• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN SIKAP TOLONG MENOLONG MELALUI PAI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW KELAS II SDN 035 TEMBILAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENINGKATAN SIKAP TOLONG MENOLONG MELALUI PAI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW KELAS II SDN 035 TEMBILAHAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

142

PENINGKATAN SIKAP TOLONG MENOLONG MELALUI PAI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

KELAS II SDN 035 TEMBILAHAN

Mustamin1

Email mustaminmustamin514@gmail.com

ABSTRAK

Upaya membudayakan sikap saling tolong menolong harus di mulai dengan memberikan penjelasan tentang tolong menolong, manfaat tolong menolong serta contoh yang nyata terhadap anak ,agar sikap tolong menolong tumbuh pada diri anak dan senantiasa selalu mengamalkan sikap tolong menolong sesuai dengan ajaran Agama.Penerapan cooperative learning tipe jigsaw pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam secara efektif mampu meningkatkan sikap tolong menolong siswa kelas II SD Negeri 035 Tembilahan. Peningkatan sikap tolong menolong yang dalami oleh siswa kelas II SD Negeri 035 Tembilahan dapat diketahui dari hasil peningkatan persentase jumlah siswa yang memiliki sikap tolong menolong minimal cukup secara dan nilai rata-rata seluruh siswa secara keseluruhan sikap mulai dari kondisi awal menuju siklus I dan siklus II. Hasil dari pelaksanaan tahap siklus I persentase jumlah siswa yang memiliki sikap tolong menolong mengalami peningkatan berada pada angka 96,77% (ada 14 siswa yang memiliki sikap gotong royong) dengan nilai rata-rata seluruh siswa yaitu 87,05 (Tinggi). Selanjutnya dapat dilihat dari hasil pelaksanaan tahap siklus II persentase jumlah siswa yang memiliki sikap gotong royong mengalami peningkatan berada pada angka 100% (ada 15 siswa yang memiliki sikap tolong menolong) dengan nilai rata-rata seluruh siswa yaitu 93,13 (Sangat Tinggi).

Kata Kunci : Tolong menolong, PAI, cooperative learning tipe jigsaw

(2)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

143 PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan sarana yang sangat strategis dalam melestarikan sistem nilai yang berkembang dalam kehidupan. Sistem nilai tersebut meliputi ranah pengetahuan, kebudayaan maupun nilai keagamaan.

Proses pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta didik, namun lebih diarahkan pada pembentukan sikap, perilaku, dan kepribadian anak.

Tugas pendidik dalam konteks ini membantu mengkondisikan peserta didik pada sikap, perilaku atau kepribadian yang benar agar mampu berkembang dan berguna bagi dirinya dan masyarakat. Pelaksanaan pembelajaran harus mampu membantu peserta didik agar menjadi manusia yang berbudaya tinggi dan bermoral tinggi. Untuk mewujudkan capaian tersebut salah satu cara yang bisa dilakukan oleh seorang guru adalah dengan melaksanakan pembelajaran yang inovatif.

penerapan cooperative learning tipe jigsaw pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam secara efektif mampu meningkatkan sikap tolong menolong siswa kelas II SD Negeri 035 Tembilahan. Peningkatan sikap tolong menolong yang dalami oleh siswa kelas II SD Negeri 035 Tembilahan dapat diketahui dari hasil peningkatan persentase jumlah siswa yang memiliki sikap tolong menolong minimal cukup secara dan nilai rata-rata seluruh siswa secara keseluruhan sikap mulai dari kondisi awal menuju siklus I dan siklus II. Hasil dari pelaksanaan tahap siklus I persentase jumlah siswa yang memiliki sikap tolong menolong mengalami peningkatan berada pada angka 96,77% (ada 14 siswa yang memiliki sikap gotong royong) dengan nilai rata-rata seluruh siswa

(3)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

144

yaitu 87,05 (Tinggi). Selanjutnya dapat dilihat dari hasil pelaksanaan tahap siklus II persentase jumlah siswa yang memiliki sikap gotong royong mengalami peningkatan berada pada angka 100% (ada 15 siswa yang memiliki sikap tolong menolong) dengan nilai rata-rata seluruh siswa yaitu 93,13 (Sangat Tinggi).

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Kemmis (dalam Sanjaya, 2011: 24) penelitian tindakan kelas adalah suatu bentukpenelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka.

Penelitian tindakan kelas sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipatif, kolaboratif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem pembelajaran, metode pembelajaran, proses pembelajaran, isi pembelajaran, kompetensi pembelajaran, dan situasi pembelajaran yang lebih baik (Arikunto, 2014:104).

Penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK),dengan menggunakan dua siklus. Tujuan dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan dan peningkatan layanan profesional pendidik dalam menangani proses belajar mengajar. Manfaat yang dapat dirah dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas antara lain mencakup inovasi pembelajaran, pengembangan kurikulum ditingkat regional/nasional, dan peningkatan profesionalisme pendidikan.

(4)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

145 Siklus I

Siklus pertama dilakukan setelah peneliti mengetahui sejauh mana tingkat sikap tolong menolong siswa melalui hasil kondisi awal, observasi, dan wawancara. Siklus pertama dilaksanakan satu kali pertemuan.

Pada siklus 1 pertemuan pertama pembelajaran akan difokuskan pada materi mengenal pengertian dan pentingnya tolong menolong beserta kegiatan yang ada di dalam tolong menolong,serta contoh kegiatan yang mencerminkan sikap tolong menolong beserta manfaat apabila dilaksanakan.

Siklus II

Siklus kedua dilakukan setelah peneliti mengetahui sejauh mana tingkat sikap tolong menolong siswa melalui hasil siklus 1, kondisi awal, observasi, dan wawancara.

Pada siklus 2 pertemuan pertama pembelajaran akan difokuskan pada materi contoh kegiatan yang tidak mencerminkan sikap tolong menolong beserta akibatnya. Pertemuan kedua pembelajaran akan difokuskan pada pembahasan ulang materi sebelumnya dan membuat jadwal pelaksanaan kegiatan tolong menolong oleh siswa untuk dilaksanakan.

HASIL PENELITIAN Siklus I

peningkatan nilai rata-rata seluruh siswa aspek kognitif pada siklus I yang semula kondisi awal yaitu 64,8 atau “Rendah” menjadi 86,80 atau

(5)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

146

“Tinggi”. Selanjutnya terjadi peningkatan persentase jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup pada aspek kognitif semula pada kondisi awal sebesar 38,70% (6 siswa) menjadi 96,77% (14 siswa) yang memiliki pemahaman terhadap makna dan manfaat tolong menolong.

Sedangkan dari aspek afektif menunjukkan peningkatan nilai rata-rata seluruh siswa pada siklus I yang semula saat kondisi awal 69,13 atau “Cukup”

menjadi 87,73 atau “Tinggi”. Selanjutnya terjadi peningkatan persentase jumlah siswa pada aspek afektif semula pada kondisi awal sebesar 41,93% (7 siswa) menjadi 93,54% (13 siswa) yang tertarik dan senang tolong menolong.

Dari aspek konatif siklus I menunjukkan peningkatan nilai rata-rata seluruh siswa pada siklus I yang semula rata-rata kondisi awal 61,54 atau

“Rendah” menjadi 86,44 atau “Tinggi”. Selanjutnya terjadi peningkatan persentase jumlah siswa pada aspek konatif yang semula pada kondisi awal sebesar 32,25% (6 siswa) menjadi 96,77% (14 siswa) yang melaksanakan tolong menolong.

Hasil dari keseluruhan siklus I menunjukkan peningkatan nilai rata- rata seluruh siswa secara keseluruhan pada siklus I yang semula rata-rata kondisi awal 65,43 atau “Cukup” menjadi 87,05 atau “Tinggi”. Selanjutnya terjadi peningkatan persentase jumlah siswa secara keseluruhan yang semula pada kondisi awal sebesar 45,16% (14 siswa) menjadi 96,77% (14 siswa) yang memiliki sikap tolong menolong secara utuh.

Tabel 1.13 Rangkuman Keseluruhan Hasil Skala Sikap Siklus 1

ASPEK SIKAP KESELURUH

AN

(6)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

147

No Kognitif Afektif Konatif

Total Kat Total Kat Total Kat Total Kat

1 22 T 25 T 22 T 69 T

2 18 CB 25 T 19 CB 62 C

3 23 ST 28 ST 23 ST 74 ST

4 23 ST 29 ST 22 T 74 ST

5 24 ST 28 ST 22 T 74 ST

6 18 CB 22 CB 20 T 60 C

7 25 ST 30 ST 25 ST 80 ST

8 25 ST 30 ST 25 ST 80 ST

9 24 ST 27 ST 23 ST 74 ST

10 22 T 17 R 16 R 55 R

11 25 ST 30 ST 21 T 76 ST

12 22 T 25 T 23 ST 70 T

13 23 ST 29 ST 22 T 74 ST

14 15 R 15 SR 20 T 50 R

(7)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

148

15 21 T 29 ST 21 T 71 T

Total skor

seluruh siswa 330 389 324 1.043 -

Rata-rata skor 22 25,93 21,6 69,53 Ting

gi

Nilai rata-rata 86,80 87,73 86,44 87,05 Ting gi

Persentase

jumlah siswa 96,77% 93,54% 96,77% 96,77% - Jumlah siswa

(minimal cukup) 14 13 14 14 -

Siklus II

Hasil skala sikap kognitif tolong menolong pada siklus II menunjukkan peningkatan nilai rata-rata seluruh siswa pada aspek kognitif siklus II yang semula siklus I yaitu 86,80 atau “Tinggi” menjadi 92,12 atau “Sangat Tinggi”.

Selanjutnya terjadi peningkatan persentase jumlah siswa yang memiliki sikap minimal cukup pada aspek kognitif semula pada siklus I yaitu 96,77% (14 siswa) menjadi 100% (15 siswa) pada siklus II yang memiliki pemahaman terhadap makna dan manfaat tolong menolong.

Aspek afektif pada siklus II atas menunjukkan peningkatan nilai rata- rata seluruh siswa aspek afektif yang semula saat siklus I yaitu 87,73 atau

“Tinggi” menjadi 93,73 atau “Sangat Tinggi” pada siklus II. Selanjutnya terjadi peningkatan persentase jumlah siswa pada aspek afektif semula pada siklus I

(8)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

149

yaitu 93,54% (14 siswa) menjadi 100% (15 siswa) yang tertarik dan senang untuk tolong menolong.

Sedangkan aspek sikap konatif pada siklus II menunjukkan peningkatan nilai rata-rata seluruh siswa pada siklus I yang semula pada siklus I sebesar 86,44 atau “Tinggi” menjadi 93,40 atau “Sangat Tinggi”. Selanjutnya terjadi peningkatan persentase jumlah siswa pada aspek konatif yang semula pada siklus I sebesar 96,77% (14 siswa) menjadi 100% (15 siswa) yang melaksanakan tolong menolong.

Hasil skala sikap keseluruhan siklus II menunjukkan peningkatan nilai rata-rata seluruh siswa secara keseluruhan yang semula pada siklus I sebesar 87,05 atau “Tinggi” menjadi 93,13 atau “Sangat Tinggi” pada siklus II.

Selanjutnya terjadi peningkatan persentase jumlah siswa secara keseluruhan yang semula pada siklus I yaitu 96,77% (14 siswa) menjadi 100% (15 siswa) yang memiliki sikap tolong menolong secara utuh.

Tabel 1.17 Rangkuman Hasil Skala Sikap Siklus 2

No ASPEK SIKAP KESELURUH

AN

Kognitif Afektif Konatif

Total Kat Total Kat Total Kat Total Kat

1 23 ST 24 T 23 ST 70 T

2 22 T 28 ST 22 T 72 ST

3 22 T 29 ST 24 ST 75 ST

4 22 T 29 ST 24 ST 75 ST

(9)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

150

5 25 ST 29 ST 24 ST 78 ST

6 21 T 25 T 21 T 67 T

7 25 ST 30 ST 25 ST 80 ST

8 25 ST 30 ST 25 ST 80 ST

9 23 ST 30 ST 23 ST 76 ST

10 23 ST 27 ST 22 T 72 ST

11 24 ST 29 ST 25 ST 78 ST

12 25 ST 26 T 21 T 72 ST

13 24 ST 27 ST 23 ST 74 ST

14 24 ST 29 ST 24 ST 77 ST

15 20 T 29 ST 24 ST 73 ST

Total skor

seluruh siswa 348 421 350 1119 -

Rata-rata skor 23,2 28,06 23,33 74,59 Sang

at tingg

i

Nilai rata-rata 92,12 93,73 93,40 93,13 Sang

at tingg

i Persentase

jumlah siswa

100% 100% 100% 100% -

Jumlah siswa

minimal cukup 15 15 15 15 -

(10)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

151 100

90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

93.73 93.4 93.13

86.8 92.12 87.73 86.44 87.05

64.8 69.13

61.54 65.43

Aspek Kognitif Aspek Afektif Aspek Konatif Keseluruhan Sikap

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Gambar 2.2 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Seluruh Siswa Yang Memiliki Sikap Tolong menolong Minimal Cukup

KESIMPULAN

1. Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan model cooperative learning tipe jigsaw yang melalui tahap menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, menyajikan informasi kepada siswa, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar, membimbing kelompok bekerja dan belajar, evaluasi pembelajaran, dan memberikan penghargaan kepada siswa mampu meningkatkan Tolong menolong.

2. penerapan cooperative learning tipe jigsaw pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam secara efektif mampu meningkatkan sikap tolong menolong siswa kelas II SD Negeri 035 Tembilahan. Peningkatan sikap tolong menolong yang dalami oleh siswa kelas II SD Negeri 035 Tembilahan dapat diketahui dari hasil peningkatan persentase jumlah siswa yang memiliki sikap tolong menolong minimal cukup secara dan nilai rata-rata seluruh siswa secara keseluruhan sikap mulai dari kondisi

(11)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

152

awal menuju siklus I dan siklus II. Hasil dari pelaksanaan tahap siklus I persentase jumlah siswa yang memiliki sikap tolong menolong mengalami peningkatan berada pada angka 96,77% (ada 14 siswa yang memiliki sikap gotong royong) dengan nilai rata-rata seluruh siswa yaitu 87,05 (Tinggi). Selanjutnya dapat dilihat dari hasil pelaksanaan tahap siklus II persentase jumlah siswa yang memiliki sikap gotong royong mengalami peningkatan berada pada angka 100% (ada 15 siswa yang memiliki sikap tolong menolong) dengan nilai rata-rata seluruh siswa yaitu 93,13 (Sangat Tinggi).

DAFTAR PUSTAKA

Mintoshi, Sri dan Widyanto, Y. Sigit, Tradisi dan Kebiasaan Makan pada Masyarakat Tradisional di Kalimantan Barat. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Azwar, Saifudin. 2005. Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Sanjaya, Ade. 2011. Model-model Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Arikunto. 2014. Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktis. Jakarta : Rineka Cipta. Armai.

(12)

Vol. 2 No.2 Oktober 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

153

Referensi

Dokumen terkait

kehutanan di lapangan PT Wananugraha Bimalestari tersedia pada setiap bidang kegiatan pengelolaan hutan sesuai ketentuan yang berlaku (Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan

Tak jarang antara agama yang satu mengatakan “hanya agama saya yang paling benar” dan merasa tidak ada yang benar lagi selain dirinya, lantas menganggap selain agamanya

Usia memiliki pengaruh positif terhadap komitmen organisasi, komitmen organisasi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja serta komitmen organisasi merupakan

Paket pengadaan ini terbuka untuk penyedia barang/jasa yang teregistrasi pada Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan memenuhi persyaratan sebagaimana

Secara f isik, sedap cagar biosf er harus t erdiri at as dga elemen, yait u: sat u at au lebih zona int i, yang merupakan kawasan dilindungi bagi konservasi keanekaragaman hayat i,

Kegiatan pembelajaran yang ada di Buku Siswa lebih merupakan contoh yang dapat dipilih guru dalam melaksanakan pembelajaran.. Guru diharapkan mampu mengembangkan ide-ide kreatif

Dengan kebangkitan organisasi mahasiswa FDIK ini diharapkan akan mampu lebih menyempurnakan organisasi internal kampus emas Esa Unggul dalam suasana demokarasi yang

[r]