentukan dan menggunakan suatu metode dalam pembelajaran.

Salah satu pembelajaran yang dianggap penting adalah pembelajaran musik. Musik sebagai salah satu cabang seni yang merupakan bagian dalam kehidupan manusia, khususnya dalam memenuhi kebutuhan ekspresif manusia.

Sebagai bagian dari kehidupan manusia, musik dipelajari dalam lingkungan sosial yang ada. Musik dalam lingkungan sosial dapat dipelajari secara formal, non formal, atau informal melalui bidang pendidikan. Menurut Tirtaraharja et,Al, (1990:13-15). ”Tujuan utama pendidikan musik adalah membantu mengembangkan kemampuan setiap siswa untuk memiliki pengalaman musikal terhadap musik”. Selain itu, Jamalus (1991:119) bahwa “Pengajaran musik adalah pengajaran kemampuan bermusik dengan memahami arti dan makna dari unsur- unsur musik yang membentuk suatu lagu/komposisi musik yang disampaikan kepada murid melalui kegiatan pengalaman musik”.

Hal tersebut menjelaskan bahwa pengajaran musik merupakan pengajaran kemampuam bermusik, agar siswa menjadi “memahami”. Kata “memahami”

mengandung arti mengerti, dalam artian bahwa setiap siswa yang belajar musik, mengerti tentang pengajaran apa yang mereka dapatkan.

Memang tidak semua sekolah memperlakukan musik sebagai pelengkap saja, bahkan kita sering menjumpai sekolah-sekolah yang sudah memiliki

(3)

kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) musik. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.

Kegiatan yang diadakan oleh sekolah sesuai dengan kemampuan masing- masing sekolah untuk menyelenggarakan, kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat dan kreatifitas secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan pserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini sifatnya sebagai penambah waktu di luar jam sekolah atau kegiatan belajar mengajar wajib, dan kegiatan ini sebagai sarana untuk mendukung kegiatan ekstrakurikuler.

Seperti halnya di SMP Negeri 24 Bandung yang berlokasi di jl.

Sukamulya No.33 Babakan Ciparay Bandung, banyak terdapat kegiatan ekstrakurikuler atau kegiatan diluar jam pelajaran diantaranya kegiatan ekstrakurikuler seperti : Olah raga (basket, sepak bola, futsal dll), tari, dan musik yang didalamnya terdiri dari : angklung, combo, dan penguasaan keterampilan alat musik, gitar, keyboard, dan perkusi. Yang menarik adalah disekolah SMP Negeri 24 Bandung ini terdapat ekstrakurikuler vocal group yang membawakan lagu-lagu islami atau yang biasa disebut nasyid.

Fenomena ini sangat menggelitik hati peneliti sebab, kegiatan nasyid jarang dilakukan di sekolah-sekolah setingkat SMP mengingat kesenian ini kurang diminati oleh siswa-siswi SMP.

(4)

Berdasarkan observasi, ekstrakurikuler nasyid relatif sedikit peminatnya, tetapi kenyataan ini sangat menarik untuk diangkat kepermukaan walaupun jumlah siswa yang mengikuti kegiatan ini relatif tidak sedikit. Motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan ini dikarenakan fenomena yang sangat menarik bagi peneliti.

Kegiatan ekstrakurikuler nasyid di SMPN 24 Bandung sudah berlangsung sejak tahun 2008 yang di pelopori oleh bapak Rohili, S.Ag. dengan Pembina ekstrakurikuler Iman Kurniawan, S.Pd. yang merupakan salah satu staf pengajar di SMPN 24 Bandung. Peminat kegiatan ekstrakurikuler nasyid ini banyak mengundang perhatian siswa yang cukup baik. Terhitung delapan orang siswa terlibat di dalam kegiatan tersebut dan diantaranya terdapat siswa putri yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler nasyid. Adapun waktu atau jadwal pembelajaran ekstrakurikuler ini di laksanakan setiap seminggu sekali secara rutin, yaitu hari jum’at pada pukul 14.00 WIB sampai dengan pukul 15.30 WIB.

Melihat kenyataan tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang hasil yang dicapai oleh guru maupun siswa, dengan menggunakan metode yang digunakan, apa saja materi yang diberikan, dan bagaimana hasil yang diperoleh dalam kegiatan ekstrakurikuler nasyid.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis dengan paradigma kualitatif. Artinya peneliti hanya akan menyoroti lebih dalam tentang proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan pada kegiatan ekstra kurikuler di SMPN 24 Bandung. Data-data yang diperlukan disaring melalui teknik observasi yaitu dengan mengamati

(5)

langsung proses pembelajaran dengan sampel dan populasi yang telah dipilih, wawancara yang dilakukan terhadap guru juga terhadap siswa yang terlibat, serta melakukan studi literatur dan studi dokumentasi yang berkaitan dengan fokus penelitian.

Berdasarkan hal tersebut di atas peneliti berkeinginan untuk mengetahui proses pembelajaran ekstrakurikuler nasyid di SMP Negeri 24 Bandung. Sehingga peneliti membuat judul : “PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER SENI MUSIK MELALUI MATERI NASYID DI SMP NEGERI 24 BANDUNG”.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan informasi dan menambah referensi khasanah pembelajaran seni musik khususnya tentang nasyid.

Selain itu dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang metodologi pembelajaran nasyid khususnya untuk kegiatan ekstrakurikuler di sekolah menengah.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Kompleksnya permasalahan yang ingin diteliti berdasarkan latar belakang di atas , dipandang perlu untuk merumuskan fokus penelitian agar penelitian ini semakin terarah dan dapat menjawab berbagai kelebihan maupun kekurangan dalam proses pembelajaran sehingga peneliti merumuskan fokus penelitian dalam bentuk pertanyaan di bawah ini :

1. Bagaimana tahapan kegiatan pembelajaran nasyid yang digunakan oleh guru di SMPN 24 Bandung?

(6)

2. Metode apa saja yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran nasyid?

3. Bagaimana hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti ekstrakurikuler musik melalui materi nasyid di SMPN 24 Bandung?.

C. DEFINISI OPRASIONAL

Dalam penulisan ini terdapat beberapa istilah dan singkatan-singkatan kata terutama dalam judul. Untuk menghindkan penyalahgunaan istilah, maka penulis memberi batasan pengertian sebagai berikut :

Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam, kemampuan (competencies), keterampilan (skill), dan sikap (attitudes) yang diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.

Rangkaian proses belajar itu dilakukan dalam bentuk keterlibatannya dalam pendidikan informal, keturutsertaanya dalam pendidikan formal dan/atau nonformal. Kemampuan belajar inilah yang membedakan manusia dari makhluk lainnya (Bell-Gredler).

Nasyid

Nasyid merupakan nyayian yang biasanya bercorak keagamaan Islam dan mengandungi kata-kata nasihat, kisah para nabi, memuji Allah dan yang

(7)

seumpamanya. Menurut Kamus Dewan ( hal: 923) Nasyid ialah lagu yang biasanya dinyayikan secara kumpulan yang mengandungi seni kata yang berunsurkan Islam atau dalam bahasa arab ansyada-yunsyidu, artinya bersenandung. Definisi nasyid sebagai format kesenian adalah senandung yang berisi syair-syair keagamaan. Secara istilah nasyid diapresiasikan dengan senandung islami terhadap hak dan kewajibannya mereka (Salibi : 2006:6).

Pembelajaran Nasyid

Pembelajaran ekstrakulikuler nasyid dapat diartikan sebagai proses yang dilakukan pengajar dalam mengajarkan pelajaran diluar intrakulikuler untuk membelajarkan anak didik agar memiliki kemampuan dalam mempelajari seni musik melalui nasyid, Belajar nasyid sama artinya dengan belajar bernyanyi.

Sebagai salah satu seni yang berasal dari timur tengah, dengan segala konsekuensinya untuk mempelajari nasyid ini landasan historis dan landasan musikal mengacu kepada kebiasaan daerah asalnya. Berdasarkan alasan tersebut, dalam pembelajaranya mau tidak mau kita berkiblat pada estetika mereka seperti teknik, materi, maupun tahapan-tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran.

Berbagai konsekuensi tersebut memang harus kita patuhi. Tujuan dari pembelajaran nasyid secara umum yaitu untuk memberikan berbagai pengetahuan pemahaman, wawasan, berakhlak mulia, taqwa, dan pangalaman baik secara teoritis maupun praktik berbagai teknik-teknik dasar dan lanjutan dalam permainan nasyid terhadap siswa.

(8)

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini bertujuan untuk :

1. Bagaimana tahapan kegiatan pembelajaran nasyid yang digunakan oleh guru di SMPN 24 Bandung?

2. Metode apa saja yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran nasyid?

3. Bagaimana hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti ekstrakurikuler musik melalui materi nasyid di SMPN 24 Bandung.

E. MANFAAT PENELITIAN

Setelah penelitian ini berakhir, hasilnya diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait. Adapun pihak-pihak tersebut diantaranya :

1. Peneliti sendiri. Sebagai bahan referensi dan merupakan salah satu upaya untuk menambah wawasan serta menambah pengetahuan yang lebih luas tentang metode pembelajaran musik khususnya metode pembelajaran nasyid pada kegiatan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah menengah.

2. Lembaga UPI. Khususnya mahasiswa seni musik dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi mahasiswa calon guru bagian kurikulum dalam pelaksanaan pendidikan seni musik di SMP.

3. Sekolah SMP Negeri 24 Bandung dapat disajikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan proses kegiatan belajar mengajar seni musik di sekolah, dan dapat dijadikan bahan evaluasi untuk mengembangkan strategi pengajaran ke arah yang lebih baik

(9)

4. Guru seni musik memberikan informasi dan pengalaman mengenai pembelajaran seni musik yang dapat dijadikan suatu pegangan guru dalam memberikan pengajaran dan pemahaman siswanya.

5. Penulis dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk penelitian selanjutnya.

F. ASUMSI PENELITIAN

Proses pembelajaran musik di SMP Negeri 24 Bandung dapat berjalan sesuai tujuan guru, yaitu melatih siswa untuk bisa menyanyikan lagu-lagu nasyid dengan aransemen dua suara, tetapi hanya terbatas satu aspek, yaitu aspek psikomotor atau kemampuan praktis, tetapi tidak menyentuh anak efektif dan kougnitif.

G. METODOLOGI PENELITIAN 1. Metodologi

Metode yang akan digunakan yaitu metode deskriptif analitis dengan paradigma kualitatif. Artinya peneliti hanya akan mengolah data menjadi data kualitatif dalam bentuk deskriptif tentang proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan pada kegiatan ekstra kurikuler di SMP Negeri 24 Bandung.

2. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Dilakukan dengan cara mengamati langsung proses pembelajaran dengan sampel dan populasi yang telah dipilih dalam kegiatan ekstrakurikuler nasyid di SMPN 24 Bandung.

(10)

b. Wawancara

Dilakukan wawancara terhadap kepala sekolah, guru yang membimbing, dan juga siswa yang terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler nasyid tersebut.

c. Studi Literatur

Dengan mencari beberapa referensi yang ada kaitannya dengan Pembelajaran ekstrakurikuler nasyid.

d. Studi Dokumentasi

Dengan cara mengambil foto ketika kegiatan pembelajaran berlangsung sebagai bukti pelengkap penelitian.

H. LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian menunjukkan pada pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu pelaku, tempat atau kegiatan yang dapat diobservasi (Nasution: 1996). Unsur tempat atau lokasi adalah tempat dimana berlangsung penelitian tersebut, dalam hal ini adalah SMPN 24 Bandung. Sedangkan subjek penelitian adalah siswa SMP yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler nasyid tahun ajaran 2009/2010.

Referensi

Dokumen terkait

Tuntunan Islam dalam urusan politik dan kenegaraan dalam garis besarnya sudah ada dalam Alquran dan Hadis Nabi. Namun dalam penerapan dan pelaksanaannya secara

Sekali lagi kepada mereka, penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih atas bantuannya, semoga amal baik Bapak, Ibu, dan saudara semua mendapat balasan

Penulis dalam menentukan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah siswa SMA Negeri 1 Bandung kelas X-7 dan kelas X-8. Kelas X-7 digunakan sebagai kelompok

Disini terlihat bahwa bukan hal yang mudah untuk membangun kesadaran dan kecintaan terhadap lingkungan karena untuk membangun kesadaran dan kecintaan terhadap lingkungan

Berdasarkan paparan tersebut peneliti mengemukakan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara dalam kegiatan belajar mengajar, dengan menggunakan metode yang

Peubah Penduga (X) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dinamika Penggunaan Lahan RTRW Kabupaten Bekasi Tahun 1993-2003 RTRW Kabupaten Bekasi Tahun 2003-2013 Tabulasi Silang

BPPI sangat berharap agar RUU yang akan digarap, mampu mengatasi berbagai kelemahan dalam pelaksanaan kegiatan pelestarian pusaka Indonesia, yang dirasakan selama

Exertainment Indonesia ialah untuk membantu strategi bisnis agar lebih menuju kepada visi dan misi yang dimiliki perusahaan, dengan menggunakan teknologi informasi yang