• Tidak ada hasil yang ditemukan

INDIKATOR KINERJA UTAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "INDIKATOR KINERJA UTAMA"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

INDIKATOR KINERJA

UTAMA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

2021

(2)

IK.1 Indeks Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan

14

IK.2 Pertumbuhan PDB Perikanan 18

IK.3 Nilai Ekspor Hasil Perikanan 22

IK.4 Konsumsi Ikan 25

IK.5 Proporsi tangkapan jenis ikan yang berada dalam batasan biologis yang aman

27

IK.6 Luas kawasan konservasi perairan 29

IK.7 Persentase lulusan pendidikan dan pelatihan yang terserap dunia usaha dan dunia industri / DUDI

31 IK.8 Hasil riset kelautan dan perikanan yang

diadopsi/diterapkan

33 IK.9 WPP yang menjadi model percontohan penguatan tata

kelola

35

IK.10 Penyelesaian penataan ruang laut dan zonasi pesisir 37 IK.11 Persentase Kepatuhan (compliance) Pelaku Usaha

Kelautan dan Perikanan

39

IK.12 Produksi perikanan 41

IK.13 Produksi Garam 43

IK.14 Persentase cakupan WPPNRI yang dipantau dari kegiatan illegal fishing

45

IK.15 Persentase penanganan pelanggaran bidang Kelautan dan Perikanan

47

IK.16 Nilai kinerja Reformasi Birokrasi (RB) KKP 49 IK.17 Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA)

KKP

51

DAFTAR ISI

(3)
(4)

2

(5)
(6)

4

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)

14

MANUAL IKU LEVEL 0

IK.1

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERSPEKTIF

Stakeholder Perspektif

SASARAN STRATEGIS (SS)

Kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan meningkat

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Indeks Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan

DESKRIPSI IKU DEFINISI

• Indeks Kesejahteraan Masyarakat KP (IKMKP) adalah indeks untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat Kelautan dan Perikanan (KP) di Indonesia.

• Kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan adalah suatu kondisi dimana kehidupan nelayan, pembudidaya, pengolah, pemasar, petambak garam yang mampu memenuhi kebutuhan pokok dan meningkatkan kualitas hidupnya. Pengukuran kesejahteraan bukan hanya dilihat dari aspek ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, penyerapan tenaga kerja, dan nilai investasi. Rendahnya inflasi tidak banyak berarti kalau tidak diikuti dengan penguatan daya beli masyarakat. Namun, ada aspek lain yang penting untuk dipertimbangkan yakni aspek kesenjangan/pemerataan pembangunan KP, seperti misalnya penyediaan kemudahan akses para nelayan, pembudidaya, pengolah, pemasar, dan petambak garam terhadap pelayanan dasar pembangunan KP (seperti sarana prasarana, fasilitas permodalan usaha, pelatihan dan penyuluhan, informasi KP, Iptek inovatif, teknologi tepat guna, jaringan distribusi dan pemasaran produk, dsb.

• Indeks Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan memiliki 2 (dua) dimensi, yakni:

1) Dimensi Sosial. Keadilan sosial tidak hanya menyangkut persoalan proses distribusi atau pemerataan hasil-hasil pembangunan kelautan dan perikanan; tapi berkaitan juga dengan upaya pemenuhan kebutuhan dasar, serta tindakan afirmatif dari KKP untuk melindungi dan memastikan setiap nelayan tradisional, pembudidaya, pengolah, pemasar, dan petambak mendapatkan kemudahan akses terhadap pemenuhan terhadap hak dasarnya, seperti pangan, papan, sandang, pelayanan publik, infrastruktur, serta pemberdayaan masyarakat sehingga mengurangi kesenjangan sosial ekonomi.

2) Dimensi Ekonomi. Dimensi ekonomi dalam konteks kesejahteraan masyarakat dilihat dari indikator-indikator yang terkait kemampuan para nelayan tradisional, pembudidaya, petambak, pengolah, dan pemasar untuk mendapatkan kemudahan akses dan aset terhadap sumber daya ekonomi untuk mencapai kesejahteraannya.

(17)

Tujuan penghitungan IKMKP ini sebagai salah satu instrumen yang dipergunakan untuk menentukan fokus program KKP dalam meningkatkan kondisi kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan, serta mengoptimalkan sumberdaya kelautan dan perikanan dalam pencapaian target kebijakan/program KKP.

FORMULA

Pengukuran menggunakan Metode Statistik Analisis Indeks

Kerangka Penghitungan IKMKP :

Proses penghitungan IKMKP secara umum terdiri dari tahapan berikut:

1. Pengumpulan data : koordinasi dengan Biro Perencanaan KP, penelusuran langsung ke sumber data

2. Perapihan data : dilakukan terhadap data-data yang terkumpul agar bisa digunakan untuk kepentingan analisis dan sensitivitas terhadap perbedaan antar propinsi.

3. Penyusunan model : data ordinal (hanya menunjukkan urutan dengan skala interval yang dapat ditentukan) yang sudah tersusun dianalisis dengan metode statistik analisis indeks

4. Penghitungan penimbang : bobot diberikan terhadap total variable (priority weight) dengan metode expert choice

5. Penghitungan indeks: IKMKP = 0,60 IXS +0,40 IXE

XS Dimensi Sosial

Xsi Indikator Sosial

IXSi Indeks Sosial

XE Dimensi Ekonomi

XEi

Indikator Ekonomi

IXEi Indeks Ekonomi

IKMKP = 0,60 IXS +0,40 IXE

(18)

Indikator Dimensi Sosial dan Kelembagaan XS1 Penumbuhan dan pengembangan kelembagaan

usaha perikanan tangkap

XS2 Penumbuhan dan pengembangan kelembagaan usaha budidaya perikanan

XS3 Penumbuhan dan pengembangan kelembagaan usaha pengolahan dan pemasaran hasil

perikanan

XS4 Penumbuhan dan pengembangan kelembagaan kelompok masyarakat pengawas

XS5 Jumlah pelaku utama yang meningkat kelasnya XS6 Jumlah kelompok yang disuluh mendukung tata

Kelola pemanfaatan SDKP

Indikator Dimensi Ekonomi XE1 Nilai Tukar Nelayan

XE2 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan

XE3 Nilai Tukar Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan

XE4 Nilai Tukar Petambak Garam XE5 Ekspor Produk Perikanan XE6 Impor Produk Perikanan XE7 Angka konsumsi Ikan

XE8 Proporsi Pengeluaran Pangan

Dasar pemilihan indikator:

1. Representatif 2. Tidak duplikatif

3. Dukungan ketersediaan data

INDIKATOR PEMBENTUK IKMKP

16

(19)

SATUAN PENGUKURAN

Indeks

JENIS ASPEK TARGET

( ) Kuantitas/

Output ( x ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya

TINGKAT VALIDITAS IKU

( ) Lead Input ( ) Lead Process ( ) Lag Output ( x ) Lag Outcome

UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU

DJPT, DJPB, DJPDS, DJPRL, BRSDM, DJPSDKP, BKIPM

SUMBER DATA

Balai Besar Riset Sosial Ekonomi KP

STATUS DATA

( ) Raw Data ( x ) Hasil Perhitungan Raw Data

JENIS PERHITUNGAN DATA

( x ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( ) Nilai Posisi Akhir

METODE CASCADING

( ) Adopsi

Langsung ( ) Lingkup

Dipersempit ( x ) Komponen

Pembentuk ( ) Tidak Diturunkan

POLARISASI

( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize

PERIODE PELAPORAN

( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( x ) Tahunan

(20)

18

MANUAL IKU LEVEL 0

IK.2

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERSPEKTIF

Customer Perspektif

SASARAN STRATEGIS (SS)

Ekonomi sektor kelautan dan perikanan meningkat

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Pertumbuhan PDB Perikanan

DESKRIPSI IKU DEFINISI

Pertumbuhan PDB Perikanan pada suatu periode merupakan sebuah indikator yang menggambarkan besarnya perubahan ukuran perekonomian sektor Kelautan dan Perikanan Indonesia (dalam persen) yang dihitung dengan cara membandingkan ukuran yang tercapai pada suatu periode dengan ukuran yang tercapai periode sebelumnya.

Variabel yang dijadikan proxy dari ukuran perekonomian sektor Kelautan dan Perikanan adalah Produk Domestik Bruto (PDB) Perikanan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) yang dipublikasikan secara triwulanan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

PDB Perikanan ADHK merupakan total nilai pasar dari seluruh produk barang dan jasa final yang dihasilkan oleh seluruh pelaku usaha di Sektor Perikanan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia pada suatu periode tertentu yang dinilai dengan harga pasar pada tahun dasar tertentu.

PDB Perikanan ADHK Tahunan merupakan jumlah kumulatif dari catatan PDB Perikanan ADHK yang tercapai pada Triwulan-1 (TW-1) hingga Triwulan-4 (TW-4) pada tahun tertentu.

Pertumbuhan PDB Perikanan Triwulanan merupakan angka persentase dari perbandingan capaian PDB Perikanan ADHK pada suatu Triwulan (TW-x) di tahun tertentu (t) dengan capaian PDB Perikanan ADHK pada Triwulan yang sama (TW-x) di tahun sebelumnya (t-1).

Pertumbuhan PDB Perikanan Tahunan merupakan angka persentase dari perbandingan capaian PDB Perikanan ADHK pada suatu tahun (t)

dengan capaian PDB Perikanan ADHK Tahunan di tahun sebelumnya (t-1)

.

(21)

1. FORMULA PERTUMBUHAN PDB PERIKANAN TRIWULANAN

𝒈

(𝒊𝒋)

= 𝑷𝑫𝑩𝑷

(𝒊,𝒋)

𝑷𝑫𝑩𝑷

(𝒊,𝒋−𝟏)

− 𝟏 𝒙𝟏𝟎𝟎

Dimana :

• g

(i, j)

: Pertumbuhan PDB Perikanan ADHK Triwulan-i Tahun-j;

• PDBP

(i, j)

: Nilai PDB Perikanan ADHK Triwulan-i Tahun ke-j;

• PDBP

(i, j-1)

: Nilai PDB Perikanan ADHK Triwulan-i Tahun ke-(j-1).

2. FORMULA PERTUMBUHAN PDB PERIKANAN TAHUNAN

𝒈

(𝒋)

= 𝑷𝑫𝑩𝑷

(𝒋)

𝑷𝑫𝑩𝑷

(𝒋−𝟏)

− 𝟏 𝒙𝟏𝟎𝟎

Dimana :

• g

(j)

: Pertumbuhan PDB Perikanan ADHK Tahun-j;

• PDBP

(j)

: Nilai PDB Perikanan ADHK Tahun ke-j;

• PDBP

(j-1)

: Nilai PDB Perikanan ADHK Tahun ke-(j-1);

(22)

20

SATUAN PENGUKURAN

Persen (%)

JENIS ASPEK TARGET

( x ) Kuantitas/

Output ( ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya

TINGKAT VALIDITAS IKU

( ) Lead Input ( ) Lead Process ( ) Lag Output ( x ) Lag Outcome

UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU

SETJEN

• Angka laju pertumbuhan yang disajikan adalah laju pertumbuhan triwulanan terhadap triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y). Penghitungan persentase laju pertumbuhan sebagai berikut:

• Persentase laju pertumbuhan triwulanan terhadap triwulan yang sama tahun sebelumnya (y-on-y), triwulan I, II, III, dan IV tahun t (triwulan yang sama tahun sebelumnya

= 100) adalah :

Triw. I: (P/A) x 100 – 100 Triw. II: (Q/B) x 100 – 100 Triw. III: (R/C) x 100 – 100 Triw.IV: (S/D) x 100 – 100

• Persentase laju pertumbuhan triwulanan kumulatif (c-to-c) triwulan I, I s.d II, I s.d III, dan I s.d IV tahun t (kumulatif triwulan tahun sebelumnya = 100) adalah : Triw. I: (P/A) x 100 – 100

Triw. I s.d II: ((P+Q)/(A+B)) x 100 – 100 Triw. I s.d III: ((P+Q+R)/(A+B+C)) x 100 – 100 Triw. I s.d IV: (T/E) x 100 – 100

Uraian Tahun t-1 Tahun t

Triwulan I II III IV Jumlah I II III IV Jumlah

Nilai A B C D E P Q R S T

(23)

SUMBER DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan PDB Perikanan terbagi dalam dua kelompok besar yaitu pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder. Data primer didapat dari Survei Khusus yang diadakan oleh Direktorat Neraca Produksi bekerjasama dengan Pusdatin KKP sedangkan data skunder didapat dari statistik perikanan tangkap dan budidaya KKP, statistik perusahaan perikanan dari subdit statistik perikanan BPS, statistik industri besar dan sedang BPS, statistik industri mikro dan kecil BPS.

Sumber Data: Data produksi komoditas perikanan diperoleh dari Ditjen Perikanan Tangkap dan Ditjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan. Data harga berupa harga produsen diperoleh dari Subdirektorat Statistik Harga Perdesaan-BPS. Data indikator harga berupa Indeks Harga Produsen diperoleh dari Subdirektorat Statistik Harga Produsen BPS.

Sedangkan data struktur biaya kegiatan perikanan diperoleh dari hasil Sensus Pertanian dan Survei Perusahaan Perikanan yang dilakukan oleh Subdirektorat Statistik Perikanan-BPS.

STATUS DATA

( ) Raw Data ( x ) Hasil Perhitungan Raw Data

JENIS PERHITUNGAN DATA

( ) Akumulasi (x ) Rata-rata ( ) Nilai Posisi Akhir

METODE CASCADING

( ) Adopsi

Langsung ( ) Lingkup

Dipersempit ( ) Komponen

Pembentuk ( x ) Tidak Diturunkan

POLARISASI

( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize

PERIODE PELAPORAN

( ) Bulanan ( x ) Triwulanan ( ) Semesteran ( ) Tahunan

(24)

22

MANUAL IKU LEVEL 0

IK.3

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERSPEKTIF

Customer Perspektif

SASARAN STRATEGIS (SS)

Ekonomi sektor kelautan dan perikanan meningkat

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Nilai Ekspor Hasil Perikanan

DESKRIPSI IKU DEFINISI

• Ekspor barang adalah seluruh barang yang dibawa keluar dari wilayah pabean (the custom frontier) Republik Indonesia, baik bersifat komersial maupun bukan komersial (barang hibah, sumbangan, hadiah), serta barang yang akan diolah di luar negeri dan hasilnya dimasukkan kembali ke negara tersebut (BPS, 2019).

• Komoditas hasil perikanan adalah komoditas ikan yang ditangani, diolah, dan atau dijadikan produk akhir yang berupa ikan segar, ikan beku dan olahan lainnya. Komoditas tersebut diklasifikasikan kedalam Harmonized System (HS) dalam Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2017.

• Jumlah kode HS yang diidentifikasikan sebagai komoditas hasil perikanan sebanyak 480 produk.

• Ekspor hasil perikanan adalah kegiatan mengeluarkan komoditas hasil perikanan dari wilayah pabean (the custom frontier) Republik Indonesia, baik bersifat komersial maupun bukan komersial (barang hibah, sumbangan, hadiah), serta komoditas hasil perikanan yang akan diolah di luar negeri dan hasilnya dimasukkan kembali ke negara tersebut.

• Sistem pencatatan ekspor impor menerapkan sistem perdagangan umum dimana kawasan berikat dan kawasan bebas tidak dianggap sebagai luar "negeri"

sehingga barang impor yang masuk ke Kawasan tersebut tidak dicatat.

• Nilai ekspor hasil perikanan adalah nilai komoditas hasil perikanan yang dikeluarkan dari wilayah pabean (the custom frontier) Republik Indonesia, baik bersifat komersial maupun bukan komersial (barang hibah, sumbangan, hadiah), serta komoditas hasil perikanan yang akan diolah di luar negeri dan hasilnya dimasukkan kembali ke negara tersebut yang dihitung dalam satuan US Dollar (USD).

(25)

FORMULA

Keterangan :

E = Nilai ekspor hasil perikanan

Ei = Nilai komoditas hasil perikanan yang ke-i yang diekspor n = Banyaknya komoditas hasil perikanan yang diekspor

SATUAN PENGUKURAN

USD miliar

JENIS ASPEK TARGET

( x ) Kuantitas/

Output ( ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya

TINGKAT VALIDITAS IKU

( ) Lead Input ( ) Lead Process ( ) Lag Output ( x ) Lag Outcome

UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU

DJPDS

SUMBER DATA

Dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang dikumpulkan oleh Ditjen Bea dan Cukai

STATUS DATA ( ) Raw Data ( x ) Hasil Perhitungan Raw Data

(26)

JENIS PERHITUNGAN DATA

( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir

METODE CASCADING

( x ) Adopsi

Langsung ( ) Lingkup

Dipersempit ( ) Komponen

Pembentuk ( ) Tidak Diturunkan

POLARISASI

( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize

PERIODE PELAPORAN

( ) Bulanan ( x ) Triwulanan ( ) Semesteran ( ) Tahunan

24

(27)

MANUAL IKU LEVEL 0

IK.4

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERSPEKTIF

Customer Perspektif

SASARAN STRATEGIS (SS)

Ekonomi sektor kelautan dan perikanan meningkat

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Konsumsi Ikan

DESKRIPSI IKU DEFINISI

Konsumsi ikan per kapita nasional adalah jumlah kebutuhan/permintaan ikan (setara utuh segar) yang menggambarkan fungsi dari jumlah penduduk, neraca permintaan ikan untuk konsumsi domestik.

FORMULA

𝑨𝒏𝒈𝒌𝒂𝑲𝑰= 𝑨𝒏𝒈𝒌𝒂𝑲𝑹𝑻+ 𝑨𝒏𝒈𝒌𝒂𝑲𝑳𝑹𝑻+ 𝑨𝒏𝒈𝒌𝒂𝑲𝑻𝑻 Keterangan:

𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎𝐾𝐼: Angka konsumsi ikan

𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎𝐾𝑅𝑇: Angka konsumsi rumah tangga 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎𝐾𝐿𝑅𝑇: Angka konsumsi luar rumah tangga 𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎𝐾𝑇𝑇: Angka konsumsi tidak tercatat

SATUAN PENGUKURAN Kg/Kap/Thn

(28)

26

JENIS ASPEK TARGET

( x ) Kuantitas/

Output ( ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya

TINGKAT VALIDITAS IKU

( ) Lead Input ( ) Lead Process ( ) Lag Output ( x ) Lag Outcome

UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU

DJPDS

SUMBER DATA

Sumber data terdiri dari 2 (dua) sumber yaitu tingkat konsumsi ikan (𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎

𝐾𝑅𝑇

) yang berasal dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan (𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎

𝐾𝐿𝑅𝑇

) konsumsi luar rumah tangga dan (𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎

𝐾𝑇𝑇

) konsumsi tidak tercatat yang ditetapkan oleh Ditjen PDSPKP

STATUS DATA

( ) Raw Data ( x ) Hasil Perhitungan Raw Data

JENIS PERHITUNGAN DATA

( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir

METODE CASCADING

( x ) Adopsi

Langsung

( ) Lingkup Dipersempit

( ) Komponen Pembentuk

( ) Tidak Diturunkan

POLARISASI

( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize

PERIODE PELAPORAN

( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( x ) Tahunan

(29)

MANUAL IKU LEVEL 0

IK.5

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERSPEKTIF

Customer Perspektif

SASARAN STRATEGIS (SS)

Sumber daya kelautan dan perikanan berkelanjutan

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Proporsi tangkapan jenis ikan yang berada dalam batasan biologis yang aman

DESKRIPSI IKU DEFINISI

• Pemilihan tindakan pengelolaan sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan sosial ekonomi lainnya. Selain itu, perlu adanya kehati-hatian dalam pengambilan keputusan pengelolaan terkait dengan karakter WPPNRI dan penggunaan data statistik sebagai dasar penilaian.

• İndikator ini dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana kebijakan perikanan tangkap dalam melakukan pengelolaan perikanan di suatu WPPNRI atau jenis ikan tertentu

FORMULA

Dihitung dari jumlah volume produksi pada saat bulan berjalan dibagi dengan jumlah potensi sumber daya ikan (Kepmen KP Nomor 50/KEPMEN-KP/2017)

SATUAN PENGUKURAN

Persen (%)

JENIS ASPEK TARGET

( x ) Kuantitas/

Output ( ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya

(30)

TINGKAT VALIDITAS IKU

( ) Lead Input ( ) Lead Process ( ) Lag Output ( x ) Lag Outcome

UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU

DJPT

SUMBER DATA

Set. DJPT

STATUS DATA

( ) Raw Data ( x ) Hasil Perhitungan Raw Data

JENIS PERHITUNGAN DATA

( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir

METODE CASCADING

( x ) Adopsi

Langsung

( ) Lingkup Dipersempit

( ) Komponen Pembentuk

( ) Tidak Diturunkan

POLARISASI

( ) Maximize ( x ) Minimize ( ) Stabilize

PERIODE PELAPORAN

( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( x ) Tahunan

28

(31)

MANUAL IKU LEVEL 0

IK.6

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERSPEKTIF

Customer Perspektif

SASARAN STRATEGIS (SS)

Sumber daya kelautan dan perikanan berkelanjutan

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Luas kawasan konservasi perairan

DESKRIPSI IKU DEFINISI

• Dasar Hukum Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.31/PERMEN-KP/2020 tentang Pengelolaan Kawasan Konservasi

• Luas Kawasan Konservasi adalah luas kawasan konservasi yang dikelola oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, dan Pemerintah Daerah

FORMULA

Menginventarisasi dan menjumlahkan luas kawasan konservasi tahun 2020 ditambah dengan luas kawasan konservasi yang telah ditetapkan melalui

SK Menteri Kelautan dan Perikanan pada tahun 2021

(32)

30

JENIS ASPEK TARGET

( x ) Kuantitas/

Output ( ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya

TINGKAT VALIDITAS IKU

( ) Lead Input ( ) Lead Process ( ) Lag Output ( x ) Lag Outcome

UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU

1. Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut 2. Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir & Laut Padang 3. Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir & Laut Denpasar 4. Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir & Laut Pontianak 5. Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir & Laut Sorong

SUMBER DATA

Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut

STATUS DATA

( x ) Raw Data ( ) Hasil Perhitungan Raw Data

JENIS PERHITUNGAN DATA

( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir

METODE CASCADING

( x ) Adopsi

Langsung ( ) Lingkup

Dipersempit ( ) Komponen

Pembentuk ( ) Tidak Diturunkan

POLARISASI

( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize

PERIODE PELAPORAN

( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( x ) Semesteran ( ) Tahunan

(33)

MANUAL IKU LEVEL 0

IK.7

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERSPEKTIF

Internal Process Perspektif

SASARAN STRATEGIS (SS)

Kapasitas dan kompetensi SDM KP meningkat

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Persentase lulusan pendidikan dan pelatihan yang terserap dunia usaha dan dunia industri / DUDI

DESKRIPSI IKU

DEFINISI

• Jumlah lulusan pendidikan merupakan indikator yang menunjukkan Jumlah lulusan penddikan yang bekerja didunia kerja bidang KP

• Jumlah lulusan pelatihan merupakan indikator yang menunjukkan Jumlah lulusan pelatihan pelaku utama/usaha yang menerapkan hasil pelatihan dan/atau bekerja di DUDI (menerapkan hasil pelatihan berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap)

FORMULA

𝐿𝑢𝑙𝑢𝑠𝑎𝑛𝐷𝑈𝐷𝐼 = 𝐵

𝐴 𝑥 100%

Keterangan:

A: Akumulasi dari jumlah lulusan pendidikan Vokasi KP dan jumlah lulusan pelatihan masyarakat.

B: Akumulasi dari jumlah lulusan pendidikan vokasi KP yang bekerja di bidang KP yang dihitung lulusan pada tahun berjalan dengan masa tunggu 6 bulan dan

(34)

32

SATUAN PENGUKURAN

Persen (%)

JENIS ASPEK TARGET

( x ) Kuantitas/

Output ( ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya

TINGKAT VALIDITAS IKU

( ) Lead Input ( ) Lead Process ( ) Lag Output ( x ) Lag Outcome

UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU

BRSDMKP

SUMBER DATA

Pusdik, Puslatluh

STATUS DATA

( ) Raw Data ( x ) Hasil Perhitungan Raw Data

JENIS PERHITUNGAN DATA

( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir

METODE CASCADING

( x ) Adopsi

Langsung ( ) Lingkup

Dipersempit ( ) Komponen

Pembentuk ( ) Tidak Diturunkan

POLARISASI

( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize

PERIODE PELAPORAN

( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( x ) Tahunan

(35)

MANUAL IKU LEVEL 0

IK.8

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERSPEKTIF

Internal Process Perspektif

SASARAN STRATEGIS (SS)

Hasil riset dan inovasi termanfaatkan

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Hasil riset kelautan dan perikanan yang diadopsi/diterapkan

DESKRIPSI IKU DEFINISI

• Hasil riset KP yang diadopsi /diterapkan, mencangkup :

- Terdiseminasikannya teknologi dan atau kebijakan inovatif hasil riset BRSDMKP kepada stakeholder terkait baik Pemerintah daerah maupun industri;

- Data hasil riset, termasuk informasi perikanan antara lain peta fishing ground, distrbusi perikanan, daya dukung perairan, dan daya dukung lahan budidaya, yang dimanfaatkan stakeholder terkait (Pemda, pihak swasta).

- Rekomendasi Kebijakan Perikanan antara lain : kebijakan pengelolaan sumberdaya perikanan, kebijakan pemanfaatan tata ruang perikanan, pemberdayaan nelayan, pembudidaya ikan, dan pengolah produk, yang digunakan internal KKP dan/ atau stakeholder lainnya.

• Hasil riset KP yang dihasilkan dari hasil riset pada tahun berjalan maupun tahun-tahun sebelumnya (5 tahun terakhir), yang telah dilakukan pengukuran Tingkat Kesiapterapan Teknologi adan/atau berdasarkan hasil analisi yang telah disepakati.

FORMULA

Hitung jumlah hasil riset KP yang diadopsi/diterapkan

(36)

34

JENIS ASPEK TARGET

( x ) Kuantitas/

Output ( ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya

TINGKAT VALIDITAS IKU

( ) Lead Input ( ) Lead Process ( ) Lag Output ( x ) Lag Outcome

UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU

BRSDMKP

SUMBER DATA

Pusriskan, Pusriskel

STATUS DATA

( ) Raw Data ( x ) Hasil Perhitungan Raw Data

JENIS PERHITUNGAN DATA

( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir

METODE CASCADING

( x ) Adopsi

Langsung ( ) Lingkup

Dipersempit ( ) Komponen

Pembentuk ( ) Tidak Diturunkan

POLARISASI

( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize

PERIODE PELAPORAN

( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( x ) Tahunan

(37)

MANUAL IKU LEVEL 0

IK.9

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERSPEKTIF

Internal Process Perspektif

SASARAN STRATEGIS (SS)

Tatakelola SDKP bertanggung jawab

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

WPP yang menjadi model percontohan penguatan tata kelola

DESKRIPSI IKU DEFINISI

Model WPP adalah WPP yang menerapkan RPP, pembentukan kelembagaan dan operasionalisasi kelembagaan. RPP berisikan status perikanan dan rencana strategis pengelolaan perikanan di bidang penangkapan ikan yang disusun berdasarkan potensi, distribusi, komposisi jenis, tingkat pemanfaatan sumber daya ikan, lingkungan, sosek, isu pengelolaan, tujuan pengelolaan perikanan, dan rencana langkah-langkah pengelolaan yang merupakan kesepakatan antara Pemerintah dan para stakeholder. Atas pertimbangan nilai ekonomi dari potensi sumber daya perikanan yang ada, diusulkan WPPNRI 573, 711, 712, 715 dan 718 sebagai model pengelolaan kawasan berbasis WPP.

FORMULA

WPP yang menjadi model percontohan penguatan tata kelola adalah yang memenuhi persyaratan : (1) menerapkan RPP, (2) sudah dibentuk kelembagaan dan (3) telah melakukan operasionalisasi kelembagaan

SATUAN PENGUKURAN

WPP

(38)

JENIS ASPEK TARGET

( x ) Kuantitas/

Output ( ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya

TINGKAT VALIDITAS IKU

( ) Lead Input ( ) Lead Process ( ) Lag Output ( x ) Lag Outcome

UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU

DJPT

SUMBER DATA

Dit. SDI

STATUS DATA

( ) Raw Data ( x ) Hasil Perhitungan Raw Data

JENIS PERHITUNGAN DATA

( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir

METODE CASCADING

( x ) Adopsi

Langsung ( ) Lingkup

Dipersempit ( ) Komponen

Pembentuk ( ) Tidak Diturunkan

POLARISASI

( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize

PERIODE PELAPORAN

( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( x ) Tahunan

36

(39)

MANUAL IKU LEVEL 0

IK.10

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERSPEKTIF

Internal Process Perspektif

SASARAN STRATEGIS (SS)

Tatakelola SDKP bertanggung jawab

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Penyelesaian penataan ruang laut dan zonasi pesisir

DESKRIPSI IKU

DEFINISI

Penyelesaian Penataan Ruang Laut dan Zonasi Pesisir merupakan upaya menyelesaikan perencanaan ruang laut dan zonasi pesisir yang mengacu pada UU Nomor 32 Tahun 2014 Pasal 43 Perencanaan Ruang Laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) meliputi:

1. perencanaan tata ruang Laut nasional

2. perencanaan zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil 3. perencanaan zonasi kawasan Laut

FORMULA

Menginventarisasi dan menjumlahkan:

1. Kawasan Antarwilayah (KAW) yang memiliki dokumen final dan Rancangan Peraturan Presiden tentang rencana zonasi Kawasan antarwilayah 2. Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang memiliki dokumen final materi teknis ruang perairan KSN

3. Kawasan Strategis Nasional Tertentu (KSNT) yang berupa Pulau-Pulau Kecil Terluar yang memiliki dokumen final materi teknis ruang perairan

KSNT (KSNT)

(40)

38

SATUAN PENGUKURAN

Kawasan

JENIS ASPEK TARGET

( x ) Kuantitas/

Output ( ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya

TINGKAT VALIDITAS IKU

( ) Lead Input ( ) Lead Process ( ) Lag Output ( x ) Lag Outcome

UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU

DJPRL

SUMBER DATA

Dit. PRL

STATUS DATA

( x ) Raw Data ( ) Hasil Perhitungan Raw Data

JENIS PERHITUNGAN DATA

( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir

METODE CASCADING

( x ) Adopsi

Langsung ( ) Lingkup

Dipersempit ( ) Komponen

Pembentuk ( ) Tidak Diturunkan

POLARISASI

( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize

PERIODE PELAPORAN

( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( x ) Tahunan

(41)

MANUAL IKU LEVEL 0

IK.11

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERSPEKTIF

Internal Process Perspektif

SASARAN STRATEGIS (SS)

Tatakelola SDKP bertanggung jawab

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Persentase Kepatuhan (compliance) Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan

DESKRIPSI IKU DEFINISI

Kepatuhan (compliance) pelaku usaha kelautan dan perikanan adalah kesesuaian antara pelaksanaan kegiatan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan oleh para pelaku usaha kelautan dan perikanan dengan ketentuan peraturan perundang- undangan di bidang kelautan dan perikanan;

• Secara umum pelaku usaha kelautan dan perikanan terdiri dari: pelaku usaha kelautan dan pelaku usaha perikanan;

• Detail tentang pelaku usaha kelautan dan pelaku usaha perikanan dijelaskan pada IKU pembentuk di level 2

FORMULA

𝐶𝑜𝑚𝑝𝑙𝑖𝑎𝑛𝑐𝑒 = 𝐴 + 𝐵

Keterangan:

2

A: Persentase kepatuhan pelaku usaha perikanan B: Persentase kepatuhan pelaku usaha kelautan

(42)

40

SATUAN PENGUKURAN

Persen (%)

JENIS ASPEK TARGET

( x ) Kuantitas/

Output

( ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya

TINGKAT VALIDITAS IKU

( ) Lead Input ( ) Lead Process ( ) Lag Output ( x ) Lag Outcome

UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU

DJPSDKP

SUMBER DATA

Dit. PPSDP, Dit. PPSDK

STATUS DATA

( ) Raw Data ( x ) Hasil Perhitungan Raw Data

JENIS PERHITUNGAN DATA

( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir

METODE CASCADING

( x ) Adopsi

Langsung ( ) Lingkup

Dipersempit ( ) Komponen

Pembentuk ( ) Tidak Diturunkan

POLARISASI

( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize

PERIODE PELAPORAN

( ) Bulanan ( x ) Triwulanan ( ) Semesteran ( ) Tahunan

(43)

MANUAL IKU LEVEL 0

IK.12

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERSPEKTIF

Internal Process Perspektif

SASARAN STRATEGIS (SS)

Industrialisasi KP berdaya saing

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Produksi perikanan

DESKRIPSI IKU DEFINISI

• Perspektif PB : Jumlah produksi perikanan budidaya yang dihasikan oleh seluruh kabupaten/kota yang meliputi produksi perikanan budidaya air tawar, air payau dan laut.

• Perspektif PT : jumlah produksi yang berasal dari produksi perikanan tangkap (laut dan perairan umum) di seluruh provinsi di Indonesia dalam berat basah.

FORMULA

𝑷𝒓𝒐𝒅𝑷𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏𝒂𝒏 = 𝑷𝒓𝒐𝒅𝑷𝑻+ 𝑷𝒓𝒐𝒅𝑷𝑩 Keterangan:

ProdPT: Produksi Perikanan Tangkap ProdPB: Produksi Perikanan Budidaya

• Data volume produksi perikanan budidaya merupakan penjumlahan data produksi perikanan budidaya di air tawar, air payau dan laut

• Data volume produksi perikanan tangkap merupakan penjumlahan data produksi perikanan tangkap laut dan perairan umum.

• Penghitungan jumlah produksi perikanan triwulanan diperoleh dari hasil survey lapangan oleh enumerator yang dilaporkan secara online melalui aplikasi Satu Data KKP.

Data tersebut kemudian divalidasi dan diverifikasi oleh pusat, dan berdasarkan sistem aplikasi yangada dilakukan perhitungan data agregat dari raising factor yang telah ditentukan.

(44)

42

• Data hasil validasi Dinas akan direview oleh Pusdatin pada saat tutup buku (akhir bulan), dan hasilnya kemudian akan dipublikasikan secara online.

SATUAN PENGUKURAN

Juta ton

JENIS ASPEK TARGET

( x ) Kuantitas/ Output ( ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya

TINGKAT VALIDITAS IKU

( ) Lead Input ( ) Lead Process ( ) Lag Output ( x ) Lag Outcome

UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU

DJPT, DJPB

SUMBER DATA

DJPT, DJPB

STATUS DATA

( ) Raw Data ( x ) Hasil Perhitungan Raw Data

JENIS PERHITUNGAN DATA

( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir

METODE CASCADING

( ) Adopsi

Langsung

( ) Lingkup Dipersempit

( x ) Komponen Pembentuk

( ) Tidak Diturunkan

POLARISASI

( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize

PERIODE PELAPORAN

( ) Bulanan ( x ) Triwulanan ( ) Semesteran ( ) Tahunan

(45)

MANUAL IKU LEVEL 0

IK.13

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERSPEKTIF

Internal Process Perspektif

SASARAN STRATEGIS (SS)

Industrialisasi KP berdaya saing

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Produksi Garam

DESKRIPSI IKU DEFINISI

• Garam Nasional adalah garam yang dihasilkan oleh petambak garam rakyat dan PT. Garam dalam satu musim produksi.

• Metodologi Pendataan Garam disusun oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Badan Pusat Statistik.

FORMULA

Data produksi garam rakyat dari Dinas KP Kab/Kota dan PT. Garam dalam 1 musim (diolah)

SATUAN PENGUKURAN

Juta ton

JENIS ASPEK TARGET

( x ) Kuantitas/ Output ( ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya

(46)

UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU

DJPRL

SUMBER DATA

1. Direktorat Jasa Kelautan 2. BPSPL Denpasar

3. LPSPL Serang

4. Tugas Pembantuan (18 Kabupaten)

STATUS DATA

( ) Raw Data ( x ) Hasil Perhitungan Raw Data

JENIS PERHITUNGAN DATA

( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir

METODE CASCADING

( x ) Adopsi

Langsung ( ) Lingkup

Dipersempit ( ) Komponen

Pembentuk ( ) Tidak Diturunkan

POLARISASI

( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize

PERIODE PELAPORAN

( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( x ) Tahunan

44

(47)

MANUAL IKU LEVEL 0

IK.14

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERSPEKTIF

Internal Process Perspektif

SASARAN STRATEGIS (SS)

Pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang Integratif

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Persentase cakupan WPPNRI yang dipantau dari kegiatan illegal fishing

DESKRIPSI IKU DEFINISI

• WPPNRI atau Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia adalah wilayah pengelolaan perikanan untuk penangkapan ikan yang meliputi perairan pedalaman, perairan kepulauan, laut teritorial, zona tambahan, dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI);

• Illegal, Unreported and Unregulated Fishing [IUU Fishing] yaitu kegiatan perikanan melanggar hukum, tidak dilaporkan dan tidak diatur yang dilakukan oleh Kapal Ikan Indonesia [KII] dan Kapal Ikan Asing [KIA] di Wilayah Pengelolan Perikanan Republik Indonesia [WPP NRI]

FORMULA

𝐶𝑎𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛

𝑊𝑃𝑃

= (𝐴 + 𝐵)

2 𝑥 100%

Keterangan:

A: Persentase cakupan WPP NRI yang dipantau melalui laut B: Persentase cakupan WPP NRI yang dipantau melalui udara

Catatan: Detail perhitungan Persentase cakupan WPP NRI yang dipantau menggunakan kapal pengawas, speedboat, dan pesawat patroli dijelaskan pada IKU

(48)

SATUAN PENGUKURAN

Persen (%)

JENIS ASPEK TARGET

( x ) Kuantitas/

Output

( ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya

TINGKAT VALIDITAS IKU

( ) Lead Input ( ) Lead Process ( x ) Lag Output ( ) Lag Outcome

UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU

DJPSDKP

SUMBER DATA

Dit. POA

STATUS DATA

( ) Raw Data ( x ) Hasil Perhitungan Raw Data

JENIS PERHITUNGAN DATA

( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir

METODE CASCADING

( x ) Adopsi

Langsung

( ) Lingkup Dipersempit

( ) Komponen Pembentuk

( ) Tidak Diturunkan

POLARISASI

( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize

PERIODE PELAPORAN

( ) Bulanan ( x ) Triwulanan ( ) Semesteran ( ) Tahunan

46

(49)

MANUAL IKU LEVEL 0

IK.15

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERSPEKTIF

Internal Process Perspektif

SASARAN STRATEGIS (SS)

Pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang Integratif

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Persentase penanganan pelanggaran bidang Kelautan dan Perikanan

DESKRIPSI IKU DEFINISI

• Penanganan Pelanggaran bidang Kelautan dan Perikanan terdiri dari: Penyelesaian Penyidikan Tindak Pidana Kelautan dan Perikanan serta Penyelesaian Penanganan Barang Bukti dan Awak Kapal;

• Penyelesaian tindak pidana kelautan dan perikanan dilakukan sejak diterbitkannya Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPRINDIK) hingga berkas penyidikan dinyatakan lengkap (Tahap P-21) dan dilanjutkan penyerahan Tahap II, atau kasus yg dihentikan melalui diterbitkannya SP3 (Surat Perintah Penghentian Penyidikan) karena tersangka meninggal dunia atau tersangka dibawah umur) n;

• Penanganan Barang Bukti dinyatakan selesai jika barang bukti sudah diserahkan ke JPU (Jaksa Penunut Umum)

• Penanganan Awak Kapal dinyatakan selesai jika awak kapal non yustisia sudah dipulangkan ke negara/daerah asal, atau yang sudah diserahkan ke pihak/instansi terkait

FORMULA

𝑃𝑒𝑛𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑎𝑛

𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛

= 𝐴 + 𝐵 2

Keterangan:

A: Persentase Penyelesaian Penyidikan Tindak Pidana Kelautan dan Perikanan

B: Persentase Penyelesaian Penanganan Barang

Catatan:

Untuk Perhitungan Persentase Penyelesaian Penyidikan Tindak Pidana Kelautan dan Perikanan serta Persentase Penyelesaian Penanganan Barang Bukti dan Awak Kapal dijelaskan lebih detail

(50)

SATUAN PENGUKURAN

Persen (%)

JENIS ASPEK TARGET

( x ) Kuantitas/

Output

( ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya

TINGKAT VALIDITAS IKU

( ) Lead Input ( ) Lead Process ( x ) Lag Output ( ) Lag Outcome

UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU

DJPSDKP

SUMBER DATA

Dit. PP

STATUS DATA

( ) Raw Data ( x ) Hasil Perhitungan Raw Data

JENIS PERHITUNGAN DATA

( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir

METODE CASCADING

( x ) Adopsi

Langsung

( ) Lingkup Dipersempit

( ) Komponen Pembentuk

( ) Tidak Diturunkan

POLARISASI

( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize

PERIODE PELAPORAN

( ) Bulanan ( x ) Triwulanan ( ) Semesteran ( ) Tahunan

48

(51)

MANUAL IKU LEVEL 0

IK.16

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERSPEKTIF

Learn and Growth Perspektif

SASARAN STRATEGIS (SS)

Tatakelola pemerintahan yang baik

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Nilai kinerja Reformasi Birokrasi (RB) KKP

DESKRIPSI IKU DEFINISI

• Reformasi birokrasi adalah upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek: (i) kelembagaan atau organisasi; (ii) ketatalaksanaan atau business process; dan (iii) sumber daya manusia aparatur. Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

• Nilai kinerja RB KKP merupakan ukuran perkembangan implementasi Reformasi Birokrasi di KKP.

• Nilai diperoleh dari hasil evaluasi Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) setiap tahunnya, terhadap 8 (delapan) Area Perubahan Reformasi Birokrasi di KKP, yaitu: (i) manajemen perubahan pola pikir dan budaya kerja aparatur; birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi; (ii) peraturan perundang-undangan; regulasi yang tertib, tidak tumpang tindih, dan kondusif; (iii) organisasi; yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing); (iv) tata laksana; sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur, dan sesuai dengan prisip-prinsip good governance; (v) sdm aparatur; sdm aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, kapabel, professional, berkinerja tinggi, dan sejahtera; (vi) akuntabilitas;

meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi; (vii) pengawasan; meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas kkn; (viii) pelayanan publik; pelayanan prima yang sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat

(52)

FORMULA

Capaian Nilai Kinerja RB KKP berdasarkan hasil penilaian Kemenpan RB atas implementasi RB di KKP dengan menggunakan instrumen yang sudah dirumuskan oleh Tim Menpan RB

SATUAN PENGUKURAN

Nilai

JENIS ASPEK TARGET

( x ) Kuantitas/ Output ( ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya TINGKAT VALIDITAS IKU

( ) Lead Input ( ) Lead Process ( ) Lag Output ( x ) Lag Outcome

UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU

Tim RB KKP (Seluruh Eselon I)

SUMBER DATA

KemenPAN&RB

STATUS DATA

( ) Raw Data ( x ) Hasil Perhitungan Raw Data

JENIS PERHITUNGAN DATA

( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir

METODE CASCADING

( ) Adopsi

Langsung ( x ) Lingkup

Dipersempit ( ) Komponen

Pembentuk ( ) Tidak Diturunkan

POLARISASI

( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize

PERIODE PELAPORAN

( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( x ) Tahunan 50

(53)

MANUAL IKU LEVEL 0

IK.17

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERSPEKTIF

Learn and Growth Perspektif

SASARAN STRATEGIS (SS)

Tatakelola pemerintahan yang baik

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) KKP

DESKRIPSI IKU DEFINISI

Indikator yang ditetapkan oleh Kementerian Keuangan untuk mengukur kualitas kinerja pelaksanaan anggaran belanja Kementerian Negara/Lembaga atas kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan anggaran, efektivitas pelaksanaan anggaran, efisiensi pelaksanaan anggaran, dan kepatuhan terhadap regulasi pelaksanaan anggaran dengan memperhitungkan 13 Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggara

Target

Semester I : 80.00 dan Semester II: 89.00

Kategori Capaian Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran dibagi menjadi 4 (empat), antara lain a. Sangat Baik, apabila nilai IKPA ≥ 95;

b. Baik, apabila 89 ≤ nilai IKPA > 95;

c. Cukup, apabila 70 ≤ nilai IKPA < 89; atau

(54)

19

Formula IKPA

a. Konversi bobot bernilai 100% apabila Satker/Unit Eselon I/K/L memiliki seluruh data transaksi atas indikator yang dinilai b. Konversi bobot bernilai dibawah 100% apabila pada Satker tidak dapat transaksi untuk indikator tertentu

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐼𝐾𝑃𝐴 = ෍

𝑛=1 13

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟𝑛 𝑥 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑘𝑎𝑡𝑜𝑟𝑛 ∶ 𝐾𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 1. Revisi DIPA – Bobot Penilaian 5

a. Indikator revisi DIPA dihitung berdasarkan frekuensi revisi DIPA dalam hal kewenangan pagu tetap yang dilakukan satker dalam satu triwulan dimana frekuensi revisi 1 kali dalam satu triwulan ( tidak kumulatif)

b. Revisi kewenangan IKPA, revisi refocusing yang menjadi kebijakan pemerintah dikecualikan dalam perhitungan c. Semakin rendah frekuensi revisi DIPA, maka capaian indikator revisi DIPA semakin baik

IKPA Rev = 𝐼𝐾𝑃𝐴 𝑅𝑒𝑣 =σ𝒕−𝟏𝒏 𝑹𝑹𝒆𝒗 𝒏

n

2. Devisiasi RDP (Halaman III DIPA) – Bobot Penilaian 5

✓ Indikator Deviasi Halaman III DIPA dihitung berdasarkan rata-rata kesesuaian antara realisasi anggaran terhadap rencana penarikan dana (RDP) bulanan

✓ Nilai RDP dikunci setiap awal triwulan dengan batas pemutakhiran RPD sampai dengan 10 hari kerja pertama setiap triwulan khusus triwulan 1 batas akhir pemutakhiran 10 hari kerja bulan Februari

✓ Semakin rendah deviasi antara realisasi dengan RDP, maka nilai capaian indikator deviasi halaman III DIPA Semakin baik

𝐼𝐾𝑃𝐴 𝐷𝑒𝑣𝐷𝐼𝑃𝐴𝑛 = 100 −σ𝑡−1𝑛 𝐷𝑒𝑣𝐷𝐼𝑃𝐴𝑛

𝑛

3. Pengelolaan UP dan TUP – Bobot Penilaian 8

✓ Indikator pengelolaan UP dihitung berdasarkan rasio ketepatan waktu pertanggung jawaban UP dan TUP tunai terhadap seluruh pertanggung jawaban UP tunai dan TUP tunai

✓ Jenis UP dan TUP tunai yang diperhitungkan bersumber dana rupiah murni

✓ Semakin tepat waktu dalam penyampaian pertanggung jawaban UP dan TUP, maka capaian 𝑅𝐾𝑊𝑈𝑃 =GUPTUP TW

GUPTUP 𝑥 100

(55)

4. Rekon LPJ Bendahara – Bobot Penilaian 5

✓ Indikator LPJ Bendahara dihitung berdasarkan rasio ketepatan waktu penyampaian LPJ oleh bendahara pengeluaran terhadap seluruh kewajiban penyampaian LPJ

✓ Batas waktu penyampaian LPJ bendahara pengeluaran ke KPPN, paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, jika tanggal 10 libur maka disampaikan pada hari kerja sebelumnya

✓ Semakin tepat waktu dalam penyampaian LPJ bendahara, maka capaian indikator rekon LPJ bendahara semakin baik 𝑅𝐾𝐿𝑃𝐽 = 𝐿𝑃𝐽𝐵𝑇𝑊

𝐿𝑃𝐽𝐵 𝑥 100

5. Penyampaian Data Kontrak – Bobot Penilaian 10

✓ Indikator penyampaian data kontak dihitung berdasarkan rasio ketepatan waktu penyampaian data kontrak (5 hari sejak tanda tangan kontrak) terhadap seluruh kontrak yang didaftarkan KPPN

✓ Kontrak yang dihitung adalah kontrak dengan nilai > Rp 50jt dan kontrak tahun jamak yang didaftarkan pada tahun pertama masa kontrak

✓ Semakin tepat waktu dalam penyampaian data kontrak, maka capaian indikator rekon LPJ bendahara semakin baik 𝑅𝐾𝐷𝐾 = 𝐷𝐾𝑇𝑊

𝐷𝐾 𝑥 100

6. Penyelesaian Tagihan – Bobot Penilaian 10

✓ Indikator penyelesaian tagihan dihitung berdasarkan rasio antara penyampaian SPM LS kontraktual non belanja pegawai yang tepat waktu (17 hari kerja) terhadap seluruh SPM LS kontakrual non belanja pegawai

✓ 17 hari kerja dihitung dari tanggal Berita Acara Serah Terima (BAST) atau Berita Acara Pembayaran Pekerjaan (BAPP) sampai dengan tanggal penyampaian SPM LS kontaktual

✓ Semakin tepat waktu dalam penyelesaian tagihan, maka capaian indikator penyelesaian tagihan semakin baik 𝑆𝑃𝑀 𝐿𝑆 𝑇𝑊

(56)

19

7. Penyerapan Anggaran – Bobot Penilaian 15

✓ Indikator penyerapan anggaran dihitung berdasarkan rata-rata rasio antara persentase penyerapan anggaran atas pagu DIPA terhadap target penyerapan anggaran setiap triwulan, pagu DIPA yang berlaku pada akhir triwulan berkenaan

✓ Target penyerapan ideal yakni TW 1 : 15%; TW 2 : 40%; TW 3 : 60%; TW 4 : 90%

✓ Semakin tinggi penyerapan anggaran dibandingkan target, maka capaian indikator penyerapan anggaran semakin baik 𝐼𝐾𝑃𝐴 − 𝑃𝐴𝑛 =σ𝑓=1𝑛 𝑁𝐾𝑃𝐴𝑛

n 8. Retur SP2D – Bobot penilaian 5

✓ Indikator retur SP2D dihitung berdasarkan rasio antara jumlah SP2D yang direktur terhadap jumlah SP2D yang telah diterbitkan KPPN

✓ Semakin rendah rasio retur SP2D, maka capaian indicator retur SP2D semakin baik 𝑅𝑅𝑆𝑃2𝐷 = 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟 𝑆𝑃2𝐷

𝑆𝑃2𝐷 𝑥 100 9. Perencanaan Kas – Bobot Penilaian 5

✓ Indikator Renkas dihitung berdasarkan rasio antara jumlah Renkas/ RPD harian yang disampaikan tepat waktu (sesuai dengan nilai dan jenis transaksinya) terhadap seluruh Renkas yang disampaikan ke KPPN

✓ Semakin tepatnya waktu dalam Renkas (RPD harian), maka capaian indikator perencanaan kas semakin baik 𝑅𝐾𝑅𝑒𝑛 =𝑅𝑒𝑛𝑇𝑊

𝑅𝑒𝑛𝑘𝑎𝑠𝑥 100 10. Pengembalian SPM – Bobot Penilaian 5

✓ Indikator pengembalian SPM dihitung berdasarkan rasio antara pengembalian SPM oleh KPPN karena ditolak oleh sistem pada saat konversi oleh front office di KPPN (Kesalahan formal) dan pada saat verifikasi middle office (kesalahan substantif)

✓ Semakin rendah pengembalian SPM, Maka capaian indikator pengembalian SPM semakin baik

𝑅𝐾𝑆𝑃𝑀 =𝑆𝑃𝑀 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑃𝑀 𝑥100

(57)

11. Dispensasi Penyampaian SPM – Bobot Penilaian 5

✓ Indikator pengajuan dispensasi SPM dihitung berdasarkan jumlah SPM yang mendapatkan dispensasi keterlambatan penyampaian SPM melebihi batas waktu penyampaian SPM yang ditentukan pada akhir tahun anggaran

✓ Semakin rendah % pengajuan dispensasi SPM, maka semakin baik kinerja indikator dispensasi pengajuan SPM

12. Pagu Minus – Bobot Penilain 5

✓ Indikator pagu minus belanja pegawai dihitung berdasarkan rasio antar total nilai pagu minus (realisasi yang melebihi pagunya) terhadap pagu DIPA, mengacu pada nilai pagu minus pada level akun (6 digit)

✓ Penilaian akhir indikator pagu minus berdasarkan pada nominal pagu minus DIPA per tanggal 31 Desember yang belum diselesaikan

✓ Semakin rendah pagu minus, maka capaian indikator pagu minus semakin baik

𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑃𝑎𝑔𝑢 𝑀𝑖𝑛𝑢𝑠 =𝑃𝑎𝑔𝑢 𝑀𝑖𝑛𝑢𝑠

𝑃𝑎𝑔𝑢 𝐷𝐼𝑃𝐴 𝑥 100

13. Konfirmasi Capaian Output – Bobot Penilaian 17

✓ Konfirmasi capaian output (KCO) dihitung berdasarkan rata rata nilai kinerja atas capaian pada rincian output (RO) terhadap jumlah RO yang dikelola satker

✓ Penentuan perhitungan nilai kinerja atas capaian RO berdasarkan pada status tahapan pelaksanaan RO

✓ Data KCO merupakan data yang dihasilkan dari proses input capaian output pada aplikasi SAS atau Sakti yang telah terkonfirmasi dalam mekanisme sistem informasi yang disediakan oleh Ditjen Perbendaharaan dengan jadwal pelaporan yang telah ditetapkan

𝐼𝐾𝑃𝐴 𝐶𝑂𝑛 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝐾𝑅𝑂𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑂 𝑥 100 Subkriteria Nilai

0 SPM 100

1-5 SPM 95

6-10 SPM 90

11-20 SPM 85

>20 SPM 80

(58)

54

SATUAN PENGUKURAN

Nilai

JENIS ASPEK TARGET

( x ) Kuantitas/

Output

( ) Kualitas/ Mutu ( ) Waktu ( ) Biaya

TINGKAT VALIDITAS IKU

( ) Lead Input ( ) Lead Process ( ) Lag Output ( x ) Lag Outcome

UNIT/PIHAK PENANGGUNG JAWAB IKU

Seluruh Eselon I

SUMBER DATA

Aplikasi OM SPAN Kemenkeu

STATUS DATA

( ) Raw Data ( x ) Hasil Perhitungan Raw Data

JENIS PERHITUNGAN DATA

( ) Akumulasi ( ) Rata-rata ( x ) Nilai Posisi Akhir

METODE CASCADING

( ) Adopsi

Langsung ( x ) Lingkup

Dipersempit ( ) Komponen

Pembentuk ( ) Tidak Diturunkan

POLARISASI

( x ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize

PERIODE PELAPORAN

( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( x ) Semesteran ( ) Tahunan

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui cara memelihara kesehatan organ peredaran darah manusia Menjelaskan berbagai penyakit yang mempengaruhi organ peredaran manusia dan menjelaskan cara memelihara

Peradaban Śriwijaya merupakan sebuah penelitian kawasan yang tidak dapat dipisah-pisah secara parsial, baik di dalam wilayah Indonesia maupun di luar Indonesia, karena satu

Guna mengukur keberhasilan pelaksanaan Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan,

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pelaksanaan Imbal jasa Penjaminan

Aplikasi berasal dari kata application yang artinya penerapan, lamaran, penggunaan. Secara istilah aplikasi adalah: program siap pakai yang direka untuk melaksanakan

Berdasarkan faktor risiko kadar kolesterol, sebagian besar responden memiliki kadar antara 200 – 239 mg/dl, dimana responden laki – laki memiliki kecenderungan

Perkawinan merupakan suatu proses yang diperlukan untuk peremajaan ternak. Perkawinan dibagi ke dalam dua bagian yaitu inseminasi buatan dan perkawinan

Bagian yang dimodifikasi adalah mata pisau sadap dengan cara menambah plat pembatas pada mata pisau sehingga ketebalan sadapan dapat dikontrol dan pelukaan kambium karet