BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan tolok ukur yang penting dalam
menentukan tingkat kemampuan suatu daerah dalam melaksanakan otonomi
daerah secara nyata dan bertanggung jawab. Sebagai daerah otonom, daerah
mempuyai tanggung jawab untuk penyelenggaraan kehidupan masyarakatnya.
Pemberian otonomi dimaksudkan karena daerah yang lebih mengetahui kebutuhan
dan standar pelayanan bagi masyarakat di daerahnya. Atas dasar pertimbangan
tersebut, maka pemberian otonomi diharapkan akan lebih meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
“Penyelenggaraan otonomi daerah nantinya dikhawatirkan ada banyak daerah kabupaten/kota yang tidak mampu membiayai kebutuhan daerahnya. Hal ini dapat dilihat dari kondisi keuangan daerah yang ada selama ini di mana porsi antara PAD dengan bantuan pusat sangat menjolok sekali bahwa lebih separuh dari jumlah kabupaten/kota di Indonesia memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sangat minim dalam membelanjai kebutuhan anggaran daerahnya, yaitu di bawah 15% dari total anggaran secara keseluruhan.” (Mudrajat Kuncoro:1995 : 334-358)
Pemerintah daerah memperhatikan pertumbuhan ekonomi agar bisa
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat bisa menilai kinerja
pemerintah dengan layanan yang diberikan guna memenuhi kebutuhan
masyarakat. Semakin baik pelayanan yang diberikan pemerintah kepada
masyarakat, akan semakin baik pula nilai kinerja pemerintahan di mata
masyarakat. Hal ini sesuai dengan pemikiran Todaro tentang makna
“Faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi dari suatu negara atau masyarakat yaitu pertumbuhan penduduk dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja telah dianggap positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi, artinya semakin banyak angkatan kerja berarti semakin produksif tenaga kerja, sedangkan semakin banyak penduduk akan meningkatkan potensi pasar domestik. Namun demikian kesemuanya tergantung pada kemampuan sistem perekonomian untuk menyerap dan mempekerjakan tambahan pekerja itu secara produktif.(Todaro, 1997:105)
Pengeluaran Pemerintah Daerah merupakan salah satu instrumen utama
kebijakan dalam upaya peningkatan pelayanan umum dan kesejahteraan
masyarakat di suatu daerah. Oleh karena itu Pemerintah Daerah dan DPRD harus
berupaya secara nyata dan terstruktur untuk menghasilkan APBD yang betul-betul
mencerminkan kebutuhan nyata masyarakat di daerah sesuai dengan potensi
masing-masing. Untuk melihat apakah daerah telah siap secara finansial dalam
membiayai kebutuhan masyarakat di daerah tersebut, antara lain adalah dengan
melihat apakah sumber-sumber penerimaan APBD mampu menutup anggaran
Pengeluaran Pemerintah Daerah yang bersangkutan.
Jumlah penduduk yang besar di suatu daerah akan dipandang sebagai asset
modal dasar pembangunan tetapi sekaligus juga sebagai beban pembangunan.
Sebagai asset apabila dapat meningkatkan kualitas maupun keahlian atau
ketrampilannya sehingga akan meningkatkan produksi sehingga pendapatan akan
naik. Selain itu jumlah penduduk yang besar akan menjadi beban jika struktur,
persebaran dan mutunya sedemikian rupa sehingga hanya menuntut pelayanan
sosial dan tingkat produksinya rendah sehingga menjadi tanggungan penduduk
yang bekerja secara efektif
tingkat dan ekspansi pasar baik pasar dalam negeri maupun luar negeri. Penambahan penduduk tinggi yang diiringi dengan perubahan teknologi akan mendorong tabungan dan juga penggunaan skala ekonomi di dalam produksi. Penambahan penduduk merupakan satu hal yang dibutuhkan dan bukan suatu masalah, melainkan sebagai unsur panting yang dapat memacu pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Besarnya pendapatan dapat mempengaruhi penduduk. Jika jtunlah penduduk meningkat mica pendapatan yang dapat ditarik jugs meningkat. Kinerja pemerintah daerah akan terlihat jika daerah tersebut”.
Kenyataan ini mendorong keingginan penulis untuk mengungkapkan lebih
lanjut tentang Pendapatan Asli Daerah, Pengeluaran Pemerintah Daerah dan
Jumlah Penduduk dengan judul “Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah dan
Jumlah Penduduk dterhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Salatiga Tahun
1980.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebalumnya, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Adakah pengaruh yang signifikan Pengeluaran Pemerintah Daerah terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Salatiga tahun 1980-2010?
b. Adakah pengaruh yang signifikan Jumlah Penduduk terhadap Pendapatan
Asli Daerah (PAD) di Kota Salatiga tahun 1980-2010?
c. Adakah pengaruh yang signifikan Pengeluaran Pemerintah Daerah dan
Jumlah Penduduk terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Salatiga
tahun 1980-2010?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah maka tujuan yang akan
a. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah
(PAD) di Kota Salatiga tahun 1980-2010.
b. Pengaruh Jumlah Penduduk terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota
Salatiga tahun 1980-2010?
c. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Daerah dan Jumlah Penduduk terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Salatiga tahun 1980-2010?
1.3.1.Signifikansi Penelitian a. Signifikansi Teoritis
Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerinyah. Apabila
pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa,
pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh
pemerintah untuk melaksanakan kebijakan tersenut. Dalam teori makro
mengenai perkembangan pemerintah dikemukakan oleh para ahli ekonomi dan
dapat digolongkan ke dalam tiga golongan, yaitu (Guritno, 1994;169):
1. Model Pembangunan Tentang Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Model inl dikembangkan oleh Rostow dan Musgrave yang menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi yang dibedakan antara tahap awal, tahap menengah dan tahap lanjut. Pada tahap awal perkembangan ekonomi, presentase investasi pemerintah terhadap total investasi besar sebab pada tahap ini pemerintah harus menyediakan prasarana. Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi pemerintah tetap diperlukan untuk meingkatkan pertumbuhan ekonomi agar dapat tinggal landas. Pada tingkat ekonomi yang lebih lanjut,Rostow mengatakan bahwa pembangunan ekonomi, aktivitas pemerintah beralih dari penyediaan prasarana ke pengeluaran-pengeluaran untuk aktivitas social seperti halnya, program kesejahteraan hari tua, program pelayanan kesehatan masyarakat, dan sebagainya.
2. Hukum Wagner
kapita meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintahpun akan meningkat. Wagner menerangkan mengapa peran pemerintah menjadi semakin besar, yang terutama disebabkan karena pemerintah harus mengatur hubungan yang timbul dalam masyarakat, hukum, pendidikan, rekreasi, kebudayaan dan sebagainya. Wagner mendasarkan pandangannya dengan suatu teori yang disebut teori organis mengenai pemerintah (organic theory of the state) yang menganggap pemrintah sebagai individu yang bebas bertindak, terlepas dari anggota masyarakat lainnya.
3. Teori Peacock dan Wiseman
Teori mereka didasarkan pada suatu pandangan bahwa pemerintah senantiasa berusaha memperbesar pengeluaran, sedangkan masyarakat tidak suka membayar pajak yang semakin besar untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang semakin besar tersebut. Teori Peacock dan Wiseman adalah pemerintah ekonomi menyebabkan pemungutan pajak yang semakin meningkat walaupun tarif pajak tidak berubah dan meningkatnya penerimaan pajak menyebabkan pengeluaran pemerintah juga semakin meningkat. Oleh karena itu, dalam keadaan normal, meningkatnya GNP menyebabkan penerimaan pemerintah yang semakin besar, begitu juga dengan pengeluaran pemerintah menjadi semakin besar.
b. Signifikansi Praktis
Hasil penelitian tentang pengeluaran pemerintah daerah dan jumlah
penduduk terhadap Pedapatan Asli Daerah di Kota Salatiga ini sebagai input
bagi pemerintah daerah serta yang terlibat langsung dalam pengelolaan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Salatiga, dalam kaitannya dengan
peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kota Salatiga.
c. Signifikansi Akademis
Hasil penelitian tentang pengeluaran pemerintah daerah dan jumlah
penduduk terhadap PAD, juga untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi
setiap mahasiswa dan memperkaya makna penelitian tentang Pendapatan Asli