MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MATERI PUASA
RAMADHAN DI SDN MANTAREN-1
Eka Pritania Widuri
Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Model Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar Siswa kelas V materi Puasa Ramadhan di SDN Mantaren-1. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan 2 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, catatan lapangan dan tes hasil belajar pada setiap akhir siklusnya. Analisis data menggunakan data kuantitatif dan kualitatif.. Hasil penelitian ini diperoleh (1) Aktivitas Guru menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I adalah 73,84% (kategori baik) dan siklus II menjadi 81,53% (kategori sangat baik) (2) Aktivitas Siswa juga mengalami peningkatan dari hasil observasi siklus I adalah 68,3% (kategori baik) dan siklus II adalah 81,66% (kategori sangat baik)(3) Hasil tes belajar Siswa pada siklus I dengan rata-rata pretest 38,63 posttest 69,1 persentase 63,6% yang artinya dari 11 siswa baru 7 yang mampu mencapai nilai KKM. Skor N-gain siklus I sebesar 0,507 dengan kategori sedang. Pada siklus II peningkatan nilai rata- rata pretest 41,81 posttest 83,63 dengan presentase 90,1% yang artinya siswa yang mencapai KKM pada siklus II yaitu 10 orang dan 1 siswa yang tidak mencapai KKM. Skor N-gain dari siklus I ke siklus II menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dengan skor N-gain di siklus I sebesar 0,507 dengan kategori sedang, sedangkan pada siklus II menjadi 0,717 dengan kategori tinggi.
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas V materi Puasa Ramadhan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Problem Based Learning
PENDAHULUAN
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi;
otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi, dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika anak didik lulus sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi miskin aplikasi. Oleh karena itu, pendidik atau guru harus mengutamakan keterampilan dasar dan meningkatkan tingkat berpikir kritis yang harus dimiliki peserta didik agar mereka dapat memahami konsep dengan sistematis, baik secara teoritis maupun aplikasinya.
Pembelajaran PAI materi puasa ramadhan memerlukan pemahaman yang sangat serius. Karena materi puasa ramadhan adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan.
Merupakan ibadah fardhu bagi setiap muslim beriman yang telah memenuhi ketentuan dalam syara, diantaranya sudah akil baligh. Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 183 :
اَهُّيَآٰ ي
ََنْيِذَّلا ا ْوُنَم ا
ََبِتُك
َُمُكْيَلَع
َُماَي ِ صلا اَمَك
ََبِتُك ىَلَع
ََنْيِذَّلا
َْن ِم
َْمُكِلْبَق
َْمُكَّلَعَل
َ َن ْوُقَّتَت
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (AL-Baqarah 183)
Karena begitu pentingnya materi puasa ramadhan, maka dibutuhkan model pembelajaran yang lebih efektif dan banyak melibatkan peserta didik agar lebih aktif, kreatif dan menyenangkan dengan harapan siswa dapat memahami materi untuk diimplementasikan dalam kehidupan keberagamaan dan meningkatkan hasil belajarnya
Namun pada kenyataannya, dari hasil refleksi yang penulis lakukan, penulis menyadari bahwa perhatian Siswa terhadap pembelajaran PAIdBP kurang. Halini tampak dari kurangnya antusias Siswa saat proses pembelajaran sehingga mengakibatkan hasil belajar Siswa juga kurang maksimal. Selanjutnya metode dalam pembelajaran PAIdBP yang dilaksanakan masih bersifat konvensional ( ceramah dan tanya jawab). Hal ini kurang tepat bagi siswa sehingga mengakibatkan: (1) keaktifan siswa dalam pembelajaran masih belum terlalu tampak, (2) kemampuan belajar mandiri serta berpikir kritis siswa masih kurang, (3) keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat masih kurang, (4) rendahnya hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari hasil PH PAIdBP di kelas
V standar ketuntasan minimal adalah 65, tetapi masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah standar ketuntasan yaitu dari 11 siswa hanya 5 anak yang sudah memenuhi standar ketuntasan. Artinya baru sekitar 45% yang sudah memenuhi standar ketuntasan minimal yang telah ditetapkan.
Melihat permasalahan diatas dan untuk mengatasinya perlu kiranya dikembangkan dan diterapkan suatu model pembelajaran yang lebih efektif dan banyak melibatkan peserta didik agar lebih aktif, kreatif dan menyenangkan serta mampu berpikir kritis dalam menghadapi suatu permasalahan dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kurikulum 2013 di Sekolah Dasar (SD). Seperti yang di ungkapkan oleh Anifa et al., (2021) bahwa hasil belajar yang rendah tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran tercakup penggunaan metode, strategi serta model pembelajaran.
Joyce dan Weil dalam Rusman berpendapat bahwa “model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain
Di antara model pembelajaran yang dapat diterapkan pada mata pelajaran PAIdBP materi Puasa di Bulan Ramadhan adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran, yang mana peserta didik mengerjakan permasalahan otentik dengan tujuan untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Burhana et al., 2021)
Problem Based Learning merupakan salah satu model dalam pendekatan saintifik yang sesuai dengan kurikukulum 2013 sehingga peserta didik mampu mengembangkan pengetahuan yang dimiliki dengan pengalaman nyata dalam kehidupannya sehari-hari. Problem Based Learning merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu dasar bagi peserta didik untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi pelajaran (Karmana et al., 2020).
Selanjutnya dalam kaitannya dengan penerapan model Problem Based Learning dalam pembelajaran PAIdBP, menurut Azizah, (2020), Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap peserta didik agar memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup, setelah menyelesaikan pendidikannya di tingkat pendidikan tertentu.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN Mantaren-1 yang beralamat di Jalan Manunggal XV, Desa Mantaren-1 Kecamatan Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Mantaren-1 Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau semester ganjil tahun pelajaran 2022/2023 dengan jumlah siswa 11 orang, terdiri dari 6 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus yang meliputi empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan , observasi, dan refleksi.
Dalam penelitian ini menggunakan Jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model problem based learning mencoba untuk memperbaiki proses belajar mengajar di dalam kelas tersebut.Penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris classroom action research, yang artinya penelitian yang dilakukan pada sebuah kasus untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : wawancara, observasi, catatan lapangan dan tes hasil belajar pada setiap akhir siklusnya.Pada penelitian ini, data yang diperoleh berupa nilai tes hasil belajar siswa yang mencakup hasil tes belajar pretest dan postest dan aktivitas siswa terhadap model problem based learning. Selain itu data didapatkan dari hasil observasi guru PAI sebagai kolaborator dan catatan lapangan serta wawancara dengan siswa.
Analisis data menggunakan data kuantitatif dan kualitatif.Analisis data dilakukan setelah semua data yang diperlukan terkumpul. Proses analisis diawali dengan mendata seluruh data yang ada dari berbagai sumber, baik berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Setelah itu mengadakan reduksi data, menyusunnya dalam satuan-satuan serta mengkategorikannya. Data yang diperoleh berupa kalimat-kalimat dan data tentang aktifitas guru dan siswa, diubah menjadi kalimat yang bermakna dan ilmiah. Analisis data tersebut berlangsung pada saat pengumpulan dan dengan pertimbangan analisis dilakukan berdasarkan analisis logis. Analisis data kuantitatif dengan statistik deskriptif yaitu membandingkan hasil yang diperoleh dari siklus pertama dan siklus kedua dengan menggunakan N-Gain untuk melihat selisih antara pretest dan posttest pada setiap siklus, untuk melihat perbedaan hasil belajar pada setiap siklus. Penelitian ini berhasil jika setelah dilakukan tindakan terjadi peningkatan hasil belajar pada materi.
Gain adalah selisih antara nilai pretest dan posttest. Gain menunjukkan peningkatan atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru. Untuk perhitungan N-Gain, Uji normal Gain digunakan untuk
menghindari bias pada penelitian dan menggunakan rumus menurut Meltzer.
Adapun rumusnya adalah:
N-Gain = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠−𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙−𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠 Dengan kategorisasi perolehan : G tinggi : Nilai (g) > 0,70 G sedang : 0,70 > (g) > 0,3 G rendah : Nilai (g) < 0,3
HASIL PENELITIAN
Data hasil penelitian yang diperoleh dari SDN Mantaren-1 selama dua siklus. Analisis penelitian dilakukan dengan mendeskripsikan gambaran terhadap tes awal dan akhir siswa (pre-test dan post-test), gambaran terhadap aktivitas guru dan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada materi Puasa Ramadhan.
Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas yaitu dengan menerapkan model problem based learning (PBL) pada materi bulan Puasa Ramadhan, hasil belajar PAI siswa meningkat . Pada siklus I terjadi peningkatan nilai rata-rata dari pretest 38,63 menjadi 69,1 nilai rata-rata posttest.Untuk mengetahui tingkat efektifitas penerapan tindakan dalam penelitian tindakan kelas pada siklus I, maka data skor siswa di analisis dengan N-Gain. Dari selisih skor rata-rata pretest dan rata-rata posttest didapatkan nilai N-Gain sebesar 0,507 dengan kategori sedang (g sedang : > 0,3 (g) ≤ 70). Tabel skor N-Gain siswa siklus I dipaparkan secara lengkap pada tabel.
TABEL SKOR N-GAIN SIKLUS I
NO Nama Siswa Prete
st
Postte st
Post- Pre
Max- Pre
N- Gain
Ket
1 Ribi Aulia Putri 40 85 45 60 0,75 Tinggi
2 Hairunnisa 45 85 40 55 0,727 Tinggi
3 Rahimah 30 65 35 70 0,5 Sedang
4 Aqila Agnania 45 65 20 55 0,363 sedang
5 Mario Helmi Herlangga 30 45 15 70 0,214 Rendah
6 Bagus Dwi Rahmanto 40 55 15 60 0,25 Rendah
7 Lotfiyandi 45 80 35 55 0,636 Sedang
8 Zahratun Raihana 30 60 30 70 0,428 Sedang
9 Muhammad Dafa 30 60 30 70 0,428 sedang
10 Mardani 40 75 35 60 0,583 Sedang
11 Ahmad Sayraji 50 85 35 50 0,7 sedang
Jumlah 425 760 5,579
Rata-rata 38,63 69,1 0,507 Sedang
Namun hasil posttest siklus I hanya mencapai 63,6% siswa yang mencapai KKM dan belum memenuhi indikator keberhasilan dimana 75% siswa harus mencapai nilai KKM. Tabel ketuntasan siswa dalam mencapai KKM untuk siklus I terdapat pada tabel
Tabel 4.5 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I Nonnn Nama Siswa Pretest Posttest KKM Kategori
1 Ribi Aulia Putri 40 85 65 Tuntas
2 Hairunnisa 45 85 65 Tuntas
3 Rahimah 30 65 65 Tuntas
4 Aqila Agnania 45 65 65 Tuntas
5 Mario Helmi Herlangga
30 45 65 Belum Tuntas
6 Bagus Dwi Rahmanto
40 55 65 Belum Tuntas
7 Lotfiyandi 45 80 65 Tuntas
8 Zahratun Raihana 30 60 65 Belum Tuntas
9 Muhammad Dafa 40 60 65 Belum Tuntas
10 Mardani 40 75 65 Tuntas
11 Ahmad Sayraji 50 85 65 Tuntas
K=
K=117 x100 % = 63,6 %
Hal ini mungkin disebabkan siswa masih belum mengerti bagaimana langkah-langkah pembelajaran problem based learning yang baru mereka dapatkan. Selama proses pembelajaran guru bidang studi belum pernah menerapkan model pembelajaran seperti ini. Sehingga siswa merasa kebingungan dan sulit untuk beradaptasi dengan proses pembelajaran baru.
Pada hasil belajarkognitif siklus I, jumlah siswa yang mencapai nilai KKM yaitu sebanyak 7 siswa dan jumlah siswa yang tidak mencapai KKM sebanyak 4 siswa. Ada kemungkinan siswa yang belum mencapai KKM ini disebabkan
belum bisa menangkap atau menerima dengan baik model pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
Pada siklus II peningkatan nilai rata-rata pretest 41,81 menjadi 83,63 nilai rata- rata posttest. Untuk mengetahui tingkat efektifitas penerapan tindakan dalam penelitian tindakan kelas pada siklus II, maka data skor siswa di analisis dengan N-Gain. Dari selisih skor rata-rata pretest dan rata-rata posttest didapatkan nilai N-Gain sebesar 0,717 dengan kategori Tinggi (g tinggi : nilai (g)
> 0,70). Tabel skor N-Gain siswa siklus II dipaparkan secara lengkap pada tabel Tabel 4.13 Skor N-Gain siklus II
NO Nama Siswa Pretest Posttest Post- Pre
Max- Pre
N-Gain Ket
1 Ribi Aulia Putri 40 95 55 60 0,916 Tinggi
2 Hairunnisa 30 90 60 70 0,857 Tinggi
3 Rahimah 60 90 30 40 0,75 Tinggi
4 Aqila Agnania 55 85 30 45 0,666 Sedang
5 Mario Helmi Herlangga
45 55 10 55 0,181 rendah
6 Bagus Dwi Rahmanto
25 65 40 75 0,533 Sedang
7 Lotfiyandi 40 95 55 60 0,916 Tinggi
8 Zahratun Raihana 55 90 35 45 0,777 Tinggi
9 Muhammad Dafa 35 70 35 65 0,538 sedang
10 Mardani 35 90 55 65 0,846 Tinggi
11 Ahmad Sayraji 40 95 55 60 0,916 tinggi
Jumlah 460 920 7,896
Rata-rata 41,81 83,63 0,717 Tinggi
Pada hasil posttest siklus II mencapai 90,1 % yang artinya siswa yang mencapai KKM pada siklus II yaitu 10 orang dan 1 siswa yang tidak mencapai KKM dan sudah berhasil memenuhi indikator keberhasilan dimana 75% atau lebih siswa mencapai nilai KKM. Tabel ketuntasan siswa dalam mencapai KKM untuk siklus II terdapat pada table
Tabel 4.12 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
No Nama Siswa Pretest Posttest KKM Kategori
1 Ribi Aulia Putri 40 95 65 Tuntas
2 Hairunnisa 30 90 65 Tuntas
3 Rahimah 60 90 65 Tuntas
4 Aqila Agnania 55 85 65 Tuntas
5 Mario Helmi Herlangga 45 55 65 Belum Tuntas
6 Bagus Dwi Rahmanto 25 65 65 Tuntas
7 Lotfiyandi 40 95 65 Tuntas
8 Zahratun Raihana 55 90 65 Tuntas
9 Muhammad Dafa 35 70 65 Tuntas
10 Mardani 35 90 65 Tuntas
11 Ahmad Sayraji 40 95 65 Tuntas
K=
K=1011 x100 % = 90,1 % Keterangan :
K = ketuntasan belajar klasikal
ΣX = jumlah siswa yang mendapat nilai ≥65 ΣN = jumlah siswa
100 % = bilangan tetap
Aktivitas siswa pada siklus I telah menunjukkan rata-rata keterlaksanaan langkah-langkah model problem based learning dengan kategori baik sebesar 68,3%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian tindakan dengan menerapkan model problem based learning memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Akan tetapi, siswa masih kurang memunculkan tahap mengembangkan dan menyajikan laporan serta tahap mengevaluasi proses pemecahan masalah. Siswa belum terlatih dalam kemandirian belajar atau selalu mengandalkan guru untuk mengungkapkan suatu konsep dari suatu permasalahan.
Peningkatan siklus II pula ditunjukkan dengan data observasi siswa yang menunjukkan terlaksananya langkah-langkah problem based learning di antaranya yaitu orientasi siswa pada masalah, pengorganisasikan siswa untuk belajar, penyelidikan kelompok, pengembangkan dan penyajikan laporan, dan pengevaluasi proses pemecahan masalah. Sehingga dihasilkan rata-rata keterlaksanaan langkah-langkah problem based learning dari siklus I dan siklus II yaitu dari kategori baik (68,3%) menjadi sangat baik (81,66%).
Hasil presentase kegiatan guru yang diperoleh pada siklus I dengan menerapkan model problem based learning sebesar 73,84% dengan kategori baik, sedangkan hasil persentase kegiatan guru yang diperoleh pada siklus II sebesar 81,53% dengan kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan kegiatan guru pada siklus I dan siklus II dalam menerapkan model problem based learning.
Penerapan model problem based learning yang berkelanjutan dalam dua siklus telah menunjukkan peningkatan pada setiap aspek langkah-langkah problem based learning. Bila dianalisis setiap aspeknya, maka tiap-tiap aspek telah menunjukkan peningkatan dari siklus pertama ke siklus kedua, dan pada siklus kedua semua aspek telah menunjukkan kategori baik. Hal ini berarti siswa telah
mengalami perubahan dalam belajar dan memahami suatu konsep dengan baik pula.
Selain itu, berdasarkan dari hasil wawancara siswa telah memberikan tanggapan-tanggapan yang positif terhadap pembelajaran yang telah diterapkan karena siswa diberikan pembelajaran secara langsung dan aktif serta diberi kesempatan untuk mengungkapkan gagasan-gagasan baru dalam menyajikan hasil karya penyelesaian masalah selama proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas. Sehingga pembelajaran pun terasa menyenagkan dan tidak membosankan.
Dari penjelasan di atas, menunjukkan bahwa penerapan model problem based learning memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung, aktif, mandiri, kreatif, berpikir kritis selama pembelajaran serta pembentukan suatu konsep yang real dan sistematis. Sehingga pembelajaran mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan dan meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, melalui model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pelajaran PAI untuk Puasa Ramadhan.
KESIMPULAN
Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) adalah sebuah model pembelajaran yang memanfaatkan masalah yang nyata, dengan tujuan mempersiapkan dan membiasakan siswa menghadapi masalah yang akan dihadapi dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan penerapan model problem based learning pada materi Puasa Ramadhan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V. Peningkatan tersebut terlihat dari nilai rata-rata posttest siklus I yaitu 69,1 dengan nilai ketuntasan mencapai 63,6%. Sedangkan nilai rata-rata posttest siklus II yaitu 83,63 dengan nilai ketuntasan mencapai 90,1%. Dengan demikian penerapan model problem based learning dianggap berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi Puasa Ramadhan karena telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sehingga penelitian ini tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Selain itu beberapa hal yang bisa disimpulkan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebagai berikut:
1. Penggunaan model problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V materi Puasa Ramadhan
2. Penggunaan model problem based learning dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa kelas V materi Puasa Ramadhan
3. Penggunaan model problem based learning dapat meningkatkan persentase jumlah siswa yang tuntas belajar.
4. Model problem based learning membuat siswa lebih mudah memahami materi Puasa Ramadhan .
5. Melihat keberhasilan penerapan model problem based learning sebagaimana di atas, guru merasa tertantang untuk lebih inovatif dan kreatif dalam setiap kegiatan pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Anifa, R. T., Zainil, M., & Pusra, D. (2021). Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Kelas IV SD Negeri 20 Indarung. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(2), 3278–3283.
Azizah, F. N. (2020). Strategi Meaningfull Learning dalam Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di Tengah Pandemi Covid-19.
Journal of Islamic Education Research, 1(3), 215– 224.
Burhana, A., Octavianti, D., Anggraheni, L. M. R., Ashariyanti, N. D., &
Mardani, P. A. A. (2021). Model Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Cara Berpikir Kritis Siswa di Sekolah Dasar. SNHRP, 3, 302–307.
Karmana, I. W., Dharmawibawa, I. D., & Hajiriah, T. L. (2020). Efektivitas strategi PBL berbasis potensi akademik terhadap keterampilan pemecahan masalah dan berpikir kritis siswa SMA pada topik lingkungan. Jurnal Ilmiah Mandala Education, 6(1).
Paizaludin dan Ermalinda, 2013. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), Cet. I, h. 6. Bandung: Alfabeta.
Rusman, 2011. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, h. 133. Jakarta: Sinar Grafika
Siregar, R. L. (2021). Memahami tentang Model, Strategi, Metode, Pendekatan, Teknik, dan Taktik. HIKMAH: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 10(1), 63–75
Wina Sanjaya, 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,h.i. Jakarta: Kencana,