• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. SKRINING FITOKIMIA DAN ISOLASI SENYAWA FLAVONOID DARI DAUN SIRIH MERAH (Piper porphyrophyllum N.E.Br.) Oleh: SISKA RIA NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. SKRINING FITOKIMIA DAN ISOLASI SENYAWA FLAVONOID DARI DAUN SIRIH MERAH (Piper porphyrophyllum N.E.Br.) Oleh: SISKA RIA NIM"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

SKRINING FITOKIMIA DAN ISOLASI SENYAWA FLAVONOID DARI DAUN SIRIH MERAH (Piper porphyrophyllum N.E.Br.)

Oleh:

SISKA RIA NIM 040804037

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

SKRINING FITOKIMIA DAN ISOLASI SENYAWA FLAVONOID DARI DAUN SIRIH MERAH (Piper porphyrophyllum N.E.Br.)

SKRIPSI

Oleh: SISKA RIA NIM 040804037

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

SKRINING FITOKIMIA DAN ISOLASI SENYAWA

FLAVONOID DARI DAUN SIRIH MERAH Piper

porphyrophyllum N. E. Br.

OLEH : SISKA RIA NIM 040804037

Medan, Januari 2011 Disetujui oleh: Disahkan Oleh: Pembimbing I, Dekan,

(Prof. Dr. Siti Morin Sinaga, MSc.,Apt) (Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt.)

NIP 130535837 NIP 131283716

Disetujui oleh: Pembimbing II,

(Dra. Marline Nainggolan, MS., Apt.) NIP 131485243

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Skrining Fitokimia dan Isolasi Senyawa Flavonoid dari Daun Sirih Merah (Piper porphyrophllum N.E.Br.)”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin mempersembahkan skripsi ini sebagai rasa terima kasih kepada Ayah dan Ibu tercinta, Mira Y. G, Noni Novita S. G, Depintanto G, Zockindo G., Vriezka Mierza, Dameria S., Dian W., Bedy R. M.M, Fina K., dan semua teman satu laboratorium atas doa, dorongan dan pengorbanan baik moril maupun material selama menempuh pendidikan Strata 1 Farmasi.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Prof. Dr. Siti Morin Sinaga, M.Sc., Apt. dan Ibu Dr. Marline Nainggolan, MS., Apt. yang telah membimbing dengan penuh kesabaran, tulus dan ikhlas selama penelitian dan penulisan skripsi ini berlangsung.

Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., yang telah memberikan bantuan dan fasilitas selama masa pendidikan.

2. Ibu Dr. Marline Nainggolan selaku Kepala Laboratorium Fitokimia yang telah memberikan fasilitas dan bantuan selama penelitian.

(5)

3. Bapak Drs. Muchlisyam, M.si., Apt selaku pembimbing Akademik.

4. Bapak dan Ibu selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritikan kepada penulis hingga selesainya penulisan skripsi ini.

5. Seluruh Staf Pengajar, Pegawai Tata Usaha, Kakak-kakak, Abang-abang dan Teman-teman yang telah membantu selama penelitian.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis bersedia menerima kritikan dan saran yang membangun pada skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Januari 2011

(6)

SKRINING FITOKIMIA DAN ISOLASI SENYAWA FLAVONOID DARI DAUN SIRIH MERAH (Piper porphyrophyllum N.E.Br)

ABSTRAK

Pemanfaatan sebagian besar tumbuhan telah dilakuka n sejak dahulu untuk mengobati berbagai penyakit. Tumbuhan sirih merah merupakan tumbuhan yang digunakan untuk menghambat pendarahan, antiseptik, analgetik, penghilang bengkak, pelindung hati, lepra. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kandungan kimia yang terdapat dalam daun sirih merah dan isolasi senyawa flavonoid dengan spektrofotometer ultraviolet menggunakan pereaksi geser. Hasil pemeriksaan karakterisasi serbuk simplisia diperoleh kadar air sebesar 8,600%, kadar sari yang larut dalam air sebesar 11,866%, kadar sari yang larut dalam etanol sebesar 11,533%, kadar abu total sebesar 1,361% dan kadar abu yang tidak larut dalam asam sebesar 0,756%. Hasil skrining fitokimia menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tanin, dan triterpenoid/steroid. Ekstraksi dilakukan secara maserasi dengan menggunakan pelarut etanol, kemudian pemisahan senyawa flavonoid dilakukan secara ekstraksi cair-cair dengan menggunakan pelarut n-heksan, kloroform, etilasetat. Fraksi etilasetat kemudian dikromatografi kertas dengan berbagai fase gerak untuk mencari fase gerak yang terbaik. Selanjutnya fraksi etilasetat dipisahkan dengan kromatografi kertas preparatif dengan menggunakan fase gerak asam asetat 50%, dari hasil preparatif didapat lima isolat yaitu isolat F1, isolat F2, isolat F3, isolat F4, dan isolat F5. Selanjutnya isolat ini dikromatografi kertas dua arah, dari hasil diketahui bahwa masing-masing isolat sudah murni. Isolat yang diperoleh dianalisis menggunakan spektrofotometer ultraviolet dengan penambahan pereaksi geser. Hasil analisis dengan spektrofotometer ultraviolet yang dihasilkan dari lima senyawa flavonoid disimpulkan sebagai flavonol dengan gugus 3-OH bebas dan orto-diOH pada cincin A, flavon yang merupakan himenoksin dengan gugus 5,7-OH pada cincin A, flavon dengan gugus 7-OH bebas pada cincin A, isoflavon dengan gugus 5,6,7-triOH pada cincin A dan isoflavon dengan gugus 7,8-diOH pada cincin A.

(7)

PHYTOCEMICAL SCREENING AND ISOLATION FLAVONOID COMPOUNDS FROM RED PIPER LEAVES (Piper porphyrophyllum N.E.Br.)

ABSTRACT

Utilization a large part of floras had been conducted since former to cure various of diseases. Red piper is one of flora that used for antibleeding, antiseptic, analgetic, antitumour, antihepatitist, leprosy. This research main to know compounds of the red piper and isolation flavonoid using spectrophotometer ultraviolet with shifts reagent. The result characterization of simplex gave the water content value is 8,600%, the water soluble axtract value is 11,866%, the ethanol soluble extract value is 11,533%, the total ash value is 1,361% and the acid insoluble ash value is 0,756%. The result phytochemichal screening show compounds there are alkaloids, flavonoids, glycosides, saponins, tannins, and triterpenoids/steroids. Extraction are conduced in maseration by using ethanol solvent, then compound dissociation flavonoid is conducted in liquid-liquid extraction by using n-hexan solvent chloroform and ethylacetate. The ethylacetate fraction was analyced using paper chromatography with various of mobile phase and comparisons to get the best mobile phase. Furthermore the ethylacetate fraction is dissociated with preparative paper chromatography with 50% acetic

acid, from preparative result was got five isolates, there were F1 isolate, F2 isolate, F3 isolate, F4 isolate, and F5 isolate. Then the isolates were analysed

using chromatography two directions from the result known that all of isolates has been pure. The isolates has been got to analyse with spectrophotometer ultraviolet by using shifts reagent. Result analysis with spectrophotometer ultraviolet was got five flavonoid compounds, there were flavonol containing 3-hydroxyl group and ortho-dihydroxyl groups at A-ring, flavon that hymenoxin containing 5,7-dihydroxyl groups at A-ring, flavon containing 7-hydroxyl group at A-ring, isoflavone containing 5,6,7-trihydroxyl groups at A-ring and isoflavone containing 7,8-dihydroxyl group at A-ring.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

DAFTAR GAMBAR... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Hipotesis ... 3

1.4 Tujuan ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1 Uraian Tumbuhan... 4 2.1.1 Nama Daerah... 4 2.1.2 Morfologi Tumbuhan... 4 2.1.3 Sistematika Tumbuhan... 5 2.1.4 Penggunan Tumbuhan... 5 2.2 Kandungan Kimia... 6 2.2.2 Flavonoid... 6

(9)

2.2.3 Glikosida... 9

2.2.4 Tanin... 9

2.3 Ekstraksi... 10

2.4 Kromatografi Kertas... 12

2.5 Spektroskopi Serapan Ultraviolet... 13

BAB III METODE PENELITIAN ... 15

3.1 Alat-alat ... 15 3.2 Bahan-Bahan ... 15 3.3 Penyiapan Sampel ... 16 3.3.1 Pengambilan Sampel ... 16 3.3.2 Identifikasi Tumbuhan ... 16 3.3.3 Pengolahan Sampel ... 16

3.4 Pembuatan Larutan Pereaksi ... 16

3.4.1 Pereaksi Bouchardat... 16

3.4.2 Pereaksi Dragendorff ... 17

3.4.3 Pereaksi Mayer ... 17

3.4.4 Pereaksi Molish ... 17

3.4.5 Pereaksi Timbal (II) Asetat 0,4 M... 17

3.4.6 Pereaksi Asam Sulfat 2 N ... 17

3.4.7 Pereaksi Asam Nitrat 0,5 N ... 17

3.4.8 Pereaksi Natrium Sitrat 3,65%... 18

3.4.9 Pereaksi Kloralhidrat ... 18

3.4.10 Pereaksi Asam Klorida 2 N ... 18

(10)

3.4.12 Pereaksi Besi (III) Klorida 1%... 18

3.4.13 Pereaksi Liebermann-Burchard ... 18

3.4.14 Pereaksi Asam Klorida 5% ... 19

3.4.15 Pereaksi Aluminium Klorida 5% ... 19

3.5 Pemeriksaan Karakterisasi Simplisia ... 19

3.5.1 Pemeriksaan Makroskopik ... 19

3.5.2 Pemeriksaan Mikroskopik ... 19

3.5.3 Penetapan Kadar Air ... 20

3.5.4 Penetapan Kadar Sari yang Larut dalam Air... 20

3.5.5 Penetapan Kadar Sari yang Larut dalam Etanol .. 21

3.5.6 Penetapan Kadar Abu Total ... 21

3.5.7 Penetapan Kadar Abu yang Tidak Larut dalam Asam... 22

3.6 Skrining Fitokimia ... 22

3.6.1 Pemeriksaan Alkaloid ... 23

3.6.2 Pemeriksaan Flavonoid ... 23

3.6.3 Pemeriksaan Glikosida ... 24

3.6.4 Pemeriksaan Glikosida Antrakinon ... 24

3.6.5 Pemeriksaan Saponin ... 24

3.6.5.1 Uji Busa ... 24

3.6.5.2 Uji dengan Pereaksi Liebermann-Burchard25 3.6.6 Pemeriksaan Tanin ... 25

3.6.7 Pemeriksaan Triterpenoid/ Steroid ... 25

(11)

3.8 Ekstraksi Cair-cair Senyawa Flavonoid dari Ekstrak Etanol

Kental ... 26

3.9 Analisis Senyawa Flavonoid dari Ekstrak Hasil Fraksinasi dengan Cara Kromatografi Kertas (KKt) ... 26

3.10.Pemisahan Senyawa Flavonoid dari Fase Gerak Asam Asetat 50% dengan Cara KKt Preparatif... 26

3.11 Kemurnian Senyawa Flavonoid dari Hasil KKt Preparatif... 26

3.12 Identifikasi Senyawa Isolat ... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

5.1 Kesimpulan ... 43

5.2 Saran ... 43

BAB V DAFTAR PUSTAKA... 44

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Hasil identifikasi tumbuhan ... 45 Lampiran 2 Gambar tumbuhan dan daun sirih merah (Piper

porphyrophyllum N.E.Br) ... 46

Lampiran 3 Gambar simplisia daun sirih merah... 47 Lampiran 4 Hasil mikroskopik penampang melintang daun sirih merah 48 Lampiran 5 Hasil mikroskopik serbuk simplisia daun sirih merah ... 49 Lampiran 6 Bagan kerja tahapan penelitian ... 50 Lampiran 7 Bagan kerja ekstraksi dan fraksinasi serbuk simplisia daun

sirih merah ... 51 Lampiran 8 Bagan kerja isolasi senyawa flavonoid dari fraksi etilasetat ... 52 Lampiran 9 Perhitungan kadar air serbuk simplisia daun sirih merah ... 53 Lampiran 10 Perhitungan kadar sari larut dalam air serbuk simplisia daun

sirih merah ... 54 Lampiran 11 Perhitungan kadar sari larut dalam etanol serbuk simplisia

daun sirih merah ... 55 Lampiran 12 Perhitungan kadar abu total serbuk simplisia daun sirih

merah ... 56 Lampiran 13 Perhitungan kadar abu yang tidak larut dalam sam

daun sirih merah ... 57 Lampiran 14 Kromatogram fraksi etilasetat dengan KKt menggunakan

fase gerak BAA ... 58 Lampiran 15 Kromatogram Fraksi Etilasetat dengan KKt Menggunakan

fase gerak Forestal ... 60

Lampiran 16 Kromatogram Fraksi Etilasetat dengan KKt Menggunakan fase gerak Asam Asestat 50%... 62

(13)

Lampiran 17 Kromatogram Fraksi Etilasetat dengan KKt Menggunakan Fase Gerak Asam Asetat 15% ... 64 Lampiran 18 Kromatogram Fraksi Etilasetat dengan KKt Menggunakan

Fase Gerak Asam Klorida 1% ... 66 Lampiran 19 Penggambaran kromatogram dari kromatografi preparatif

fase gerak asam asetat 50%... 68 Lampiran 20 Kromatogram Hasil KKt Isolat F1 mnggunakan fase diam

Kertas Whatmann No.1 dan Fase Gerak Asam asetat 50%.. 69 Lampiran 21 Kromatogram Hasil KKt Isolat F1 mnggunakan fse Diam

Kertas Whatmann No. 1 dan Fase Gerak Asam Asetat 15% 70 Lampiran 22 Kromatogram Hasil KKt Isolat F1 mnggunakan fse Diam

Kertas Whatn No. 1 dan fase gerak Asam Klorida 1% ... 71 Lampiran 23 Kromatogram Hasil KKt Isolat F2 menggunakan fase diam

kertas Whatmann No. 1 dan fase gerak Forestal ... 72 Lampiran 24 Kromatogram hasil KKt isolat F2 menggunakan fase diam

kertas Whatmann No. 1 dan fase gerak asam asetat 50% ... 73 Lampiran 25 Kromatogram hasil KKt isolat F2 menggunakan fase diam

kertas Whatmann No. 1 dan fase gerak asam asetat 15% ... 74 Lampiran 26 Kromatogram Hasil KKt Isolat F3 menggunakan Fase Diam

kertas Whatmann No. 1 dan fase gerak BAA ... 75 Lampiran 27 Kromatogram hasil KKt Isolat F3 menggunakan Fase Diam

kertas Whatmann No. 1 dan fase gerak asam asetat 50% ... 76 Lampiran 28 Kromatogram hasil KKt isolat F4 menggunakan fase diam

kertas Whatmann No. 1 dan fase gerak BAA ... 77 Lampiran 29 Kromatogram hasil KKt isolat F4 menggunakan fase diam

kertas Whatmann No. 1 dan fase gerak asam asetat 50% ... 78 Lampiran 30 Kromatogram hasil KKt isolat F5 menggunakan fase diam

kertas whatmann No. 1 dan fase gerak Forestal ... 79

Lampiran 31 Kromatogram hasil KKt isolat F5 menggunakan fase diam kertas Whatmann No. 1 dan fase gerak asam asetat 50% ... 80

(14)

menggunakan fase diam kertas Whatmann No.1, fase gerak I BAA dan fase gerak II asam asetat 50%... 81 Lampiran 33 Kromatogram hasil kemurnian isolat F2 dengan KKt dua arah menggunakan fase diam kertas Whatmann No.1, fase gerak I BAA dan fase gerak II asam asetat 50%... 82 Lampiran 34 Kromatogram hasil kemurnian isolat F3 dengan KKt dua arah menggunakan fase diam kertas Whatmann No.1, fase gerak I BAA dan fase gerak II asam setat 50%... 83 Lampiran 35 Kromatogram hasil kemurnian isolat F4 dengan KKt dua arah menggunakan fase diam kertas Whatmann No.1, fase gerak I BAA dan fase gerak II asam asetat 50%... 84 Lampiran 35 Kromatogram hasil kemurnian isolat F5 dengan KKt dua arah menggunakan fase diam kertas Whatmann No.1, fase gerak I BAA dan fase gerak II asam asetat 50%... 84

Lampiran 36 Kromatogram hasil kemurnian isolat F5 dengan KKt dua arah menggunakan fase diam kertas Whatmann No.1, fase gerak BAA dan fase gerak II asam asetat 50%... 85 Lampiran 37 Harga Rf hasil uji kemurnian kromatografi kertas satu arah... 86 Lampiran 38 Spektrum ultraviolet dari Isolat F1 dalam metanol……….... 87 Lampiran 39 Spektrum ultraviolet isolat F1 dalam metanol dan setelah

penambahan natrium hidroksida………. 88 Lampiran 40 Spektrum ultraviolet isolat F1 dalam metanol dengan

penambahan natrium hidroksida dan spektrum yang diukur setelah lima menit………. 89 Lampiran 41 Spektrum ultraviolet isolat F1 dalam metanol dan setelah

penambahan aluminium klorida dan asam klorida………... 90 Lampiran 42 Spektrum ultraviolet isolat F1 dalam metanol dengan

penambahan aluminium klorida dan setelah penambahan

aluminium klorida dan asam klorida………. 91 Lampiran 43 Spektrum ultraviolet isolat F1 dalam metanol dan setelah

penambahan natrium asetat………... 92 Lampiran 44 Spektrum ultraviolet isolat F1 dalam metanol dengan

penambahan natrium asetat dan spektrum yang diukur setelah lima menit………... 93

(15)

Lampiran 45 Spektrum ultraviolet isolat F1 dalam metanol dan setelah

penambahan natrium asetat dan asam borat……….. 94 Lampiran 46 Spektrum ultraviolet dari isolat F2 dalam mehanol………... 95 Lampiran 47 Spektrum ultraviolet isolat F2 dalam metanol dan setelah

penambahan natrium hidroksida……….. 96 Lampiran 48 Spektrum ultraviolet isolat F2 dalam metanol dengan

penambahan natrium hidroksida dan spektrum yang diukur setelah lima menit………. 97 Lampiran 49 Spektrum ultraviolet isolat F2 dalam metanol dan Setelah

penambahan aluminium klorida dan asam klorida………... 98 Lampiran 50 Spektrum ultraviolet isolat F2 dalam metanol dengan penambah

aluminium klorida dan setelah penambahan aluminium klorida dan asam klorida……….. 99 Lampiran 51 Spektrum ultraviolet isolat F2 dalam metanol dan setelah

penambahan natrium asetat……… 100 Lampiran 52 Spektrum ultraviolet isolat F2 dalam metanol dengan

penambahan natrium asetat dan spektrum yang diukur setelah Lima menit………. 101 Lampiran 53 Spektrum ultraviolet isolat F2 dalam metanol dan setelah

penambahan natrium asetat dan asam borat………... 102 Lampiran 54 Spektrum ultraviolet dari isolat F3 dalam metanol………… 103 Lampiran 55 Spektrum ultraviolet isolat F3 dalam metanol dan setelah

penambahan natrium hidroksida………... 104 Lampiran 56 Spektrum ultraviolet isolat F3 dalam metanol dengan

penambahan natrium hidroksida dan spektrum yang diukur setelah lima menit………. 105 Lampiran 57 Spektrum ultraviolet isolat F3 dalam metanol dan setelah

penambahan aluminium klorida dan asam klorida………... 106

Lampiran 58 Spektrum ultraviolet isolat F3 dalam metanol dengan penambahan aluminium klorida dan setelah penambahan

(16)

Lampiran 59 Spektrum ultraviolet isolat F3 dalam metanol dan setelah

penambahan natrium asetat……….. 108 Lampiran 60 Spektrum ultraviolet isolat F3 dalam metanol dengan

penambahan natrium asetat dan spektrum yang diukur setelah lima menit……… 109 Lampiran 61 Spektrum ultraviolet isolat F3 dalam metanol dan setelah

penambahan natrium asetat dan asam borat………... 110 Lampiran 62 Spektrum ultraviolet dari isolat F4 dalam metanol………... 111 Lampiran 63 Spektrum ultraviolet isolat F4 dalam metanol dan setelah

penambahan natrium hidroksida……….. 112 Lampiran 64 Spektrum ultraviolet isolat F4 dalam metanol dengan

penambahan natrium hidroksida dan spektrum yang diukur setelah lima menit………. 113 Lampiran 65 Spektrum ultraviolet isolat F4 dalam metanol dan setelah

penambahan aluminium klorida dan asam klorida………. 114 Lampiran 66 Spektrum ultraviolet isolat F4 dalam metanol dengan

penambahan aluminium klorida dan setelah penambahan

aluminium klorida dan asam klorida………. 115 Lampiran 67 Spektrum ultraviolet isolat F4 dalam metanol dan setelah

penambahan natrium asetat……… 116 Lampiran 68 Spektrum ultraviolet isolat F4 dalam metanol dengan

penambahan natrium asetat dan spektrum yang diukur setelah lima menit………... 117 Lampiran 69 Spektrum ultraviolet isolat F4 dalam metanol dan setelah

penambahan natrium asetat dan asam borat……….. 118 Lampiran 70 Spektrum ultraviolet dari isolat F5 dalam metanol…….... 119 Lampiran 71 Spektrum ultraviolet isolat F5 dalam metanol dan setelah

penambahan natrium hidroksida………... 120 Lampiran 72 Spektrum ultraviolet isolat F5 dalam metanol dengan

penambahan natrium hidroksida dan spektrum yang diukur setelah lima menit………. 121 Lampiran 73 Spektrum ultraviolet isolat F5 dalam metanol dan setelah

(17)

Lampiran 74 Spektrum ultraviolet isolat F5 dalam metanol dengan penambahan aluminium klorida dan setelah penambahan aluminium klorida dan asam klorida………. 123 Lampiran 75 Spektrum ultraviolet isolat F5 dalam metanol dan setelah

penambahan natrium asetat……….... 124 Lampiran 76 Spektrum ultraviolet isolat F5 dalam metanol dengan

penambahan natrium asetat dan spektrum yang diukur

setelah lima menit………. 125 Lampiran 77 Spektrum ultraviolet isolat F5 dalam metanol dan setelah penambahan natrium asetat dan asam borat………. 126

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tumbuhan sirih merah (Piper porphyrophyllum N.E.Br) ... 46

Gambar 2 Daun sirih merah (Piper porphyrophyllum N.E.Br) ... 46

Gambar 3 Simplisia daun sirih merah ... 47

Gambar 4 Hasil mikroskopik penampang melintang daun sirih merah ... 48

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah permohonan eksekusi pada tahun 2015 sebanyak 0 perkara sedangkan perkara yang ditargetkan sebanyak 0 perkara dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu Informasi adalah data

The concept is to establish cost indices to avoid having to estimate all of the unique features of every project, when it is reasonable to assume that the application of

Selanjutnya data tersebut akan disimpan dalam sebuah database (DB) yang berhubungan langsung dengan sebuah aplikasi web untuk menampilkan secara real- time hasil

Indonesia memiliki wilayah tropis yang rentan terhadap persebaran demam berdarah. Pengurangan penderita DBD dapat dilakukan dengan mengambil keputusan yang tepat dalam

(internal quotation marks omitted). I am aware of only one other case, one outside the federal courts, which upheld a conviction for threatening when it was the defendant did

Teknologi EclipseLink mampu menangani data penderita demam berdarah secara efisien, kemudian dapat diolah menjadi sistem informasi geografis yang menghasilkan informasi berupa

Penelitan yang dilakukan di laboratorium komputer untuk mempraktekkan secara langsung hasil dan analisa, mendesain pemecahan masalah dan membuat program yang tepat