SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Oleh:
NERIS PERI ARDIANSYAH
NIM. 0900689
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Mata Diklat Programmable Logic Control (PLC) di
SMKN 1 Cimahi
Oleh
Neris Peri Ardiansyah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Neris Peri Ardiansyah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
“EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT
PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC) DI SMKN 1 CIMAHI”
disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Dr. Hasbullah, S.Pd, M.T NIP. 19740716 200112 1 003
Pembimbing II
Erik Haritman, S.Pd, M.T NIP. 19760527 200112 1 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Indonesia
NERIS PERI ARDIANSYAH, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran E-Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat ABSTRAK
Neris Peri Ardiansyah (2014). Efektivitas Model Pembelajaran E-Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Programmable Logic Control (PLC) Di SMKN 1 Cimahi. Skripsi Bandung : Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Penelitian dilatar belakangi oleh hasil belajar siswa pada Mata Diklat
Programmable Logic Control (PLC) di SMKN 1 Cimahi penelitian merupakan
penelitian eksperimental dilakukan pada siswa kelas XII program keahlian Kontrol Mekanik SMKN 1 Cimahi Tahun Ajaran 2013/2014.
Penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang peningkatan hasil belajar siswa dan untuk membandingkan perbedaan hasil prestasi belajar antara siswa menggunakan model pembelajaran Electronic Learning dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
Metode penelitian digunakan yaitu quasi experimental design. Penelitian dilakukan dengan memberikan dua perlakuan berbeda terhadap dua kelompok siswa. Pertama, kelompok eksperimen mendapatkan pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran e-learning, kedua kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Pengumpulan data dilakukan dengan tes tertulis diberikan kepada siswa pada awal dan pada akhir penelitian kemudian dilakukan praktikum, dengan demikian akan terlihat bagaimana penelitian hasil perbandingan peningkatan hasil belajar dengan dua model pembelajaran berbeda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa dilihat dari rata-rata gain (peningkatan) ranah kognitif antara yang menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu 0.18 dan model pembelajaran e-learning yaitu 0.66 dengan nilai thitung = -7.633 sedangkan ttabel yaitu 2.019, nilai thitung (-7.633)<ttabel (2.019). Sedangkan hasil belajar siswa pada ranah afektif nilai thitung yang didapat yaitu -1.351 dan ttabel yaitu 2.019. Nilai thitung (-1.351)< ttabel (2.019) dan ranah psikomotor nilai thitung -1.937 dan ttabel 2.019. Nilai thitung (-1.937)< ttabel (2.019).
Kata Kunci: electronic learning (E-Learning), hasil belajar, Programmable Logic
Control (PLC), quasi experimental design, Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK).
ABSTRACT
Neris Ardiansyah Fairy (2014). Effectiveness Learning Model of E-Learning To Improve Student Learning Outcomes In Eye Training Programmable Logic Control (PLC) at SMK 1 Cimahi. Minithesis Bandung: Department of Electrical Engineering Education.
This research was motivated by student learning outcomes in Eye Training Programmable Logic Control (PLC) at SMK 1 Cimahi this study an experimental study conducted in class XII student skills program at SMKN 1 Mechanical Control Cimahi Academic Year 2013/2014.
This study was conducted to gain an overview of improving student learning outcomes and to compare differences in outcomes between the learning achievement of students who use the learning model Electronic Learning with students using conventional learning models.
The method used in this study is a quasi experimental design. The study was conducted by giving two different treatment of the two groups of students. First, the experimental group receive instruction using e-learning models, both the control group using conventional learning models. Data was collected through a written test given to students at the beginning and at the end of the study then conducted lab, will thus be seen how the increase in comparison with the two different learning models.
The results showed that there are significant differences in student learning outcomes seen from the average gain (improvement) between the use of cognitive learning model is 0:18 and conventional e-learning models is 0.66 with a value of t = -7633 while ttable ie 2019, tcount (-7633) <t table (2.019). While the student learning outcomes in the affective domain, ie the value of t obtained ttable namely -1351 and 2019. Tcount (-1351) <t table (2.019) and psychomotor domains tcount ttable -1937 and 2019. Tcount (-1937) <t table (2.019).
From these results it can be concluded that the model of e-learning can help students in improving learning outcomes in the cognitive domain, but on the affective and psychomotor had no effect on student learning outcomes is a standard of competence in mastering a programmable logic control (PLC) control system mechanical than conventional learning models.
Keywords: electronic learning (E-Learning), learning outcomes, Programmable Logic
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar dalam peningkatan kualitas siswa
untuk mendapatkan kompetensi keahlian belum dimilikinya. Dalam
mendapatkan kompetensi tersebut diperlukan proses pembelajaran efektif
agar pembelajaran diikuti siswa menghasilkan kompetensi keilmuan
diharapkan.
Menurut Sanjaya (2010: 164) bahwa “Belajar adalah proses perubahan
tingkah laku melalui pengalaman”. Pengalaman disini dapat berupa
pengalaman secara langsung maupun secara tidak langsung. Pengalaman
langsung dapat memberikan efektivitas ingatan lebih tinggi dibandingkan
dengan pengalaman tidak langsung.
Kerucut pengalaman Edgar Dale melukiskan bahwa semakin konkrit
siswa mempelajari bahan pelajaran, maka semakin banyaklah pengalaman
didapatkan. Akan tetapi jika semakin abstrak siswa mempelajari bahan
pelajaran, maka semakin sedikit pula pengalaman didapatkan. Namun
kenyataannya, pengalaman secara langsung sangatlah sulit dilaksanakan
dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena tidak semua bahan
pelajaran dapat dihadirkan secara langsung dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut, maka model pembelajaran menempati posisi
cukup strategis dalam rangka mewujudkan proses belajar secara optimal.
Proses belajar optimal merupakan salah satu indikator untuk mewujudkan
hasil belajar peserta didik optimal pula. Hasil prestasi belajar optimal juga
merupakan salah satu cerminan hasil pendidikan berkualitas. Pendidikan
berkualitas memerlukan sumber daya guru mampu dan siap berperan secara
professional dalam lingkungan sekolah dan masyarakat (Heinich et al, 2001;
Sekolah sebagai pusat terselenggaranya pendidikan dipandang perlu
memiliki inovasi dalam pembelajaran inovatif, maka guru/pendidik sebagai
tenaga pengajar di sekolah diharuskan untuk melakukan inovasi dalam
menjalankan pembelajaran dilakukannya, dan peserta didik sebagai siswa
terdidik dapat termotivasi karena pembelajaran dilakukan guru/pendidik, guna
memperoleh kompetensi.
Berdasarkan hasil pengamatan dan survey peneliti di SMK Negeri 1
Cimahi pada bulan Desember, dalam mata pelajaran Programmable Logic
Control (PLC) masih terdapat beberapa kendala dan permasalahan diantaranya
yaitu:
1. Pada mata pelajaran PLC, tidak cukup hanya dengan metode ceramah,
mengakibatkan tidak adanya interaksi langsung dengan perangkat akan
digunakan pada saat praktikum mengakibatkan penjelasan diterangkan
menjadi abstrak atau masih kurang jelas.
2. Kurangnya sikap kritis siswa terhadap mata pelajaran serta tidak ada
ketelitian pada saat praktikum.
3. Masih kurangnya hasil prestasi belajar siswa (kognitif, afektif dan
psikomotorik) terhadap mata pelajaran PLC. Hal ini dibuktikan dengan
nilai UTS siswa hanya 45% mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal
(KKM). Dimana nilai KKM harus dicapai siswa . Dalam penelitian
hasil prestasi belajar siswa pada ranah (kognitif, afektif dan psikomotorik),
karena rekomendasi dari guru SMK Negeri 1 Cimahi yaitu Budiman S.T.
Pemahaman siswa dirasa kurang maksimal dalam hal pemahaman teori,
dan penerapannya dalam Pemrograman Programmable Logic Control.
Berdasarkan permasalahan diatas, penulis merasa harus memperbaiki
penyampaian materi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Maka
peneliti perlu suatu proses pembelajaran dalam memecahkan masalah tersebut.
khususnya pada faktor eksternal, yaitu penggunaan model pembelajaran.
Seiring dengan perkembangan teknologi berikut infrastruktur penunjangnya
PLC antara lain dapat dilakukan melalui penggunaan model pembelajaran
berbasis electronic learning (e-learning). Hasil penerapan model pembelajaran
tersebut diharapkan memberi gambaran perbandingan tentang penggunaan
model pembelajaran berbasis E-learning di SMK sebagai alternatif dalam
melaksanakan proses pembelajaran pada mata pelajaran PLC agar lebih
interaktif.
Mengacu pada penelitian dilakukan oleh Mawar Ramadhani (2012)
tentang Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis
Web Pada Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kalasan bertujuan untuk mengetahui
efektivitas penggunaan media pembelajaran E-Learning berbasis web pada
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap hasil belajar siswa
dan Penelitian Muhammad Suryadinata (2012) tentang Penggunaan Media
Pembelajaran E-Learning Berbasis Moodle untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa dilihat dari
hasil belajar ranah kognitif siswa pada pembelajaran Menggunakan Alat Ukur
Listrik dan Elektronika (MAULE) dengan menggunakan media pembelajaran
berbasis Moodle.
Dari hasil kedua penelitian maka peneliti mencoba mengembangkan
penelitian untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif
dan psikomotor pada kelas sampel yaitu kelas eksperimen (kelas
menggunakan model pembelajaran berbasis e-learning) dan kelas kontrol
(kelas menggunakan model pembelajaran konvensional).
Atas dasar rumusan teoritis dan fakta-fakta telah dipaparkan di atas,
penulis akan mencoba mengkaji, kemudian membahasnya dalam bentuk
penelitian dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran E-Learning
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah tersebut dan latar belakang masalah diatas maka
identifikasi masalah pada penelitian, sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil prestasi belajar siswa pada proses belajar mengajar
masih menggunakan model pembelajaran konvensional pada standar
kompetensi Menguasai Programmable Logic Control (PLC) pada sistem
kontrol mekanik.
2. Siswa merasa jenuh dan kesulitan menerima materi pelajaran
disampaikan pendidik pada proses pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran konvensional.
Setiap permasalahan dalam penelitian diperlukan keteraturan
permasalahan dibahas, sehingga jelas apa menjadi objek penelitian.
Berdasarkan kajian latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas,
maka memperjelas perlu ada rumusan masalah, penulis merumuskan
permasalahan dalam penelitian sebagai berikut:
1. Seberapa besar perbedaan hasil prestasi belajar siswa, menggunakan
model pembelajaran berbasis electronic learning dengan model
pembelajaran konvensional pada mata pelajaran PLC.
2. Seberapa besar persentase keaktifan siswa, dalam menggunakan model
pembelajaran berbasis electronic learning dengan model pembelajaran
konvensional pada mata pelajaran PLC.
3. Seberapa besar efektivitas penerapan kemampuan praktik siswa pada saat
praktikum menggunakan model pembelajaran berbasis electronic learning
dengan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran PLC
C. Pembatasan Masalah
Penelitian hanya difokuskan untuk penerapan model pembelajaran
pembelajaran E-Learning pada mata pelajaran Programmable Logic Control
(PLC), adapun pembatasan masalah pada penelitian, sebagai berikut:
2. Penelitian dibatasi pada dua kelas saja yaitu kelas XII Kontrol Mekanik
(KM) A digunakan sebagai kelas eksperimen (model pembelajaran
electronic learning), kemudian kelas XII KM B digunakan sebagai kelas
kontrol (model pembelajaran konvensional).
3. Penggunaan model pembelajaran berbasis electronic learning pada mata
pelajaran PLC kompetensi dasar menjelaskan prinsip kerja Programmable
Logic Control pada sistem pengendalian kontrol mekanik.
4. Penelitian memfokuskan pada ketiga aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik meliputi :
a. Peningkatan pemahaman siswa dalam penggunaan model
pembelajaran electronic learning dilihat dari hasil prestasi belajar
siswa.
b. Peningkatan keaktifan siswa dalam penggunaan model pembelajaran
electronic learning dilihat dari hasil aktivitas belajar siswa.
c. Peningkatan kemampuan siswa dalam penggunaan model
pembelajaran electronic learning dilihat dari hasil praktikum.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dengan rumusan masalah, maka tujuan hendak dicapai
dalam penelitian yaitu:
1. Mengetahui seberapa besar perbedaan hasil prestasi belajar siswa antara
menggunakan model pembelajaran berbasis electronic learning dengan
model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran PLC.
2. Mengetahui seberapa besar persentase keaktifan belajar siswa antara menggunakan model pembelajaran berbasis electronic learning dengan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran PLC.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian dipergunakan dalam penelitian yaitu metode
penelitian kuantitatif dengan desain quasi experimental design dengan pretest
posttest. Pada desain kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak
diambil secara acak karena kelompok subjek merupakan satu kelompok siswa
dalam satu kelas secara alami telah terbentuk dalam satu kelompok utuh.
Tahapan pada metode yaitu sebelum diberi perlakuan terlebih dahulu
kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi test awal (pretest) untuk mengetahui
kemampuan awal siswa. Setelah diberi pretest selanjutnya kelas eksperimen
dan kelas kontrol diberi perlakuan (treatment). Kelas eksperimen dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis electronic learning sedangkan
kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
Kemudian setelah kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi test akhir
(posttest) untuk mengetahui peningkatan hasil prestasi belajar siswa setelah
digunakannya model pembelajaran berbasis electronic learning. Guna
mengetahui aspek afektif dan psikomotor kelas eksperimen dan kelas kontrol
diberikan praktikum untuk mengetahui peningkatan hasil prestasi belajar
siswa.
F. Manfaat/ Signifikansi Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat/ signifikansi
sebagai berikut:
1. Bagi sekolah, hasil penelitian dapat memberikan alternatif penggunaan
model pembelajaran bagi guru dan siswa pada mata pelajaran PLC dalam
proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) siswa di Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dengan mengetahui kelayakan penggunaannya.
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk memperluas pengetahuan dan
wawasan mengenai model pembelajaran sehingga pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis electronic learning menjadi
serta dapat membantu mengefektifkan waktu dalam proses belajar
mengajar pada mata pelajaran PLC.
3. Bagi siswa, penggunaan model pembelajaran berbasis electronic learning
tersebut dapat mempermudah dalam pemahaman siswa, menghilangkan
kejenuhan dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain itu, sebagai
alternatif model pembelajaran dapat digunakan tanpa harus terbatas
dengan ruang dan waktu.
4. Bagi pengelola lembaga pendidikan, pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran berbasis electronic learning diharapkan dapat
dijadikan inspirasi untuk mengambil kebijakan dalam mengadakan dan
memanfaatkan fasilitas sekolah.
5. Bagi peneliti, penelitian diharapkan dapat menjadi sarana aplikasi ilmu
kependidikan diperoleh dalam perkuliahan, dan diharapkan menjadi dasar
dan masukan dalam pengembangan penelitian selanjutnya.
G. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan dalam sebuah penelitian berperan sebagai
pedoman penulisannya lebih sistematis dan terarah dalam rangka menuju
tujuan akhir hendak dicapai. Sistematika penulisan penelitian yaitu:
BAB I meliputi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan
masalah, pembatasan basalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat/
signifikansi penelitian, struktur organisasi skripsi.
BAB II berisi kajian pustaka berkaitan dengan konsep prestasi belajar,
mata pelajaran PLC, model pembelajaran, electronic learning (E-Learning),
model pembelajaran konvensional, perbedaan model pembelajaran
konvensional dan model pembelajaran berbasis E-Learning, asumsi, variabel
penelitian, paradigma danhipotesis penelitian.
BAB III membahas tentang lokasi dan subjek populasi/ sampel
penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional,
instrumen penelitian, proses pengembangan penelitian, teknik pengumpulan
BAB IV menjelaskan uraian tentang tahapan pembelajaran,
pengelolaan data penelitian, analisis data hasil penelitian, temuan dan
pembahasan hasil penelitian, matrik penelitian.
BAB V kesimpulan dari hasil penelitian dan saran bari para pengguna
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1 Kota Cimahi, sebagai lokasi
pengembangan model pembelajaran ElectonicLearning dan diuji coba secara
terbatas.
Subjek utama dalam penelitian implementasi model pembelajaran E-
Learning yaitu populasi siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Kontrol
Mekanik semester genap tahun ajaran 2012/2013 di SMK Negeri 1 Kota
Cimahi, beralamat di Jln. Mahar Martanegara No. 48 Telp/ Fax (022)
6629683 Kota Cimahi 40533, Jawa Barat.
Sampel dalam penelitian eksperimen mengambil dua kelas. Satu kelas
dipergunakan sebagai kelompok eksperimen yakni kelas menggunakan model
pembelajaran E-Learning dalam pembelajaran pada mata pelajaran PLC dan
satu kelas untuk kelompok kontrol yaitu kelas menggunakan model
pembelajaran konvensional pada mata pelajaran PLC. Kelas XII KM B
berjumlah 30 siswa dan selanjutnya disebut kelas eksperimen dan X KM A
berjumlah 30 siswa dan selanjutnya disebut kelas kontrol.
Secara garis besar kegiatan-kegiatan dilakukan pada setiap tahapan
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Tahap
Desain penelitian digunakan dalam penelitian yaitu Quasi
Experimental Design menggunakan Pretest-Posttest. Kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol tidak diambil secara acak karena kelompok subjek
merupakan satu kelompok siswa dalam satu kelas secara alami telah terbentuk
dalam satu kelompok utuh.
Alur dari penelitian yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi tes
awal (pretest) kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan (treatment),
setelah itu diberikan tes akhir (posttest). Secara sederhana desain penelitian
dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Desain Penelitian
Kelas Pretest Treatment Posttest
Eksperimen (E) 01 X1 02
Kontrol (K) 03 X2 04
Keterangan:
E = kelas eksperimen
K = kelas kontrol
01 = hasil pre-test kelas eksperimen
02 = hasil post-test kelas eksperimen
03 = hasil pre-test kelas kontrol
X2 = perlakukan pada kelas kontrol
(Arikunto, 2006:86)
C. Metode Penelitian
Sebuah penelitian memerlukan metode pendekatan digunakan untuk
memecahkan masalah yang akan diteliti dan mencapai tujuan penelitian.
Metode penelitian digunakan pada penelitian yaitu metode kuantitatif.
Menurut Sudjana (1999:19) “Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai
suatu penelitian yang berusaha untuk mengungkap hubungan antara dua
variable atau lebih. Penelitian eksperimen juga dapat difungsikan untuk mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya.”
Berdasarkan pendapat diatas, maka tujuan penelitian melihat sebab
akibat dilakukan dari variabel bebas terhadap variabel terikat dalam model
pembelajaran konvensional, sehingga metode penelitian digunakan yaitu
metode eksperimen.
D. Definisi Operasional
Adapun beberapa penjelasan definisi digunakan dalam judul
penelitian, sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran
Sagala (2007: 66) menjelaskan bahwa:
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu,dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar belajar mengajar.
2. Model Pembelajaran Konvensional
Model pembelajaran konvensional yaitu pengajaran umumnya
dilakukan oleh guru-guru di sekolah-sekolah didalamnya biasanya
Electronic Learning menurut Gilbert & Jones (2001), yaitu:
pengiriman materi pembelajaran melalui suatu media elektronik
seperti Internet, intranet/extranet, satellite broadcast, audio/video tape,
interactive TV, CD-ROM, dan computer-based training (CBT).
4. Moodle
Moodle yaitu sebuah nama dari salah satu aplikasi Course
Management System (CMS), sering juga disebut sebagai Learning
Management System (LMS) atau Virtual Learning Environment
(VLE). Moodle itu sendiri yaitu singkatan dari Modular Onject
Oriented Dynamic Learning Environment. Moodle merupakan salah
satu aplikasi dari konsep dan mekanisme belajar mengajar
memanfaatkan teknologi informasi berbasis web, sering dikenal
dengan konsep E-learning.
Moodle merupakan salah satu aplikasi gratis (open source) dan dapat
didownload, digunakan ataupun dimodifikasi oleh siapa saja dengan
lesensi secara GNU (General Public License). Selain itu juga Moodle
yaitu salah satu aplikasi E-Learning banyak digunakan oleh orang
diseluruh dunia khususnya universitas, sekolah atau lembaga
pendidikan dan juga para praktisi pengajar.
5. Mata Pelajaran Programmable Logic Control (PLC)
Mata Pelajaran Programmable Logic Control (PLC) yaitu suatu mata
pelajaran di SMK Konsentrasi Kontrol Mekanik bertujuan
memberikan pengetahuan maupun keterampilan terhadap siswa
mengenai pemrograman sistem kendali PLC.
6. Hasil Belajar
Perubahan tingkah laku pada diri seseorang mungkin disebabkan oleh
terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau
Menurut Sugiyono (2008: 148) bahwa “Instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.”
Berdasarkan pengertian tersebut, maka instrumen dibuat meliputi tiga
ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
1. Instrumen Ranah Kognitif
Penggunaan instrumen dalam penelitian yaitu berupa pretest dan post
test.
a. Pretest
Pretest digunakan untuk mengukur nilai siswa sebelum
pelaksanaan pembelajaran menggunakan penerapan model pembelajaran
E-Learning. Hasil pretest akan digunakan untuk mengukur tingkat
homogenitas kemampuan siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
b. Posttest
Posttest digunakan untuk mengukur kemajuan dan
membandingkan peningkatan hasil belajar pada kelompok penelitian
sesudah pelaksanaan pembelajaran menggunakan penerapan model
pembelajaran E-Learning pada mata Programmable Logic Control (PLC).
Soal-soal pretest sama dengan soal posttest.
2. Instrumen Ranah Afektif
Pada ranah afektif penilaiannya yaitu sikap atau perilaku siswa selama
pembelajaran berlangsung. Penilaian dilakukan dalam ranah afektif dalam
bentuk format penilaian aspek afektif. Skor untuk masing-masing sikap diatas
dapat berupa angka. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sudjana (2012: 29).
Adapaun format penilaian dalam ranah afektif terlampir dalam lampiran
3. Instrumen Ranah Psikomotor
Penilaian ranah psikomotor dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung dengan mengacu pada rubrik penskoran, di akhir pembelajaran
dalam lampiran
F. Proses Pengembangan Instrumen
1. Validitas Instrumen
Menurut Arikunto (2002:160):
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Terdapat uji validitas agar data dapat dikatakan valid.
a. Validitas isi yaitu apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.
b. Validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berfikir seperti yang disebutkan dalam tujuan instruksional khusus.
c. Validitas “ada sekarang”, yaitu apabila hasil tes sesuai dengan pengalaman.
d. Validitas prediksi, yaitu apabila hasil tes mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
Semua instrumen pada penelitian dibuat dengan kisi-kisi
berdasarkan tujuan istruksional serta materi dalam silabus. Sehingga
instrumen pada penelitian berdasarkan validitas isi.
2. Uji Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas Instrumen
Perhitungan validitas instrumen dalam penelitian menggunakan
korelasi product moment dikemukakan oleh Pearson:
√{ }
(Arikunto, 2010:162)
Keterangan :
: Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel
yang dikorelasikan
nilai validitas ditunjukkan oleh tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Soal
(Arikunto, 2010: 160)
Setelah diketahui koefisien korelasi, selanjutnya dilakukan uji
signifikansi untuk mengetahui validitas setiap item soal. Uji signifikansi
dihitung dengan menggunakan uji t dengan rumus:
t = √ √
(Sugiyono, 2012:162)
Keterangan:
thitung : Hasil perhitungan uji signifikansi
rxy : Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y, dan variabel yang dikorelasikan
n : Banyaknya siswa
Hasil perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada derajat kebebasan (dk)= n-2 dan taraf signifikansi (α) = 0,05. Apabila thitung>ttabel, maka item soal dinyatakan valid. Dan apabila thitung< ttabel
maka item soal dinyatakan tidak valid.
b. Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji ketepatan alat dalam
mengukur apa akan diukur.
Untuk mengukur reliabilitas item pertanyaan dengan skor 1 dan 0
digunakan rumus K-R 20 (Kuder-Richardson) yaitu:
[ ] [ ]
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi 0,41 – 0,60 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal
Vt = Varians total
P = Proporsi subjek yang menjawab benar pada item soal
q = 1-p
Harga varians total (Vt) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
(Arikunto, 2002:160)
Keterangan:
= Jumlah skor total N = Jumlah responden
S = Standar Deviasi
S2 = Varians, selalu ditulis dalam bentuk kuadrat, karena standar deviasi kuadrat.
Dari hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai dari
tabel product moment. Jika r11> rtabel maka instrumen tersebut reliabel sehingga dapat digunakan bagi penelitian selanjutnya. Sebaliknya jika
r11< rtabel maka instrumen tersebut tidak reliabel.
Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditujukkan oleh
tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi 0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
Menurut (Arikunto, 2010) bahwa “Daya pembeda soal adalah
kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai
(berkemampuan tinggi) dengan siswa bodoh (berkemampuan rendah).”
Angka menunjukkan besarnya daya pembeda soal perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari tertinggi sampai
terendah.
b. Membagi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.
c. Menghitung soal dijawab benar dari masing-masing kelompok pada
butir soal.
d. Mencari daya pembeda (D) dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
D =
(Arikunto, 2010: 163)
Keterangan:
D : Daya pembeda
BA : Banyaknya peserta kelompok atas menjawab benar
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah menjawab benar
JA : Banyaknya peserta tes kelompok atas JB : Banyaknya peserta tes kelompok bawah
Adapun kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Klasifikasi 0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik Sekali
Negatif Tidak Baik, Harus Dibuang
Menurut Arikunto (2010: 208) bahwa “Analisis tingkat
kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut mudah
atau sukar.”
Indeks kesukaran (difficulty index) yaitu bilangan menunjukkan
sukar dan mudahnya suatu soal. Untuk menghitung tingkat kesukaran
tiap butir soal digunakan persamaan:
P =
(Arikunto, 2010: 208)
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa menjawab benar
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran diklasifikasikan sesuai dengan tabel 3.6.
Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Klasifikasi 0,00 0,30 Soal Sukar 0,31 – 0,70 Soal Sedang 0,71 – 1,00 Soal Mudah
(Arikunto, 2010: 208)
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara digunakan untuk
mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Dalam melaksanakan penelitian
ada beberapa teknik pengumpulan data digunakan antara lain:
1. Studi pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan sebelum kegiatan penelitian
dilaksanakan. Maksud dan tujuan dari studi pendahuluan yaitu untuk
mengetahui beberapa hal antara lain: keadaan pembelajaran, metode
pembelajaran serta penerapan model pembelajaran pada Mata pelajaran
Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan
memanfaatkan literatur relevan dengan penelitian yaitu dengan cara membaca, mempelajari, menela’ah, mengutip pendapat dari berbagai sumber berupa buku, diktat, skripsi, internet dan sumber lainnya.
3. Tes
Penelitian menggunakan tes hasil belajar berupa tes objektif
berbentuk pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban untuk mengetahui
hasil prestasi belajar siswa ranah kognitif. Tes dilaksanakan pada saat
pretest dan posttest. Pretest atau tes awal diberikan dengan tujuan
mengetahui kemampuan awal subjek penelitian. Sementara posttest atau
tes akhir diberikan dengan tujuan untuk melihat perubahan hasil belajar
siswa ranah kognitif pada kelas eksperimen (model pembelajaran
E-Learnig) dan kelas kontrol (model pembelajaran konvensional) pada pada
standar kompetensi menguasai programmable logic control (PLC) pada
sistem kontrol mekanik.
Untuk data ranah afektif diambil melalui format penilaian aspek
afektif selama pembelajaran berlangsung pada kelas eksperimen (model
pembelajaran E-Learnig) dan kelas kontrol (model pembelajaran
konvensional). Sedangkan data untuk aspek psikomotor diambil selama
proses percobaan berlangsung melalui rubrik penskoran.
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah
berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi
syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik.
Menurut Sudjana (2002: 151) bahwa “Teori-teori menaksir dan menguji hipotesis berdasarkan asumsi bahwa populasi yang sedang
berdistribusi normal atau tidak. Normal atau tidaknya distribusi dapat
dilakukan dengan menggunakan persamaan Chi- Square. Data hasil tes
pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol perlu diuji kenormalan
distribusinya. Uji normalitas pada penelitian dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghitung rentang skor (r)
r = skor tertinggi- skor rendah
b. Menentukan banyak kelas interval (K)
K= 1+ 3,3 log n
c. Menentukan panjang kelas interval (k)
s
e. Menghitung mean (rata-rata
X
)i
f. Mengitung simpangan baku (SD)
g. Tentukan batas bawah kelas interval (χin) dengan rumus:
(χin) = Bb-0.5 dan Ba + 0.5 kali desimal digunakan interval kelas, dimana: Bb = batas bawah interval dan Ba= batas atas
interval kelas.
h. Menghitung harga baku (Z)
1,2
kolom ι0, harga xi dan xn selalu diambil nilai peluang 0,5000. Hitung luas tiap interval, isikan pada kolom ιi.
Li = L1– L2
Keterangan : L1 = nilai peluang baris atas L2 = nilai peluang baris bawah
j. Menghitung frekuensi expetasi (frekuensi yang diharapkan)
ei =
L
i.
f
il. Hasil perhitungan χ2 hitung selanjutnya di bandingkan dengan χ2 tabel dengan ketentuan sebagai berikut :
Tingkat kepercayaan 95 % Derajat kebebasan (dk = k – 3) Apabila χ2 hitung < χ2
tabel berarti data berdistribusi normal
m. Menghitung tabel uji normalitas
Tabel 3.7 Tabel Uji Normalitas
No Kelas
o. Kriteria pengujian jika χ2
hitung< χ2tabel maka disimpulkan data berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel dari
populasi dua kelas homogen. Apabila kesimpulan menunjukan kelompok
data homogen, maka data berasal dari populasi sama dan layak diuji
2
b. Menentukan derajat kebebasan
dk1 = n1 - 1; dk2 = n2 - 1
c. Menentukan nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% dari responden.
d. Penentuan keputusan.
Adapun kriteria pengujian, sebagai berikut :
Varians dianggap homogen bila Fhitung < Ftabel. Pada taraf kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan dk1= n1–1 dan dk= n2–1, maka kedua varians dianggap sama (homogen). Dan sebaliknya tidak
homogen.
3. Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan prestasi
belajar, yaitu selisih nilai ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk
sampel independen (tidak berkorelasi) dengan jenis data interval
menggunakan uji t-test. Menurut Sudjana (2005: 238), “Untuk melakukan
uji t-test syaratnya data harus homogen dan normal.”
Adapun langkah-langkah pengujian rumus uji t yaitu:
a. Mencari standar deviasi gabungan dengan rumus:
( – ) –
– (Sudjana 2002:239)
b. Uji t-test dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
√
(Sudjana 2002:239)
Setelah melakukan perhitungan uji t, maka selanjutnya
dibandingkan dengan nilai tabel. Jika dilihat dari statistik hitung (thitung)
dengan statistik tabel (ttabel), penarikan kesimpulan ditentukan dengan
Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
E-Learning lebih tinggi (signifikan) dibandingkan dengan hasil belajar
siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada
mata pelajaran Programmable Logic Control (PLC).
b. Terima Ho jika thitung terletak diantara batas –t1-1/2α < thit < t1-1/2α ; tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang belajar
menggunakan model pembelajaran E-learning dengan kelas
menggunakan model pembelajaran konvensional pada mata
NERIS PERI ARDIANSYAH, 2014
Efektivitas Model Pembelajaran E-Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Sesuai dengan rumusan masalah telah disampaikan pada bab sebelumnya,
dapat diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan signifikan pada hasil prestasi belajar siswa dilihat dari
rata-rata gain (peningkatan) antara menggunakan model pembelajaran
konvensional yaitu 0.18 dan model pembelajaran berbasis e-learning yaitu
0.66 dengan nilai thitung = -7.633 sedangkan ttabel yaitu 2.019. Nilai thitung
(-7.633) < ttabel (2.019). Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis e-learning lebih baik
dibandingkan dengan model pembelajaran dalam meningkatkan hasil prestasi
belajar siswa pada ranah kognitif serta mencapai indikator ketuntasan hasil
belajar siswa.
2. Tidak ada perbedaan signifikan pada keaktifan belajar siswa dilihat dari hasil
nilai thitung yaitu -1.351 dan ttabel yaitu 2.019. Nilai thitung (-1.351) < ttabel
(2.019). Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran e-learning dan model
pembelajaran konvensional tidak memiliki perbedaan terhadap keaktifan
siswa.
3. Tidak ada perbedaan signifikan terhadap penerapan kemampuan praktik siswa
dilihat dari hasil nilai thitung yaitu -1.937 dan ttabel 2.019. Nilai thitung (-1.937) <
ttabel (2.019). Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran e-learning tidak
memiliki perbedaan terhadap penerapan kemampuan siswa dibandingkan
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian diatas, maka terdapat
beberapa saran terkait penelitian. Adapun saran-saran ingin penulis sampaikan
yaitu:
1. Untuk peneliti, penulis menyarankan agar dapat mengembangkan model
pembelajaran berbasis e-learning untuk digunakan pada subjek dan kajian
berbeda, sehingga dapat digunakan sebagai model pembelajaran lebih baik
dan bermanfaat.
2. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis e-learning
dinilai layak digunakandalam standar-standar kompetensi banyak melakukan
praktikum, sehingga dapat mengurangi kerusakan-kerusakan pada alat karena
faktor kesalahansiswa kurang mengerti dasar teorinya. Model pembelajaran
berbasis e-learning dapat berguna sebagai pendukung pembelajaran. SMK
telah memiliki fasilitas lengkap, disarankan untuk menggunakannya secara
optimal, supaya siswa sedini mungkin dandapat membantu untuk lebih
merangsang kreativitas siswa dalam meningkatkan kemampuan.
3. Untuk mendapatkan hasil penelitian kongkret perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut pada model pembelajaran berbasis e-learning ini dengan skala lebih
besar.
4. Dapat mengembangkan penelitian dengan teori-teori pembelajaran lebih
terbaru. Dan meneliti aspek-spek hasil pembelajaran belum diungkap pada
NERIS PERI ARDIANSYAH, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Anderson, L.W. , Krathwohl, D.R. (eds.) (2001). A taxonomy for learning, teaching,
and assessing : A revision of Bloom’s Taxonomy of educational
objectives. New York : Longman
Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
A.W. Bates. (1997). The Impact Of Technologi Change On Open And Distance Learning. Distance Education: An Administrative.
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah, S.B., (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Gilbert, & Jones, M. G. (2001). E-learning is e-normous. Electric Perspectives, 26(3), 66-82.
Heinich, R., Molenda, M., Russel, J.D., & Smaldino, S.E. (2002). Instructional Media And Technology For Learning, 7th Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
L.A. Bryan & E.A. Bryan. (1997). Programmable controllers: theory and implementation.-Second Edition. Georgia : Industrial Text Company
Popham, W. James. (2003). Teknik Mengajar Secara Sistematis (Terjemahan). Jakarta: Rineka cipta.
Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. ALFABETA.
Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran Brorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sinambela, N.J.M.P. (2006). Keefektifan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem-Based Instruction) Dalam Pembelajaran Matematika untuk Pokok Bahasan Sistem Linear dan Kuadrat di Kelas X SMA Negeri 2 Rantau Selatan Sumatera Utara. Tesis. Surabaya : Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Surabaya.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sohn, B. (2005). E-learning and primary and secondary education in Korea. KERIS Korea Education & Research Information Service.
Sudjana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (1999).Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2005). Pengembangan Kurikulum: Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
NERIS PERI ARDIANSYAH, 2014
Suyitno, Ade. (2012). Facebook Sebagai Media Kreatif E-Learning Untuk Distance
Learning di Era Global. Makalah dipresentasikan di BPU DINAMIK7 UPI.
Syah, Muhibbin. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.