• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC) DI SMKN 1 CIMAHI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC) DI SMKN 1 CIMAHI."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Oleh:

NERIS PERI ARDIANSYAH

NIM. 0900689

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Mata Diklat Programmable Logic Control (PLC) di

SMKN 1 Cimahi

Oleh

Neris Peri Ardiansyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Neris Peri Ardiansyah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

“EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC) DI SMKN 1 CIMAHI”

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Dr. Hasbullah, S.Pd, M.T NIP. 19740716 200112 1 003

Pembimbing II

Erik Haritman, S.Pd, M.T NIP. 19760527 200112 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

NERIS PERI ARDIANSYAH, 2014

Efektivitas Model Pembelajaran E-Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat ABSTRAK

Neris Peri Ardiansyah (2014). Efektivitas Model Pembelajaran E-Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Programmable Logic Control (PLC) Di SMKN 1 Cimahi. Skripsi Bandung : Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Penelitian dilatar belakangi oleh hasil belajar siswa pada Mata Diklat

Programmable Logic Control (PLC) di SMKN 1 Cimahi penelitian merupakan

penelitian eksperimental dilakukan pada siswa kelas XII program keahlian Kontrol Mekanik SMKN 1 Cimahi Tahun Ajaran 2013/2014.

Penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang peningkatan hasil belajar siswa dan untuk membandingkan perbedaan hasil prestasi belajar antara siswa menggunakan model pembelajaran Electronic Learning dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Metode penelitian digunakan yaitu quasi experimental design. Penelitian dilakukan dengan memberikan dua perlakuan berbeda terhadap dua kelompok siswa. Pertama, kelompok eksperimen mendapatkan pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran e-learning, kedua kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Pengumpulan data dilakukan dengan tes tertulis diberikan kepada siswa pada awal dan pada akhir penelitian kemudian dilakukan praktikum, dengan demikian akan terlihat bagaimana penelitian hasil perbandingan peningkatan hasil belajar dengan dua model pembelajaran berbeda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa dilihat dari rata-rata gain (peningkatan) ranah kognitif antara yang menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu 0.18 dan model pembelajaran e-learning yaitu 0.66 dengan nilai thitung = -7.633 sedangkan ttabel yaitu 2.019, nilai thitung (-7.633)<ttabel (2.019). Sedangkan hasil belajar siswa pada ranah afektif nilai thitung yang didapat yaitu -1.351 dan ttabel yaitu 2.019. Nilai thitung (-1.351)< ttabel (2.019) dan ranah psikomotor nilai thitung -1.937 dan ttabel 2.019. Nilai thitung (-1.937)< ttabel (2.019).

(5)

Kata Kunci: electronic learning (E-Learning), hasil belajar, Programmable Logic

Control (PLC), quasi experimental design, Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK).

ABSTRACT

Neris Ardiansyah Fairy (2014). Effectiveness Learning Model of E-Learning To Improve Student Learning Outcomes In Eye Training Programmable Logic Control (PLC) at SMK 1 Cimahi. Minithesis Bandung: Department of Electrical Engineering Education.

This research was motivated by student learning outcomes in Eye Training Programmable Logic Control (PLC) at SMK 1 Cimahi this study an experimental study conducted in class XII student skills program at SMKN 1 Mechanical Control Cimahi Academic Year 2013/2014.

This study was conducted to gain an overview of improving student learning outcomes and to compare differences in outcomes between the learning achievement of students who use the learning model Electronic Learning with students using conventional learning models.

The method used in this study is a quasi experimental design. The study was conducted by giving two different treatment of the two groups of students. First, the experimental group receive instruction using e-learning models, both the control group using conventional learning models. Data was collected through a written test given to students at the beginning and at the end of the study then conducted lab, will thus be seen how the increase in comparison with the two different learning models.

The results showed that there are significant differences in student learning outcomes seen from the average gain (improvement) between the use of cognitive learning model is 0:18 and conventional e-learning models is 0.66 with a value of t = -7633 while ttable ie 2019, tcount (-7633) <t table (2.019). While the student learning outcomes in the affective domain, ie the value of t obtained ttable namely -1351 and 2019. Tcount (-1351) <t table (2.019) and psychomotor domains tcount ttable -1937 and 2019. Tcount (-1937) <t table (2.019).

From these results it can be concluded that the model of e-learning can help students in improving learning outcomes in the cognitive domain, but on the affective and psychomotor had no effect on student learning outcomes is a standard of competence in mastering a programmable logic control (PLC) control system mechanical than conventional learning models.

Keywords: electronic learning (E-Learning), learning outcomes, Programmable Logic

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar dalam peningkatan kualitas siswa

untuk mendapatkan kompetensi keahlian belum dimilikinya. Dalam

mendapatkan kompetensi tersebut diperlukan proses pembelajaran efektif

agar pembelajaran diikuti siswa menghasilkan kompetensi keilmuan

diharapkan.

Menurut Sanjaya (2010: 164) bahwa “Belajar adalah proses perubahan

tingkah laku melalui pengalaman”. Pengalaman disini dapat berupa

pengalaman secara langsung maupun secara tidak langsung. Pengalaman

langsung dapat memberikan efektivitas ingatan lebih tinggi dibandingkan

dengan pengalaman tidak langsung.

Kerucut pengalaman Edgar Dale melukiskan bahwa semakin konkrit

siswa mempelajari bahan pelajaran, maka semakin banyaklah pengalaman

didapatkan. Akan tetapi jika semakin abstrak siswa mempelajari bahan

pelajaran, maka semakin sedikit pula pengalaman didapatkan. Namun

kenyataannya, pengalaman secara langsung sangatlah sulit dilaksanakan

dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena tidak semua bahan

pelajaran dapat dihadirkan secara langsung dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hal tersebut, maka model pembelajaran menempati posisi

cukup strategis dalam rangka mewujudkan proses belajar secara optimal.

Proses belajar optimal merupakan salah satu indikator untuk mewujudkan

hasil belajar peserta didik optimal pula. Hasil prestasi belajar optimal juga

merupakan salah satu cerminan hasil pendidikan berkualitas. Pendidikan

berkualitas memerlukan sumber daya guru mampu dan siap berperan secara

professional dalam lingkungan sekolah dan masyarakat (Heinich et al, 2001;

(7)

Sekolah sebagai pusat terselenggaranya pendidikan dipandang perlu

memiliki inovasi dalam pembelajaran inovatif, maka guru/pendidik sebagai

tenaga pengajar di sekolah diharuskan untuk melakukan inovasi dalam

menjalankan pembelajaran dilakukannya, dan peserta didik sebagai siswa

terdidik dapat termotivasi karena pembelajaran dilakukan guru/pendidik, guna

memperoleh kompetensi.

Berdasarkan hasil pengamatan dan survey peneliti di SMK Negeri 1

Cimahi pada bulan Desember, dalam mata pelajaran Programmable Logic

Control (PLC) masih terdapat beberapa kendala dan permasalahan diantaranya

yaitu:

1. Pada mata pelajaran PLC, tidak cukup hanya dengan metode ceramah,

mengakibatkan tidak adanya interaksi langsung dengan perangkat akan

digunakan pada saat praktikum mengakibatkan penjelasan diterangkan

menjadi abstrak atau masih kurang jelas.

2. Kurangnya sikap kritis siswa terhadap mata pelajaran serta tidak ada

ketelitian pada saat praktikum.

3. Masih kurangnya hasil prestasi belajar siswa (kognitif, afektif dan

psikomotorik) terhadap mata pelajaran PLC. Hal ini dibuktikan dengan

nilai UTS siswa hanya 45% mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal

(KKM). Dimana nilai KKM harus dicapai siswa . Dalam penelitian

hasil prestasi belajar siswa pada ranah (kognitif, afektif dan psikomotorik),

karena rekomendasi dari guru SMK Negeri 1 Cimahi yaitu Budiman S.T.

Pemahaman siswa dirasa kurang maksimal dalam hal pemahaman teori,

dan penerapannya dalam Pemrograman Programmable Logic Control.

Berdasarkan permasalahan diatas, penulis merasa harus memperbaiki

penyampaian materi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Maka

peneliti perlu suatu proses pembelajaran dalam memecahkan masalah tersebut.

khususnya pada faktor eksternal, yaitu penggunaan model pembelajaran.

Seiring dengan perkembangan teknologi berikut infrastruktur penunjangnya

(8)

PLC antara lain dapat dilakukan melalui penggunaan model pembelajaran

berbasis electronic learning (e-learning). Hasil penerapan model pembelajaran

tersebut diharapkan memberi gambaran perbandingan tentang penggunaan

model pembelajaran berbasis E-learning di SMK sebagai alternatif dalam

melaksanakan proses pembelajaran pada mata pelajaran PLC agar lebih

interaktif.

Mengacu pada penelitian dilakukan oleh Mawar Ramadhani (2012)

tentang Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis

Web Pada Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Hasil

Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kalasan bertujuan untuk mengetahui

efektivitas penggunaan media pembelajaran E-Learning berbasis web pada

pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap hasil belajar siswa

dan Penelitian Muhammad Suryadinata (2012) tentang Penggunaan Media

Pembelajaran E-Learning Berbasis Moodle untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa dilihat dari

hasil belajar ranah kognitif siswa pada pembelajaran Menggunakan Alat Ukur

Listrik dan Elektronika (MAULE) dengan menggunakan media pembelajaran

berbasis Moodle.

Dari hasil kedua penelitian maka peneliti mencoba mengembangkan

penelitian untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif, afektif

dan psikomotor pada kelas sampel yaitu kelas eksperimen (kelas

menggunakan model pembelajaran berbasis e-learning) dan kelas kontrol

(kelas menggunakan model pembelajaran konvensional).

Atas dasar rumusan teoritis dan fakta-fakta telah dipaparkan di atas,

penulis akan mencoba mengkaji, kemudian membahasnya dalam bentuk

penelitian dengan judul Efektivitas Model Pembelajaran E-Learning

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat

(9)

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah tersebut dan latar belakang masalah diatas maka

identifikasi masalah pada penelitian, sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil prestasi belajar siswa pada proses belajar mengajar

masih menggunakan model pembelajaran konvensional pada standar

kompetensi Menguasai Programmable Logic Control (PLC) pada sistem

kontrol mekanik.

2. Siswa merasa jenuh dan kesulitan menerima materi pelajaran

disampaikan pendidik pada proses pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran konvensional.

Setiap permasalahan dalam penelitian diperlukan keteraturan

permasalahan dibahas, sehingga jelas apa menjadi objek penelitian.

Berdasarkan kajian latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas,

maka memperjelas perlu ada rumusan masalah, penulis merumuskan

permasalahan dalam penelitian sebagai berikut:

1. Seberapa besar perbedaan hasil prestasi belajar siswa, menggunakan

model pembelajaran berbasis electronic learning dengan model

pembelajaran konvensional pada mata pelajaran PLC.

2. Seberapa besar persentase keaktifan siswa, dalam menggunakan model

pembelajaran berbasis electronic learning dengan model pembelajaran

konvensional pada mata pelajaran PLC.

3. Seberapa besar efektivitas penerapan kemampuan praktik siswa pada saat

praktikum menggunakan model pembelajaran berbasis electronic learning

dengan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran PLC

C. Pembatasan Masalah

Penelitian hanya difokuskan untuk penerapan model pembelajaran

pembelajaran E-Learning pada mata pelajaran Programmable Logic Control

(PLC), adapun pembatasan masalah pada penelitian, sebagai berikut:

(10)

2. Penelitian dibatasi pada dua kelas saja yaitu kelas XII Kontrol Mekanik

(KM) A digunakan sebagai kelas eksperimen (model pembelajaran

electronic learning), kemudian kelas XII KM B digunakan sebagai kelas

kontrol (model pembelajaran konvensional).

3. Penggunaan model pembelajaran berbasis electronic learning pada mata

pelajaran PLC kompetensi dasar menjelaskan prinsip kerja Programmable

Logic Control pada sistem pengendalian kontrol mekanik.

4. Penelitian memfokuskan pada ketiga aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik meliputi :

a. Peningkatan pemahaman siswa dalam penggunaan model

pembelajaran electronic learning dilihat dari hasil prestasi belajar

siswa.

b. Peningkatan keaktifan siswa dalam penggunaan model pembelajaran

electronic learning dilihat dari hasil aktivitas belajar siswa.

c. Peningkatan kemampuan siswa dalam penggunaan model

pembelajaran electronic learning dilihat dari hasil praktikum.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dengan rumusan masalah, maka tujuan hendak dicapai

dalam penelitian yaitu:

1. Mengetahui seberapa besar perbedaan hasil prestasi belajar siswa antara

menggunakan model pembelajaran berbasis electronic learning dengan

model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran PLC.

2. Mengetahui seberapa besar persentase keaktifan belajar siswa antara menggunakan model pembelajaran berbasis electronic learning dengan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran PLC.

(11)

E. Metode Penelitian

Metode penelitian dipergunakan dalam penelitian yaitu metode

penelitian kuantitatif dengan desain quasi experimental design dengan pretest

posttest. Pada desain kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak

diambil secara acak karena kelompok subjek merupakan satu kelompok siswa

dalam satu kelas secara alami telah terbentuk dalam satu kelompok utuh.

Tahapan pada metode yaitu sebelum diberi perlakuan terlebih dahulu

kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi test awal (pretest) untuk mengetahui

kemampuan awal siswa. Setelah diberi pretest selanjutnya kelas eksperimen

dan kelas kontrol diberi perlakuan (treatment). Kelas eksperimen dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis electronic learning sedangkan

kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

Kemudian setelah kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi test akhir

(posttest) untuk mengetahui peningkatan hasil prestasi belajar siswa setelah

digunakannya model pembelajaran berbasis electronic learning. Guna

mengetahui aspek afektif dan psikomotor kelas eksperimen dan kelas kontrol

diberikan praktikum untuk mengetahui peningkatan hasil prestasi belajar

siswa.

F. Manfaat/ Signifikansi Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat/ signifikansi

sebagai berikut:

1. Bagi sekolah, hasil penelitian dapat memberikan alternatif penggunaan

model pembelajaran bagi guru dan siswa pada mata pelajaran PLC dalam

proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) siswa di Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) dengan mengetahui kelayakan penggunaannya.

2. Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk memperluas pengetahuan dan

wawasan mengenai model pembelajaran sehingga pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis electronic learning menjadi

(12)

serta dapat membantu mengefektifkan waktu dalam proses belajar

mengajar pada mata pelajaran PLC.

3. Bagi siswa, penggunaan model pembelajaran berbasis electronic learning

tersebut dapat mempermudah dalam pemahaman siswa, menghilangkan

kejenuhan dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain itu, sebagai

alternatif model pembelajaran dapat digunakan tanpa harus terbatas

dengan ruang dan waktu.

4. Bagi pengelola lembaga pendidikan, pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran berbasis electronic learning diharapkan dapat

dijadikan inspirasi untuk mengambil kebijakan dalam mengadakan dan

memanfaatkan fasilitas sekolah.

5. Bagi peneliti, penelitian diharapkan dapat menjadi sarana aplikasi ilmu

kependidikan diperoleh dalam perkuliahan, dan diharapkan menjadi dasar

dan masukan dalam pengembangan penelitian selanjutnya.

G. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan dalam sebuah penelitian berperan sebagai

pedoman penulisannya lebih sistematis dan terarah dalam rangka menuju

tujuan akhir hendak dicapai. Sistematika penulisan penelitian yaitu:

BAB I meliputi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan

masalah, pembatasan basalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat/

signifikansi penelitian, struktur organisasi skripsi.

BAB II berisi kajian pustaka berkaitan dengan konsep prestasi belajar,

mata pelajaran PLC, model pembelajaran, electronic learning (E-Learning),

model pembelajaran konvensional, perbedaan model pembelajaran

konvensional dan model pembelajaran berbasis E-Learning, asumsi, variabel

penelitian, paradigma danhipotesis penelitian.

BAB III membahas tentang lokasi dan subjek populasi/ sampel

penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional,

instrumen penelitian, proses pengembangan penelitian, teknik pengumpulan

(13)

BAB IV menjelaskan uraian tentang tahapan pembelajaran,

pengelolaan data penelitian, analisis data hasil penelitian, temuan dan

pembahasan hasil penelitian, matrik penelitian.

BAB V kesimpulan dari hasil penelitian dan saran bari para pengguna

(14)

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 1 Kota Cimahi, sebagai lokasi

pengembangan model pembelajaran ElectonicLearning dan diuji coba secara

terbatas.

Subjek utama dalam penelitian implementasi model pembelajaran E-

Learning yaitu populasi siswa kelas XII Kompetensi Keahlian Kontrol

Mekanik semester genap tahun ajaran 2012/2013 di SMK Negeri 1 Kota

Cimahi, beralamat di Jln. Mahar Martanegara No. 48 Telp/ Fax (022)

6629683 Kota Cimahi 40533, Jawa Barat.

Sampel dalam penelitian eksperimen mengambil dua kelas. Satu kelas

dipergunakan sebagai kelompok eksperimen yakni kelas menggunakan model

pembelajaran E-Learning dalam pembelajaran pada mata pelajaran PLC dan

satu kelas untuk kelompok kontrol yaitu kelas menggunakan model

pembelajaran konvensional pada mata pelajaran PLC. Kelas XII KM B

berjumlah 30 siswa dan selanjutnya disebut kelas eksperimen dan X KM A

berjumlah 30 siswa dan selanjutnya disebut kelas kontrol.

Secara garis besar kegiatan-kegiatan dilakukan pada setiap tahapan

(15)

Gambar 3.1 Alur Penelitian

(16)

Tahap

Desain penelitian digunakan dalam penelitian yaitu Quasi

Experimental Design menggunakan Pretest-Posttest. Kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol tidak diambil secara acak karena kelompok subjek

merupakan satu kelompok siswa dalam satu kelas secara alami telah terbentuk

dalam satu kelompok utuh.

Alur dari penelitian yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi tes

awal (pretest) kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan (treatment),

setelah itu diberikan tes akhir (posttest). Secara sederhana desain penelitian

dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Desain Penelitian

Kelas Pretest Treatment Posttest

Eksperimen (E) 01 X1 02

Kontrol (K) 03 X2 04

Keterangan:

E = kelas eksperimen

K = kelas kontrol

01 = hasil pre-test kelas eksperimen

02 = hasil post-test kelas eksperimen

03 = hasil pre-test kelas kontrol

(17)

X2 = perlakukan pada kelas kontrol

(Arikunto, 2006:86)

C. Metode Penelitian

Sebuah penelitian memerlukan metode pendekatan digunakan untuk

memecahkan masalah yang akan diteliti dan mencapai tujuan penelitian.

Metode penelitian digunakan pada penelitian yaitu metode kuantitatif.

Menurut Sudjana (1999:19) “Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai

suatu penelitian yang berusaha untuk mengungkap hubungan antara dua

variable atau lebih. Penelitian eksperimen juga dapat difungsikan untuk mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya.”

Berdasarkan pendapat diatas, maka tujuan penelitian melihat sebab

akibat dilakukan dari variabel bebas terhadap variabel terikat dalam model

pembelajaran konvensional, sehingga metode penelitian digunakan yaitu

metode eksperimen.

D. Definisi Operasional

Adapun beberapa penjelasan definisi digunakan dalam judul

penelitian, sebagai berikut:

1. Model Pembelajaran

Sagala (2007: 66) menjelaskan bahwa:

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu,dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar belajar mengajar.

2. Model Pembelajaran Konvensional

Model pembelajaran konvensional yaitu pengajaran umumnya

dilakukan oleh guru-guru di sekolah-sekolah didalamnya biasanya

(18)

Electronic Learning menurut Gilbert & Jones (2001), yaitu:

pengiriman materi pembelajaran melalui suatu media elektronik

seperti Internet, intranet/extranet, satellite broadcast, audio/video tape,

interactive TV, CD-ROM, dan computer-based training (CBT).

4. Moodle

Moodle yaitu sebuah nama dari salah satu aplikasi Course

Management System (CMS), sering juga disebut sebagai Learning

Management System (LMS) atau Virtual Learning Environment

(VLE). Moodle itu sendiri yaitu singkatan dari Modular Onject

Oriented Dynamic Learning Environment. Moodle merupakan salah

satu aplikasi dari konsep dan mekanisme belajar mengajar

memanfaatkan teknologi informasi berbasis web, sering dikenal

dengan konsep E-learning.

Moodle merupakan salah satu aplikasi gratis (open source) dan dapat

didownload, digunakan ataupun dimodifikasi oleh siapa saja dengan

lesensi secara GNU (General Public License). Selain itu juga Moodle

yaitu salah satu aplikasi E-Learning banyak digunakan oleh orang

diseluruh dunia khususnya universitas, sekolah atau lembaga

pendidikan dan juga para praktisi pengajar.

5. Mata Pelajaran Programmable Logic Control (PLC)

Mata Pelajaran Programmable Logic Control (PLC) yaitu suatu mata

pelajaran di SMK Konsentrasi Kontrol Mekanik bertujuan

memberikan pengetahuan maupun keterampilan terhadap siswa

mengenai pemrograman sistem kendali PLC.

6. Hasil Belajar

Perubahan tingkah laku pada diri seseorang mungkin disebabkan oleh

terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau

(19)

Menurut Sugiyono (2008: 148) bahwa “Instrumen penelitian adalah

suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.”

Berdasarkan pengertian tersebut, maka instrumen dibuat meliputi tiga

ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.

1. Instrumen Ranah Kognitif

Penggunaan instrumen dalam penelitian yaitu berupa pretest dan post

test.

a. Pretest

Pretest digunakan untuk mengukur nilai siswa sebelum

pelaksanaan pembelajaran menggunakan penerapan model pembelajaran

E-Learning. Hasil pretest akan digunakan untuk mengukur tingkat

homogenitas kemampuan siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Posttest

Posttest digunakan untuk mengukur kemajuan dan

membandingkan peningkatan hasil belajar pada kelompok penelitian

sesudah pelaksanaan pembelajaran menggunakan penerapan model

pembelajaran E-Learning pada mata Programmable Logic Control (PLC).

Soal-soal pretest sama dengan soal posttest.

2. Instrumen Ranah Afektif

Pada ranah afektif penilaiannya yaitu sikap atau perilaku siswa selama

pembelajaran berlangsung. Penilaian dilakukan dalam ranah afektif dalam

bentuk format penilaian aspek afektif. Skor untuk masing-masing sikap diatas

dapat berupa angka. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sudjana (2012: 29).

Adapaun format penilaian dalam ranah afektif terlampir dalam lampiran

3. Instrumen Ranah Psikomotor

Penilaian ranah psikomotor dilakukan selama proses pembelajaran

berlangsung dengan mengacu pada rubrik penskoran, di akhir pembelajaran

(20)

dalam lampiran

F. Proses Pengembangan Instrumen

1. Validitas Instrumen

Menurut Arikunto (2002:160):

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Terdapat uji validitas agar data dapat dikatakan valid.

a. Validitas isi yaitu apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.

b. Validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berfikir seperti yang disebutkan dalam tujuan instruksional khusus.

c. Validitas “ada sekarang”, yaitu apabila hasil tes sesuai dengan pengalaman.

d. Validitas prediksi, yaitu apabila hasil tes mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

Semua instrumen pada penelitian dibuat dengan kisi-kisi

berdasarkan tujuan istruksional serta materi dalam silabus. Sehingga

instrumen pada penelitian berdasarkan validitas isi.

2. Uji Instrumen Penelitian

a. Uji Validitas Instrumen

Perhitungan validitas instrumen dalam penelitian menggunakan

korelasi product moment dikemukakan oleh Pearson:

√{ }

(Arikunto, 2010:162)

Keterangan :

: Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel

yang dikorelasikan

(21)

nilai validitas ditunjukkan oleh tabel 3.3.

Tabel 3.3 Kriteria Validitas Soal

(Arikunto, 2010: 160)

Setelah diketahui koefisien korelasi, selanjutnya dilakukan uji

signifikansi untuk mengetahui validitas setiap item soal. Uji signifikansi

dihitung dengan menggunakan uji t dengan rumus:

t = √ √

(Sugiyono, 2012:162)

Keterangan:

thitung : Hasil perhitungan uji signifikansi

rxy : Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y, dan variabel yang dikorelasikan

n : Banyaknya siswa

Hasil perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada derajat kebebasan (dk)= n-2 dan taraf signifikansi (α) = 0,05. Apabila thitung>ttabel, maka item soal dinyatakan valid. Dan apabila thitung< ttabel

maka item soal dinyatakan tidak valid.

b. Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji ketepatan alat dalam

mengukur apa akan diukur.

Untuk mengukur reliabilitas item pertanyaan dengan skor 1 dan 0

digunakan rumus K-R 20 (Kuder-Richardson) yaitu:

[ ] [ ]

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi 0,41 – 0,60 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah

(22)

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal

Vt = Varians total

P = Proporsi subjek yang menjawab benar pada item soal

q = 1-p

Harga varians total (Vt) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

(Arikunto, 2002:160)

Keterangan:

= Jumlah skor total N = Jumlah responden

S = Standar Deviasi

S2 = Varians, selalu ditulis dalam bentuk kuadrat, karena standar deviasi kuadrat.

Dari hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai dari

tabel product moment. Jika r11> rtabel maka instrumen tersebut reliabel sehingga dapat digunakan bagi penelitian selanjutnya. Sebaliknya jika

r11< rtabel maka instrumen tersebut tidak reliabel.

Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditujukkan oleh

tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi 0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat Rendah

(23)

Menurut (Arikunto, 2010) bahwa “Daya pembeda soal adalah

kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai

(berkemampuan tinggi) dengan siswa bodoh (berkemampuan rendah).”

Angka menunjukkan besarnya daya pembeda soal perlu dilakukan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari tertinggi sampai

terendah.

b. Membagi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.

c. Menghitung soal dijawab benar dari masing-masing kelompok pada

butir soal.

d. Mencari daya pembeda (D) dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

D =

(Arikunto, 2010: 163)

Keterangan:

D : Daya pembeda

BA : Banyaknya peserta kelompok atas menjawab benar

BB : Banyaknya peserta kelompok bawah menjawab benar

JA : Banyaknya peserta tes kelompok atas JB : Banyaknya peserta tes kelompok bawah

Adapun kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Klasifikasi 0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Baik Sekali

Negatif Tidak Baik, Harus Dibuang

(24)

Menurut Arikunto (2010: 208) bahwa “Analisis tingkat

kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut mudah

atau sukar.”

Indeks kesukaran (difficulty index) yaitu bilangan menunjukkan

sukar dan mudahnya suatu soal. Untuk menghitung tingkat kesukaran

tiap butir soal digunakan persamaan:

P =

(Arikunto, 2010: 208)

P : Indeks kesukaran

B : Banyaknya siswa menjawab benar

JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran diklasifikasikan sesuai dengan tabel 3.6.

Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Klasifikasi 0,00 0,30 Soal Sukar 0,31 – 0,70 Soal Sedang 0,71 – 1,00 Soal Mudah

(Arikunto, 2010: 208)

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara digunakan untuk

mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Dalam melaksanakan penelitian

ada beberapa teknik pengumpulan data digunakan antara lain:

1. Studi pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan sebelum kegiatan penelitian

dilaksanakan. Maksud dan tujuan dari studi pendahuluan yaitu untuk

mengetahui beberapa hal antara lain: keadaan pembelajaran, metode

pembelajaran serta penerapan model pembelajaran pada Mata pelajaran

(25)

Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan

memanfaatkan literatur relevan dengan penelitian yaitu dengan cara membaca, mempelajari, menela’ah, mengutip pendapat dari berbagai sumber berupa buku, diktat, skripsi, internet dan sumber lainnya.

3. Tes

Penelitian menggunakan tes hasil belajar berupa tes objektif

berbentuk pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban untuk mengetahui

hasil prestasi belajar siswa ranah kognitif. Tes dilaksanakan pada saat

pretest dan posttest. Pretest atau tes awal diberikan dengan tujuan

mengetahui kemampuan awal subjek penelitian. Sementara posttest atau

tes akhir diberikan dengan tujuan untuk melihat perubahan hasil belajar

siswa ranah kognitif pada kelas eksperimen (model pembelajaran

E-Learnig) dan kelas kontrol (model pembelajaran konvensional) pada pada

standar kompetensi menguasai programmable logic control (PLC) pada

sistem kontrol mekanik.

Untuk data ranah afektif diambil melalui format penilaian aspek

afektif selama pembelajaran berlangsung pada kelas eksperimen (model

pembelajaran E-Learnig) dan kelas kontrol (model pembelajaran

konvensional). Sedangkan data untuk aspek psikomotor diambil selama

proses percobaan berlangsung melalui rubrik penskoran.

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah

berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi

syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik.

Menurut Sudjana (2002: 151) bahwa “Teori-teori menaksir dan menguji hipotesis berdasarkan asumsi bahwa populasi yang sedang

(26)

berdistribusi normal atau tidak. Normal atau tidaknya distribusi dapat

dilakukan dengan menggunakan persamaan Chi- Square. Data hasil tes

pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol perlu diuji kenormalan

distribusinya. Uji normalitas pada penelitian dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitung rentang skor (r)

r = skor tertinggi- skor rendah

b. Menentukan banyak kelas interval (K)

K= 1+ 3,3 log n

c. Menentukan panjang kelas interval (k)

s

e. Menghitung mean (rata-rata

X

)

i

f. Mengitung simpangan baku (SD)

g. Tentukan batas bawah kelas interval (χin) dengan rumus:

(χin) = Bb-0.5 dan Ba + 0.5 kali desimal digunakan interval kelas, dimana: Bb = batas bawah interval dan Ba= batas atas

interval kelas.

h. Menghitung harga baku (Z)

1,2

(27)

kolom ι0, harga xi dan xn selalu diambil nilai peluang 0,5000. Hitung luas tiap interval, isikan pada kolom ιi.

Li = L1– L2

Keterangan : L1 = nilai peluang baris atas L2 = nilai peluang baris bawah

j. Menghitung frekuensi expetasi (frekuensi yang diharapkan)

ei =

L

i

.

f

i

l. Hasil perhitungan χ2 hitung selanjutnya di bandingkan dengan χ2 tabel dengan ketentuan sebagai berikut :

 Tingkat kepercayaan 95 %  Derajat kebebasan (dk = k – 3)  Apabila χ2 hitung < χ2

tabel berarti data berdistribusi normal

m. Menghitung tabel uji normalitas

Tabel 3.7 Tabel Uji Normalitas

No Kelas

o. Kriteria pengujian jika χ2

hitung< χ2tabel maka disimpulkan data berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel dari

populasi dua kelas homogen. Apabila kesimpulan menunjukan kelompok

data homogen, maka data berasal dari populasi sama dan layak diuji

(28)

2

b. Menentukan derajat kebebasan

dk1 = n1 - 1; dk2 = n2 - 1

c. Menentukan nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% dari responden.

d. Penentuan keputusan.

Adapun kriteria pengujian, sebagai berikut :

Varians dianggap homogen bila Fhitung < Ftabel. Pada taraf kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan dk1= n1–1 dan dk= n2–1, maka kedua varians dianggap sama (homogen). Dan sebaliknya tidak

homogen.

3. Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan prestasi

belajar, yaitu selisih nilai ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk

sampel independen (tidak berkorelasi) dengan jenis data interval

menggunakan uji t-test. Menurut Sudjana (2005: 238), “Untuk melakukan

uji t-test syaratnya data harus homogen dan normal.”

Adapun langkah-langkah pengujian rumus uji t yaitu:

a. Mencari standar deviasi gabungan dengan rumus:

( – ) –

– (Sudjana 2002:239)

b. Uji t-test dilakukan dengan rumus sebagai berikut :

(Sudjana 2002:239)

Setelah melakukan perhitungan uji t, maka selanjutnya

dibandingkan dengan nilai tabel. Jika dilihat dari statistik hitung (thitung)

dengan statistik tabel (ttabel), penarikan kesimpulan ditentukan dengan

(29)

Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

E-Learning lebih tinggi (signifikan) dibandingkan dengan hasil belajar

siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada

mata pelajaran Programmable Logic Control (PLC).

b. Terima Ho jika thitung terletak diantara batas –t1-1/2α < thit < t1-1/2α ; tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang belajar

menggunakan model pembelajaran E-learning dengan kelas

menggunakan model pembelajaran konvensional pada mata

(30)

NERIS PERI ARDIANSYAH, 2014

Efektivitas Model Pembelajaran E-Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sesuai dengan rumusan masalah telah disampaikan pada bab sebelumnya,

dapat diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan signifikan pada hasil prestasi belajar siswa dilihat dari

rata-rata gain (peningkatan) antara menggunakan model pembelajaran

konvensional yaitu 0.18 dan model pembelajaran berbasis e-learning yaitu

0.66 dengan nilai thitung = -7.633 sedangkan ttabel yaitu 2.019. Nilai thitung

(-7.633) < ttabel (2.019). Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis e-learning lebih baik

dibandingkan dengan model pembelajaran dalam meningkatkan hasil prestasi

belajar siswa pada ranah kognitif serta mencapai indikator ketuntasan hasil

belajar siswa.

2. Tidak ada perbedaan signifikan pada keaktifan belajar siswa dilihat dari hasil

nilai thitung yaitu -1.351 dan ttabel yaitu 2.019. Nilai thitung (-1.351) < ttabel

(2.019). Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran e-learning dan model

pembelajaran konvensional tidak memiliki perbedaan terhadap keaktifan

siswa.

3. Tidak ada perbedaan signifikan terhadap penerapan kemampuan praktik siswa

dilihat dari hasil nilai thitung yaitu -1.937 dan ttabel 2.019. Nilai thitung (-1.937) <

ttabel (2.019). Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran e-learning tidak

memiliki perbedaan terhadap penerapan kemampuan siswa dibandingkan

(31)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian diatas, maka terdapat

beberapa saran terkait penelitian. Adapun saran-saran ingin penulis sampaikan

yaitu:

1. Untuk peneliti, penulis menyarankan agar dapat mengembangkan model

pembelajaran berbasis e-learning untuk digunakan pada subjek dan kajian

berbeda, sehingga dapat digunakan sebagai model pembelajaran lebih baik

dan bermanfaat.

2. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis e-learning

dinilai layak digunakandalam standar-standar kompetensi banyak melakukan

praktikum, sehingga dapat mengurangi kerusakan-kerusakan pada alat karena

faktor kesalahansiswa kurang mengerti dasar teorinya. Model pembelajaran

berbasis e-learning dapat berguna sebagai pendukung pembelajaran. SMK

telah memiliki fasilitas lengkap, disarankan untuk menggunakannya secara

optimal, supaya siswa sedini mungkin dandapat membantu untuk lebih

merangsang kreativitas siswa dalam meningkatkan kemampuan.

3. Untuk mendapatkan hasil penelitian kongkret perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut pada model pembelajaran berbasis e-learning ini dengan skala lebih

besar.

4. Dapat mengembangkan penelitian dengan teori-teori pembelajaran lebih

terbaru. Dan meneliti aspek-spek hasil pembelajaran belum diungkap pada

(32)

NERIS PERI ARDIANSYAH, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Anderson, L.W. , Krathwohl, D.R. (eds.) (2001). A taxonomy for learning, teaching,

and assessing : A revision of Bloom’s Taxonomy of educational

objectives. New York : Longman

Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

A.W. Bates. (1997). The Impact Of Technologi Change On Open And Distance Learning. Distance Education: An Administrative.

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djamarah, S.B., (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gilbert, & Jones, M. G. (2001). E-learning is e-normous. Electric Perspectives, 26(3), 66-82.

Heinich, R., Molenda, M., Russel, J.D., & Smaldino, S.E. (2002). Instructional Media And Technology For Learning, 7th Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

L.A. Bryan & E.A. Bryan. (1997). Programmable controllers: theory and implementation.-Second Edition. Georgia : Industrial Text Company

(33)

Popham, W. James. (2003). Teknik Mengajar Secara Sistematis (Terjemahan). Jakarta: Rineka cipta.

Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. ALFABETA.

Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran Brorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sinambela, N.J.M.P. (2006). Keefektifan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem-Based Instruction) Dalam Pembelajaran Matematika untuk Pokok Bahasan Sistem Linear dan Kuadrat di Kelas X SMA Negeri 2 Rantau Selatan Sumatera Utara. Tesis. Surabaya : Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Surabaya.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sohn, B. (2005). E-learning and primary and secondary education in Korea. KERIS Korea Education & Research Information Service.

Sudjana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (1999).Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2005). Pengembangan Kurikulum: Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(34)

NERIS PERI ARDIANSYAH, 2014

Suyitno, Ade. (2012). Facebook Sebagai Media Kreatif E-Learning Untuk Distance

Learning di Era Global. Makalah dipresentasikan di BPU DINAMIK7 UPI.

Syah, Muhibbin. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Gambar

Gambar 3.1 Alur Penelitian
Tabel 3.2. Desain Penelitian
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Soal
tabel product moment.  Jika r11> rtabel maka instrumen tersebut reliabel
+4

Referensi

Dokumen terkait

4 Kondisi ruangan tempat kerja saya sudah memadai 5 Rumah sakit tempat saya bekerja menyediakan. waktu istirahat yang cukup

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol …..

18 Untuk merencanakan suatu Fondasi bangunan diperlukan penyelidikan tanah yang biasanya di sebut soil test, pada intinya soil test untuk mengetahui pada kedalaman berapa

Giafik Persen Aktivitas Fraksi Etil Asetat Biji, Serabut Buah, dan Daging Buah dari Pare Putih dan Hijau dibandingkan dengan Kontrol Positif Vitamin c, BHT,

Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi; Taufik Hidayat, SE, 090820201023; 2012: 112 halaman; Program Studi Magister Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas

1) Buku Sekolah Elektronik (BSE) SMP/MTs kelas VII kurikulum 2013 terbitan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) pada tahun 2014

An Investigation Into The Relationship Between Emotional Intelligence And Students’ English Speaking Ability.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pramesthiningtyas (2011) dengan judul penelitian Pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial, melalui komitmen organisasi dan motivasi sebagai variabel