PERANCANGAN INTERIOR
BANDUNG MUSIC INDEPENDENT (INDIE) CENTER DENGAN PENDEKATAN BAND INDIE BANDUNG
Rizal Setian Fauzi 1403114048
Program Studi Desain Interior, Fakultas Industri Kreatif Universitas Telkom Bandung
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan musik di belahan utara melaju cepat yang di mulai pada tahun 1970, memacu juga perkembangan musik di tanah air. Guruh Gipsy, Gang Pegangsaan, God Bless, Giant Step, Super Kid, The Rollies merupakan bagian dari sederet nama yang bisa disebut sebagai peletak pondasi musik Indonesia pada masa kontemporer. Secara musikalitas mereka adalah maestro-maestro dunia musik Indonesia. Mereka juga mempopulerkan semangat kemerdekaan independent dalam berkarya. Walau pada jaman itu belum ada manajemen musik yang cukup bagus, tetapi dengan pengalaman seadanya mereka mulai bekerja sama membangun jaringan. Hal itu dilakukan guna menyebarkan pengaruh musik mereka.
Perkembangan musik indie di Bandung sangat popular dengan adanya beberapa band indie asal Bandung yang sangat terkenal yaitu Pas Band, Burgerkil, Mocca, Pure Saturday, Bottelsmoker, The Sigit, dan Rocket Rockers. Dengan adanya band-band tersebut Bandung sudah tidak diragukan lagi dengan anak muda yang kreatif dan juga dengan adanya band besar indie tersebut, membuat anak muda Bandung tidak berhenti berkreasi dalam dunia musik. Dengan kemampuan mereka dan kekreatifan yang mereka miliki tidak semua yang beruntung mendapatkan sebuah fasilitas untuk menciptakan dan memasarkan karya mereka dengan keterbatasan alat dan ruang yang mereka miliki. Dengan adanya kasus seperti ini di Bandung belum ditemukan tempat khusus yang diperuntukan untuk menjadi wadah band indie yang memang memiliki kompetensi dalam hal musik yang akan melestarikan band indie Bandung. Dengan adanya Bandung Music Independent Center diharapkan akan membantu band indie yang tidak mempunyai fasilitas dalam pembuatan dan juga pemasaran karya mereka dan juga menjadi tempat untuk bertukar pendapat dan informasi para musisi indie Bandung sehingga dapat menyalurkan kreatifitas mereka.
2 1.2 Identifikasi Masalah
Permasalahan yang di dapat pada latar belakang merupakan permasalah dari sebuah band indie di kota Bandung sebagai berikut:
a. Keterbatasan fasilitas untuk efektifitas pertukaran informasi yang akan menjadi wadah para musisi indie Bandung.
b. Keterbatasan alat dan fasilitas yang menunjang untuk proses produksi musik dan pemasaran bagi musisi indie yang mempunyai bakat.
c. Tidak adanya dukungan untuk musikalitas para musisi indie yang berbakat untuk penyaluran kreativitas mereka.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perancangan interior sebuah ruang komunal yang mempunyai efektifitas untuk bertukar informasi bagi musisi band indie di Bandung?
2. Bagaimana merancang sebuah Bandung Music Indie Center yang dapat mewadahi sebagian besar fasilitas musik untuk sebuah produksi dan pemasaran?
3. Bagaimana merancang sebuah Bandung Music Indie Center yang mendukung musikalitas musisi band indie Bandung?
1.4 Tujuan Perancangan
Adapun tujuan dari perancangan Bandung Music Independent Center adalah sebagai berikut :
1. Merancang interior sebuah ruang komunal yang mempunyai efektifitas untuk bertukar informasi bagi musisi band indie di Bandung.
2. Merancang sebuah Bandung Music Indie Center yang dapat mewadahi fasilitas musik untuk sebuah produksi dan pemasaran.
3. Merancang sebuah Bandung Music Indie Center yang mendukung musikalitas musisi band indie Bandung.
3 1.5 Manfaat Perancangan
Manfaat perancangan Bandung Music Independent Center sebagai berikut:
1. Membuat sebuah wadah untuk kegiatan band indie Bandung.
2. Melestarikan band indie Bandung yang sebelumnya sudah menjadi ciri khas kota Bandung.
3. Sebagai sarana akademis yang mendukung perkembangan kemampuan para musisi indie yang baru memulai dalam band mereka.
4. Sebagai reverensi studi kasus sebuah musik center pada BEK (Badan Ekonomi Kreatif) dan swasta.
1.6 Batasan Perancangan
Masalah dibatasi pada unsur-unsur desain dari Bandung Music Independent Center yaitu meliputi zoning, sirkulasi, Lay out Fasilitas, desain lantai, dinding, plafon, serta furnitur dan sarana dekorasi lainnya. Begitu juga kebutuhan ruang dari ruang komunal, fasilitas musik untuk sebuah produksi dan pemasaran, ruang yang mendukung musikalitas musisi band indie Bandung. Berikut data perancangan:
Projek : Fiktif Owner : Swasta
Lokasi : Bandung, Diponegoro No 57, 40122 Luasan : ±45000m2
Band indie yang berasal dari kata Independent yang berartikan berdiri sendiri, berjiwa bebas, merdeka dan tidak bergantung. Dalam pengertian band indie bisa di artikan bahwa karya band indie merupakan karya yang di luar mainstream atau berbeda corak dengan band-band yang sedang laris di pasaran. Mereka tidak memperdulikan musik apa yang sedang digandrungi di masyarakat. Mereka mempunyai warna sendiri dalam musiknya, sehingga mereka bebas untuk membuat sebuah karya yang tidak komersial
4 tetapi ada pasar tersendiri terhadap jenis lagu yang mereka sajikan. Indie disebut juga sebuah gerakan Do it Yourself dalam bermusik. Dasar inlah yang membedakan musik mainstream dengan musik indie. Dari perbedaan inilah yang dijadikan batasan perancangan dalam sebuah Bandung Music Independent Center.
1.7 Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan data pada Music Indie Center Bandung ini menerapkan suatu metode yang menghasilkan suatu konsep desain yang melalui beberapa analisis permasalahan yang ada meliputi :
1.7.1 . Studi literatur
Menggunakan literatur yang berkaitan dengan band indie Bandung. Beberapa tempat music studio yang ada di Bandung dan juga tempat berkumpul band tertentu yang menjadi basecamp mereka.
1.7.2 Observasi
Survei lapangan, yang akan dilakukan pada fasilitas-fasilitas yang berkaitan dengan Band indie , diantaranya: Event music, Studio Music. Observasi ini penulis melakukan survey lapangan ke salah satu tempat studio musik di Bandung yang terletak di Jl. Surapati yaitu Sofa Musik Studio. Tujuan :
Memperoleh gambaranan fasilitas dalam studio musik.
Melihat kondisi dan potensi satu kasus proyek tersebut.
Mengetahui sistem ruang dan kebutuhan ruang.
1.7.3 Wawancara
Mendapat informasi band indie secara detail. Wawancara dituju pada band indie yang belum terkenal dan sudah terkenal dan para penggemar band indie Bandung.
Dimana dari wawancara tersebut didapat beberapa informasi tentang band Indie seperti
5 kegiatan yang biasa dilakukan oleh para musisi dan penggemar. Dalam metode ini penulis melakukan wawancara salah satunya terhadap pengamat musik indie di Bandung yang bernama Wisnu Widiantoro.
1.7.4 Analisa data dan permasalahan
Pada tahap ini akan diuraikan berbagai data yang telah di dapat dan permasalahan yang berupa tiga point dari rumusan masalah kemudian akan diolah menjadi sebuah jawaban yang di dapat dari studi literature, observasi dan wawancara.
1.8 Kerangka Berfikir
Beberapa komponen dasar yang terlibat dalam proses Desain interior Bandung Music Independent Center digambarkan dalam bentuk skema bagan berfikir sebagai berikut :
6 PERMASALAHAN
PENGUMPULAN DATA
SINTESA
EVALUASI
FINAL DESAIN
Bandung Music Independent Center PRIMER SEKUNDER
Studi Lapangan:
Wawancara
Dokumentasi
Observasi
PENGEMBANGAN DESAIN
DATA FISIK LITERATUR
Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran sumber : penulis a. Keterbatasan fasilitas untuk efektifitas
pertukaran informasi yang akan menjadi wadah para musisi indie Bandung.
b. Keterbatasan alat dan fasilitas yang menunjang untuk proses produksi musik dan pemasaran bagi musisi indie yang mempunyai bakat.
c. Tidaka danya dukungan untuk para musisi indie yang berbakat untuk
penyaluran kreativitas mereka. TUJUAN
PERANCANGAN
1. Merancang interior sebuah ruang komunal yang mempunyai efektifitas untuk bertukar informasi bagi musisi band indie di Bandung.
2. Merancang sebuah Bandung Music Indie Center yang dapat mewadahi sebagian besar fasilitas musik untuk sebuah produksi dan pemasaran.
3. Merancang sebuah Bandung Music Indie Center yang mendukung musikalitas musisi band indie Bandung.
ANALISIS
FEED BACK CONTROL
7 1.9 Sistematika Penulisan
Pengantar karya Tugas Akhir dengan kasus Bandung Music Independent Center ini disusun dengan urutan sebagi berikut:
a. Bab I. Pendahuluan
Menguraikan tentang latar belakang pemilihan objek kasus Bandung Music Independent Center sebagai berikut:
a. Kurangnya fasilitas untuk efektifitas pertukaran informasi yang akan menjadi wadah para musisi indie Bandung.
b. Keterbatasan alat dan fasilitas yang menunjang untuk proses produksi musik dan pemasaran bagi musisi indie yang mempunyai bakat.
c. Kurangnya dukungan untuk para musisi indie yang berbakat untuk penyaluran kreativitas mereka.
Kemudian penjabaran rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan saran penulisan, metode yang digunakan, proses desain dan sistematika penulisan.
b. Bab II. Tinjauan Pustaka dan Data Perancangan
Menguraikan teori – teori yang menjelaskan dasar pemikiran yang berkaitan secara langsung dengan kasus Bandung Music Independent Center secara umum dan teori – teori interior yang digunakan dalam proses desain yang mengacu pada tiga permasalahan yang di alami oleh musisi indie Bandung.
Berikut data dan anilsa proyek Bandung Music Independent Center:
Deskripsi Proyek
Tinjauan Lokasi
Aktifitas dan Program Kebutuhan Ruang
Problem Statement
Meliputi Aspek Pengguna, Aspek Lingkungan, Aspek Estetis, dan Aspek Teknis.
8
Analisa konsep Perancangan Bandung Music Independent Center:
o Konsep Perancangan
o Organisasi ruang dan lay-out o Bentuk
o Material o Warna o Pencahayaan o Penghawaan o Furniture o Keamanan
c. Bab III. Konsep Desain
Menguraikan konsep perancangan yang digunakan dalam desain interior Bandung Music Independent Center. Didahulukan dengan latar belakang pemilihan konsep, aplikasi konsep secara langsung dalam desain serta kreteria desain yang digunakan dalam perancangan.
Pemilihan konsep akan muncul ketika penulis telah mengkaji permasalahan yang di dapat dari band indie Bandung yaitu dalam hal sosialisasi, komersil dan edukasi. Uraian permasalahan sebagai berikut:
a. Kurangnya fasilitas untuk efektifitas pertukaran informasi yang akan menjadi wadah para musisi indie Bandung.
b. Keterbatasan alat dan fasilitas yang menunjang untuk proses produksi musik dan pemasaran bagi musisi indie yang mempunyai bakat.
c. Kurangnya dukungan untuk musikalitas para musisi indie yang berbakat untuk penyaluran kreativitas mereka.
Berikut perancangan konsep Bandung Music Independent Center : - Konsep Perancangan
o Tema Umum
o Suasana yang diharapkan
- Organisasi ruang dan lay-out furniture Bandung Music Independent Center
9 - Konsep Visual
o Konsep Bentuk o Konsep Material o Konsep Warna
- Persyaratan Umum Ruang:
o Pencahayaan o Penghawaan
o Pengkondisian Suara o Pengolahan Furniture o Keamanan
d. Bab IV. Konsep Perancangan Visual Denah Khusus.
Menganalisa desain yaitu; Ruang secara umum, Lantai, Dinding, Plafon, dan elemen pelengkap pembentuk ruang lainnya. Analisa ini mengacu kepada tiga aspek permasalahan yang terjadi dalam indie Bandung, yaitu dalam permasalahan ruang komunal bapi musisi- musisi indie Bandung, ruang komersil dan ruang akademis yang dapat mendukung musikalitas indie Bandung yang dikelompokan dalam denah khusus untuk ruang yang lebih fokus pada Bandung Music Independent Center. Berikut aspek dalam konsep perancangan visual denah khusus:
- Pemilihan Denah Khusus - Konsep Tata Ruang - Persyaratan Teknis Ruang
o Sistem Penghawaan o Sistem Pencahayaan
o Sistem Pengkondisian Udara o Sistem Pengamanan
10 - Penyelesaian Elemen Interior
o Penyelesaian Lantai o Penyelesaian Dinding o Penyelesaian Ceiling o Penyelesaian Furniture
e. Bab V. Kesimpulan
Menjawab dan menyimpulkan masalah yang telah dirumuskan yaitu :
a. Kurangnya fasilitas untuk efektifitas pertukaran informasi yang akan menjadi wadah para musisi indie Bandung.
b. Keterbatasan alat dan fasilitas yang menunjang untuk proses produksi musik dan pemasaran bagi musisi indie yang mempunyai bakat.
c. Kurangnya dukungan untuk musikalitas para musisi indie yang berbakat untuk penyaluran kreativitas mereka.