• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan LKPD Berbasis Creative Problem Solving (CPS) Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Kelas XI di Sekolah SMAN 2 Jember Tahun Pelajaran 2022/2023

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengembangan LKPD Berbasis Creative Problem Solving (CPS) Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Kelas XI di Sekolah SMAN 2 Jember Tahun Pelajaran 2022/2023"

Copied!
183
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

GHOFIFAH AUDIA PUTRI NIM : T20181147

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

DESEMBER 2022

(2)

ii

PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) PADA MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI

PEKERTI KELAS XI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2022/2023

SKRIPSI

diajukan kepada Unversitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratn memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Progam Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh :

GHOFIFAH AUDIA PUTRI NIM T20181147

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SHIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DESEMBER 2022

(3)

PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) PADA MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI

PEKERTI KELAS XI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2022/2023

SKRIPSI

diajukan kepada Unversitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratn memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Progam Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh :

Ghofifah Audia Putri NIM : T20181147

Disetujui Pembimbing

Dr. Moh Sutomo. M.Pd NIP. 197110151998021003

(4)

iv

PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) PADA MATA PELAJARAN PAI DAN BUDI

PEKERTI KELAS XI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2022/2023

SKRIPSI

Telah diuji untuk memenuhi salah satu

Persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Progam Studi Pendidikan Agama Islam

Hari : Rabu

Tanggal : 21 Desember 2022

Tim Penguji

Ketua Sekretaris

Dr. Hartono, M.Pd. Evi Resti Dianita,M.Pd.I NIP. 198609022015031001 NIP. 198905242022032004 Anggota :

1. Dr. Akhsin Ridho ( ) NIP. 198303212015031002

2. Dr. Moh. Sutomo, M.Pd ( ) NIP. 197110151998021003

Menyetujui

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Prof. Dr.Hj. Mukni’ah,M.Pd.I NIP. 196405111999032001

(5)

MOTTO

َّ لَضََّّ نَمبََِّّ مَل عَاَََّّو هَََّّك بَرََّّ نماَّ َّۗ نَس حَاََّيمهَّ متِ لامبَّ م لْمداَجَوَّمةَنَسَ لْاَّمةَظمع وَم لاَوَّمةَم كم لْامبََّكِّبَرَّمل يمبَسَّ ىلٰماَّ ع د ا

ََّن يمدَت ه م لامبََّّ مَل عَاَََّّو هَوَّ ۗهمل يمبَسَّ نَع

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan

Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”1

1Al Qur‟an surat an- Nahl ayat 125, Al Qur’an Tajwid dan Terjemahnya Kementerian Agama Republik Indonesia, PT Sygma Examedia Arkanleema, Bandung, 2010.

iv

(6)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melancarkan dalam menyelesaikan karya sederhana ini yang masih terdapat kekurangan. Dan atas Ridlo Allah SWT, saya bisa menjadi pribadi yang berfikir dan berilmu insyaallah.

Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal untuk meraih masa depan yang baik.

Dengan ini saya mempersembahkan skripsi ini teruntuk :

1. Ibu Emi Sang Putri, Ibunda yang sangat saya cintai, sayangi dan hormati yang selama ini memberikan do‟a, kasih sayang, dukungan tanpa mengeluh demi mewujudkan pendidikan putrinya dalam meraih gelar sarjana.

2. Bapak Ahmad, Ayahanda tersayang yang telah memberikan banyak nasehat, serta dukungan penuh dalam mewujudkan pendidikan saya hingga meraih gelar sarjana.

3. Muhammad Ghulam Shidqi, Hamidah Amalia Putri, Agustin Putri Wulandari dan Jamilah Putri Hamzah, kakak kandung dan adik kandung saya yang telah memberikan nasehat dan support pendidikan saya untuk mencapai gelar sarjana.

4. Seluruh keluarga, yang telah memberikan dukungan dan mendoakan sehingga mewujudkan pendidikan saya hingga meraih gelar sarjana.

5. Sukma Hidayatul Asiqoh dan Hany Safitri, sahabatku yang sudah menemani dan mensupport saya dalam proses pengerjaan skripsi ini hingga meraih gelar sarjana.

v

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segenap puji syukur puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT, kepada atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, perencanaan, pelaksanaan dan penyelesaian skripsi sebagai salah satu syarat menyelesaikan progam sarjana dapat terealisasikan dengan lancar. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Bagindaa Rasulullah SAW.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh bimbingan, bantuan dan pengarahan pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis ucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Shiddiq Jember yang telah mendukung dan memfasilitasi kami selama proses perkuliahan di lembaga ini.

2. Prof. Dr. Hj. Mukni‟ah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruhan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan izin dan kesempatan dalam penyelesaian karya ilmiah ini.

3. Dr. Rif‟an Humaidi, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam dan Bahasa Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memberi kemudahan dalam penyusun skripsi ini.

4. Dr. Hj Fathiyaturrahmah, M.Ag selaku koordinator Progam Studi Pendidikan Agama Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah mendukung dan memberikan untuk melakukan penelitian.

vi

(8)

5. Dr. Moh Sutomo. M.Pd sebagai dosen pembimbing saya yang sudah membimbing saya selama ini untuk mendapatkan gelar sarjana ini.

6. Dosen dan seluruh staff karyawan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan ilmu, membimbing serta melayani segala urusan akademik.

7. Keluarga Besar Pendidikan Agama Islam angkatan 2018 khususnya kelas A3 seperjuangan yang selalu menemani dan memberi semangat dari awal sampai akhir perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan keslahan dalam tulisan ini. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai pembelajaran bagi penulis maupun pembaca agar dapat lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Jember, Desember 2022

Ghofifah Audia Putri T20181147

vii

(9)

ix ABSTRAK

Ghofifah Audia Putri, 2022: Pengembangan LKPD Berbasis Creative Problem Solving (CPS) Pada Mata Pelajaran PAIi Dan Budi Pekerti Kelas XI Di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Jember Tahun Pelajaran 2022/2023. Pembimbing : Dr. Moh Sutomo, M.Pd.

Kata Kunci : LKPD,ceative problem solving,valid,efektif.

Salah satu masalah yang terjadi dalam pembelajaran adalah minat belajar dari peserta didik, hal ini yang mengakibatkan hasil belajar dari peserta didik kurang memuaskan. Maka dari itu perlunya inovasi belajar yang dilakukan oleh guru agar peserta didik menjadi lebih tertarik dengan pelajaran yang disampaikan.

Salah satu usaha yang bisa dilakukan agar peserta didik berminat yaitu dengan mengembangkan bahan ajar seperti LKPD.

Rumusan masalah ini yaitu: 1) Bagaimana proses pengembangan LKPD berbasis creative problem solving (CPS) pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas XI di SMAN 2 Jember ?, 2) Bagaimana kelayakan LKPD berbasis creative problem solving (CPS) pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas XI di SMAN 2 Jember ?, 3) Bagaimana keefektifan dari lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis creative problem solving (CPS) pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas XI di SMAN 2 Jember ?

Tujuan penelitian ini yaitu: 1) Untuk mendeskripsikan proses pengembangan LKPD berbasis creative problem solving (CPS) pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas XI di SMAN 2 Jember, 2) Untuk mendeskripsikan hasil kelayakan dari lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis creative problem solving (CPS) pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas XI di SMAN 2 Jember, 3) Untuk mendeskripsikan hasil keefektifan dari lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis creative problem solving (CPS) pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas XI di SMAN 2 Jember.

Penelitian ini termasuk research and development atau RnD menggunakan model pengembangan ADDIE (Analysis – Desain – Develop – Implement - Evalute). Model pengembangan ADDIE menggunakan lima langkah yaitu : (1) analisis kebutuhan, (2) desain, (3) pengembangan, (4) implementasi, dan (5) evaluasi.

Berdasarkan penelitian ini telah dihasilkan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis creative problem solving (CPS) pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti valid dan efektif, 1) Dengan melalui proses pengembangan dengan 5 tahap yaitu analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi, 2) Dengan mendapatkan hasil analisis kelayakan menunjukkan rata-rata dari ahli bahasa 87,5% dinyatakan sangat layak, dari ahli desain 80% dinyatakan layak dan dari ahli PAI dan Budi Pekerti 92% dinyatakan sangat layak, dengan melihat rata – rata dari ketiga ahli maka LKPD yang dikembangkan dapat dinyatakan sangat layak, 3) Sedangkan untuk hasil analisis keefektifan menunjukkan rata-rata 90%

dengan kriteria sangat efektif. Dengan demikian produk LKPD yang dikembangkan dapat dikatakan valid dan efektif.

(10)

x DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian dan Pengembangan ... 8

D. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan ... 9

E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan... 11

F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan ... 11

G. Definisi Istilah ... 12

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 14

A. Penelitian Terdahulu ... 14

... x

(11)

xi

B. Kajian Teori ... 20

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ... 50

A. Metode Penelitian dan Pengembangan ... 50

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan ... 51

C. Uji Coba Produk ... 55

D. Desain Uji Coba ... 55

1. Subjek Uji Coba ... 56

2. Jenis Data ... 56

3. Instrumen Pengumpulan Data ... 57

4. Teknik Analisis Data ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ... 62

A. Penyajian Data Uji Coba ... 62

B. Analisis Data ... 96

C. Revisi Produk ... 105

BAB V KAJIAN DAN SARAN ... 106

A. Kajian Produk yang Telah Direvisi ... 106

B. Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk Lebih Lanjut ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 109 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ... 19

Tabel 3. 1 Konversi Tingkat Kevalidan Produk... 61

Tabel 3. 2 Konversi Tingkat Keefektifan Produk ... 62

Tabel 4. 1 Literatur LKPD ... 67

Tabel 4. 2 KI dan KD ... 68

Tabel 4. 3 Pernyataan Kelayakan Bahasa ... 92

Tabel 4. 4 Pernyataan Kelayakan Desain ... 92

Tabel 4. 5 Pernyataan Kelayakan PAI dan Budi Pekerti ... 93

Tabel 4. 6 Saran perbaikan kelayakan bahasa ... 95

Tabel 4. 7 Saran perbaikan kelayakan desain ... 96

Tabel 4. 8 Saran perbaikan kelayakan PAi dan Budi Pekerti ... 96

Tabel 4. 9 Kelayakan ahli bahasa ... 97

Tabel 4. 10 Kelayakan ahli desain ... 98

Tabel 4. 11 Kelayakan ahli PAI dan Budi Pekerti ... 100

Tabel 4. 12 Hasil kelayakan para ahli ... 101

Tabel 4. 13 Nilai hasil tes Tahap I ... 102

Tabel 4.14 Nilai hasil tes Tahap II ... 103

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Langkah-langkah penyusunan LKPD ... 38

Gambar 3. 1 Tahap-tahap penelitian Bahan Ajar ... 51

Gambar4. 1 Judul LKPD ... 69

Gambar4. 2 KI,KD dan Tujuan ... 70

Gambar4. 3 Cover LKPD ... 73

Gambar4. 4 Daftar isi ... 74

Gambar4. 5 Penggunaan LKPD ... 75

Gambar4. 6 Peta Konsep ... 76

Gambar4. 7 KI, KD dan Tujuan pembelajaran ... 77

Gambar4. 8 Materi Ajar ... 78

Gambar4. 9 Pengurusan Jenazah... 79

Gambar4. 10 Memandikan jenazah... 80

Gambar4. 11 Mengafani jenazah ... 81

Gambar4. 12 Menyalatkan jenazah ... 82

Gambar4. 13 Menguburkan jenazah ... 83

Gambar4. 14 Klasifikasi masalah ... 85

Gambar4. 15 Pengungkapan pendapat ... 86

Gambar4. 16 Evaluasi dan pemilihan ... 87

Gambar4. 17 Implementasi ... 88

Gambar4. 18 Evaluasi ... 90

Gambar4. 19 Daftar pustaka ... 91

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 (Pernyataan Keaslian Tulisan) ... 112

Lampiran 2 (Matriks Penelitian dan Pengembangan) ... 113

Lampiran 3 (Permohonan Bimbingan Skripsi) ... 115

Lampiran 4 (Surat Permohonan Penelitian) ... 116

Lampiran 5 (Jurnal Kegiatan Penelitian) ... 117

Lampiran 6 (Surat Keterangan Selesai Penelitian) ... 119

Lampiran 7 (Foto bersama Waka Kurikulum, Guru PAI dan Siswa Kelas 11 MIPA 5) ... 120

Lampiran 8 (Lembar Kelayakan Ahli Bahasa) ... 122

Lampiran 9 (Lembar Kelayakan Ahli Desain) ... 125

Lampiran 10 (Lembar Kelayakn Ahli PAI dan Budi Pekerti) ... 128

Lampiran 11 (Lembar Kerja Peserta Didik)... 131

Lampiran 12 (Hasil Jawaban Peserta Didik) ... 158

Lampiran 13 (Biodata Penulis) ... 168

(15)

1

Pembelajaran adalah inti dari pendidikan. Oleh karenanya pemecahan masalah pendidikan harus terfokus pada kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran yang baik menghendaki seluruh komponen pembelajaran harus baik dan terintegrasi dalam suatu sistem.

Pencarian pendekatan atau strategi baru inilah yang menimbulkan terwujudnya berbagai macam inovasi dalam pembelajaran. Wujud, bentuk, dan upaya inovasi ini bermacam-macam namun semua memiliki tujuan umum yang sama yaitu terwujudnya suatu proses pembelajaran yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan kompetensi, kemampuan, serta ketrampilan.2

Inovasi bertujuan untuk melakukan perubahan dalam arah positif.

Jika inovasi berhasil diadopsi, maka akan terjadi berbagai perubahan, pembaharuan, dan peningkatan kualitas dalam bidang pendidikan. Agar dapat melakukan inovasi dengan baik kita perlu memahami hubungan antara inovasi itu sendiri dengan hakekat perubahan yang tidak jarang

2 Wagiran, Inovasi Pembelajaran Dalam Penyiapan Tenaga Kerja Masa Depan, Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol. 16 No 1 Mei 2007

(16)

harus berhadapan dengan berbagai kultur, praktik, dan kebiasaan- kebiasaan yang terjadi di masyarakat.3

Dalam melakukan inovasi pembelajaran tentu tidak akan terlepas dari komponen - komponen pembelajaran itu sendiri, teori-teori pembelajaran, maupun kebijakan penerapan kurikulum yang berdampak pada orientasi pembelajaran. Apabila dilihat dari komponen-komponen pembelajaran, maka inovasi pembelajaran harus meliputi pertimbangan unsur: peserta didik, pengajar, materi dan bahan, media, sarana dan prasarana, biaya, dan hidden curriculum. Inovasi dikatakan berhasil bila berdampak positif bagi proses pembelajaran peserta didik.

Inovasi dikatakan berhasil bila berdampak positif bagi proses pembelajaran peserta didik. Apabila dilihat dari teori-teori pembelajaran, secara umum terdapat tiga teori belajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Ketiga teori belajar tersebut adalah behaviouristk, kognitif dan konstruktivistik Dalam kaitannya dengan inovasi pembelajaran, prinsip belajar mana yang harus dipakai ? Menjawab pertanyaan ini tentulah bukan urusan mudah. Dalam menentukan prinsip pembelajaran

3 Suyanto (2003) Dukungan kebijakan dalam pengembangan inovasi pendidikan. Makalah Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran, Diselenggarakan oleh IPTPI di Hotel Inna Garuda Yogyakarta 22 – 23 Agustus 2003

(17)

yang akan diterapkan tentu tidak akan terlepas dari kurikulum yang disepakati. Dalam kurikulum apapun tidak dapat menganut salah satu teori pembelajaran secara utuh dengan mengabaikan teori dasar lainnya.

Dengan demikian teori tersebut dapat saling melengkapi. Meskipun demikian, porsi maupun kecenderungan terhadap satu teori belajar tidak dapat dihindarkan, mengingat diantara teori-teori tersebut terdapat beberapa prinsip-prinsip yang dirasa bertentangan karena teori tersebut disusun juga dengan asumsi yang berbeda.

Guru merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan karena dengan adanya guru peserta didik akan mendapatkan ilmu. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia BAB I No 14

Tahun 2005 Pasal 1 Ayat 1 Tentang Guru Dan Dosen:

“Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”4

Bahan ajar memiliki fungsi bagi pendidik dan peserta didik. Bagi pendidik bahan ajar memiliki fungsi yaitu, menghemat waktu pendidik

dalam mengajar, mengubah peran pendidik dari seorang pengajar

4 UU Guru dan Dosen No 14 thn 2005.

(18)

menjadi fasilitator, meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif serta sebagai alat evaluasi pencapaian dan penugasan hasil belajar. Sedangkan bagi peserta didik bahan ajar memiliki fungsi yaitu dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman peserta didik yang lainya dan peserta didik dapat belajar sesuai kecepatanya.5 Bahan ajar dikelompokkan menjadi beberapa yaitu salah satunya bahan ajar cetak antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa (LKS), brosur, leaflet, wallchart, dan foto/gambar.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMAN 2 Jember ada beberapa kendala dalam pembelajaran yaitu, minat peserta didik yang kurang, lalu tidak fokus terhadap pembelajaran, tidak aktif bertanya serta menanggapi, asyik sendiri juga asyik mengobrol dengan teman. Hal inilah yang membuat peserta didik tidak paham terhadap materi dan menghasilkan nilai yang kurang memuaskan. Sedangkan dalam kurikulum 2013 diharapkan peserta didik lebih aktif dalam menyampaikan materi pembelajaran, karena pada kurikulum 2013 banyak menggunakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau

berpusat pada siswa (student centered). Dengan pendekatan tersebut

5 Prastowo, Paduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif,(Yogyakarta 2012), 24.

(19)

diharapkan siswa lebih aktif dan lebih banyak menyampaikan materi daripada guru. Seharusnya guru menjadi fasilitator agar dapat menggerakkan siswa untuk dapat mencari informasi pembelajaran sendiri, melalui bahan ajar peserta didik dapat menjelaskan materi di dalam kelas bersama teman – teman kelasnya, baik dalam kelompok maupun sendiri di depan kelas. Selain itu guru belum mampu mengembangkan bahan ajar seperti, LKPD, modul, buku ajar dan lain lain.

Salah satu bahan ajar yang dapat meningkatkan motivasi dan minat peserta didik dalam proses pembelajaran adalah Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). LKPD merupakan salah satu jenis bahan ajar yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kerja ini dapat digunakan untuk mata pelajaran apa saja terutama pembelajaran PAI dan Budi Pekerti. Didalamya telah tersusun cara kerja, buku penunjang, waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan, bahkan juga dapat dilengkapi dengan tabel untuk menulis kegiatan yang diamati.6

Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran

yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan

6 Siregar,Ramli & Masril,Pengaruh Penggunaan LKPD Berbasis Model Pembelajaran Creative Problem Solving terhadap Kompetensi siswa SMA,2018,178.

(20)

pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan keterampilan. Tidak hanya menghafal tanpa berfikir, namun berketerampilan untuk memecahkan masalah juga dapat memperluas proses berfikir. Model pembelajaran ini memiliki ciri yaitu CPS mengharapkan siswa tidak hanya mendengarkan, mencatat, lalu menghafal materi pelajaran namun melalu CPS ini diharapkan siswa aktif berfikir, berkomunikasi,mencari dan mengolah adat dan pada akhirnya menyimpulkan. Aktivitas ini diarahkan untuk menyelesaikan masalah, dan CPS dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah.

Hal ini dibuktikan dengan penelitian dari Dedi Kurniawan yang

menerapkan „LKPD berbasis Creative Problem Solving Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti Kelas VIII di SMPN 4 Batusangkar”

menggunakan model pengembangan 4-D. Tahap pengembangan menggunakan model 4-D yang memiliki empat tahap yaitu, tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop) dan tahap penyebaran (disseminate). Serta penelitian yang dilakukan, menghasilkan produk berupa LKPD berbasis Creative Problem Solving (CPS). dari hasil validasi oleh validator diperoleh nilai

(21)

rata-rata 91,36 % dikategorikan sangat valid dari aspek syarat didaktik, syarat kontruk, syarat teknis dan model CPS.7

Dari hasil pemaparan di atas, penulis mencoba memberikan alternatif solusi untuk menanggulangi masalah minat peserta didik, berfikir kritis dan siswa dapat belajar secara mandiri agar mendapatkan hasil belajar yang memuaskan yaitu dengan mengembangkan cara LKPD berbasis Creative Problem Solving yang valid dan efektif. LKPD yaitu bahan ajar yang sudah dikemas dengan sedemikian rupa, sehingga siswa lebih termotivasi lagi dalam belajar dan mempelajari materi secara mandiri. Dengan LKPD peserta didik lebih termotivasi dalam belajar, karena dalm LKPD memuat materi yang telah terstruktur, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi.

LKPD yang penulis kembangkan adalah LKPD berbasis model creative problem solving yang menarik dan berwarna, di mana dapat menambah minat dan hasil belajar peserta didik bertambah. LKPD dengan model creative problem solving diharapkan peserta didik lebih aktif, berpikir kritis karena ada langkah – langkah yang merangsang peserta didik menguasai kompetensi – kompetensi yang harus dicapai.

Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik mengembangkan Lembar

7 Dedi Kurniawan, Pengembangan Lkpd Berbasis Creative Problem Solving (Cps) Pada Mata Pelajaran Pai Dan Budi Pekerti Kelas Viii Di Smpn 4 Batusangkar, Batusangkar , 2021.

(22)

Kerja Peserta Didik dengan judul “Pengembangan LKPD Berbasis Creative Problem Solving (CPS) Pada Mata Pelajaran PAI dan Budi

Pekerti Kelas XI Di Sekolah SMAN 2 Jember Tahun Ajaran 2022 /2023”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pengembangan LKPD berbasis creative problem solving (CPS) pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti Kelas XI di SMAN 2 Jember ?

2. Bagaimana kelayakan LKPD berbasis creative problem solving (CPS) pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas XI di SMAN 2 Jember?

3. Bagaimana keefektifan dari lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis creative problem solving (CPS) pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas XI di SMAN Jember ?

C. Tujuan Penelitian dan Pengembangan

Berdasarkan fokus masalah di atas, maka penelitian pengembangan ini bertujuan :

1. Untuk mendeskripsikan hasil kevalidan dari lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis creative problem solving (CPS) pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMAN 2 Jember.

2. Untuk mendeskripsikan hasil keefektifan dari lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis creative problem solving (CPS) pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di SMAN 2 Jember.

(23)

D. Spesifikasi Produk Yang Diharapkan

Adapun spesifikasi produk LKPD Berbasis CPS adalah berbentuk buku cetak yang sesuai dengan ketentuan berikut :

1. Bagian pertama adalah Cover, pada bagian ini memuat judul, materi pokok, mata pelajaran, kelas dan semester.

2. Halaman berikutnya yaitu memuat kata pengantar, Daftar isi, Petunjuk penggunaan LKPD, Peta Konsep, Kompetensi Dasar (KD), Indikator, dan Tujuan Pembelajaran.

3. Memuat ringkasan baru materi ajar “Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah” yang berkaitan dengan lembar kerja yang akan dikerjakan oleh peserta didik. Pada bagian ini peserta didik dituntut untuk mampu memahami konsep dari materi “Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah”

yang akan dikerjakan.

4. Bagian selanjutnya adalah lembar kerja yang disusun berdasarkan langkah pembelajaran creative problem solving (CPS) yaitu :

a. Klarifikasi masalah

Di tahap ini peserta didik dibagi menjadi beberpa kelompok yang di instruksikan oleh guru, lalu peserta didik duduk sesuai dengan kelompok yang sudah ditentukan, guru menginstruksikan untuk peserta didik memperhatikan LKPD yang sudah dibagikan.

Di dalam LKPD guru akan memunculkan sebuah permasalahan yang berupa gambar ataupun sebuah wacana yang dilampirkan di dalam LKPD, dengan memberikan sebuah permasalahan tadi

(24)

diharapkan peserta didik dapat memahami tentang penyelesaian apa yang diharapkan.

b. Pengungkapan pendapat

Di tahap ini peserta didik diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapat terhadap penyelesaian masalah yang sudah diberikan sebelumnya. Pendapat dari peserta didik tersebut ditulis di dalam lembar isian yang telah disediakan pada LKPD yang ditulis secara pribadi pada lembar LKPD masing – masing.

c. Evaluasi dan pemilihan

Di tahap evaluasi dan pemilihan, disini guru memberikan instruksi kepada peserta didik untuk berdiskusi dengan kelompoknya memilih ide yang paling baik atau ide yang cocok untuk menyelesaikan permasalahan yang telah diberikan. Instruksi dari guru tadi akan dituliskan di dalam LKPD yang dikembangkan, bertujuan supaya peserta didik dapat memahami instruksi yang diberikan oleh guru dengan jelas. Setelah peserta didik selesai berdiskusi kelompok guru meminta untuk menuliskan hasilnya pada lembar isian yang sudah tertera pada LKPD.

d. Implementasi

Setelah peserta didik berdiskusi dan mendapatkan ide yang terbaik, seluruh anggota dari kelompok maju kedepan kelas untuk mempresentasikanya dan setiap kelompok akan mendapatkan giliran. Di tahap ini juga dituliskan instruksi guru di dalam LKPD

(25)

yang dikembangkan. Selanjutnya kelompok lain diminta untuk memberikan pertanyaan kepada kelompok yang tampil.

5. Bagian berikutnya yaitu membuat lembar evaluasi yang berupa soal esai

6. Merancang LKPD dimulai dengan membuat cover dengan cara menggunakan microsoft word untuk mengkombinasikan warna, ditulis dengan beberapa jenis huruf dan menggunakan ukuran huruf dan ada beberapa yang lainya.

7. LKPD berbasis cretive problem solving (CPS) juga ditambahkan gambar untuk menambah motivasi belajar pada peserta didik menggunkan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami.

E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan

Pentingnya pengembangan ini adalah sebagai berikut :

1. LKPD yang dikembangkan dapat menjadi solusi keterbatasan dari buku paket, juga untuk mempermudah proses pembelajaran dan membuat peserta didik memiliki keterampilan untuk pemecahan masalah, termotivasi, dan aktif dalam belajar.

2. Sebagai bahan rujukan bagi penulis yang berminat dalam melanjutkan penelitian ini.

F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan 1. Asumsi

Ada beberapa asumsi yang melandasi pengembangan dari LKPD pembelajaran PAI berbasis creative problem solving ini yaitu

(26)

untuk menghasilkan LKPD yang valid agar dapat membantu guru dalam mengembangkan LKPD, serta membantu peserta didik menerima pembelajaran dalam keadaan sumber yang sama untuk termotivasi dan lebih aktif dalam proses belajar.

2. Keterbatasan Pengembangan

Adapun keterbatasan dalam pengembangan LKPD berbasis Creative Problem Solving yaitu dalam LKPD hanya satu KD, KI dan Indikator yang digunakan, keterbatasan media, dan keterbatasan dari kemampuan siswa.

G. Definisi Istilah

Agar tidak terjadi kesalah pahaman, maka peneliti akan menjelaskan beberapa istilah dibawah ini :

1. Pengembangan adalah suatu penelitian untuk menghasilkan sebuah produk dan mengkaji kevaliditan serta kepraktisan dari produk tersebut. Pengembangan yang dimaksud oleh penulis yaitu LKPD Pembelajaran PAI berbasis creative problem solving yang valid.

2. Lembar kerja peserta Didik (LKPD) adalah panduan peserta didik yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah dan membuat sekumpula kegiatan yang mendasar serta harus dilakukan oleh peserta didik untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasr sesuai indicator pencapaian belajar yang harus ditempuh.

(27)

3. Model cretive problem solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan keterampilan.

(28)

14

Penelitian terdahulu merupakan salah satu komponen terpenting dalam penelitian ini, karena akan menjadi posisi penelitian saat ini. Selain itu penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan peneliti dalam melakukan penelitian sehingga peneliti dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang akan dilakukan. Dari penelitian terdahulu, peneliti tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian yang akan dilakukan. Namun peneliti mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian oleh peneliti.

Berikut beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Agil Lepiyanto, dkk tahun 2016 yang berjudul “Pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis Scientific Approach siswa di SMA kelas X pada materi fungi”.

Dilaksanakan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran. Penelitian yang dilakukan yaitu penelitian pengembangan adapun yang dikembangkan berupa bahan ajar kegiatan peserta didik LKPD prosedur yang dilakukan oleh peneliti dalam mengembangkan 4D ini yaitu sesuai dengan model pengembangan empati yang ditawarkan oleh narajan Samuel. Metode pengumpulan dan analisis data yang digunakan ialah metode dokumentasi observasi serta angket.

Pada tahap perkembangan LKPD berbasis scientific approach pada materi

(29)

fungi dinyatakan layak dengan hasil rekapitulasi rekapitulasi data atau nilai yang diberikan oleh ahli media yaitu sebesar 79,66% sedangkan kelayakan materi yang diuji oleh materi juga menunjukkan bahwa materi yang telah dikembangkan sudah layak untuk digunakan dengan ditunjukkan pemberian angka atau nilai sebesar 81,22% selain menelan dari tim ahli LKPD yang telah dikembangkan ini juga sudah dikatakan baik untuk digunakan berdasarkan penilaian yang diberikan oleh peserta didik yang telah direkapitulasi dan memberikan hasil akhir sebesar 80,3%

sehingga KPD ini sudah sangat baik untuk digunakan.8

2. Peneitian yang dilakukan oleh Mujib Ubaidillah tahun 2016 yang berjudul

“Pengembangan LKPD Fisika berbasis Problem Solving untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan keterampilan berpikir tingkat tinggi”. Dilaksanakan penelitian ini untuk peningkatan keterampilan proses sains dan keterampilan berpikir tinggi siswa. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kelayakan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)fisika berbasis problem solving, dan peningkatan keterampilan proses sains dan keterampilan berpikir tingkat tinggi materi listrik dinamis menggunakan LKPD fisika berbasis problem solving pada mahasiswa semester 1 Tadris IPA Biologi IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Penelitian ini termasuk research and development menggunakan model pengembangan 4- D yang meliputi:

pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Produk LKPD hasil pengembangan kemudian diujicobakan dalam uji coba

8 Alvina Putri,Agil Lepiyanto. Pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis Scientific Approach siswa di SMA kelas X pada materi fungi,(skripsi,Uniersitas Muhammadiyah Metro,2016)

(30)

terbatas dan luas. Subjek penelitian dalam uji coba terbatas berjumlah 15 orang mahasiswa, sedangkan dalam uji coba luas berjumlah 39 mahasiswa untuk kelas kontrol dan 39 mahasiswa untuk kelas eksperimen. Analisis statistik menggunakan analisis multivariate. Hasil penelitian adalah sebagai berikut. 1) Hasil pengembangan LKPD fisika berbasis problem solving berkategori baik. 2) Penerapan LKPD fisika berbasis problem solving berpengaruh signifikan terhadap peningkatan keterampilan proses sainsdan keterampilan berpikir tingkat tinggi.Hasil uji multivariat membuktikan terdapat perbedaan pengaruh antara mahasiswa yang mengikuti pembelajaran LKPD fisika berbasis problem solving dengan mahasiswa yang mengikuti pembelajaran LKPD konvensional.9

3. Penelitian yang dilakukan oleh Widy Anggraini, dkk tahun 2016 yang berjudul ”Pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis Learning Cyclye 7E materi system sirkulasi pada manusia untuk kels XI SMA”. Dilaksanakan penelitian ini untuk mengkontruksi pengetahuan peserta didik dan menghubungkan konsep yang diperoleh sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Penelitian pengembangan ini telah dilakukan untuk menghasilkan produk LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) Berbasis Learning Cycle 7E Materi Sistem Sirkulasi pada Manusia untuk Kelas XI SMA yang valid dan praktis. LKPD berbasis learning cycle 7E merupakan bahan ajar yang dapat mengkonstruk pengetahuan peserta didik dan menghubungkan konsep yang diperoleh dengan

9 Mujib Ubaidillah, Pengembangan LKPD Fisika berbasis Problem Solving untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan keterampilan berfikir tingkat tinggi,(Skripsi,IAIN Ayekh Nurjati Cirebon,2016)

(31)

kehidupan nyata, sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian pengembangan (Development Research/DR). Penelitian ini meliputi tiga tahap, yaitu tahap analisis, tahap perancangan, serta tahap evaluasi. Jenis evaluasi yang digunakan yaitu evaluasi formatif oleh Tessmer (1998) dan dibatasi hanya sampai tahap small group. Berdasarkan penelitian ini telah dihasilkan LKPD yang sangat valid dari segi isi, konstruk, kesesuaian dengan sintak learning cycle 7E, dan bahasa dengan nilai rata-rata akhir 3,40. Hasil analisis angket peserta didik tahap one to one dan small group diperoleh nilai rata-rata yaitu 3,23 dan 3,45. Nilai rata-rata tersebut menunjukkan bahwa LKPD berbasis learning cycle 7E ini mudah digunakan (praktis). Dengan demikian, telah dihasilkan LKPD berbasis learning cycle 7E materi sistem sirkulasi pada manusia untuk kelas XI SMA yang layak dan mudah digunakan.10

4. Penelitian yang dilakukan oleh Ria Istikhah dan Zulkifli 2017 yang berjudul “ Pengembangan Lembar Kegiatan Pesert Didik (LKPD) kelas X SMA/MA pada materi pokok Protista Berbasis Pendekatan Ilmiah”.

Dilaksanakan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKPD biologi berbasis pendekatan ilmiah pada materi pokok protista. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan. Sasaran uji coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 4 Medan tahun pelajaran

10 Widy Anggraini,dkk, Pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis Learning Cyclye 7E materi system sirkulasi pada manusia untuk kels XI SMA,(Skripsi,Universitas Brawijaya 2016).

(32)

2016/2017. Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen berupa lembar angket. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Pengembangan LKPD biolgi berbasis pendekatan ilmiah dilakukan dengan menggunakan model 3D yaitu melalui tahap pendefinisian, perancangan dan pengembangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan LKPD berbasis pendekatan ilmiah berdasarkan penilaian ahli materi diperoleh skor 93% dan penilaian ahli pembelajaran diperoleh skor 82% masing-masing dengan kategori sangat baik, sedangkan hasil uji coba kelompok kecil diperoleh skor 95% dengan kriteria sangat baik. LKPD biologi materi pokok protista berbasis pendekatan ilmiah yang dikembangkan memperoleh kriteria sangat baik dan telah memenuhi persyaratan kelayakan untuk digunakan sebagai media pembelajaran biologi.11

5. Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Yeni, Djusmaini Djamas 2018 yang berjudul “ Pengembangan LKPD berbasis Creative Problem Solving (CPS) dengan Pembelajaran Autentik untuk meningkatkan Creative Thinking Skill”. Dilaksankan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan Creative Thinking Skill. Analisis ini bertujuan untuk mengembangkan LKPD berbasis Creative Problem Solving (CPS) dengan pembelajaran autentik untuk meningkatkan creative thinking skill. Langkahlangkah model Creative Problem Solving (CPS) adalah Understanding the challenge, Generating ideas, Preparing for action dan Planning your

11 Ria Istikhah dan Zulkifli, Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) kelas X SMA/MA pada materi pokok Protista Berbasis Pendektan Ilmiah,(Skripsi,Universitas Medan,2017).

(33)

approach. Dalam model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) bertujuan agar dapat meningkatkan creative thinking skill peserta didik dengan menggunakan pembelajaran autentik. Jenis Penelitian adalah penelitian pengembangan (research and development) menggunakan model 4- D. Adapun tahap penelitian adalah pendefenisian (define), perancangan (design), dan pengembangan (development) dan penyebaran (disseminate). Salah satu langkah pada tahap pendefenisian (define) adalah analisis peserta didik yang dibatasi pada analisis creative thinking skill.

Responden yang dipilih dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X MIPA 3yang terdiri dari 35 peserta didik yang akan dilaksanakan di SMAN 2 Padang.12

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

NO Nama, Tahun, Judul Persamaan Perbedaan

1 2 3 4

1 Pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis Scientific Approach siswa di SMA kelas X pada materi fungsi.

 Menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan

 Penelitian ini berbasis

Scientific

Approach dan sekolah yng berbeda di SMA.

 Tempat

penelitian yang berbeda.

2 Pengembangan LKPD Fisika berbasis Problem Solving untuk meningkatkan keterampilan proses

 Menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan

 Penelitian ini berbasis

problem solving

 Tempat

penelitian yang berbeda.

12 Fitri Yeni, Djusmaini Djamas, Pengembangan LKPD berbasis Creative Problem Solving (CPS) dengan Pembelajaran Autentik untuk meningkatkan Creative Thinking Skill,(Skripsi,UIN Imam Bonjol Padang,2018)

(34)

sains dan keterampilan

berfikir tingkat tinggi.

3 Pengembangan lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis Learning Cyclye 7E materi system sirkulasi pada manusia untuk kels XI SMA.

 Menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan.

 Penelitian ini berbasis

Learning Cycle 7E dan pada materi biologi.

 Tempat

penelitian yang berbeda.

4 Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) kelas X SMA/MA pada materi pokok Protista Berbasis Pendektan Ilmiah

 Menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan.

 Penelitian ini berbasis

Pendekatan Ilmiah.

 Tempat

penelitian yang berbeda.

5 Pengembangan LKPD berbasis Creative Problem Solving (CPS) dengan

Pembelajaran Autentik untuk meningkatkan Creative Thinking Skill

 Menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan.

 Penelitian

berbasis Creative Problem Solving (CPS).

 Penelitian ini untuk

meningkatkan Creative Thinking Skill.

 Tempat

penelitian yang berbeda.

B. Kajian Teori

a. Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti

Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan

(35)

hidup.13 Pendidikan Agama Islam disebut juga sebagai suatu disiplin ilmu yang mempunyai karakteristik dan tujuan yang berbeda dengan disiplin ilmu lainya.14

Pengertian lain Pedidikan Agama Islam adalan bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran islam. Bila disingkat, pendidikan agama islam adalah bimbingan terhadap seorang agar menjadi muslim semaksimal mungkin.15 Dalam dokumen Kurikulum 2013 PAI mendapatkan tambahan kalimat “dan Budi Pekerti” sehingga menjadi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, sehingga dapat diartikan sebagai pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama islam, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran pada semu jenjang pendidikan.

Pendidikan agama islam adalah pendidikan yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandang dalam Al-Qur‟an dan sunnah.16 Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses pengembangan potensi manusia menuju terbentuknya manusia sejati yang berkepribadian Islam (kepribadian yang sesuai dengan

13 Abdul Majid dan Dian Andayani,Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Bandung : PT Remja Rosydakarya,2006), 130.

14 Ahmad Munjih Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung : PT Refika Aditma, 2009), 7.

15 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1992), 32.

16 Syamsul Huda Rohmadi, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam,(Yogyakarta:

Araska,2012), 143.

(36)

nilai-nilai Islam). Pendidikan Agama Islam di sekolah, dihrapkan mampu membentuk keslehan pribadi (individu) dan kesalehan sosial sehingga pendidikan agama diharapkan jangan sampai, menumbuhkan sikap fanatisme, menumbuhkan sikap intoleran di kalangan peserta didik dan masyarakat Indonesia dan memperlemah kerukunan hidup umat beragama dan memperlemah persatuan dan kesatuan nasional.

Denan kata lain, Pendidikan Agama Islam diharapkan mampu menciptakan ukhuwah Islamiyah dalam arti yang luas, yaitu ukhuwah fi al-ubudiyah, ukhuwah fi alinsaniyah, ukhuwah fi al-wathaniyah wa al-nasab, dan ukhuwah fi din al-islamiyah.17

Dari beberapa penjelasan diatas dapat disampaikan bahwa Pendidikan Agama Islam yaitu usaha sadar, meyakini dan menghayati dalam mengamalkan agama islam melalui bimbingan atau pengajaran yang mana semua itu memerlukan upaya sadar dan benar-benar dalam pengamalanya yang memperhatikan tuntunan yang ada di dalam agama islam yang berpegang teguh pada Al-Qur‟an dan As - Sunnah.

Karena Pendidikan Agama Islam harus mempunyai tujuan yang bagus dan baik diharapkan mampu Ukhuwah Islamiah seperti yang diharapkan dan menghargai satu sama lain atau dengan agama lain, suku, ras dan tradisi yang berbeda-beda agar terciptanya kerukunan.

Dan juga terciptanya kebersamaan atau hidup bertoleransi.

17 Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung:

Alfabeta,2013), 202.

(37)

Tujuan Pendidikan Islam bukanlah semata-mata untuk memenuhi kebutuhan intelektual saja, melainkan dari segi penghayatan juga, pengalaman serta pengaplikasianya dalam kehidupan sehari-hari sekaligus pegangan hidup.18 Tujuan pendidikan Islam adalah untuk membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

Selama hidupnya, dan mati pun dalam keadaan muslim. Pendapat ini didasari firman Allah SWT, dalam Surat Ali – Imran ayat 102.

َن ْىُمِلْسُّم ْمُتْوَاَو َّلَِا َّهُتْىُمَت َلََو هِتىٰقُت َّقَح َ ّٰاللّ اىُقَّتا اىُىَمٰا َهْيِذَّلا اَهُّيَآٰٰي

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benrnya taqwa, dan janganlah kau mati kecuali dalam kedaan Muslim”.19

Tujuan pendidikan Islam adalah untuk membentuk manusia yang mengabdi kepada Allah, cerdas, terampil, berbudi pekerti luhur, bertanggung jawab terhadap dirinya dan masyarakat guna tercapainya kebahagian dunia dan akhirat. Hal ini tidak menyangkut masalah keakhiratan akan tetapi juga masalah-masalah yang berkaitan dengan keduniawian. Dengan adanya keterpaduan ini, pada akhirnya dapat membentuk manusia sempurna (insan kamil) yng mamou melaksanakan tugasnya baik sebagai seorang Abdullah maupun Khalifullah, yaitu mnusia yang menguasai ilmu mengurus diri dan mengurus system.

18 Akmal Hawi, Kompetensi Guru PAI, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 20.

19 Depag RI,Al-Qur’an dan Terjemah, 90.

(38)

Materi kurikulum PAI didasarkan dan dikembangkan dari ketentuan-ketentuan yang ada di dalam 2 sumber pokok, yaitu: Al- Qur‟an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Di samping itu, materi PAI juga diperkaya dengan hasil ijtihad para ulama, sehingga ajaran- jaran pokok yang bersifat umum, lebih rinci dan mendetail. Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah pendidikan yang ditujukan untuk dapat menyerasikan, menyelaraskan dan menyeimbangkan antara Iman, Islam, dan Ihsan yang diwujudkan dalam :

a) Hubungan manusia dengan pencipta untuk membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur.

b) Hubungan manusia dengan diri sendiri untk menghargai dang menghormati diri sendiri yang berlandaskan pada nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan.

c) Hubungan manusia dengan sesama untuk menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antar umat beragama.

d) Hubungan manusia dengan ingkungan alam untuk penyesuaian mental keislaman terhadap lingkungan fisik dan sosial.

Keempat hubungan tersebut di atas, tercakup dalam kurikulum PAI dan Budi Pekerti yang tersusun dalam beberapa materi, yaitu:

a) Al-Qur‟an Al-Hadis, yang menekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan mennerjemahkan serta menampilkan dan

(39)

mengamalkan isi kandungan Al-Qur‟an Al-Hadist dengan baik dan benar.

b) Aqidah, yang menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan keyakinan, menghayati, serta meneladani dan mengamalkan sifat-sifat Allah Swt dan nilai-nilai keimanan dalam kehidupan sehari-hari.

c) Akhlak dan Budi Pekerti, yang menekankan pada pengalaman sikap terpuji dan menghindari akhlak tercela.

d) Fiqih, yang menekankan pada kemampuan untuk memahami, meneladani, dan mengamalkan ibadah yang baik dan benar.

e) Sejarah Peradapan Islam, yang menekankan pada kemampuan mengambil pelajaran (ibrah) dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh muslim yang berprestasi, dan mengaitkan dengan fenomena - fenomena sosial, untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

b. Bahan Ajar

1. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan. Melalui bahan ajar akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan peserta didik akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. Bahan ajar dapat dibuat dalam bentuk sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang akan

(40)

disajikan. Banyak ahli yang mendefinisikan bahan ajar. Bahan ajar juga adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

National center for vocational education research Ltd/National center for competency based training memperkuat bahwa bahan ajar adalah segala bentuk yang digunakan untuk membantu guru dan istruktir dalam melaksanakan kegiatan belajar di kelas. Bahan yang dimaksud adalah bisa berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis. Bahan ajar menurut Panne adalah bahan- bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.20 Bahan ajar ialah sekumpulan materi yang disusun secara sistematis yang mereprentasikan konsep yang mengarahkan peserta didik untuk mencapai suatu kompetensi. Namun ketika bahan ajar tidak digunakan dalam pembelajaran di kelas maka bahan ajar tersebut hanya menjadi sumber belajar.

Kompetensi dalam mengembangkan bahan ajar idealnya telah dikuasai oleh guru secara baik, namun pada kenyataanya masih banyak guru yang belum menguasainya, sehingga dalam melakukan proses belajar mengajar masih banyak yang bersifat konvensional, yang berdaampak kepada aktivitas guru lebih dominan dan sebaliknya peserta didik kurang aktif karena lebih

20 Pannen,Purwanto,”Penulisan Bahan Ajar”,(Dirjen Dikti Depdiknas: Jakarta 2001),

(41)

cenderung menjadi pendengar. Di samping itu pembelajaran juga kurang menarik karena pembelajaran kurang variatif.

2. Bentuk-bentuk Bahan Ajar

Bahan ajar dibagi berdasarkan dari bentuk, cara kerja, sifat dan substansi (isi materi, berikut merupakan bentuk-bentuk dari bahan ajar :

a) Menurut Bentuk Bahan Ajar

Dari segi bentuknya, bahan ajar dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu:

1) Bahan ajar cetak (printed), yaitu sejumlah bahan ajar yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atu penyampaian informasi.

Contoh : Buku, Lembar kerja peserta didik, foto/gambar, modul, handout, brosur, leaflet, maket, atau wall chart.

2) Bahan ajar dengar (audio) atau progam audio, yaitu semua sistem yang menggunakan sinyal radio secara langsung, yang dapat dimainkan atau didengar oleh seseorang maupun sekelompok orang. Contoh: Radio, piringan hitam, compact diskaudio dan kaset.

3) Bahan ajar pandang dengan (audio visual), yaitu segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombanasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Contoh : Film, video dan compact disk.

(42)

4) Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials), yaitu:

kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu perintah dan atau perilaku alami dari presentasi.

Contoh: Compact disk interaktif.

b) Menurut Cara Kerja Bahan Ajar

Berdasarkan cara kerjanya, bahan ajar dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu:

1) Bahan ajar yang tidak diproyeksikan. Bahan ajar ini adalah bahan ajar yang tidak memerlukan perangkat proyektor untuk memproyeksikan isi di dalamnya. Sehingga, siswa bisa langsung mempergunakan (membaca, melihat, mengamati bahan ajar tersebut. Contoh: foto, diagram, display, model, dan lain sebagainya.

2) Bahan ajar yang diproyeksikan. Bahan ajar yang diproyeksikan adalah bahan ajar yang memerlukan proyektor agar bisa dimanfaatkan dan atau dipelajari siswa.

Contoh: slide, filmstrips, overhead transparencies (OHP), dan proyeksi komputer.

3) Bahan ajar audio. Bahan ajar audio adalah bahan ajar yang berupa sinyal audio yang direkam dalam suatu media rekam. Untuk menggunakannya, kita mesti memerlukan

(43)

alat pemain (player) media perekam tersebut, seperti tape compo, CD, VCD, multimedia player, dan sebagainya.

Contoh: kaset, CD, flash disk, dan sebagainya.

4) Bahan ajar video. Bahan ajar ini memerlukan alat pemutar yang biasanya berbentuk video tape player, VCD, DVD, dan sebagainya. Karena bahan ajar ini hampir mirip dengan bahan ajar audio, jadi memerlukan media rekam. Namun, perbedaannya bahan ajar ini ada pada gambarnya. Jadi, secara bersamaan, dalam tampilan dapat diperoleh sebuah sajian gambar dan suara. Contoh: video, film, dan lain sebagainya.

5) Bahan (media) komputer. Bahan ajar komputer adalah berbagai jenis bahan ajar noncetak yang membutuhkan komputer untuk menayangkan sesuatu untuk belajar.

Contoh: computer mediated instruction (CMI) dan computer based multimedia atau hypermedia.

c) Menurut Sifat Bahan Ajar

Jika dilihat dari sifatnya maka bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu:

1) Bahan ajar berbasiskan cetak. Yang termasuk dalam kategori bahan ajar ini adalah buku, pamphlet, panduan belajar siswa, bahan tutorial, buku kerja siswa, peta, charts, foto, bahan dari majalah atau koran, dan lain sebagainya.

(44)

2) Bahan ajar berbasiskan teknologi. Yang termasuk dalam kategori bahan ajar ini adalah audioassete, siaran radio, slide, filmstrips, film, video, siaran televise, video interaktif, computer based tutorial, dan multimedia.

3) Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek.

Contoh: kit sains, lembar observasi, lembar wawancara, dan lain sebagainya.

4) Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan ineraksi manusia (terutama untuk keperluan pendidikan jarak jauh).

Contoh: telepon, handphone, video conferencing, dan lain sebagainya.

d) Menurut Substansi Materi Bahan Ajar

secara garis besar, bahan ajar (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Atau, dengan kata lain, materi pembelajaran dapat dibedakan menjadi tiga jenis materi, yaitu materi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

3. Tahap-tahap Penyusunan Bahan Ajar

Bahan ajar disusun berdasarkan tujuan atau sasaran pembelejaran yang hendak dicapai. Paulina Panen dan Purwanto mengungkapkan bahwa penyusunan bahan ajar secara umum dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu menulis sendiri, mengemas

(45)

kembali informasi atau teks, dan penataan informasi. Adapun penjelasan tiga cara tersebut sebagai berikut.

Bahan ajar tulisan sendiri, Bahan ajar dapat ditulis sendiri oleh guru sesuai dengan kebutuhan siswa. Selain ditulis sendiri guru dapat berkolaborasi dengan guru lain untuk menulis bahan ajar secara kelompok, dengan guru-guru bidang studi sejenis, baik dalam satu sekolah atau tidak. Penulisan juga dapat dilakukan bersama pakar, yang memiliki keahlian di bidang ilmu tertentu. Di samping penguasaan bidang ilmu, untuk dapat menulis sendiri bahan ajar, diperlukan kemampuan menulis sesuai dengan prinsip- prinsip instruksional. Penulisan bahan ajar selalu berlandaskan pada kebutuhan siswa, meliputi kebutuhan pengetahuan, keterampilan, bimbingan, latihan, dan umpan balik. Untuk itu dalam menulis bahan ajar didasarkan:

 Analisis materi pada kurikulum,

 Rencana atau program pengajaran, dan

 Silabus yang telah disusun.

Materi bahan ajar berupa pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang tercantum dalam program pembelajaran sesuai dengan silabus. Hasil penyusunan bahan ajar dari karya sendiri, paling ekonomis, walaupun beban tugasnya berat. Setiap bab berjumlah lebih kurang 15-25 halaman, untuk pelajaran eksakta 10- 20 halaman. Bahan ajar hasil kemasan informasi atau teks

(46)

(TextTransformation) Dalam pengemasan informasi, guru tidak menulis bahan ajar sendiri dari awal, tetapi memanfaatkan buku- buku teks dan informasi yang sudah ada di pasaran untuk dikemas kembali sehingga berbentuk bahan ajar yang memenuhi karakteristik bahan ajar yang baik, dan dapat dipergunakan oleh guru dan siswa dalam proses instruksional. Informasi yang sudah ada di pasaran dikumpulkan berdasarkan kebutuhan. Kemudian ditulis kembali/ulang dengan gaya bahasa yang sesuai untuk menjadi bahan ajar (diubah), juga diberi tambahan kompetensi atau keterampilan yang akan dicapai, bimbingan belajar, latihan, tes, serta umpan balik agar mereka dapat mengukur sendiri kompetensinya yang telah dicapai. Keuntunganya, cara ini lebih cepat diselesaikan dibanding menulis sendiri. Sebaiknya memperoleh izin dari pengarang buku aslinya.

c. Lembar Kerja Peserta Didik 1. Pengertian LKPD

Secara umum LKPD atau Lembar Kerja Peserta Didik sama dengan LKS atau Lembar Kerja Siswa,Hanya saja dalam K13 diberi nama lain sebagai pengganti LKS menjadi LKPD. LKPD atau sering disebut LKS merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar – lembar kertas yang berisi materi,ringkasan dan petunjuk – petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan

(47)

oleh peserta didik, dimana LKPD ini mengacu pada kompetensi dasar dan tujun yang harus dicapai.21

LKPD merupakan salah satu jenis bahan ajar yang berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. LKPD ini dapat digunakan untuk mata pelajaran apa saja termasuk mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti. Pada LKPD telah disusun didalamnya yaitu cara kerja, buku penunjang, waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan, bahkan bisa juga dilengkapi dengan tabel untuk menulis hasil kegiatan yang diamati.22 Dengan menggunakan LKPD sebagai bahan ajar ini dapat membantu pembelajaran dalam rangka mengembangkan kreativitas peserta didik melalui aktivitas- aktivitasnya. Melalui LKPD ini merupakan kesempatan yaitu untuk memancing peserta didik agar terlibat lebih aktif terhadap materi yang di bahas,juga dapat membuat proses pembelajaran lebih termotivasi. Selama ini, penggunaan LKPD merupakan salah satu cara yang membantu peserta didik untuk lebih aktif mengkonstruk pengetahuanya sesuai tuntutan dalam K13.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa LKPD merupakan sumber belajar berupa lembaran tugas, petunjuk – petunjuk pelaksanaan tugas, evaluasi pembelajaran yang harus

21 Andi prastowo,Paduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif,(Yogyakarta,DIVA Press 2012),204.

22 Siregar ramli&Masril,Pengaruh Penggunaan LKPD Berbasis Model Pembelajaran Creative Problem Solving terhadap kompetensi Fisika Peserta Didik Kelas XI SMAN 1 Pariman,(Pillar Of Physics Edacation, 2018),178.

(48)

dikerjakaan oleh peserta didik yang dibuat sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dicapai.

2. Tujuan dan Manfaat LKPD

Tujuan serta manfaat dari penyusunan LKPD sendiri adalah untuk menunjang dan memperkuat dari tujuan pembelajaran dan ketercapaian indikator dan kompetensi dasar maupun kompetensi kompetensi inti yang sudah dirumuskan. Serta LKPD ini membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran dengan cara mengkonstruksi pengetahuan secara mandiri maupun dengan kelompok, penyusunan LKPD dalah sebagai berikut :

a) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan.

b) Menyajikan tugas – tugas yang meningkatakan penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan.

c) Melatih kemandirian belajar peserta didik

d) Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik.

3. Bentuk-bentuk LKPD

LKPD yang akan dikembangkan memiliki macam bentuk yang dapat digunakan sebagai acuan sifat LKPD yang akan dikembangkan. LKPD dikelompokkan menjadi lima macam bentuk, yaitu :

1) LKPD yang membantu peserta didik menentukan konsep.

(49)

2) LKPD yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan.

3) LKPD sebagai penuntun belajar.

4) LKPD sebagai penguatan.

5) LKPD sebagai petunjuk praktikum.

4. Langkah-langkah Membentuk LKPD

Keberadaan LKPD yang inovatif dan kreatif menjadi harapan dari semua peserta didik. Karena dengan LKPD yang inovatif dan kreatif akan menciptakan suasana proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Peserta didik akan lebih antusias, terbius, dan terhipnotis untuk membuka lembar demi lembar halamanya. Maka dari itu menjadi sebuah keharusan bahwa setiap pendidik dan calon pendidik untuk menciptakan bahan ajar sendiri.

Berikut adalah langkah – langkah dalam menyusun LKPD : 1) Analisis Kurikulum

Analisis kurikulum dilakukan dengan tujuan untuk menentukan materi – materi yang memerlukan bahan ajar LKPD. Dalam menentukan materi harus dianalisis terlebih dahulu dengan cara melihat dari pokok dan pengalaman belajar dari materi yang diajarkan, kemudian kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik.

2) Menyusun peta kebutuhan LKPD

(50)

LKPD memiliki kebutuhan yang sangat diperlukan yaitu untuk mengetahui jumlah LKPD yang harus ditulis dan urutan LKPDnya juga dapat dilihat.

3) Menentukan judul – judul LKPD

Judul LKPD ditentukan atas dasar KD, materi – materi pokok atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu KD dapat dijadikan sebagai judul LKPD apabila kompetensi itu tidak terlalu besar, sedangkan besarnya KD dapat dideteksi antara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam pokok MP, maka perlu dipikirkan kembali apakah perlu dipecah misalnya menjadi 2 judul LKPD.

4) Penulisan LKPD

Penulisan LKPD dapat dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut :

a) Perumusan KD yang harus dikuasai

Rumusan KD pada suatu LKPD langsung dari Kurikulum yang berlaku.

b) Menentukan alat penilaian

Penilaian peserta didik terhadap proses kerja dan hasil kerja dari peserta didik. Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi, dimana penilaianya didasarkan pada penguasaan kompetensi, alat penilaian yang cocok adalah pendekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP)

(51)

atau Criterion Reference Assement. Dengan begitu guru dapat menilai dari proses dan hasil kerjanya.

c) Penyusunan materi

Materi dalam LKPD sangat tergantung pada KD yang dicapai. Materinya dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup dari substansi yang akan dipelajari. Materi LKPD dapat diambil dari berbagai sumber seperti buku,majalah,internet ataupun jurnal hasil penelitian. Perlu juga ditunjukkan referensi materi di dalam LKPD agar supaya peserta didik memahami materi lebih kuat dengan membaca lebih jauh tentang materi tersebut.

Tugas – tugas yang diberikan harus ditulis dengan jelas agar supaya mengurangi pertanyaan dari peserta didik dengan melakukan, misal tentang tugas diskusi. Judul diskusi harus ditulis dengan jelas, berdiskusi dengan siapa, berapa jumlah orang dalam satu kelompok serta waktu dari berdiskusi.

d) Memperhatikan struktur LKPD

Struktur LKPD secara umum adalah sebagai berikut : (1) Judul

(2) Petunjuk belajar (Petunjuk Peserta didik) (3) Kompetensi yang akan dicapai

(4) Informasi pendukung

(5) Tugas – tugas dan langkah – loangkah kerja

(52)

(6) Penilaian

Berdasarkan uraian diatas dapat dibuat sebuah bagan langkah – langkah dari penyusunn LKPD, dapat diliat sebagai berikut :

Gambar 2. 1

Langkah-langkah penyusunan LKPD

Referensi

Dokumen terkait

Hasilnya menunjukan bahwa modernisasi peternakan rakyat layak untuk dilakukan dan faktor yang paling mempengaruhi kelayakan usaha peternakan adalah penurunan harga

Pembuatan Website Club Motor Protrex Cinere Club (PCC) Dengan Menggunakan Dreamweaver MX merupakan sebuah website multimedia yang berisi mengenai berbagai macam informasi tentang

WINRIP PMU CTC DSC Document Report Project Highway Social and Environment Community Development Procurement Progress Report Financial Report Audit Report Annual Report Progress

Apabila di wakilkan diharuskan membawa Surat Kuasa dan diminta kepada Saudara hadir tepat waktu serta membawa seluruh berkas dokumen Administrasi dan Teknis yang sudah

Bagian kedua aplikasi perencanaan dan pengendalian laba mencakup perencanaan dan pengendalian penjualan, produksi, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Isolasi Senyawa Golongan Flavonoid

The dominant type of translation in this research is literal translation.The second is that there are three kinds of translation variations which occur in English-Indonesian

Dengan itu, penelitian ini bertujuan unuk melakukan pengkajian tentang tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku pasien yang menderita penyakit jantung koroner di