SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Oleh
IRWAN RYFALDI 0903255
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS KAMPUS SUMEDANG
KABUPATEN SUMEDANG
IRWAN RYFALDI NIM. 0903255
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I,
Drs. Entan Saptani, M.Pd. NIP. 196204131987031002
Pembimbing II,
Drs. H. Anin Rukmana, M.Pd. NIP. 196002061986031001
Mengetahui,
Ketua Program PGSD S-1 PENJAS
De ga i i Saya e yataka bahwa skripsi de ga judul MENINGKATKAN GERAK DASAR RENANG GAYA BEBAS MELALUI PERMAINAN BERPASANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN
PADASUKA II KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG ini beserta isinya
adalah benar-benar karya sendiri, saya tidak menjiplak dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, Saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada Saya
apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau
klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Sumedang, Juni 2013
Irwan Ryfaldi
v
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR DIAGRAM ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan dan Pemecahan Masalah ... 7
1. Rumusan Masalah ... 7
2. Pemecahan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian ... 10
E. Batasan Istilah ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12
A. Kajian Teoritis ... 12
1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 11
2. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 14
3. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 16
4. Ruang Lingkup Penjas dalam KTSP ... 18
5. Pengertian Renang ... 19
a. Pengertian Renang Gaya Bebas ... 19
6. Manfaat Renang ... 22
7. Gerakan Dasar Renang Gaya Bebas ... 23
a. Latihan Pengenalan Aktivitas Air ... 23
b. Latihan Meluncur ... 24
c. Latihan Gerakan Lengan ... 25
d. Latihan Gerakan Tungkai ... 27
e. Latihan Pernafasan ... 28
f. Latihan Koordinasi ... 29
8. Bermain Dalam Kehidupan Anak ... 32
9. Fungsi Bermain Bagi Anak ... 34
vi
BAB III METODE PENELITIAN ... 43
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 43
1. Lokasi Penelitian ... 43
2. Waktu Penelitian ... 44
B. Subjek Penelitian ... 44
C. Metode dan Desain Penelitian ... 45
1. Metode Penelitian ... 45
2. Desain Penelitian ... 46
D. Prosedur Penelitian ... 48
1. Tahap Perencanaan Tindakan ... 49
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 49
3. Tahap Observasi ... 49
4. Tahap Analisis dan Refleksi ... 50
E. Instrument Penelitian ... 50
F. Data dan Sumber Data ... 53
1. Data ... 53
2. Sumber Data ... 53
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 53
1. Teknik Pengolahan Data ... 53
2. Pengolahan Data Hasil ... 54
3. Analisis Data ... 56
H. Validasi Data ... 57
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 59
A. Paparan Data Awal ... 59
1. Paparan Data Awal Perencanaan ... 60
2. Paparan Data Awal Pelaksanaan ... 61
3. Paparan Data Awal Aktivitas Siswa ... 63
4. Paparan Data Awal Tes Hasil Belajar ... 64
5. Analisis dan Refleksi ... 66
B. Paparan Data Tindakan ... 69
1. Paparan Data Siklus I ... 69
a. Paparan Data Perencanaan ... 69
b. Paparan Data Pelaksanaan ... 74
c. Paparan Data Aktivitas Siswa ... 79
vii
c. Paparan Data Aktivitas Siswa ... 102
d. Paparan Data Hasil Belajar ... 105
e. Analisis dan Refleksi ... 108
3. Paparan Data Siklus III ... 117
a. Paparan Data Perencanaan ... 117
b. Paparan Data Pelaksanaan ... 121
c. Paparan Data Aktivitas Siswa ... 126
d. Paparan Data Hasil Belajar ... 128
e. Analisis dan Refleksi ... 131
C. Pembahasan ... 137
1. Pembahasan Perencanaan ... 138
2. Pembahasan Pelaksanaan ... 140
3. Pembahasan Aktivitas Siswa ... 144
4. Pembahasan Tes Hasil Belajar Siswa ... 145
5. Temuan Hasil Refleksi ... 148
6. Pembuktian Hipotesis ... 151
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 152
A. Kesimpulan ... 152
B. Saran ... 153
DAFTAR PUSTAKA ... 156
LAMPIRAN ... 157
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Sifat Pendidikan adalah kompleks atau menyeluruh, dinamis, serta
berkesinambungan. Oleh karena itu, pendidikan bukan hal yang mudah untuk dibahas. Penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia harus berlangsung seumur hidup.
Kurangnya aktivitas fisik sering menjadi persoalan yang dihadapi setiap individu dalam kehidupan, bahkan cenderung menjadi budaya. Pendidikan jasmani merupakan alat untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Sehingga pendidikan jasmani sebagai wahana untuk mendidik anak. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Lutan (Toni, 2011: 2) yaitu ’bahwa pendidikan jasmani merupakan alat untuk membina anak muda agar kelak mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat disepanjang hayatnya’.
Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia. Hasil yang diharapkan itu akan dicapai dalam jangka yang cukup lama. Oleh karena itu, upaya pembinaan bagi masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani
dan olahraga perlu terus dilakukan dengan kesabaran dan keikhlasan untuk berkorban.
2
mengikuti pembelajaran yang terkait dengan materi-materi dalam ruang lingkup KTSP pendidikan jasmani. Menurut Depdiknas (2006: 175) ruang lingkup KTSP Penjas mencakup tentang :
1. Permainan dan olahraga yang meliputi tentang olahraga tradisional, permainan, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor, dan manipulative,atletik, kasti, rounders, kippers,sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulutangkis, dan bela diri serta ktivitas lainnya,
2. Aktivitas pengembangan meliputi : mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur serta aktivitas lainnya,
3. Aktivitas senam meliputi : ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya, 4. Aktivitas ritmik meliputi : Gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam
aerobic serta aktivitas lainnya,
5. Aktivitas air meliputi : permainan di air, keselamatan air, keterampilan gerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya,
6. Pendidikan luar kelas, meliputi : piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah dan mendaki gunung,
7. Kesehatan, Meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk k edalam semua aspek.
Salah satu tujuan pendidikan jasmani dilembaga-lembaga pendidikan diantaranya untuk meningkatkan kemampuan siswa melalui aktivitas jasmani yang diaplikasikan melalui cabang-cabang olahraga yang sudah memasyarakat dilingkungan suatu lembaga pendidikan atau sekolah yang bersangkutan.
3
anggota tubuhnya agar bisa mengapung dan bergerak. Keleluasaan itu merupakan rangsangan yang luar biasa, bukan saja dari aspek fisik, tetapi juga aspek mental.
Dari aspek psikologis, berenang bagi anak memiliki nilai khas dan luas cakupannya, yaitu memupuk keberanian, kesenangan dan perasaan mampu, serta percaya diri. Disamping itu, penguasaan keterampilan renang membangkitkan suasana kegembiraan yang tidak dijumpai dalam aktivitas lainnya. Persentuhan
dengan air merupakan pengalaman fisik yang membangkitkan respon kejiwaan. Pembelajaran renang gaya bebas disekolah dasar merupakan upaya peletakan dasar kemampuan olah tubuh dan olah gerak sehingga dalam proses pembelajarannya menekankan pada faktor kegembiraan pada anak dari permainan gerak dalam pembelajaran renang gaya bebas.
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada hari senin tanggal 24 November 2012 terhadap siswa SDN Padasuka II saat pembelajaran berlangsung, khususnya pembelajaran renang gaya bebas ditemukan beberapa masalah yaitu kurang persiapan guru pengajar, baik itu dalam mempersiapakan rencana pelaksanaan pembelajaran maupun persiapan kegiatan belajar mengajar. Kurangnya persiapan rencana pelaksanaan pembelajaran terlihat dari RPP itu sendiri yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah RPP yang tercantum dalam IPKG 1. Pembelajaran penjas di SD Padasuka II kurang begitu baik dikarenakan situasi dan kondisi yang kurang memungkinkan dimana sarana dan prasarana tidak memadai, tidak adanya penerapan permainan terhadap materi yang diberikan khususnya materi renang gaya bebas, sehingga siswa cenderung cepat bosan terhadap materi yang diberikan oleh guru, sehingga tujuan dari pembelajaran renang gaya bebas tidak tercapai dengan sempurna, dimana tujuan pembelajaran
itu sendiri adalah agar siswa bisa melakukan gerak dasar renang gaya bebas khusunya pada posisi tubuh, gerakan meluncur, gerakan tungkai, gerakan lengan,
dan gerakan bernafas serta gerakan koordinasi.
4
pembelajaran berlangsung dan harus disesuaikan dengan karakteristik dari siswa SD.
Untuk memudahkan pembelajaran renang gaya bebas, peneliti berinisiatif untuk meningkatkan kembali motivasi siswa dengan mengadakan pembelajaran renang gaya bebas dengan permainan berpasangan, sehingga siswa bisa menerima materi dengan semangat dan seurius, yang paling utama dapat tercapainya tujuan
pembelajaran yaitu siswa bisa melakukan gerakan dasar renang gaya bebas. Permainan berpasangan yaitu permainan yang hanya dilakukan oleh dua orang. Kelebihan dari permainan ini memberikan kesempatan kepada siswa selain untuk bekerja sendiri tetapi juga untuk mampu bekerja sama dengan orang lain, siswa dapat mengoptimalkan keikutsertaanya dalam proses belajar.
Mengapa harus permainan berpasangan? Pada dasarnya semua jenis olahraga renang dilakukan oleh seorang diri atau individual, namun untuk melatih siswa SD agar bisa renang dengan sendirinya itu merupakan hal yang tidak mudah, untuk bisa berenang secara mahir harus diadakan pelatihan yang intensif, namun untuk siswa SD latihan atau pembelajaran renang harus dikemas dalam bentuk permainan yang sedarhana tetapi bisa meningkatkan kepercayaan diri mereka dan keberanian. Dengan permainan berpasangan ini rasa percaya diri, semangat dan keberanian siswa akan meningkat karena siswa yang sedang melakukan renang akan merasa ada penolong dan pembantu dengan adanya pasangan.
Adapun subjek dalam penelitian tersbut yaitu siswa kelas IV SD negeri Padasuka II Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang.
Berdasarkan hasil observasi tes yang dilakukan terbukti bahwa pada
pembelajaran renang gaya bebas, ternyata siswa tidak menguasai keterampilan gerak dasar renang gaya bebas. Meski pada hakikatnya siswa dituntut untuk
menguasai keterampilan gerak dasar renang gaya bebas.
5 Tabel 1.1
Rekapitulasi Data Tes Awal Penguasaan Kemampuan Gerak Dasar Renang Gaya Bebas Kelas IV
SDN Padasuka II Tahun Ajaran 2011-2012
Keterangan :
T = Tuntas
BT = Belum Tuntas
N o
Nama Siswa
Aspek Yang di Nilai
Sko r
Nil ai
Ketuntasan
Posisi Tubuh Meluncur Tungkai Lengan Pernafasan Koordinasi T B T
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Alya 20 83
2 Abiasa
17 71
3 Anisa 8 33
4 Agus
16 66
5 Agung 13 54
6 Diki
15 62.
5
7 Fitri 8 33
8 Fitri N
8 33
9 Fajar
21 87.
5
10 Irsyad
21 87.
5
11 Irna
8 33
12 Lesmana 10 42
13 M. Soleh
16 66
14 Reza W 20 83
15 Nur urlia
12 50
16 Nuraida 12 50
17 Nurlaela
12 50
18 Rian 16 66
19 Rizki
14 58
20 Rini 13 54
21 Rossa
13 54
22 Somantri
21 87.
5
23 Sri
Melani 6 25
24 Selsi H 6 25
25 Salma 14 58
26 Syifa 14 58
27 Yusrana 20 83
28 Yudi
15 62.
5
29 Febri 8 33
30 Sofia
8 33
31 Rama
15 62.
5
Jumlah
2 1
4 8 7 3 9 1
2 7 7 9 1 3 2 8
1
3 9 1 9 1 6 6 0
1
5 9 7 0 7 24
Persentase (%) 23 77
6 Skor Ideal = 24
Nilai KKM = 70
Jika siswa mendapat nilai ≥ 70 dikatakan tuntas.. Jika siswa mendapat nilai < 70 dikatakan belum tuntas
Berdasarkan data pada tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa hasil pembelajaran renang gaya bebas di kelas IV SDN Padasuka II Kecamatan
Sumedang Utara Kabupaten Sumedang pada aspek posisi tubuh ada 2 siswa yang melakukan satu descriptor penilaian, 14 siswa yang melakukan dua deskriptor penilaian, 8 siswa melakukan tiga descriptor penilaian dan 7 siswa yang melakukan semua descriptor penilaian. Pada aspek meluncur ada 3 siswa yang melakukan satu descriptor, 9 siswa yang melakukan dua descriptor, 12 siswa yang melakukan tiga descriptor dan 7 siswa yang melakukan semua descriptor. Pada aspek gerakan tungkai ada 7 siswa yang melakukan satu descriptor, 9 siswa yang melakukan dua descriptor, 13 siswa yang melakukan tiga descriptor dan 2 siswa yang melakukan semua descriptor penilaian. Pada aspek gerakan lengan ada 8 siswa yang melakukan satu descriptor, 13 siswa yang melakukan dua descriptor, 9 siswa yang melakukan tiga descriptor dan 1 siswa yang melakukan semua descriptor. Pada aspek pernafasan ada 9 siswa yang melakukan satu descriptor, 16 siswa yang melakukan dua descriptor, 6 siswa yang melakukan tiga descriptor dan tidak ada satupun siswa yang bisa melakukan semua descriptor pada aspek pernafasan. Pada aspek koordinasi ada 15 siswa yang melakukan satu descriptor, 9 siswa yang melakukan dua descriptor, 7 siswa yang melakukan tiga descriptor dan tidak ada siswa yang bisa melakukan semua descriptor penilian pada aspek koordinaas. Sedangkan secara keseluruhan hanya 7 siswa atau 23% yang tuntas
dan 24 siswa atau 77% yang belum tuntas.
Dalam hal ini peneliti tertarik untuk meneliti salah satu penerapan
7
Kendala yang dihadapi di SDN Padasuka II penguasaan renang gaya bebas siswa-siswanya kurang menguasai, serta penyampaian pembelajaran yang belum maksimal oleh Guru Penjas, maka diperlukan suatu cara untuk menyelesaikan permasalahan di atas, sehingga bertitik tolak dari uraian di atas peneliti terdorong untuk meneliti tentang “Meningkatkan Gerak dasar Renang Gaya Bebas melalui Permainan Berpasangan Siswa Kelas IV SDN Padasuka II Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang”.
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi pernyataan masalah penelitian ini adalah meningkatkan gerak dasar renang gaya bebas melalui permainan berpasangan siswa kelas IV SDN Padasuka II Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. Berkenaan dengan hal tersebut, maka permasalahan secara umum adalah bagaimana meningkatkan gerak dasar renang gaya bebas melalui permainan berpasangan bagi siswa kelas IV SD Negeri Padasuka II Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang?
Adapun permasalahan secara khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana perencanaan pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas dengan menggunakan permainan berpasangan pada siswa kelas IV SDN Padasuka II Kecamatan Sumedang utara Kabupaten Sumedang?
b. Bagaimana kinerja guru pada pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas pada siswa kelas IV SDN Padasuka II Kecamatan Sumedang utara Kabupaten
Sumedang?
c. Bagaimana aktivitas siswa pada pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas
dengan menggunakan permainan berpasangan pada siswa kelas IV SDN Padasuka II Kecamatan Sumedang utara Kabupaten Sumedang?
8
kelas IV SDN Padasuka II Kecamatan Sumedang utara Kabupaten Sumedang?
2. Pemecahan Masalah
Masalah yang ditemukan pada pembelajaraan renang khususnya renang gaya bebas memerlukan tindakan yang tepat untuk memecahkannya. Adapun masalah yang timbul adalah penguasaan gerak dasar posisi tubuh, meluncur,
gerakan tungkai, gerakan lengan, gerakan pernafasan dan gerakaan koordinasi pada renang gaya bebas belum baik dan masih jauh dari yang peneliti harapkan.
Untuk kelancaran dan mempermudah penelitian peneliti mencoba memecahkan masalah sebagai berikut:
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini guru merencanakan dan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan. Persiapan yang dilakukan adalah mempersiapkan RPP yang sesuai dengan kriteria IPKG 1, alat dan media pembelajaran yang akan digunakan, serta lembar penilaian, dan lembar observasi yang digunakan.
b. Aktivitas Guru
Untuk membuat siswa senang maka guru harus lebih kreatif dalam mengemas sebuah pembelajaran seperti menerapkan sebuah permainan yang sederhana disetiap pembelajaran renang.
c. Aktivitas siswa
Siswa dibagi menjadi berpasang-pasangan, kemudian pasangan tersebut dibariskan menjadi empat baris. Barisan pasangan pertama diintruksikan untuk turun kekolam renang, dan kemudian salah satu dari pasangan itu melakukan
gerakan dasar renang gaya bebas sedangkan yang satunya lagi membantu temannya yang lagi melakukan gerakan dasar renang gaya bebas dengan
menahan perut temannya itu. Gerakan itu dilakukan bolak balik dan bergantian.
d. Tahap Evaluasi
9
mengadakan postes. Setelah itu dilakukan diskusi mengenai peraturan yang telah dibuat. Apakah peraturannya ada tambahan dari siswa atau dikurangi sesuai kesepakatan siswa. Hal ini dilakukan supaya tingkat kejenuhan dari permainan ini dapat diminimalisir.
Dengan adanya permainan berpasangan pada pembelajaran renang gaya bebas peneliti beharap tujuan utama pada pembelajaran renang gaya bebas dapat
terealisasikan.
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini secara umum bertujuan untuk mengetahui gambaran praktik pembelajaran penjaskes dalam materi pembelajaran renang gaya bebas dengan permainan berpasangan untuk meningkatkan hasil belajar kelas IV SDN Padasuka II. Adapun tujuan khusus dari dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. untuk mengetahui perencanaan proses pembelajaran renang gaya bebas dengan permainan berpasangan siswa kelas IV SDN Padasuka II Kecamatan Sumedang utara Kabupaten Sumedang;
2. untuk mengetahui kinerja guru pada pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas pada siswa kelas IV SDN Padasuka II Kecamatan Sumedang utara Kabupaten Sumedang;
3. untuk mengetahui aktivitas siswa pada pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas dengan menggunakan permainan berpasangan pada siswa kelas IV SDN Padasuka II Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang;
4. untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada pembelajaran renang gaya bebas dengan permainan berpasangan siswa kelas IV SDN Padasuka II
10 D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pihak-pihak yang berkecimpung dalam bidang pendidikan, baik manfaat secara akademis maupun praktis.
1. Kepentingan Akademis
a. Bagi pengembangan kurikulum di Sekolah Dasar khususnya sebagai bahan
masukan pada pembelajaran penjaskes pada materi renang. b. Bagi satuan Sekolah Dasar, meningkatkan prestasi sekolah. 2. Kepentingan Praktis
a. Bagi Guru Penjaskes Sekolah Dasar
1) Mengembangkan kemampuan guru dalam pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas melalui permainan berpasangan.
2) Memudahkan guru dalam mengajar teknik dasar renang gaya bebas. b. Bagi Siswa Sekolah Dasar
1) Menjadikan pembelajaran renang gaya bebas sebagai salah satu pembelajaran yang menyenangkan.
2) Meningkatakan motivasi siswa dalam belajar renang gaya bebas c. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan, mempunyai kemampuan penggunaan media pembelajaran, dan dapat digunakan rujukan bagi peneliti yang lain.
d. Bagi Lembaga
Bagi UPI Kampus Sumedang, yaitu hasil Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai masukan dan bahan acuan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk menghasilkan tenaga pendidik yang memiliki
kompetensi tinggi, khususnya bagi UPI Kampus Sumedang.
E. Batasan Istilah
11
Renang dalam Hendromartono (1992: 48) adalah : “olahraga yang dilakukan di air, dan tempat olahraga tersebut tidak sama dengan kehidupan kita sehari-hari”.
Renang Gaya Bebas dalam Hendromartono (1992: 48) adalah :
Gaya yang menyerupai cara berenang seekor binatang, oleh sebab itu disebut crawl yang artinya merangkak. Gerakan asli dari gaya ini adalah menirukan gerakan dari anjing yang berenang atau dikenal dengan renang gaya anjing (dog-style). Gaya bebas ini disebut juga gaya rimau. Yang berasal dari kata harimau.
Renang Gaya Bebas ialah gaya renang yang benar-benar bebas menggunakan atau memilih salah satu gaya renang dalam nomer gaya bebas (Dumadi dan Dwijowinoto, 1992:2).
Permainan adalah salah satu cabang dari olahraga yang digemari anak-anak untuk mendatangkan kesenangan dan kepuasan (Sukintaka, 1983: 30).
Permainan Berpasangan ialah permaianan yang dilakukan hanya oleh dua orang. Permainan berpasangan termasuk pada kategori permainan berkelompok seusai yang diuraikan oleh Sukintaka (1992: 88) yaitu :
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di SDN Padasuka II Kecamatan Sumedang
Utara Kabupaten Sumedang. Adapun pertimbangan pemilihan lokasi penelitian adalah berdasarkan observasi, bahwa SD Negeri Padasuka II khususnya di kelas IV (empat) mempunyai permasalahan dalam pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas, sehingga sekolah tersebut memerlukan inovasi dalam upaya meningkatkan pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas yaitu melalui permainan berpasangan. Selain itu, permasalahan yang muncul dalam setiap proses pelaksanaan pembelajaran, mendapat perhatian yang cukup serius dari guru-guru beserta kepala sekolah, sehingga penelitian ini memperoleh dukungan yang besar dari kepala sekolah dan guru-guru untuk bekerja sama dan berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran di SDN Padasuka II. Adapun denah SDN Padasuka II adalah sebagai berikut:
R. Kelas 1 dan 3A
WC Murid
WC Guru Bak Lompat Jauh
R. Kelas 2A dan 4
Gudang
Kantor
R. Kelas 3B dan 5 Perpustaka
an Lap. Upacara dan
Olahraga
Kanti n
[image:18.595.117.509.315.753.2]R. Kelas 2B dan 6
2. Waktu Penelitian
[image:19.595.115.510.256.616.2]Lamanya waktu penelitian adalah selama 7 bulan, yaitu mulai dari bulan November 2012 sampai Mei 2013. Karena tindakan penelitian kelas dilakukan untuk memperbaiki proses dan hasil belajar. Maka kegiatan ini memerlukan waktu yang cukup lama.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian N o Uraian Kegiatan WAKTU PELAKSANAAN
November Desember Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Perizinan Ke SD 2 Pengambil an data awal 3 Wawancar a
4 Observasi
5 Pembuata n Proposal
6 Seminar Proposal
7
Revisi dan Perencana n
8 Pelaksana an Siklus I
9 Pelaksana an Siklus II Pelaksana an Siklus III Pengolaha n Data Penyusuna n Laporan
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Padasuka II Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah 31 siswa, laki-laki berjumlah 13 orang dan perempuan 18 orang. Alasan pemilihan
kelas ini karena di kelas tersebut terdapat permasalahan pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas sehingga membutuhkan inovasi dalam pembelajaran agar
C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Karena permasalahan yang ditemukan di lapangan memerlukan tindakan yang mampu merubah atau memperbaiki pembelajaran agar kemampuan siswa meningkat. Sangat baik jika seseorang memahami
permasalahan dari pengalaman mereka sendiri dan memperbaikinya. Hal ini sejalan dengan yang diutarakan oleh Wiriaatmadja (2005: 13) sebagai berikut:
Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek dari upaya itu.
Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu usaha memperbaiki mutu pendidikan yang secara tidak langsung menyentuh masalah dilapangan yaitu masalah yang ada di dalam kelas. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk meningkatkan wawasan pemahaman guru tentang hubungan antara mengajar dan belajar. Hal ini sejalan dengan yang di utarakan oleh Suherman (2012: 59):
Penelitian tindakan kelas (classroom action research) merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.
PTK adalah proses penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki aktivitas siswa, kinerja guru, dan hasil pembelajaran di dalam suatu kelas, di dalam PTK seorang guru dapat belajar dari pengalaman mereka sendiri dan dapat melakukan perubahan berupa inovasi pembelajaran sebagai upaya perbaikan dalam proses pembelajaran. PTK tidak dapat digeneralisasikan karena PTK hanya berlaku di kelas, sekolah, bahkan kota tertentu.
2. Desain Penelitian
Sekurang-kurangnya ada empat model penelitian tindakan kelas yang dikenal, yaitu model yang dikembangkan oleh Ebbut (1985), Kemmis dan Mc Taggart (1988), Elliot (1991), dan Mc Kernan (1991). Dari keempat model tersebut, nampaknya model Kemmis dan Mc Taggart tidak terlalu sulit untuk dilakukan. Adapun perencanaan yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc
Taggart menurut Suherman (2012: 62) sebagai berikut:
Dalam perencanaannya, Kemmis dan Mc Taggart menggunakan sistem spiral refelksi diri yang dimulai dengan: rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan.
Lebih lanjut lagi Suherman (2012: 62) mengemukakan penjelasan tentang perencanaan yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart, sebagai berikut:
Perencanaan: Rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan prilaku dan sikap sebagai solusi; Tindakan: Apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan; Observasi: mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau yang dikenakan terhadap siswa; Refleksi: Penelitian mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria.
Berdasarkan uraian di atas dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model spiral Kemmis dan MC Taggart yang dimulai dari tahap perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observasi), dan refleksi yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.
untuk memecahkan masalah. Pada tahap pelaksanaan (action) merupakan implementasi dari perencanaan yang dilakukan untuk memecahkan masalah. Tahap pengamatan (observasi) merupakan pengamatan yang dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, mengamati segala aktivitas guru dan siswa yang telah ada dalam indikator-indikator yang telah dirancang pada saat perencanaan. Tahap refleksi, pada tahap ini guru dan observer melakukan refleksi
kembali terhadap pembelajaran yang telah dilakukan, apakah telah sesuai dengan perencanaan yang telah dirancang. Refleksi merupakan upaya memikirkan suatu evaluasi. Dari refleksi akan ditentukan suatu replanning (perbaikan tindakan) yang akan dilakukan pada tindakan selanjutnya sampai pelaksanaan tindakan ini memenuhi target. Alur pelaksanaan tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut ini:
[image:22.595.116.498.300.644.2]
Gambar 3.2
Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart (Wiriaatmadja. 2005: 66)
Gambar di atas, diawali dengan perencanaan (planinning) yaitu perencanaan yang matang yang perlu dilakukan setelah mengetahui masalah dalam pembelajaran, lalu merencanakan rencana tindakan yang harus dilakukan sebagai suatu solusi dari masalah; Pelaksanaan (action) yaitu wujud atau
RENCANA OBSERVASI R E FL E K S I T IN D A K A N
P E R B A IK A N R E N C A N A
OBSERVASI R E F LE K S I TI N D A KA N OBSERVASI R E FL E KS I T IN D A K A N
implementasi dari tindakan yang telah dirancang sebelumnya; Pengamatan merupakan kegiatan mengamati mulai dari proses dan hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan; refleksi merupakan kegiatan memikirkan suatu upaya evaluasi. Dari refleksi ini, akan ditentukan suatu perbaikan tindakan (replanning) selanjutnya. Maka rencana tindakan selanjutnya mengulang suatu tindakan dengan terus memperbaiki dari suatu tindakan ke tindakan lain sampai dengan target yang
telah diterapkan dapat tercapai.
Dengan demikian, penulis dapat merancang beberapa siklus diantaranya: siklus satu penulis melakukan tindakan untuk mencapai ketuntasan pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas melalui permainan berpasangan. Apabila siklus pertama tidak berhasil, maka pada siklus kedua penulis akan memodifikasinya sesuai dengan permasalahan pada siklus pertama. Dan apabila siklus kedua tidak berhasil maka siklus ketiga penulis masih akan memodifikasi lagi sesuai dengan pada permasalahan siklus kedua.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang sudah didesain dalam faktor yang diselidiki. Untuk melihat kemampuan awal dalam gerak dasar renang gaya bebas, siswa diberikan latihan tanpa petunjuk tekhnis dari guru, hal tersebut sebagai bahan evaluasi. Sedangkan observasi awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat yang akan diberikan dalam rangka meningkatkan kemampaun maksimal siswa dalam melakukan gerak dasar renang gaya bebas.
Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan maksimal gerak
Prosedur penelitian ini mengacu pada desain penelitian yang menggunakan desain Kemmis dan Mc Taggart. Adapun langkah-langkah desain penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
1. Tahapan Perencanaan Tindakan
a. Berdasarkan hasil observasi awal, maka peneliti merencanakan perbaikan terhadap kondisi awal yang dianggap kurang baik dan memuaskan dalam
pelaksanaan pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas melalui sebuah RPP perbaikan.
b. Membuat lembar observasi yang bertujuan untuk mengamati kinerja guru dan siswa.
c. Membuat alat evaluasi yang sesuai untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman siswa dalam materi yang telah dipelajari yaitu tentang pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas.
2. Tahapan Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang meliputi siapa melakukan apa, kapan, dimana dan bagaimana melakukannya. Skenario tindakan yang telah direncanakan dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Pada saat bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interprestasi serta diakui dengan kegiatan refleksi. Adapun yang terlibat dalam tahap pelaksanaan tindakan ini dalah praktisi dan observer. Parktisi bertugas sebagai guru dan menyajikan pembelajaran yang sesuai dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya oleh praktisi, sedangkan observer bertugas mengobservasi RPP yang dibuat oleh praktisi apakah sudah sesuai dengan IPKG 1 atau belum, selain mengobservasi RPP observer juga mengobservasi pelaksanaan pembelajaran yang disajikan oleh praktisi, apakah
penyajiannya sesuai dengan RPP yang telah dibuat sebelumnya dan sesuai dengan IPKG 2 atau belum. Kemudain praktisi dan observer bertindak sebagai tim yang
akan mengevaluasi hasil belaja siswa dan mengadakan kegiatan refleksi. 3. Tahapan Observasi
pembelajaran berlangsung dan saat hasil akhir kerja siswa. Dilakukan dengan mengisi lembar observasi untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan oleh observer dalam hal ini peneliti sendiri, guru dan kepala sekolah.
Dengan adanya kegiatan observasi diharapkan dapat dikenali setiap perubahan yang terjadi pada proses pembelajaran, apabila terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan maka peneliti harus mencari dan menemukan faktor penyebab serta menentukan langkah perbaikan.
4. Tahapan analisis dan refleksi
Analisis dan refleksi dilakukan untuk mengetahui segala hal yang terjadi dan diperoleh dalam proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan dengan cara : 1) Mengecek data yang diperoleh selama melakukan penelitian.
2) Mendiskusikan hasil yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan.
3) Menyusun rencana kembali yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperbaiki dalam siklus yang akan dilakukan selanjutnya.
E. Instrument Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, pengumpulan data mengenai pelaksanaan dan hasil belajar akan dilakukan dengan menggunakan beberapa instrumen penelitian sebagai berikut:
1. Format Observasi
Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data mengenai aktivitas
siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran penjas pada materi renang gaya bebas melalui permainan berpasangan. Pengertian observasi menurut kamus besar
Bahasa Indonesia edisi ketiga (2003: 699) yaitu “Observasi adalah pengamatan, peninjauan secara cermat, selama praktek mengajar”.
a. Format Obsevasi Perencanaan Pembelajaran
Lembar Observasi perencanaan Pembelajaran yaitu IPKG 1 yang digunakan untuk mengamati perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru sebelum pembelajaran dimulai. Perencanaan pembelajaran itu meliputi komponen rencana pembelajaran yaitu rumusan tujuan pembelajaran, mengembangkan dan mengorganisasikan materi media sumber belajar dan metode pembelajaran,
merencanakan skenario kegiatan pembelajaran, merencanakan prosedur jenis dan menyiapkan alat penilaian serta tampilan dokumen rencana pembelajaran.
Peneliti menggunakan format ini bertujuan untuk mengukur perencanaan tindakan dalam hal ini kinerja guru dalam upaya merencanakan pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas melalui permainan berpasangan. Dalam hal ini kemampuan kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran dapat dilihat pada saat sebelum melaksanakan pembelajaran, dimana dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru (praktisi) dan observer bersama mitra (Guru Penjas). b. Format Obsevasi Pelaksanaan Kinerja Guru
Lembar observasi kinerja guru yaitu IPKG 2 yang digunakan untuk mengamati kinerja guru pada saat pelaksanaan kegiatan belajar mengajar berlangsung. Aspek yang diamati yaitu pra pembelajaran, membuka pembelajaran, mengelola inti pembelajaran, mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran penjas, melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar, serta kesan umum kinerja guru.
Peneliti menggunakan format ini bertujuan untuk mengukur kemampuan melaksanakan pembelajaran yang dalam hal ini kinerja guru dalam upaya melaksanakan pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas melalui permainan
berpasangan. Dalam hal ini kemampuan melaksanakan pembelajaran seorang guru dapat dilihat pada saat melaksanakan pembelajaran, di mana dalam penelitian ini
peneliti bertindak sebagai guru (praktisi) dan observer bersama mitra (Guru Penjas).
c. Format Obsevasi Aktivitas Siswa
Peneliti menggunakan format ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini terkait dengan aspek kepenjasan siswa yaitu aspek apektif dalam implementasi nilai semangat, kerjasama, kedisiplinan dan tanggung jawab pada saat pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas.
2. Format Tes
Peneliti menggunakan format ini bertujuan untuk melihat keberhasilan belajar siswa dalam melaksanakan pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas melalui permainan berpasangan sebelum dan sesudah pemberian tindakan dengan membandingkan nilai yang diperoleh. Tes dilakukan dalam bentuk praktek setelah proses pembelajaran kegiatan awal sampai kegiatan inti selesai dilaksanakan, tingkat kesulitan tes di tambah pada setiap siklusnya.
3. Format Wawancara
Format wawancara digunakan untuk mengetahui pandangan dan pendapat yang diperoleh dari guru sebelum proses pembelajaran, saat proses pembelajaran berlangsung, dan akhir proses pembelajaran dilaksanakan. Menurut Hopkins (Wiriaatmadja, 2009: 117), “Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui
situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain”.
Yang menjadi subjek wawancara adalah guru dan siswa kelas V. Lembar wawancara meliputi segala aspek dan kegiatan dalam pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas melalui permainan berpasangan.
4. Format Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran, interpretasi, koreksi dan saran dari peneliti selama proses pelaksanaan penelitian
berlangsung. Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2002: 153) “Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan
dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam
penelitian kualitatif”.
lapangan ini peneliti menggunakan format catatan lapangan, selain itu peneliti juga menggunakan alat bantu elektronik seperti kamera yang dapat menghasilkan photo dan video.
Format-format instrument penelitian disajikan dalam lampiran.
F. Data dan Sumber Data 1. Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan catatan lapangan yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN Padasuka II Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Padasuka II dan guru kelas IV, serta seluruh komponen SDN Padasuka II Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang.
G. Tehnik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data
Data penelitian yang dikaji yaitu data pelaksanaan tindakan dan data hasil belajar siswa. Pertama, data pelaksanaan tindakan berupa deskripsi pelaksanaan proses pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas melalui permainan berpasangan. Data pelaksanaan tindakan diperlukan untuk memonitor tahap-tahap pelaksanaan tindakan dengan cara observasi dan wawancara, dengan instrumen berbentuk pedoman wawancara, dengan instrumen berbentuk pedoman observasi, pedoman wawancara dan catatan lapangan.
Kedua, data hasil belajar siswa berupa evaluasi hasil belajar dan sikap siswa selama proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Data hasil tindakan ini
diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh efektivitas pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas melalui permainan berpasangan.
tindakan dilaksanakan, sehingga diperoleh informasi yang akurat tentang dampak perlakuan yang dibuat.
Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data yang diperoleh dari berbagai instrumen penelitian sesuai dengan jenis dan sumbernya.
2. Pengolahan Data Hasil
Pengolahan data hasil dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar renang gaya bebas dalam pembelajaran renang. Ada dua macam pengolahan data diantaranya data kualitatif yaitu data yang diperoleh berupa data-data hasil observasi dilapangan yang berupa penggambaran atau deskriptif. Data tersebut dapat digunakan untuk mengolah data pada penelitian ini. Yang selanjutnya data kuantitatif yaitu data-data yang berupa angka-angka dan cara pengolahannya menggunkan rumus-rumus tetentu.
Dalam tes praktek diperoleh lembar evaluasi tes hasil belajar siswa dalam melakukan renang gaya bebas. Penilainnya dilakukan kepada siswa dengan cara melakukan renang gaya bebas yang sesuai dengan prosedur penilaian atau deskriptor penilaian, nilai yang diambil yaitu jumlah nilai yang sesuai dengan kemampuan siswa yang ada pada aspek penilaian dalam tabel. Skor ideal yaitu 24. Penentuan kriteria ketuntasan yakni berdasarkan kriteria penetapan nilai sebagai berikut:
����� =Skor yang diperoleh
Skor ideal � 100%
Nilai KKM: 70
Adapun aspek yang dinilai adalah sebagai berikut : A. Posisi Tubuh
1. Posisi tubuh sejajar dengan permukaan air.
2. Tangan dilurus ke depan dan jari-jari tangan dirapatkan. 3. Tungkai lurus ke belakang dan di rapatkan.
4. Pandangan ke bawah kolam sesekali melihat ke arah depan. B. Gerakan Meluncur
2. Salah satu tungkai ditekuk dengan telapak kaki pada dinding kolam, menghirup udara, badan dibongkokkan ke air.
3. Tungkai yang kedua segera ditekuk dan diletakkan di samping tungkai yang pertama yang sudah ada di dinding kolam. Kedua tungkai secara bersamaan menolak dinding kolam untuk membuat luncuran.
4. Pada saat meluncur ke depan, kedua lengan lurus dan tetap menjepit kepala
diantara kedua telinga serta kedua tungkai lurus ke belakang. C. Gerakan Tungkai
1. Irama gerakan kaki yang terdiri dari naik turun mengarah lurus, naik turun dengan 6, 4, 2, 2 pukulan kaki dengan kedalaman kaki di bawah permukaan air ketika naik turun dari atas permukaan air berkisar 25-30 cm.
2. Fase istirahat (disaat lutut membengkok, membentuk sudut untuk memukul dan melecut) mempunyai sudut berkisar antara 300 – 400.
3. Kedalaman paha ketika melakukan gerakan ke bawah atau saat memukul dan melecut adalah 25-30 cm dari permukaan air.
4. Kedalaman tungkai kaki bagian bawah/telapak kaki dari permukaan air ketika melakukan pukulan dan lecutan sekitar 30-35 cm.
D. Gerakan Lengan
1. Fase masuk permukaan air (Entry Fase). Tangan masuk ke permukaan air dengan ujung jari, dengan posisi telapak tangan menghadap ke bawah (telungkup). Masuk permukaan air dengan ibu jari terlebih dahulu, sudut kemiringan yang dibentuk antara telapak tangan dengan permukaan air bekisar 30-40 derajat. Usaha masuknya tangan kepermukaan air, sejauh mungkin dapat terjangkau.
2. Fase Menarik (Pull Fase). Menarik jari hingga jari tangan berada pada posisi agak jauh dari garis pusat,
3. Lengan kanan mendayung air, lalu lengan kiri keluar dari air dengan siku ditekuk (siku berada di puncak sudut tekukan).
E. Gerakan Pernafasan
1. Lengan kanan didayungkan ke belakang, sampai di belakang pantat.
2. Kepala menengok ke arah kanan sambil membuka mulut dan menghirup udara.
3. Lengan kiri bergerak di atas air menuju ke arah depan pada saat yang sama dengan kegiatan lengan kanan dan menghirup udara.
4. Lengan kiri mendayung ke belakang, lalu lengan kanan bergerak ke arah depan, kepala kembali menghadap ke dasar kolam sambil menghembuskan udara melalui hidung dan mulut.
F. Koordinasi
1. Melakukan posisi tubuh dan meluncur. 2. Melakukan gerakan lecutan kaki/tungkai. 3. Melakukan gerakan ayunan tangan/lengan.
4. Melakukan koordinasi lengan, tungkai dan pernafasan.
Kriteria Penskoran
1. Skor 1 jika satu indikator Nampak
2. Skor 2 jika dua indikator Nampak
3. Skor 3 jika tiga indikator Nampak
4. Skor 4 jika empat indikator Nampak
Kriteria Penilaian
1. Jika nilai siswa ≥ 70 maka dikatakan tuntas
2. Jika nilai siswa ≤ 70 maka dikatakan belum tuntas
3. Analisis Data
Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal penelitian, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Penelitian juga dapat langsung menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana kelas/lapangan, hubungan guru dengan anak didik, dan anak didik dengan teman yang lainnya.
a. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna.
b. Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, repsentasi gerak dan sebagainya.
c. Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah
diorganisasikan dalam bntuk penyetaraan kalimat atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung arti luas.
H. Validasi Data
Pengolahan data hasil diperlukan dalam suatu penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, maka pengukuran validitas dan reliabilitas tidak menggunakan perhitungan statistik.
Teknik pengolahan data hasil yang digunakan dalam penelitian ini adalah: member chek, triangulasi,expert opinion, audit trail.
a . Member Chek
Member Chek yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau
informasi yang diperoleh selama observasi atau wawancara terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru dengan cara mengkonfirmasikan dengan siswa dan guru melalui diskusi pada akhir tindakan. Data-data hasil observasi diperiksa kembali kebenarannya melalui diskusi dengan siswa dan guru pada akhir tindakan, sehingga data atau informasi akan tetap sifatnya dan tidak berubah. Dengan demikian data akan terperiksa kebenarannya.
Kegiatan member cek ini peneliti mengemukakan hasil temuan sementara untuk memperoleh tanggapan, sanggahan, atau informasi baik dari guru maupun siswa, sehingga terjaring data yang benar dan memiliki derajat validitas yang tinggi.
b. Triangulasi
”triangulasi adalah salah satu teknik validasi dengan cara memriksa kebenaran hipotesis, konstruk, serta hasil analisis yang disimpulkan peneliti dengan
membandingkan dengan hasil orang lain yang menyaksikan stuasi yang sama”.
Hasil dari observasi dan wawancara terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru dibandingkan dengan hasil orang lain, misalnya mitra peneliti lain yang hadir menyaksikan proses pembelajaran. Triangulasi dapat dilakukan berdasarkan tiga
sudut pandang yaitu siswa, guru dan mitra peneliti. Jadi, sudut pandang siswa, guru dan mitra peneliti yang hadir menyaksikan proses pembelajaran dibandingkan secara kolaboratif sehingga menghasilkan data yang pasti.
c. Expert Opinion
Dilakukan dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan peneliti kepada para ahli. Dalam kegiatan expert opinion ini, penelti mengkonsultasikan temuan kepada pembimbing sehingga data temuan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan untuk mengetahui langkah selanjutnya yang harus dilakukan. d. Audit Trail
Yakni mengecek kebenaran prosedur dan metode pengumpul data dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing dan teman-teman mahasiswa. Memeriksa kesalahan-kesalahan di dalam metode atau prosedur yang dipakai peneliti dan di dalam pengambilan kesimpulan. Audit trail juga memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau pengamat mitra penelitian lainnya. Kegiatan tersebut harus tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran, tentang :
1) Data awal (hasil obsevasi) gerak dasar renang gaya bebas melalui permainan berpasangan.
2) Data akhir hasil observasi nilai aktifitas siswa, dan nilai akhir belajar siswa pada setiap siklus dalam pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas melalui
permainan berpasangan.
152 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas melalui permainan berpasangan yang dilakukan di SDN Padasuka II Kecamatan
Sumedang Utara Kabupaten Sumedang dapat disimpulkan bahwa :
Pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas melalui permainan berpasangan pada prosesnya meliputi perencanaan, kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar sebagai berikut:
1. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas melalui permainan berpasangan, memberikan arah dan acuan yang jelas tentang materi gerak dasar renang gaya bebas. Perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan dan ditentukan. Dimana, RPP siklus I kegiatan siswa adalah siswa melakukan gerak dasar renang gaya bebas dengan permainan berpasangan, dimana satu orang melakukan gerak dasar renang dan yang satunya lagi membantu dengan cara menahan perutnya atau menarik ujung tangannya, dengan perolehan persentase perencanaan kinerja guru sebesar 57%. Kegiatan siswa pada siklus ke II adalah melakukan gerak dasar renang gaya bebas melalui permainan berpasangan menggunkan papan pelampung dengan perolehan persentase perencanaan kinerja guru sebesar 95% masih belum mencapai target dan tetap memerlukan perbaikan untuk siklus selanjutnya. Kegiatan siswa pada siklus ke III adalah siswa melakukan gerak dasar renang gaya bebas melalui permainan berpasangan berjarak dengan perolehan persentase perencanaan kinerja guru sebesar 100% dan
target telah tercapai.
2. Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
153
RPP. Pelaksanaan pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas melalui pernainan berpasangan dengan kinerja guru untuk memotivasi, mengarahkan dan membimbing siswanya untuk melakukan gerak dasar renang gaya bebas. Pada siklus I kinerja guru hanya mencapai 56%, siklus II 93%, dan pada siklus III mencapai target yang diharapkan yaitu 100%. Hal tersebut sesuai yang diharapkan dan hasilnya signifikan.
3. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa pada siklus I mencapai 59% dari jumlah keseluruhan siswa, pada siklus II meningkat menjadi 98% dari jumlah keselurhan siswa dan pada siklus III meningkat menjadi 100% dari jumlah keseluruhan siswa. Dengan adanya peningkatan pada setiap siklus I, maka target telah tercapai.
4. Hasil Belajar Siswa
Peningkatan kualitas pembelajaran yang meliputi kinerja guru dan aktivitas siswa, menunjukkan hasil yang nyata, mencapai target yang ditentukan sebasar 100%. Peningkatan pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas terbukti dari peningkatan setiap siklus dimana pada siklus I jumlah siswa yang tuntas melakukan gerak dasar renang gaya bebas mencapai 13 siswa atau 42%, siklus II meningkat menjadi 21 siswa atau 68% yang tuntas, siklus III meningkat menjadi 26 siswa atau 84% yang tuntas dengan target yang ditentukan yaitu 80%.
B. Saran
Pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas melalui permainan berpasangan merupakan suatu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan aktivitas gerak. Dengan memperhatikan hasil
penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di SDN Padasuka II Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang, ada beberapa hal yang dapat disarankan
sebagai implikasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Guru
154
pendidikan jasmani harus mampu memilih dan mengembangkan teknik-teknik pembelajaran lainnya yang cocok untuk diterapkan pada pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa, kedalaman materi, dan hal-hal lainnya yang masih perlu dipertimbangkan.
b. Guru hendaknya perlu memahami secara mendalam mengenai penggunaan model pembelajaran yang sesuai, sehingga dalam penerapannya tidak menjadi
salah persepsi.
c. Para guru disarankan untuk memiliki kemauan, keuletan, kreatif, dan punya keberanian untuk mengembangkan pembelajaran dan mengembangkan berbagai potensi, baik potensi diri sebagai guru, potensi lingkungan maupun potensi siswa. Karena penelitian membuktikan bahwa pembelajaran renang dalam hal ini gerak dasar renang gaya bebas yang selama ini dinilai sulit oleh para guru, dengan kerja keras ternyata dapat dioptimalkan dengan baik.
d. Dalam mengembangkan langkah-langkah penerapan pembelajaran gerak dasar renang gaya bebas melalui permainan berpasangan sebaiknya guru berperan optimal sebagai motivator, fasilitator, dan membimbing siswa sebaik-baiknya e. Dalam pembelajaran renang guru lebih menekankan pada proses bagaimana
pengetahuan, dan keterampilan gerakan itu dibangun oleh para siswa yang difasilitasi melalui permainan berpasangan sehingga akan lebih mempermudah dan mempercepat proses penguasaan gerak dasar renang gaya bebas tersebut.
2. Bagi Siswa
a. Para siswa perlu dibina untuk melakukan gerak dasar renang gaya bebas yang bermanfaat bagi dirinya, sehingga dengan pembelajaran renang nantinya siswa dapat melakukan gerak dasar dengan baik dan benar.
b. Diperlukan penggalian potensi masing-masing siswa dalam pelajaran pendidikan jasmani, ini dimaksudkan untuk meningkatkan bakat yang dimiliki
setiap anak. 3. Bagi Sekolah
155
tersebut juga dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran baik untuk siswa maupun guru.
b. Dalam meningkatkan minat dan bakat terhadap renang, maka perlu diadakannya pertandingan baik pada tingkat intern sekolah, gugus, kecamatan maupun tingkat kabupaten yang dilakukan secara berkala.
c. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan
oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran pendidikan jasmani.
4. Bagi UPI Kampus Sumedang
Hasil-hasil dari penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran, khususnya bagi program studi Pendidikan Jasmani yang memproduksi guru yang kreatif.
5. Bagi Peneliti Lain
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus landasan penelitian lanjut yang berhubungan dengan pengembangan modifikasi pembelajaran.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian khususnya dengan menjadikan permainan dalam pembelajaran sebagai tindakan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Dumadi. (1992). Renang Materi Metode Penilaian. Jakarta: Depdikbud.
Dwijiwinoto, Kasiyo dan Dumadi. (1992). Materi Metode Penilaian renang. Jakarta : Departemen Pendidikan dan dan Kebudayaan direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Hendromartono. (1992). Olahraga Pilihan Renang. Jakarta : Depdikbud.
Maddy, Khairul. (2003). Manfaat Kerja Sama. [Online]
http:id.shuoong.com/bussines-management/entrepeneurship/i943515-manfaat-kerja-sama.
Mahendra, Agus. (2003). Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdikbud.
Moleong Lexi, J. (2002). Methodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.
Kusmaedi, Nurlan. (2009). Permainan Tradisional. Program Studi S1 UPI Kampus Sumedang.
Lutan, Rusli. (2001). Asas-asas Pendidikan Jasmani. Jakarta. Depdiknas
Resmini, Novi dan Djuanda, Dadan. (2007). Pindidikan Bahasa dan Sastra Kelas Tinggi. Bandung: UPI Press.
Rofi’uddin, Ahmad dan Zuhdi, Darmiyati. (1998/ 1999). Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.
Soeparno. (1988). Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: PT. Intan Pariwara.
Suherman, Ayi. (2012). Penelitian Pendidikan. Bandung: Bintang Warla Artika
Sukintaka. (1992). Bermain Untuk D2 PGSD Penjaskes. Jakarta : Departemen Pendidikan dan dan Kebudayaan direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Sukintoko dan Sukarno, (1983). Renang dan Metodik. Jakarta : Rosda jayaputra.
Suparno, Bambang. (2011). Meningkatkan Gerakan Dasar Shooting dalam Permainan Bola Basket melalui Permainan Target Dinding pada Siswa Kelas V Sdn Cikondang 2 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang. Sumedang: Skripsi.
Syarifuddin, Aip dan Muhadi. (1993). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta : Depdiknas.
Tim Penyusun kamus Pusat Bahasa. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: PT (Persero) Balai Pustaka
Toni, Enjang. (2011). Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Sepakbola dalam Melakukan Passing dengan Kaki Bagian Luar Melalui Permainan Kucing Bola dalam Lingkaran di Sdn Jayasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang. Sumedang : Skripsi.