i
KEPUTUSAN SUMBER PENDANAAN
BERDASARKAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN
KARAKTERISTIK USAHA UKM KONVEKSI DI
TINGKIR SALATIGA
Oleh : EKA PUTRIANI NIM : 212006074
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi
Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMI
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
ii
Yang bertanda tangan dibawah ini :
N a m a : Eka Putriani Karakteristik Individu dan Karakteristik Usaha UKM Konveksi di Tingkir Salatiga
Pembimbing : Linda Ariany Mahastanti, SE, MSc Tanggal di uji : 23 Agustus 2013
adalah benar-benar hasil karya saya.
Didalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagaian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.
Salatiga, 7 Mei 2013 Yang memberi pernyataan,
iv MOTTO
v ABSTRACT
Financing Source Decision Based on Individual Characteristic and Business
Characteristic SME's Tingkir Convection Salatiga
Established businesses (SME's) will not be separated from the issue of financing. Financing sources consist of internal financing and external financing sources. An entrepreneur in making financing decisions that will be used can be based on the individual characteristics and the characteristics of the business. Such as sex, marital status, age entrepreneurs, level of education, business experience, business size, and business age. Authors define SME's Tingkir Convection in Salatiga as the unit of observation, analysis results can be concluded that most employers use a combination of financing sources both internal and external that is equal to 74%, while the remaining 26% use external sources of funds. External sources of funds come from banks, rural banks, and cooperative banks with the largest percentage is 66%. The results also show that there is no link between the source of funds to the individual characteristics of entrepreneurs and businesses in financing decision, which means that it makes no difference to the characteristics of the entrepreneur in choosing the type of source of funds, lending institution, or the funds will be used.
vi SARIPATI
Keputusan Sumber Pendanaan Berdasarkan Karakteristik Individu dan
Karakteristik Usaha UKM Konveksi di Tingkir Salatiga
Mendirikan usaha (UKM) tidak akan terlepas dari masalah pendanaan. Sumber pendanaan tersebut terdiri dari sumber dana internal dan sumber dana eksternal. Seorang pengusaha dalam membuat keputusan sumber dana yang akan digunakan dapat didasari oleh karakteristik individu dan karakteristik usaha tersebut. Karakteristik itu sendiri antara lain jenis kelamin, status perkawinan, umur pengusaha, tingkat pendidikan, pengalaman berusaha, ukuran usaha, dan lamanya usaha tersebut didirikan. Penulis menetapkan pengusaha UKM Konveksi di Tingkir Salatiga sebagai satuan pengamatan, hasil analisis dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pengusaha menggunakan sumber dana gabungan antara internal dan eksternal yaitu sebesar 74%, sedangkan sisanya yaitu 26% menggunakan sumber dana eksternal. Sumber dana eksternal tersebut berasal dari bank, BPR, dan Koperasi dengan presentase terbesar adalah bank yaitu 66%. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak terdapat keterkaitan antara sumber dana dengan karakteristik individu maupun usaha dalam pengusaha mengambil keputusan sumber pendanaan tersebut, yang berarti tidak ada bedanya pengusaha dengan karakteristik tersebut dalam memilih jenis sumber dana, tempat peminjaman, ataupun besar dana yang akan digunakan.
vii
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis ingin memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan YME atas segala limpahan karunia, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penelitian mengenai berbagai macam jenis sumber pendanaan yang digunakan oleh pengusaha UKM serta bagaimana karakteristik individu dan karakteristik usaha terhadap keputusan sumber pendanaan tersebut, sehingga penulis tertarik untuk meneliti tentang permasalahan dengan judul penelitian
“Keputusan Sumber Pendanaan Berdasarkan Karakteristik Individu dan
Karakteristik Usaha di UKM Konveksi Tingkir Salatiga”.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai gelar sarjana Ekonomi Program Studi Manajeman Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan walaupun penulis telah berusaha semaksimal mungkin. Oleh karena itu, penulis sangat menghargai apabila ada saran maupun kritik yang membangun untuk menjadi lebih baik.
Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat dan memperkaya pengetahuan bagi pihak-pihak yang membutuhkan serta dapat dijadikan acuan bagi penelitian mendatang.
Salatiga, 7 Mei 2013
viii
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis juga menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan dan kerja sama yang baik dari berbagai pihak tidak aka bisa menyelesaikan skripsi ini. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
Terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan
kelancaran bagi penulis dalam menyusun skripsi ini.
Bapak Hari Sunarto, SE, MBA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Kristen Satya Wacana.
Ibu Linda Ariany Mahastanti, SE, MSc selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan pengarahan bagi penulis selama proses menyelesaikan skripsi ini.
Ibu Roos Kities Andadari, SE, MBA, Ph.D selaku dosen wali studi yang
telah membimbing penulis dalam studi di Fakultas Ekonomi UKSW.
Seluruh staff pengajar yang telah mendidik, memberikan ilmu serta
bimbingan, selama penulis menjalani studi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Manajemen UKSW.
Pengusaha UKM Konveksi di Tingkir yang telah meluangkan waktu dan
kesediaannya untuk wawancara serta mengisi kuisioner sehingga data terkumpul.
Bapak dan Ibu tercinta yang selama ini merawat, mengasuh, membimbing,
mendorong dan mendoakan penulis dari dalam kandungan sampai sekarang. Adikku Malik dan seluruh keluarga besar tercinta yang selama ini
ix
Kesayanganku Hardian Asfar terima kasih sudah mau menjadi teman,
sahabat, kekasih yang baik yang selalu memberikan dukungan, perhatian, semangat, motivasi, bantuan material maupun spiritual serta kasih sayang yang tidak ternilai harganya kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Buat Keluarga Habe (Ngkong, Mamek, Gandhang, Rian, Gemblong, Bembi,
Jige, Arya, Mbahe), Keluarga Ubur-ubur (Rosita, Tukul, Mas Mayo, Treffi, Abas, Gondo, Kak Sur, Yudha, Mike, Pepe, Otong, Parto), para sahabat (Caca, Jatul, Penny, Lea, Natalia, Bang Ipul, Indrajit, Gaby, Ali, Nessa, Vivi, Ina, Rangga, Adnan, Huda), Tante dan oom sayang (Lia, Jacquelin, Koh Ferry, Oom Rendy Botak, Bulan, Bendot, Diah) yang selalu memberikan dorongan motivasi dan semangat, bantuan serta hiburan ketika penulis dalam kejenuhan dan kesulitan.
Untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyususan skripsi
yang tidak dapat disebutkan semuanya. Hanya Allah SWT yang maha melihat dan membalas amal perbuatan umat-Nya dengan imbalan yang maha adil, dan mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
“BRAVO FE VIVA UKSW”
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ... ii
Halaman Persetujuan/Pengesahan ... iii
Halaman Motto/Persembahan ... iv
Abstract ... v
Saripati ... vi
Kata Pengantar ... vii
Ucapan Terima Kasih ... viii
Daftar Isi ... x
Daftar Tabel ... xii
Daftar Lampiran ... xiii
Pendahuluan ... 1
Persoalan Penelitian ... 4
Kerangka Teoritis ... 5
Usaha Kecil dan Menengah ... 5
Keputusan Pendanaan ... 6
Sumber Pendanaan ... 6
Karakteristik Individu dan Usaha... 7
Metode Penelitian ... 12
Populasi dan Sampel ... 12
Pengukuran Konsep ... 12
Metode Pengumpulan Data ... 15
xi
Analisis Data ... 15
Karakteristik Responden ... 17
Asal Sumber Dana Pengusaha UKM ... 17
Karakteristik dengan Sumber Dana Internal Eksternal ... 17
Proporsi Sumber Dana Eksternal Pengusaha UKM ... 21
Alasan Pengusaha UKM Memilih Sumber Dana Eksternal ... 23
Karakteristik dengan Sumber Dana EksternaL ... 25
Karakteristik dengan Presentase Modal Pinjaman ... 27
Karakteristik dengan Presentase Modal Sendiri ... 32
Kesimpulan ... 33
Keterbatasan Penulisan dan Saran ... 34
Daftar Pustaka ... 35
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pengukuran Konsep ... 13
Tabel 2 Karakteristik Responden ... 17
Tabel 3 Proporsi Sumber Dana Pengusaha UKM ... 18
Tabel 4 Karakteristik dengan Sumber Dana Internal Eksternal ... 20
Tabel 5 Proporsi Rata-rata Sumber Dana Eksternal Pengusaha UKM ... 23
Tabel 6 Alasan Pengusaha Memilih Sumber Dana Eksternal ... 26
Tabel 7 Karakteristik dengan Presentase Modal Pinjam ... 27
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup Lampiran 2 Kuesioner Penelitian
Lampiran 3 Hasil Kuesioner
1
PENDAHULUAN
Data survei tenaga kerja nasional tahun 2009 yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) menunjukkan, dari 21,2 juta masyarakat Indonesia yang masuk dalam angkatan kerja sebanyak 4,1 juta orang atau sekitar 22,2 persen adalah pengangguran, hal ini menimbulkan kekhawatiran akan tingginya jumlah pengangguran di Indonesia (http://edukasi.kompas.com). Angka pengangguran yang cukup tinggi tersebut disebabkan oleh banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dalam berbagai sektor usaha. Pengangguran tersebut meningkat seiring terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1998. Keadaan ini dijadikan dorongan oleh masyarakat yang di- PHK untuk bangkit dari kesulitan keuangan tersebut.
2
Sektor UKM menyerap 79,04 juta tenaga kerja atau 99,04% dari total angkatan kerja yang bekerja. Ketiga, kontribusi UKM dalam pembentukan PDB cukup signifikan yakni sebesar 56,72% dari total PDB (BPS, 2009). Carolina (2007) dalam Kristina (2010) juga mengungkapkan hal yang serupa bahwa UKM memiliki keunggulan tertentu sebagai kontributor dalam pertumbuhan ekonomi. Dalam perdagangan antar negara Asean di masa datang kontribusi yang dihasilkan UKM tidak bisa dipandang remeh karena UKM diharapkan dapat menggantikan peran usaha besar (Setiawati, 2010 dalam Priminia, 2009). Oleh karena itu sangat wajar jika pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama harus memberikan perhatian yang besar untuk mewujudkan UKM yang tangguh dan mandiri serta dapat berkembang kearah strata yang lebih tinggi.
Hal itu pula yang mendasari warga di daerah Tingkir untuk melakukan kegiatan usaha tersebut. Walaupun UKM yang berada di daerah Tingkir telah berdiri sejak sebelum adanya krisis moneter tahun 1998, tetapi mereka tetap bertahan serta mengembangkan usaha sampai saat ini. Kegiatan usaha tersebut dalam berbagai bidang seperti usaha makanan, kerajinan, dan konveksi. Akan tetapi yang paling menonjol dan sedang berkembang saat ini adalah usaha dalam bidang konveksi, maka penelitian ini hanya akan menyoroti bidang tersebut. Usaha kecil konveksi di Tingkir meliputi produksi celana pendek (celana kolor),
3
Namun dalam mendirikan UKM banyak hambatan yang dihadapi. Salah satu hambatan yang sering muncul pada usaha kecil dan menengah adalah pendanaan yang merupakan kendala utama dalam pengusaha UKM (Jamrianti, 2007). Selain itu sebagian besar UKM belum dapat berkembang secara optimal karena beberapa masalah yang menjadi kendala utama, salah satunya adalah dalam aspek permodalan (Taufiq, 2006). Menurut hasil penelitian, sumber pendanaan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sumber dana internal dan sumber dana eksternal, sumber dana internal berasal dari pemilik usaha sendiri dan sumber dana eksternal berasal dari luar pemilik usaha baik formal maupun informal (Nugroho, 2010). Menurut Hartono (2009), selain hambatan keuangan UKM memiliki kelemahan dalam hal pengambilan keputusan yang akan mempengaruhi kelangsungan usahanya.
4
Kusumawardhana (2008) mengatakan bahwa karakteristik pribadi yang mempengaruhi keputusan pengusaha untuk mengambil sumber dana antara lain tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, pengalaman berusaha, umur, jenis kelamin, dan penghasilan. Chien dan Devaney (2001) dalam Nugroho (2010), menyebutkan bahwa karakteristik demografi dan faktor ekonomi berpengaruh terhadap keputusan penggunaan hutang, faktor demografis adalah usia, status profesional, status perkawinan, jumlah tanggungan dan pendidikan, sedangkan faktor ekonomi adalah kepemilikan rumah, pendapat tahunan, harta lancar.
Karakteristik usaha yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan pendanaan adalah usia dan ukuran usaha (Robert dan Mark, 1998). Semakin besar skala atau ukuran suatu usaha, maka dana yang dibutuhkan akan semakin besar untuk kegiatan operasional maupun pengembangan usaha, sehingga menjadi dasar pengambilan keputusan sumber dana.
5
di Pasar Raya I dan II Salatiga yang mengambil beberapa karakteristik individu sebagai variabelnya, maka dalam penelitian ini ditambahkan karakteristik usaha sebagai variabel yang juga menjadi aras ukur dalam pengambilan keputusan sumber pendanaan. Pada dasarnya penelitian ini sama akan tetapi berbeda dalam hal waktu dan obyek penelitian data. Melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui tentang masalah sumber pendanaan pada usaha kecil dan menengah dalam bidang konveksi yang berada di daerah Tingkir Salatiga serta bagaimana karakteristik individu dan karakteristik usaha itu sendiri dalam pengambilan keputusan pendanaan.
Persoalan Penelitian
1. Apa sajakah sumber pendanaan yang digunakan pengusaha konveksi usaha kecil dan menengah di Tingkir Salatiga?
2. Apakah alasan pengusaha kecil memilih sumber pendanaan tersebut?
3. Bagaimana karakteristik individu pengusaha UKM dalam pengambilan keputusan jenis sumber pendanaan?
4. Bagaimana karakteristik usaha pengusaha UKM dalam pengambilan keputusan jenis sumber pendanaan?
KERANGKA TEORITIS
Berkaitan dengan kerangka teoritis, maka pada bagian ini akan mengemukakan aspek-aspek teoritis yang berkaitan dengan konsep-konsep yang digunakan atas rumusan persoalan penelitian yang ada.
Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
6
langsung dan tidak langsung yang signifikan dalam produksi nasional, penyerapan tenaga kerja dan penciptaan lapangan kerja (Arifin, 2005 dalam Kuwayama, 2001). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), UKM adalah suatu usaha yang omsetnya kurang dari 1 miliar per tahun. BPS beserta Kementrian Koperasi dan UKM menggolongkan suatu usaha berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha rumah tangga adalah usaha yang memiliki pekerja 1-4 orang; usaha kecil memiliki pekerja 5-19 orang; usaha menengah memiliki 20-99 orang; dan usaha besar memiliki pekerja sekurang-kurangnya 100 orang. UKM merupakan jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang
berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”
Keputusan Pendanaan
7 Sumber Pendanaan
Sumber-sumber dana atau sumber-sumber pembiayaan menunjukkan dari mana modal yang berupa uang dapat digunakan untuk membiayai kegiatan suatu jenis usaha (Riyanto, 1993 dalam Kusumawardhana, 2008). Darmadja (2007) juga menyebutkan bahwa sumber pendanaan menurut asalnya dibedakan menjadi dua yaitu pendanaan secara internal dan eksternal. Ketika memulai kegiatan awal dalam berinvestasi, pendanaan internal sering disebut sebagai modal sendiri, modal sendiri memiliki arti bahwa dana tersebut dipersiapkan oleh pebisnis yang bersangkutan (Nugroho, 2010). Modal tersebut berasal dari tabungan, menjual barang yang dimiliki dan tidak pernah digunakan lagi, serta menagih dana yang dipinjamkan kepada orang lain (Manurung, 2008 dalam Nugroho 2010). Sumber dana eksternal dibagi menjadi dua yaitu kredit formal dan informal. Kredit formal meliputi bank umum, perum pegadaian, BPR, dan koperasi. Sedangkan kredit informal seperti hutang dagang, arisan, mindring, rentenir, dan keluarga atau teman (Kusumawardhana, 2008).
Karakteristik Individu dan Usaha
Karakteristik adalah ciri-ciri khusus (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991). Karakteristik adalah suatu ciri khas yang dimiliki oleh seseorang/lembaga organisasi yang sudah melekat padanya (Departemen Sosial RI,
8
pengalaman usaha dan jenis kelamin. Sedangkan karakteristik usaha yang mendasari pelaku usaha dalam mengambil keputusan adalah usia dan ukuran usaha (Robert dan Mark, 1998) serta modal, tenaga kerja dan kepemilikan usaha (Indraningsih, 2001). Karakteristik individu yang menjadi dasar pelaku usaha dalam mengambil keputusan adalah tingkat pendidikan, usia, status pengusaha, dan sumber modal (Pengkajian koperasi dan UKM, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Kusumawardhana (2008) menunjukkan bahwa beberapa karakteristik individu seperti pendidikan, pengalaman berusaha dan umur mempengaruhi seorang pengusaha dalam mengambil keputusan pendanaan.
Dalam penelitian ini karakteristik individu yaitu jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, umur, dan pengalaman berusaha serta karakteristik usaha yang meliputi usia dan ukuran usaha digunakan sebagai faktor yang menjadi dasar seorang pengusaha dalam pengambilan keputusan pendanaan. 1. Jenis Kelamin
Bhandari dan Deaves (2006), Mittal dan Vyas (2009), Barber dan Odean (2001) dalam Matrutty (2011) menyebutkan bahwa gender atau jenis kelamin akan mempengaruhi keputusuan yang diambil individu dalam menghadapi sebuah pilihan keputusan. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Arano, Parker dan Terry (2010) dalam Matrutty (2011) menunjukkan bahwa laki-laki merupakan jenis kelamin yang paling overconfidence dalam pengambilan keputusan keuangan, sehingga cenderung berani dan percaya diri ketika mengambil keputusan dibandingkan dengan perempuan.
2. Tingkat Pendidikan
9
mempunyai nilai lebih dalam segala aspek kehidupan (Kusumawardhana, 2008). Orang yang berpendidikan tinggi akan lebih berpikir praktis dibandingkan dengan orang yang berpendidikan rendah atau kurang. Dengan demikian tingkat pendidikan akan mempengaruhi dalam memahami, berpikir, berperilaku, dan bertindak terhadap suatu hal tergantung luas atau pengetahuan tentang hal tersebut (Rusli, dalam Kusumawardhana 2008). Oleh karena itu pengusaha yang berpendidikan tinggi, sedang, maupun rendah akan mempertimbangkan keputusan yang akan diambil dalam mengambil sumber dana dan memanfaatkan sumber dana tersebut.
3. Status Perkawinan
Keputusan yang diambil oleh pengusaha dipengaruhi pula oleh statusnya, cenderung mengacu kepada kepada kebutuhan dari pengusaha, dengan status kawin maka secara otomatis seorang pengusaha akan memiliki keluarga sendiri dan jumlah tanggungan semakin meningkat, memotivasi memiliki pendapatan lebih untuk kebutuhan keluarganya, pengusaha yang memiliki tanggungan yaitu istri dan anak akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan, semakin banyak tanggung jawabnya semakin besar pula beban yang ditanggungnya karena resiko yang mungkin terjadi tidak hanya berakibat bagi diri sendiri dan usahanya namun juga keluarganya (Nugroho, 2010).
4. Umur Pengusaha
Umur pengusaha merupakan faktor dalam diri seseorang yang mendasar dalam membuat keputusan. Umur merupakan tingkatan atau jenjang putaran waktu yang didalamnya terdapat rangkaian kejadian berulang-ulang secara tetap dan teratur atau jenjang hidup yang diukur dengan satuan waktu (Afrilius, dalam Kusumawardhana, 2008).
10
lebih bijaksana, tidak gegabah dan tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. Hal ini disebabkan oleh umur yang lebih tua memiliki pengalaman lebih serta tingkat emosional yang lebih stabil sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengusaha dalam mengambil keputusan dengan melihat tingkat risiko yang mungkin terjadi, sehingga tidak menjadi keputusan yang salah (Kusumawardhana, 2008).
5. Pengalaman Berusaha
Pengalaman berusaha merupakan lamanya dalam melaksanakan, mengatasi suatu pekerjaan dari beragam pekerjaan bahkan berulang-ulang dalam perjalanan hidup (Almalifah, 2005). Pengalaman berusaha dapat menjadikan seorang pengusaha menjadi berkembang dan maju karena dapat belajar dari sesuatu yang telah terjadi. Kebanyakan dari mereka telah mengalami keberhasilan maupun kegagalan suatu usaha, sehingga menjadikan pengusaha lebih tajam dan peka dalam melihat kondisi perusahaan maupun lingkungannya serta berhati-hati dalam mengambil keputusan. Pengalaman seorang pengusaha sangat berpengaruh dalam mengambil keputusan. Semakin lama pengusaha berdagang, maka mereka dalam mengambil keputusan terhadap sumber dana yang diperoleh akan lebih hati-hati. Dan pengusaha yang mempunyai pegalaman baru dalam usahanya cenderung berani agresif dalam mengambil sumber dana dan menggunakannya yang digunakan dalam memulai usahanya (Kusumawardhana, 2008).
6. Umur Usaha
11
proses seleksi cenderung memilih perusahaan yang menunjukkan tingkat keandalan, kemampuan dan akuntabilitas yang tinggi dalam kinerja, rutinitas, dan struktur mereka. Karena keandalan dan akuntabilitas cenderung dimiliki oleh organisasi dengan usia yang lebih tua, tingkat kegagalan cenderung menurun karena perusahaan tumbuh dewasa. Organisasi-organisasi yang lebih tua memiliki keuntungan di atas yang lebih muda karena lebih mudah untuk melanjutkan rutinitas yang ada daripada membuat baru (Stinchcombe, 1965; Nelson dan Winter, 1982).
Oleh karena itu, perusahaan yang lebih tua lebih dipercaya dalam melakukan peminjaman hutang karena dianggap lebih berpengalaman, serta memiliki tingkat keandalan dan akuntabilitas yang tinggi dibanding dengan perusahan yang lebih muda.
7. Ukuran Usaha
12
Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin besar tingkat pendanaannya karena kegiatan usaha membutuhkan pembiayaan yang lebih tinggi, berbeda pada perusahaan yang memiliki skala atau ukuran yang lebih kecil, biaya yang dikeluarkan untuk menjalankannya akan lebih kecil sehingga pengambilan keputusan sumber pendanaan akan didasarkan pada seberapa besar ukuran usaha tersebut. Pada penelitian ini, ukuran usaha diukur dari besarnya jumlah tenaga kerja yang dimiliki yaitu usaha rumah tangga adalah usaha yang memiliki pekerja 1-4 orang; usaha kecil memiliki pekerja 5-19 orang; usaha menengah memiliki 20-99 orang; dan usaha besar memiliki pekerja sekurang-kurangnya 100 orang (BPS beserta Kementrian Koperasi dan UKM).
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (Malhotra, 1999 : 328). Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh usaha kecil dan menengah di wilayah Kecamatan Tingkir kota Salatiga. Menurut data yang diperoleh dari situs resmi kota Salatiga, populasi UKM di Kecamatan Tingkir kota Salatiga adalah ±585 Km dan tersebar di 6 Kelurahan yaitu Kutowinangun, Gendongan, Sidorejo Kidul, Kalibening, Tingkir Lor dan Tingkir Tengah (www. Pemkot-Salatiga. go.id).
13
dalam sampel dilakukan dengan sengaja sesuai dengan tujuan penelitian, dengan catatan bahwa sampel tersebut representatif atau mewakili populasi (Supranto, 1997 : 68). Dalam penelitian ini, kriteria pemilihan sampel adalah usaha konveksi kecil menengah yang berada di daerah Tingkir Salatiga.
Pengukuran konsep
Data yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian merupakan hasil pengukuran terhadap suatu variabel. Pengaruh karakteristik pengusaha seperti jenis kelamin, status perkawinan, dan tingkat pendidikan diukur dengan menggunakan skala nominal. Sedangkan variabel pengalaman berusaha atau lama usaha terakhir yang dijalani, umur pengusaha, ukuran usaha, dan umur usaha dalam mengambil keputusan sumber pada pengusaha UKM konveksi di Tingkir Salatiga menggunakan skala pengukuran rasio. Skala nominal merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategori, atau kelompok dari subyek. Skala pengukuran rasio adalah skala interval dan memiliki dasar (based value) yang tidak dapat dirubah (Ghozali, 2005).
Tabel 1
Pengukuran Konsep Karakteristik Individu dan Karakteristik Usaha
14
9 : Rentenir 10 : Keluarga 11 : Teman Karakteristik Individu Jenis Kelamin
Tingkat Pendidikan
tatus Status Perkawinan
Umur Pengusaha
Pengalaman Berusaha
0 : laki-laki 1 : Perempuan
1 : Tidak Sekolah 2 : SD
3 : SMP 4 : SMA 5 : Sarjana
0 : Kawin 1 : Tidak Kawin
1 : 30 - 40 tahun 2 : 41 - 50 tahun 3 : 51 - 60 tahun 4 : 61 - 70 tahun
1 : 8 - 16 tahun 2 : 17 - 24 tahun 3 : 25 - 32 tahun 4 : 33 - 40 tahun
15
Data yang akan digunakan adalah data primer yang merupakan data yang diperoleh secara langsung dari responden melalui pengamatan langsung terhadap sumber yang diteliti. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada pelaku usaha kecil menengah di daerah Tingkir Salatiga. Teknik yang akan digunakan peneliti untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket (kuesioner) dan wawancara.
Teknik Analisis
16
Crosstabb, dimana teknik analisis ini bertujuan memberi gambaran tentang variabel yang akan diteliti serta melihat hubungan antar variabel (Supramono dkk, 2010).
ANALISIS DATA
Analisis data penelitian merupakan bagian dari proses pengujian data setelah tahap pemilihan dan pengumpulan data penelitian. Berikut ini adalah bahasan analisis terhadap Keputusan Sumber Pendanaan Berdasarkan Karakteristik Individu dan Karakteristik Usaha UKM Konveksi di Tingkir Salatiga.
Karakteritik Responden
17
Tabel 2
Karakteristik Responden
Sumber : Data Hasil Survey, 2012
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar pengusaha UKM di Tingkir adalah berjenis kelamin wanita yaitu sebanyak 23 responden atau 34,3% hal ini dikarenakan jenis usaha yang dijalankan adalah konveksi, sehingga lebih banyak pengusaha wanita daripada pria. Keseluruhan pengusaha telah berstatus menikah atau kawin, hal ini dimungkinkan karena rata-rata usia
KARAKTERISTIK JUMLAH PRESENTASE
Karakteristik Individu Jenis Kelamin Pria 12 34,3%
Wanita 23 65,7%
Karakteristik Usaha Tenaga Kerja 1-4 orang 6 17,1%
18
pengusaha merupakan usia yang matang untuk berumah tangga. Untuk usia pengusaha sebagian besar pengusaha memiliki usia antara 41-50 tahun yaitu sebanyak 15 responden atau 42,9%. Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh pengusaha sebagian besar adalah SD yaitu sebesar 11 responden atau 31,4% dan terbesar kedua adalah dengan tingkat pendidikan SMP yaitu sebesar 10 responden atau 28,6%. Pengusaha yang paling banyak memiliki pengalaman usaha adalah antara 8-16 tahun yaitu sebanyak 20 responden atau 57,1%. Untuk tenaga kerja yang dimiliki oleh pengusaha sebagian besar adalah berjumlah 5-19 orang atau termasuk dalam kategori usaha kecil yaitu sebanyak 22 responden atau 62,9%. Kemudian umur usaha yang dijalankan oleh pengusaha UKM sebagian besar adalah antara 6-12 tahun yaitu sebanyak 19 responden atau 54,3%.
Asal Sumber Dana Pengusaha UKM Konveksi di Tingkir Salatiga
Berikut ini adalah tabel yang menyajikan rata-rata proporsi sumber pendanaan yang digunakan oleh 35 responden pengusaha UKM Konveksi di Tingkir Salatiga. Sumber dana dibedakan menjadi dua yaitu sumber dana internal atau modal sendiri dan sumber dana eksternal, akan tetapi ada yang menggunakan keduanya sebagai sumber dananya.
Tabel 3
Proporsi Rata-rata Sumber Dana Pengusaha UKM
19
eksternal yaitu sebesar 74% atau sebanyak 26 pengusaha. Dapat dilihat bahwa tidak terdapat pengusaha yang 100% sumber pendanaannya dari internal,
sedangkan pengusaha yang menggunakan dana eksternal secara penuh terdapat 9 pengusaha atau sebesar 26%. Dalam hal ini berarti bahwa pengusaha memiliki
keberanian untuk menggunakan sumber dana eksternal atau melakukan pinjaman sebagai bagian dari pengembangan usahanya. Sumber dana eksternal tersebut dapat berasal dari bank, perum pegadaian, Bank Perkreditan Rakyat (BPR),
20 Tabel 4
Crosstabulation Karakteristik dengan Sumber Dana Internal Eksternal
Sumber: Data Primer yang diolah, 2012
Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pengusaha menggunakan dana gabungan internal dan eksternal yaitu sebanyak 26 pengusaha.
Pengusaha UKM tidak ada yang secara 100% menggunakan pendanaannya dari modal sendiri. Hal ini dikarenakan dalam pengembangan usahanya, pengusaha membutuhkan dana eksternal selain dari modalnya sendiri. Pengusaha sudah tidak
21
tabu, atau memiliki keberanian berisiko untuk menggunakan dana eksternal. Sekarang ini pilihan sumber dana eksternal sangat banyak serta menawarkan
berbagai macam kemudahan bagi para pengusaha.
Berikut adalah sumber dana eksternal yang paling banyak digunakan oleh
pengusaha konveksi di Tingkir.
Tabel 5
Proporsi Rata-rata Sumber Dana Eksternal Pengusaha UKM
Data Primer yang diolah, 2012
Tabel diatas menunjukkan sebagian besar pengusaha UKM Konveksi di Tingkir Salatiga menggunakan sumber dana eksternal yang berasal dari bank
dengan proporsi rata-rata 66%. Kemudian sebesar 17% pengusaha menggunakan sumber dana eksternal yang berasal dari BPR dan sebesar 17% pengusaha yang
menggunakan sumber dana eksternal yang berasal dari Koperasi. Tabel diatas juga menunjukkan bahwa terdapat dua jenis bank sebagai tempat dimana pengusaha melakukan pinjaman modal dari banyak jenis bank lainnya, yaitu dengan
prosentasi sebesar 57% untuk bank Mandiri dan 9% bank BRI. Sebagian besar pengusaha memilih melakukan pinjaman di bank Mandiri karena pihak bank
Mandiri melakukan pendekatan kepada para pengusaha lebih aktif serta memperkenalkan program PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
Bank
BPR
Koperasi
Total
Mandiri
BRI
22
lebih dahulu dibandingkan dengan bank lainnya. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Bank Mandiri adalah sebagai bagian dari kegiatan CSR Mandiri yang
menitikberatkan pada bidang pendidikan dan kewirausahaan, disamping misi sosial dan lingkungan hidup, dengan memberikan dana tambahan untuk
pengembangan usaha dengan angsuran ringan dan system yang mudah (Syamsu Rizal dan Eva Zulfa, 2012).
Selain alasan tersebut, program PKBL yang diperkenalkan juga memiliki
banyak keuntungan bagi para pengusaha diantaranya adalah pinjaman dengan bunga rendah, prosedur yang mudah, dan juga jaminan yang tidak sulit
(http://www.bankmandiri.co.id/article/265805761519.asp). Bunga yang diberikan oleh bank Mandiri adalah sebesar 6% per tahun, yang nantinya bunga tersebut
akan kembali kepada para pengusaha lewat kegiatan yang diadakan oleh bank Mandiri yaitu seperti pelatihan kepada para pengusaha dan pameran produk dari usaha tersebut. Pembinaan dalam bentuk pelatihan, pendampingan dan promosi yang bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan Mitra Binaan menjadi usaha yang tangguh dan mandiri ( http://csr.bankmandiri.co.id/menu-visi-misi-csr-6.html). Sehingga dengan semua kemudahan fasilitas tersebut maka para pengusaha UKM Konveksi di Tingkir memilih menggunakan sumber dana eksternal yang berasal dari bank, khususnya bank Mandiri. Hal ini mematahkan
pendapat dari Taufiq (2006) yang mengatakan bahwa terhadap aspek permodalan UKM masih sulit untuk mengakses kredit ke lembaga perbankan dengan adanya
23
akhirnya akan membebani UKM. Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Priminia (2009) dalam Setiawati (2010) bahwa UKM sulit mendapatkan kredit
dari bank.
Tabel 6
Alasan Pengusaha Memilih Sumber Dana Eksternal
Sumber: Data Primer yang diolah, 2012
Keterangan tabel: Prosedur yang mudah (1), tingkat suku bunga yang
rendah (2), kecepatan uang “cair” (3), dan mempunyai kenalan atau relasi (4).
24
rendah (2) untuk pengusaha yang memilih sumber dana eksternal bank. Dapat dilihat bahwa dari semua karakteristik, keseluruhannya memiliki kecenderungan memilih sumber dana ekstenal dengan alasan tersebut. Misalnya untuk karakteristik jenis kelamin, sebagian besar pria dan wanita memilih sumber dana eksternal bank karena prosedur yang mudah sebanyak 14 responden dan yang memilih dengan tingkat suku bunga yang rendah sebanyak 12 responden. Kemudian pengusaha dengan karakteristik jenis kelamin tersebut memilih BPR dan koperasi sebagian besar juga karena prosedur yang mudah. Begitu pula yang terjadi dengan karakteristik-karakteristik yang lain.
25 Tabel 7
Crosstabulation Karakteristik dengan Sumber Dana Eksternal
Sumber: Data Primer yang diolah, 2012
Tabel 7 diatas menunjukkan hasil olahan crostabb antara karakteristik individu dan usaha dengan sumber dana eksternal yang dipilih oleh pengusaha.
Dari hasil diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pengusaha UKM Konveksi di Tingkir menggunakan sumber dana eksternal yang berasal dari bank, seperti yang telah digambarkan oleh diagram sebelumnya. Keseluruhan karakteristik
BANK BPR KOPERASI Total
Jenis Kelamin Pria 11 1 0 12
Wanita 18 2 3 23
Total 29 3 3 35
Status Kawin 29 3 3 35
Tidak Kawin 0 0 0 0
Total 29 3 3 35
Umur Pengusaha 30-40 tahun 9 2 1 12
41-50 tahun 12 1 2 15
51-60 tahun 6 0 0 6
61-70 tahun 2 0 0 2
Total 29 3 3 35
Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah 4 0 0 4
SD 8 1 2 11
SMP 10 0 0 10
SMA 2 1 0 3
Perguruan Tinggi 5 1 1 7
Total 29 3 3 35
Pengalaman Usaha 8-16 tahun 14 3 3 20
26
yang ada memiliki kecenderungan untuk memilih bank sebagai sumber dana eksternalnya karena pada proses pengembangan UKM tersebut, pihak bank yang
lebih dahulu menawarkan pinjaman lunak kepada para pengusaha. Dalam konteks ini, khususnya Bank Mandiri sebagai tempat pinjam terbanyak yang dipilih, telah
melakukan pendekatan kepada para pengusaha melalui program kemitraannya yang memberikan banyak manfaat bagi para pengusaha diantaranya adalah pinjaman dengan bunga rendah, prosedur yang mudah, dan juga jaminan yang tidak sulit (http://www.bankmandiri.co.id/article/265805761519.asp). Dari berbagai macam kemudahan tersebut para pengusaha tertarik dan merasa nyaman
untuk menggunakan sumber dana eksternal tersebut. Program ini merupakan pinjaman berkelompok dengan masing-masing 5 pengusaha, sehingga menjadi
27 Tabel 8
Crosstabulation Karakteristik dengan Presentasse Modal Pinjaman
Sumber: Data Primer yang diolah, 2012
Tabel 8 diatas menunjukkan hasil olahan crostabb antara karakteristik individu dan usaha dengan presentase modal yang dipinjam oleh pengusaha. Dapat diketahui secara jelas bahwa keseluruhan karakteristik memiliki kecenderungan untuk menggunakan dana eksternal dengan presentase pinjaman yang tinggi yaitu lebih dari 50%. Secara garis besar hal ini dimungkinkan karena
KARAKTERISTIK PRESENTASE MODAL PINJAMAN
< 50% > 50% JUMLAH Karakteristik Individu Jenis Kelamin Pria 4 11.43% 8 22.86% 12 34%
Wanita 9 25.71% 14 40.00% 23 66%
Total 13 37.14% 22 62.86% 35 100%
Status Kawin 13 37.14% 22 62.86% 35 100%
Tidak Kawin 0 0.00% 0 0.00% 0 0%
Total 13 37.14% 22 62.86% 35 100%
Umur Pengusaha 30-40 tahun 5 14.29% 7 20.00% 12 34% 41-50 tahun 6 17.14% 9 25.71% 15 43% 51-60 tahun 1 2.86% 5 14.29% 6 17% 61-70 tahun 1 2.86% 1 2.86% 2 6%
Total 13 37.14% 22 62.86% 35 100%
Tingkat PendidikanTidak Sekolah 1 2.86% 3 8.57% 4 11%
SD 4 11.43% 7 20.00% 11 31%
SMP 2 5.71% 8 22.86% 10 29%
SMA 3 8.57% 0 0.00% 3 9%
Perguruan Tinggi 3 8.57% 4 11.43% 7 20%
Total 13 37.14% 22 62.86% 35 100%
Pengalaman Usaha8-16 tahun 10 28.57% 10 28.57% 20 57%
17-24 tahun 1 2.86% 5 14.29% 6 17%
25-32 tahun 1 2.86% 4 11.43% 5 14%
33-40 tahun 1 2.86% 3 8.57% 4 11% Total 13 37.14% 22 62.86% 35 100% Karakteristik Usaha Tenaga Kerja 1-4 orang 4 11.43% 2 5.71% 6 17%
5-19 orang 6 17.14% 16 45.71% 22 63%
20-99 orang 3 8.57% 4 11.43% 7 20% Total 13 37.14% 22 62.86% 35 100% Umur Usaha 6-12 tahun 7 20.00% 12 34.29% 19 54%
13-18 tahun 4 11.43% 2 5.71% 6 17%
19-24 tahun 0 0.00% 5 14.29% 5 14%
25-30 tahun 2 5.71% 3 8.57% 5 14%
28
dalam pengembangan usahannya selain dari pengusaha membutuhkan dana yang besar, juga dalam kesempatan tersebut sumber dana eksternal yang dipilih menawarkan banyak kemudahan serta keuntungan dalam melakukan pinjaman, sehingga pengusaha lebih memiliki keberanian menggunakan dana eksternal dengan harapan risiko yang kecil.
Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pengusaha UKM Konveksi di Tingkir dengan jenis kelamin wanita sebanyak 40% menggunakan presentase modal pinjaman yang tinggi yaitu > 50%, hal ini menunjukkan bahwa wanita memiliki keberanian dalam mengambil keputusan sumber dana pinjaman yang digunakan. Seperti yang dikemukakan oleh Kusumawardhana (2008) dalam penelitiannya bahwa pria atau wanita tidak ada bedanya atau mempunyai kesempatan yang sama dalam mengambil keputusan sumber dana yang akan digunakan, karena sifat agresif atau berani dalam mengambil keputusan bisa dimiliki oleh pengusaha berjenis kelamin pria atau wanita.
Pengusaha seluruhnya telah berstatus kawin/ menikah, karena jika dilihat dari umur pengusaha merupakan usia yang matang untuk menikah. Karena sedikitnya sampel dan keseluruhan responden telah berstatus menikah maka hasil ini kurang dapat memberikan jawaban atau gambaran yang jelas tentang pengusaha dalam mengambil keputusan sumber dana antara pengusaha yang telah menikah dan yang belum menikah.
29
berbinisnya juga masih tinggi. Hasil ini didukung oleh penelitian dari Kusumawardhana (2008) yang menyatakan bahwa umur pengusaha tidak mempengaruhi seorang pengusaha dalam mengambil keputusan sumber dana, yang berarti bahwa pengusaha yang lebih muda kemungkinan memiliki wawasan tentang lembaga keuangan yang sama dengan pengusaha yang lebih tua ataupun pengusaha muda bisa berarti menjalani usahanya lebih lama daripada pengusaha tua, sehingga pengusaha muda dapat memiliki kecenderungan lebih berani mengambil keputusan menggunakan sumber dana. Pendapat yang sama oleh Ihsan (2012) bahwa pengusaha memiliki kebebasan untuk memilih alternatif sumber modal yang akan digunakan, sehingga tidak ada batasan umur untuk menentukan pilihan pengambilan keputusan pembiayaan. Umur muda dapat menggunakan modal internal atau kombinasi modal internal dan modal eksternal, begitupula sebaliknya.
30
Pengusaha yang memiliki pengalaman berusaha 8-24 tahun adalah yang paling banyak menggunakan sumber dana eksternal > 50% yaitu sebanyak 42,86%. Pengusaha dengan pengalaman tersebut cenderung berani dalam mengambil keputusan sumber dana eksternal dengan presentase yang tinggi, hal ini mungkin karena dalam kisaran usia pengalaman tersebut sifat agresif lebih kuat, sehingga dalam mengambil keputusan sumber dana pun mereka lebih berani. Hasil ini berbeda dengan penelitian Kusumawardhana (2008) yang menyatakan bahwa semakin lama usaha yang dijalani, pengusaha akan mendapatkan pengalaman yang banyak pula dan paham keadaan ekonomi pasar memungkinkan atau tidaknya menggunakan sumber dana dari hutang. Semakin banyak pengalaman yang dimilki oleh pengusaha maka akan bijak dalam mengambil keputusan, pengusaha yang memiliki pengalaman yang cukup lama umumnya memiliki pengetahuan yang lebih banyak dibandingkan pengusaha yang baru saja menekuni usahanya (Ihsan, 2012). Menurut Fellers (1996) dalam Arifin (2005) penggunaan pengalaman sebagai referensi adalah kurang tepat karena pengalaman usaha tidak dapat dijadikan tolak ukur dalam mempertahankan eksisteni perusahaan.
31
utama adalah pembatasan hak kekayaan yang menetapkan hutang eksternal atas kekayaan yang mana tidak terikat dengan usia perusahaan yang masih kecil. Jadi ukuran usaha dengan kategori mikro, kecil ataupun menengah tidak ada bedanya oleh pengusaha dalam mengambil keputusan sumber dana.
Pengusaha dengan umur usaha yang dimiliki antara 6-18 tahun merupakan yang paling banyak menggunakan sumber dana eksternal > 50% yaitu sebanyak
34,29%. Hal ini dikarenakan dalam umur usaha yang masih muda pengusaha lebih banyak memerlukan modal untuk operasional serta pengembangan
usahanya, sehingga pengusaha yang memiliki umur usaha dalam kisaran tersebut lebih memiliki keberanian dalam mengambil keputusan sumber dana eksternal
dengan presentase yang tinggi. Jadi bukan berarti bahwa perusahaan yang berumur lebih lama memiliki keberanian lebih dalam mengambil sumber dana karena pengalaman yang dimiliki lebih luas. Hasil ini didukung oleh penelitian
Robert dan Mark (1998) bahwa pilihan atas pendanaan tidak terikat oleh usia perusahaan dimana memberikan sedikit pengaruh bagi struktur keuangan pada
32 Tabel 9
Crosstabulation Karakteristik dengan Presentase Modal Sendiri
Sumber: Data Primer yang diolah, 2012
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pengusaha menggunakan sumber dana internal atau modal sendiri dengan presentase kecil, karena seperti yang telah diuraikan dalam tabel sebelumnya bahwa sebagian besar pengusaha
menggunakan sumber dana eksternal dengan presentase modal pinjaman yang tinggi. Keseluruhan karakteristik memiliki kecenderungan untuk menggunakan
KARAKTERISTIK PRESENTASE MODAL SENDIRI
< 50% > 50% JUMLAH Karakteristik Individu Jenis Kelamin Pria 11 31.43% 1 2.86% 12 34%
Wanita 20 57.14% 3 8.57% 23 66%
Total 31 88.57% 4 11.43% 35 100%
Status Kawin 31 88.57% 4 11.43% 35 100%
Tidak Kawin 0 0.00% 0 0.00% 0 0%
Total 31 88.57% 4 11.43% 35 100%
Umur Pengusaha 30-40 tahun 11 31.43% 1 2.86% 12 34% 41-50 tahun 13 37.14% 2 5.71% 15 43% 51-60 tahun 6 17.14% 0 0.00% 6 17% 61-70 tahun 1 2.86% 1 2.86% 2 6%
Total 31 88.57% 4 11.43% 35 100%
Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah 4 11.43% 0 0.00% 4 11%
SD 9 25.71% 2 5.71% 11 31%
SMP 9 25.71% 1 2.86% 10 29%
SMA 3 8.57% 0 0.00% 3 9%
Perguruan Tinggi 6 17.14% 1 2.86% 7 20%
Total 31 88.57% 4 11.43% 35 100%
Pengalaman Usaha 8-16 tahun 18 51.43% 2 5.71% 20 57% 17-24 tahun 5 14.29% 1 2.86% 6 17% 25-32 tahun 5 14.29% 0 0.00% 5 14% 33-40 tahun 3 8.57% 1 2.86% 4 11%
Total 31 88.57% 4 11.43% 35 100%
Karakteristik Usaha Tenaga Kerja 1-4 orang 5 14.29% 1 2.86% 6 17% 5-19 orang 20 57.14% 2 5.71% 22 63% 20-99 orang 6 17.14% 1 2.86% 7 20%
Total 31 88.57% 4 11.43% 35 100%
Umur Usaha 6-12 tahun 17 48.57% 2 5.71% 19 54% 13-18 tahun 5 14.29% 1 2.86% 6 17% 19-24 tahun 5 14.29% 0 0.00% 5 14% 25-30 tahun 4 11.43% 1 2.86% 5 14%
33
modal sendiri dengan presentase yang kecil, yaitu kurang dari atau sama dengan 50%. Hal ini dapat dimungkinkan karena selain kebutuhan akan dana yang lebih
besar dalam pengembangan usahanya, tawaran menggunakan sumber dana eksternal sangat menarik karena selain pilihannya yang banyak, masing-masing
sumber dana eksternal memberikan banyak kemudahan serta keuntungan bagi para pengusaha sehingga pengusaha tidak merasa takut untuk melakukan pinjaman karena risiko yang besar. Taufiq (2006) mengatakan bahwa terhadap
aspek permodalan UKM masih sulit untuk mengakses kredit ke lembaga perbankan dengan adanya kendala kewajiban pemenuhan berbagai persyaratan
perijinan, retribusi, dan kewajiban lainnya yang diatur melalui berbagai peraturan pemerintah yang pada akhirnya akan membebani UKM, hal ini tidak berlaku di
UKM konveksi Tingkir, karena sebagian besar pengusaha menggunakan sumber dana eksternal (bank) bahkan dengan presentase pinjaman yang tinggi.
KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa tidak terdapat pengusaha yang 100% menggunakan modal sendiri. Pengusaha tersebut sebagian
besar menggunakan gabungan antara sumber dana internal dan eksternal yaitu dengan presentasi 74%, sisanya menggunkan sumber dana eksternal secara penuh.
Sumber dana eksternal tersebut berasal dari Bank sebesar 66% , BPR sebesar 17%, dan Koperasi sebesar 17%. Alasan pengusaha memilih sumber dana eksternal tersebut adalah tingkat bunga yang rendah, prosedur yang mudah,
34
memilih menggunakan sumber dana eksternal yang berasal dari bank, khususnya bank Mandiri, karena memberikan bunga yang ringan serta prosedur yang mudah
melalui program kemitraan dan bina lingkungannya. Karakteristik individu maupun karakteristik usaha tidak ada bedanya dalam pengusaha melakukan
pemilihan jenis sumber pendanaan, selain dikarenakan karena pendekatan dari bank, hal ini dapat dimungkinkan lokasi pengambilan sampel yang mengumpul, jenis usaha yang dilakukan sama, serta terdapat fenomena dimana ketika salah
satu atau beberapa pengusaha di lokasi tersebut melakukan suatu tindakan dalam hal ini adalah mengambil keputusan sumber dana, maka pengusaha yang lain
dengan lokasi yang berdekatan tersebut akan mengikuti. Keputusan yang dilakukan oleh sebagian besar pengusaha yaitu sebanyak 62,86% adalah dengan
menggunakan presentase modal pinjaman > 50%. Hal ini dikarenakan para pengusaha memiliki keberanian dan kesempatan yang sama dalam mengambil keputusan pendanaannya.
Keterbatasan Penelitian dan Saran
Penelitan ini memiliki keterbatasan dalam kelengkapan dan keakuratan
data, selain fokus penelitian hanya untuk mengetahui sumber dana yang digunakan oleh pengusaha, obyek penelitian juga hanya menjangkau UKM di Tingkir dengan jenis usaha konveksi. Untuk penelitian selanjutnya dengan topik
yang sama, diharapkan melihat UKM tersebut tidak hanya dari sisi satu jenis usaha melainkan dengan beberapa jenis usaha lain yang ada di Kecamatan Tingkir
35
DAFTAR PUSTAKA
Abduddin, A, 2006. Dukungan Finansial dan Nonfinansial dalam Pengembangan Sentra Bisnis UKM.
Adi, M K, 2007. Analisis Usaha Kecil dan Menengah, Penerbit Andi, Yogyakarta. Anonim, 2006. Kajian Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Usaha
UKM di Propinsi Sumatera Utara.
Arifin, 2005. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas Penggunaan Dana Modal Ventura oleh UKM.
Basri, F H, 2003. Dinamika UKM di antara Gemuruh Retorika Politik dan Mitos.
Darmadja, Alfita Aprilia, 2008. Prioritas Sumber Pendanaan Pada Usaha Kecil
Menengah Handicraft dan Furniture di Semarang. FE UKSW (skripsi yang
tidak dipublikasikan), Salatiga.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Undip, Semarang.
Hartono, Betsy, 2009. Efek Framing dalam Pengambilan Keputusan Investasi
“Studi Kasus Pengrajin Ukiran Jepara”. FE UKSW, Salatiga.
http://edukasi.kompas.com, diakses tanggal 11 Oktober 2010.
http://www.bankmandiri.co.id/article/265805761519.asp
Mandiri-UMKM-Program Kemitraan, diakses tanggal 18 januari 2013.
http://csr.bankmandiri.co.id/menu-visi-misi-csr-6.html
Mandiri-Terdepan, Terpercaya, Tumbuh bersama Anda, diakses tanggal 18 januari 2013.
http://www. Pemkot-Salatiga. go.id, diakses tanggal 1 September 2013.
Ihsan, Nur, 2012. Pengaruh Karakteristik Peternak Terhadap Keputusan Pembiayaan Usaha Peternak Ayam Ras Petelur di desa Ternate,
36
Indraningsih, K S, 2009. Analisis Hubungan Antara Karakteristik Usaha Dengan Keefektifan Jaringan Komunikasi Agribisnis Ikan Hias (Kasus di
Kabupaten Bogor, Jawa Barat).
Kholisoh, L, 1992. Statistika dan Probabilitas, Penerbit Gunadarma, Jakarta. Kristina, Linda, 2010. Akuntasni Untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) Studi
Kasus di Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. FE UKSW, Salatiga.
Kusumawardhana, Edi S, 2008. Pengaruh Karakteristik Pengusaha UKM
Terhadap Pengambilan Keputusan Sumber Pendanaan. FE UKSW
(skripsi yang tidak dipublikasikan), Salatiga.
Malhotra, N K, 1999. Marketing Research : An Applied Orientation, 3 th ed., Prentice Hall International Inc, New Jersey.
Matrutty, Gracia M, 2011. Overconfidence dalam Pengambilan Keputusan Keuangan Berdasarkan Faktor Demografi (Studi Pada Nasabah Bank
Syariah), FE UKSW, Salatiga.
Nugroho, Aryadi A, 2010. Analisis Pengaruh Karakteristik Demografi dan Faktor Ekonomi Terhadap Pemilihan Sumber Pendanaan Usaha Angkutan Kota
Salatiga. FE UKSW, Salatiga.
Nugroho, Putro, 2005. Perilaku Pedagang Kaki Lima Terhadap Sumber Dana Dan Penggunaan Laba (Studi Kasus Pedagang Kaki Lima Makanan Siap Saji di Pasar Mayong Jepara). FE UKSW (skripsi yang tidak dipublikasikan), Salatiga.
Nugroho, Wahyu B, 2011. Penerapan Aspek-aspek Akuntansi Pada Usaha Kecil dan Menengah Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. FE UKSW, Salatiga. Riyanto, Bambang, 1993. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yayasan
Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta.
37
Setiawati, Diyan, 2010. Penerapan Akuntansi Untuk Usaha Kecil Menengah (UKM) Studi Kasus di Usaha Dagang Kota Salatiga. FE UKSW, Salatiga. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 1995. Metode Penelitian Survei, LP3ES,
Jakarta.
Sinungan, Muchdarsyah, 1998. Manajemen Dana Bank, Bumi Aksara, Jakarta.
Supramono dan Utami Intiyas, 2004. Desain Proposal Penelitian Akuntansi dan
Keuangan, Andi Offset, Yogyakarta.
Taufiq, 2006. Penggunaan Dana Kredit UKM Terhadap Peningkatan Usaha (Studi pada UKM Sandal dan Sepatu Desa Wedoro Waru Sidoarjo). FE UPN, Jawa timur.
38
39
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap : Eka Putriani
NIM : 212006074
Tempat, tanggal lahir : Salatiga, 3 Agustus 1988
Jenis kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum menikah
Alamat Asal : Pulutan RT O1/ RW III Kecamatan Sidorejo, Salatiga
Judul Skripsi : Keputusan Sumber Pendanaan Berdasarkan
Karakteristik Individu dan Karakteristik Usaha UKM Konveksi di Tingkir Salatiga
Riwayat Pendidikan :
SDN Sidorejo Lor 03 Salatiga 1994-2000
SMP Negeri 1 Salatiga 2000-2003
SMA Negeri 1 Salatiga 2003-2006
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2006-2013
Seminar dan Training
1. 10 Februari 2007 : Seminar KSM “Advertising that Sells” di UKSW, Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
2. 24 September 2007 : Seminar Asuransi “Peran Asuransi dalam
Perekonomian Indonesia” di UKSW, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis.
3. 2 Juni 2009 : Trading Simulation “ Forex Margin Trading” di UKSW, Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
40
Lampiran 2
Kuisioner Sumber Pendanaan Pengusaha UKM di Tingkir
Salatiga
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Petunjuk : Lingkarilah jawaban yang dianggap benar dan isilah titik-titik jawaban
1. Nama : ……….
2. Jenis kelamin : a. Pria b. Wanita
3. Umur : …… tahun
4. Tingkat Pendidikan Terakhir :
a. Tidak Sekolah c. SLTP e. Sarjana
b. SD d. SLTA
5. Berapa lamakah anda menjalani usaha dengan jenis yang sama? a. 1 tahun d. 4 tahun
b. 2 tahun e. 5 tahun c. 3 tahun f. ... tahun
PERTANYAAN INTI
Pada bagian ini saudara-saudara diminta untuk memberikan pendapat tentang pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pengaruh karakteristik pengusaha UKM dalam mengambil keputusan sumber pendanaan dengan cara memberi tanda lingkaran pada jawaban yang dianggap benar.
I. Pertanyaan Untuk Sumber Pendanaan
1. Dari manakah sumber dana anda berasal? a. Sumber dana Internal (modal sendiri)
% ...
41
2. Jika sumber dana anda berasal dari pinjaman :
Sumber Pinjaman % Sumber Pinjaman %
II. Pertanyaan Untuk Keputusan Pendanaan
Hal apakah yang mendasari anda untuk mengambil sumber pendanaan dari luar (pinjaman)? (Diisi yang sesuai dengan pinjaman berasal)
1. Jika sumber pendanaan dari Bank
a. Tingkat bunga yang rendah ... % e. Jatuh tempo pinjaman
b. Jaminan f. Kecepatan uang “cair”
c. Prosedur yang mudah g. ... d. Mempunyai kenalan atau relasi
2. Jika sumber pendanaan dari Perum Pegadaian
a. Tingkat bunga yang rendah ... % e. Jatuh tempo pinjaman
b. Jaminan f. Kecepatan uang “cair”
c. Prosedur yang mudah g. ... d. Mempunyai kenalan atau relasi
3. Jika sumber pendanaan dari BPR
a. Tingkat bunga yang rendah ... % e. Jatuh tempo pinjaman
b. Jaminan f. Kecepatan uang “cair”
c. Prosedur yang mudah g. ... d. Mempunyai kenalan atau relasi
4. Jika sumber pendanaan dari Koperasi
a. Tingkat bunga yang rendah ... % e. Jatuh tempo pinjaman
b. Jaminan f. Kecepatan uang “cair”
42
5. Jika sumber pendanaan dari Hutang-dagang
a. Tingkat bunga yang rendah ... % e. Jatuh tempo pinjaman
b. Jaminan f. Kecepatan uang “cair”
c. Prosedur yang mudah g. ... d. Mempunyai kenalan atau relasi
6. Jika sumber pendanaan dari Renternir
a. Tingkat bunga yang rendah ... % e. Jatuh tempo pinjaman
b. Jaminan f. Kecepatan uang “cair”
c. Prosedur yang mudah g. ... d. Mempunyai kenalan atau relasi
7. Jika sumber pendanaan dari Mindring
a. Tingkat bunga yang rendah ... % e. Jatuh tempo pinjaman
b. Jaminan f. Kecepatan uang “cair”
c. Prosedur yang mudah g. ... d. Mempunyai kenalan atau relasi
8. Jika sumber pendanaan dari Arisan
a. Tingkat bunga yang rendah ... % e. Jatuh tempo pinjaman
b. Jaminan f. Kecepatan uang “cair”
c. Prosedur yang mudah g. ... d. Mempunyai kenalan atau relasi
9. Jika sumber pendanaan dari Keluarga
a. Tingkat bunga yang rendah ... % e. Jatuh tempo pinjaman
b. Jaminan f. Kecepatan uang “cair”
c. Prosedur yang mudah g. ... d. Mempunyai kenalan atau relasi
10. Jika sumber pendanaan dari Teman
a. Tingkat bunga yang rendah ... % e. Jatuh tempo pinjaman
b. Jaminan f. Kecepatan uang “cair”
c. Prosedur yang mudah g. ... d. Mempunyai kenalan atau relasi
43
Lampiran 3
No Jenis Kelamin Status Perkawinan Umur Pengusaha Pendidikan Pengalaman Usaha Tenaga Kerja Umur Usaha Sumber Pendanaan Asal Pinjaman Modal Sendiri (%) Pinjaman (%) Bank BPR Koperasi
1 Pria Kawin 30-40 tahun Sarjana 8-16 tahun 5-19 orang 6-12 tahun 30 70 70
2 Pria Kawin 41-50 tahun SMA 8-16 tahun 20-99 orang 6-12 tahun 50 50 40 10 3 Pria Kawin 51-60 tahun Tidak Sekolah 25-32 tahun 5-19 orang 25- 30 tahun 50 50 50
4 Wanita Kawin 30-40 tahun SMP 8-16 tahun 20-99 orang 6-12 tahun 50 50 50
5 Wanita Kawin 51-60 tahun Tidak Sekolah 33-40 tahun 5-19 orang 13-18 tahun 0 100 70 30
6 Wanita Kawin 51-60 tahun SD 25-32 tahun 5-19 orang 25- 30 tahun 30 70 60 10 7 Pria Kawin 51-60 tahun SMP 25-32 tahun 20-99 orang 25- 30 tahun 10 90 90
8 Pria Kawin 30-40 tahun SMA 8-16 tahun 5-19 orang 6-12 tahun 50 50 30 20 9 Pria Kawin 61-70 tahun SD 33-40 tahun 5-19 orang 25- 30 tahun 90 10 10
10 Wanita Kawin 41-50 tahun SMA 8-16 tahun 5-19 orang 6-12 tahun 50 50 40 10 11 Wanita Kawin 41-50 tahun SD 8-16 tahun 1-4 orang 6-12 tahun 50 50 50 12 Wanita Kawin 61-70 tahun SMP 33-40 tahun 5-19 orang 25- 30 tahun 0 100 100
13 Wanita Kawin 41-50 tahun SD 25-32 tahun 5-19 orang 19-24 tahun 0 100 100 14 Pria Kawin 51-60 tahun SMP 17-24 tahun 5-19 orang 13-18 tahun 0 100 100 15 Wanita Kawin 41-50 tahun Sarjana 17-24 tahun 20-99 orang 13-18 tahun 70 30 30
16 Pria Kawin 41-50 tahun Tidak Sekolah 8-16 tahun 5-19 orang 6-12 tahun 25 75 50 25 17 Wanita Kawin 41-50 tahun SD 8-16 tahun 5-19 orang 6-12 tahun 90 10 10
18 Wanita Kawin 30-40 tahun SMP 8-16 tahun 20-99 orang 6-12 tahun 0 100 100 19 Wanita Kawin 41-50 tahun Sarjana 25-32 tahun 5-19 orang 6-12 tahun 0 100 100 20 Wanita Kawin 30-40 tahun Sarjana 8-16 tahun 5-19 orang 13-18 tahun 50 50 50
21 Wanita Kawin 30-40 tahun SMP 8-16 tahun 5-19 orang 6-12 tahun 25 75 75
22 Wanita Kawin 30-40 tahun SMP 8-16 tahun 1-4 orang 6-12 tahun 60 40 40 23 Pria Kawin 41-50 tahun Tidak Sekolah 17-24 tahun 5-19 orang 19-24 tahun 30 70 70
24 Wanita Kawin 41-50 tahun SMP 17-24 tahun 1-4 orang 19-24 tahun 20 80 80 25 Wanita Kawin 30-40 tahun SD 8-16 tahun 5-19 orang 6-12 tahun 0 100 100 26 Pria Kawin 41-50 tahun Sarjana 17-24 tahun 20-99 orang 19-24 tahun 20 80 80 27 Pria Kawin 51-60 tahun SD 33-40 tahun 5-19 orang 19-24 tahun 25 75 75 28 Wanita Kawin 41-50 tahun SMP 17-24 tahun 20-99 orang 13-18 tahun 30 70 70 29 Wanita Kawin 30-40 tahun SD 8-16 tahun 5-19 orang 6-12 tahun 30 70 70
30 Wanita Kawin 41-50 tahun SD 8-16 tahun 1-4 orang 6-12 tahun 50 50 40 10 31 Wanita Kawin 30-40 tahun SD 8-16 tahun 5-19 orang 6-12 tahun 25 75 75
32 Wanita Kawin 30-40 tahun Sarjana 8-16 tahun 1-4 orang 13-18 tahun 50 50 40 10 33 Wanita Kawin 30-40 tahun Sarjana 8-16 tahun 5-19 orang 6-12 tahun 30 70 70