• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA DEBU KAYU DENGAN PENGGUNAAN MASKER PADA PENGRAJIN Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Bahaya Debu Kayu Dengan Penggunaan Masker Pada Pengrajin Gitar Di Desa Mancasan, Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA DEBU KAYU DENGAN PENGGUNAAN MASKER PADA PENGRAJIN Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Bahaya Debu Kayu Dengan Penggunaan Masker Pada Pengrajin Gitar Di Desa Mancasan, Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA DEBU

KAYU DENGAN PENGGUNAAN MASKER PADA PENGRAJIN

GITAR DI DESA MANCASAN, KECAMATAN

BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Keperawatan pada Program Pendidikan Sarjana Keperawatan.

Disusun Oleh :

HANGGAR PRASETIA

J.210.110.228

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Jl. A. Yani Tromol Pos I, Pabelan, Kartasura Tlp. (0271) 717417, 719483 Fax. 715448 Surakarta 57102

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi :

Nama : Irdawati, S.Kep., Ns., Msi.Med

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi (Tugas Akhir) dari Mahasiswa :

Nama : HANGGAR PRASETIA Nim : J.210.110.228

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG

BAHAYA DEBU KAYU DENGAN PENGGUNAAN MASKER PADA PENGRAJIN GITAR DI DESA MANCASAN

KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO.

Naskah artikel tersebut, layak dapat disetujuai untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, 26 Oktober 2013

Pembimbing

(3)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA DEBU KAYU

DENGAN PENGGUNAAN MASKER PADA PENGRAJIN GITAR

DI DESA MANCASAN, KECAMATAN BAKI

KABUPATEN SUKOHARJO

Oleh :

HANGGAR PRASETIA J 210 110 228

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 26 Oktober 2013,

sudah di revisi dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji :

1. Irdawati, S.Kep., Ns., Msi.Med _______________

2. Endang Zulaicha Susilaningsih, S.Kp _______________

3. Bd. Sulastri, Skp., M.Kes _______________

Surakarta, 26 Oktober 2013

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

(4)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA DEBU KAYU DENGAN PENGGUNAAN MASKER PADA PENGRAJIN

GITAR DI DESA MANCASAN, KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

Hangar Prasetia.*

Irdawati, S.Kep., Ns., Msi.Med. **

Endang Zulaicha Susilaningsih, S.Kp ***

Abstrak

Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses pembangunan industri. Resiko bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja adalah bahaya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, akibat kombinasi dari berbagai faktor yaitu tenaga kerja dan lingkungan kerja. Pekerja industri kayu mempunyai resiko yang sangat besar untuk penimbunan debu pada saluran pernafasan. Berdasarkan hasil survai lapangan diketahui bahwa terdapat pengrajin gitar cukup banyak tidak menggunakan masker saat bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang bahaya debu kayu dengan penggunaan masker pada pengrajin gitar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif corelational dengan kuantitatif rancangan Cross Sectional. Tehnik pengambilan sampelnya adalah Simple Random Sampling. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis data adalah Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan tingkat pengetahuan bahaya debu kayu (p=0,002) dengan tingkat kepercayaan 95% dengan penggunaan masker pada pengrajin gitar.

(5)

RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT THE DANGERS OF THE USE OF WOOD DUST MASK ON GUITAR CRAF TSMEN TRAY IN THE

VILLAGE DISTRICT DISTRICT MANCASAN SUKOHARJO

Hangar Prasetia.*

Irdawati, S.Kep., Ns., Msi.Med. **

Endang Zulaicha Susilaningsih, S.Kp ***

Abstract

Labor as human resources play a major role in the industrial development process . Hazards faced by workers is the danger of accidents and occupational diseases , due to a combination of factors , namely labor and the working environment . Timber industry workers have a very big risk for the accumulation of dust on the respiratory tract . Based on the results of field surveys note that there are quite a lot of guitar craftsmen do not use a mask when working . This study aims to determine the relationship of the level of knowledge about the dangers of wood dust with the use of masks on guitar craftsman . This research is quantitative descriptive corelational with cross sectional design . Technique of sampling is simple random sampling . Statistical tests were used to analyze the data is Chi Square . The results showed no correlation between knowledge of the dangers of wood dust ( p = 0.002 ) with a confidence level of 95 % with the use of masks on guitar craftsman .

(6)

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pekerja industri kayu

mempunyai resiko yang sangat besar

untuk penimbunan debu pada saluran

pernafasan. Proses produksi gitar

meliputi beberapa tahap yaitu proses

penyiapan bahan baku, penyiapan

komponen, perakitan dan

pembentukan, serta proses akhir

pengamplasan, pengecatan dan

pengepakan. Dalam tahapan

produksi yang paling banyak

menghasilkan debu adalah pada

tahapan pengamplasan. Absorpsi dari

partikel-partikel debu kayu terjadi

hanya lewat paru-paru melalui

mekanisme pernafasan. Sebagian

partikel debu yang tidak larut akan

tertahan di jaringan paru-paru,

sedangkan bagian yang larut terbawa

oleh darah kebagian lain dan

sebagian terbuang lewat kencing

(Yunus, 2003).

Data yang diperoleh dari

Puskesmas Baki I kabupaten

Sukoharjo, salah satu Desa di

Kabupaten Sukoharjo yang memiliki

angka kejadian ISPA yang paling

sering diderita oleh masyarakat

adalah Desa Mancasan, yang

merupakan wilayah kerja Puskesmas

Baki I. Pada Tahun 2012, di

Puskesmas Baki I angka kejadian

ISPA menduduki peringkat pertama

yaitu 1520 kasus. Berdasarkan data

laporan kasus kesakitan Puskesmas

Baki I tahun 2013 pada 6 bulan

terakhir angka kejadian ISPA di desa

mancasan sebanyak 375 kasus.

LANDASAN TEORI

1. Pengetahuan

Menurut Notoatmojo (2005),

pengetahuan merupakan hasil dari

tahu, dan ini terjadi setelah orang

malakukan penginderaan terhadap

suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera

manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh dari mata dan

telinga. Tingkat pengetahuan atau

kognitif, merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang. Pengetahuan

yang dicakup dalam domain

kognitif mempunyai 6 tingkat,

yaitu : know (tahu), memahami

(7)

(application), analisis (analysis),

sintesis (shiynthesis), evaluasi

(evaluation). Adapun

faktor-faktor yang mempengaruhi

tingkat pengetahuan adalah

pendidikan, pengalaman,

informasi, usia, dan kultur

mekanis. Keberadaan debu dalam

lingkungan akan mengurangi nilai

estetika dan mengganggu

kesehatan manusia. Debu dari

proses industri yang terdapat di

udara apabila terhirup oleh

manusia dapat mengakibatkan

penyakit pneumoconiosis, yaitu suatu penyakit pada paru-paru

yang berupa penimbunan partikel

debu. (Suma’mur, 2010). 3. Alat pelindung diri

a. Pengertian APD

Alat pelindung diri

merupakan suatu alat yang

digunakan seseorang dalam

melakukan pekerjaannya, yang

dimaksud untuk melindungi

dirinya dari sumber bahaya

tertentu baik yang berasal dari

pekerjaan maupun dari

lingkungan kerja (Tarwaka,

2010).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif yang

menekankan analisanya pada

data-data numerik (berbentuk angka) yang

diolah dengan metode statistika.

Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif corelational yaitu metode kuantitatif yang bertujuan untuk

mencari hubungan antara dua

variabel. Rancangan dalam

penelitian adalah cross sectional. populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh pengrajin gitar di Desa

Mancasan Kecamatan Baki

Kabupaten Sukoharjo sebanyak 150

orang. sampel dalam penelitian ini

sebanyak 60 responden pekerja

pengrajin gitar. Tehnik sampling

yang digunakan adalah

Proportionate Random Sampling.

Kriteria Sampel

Kriteria inklusi

1) Pekerja pengrajin gitar yang

bekerja di Desa Mancasan lebih

(8)

2) Dapat berkomunikasi secara

verbal dan non verbal.

Kriteria Eksklusi

1) Pekerja yang tidak ada di tempat

/ sedang bepergian dalam waktu

yang lama (1 bulan) saat

penelitian berlangsung.

Analisa bivariat dilakukan

untuk menguji hipotesa dan

menjawab rumusan masalah yang

diajukan. Analisa yang digunakan

untuk mengetahui hubungan antar

variabel tingkat pengetahuan tentang

bahaya debu kayu dengan

penggunaan APD menggunakan uji

Chi Square yang lebih mudah dalam mengerjakan hubungan antara dua

variabel dengan skala data nominal

dengan tingkat signifikan α > 0.05

(taraf kepercayaan 95%). (Sugiyono,

2009).

HASIL PENELITIAN

Analisis Univariat

Distribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Tingkat

Pengetahuan Frekuensi

Persentase

Berdasarkan tabel diatas

menunjukkan bahwa

tingkatpengetahuan responden

sebagian besar memiliki tingkat

pengetahuan yang cukup sebanyak

35 orang (58%).

Distribusi Frekuensi

Responden Berdasarkan Penggunaan

Masker

Penggunaan

Masker Frekuensi

Persentase

menunjukkan bahwa sebagian besar

responden menggunakan masker

sebanyak 40 orang (67%).

Analisis Bivariat

Hubungan Tingkat Pengetahuan

Dengan Penggunaan Masker Dengan

Chi Square

Sebagian besar responden

memiliki tingkat pengetahuan yang Variabel Penggunaan

(9)

cukup sebanyak 35 orang (58%)

dengan 30 orang (50%)

menggunakan masker dan 5 orang

(8%) tidak menggunakan masker.

Berdasarkan hasil uji Chi square menunjukkan bahwa p=0,000<0,05.

Dalam analisa uji Chi Square, ternyata ditemukan terdapat 1

frekuensi observasi (fo) sama dengan

0 (nol) dan 2 frekuensi harapan (fh)

kurang dari 5. Kondisi ini

menyebabkan hasil uji Chi Square kurang akurat. Untuk mengatasi

kondisi tersebut, maka dilakukan

koreksi Yates, yaitu penggabungan

kategori penelitian menjadi lebih

sedikit dan dilakukan uji chi square ulang, jika jumlah sel adalah 2 x 2,

maka uji yang dilakukan adalah

fisher exact test (Riwidikdo, 2009). Sehingga variabel pengetahuan yang

semula tiga kategori (baik, cukup,

kurang) menjadi dua kategori yaitu

baik dan kurang menggunakan nilai

pembeda median. Pengetahuan

dinyatakan baik jika skor lebih tinggi

atau sama dengan median, dan

kurang jika nilai lebih rendah dari

median.

Selanjutnya setelah dilakukan

pengkategorisasian pengetahuan

bahaya debu kayu dan penggunaan

masker, maka dilakukan uji fisher exact test sebagai berikut :

Hubungan Tingkat Pengetahuan

Dengan Penggunaan Masker

Dengan fisher exact test

Dalam analisa uji fisher exact test diperoleh nilai p-value sebesar 0,002 sehingga kesimpulan uji

adalah Ho ditolak, dikarenakan nilai

p 0,002 lebih kecil dari pada 0,05.

PEMBAHASAN

A. Pengetahuan Bahaya Debu

Kayu Pada Pengrajin Gitar

Hasil penelitian tentang

bahaya debu kayu pada

pengrajin gitar menunjukkan

bahwa sebagian besar memiliki

pengetahuan cukup yaitu 35

responden (58%).

Menurut Notoatmodjo

(2005), pengetahuan merupakan

hasil dari tahu, dan ini terjadi

setelah orang malakukan Variabel Penggunaan

(10)

penginderaan terhadap suatu

objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera

manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh dari mata dan

telinga. Tingkat pengetahuan

atau kognitif, merupakan

domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan

seseorang. Pada dasarnya

tingkat pengetahuan dipengaruhi

dari pengalaman yang didapat

dan juga tingkat pendidikan

seseorang. Pendidikan

responden merupakan salah satu

faktor yang penting dalam

meningkatkan pengetahuan dan

pengalaman karena dengan

pendidikan yang baik dan

banyak pengalaman yang

diperoleh maka seseorang akan

lebih mudah menerima segala

informasi dan memperoleh

pengalaman lebih banyak dari

luar khususnya tentang

pengetahuan bahaya debu kayu.

Dalam penelitian ini

terdapat responden yang

sebagian besar memiliki

pengetahuan cukup, yaitu

rata-rata SMA. Menurut

Notoatmodjo (2003) Tingkat

pendidikan berhubungan dengan

kemampuan seseorang dalam

memahami informasi kesehatan

yaitu semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang maka

kemampuan menyerap informasi

kesehatan semakin baik.

Sesuai dengan penelitian

Solliman (2012) yaitu

menerangkan bahwa di Libya

Utara tingkat pengetahuan

seseorang dipengaruhi oleh

tingkat pendidikan, semakin

tinggi tingkat pendidikan

seseorang maka semakin tinggi

pengetahuan yang dimiliki.

Beberapa faktor yang

berhubungan dengan tingkat

pengetahuan pekerja adalah

umur. Distribusi umur

responden menunjukkan

sebagian besar kelompok

responden antara 20-30 tahun

yaitu kelompok dewasa awal

dimana pada masa tersebut

seseorang akan lebih tanggap

(11)

segala sesuatu yang menyangkut

lingkungan sekitar. Menurut

Huckluc dalam Nursalam

(2005), semakin dewasa umur

seseorang maka tingkat

kematangan dan kekuatan

seseorang dalam berfikir akan

lebih baik dan matang.

B. Penggunaan Masker

Hasil penelitian tentang

penggunaan masker didapatkan

bahwa sebanyak 40 responden

(67%) memakai masker saat

bekerja dengan memiliki tingkat

pengetahuan tentang bahaya

debu kayu dalam kategori tinggi

dan sedang. Berdasarkan

wawancara terhadap reaponden

yang memakai masker saat

bekerja mengatakan bahwa

sebagian besar responden

memakai masker dalam bekerja

yaitu selama jam kerja dalam

sehari. Sedangkan 20 responden

(33%) tidak menggunakan

masker saat bekerja dengan

memiliki tingkat pengetahuan

tentang bahaya debu kayu dalam

kategori rendah. Berdasarkan

wawancara terhadap responden

yang tidak memakai masker

selama bekerja, responden yang

tidak memakai masker selama

bekerja sebagian besar beralasan

bahawa merasa tidak nyaman

menggunakan masker pada saat

bekerja. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan oleh Hafiz

(2010), menyatakan bahwa

semakin tinggi tingkat

pengetahuan maka semakin

tinggi pula tingkat kesadaran

diri dalam penggunaan masker.

C. Hubungan Antara Tingkat

Pengetahuan Tentang Bahaya

Debu Kayu Dengan

Penggunaan Masker

Hasil uji fisher exact test diperoleh nilai p-value sebesar

0,002 < 0,05 sehingga

kesimpulan uji adalah Ho

ditolak, maka disimpulkan

bahwa terdapat hubungan

tingkat pengetahuan tentang

bahaya debu kayu dengan

penggunaan masker pada

pengrajin gitar di Desa

Mancasan Kecamatan Baki

Kabupaten Sukoharjo, dimana

semakin baik tingkat

pengetahuan bahaya debu kayu

(12)

masker saat bekerja semakin

meningkat.

Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Hafiz O. Ahmed

(2010), yang dilakukan di Uni

Emirate Arab yang

menyimpulkan bahwa terdapat

hubungan antara antara

pengetahuan tentang paparan

debu dengan kesadaran diri

menggunakan masker. Hal ini

berarti bahwa tingkat

pengetahuan tentang debu kayu

yang baik sangat berpengaruh

dalam kesadaran pekerja

menggunakan masker saat

bekerja penelitian lain dilakukan

oleh Moch. Udin (2012), dalam

penelitiannya menyimpulkan

bahwa ada hubungan yang

signifikan antara pengetahuan

dengan sikap penggunaan APD.

Berdasarkan data diatas

bahwa penggunaan masker pada

pengrajin gitar di Desa

mancasan Kecamatan Baki

Kabupaten Sukoharjo dirasa

masih dalam level cukup

dikarenakan sebagian banyak

responden juga hanya memiliki

pengetahuan yang cukup tentang

bahaya debu kayu .

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan

pembahasan dalam penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa :

1. Tingkat pengetahuan

pengrajin gitar tentang

bahaya debu kayu sebagian

besar kategori sedang

sebanyak 35 orang (58%),

kategori tinggi 11 orang

(18%), dan kategori rendah

14 orang (24%).

2. Pengguanaan masker pada

pengrajin gitar saat bekerja

sebanyak 40 orang (67%).

3. Ada hubungan antara tingkat

pengetahuan tentang bahaya

debu kayu dengan

penggunaan masker pada

pengrajin gitar di Desa

Mancasan Kecamatan Baki

Kabupaten Sukoharjo.

Saran

1. Bagi Pengrajin Gitar

Diharapkan untuk lebih

meningkatkan penggunaan

alat pelindung diri khususnya

kepatuhan dalam penggunaan

(13)

mengurangi paparan debu

kayu.

2. Bagi Pemilik industri

kerajinan Gitar

Bagi pemilik industri gitar

diharapkan untuk lebih

meningkatkan pengawasan

terhadap karyawan untuk

memastikan kepatuhan

penggunaan masker saat

bekerja

3. Bagi Peneliti Lain

Dapat dijadikan sebagai

refrensi tambahan dan data

dasar penelitian sejenis serta

melakukan penelitian lebih

lanjut mengenai bahaya debu

kayu terhadap kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S. 2006. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Aziz. 2009. Metide Penelitian Keperawatan dan Tehnik

Analisa Data. Jakarta:

Salemba Medika.

Azwar, S. 2011.Sikap Manusia Teori

dan Pengukurannya.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Budiono, I. 2008. Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta : diakses 13 desember 2012 Chandra, B. 2008. Metodologi

penelitian kesehatan.

Jakarta : EGC.

Depkes RI. 2011. Modul Pelatihan Bagi Fasilitator Kesehatan Kerja. Jakarta.

Disnakertrans. 2011. Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan

Kerja Bagi Teknisi

Perusahaan. Yogyakarta. Hafiz, O, A. 2010. Knowledge and

Practices Related to the use of masks among Occupational Hazards Cement factory workers in the United Arab Emirate.

Journal of University

Nairobi, Vol 10. http:// erepository. ounbi. ac. ke:8080/xmlui/handle/1234 56789/25462. Diakses 08 Desember 2012

(14)

Arh Hig Rada Toksikol 2012;59:197-204.

http://www.theprofesional.c om/article/...Prof-1353.pdf, diakses 5 Januari 2013 Notoadmodjo, S 2005. Promosi

Kesehatan Teori dan

Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta

Notoadmodjo, S. 2010. Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta

Prayitna. 2003. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dalam Meningkatkan Pengetahuan Dan Perilaku Pegawai Mebel Kayu Tentang Pemakaian Alat Pelindung Diri (Masker). Sripsi. Semarang : fakultas Kesehatan Masyarakat Undip.

Pujiastuti. 2002. Debu Sebagai Bahan Pencemaran Yang Membahayakan Kesehatan Kerja.

http://www.depkes.go.id. Diakses Tanggal 07 Desember 2012.

Riwidikdo, H. 2008. Statistika Kesehatan. Yogyakarta : Cendikia Pers

Sangadji. 2010. Metodologi

Penelitian Pendekatan

Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta : Andi

Setiadi. 2007. Konsep Penulisan

Riset Keperawatan.

Yogyakarta: Graha Ilmu. Siswanto. 2005. Penyakit Paru

Kerja. Balai Hiperkes dan

Keselamatan Kerja.

Surabaya : Jawa Timur Departemen Tenaga Kerja Siti. 2006. Hubungan Antara Masa

Kerja dan Penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD) Dengan Kapasitas Vital Paru (KVP). Skripsi. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Soedirman. 2011. Higiene Pererusahaan.Magelang. Justisia Teknika.

Suma’mur. 2010. Higiene

Perusahaan dan

Keselamatan Kerja, Jakarta : PT Gunung Agung.

Tarwaka. 2008. Keselamatan dan

Kesehatan Kerja,

Manajemen dan Aplikasi K3 Di Tempat Kerja. Surakarta. Harapan Pers.

Tria, D. 2007. Hubungan Penggunaan Masker dengan Gambaran Klinis, Faal Paru dan Foto Toraks Pekerja Terpajan Debu Semen. Skripsi. Medan : Universitas Sumatra Utara.

WHO. 2007. The Global

Occupational Health

Network 214. Geneva:

Gohnet Newsletter.

Yunus. 2003. Dampak Debu Industri Pada Paru Pekerja dan

Pengendaliannya. Jurnal

Respiratory Indonesia. Vol 7.

*Hanggar Prasetia : Mahasiswa S1 Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Pos 1 Kartasura.

**Irdawati, S.Kep., Ns., Msi.Med. : Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln

A Yani Tromol Pos 1 Kartasura.

***Endang Zulaicha S. S.kp :

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian tersebut, penulis melakukan suatu penelitian dengan judul “ Pengaruh Model Rotating Trio Exchange (RTE) Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas VIII

Dengan terbitnya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 150 Tahun 2014 Tentang Perencanaan Kebutuhan Barang Milik Negara kini sudah dapat mengantisipasi permasalahan tesebut, yakni

Hasil ini mempunyai pengertian bahwa kenyataan di lapangan karyawan merasa tunjangan yang diberikan perusahaan kurang, rekan kerja yang kurang kompak, dan

4x40mnt.. 3Menggunakan hubungan sudut pusat, panjang busur, luas juring dalam pemecahan

Rangkailah rangkaian sesuai dengan PCB, dan masukan sketch ke dalam mikrokontrol menggunakan arduino Board, lalu lepaskan IC dan pasang pada PCB ESR tester tersebut !.. Hasil

537.311.192,- ( Lima Ratus Tiga Puluh Tujuh Juta Tiga Ratus Sebelas Ribu Seratus Sembilan Puluh Dua Rupiah ) adalah sebagai berikut

Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat bahwa dalam perkara perlawanan yang Pelawan ajukan, Pelawan merupakan pihak ketiga yang melakukan perlawanan

Setelah kelima analisis tersebut menunjukkan kelayakan suatu investasi baik dilihat dari sisi perhitungan analisis dan sisi keinginan investor, maka langkah terakhir dari