HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA DEBU
KAYU DENGAN PENGGUNAAN MASKER PADA PENGRAJIN
GITAR DI DESA MANCASAN, KECAMATAN
BAKI KABUPATEN SUKOHARJO
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Keperawatan pada Program Pendidikan Sarjana Keperawatan.
Disusun Oleh :
HANGGAR PRASETIA
J.210.110.228
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Jl. A. Yani Tromol Pos I, Pabelan, Kartasura Tlp. (0271) 717417, 719483 Fax. 715448 Surakarta 57102
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah
Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi :
Nama : Irdawati, S.Kep., Ns., Msi.Med
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi (Tugas Akhir) dari Mahasiswa :
Nama : HANGGAR PRASETIA Nim : J.210.110.228
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul : HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG
BAHAYA DEBU KAYU DENGAN PENGGUNAAN MASKER PADA PENGRAJIN GITAR DI DESA MANCASAN
KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO.
Naskah artikel tersebut, layak dapat disetujuai untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Surakarta, 26 Oktober 2013
Pembimbing
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA DEBU KAYU
DENGAN PENGGUNAAN MASKER PADA PENGRAJIN GITAR
DI DESA MANCASAN, KECAMATAN BAKI
KABUPATEN SUKOHARJO
Oleh :
HANGGAR PRASETIA J 210 110 228
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 26 Oktober 2013,
sudah di revisi dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji :
1. Irdawati, S.Kep., Ns., Msi.Med _______________
2. Endang Zulaicha Susilaningsih, S.Kp _______________
3. Bd. Sulastri, Skp., M.Kes _______________
Surakarta, 26 Oktober 2013
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA DEBU KAYU DENGAN PENGGUNAAN MASKER PADA PENGRAJIN
GITAR DI DESA MANCASAN, KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO
Hangar Prasetia.*
Irdawati, S.Kep., Ns., Msi.Med. **
Endang Zulaicha Susilaningsih, S.Kp ***
Abstrak
Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memegang peranan utama dalam proses pembangunan industri. Resiko bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja adalah bahaya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, akibat kombinasi dari berbagai faktor yaitu tenaga kerja dan lingkungan kerja. Pekerja industri kayu mempunyai resiko yang sangat besar untuk penimbunan debu pada saluran pernafasan. Berdasarkan hasil survai lapangan diketahui bahwa terdapat pengrajin gitar cukup banyak tidak menggunakan masker saat bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang bahaya debu kayu dengan penggunaan masker pada pengrajin gitar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif corelational dengan kuantitatif rancangan Cross Sectional. Tehnik pengambilan sampelnya adalah Simple Random Sampling. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis data adalah Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan tingkat pengetahuan bahaya debu kayu (p=0,002) dengan tingkat kepercayaan 95% dengan penggunaan masker pada pengrajin gitar.
RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE ABOUT THE DANGERS OF THE USE OF WOOD DUST MASK ON GUITAR CRAF TSMEN TRAY IN THE
VILLAGE DISTRICT DISTRICT MANCASAN SUKOHARJO
Hangar Prasetia.*
Irdawati, S.Kep., Ns., Msi.Med. **
Endang Zulaicha Susilaningsih, S.Kp ***
Abstract
Labor as human resources play a major role in the industrial development process . Hazards faced by workers is the danger of accidents and occupational diseases , due to a combination of factors , namely labor and the working environment . Timber industry workers have a very big risk for the accumulation of dust on the respiratory tract . Based on the results of field surveys note that there are quite a lot of guitar craftsmen do not use a mask when working . This study aims to determine the relationship of the level of knowledge about the dangers of wood dust with the use of masks on guitar craftsman . This research is quantitative descriptive corelational with cross sectional design . Technique of sampling is simple random sampling . Statistical tests were used to analyze the data is Chi Square . The results showed no correlation between knowledge of the dangers of wood dust ( p = 0.002 ) with a confidence level of 95 % with the use of masks on guitar craftsman .
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pekerja industri kayu
mempunyai resiko yang sangat besar
untuk penimbunan debu pada saluran
pernafasan. Proses produksi gitar
meliputi beberapa tahap yaitu proses
penyiapan bahan baku, penyiapan
komponen, perakitan dan
pembentukan, serta proses akhir
pengamplasan, pengecatan dan
pengepakan. Dalam tahapan
produksi yang paling banyak
menghasilkan debu adalah pada
tahapan pengamplasan. Absorpsi dari
partikel-partikel debu kayu terjadi
hanya lewat paru-paru melalui
mekanisme pernafasan. Sebagian
partikel debu yang tidak larut akan
tertahan di jaringan paru-paru,
sedangkan bagian yang larut terbawa
oleh darah kebagian lain dan
sebagian terbuang lewat kencing
(Yunus, 2003).
Data yang diperoleh dari
Puskesmas Baki I kabupaten
Sukoharjo, salah satu Desa di
Kabupaten Sukoharjo yang memiliki
angka kejadian ISPA yang paling
sering diderita oleh masyarakat
adalah Desa Mancasan, yang
merupakan wilayah kerja Puskesmas
Baki I. Pada Tahun 2012, di
Puskesmas Baki I angka kejadian
ISPA menduduki peringkat pertama
yaitu 1520 kasus. Berdasarkan data
laporan kasus kesakitan Puskesmas
Baki I tahun 2013 pada 6 bulan
terakhir angka kejadian ISPA di desa
mancasan sebanyak 375 kasus.
LANDASAN TEORI
1. Pengetahuan
Menurut Notoatmojo (2005),
pengetahuan merupakan hasil dari
tahu, dan ini terjadi setelah orang
malakukan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera
manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh dari mata dan
telinga. Tingkat pengetahuan atau
kognitif, merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang. Pengetahuan
yang dicakup dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkat,
yaitu : know (tahu), memahami
(application), analisis (analysis),
sintesis (shiynthesis), evaluasi
(evaluation). Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat pengetahuan adalah
pendidikan, pengalaman,
informasi, usia, dan kultur
mekanis. Keberadaan debu dalam
lingkungan akan mengurangi nilai
estetika dan mengganggu
kesehatan manusia. Debu dari
proses industri yang terdapat di
udara apabila terhirup oleh
manusia dapat mengakibatkan
penyakit pneumoconiosis, yaitu suatu penyakit pada paru-paru
yang berupa penimbunan partikel
debu. (Suma’mur, 2010). 3. Alat pelindung diri
a. Pengertian APD
Alat pelindung diri
merupakan suatu alat yang
digunakan seseorang dalam
melakukan pekerjaannya, yang
dimaksud untuk melindungi
dirinya dari sumber bahaya
tertentu baik yang berasal dari
pekerjaan maupun dari
lingkungan kerja (Tarwaka,
2010).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif yang
menekankan analisanya pada
data-data numerik (berbentuk angka) yang
diolah dengan metode statistika.
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif corelational yaitu metode kuantitatif yang bertujuan untuk
mencari hubungan antara dua
variabel. Rancangan dalam
penelitian adalah cross sectional. populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pengrajin gitar di Desa
Mancasan Kecamatan Baki
Kabupaten Sukoharjo sebanyak 150
orang. sampel dalam penelitian ini
sebanyak 60 responden pekerja
pengrajin gitar. Tehnik sampling
yang digunakan adalah
Proportionate Random Sampling.
Kriteria Sampel
Kriteria inklusi
1) Pekerja pengrajin gitar yang
bekerja di Desa Mancasan lebih
2) Dapat berkomunikasi secara
verbal dan non verbal.
Kriteria Eksklusi
1) Pekerja yang tidak ada di tempat
/ sedang bepergian dalam waktu
yang lama (1 bulan) saat
penelitian berlangsung.
Analisa bivariat dilakukan
untuk menguji hipotesa dan
menjawab rumusan masalah yang
diajukan. Analisa yang digunakan
untuk mengetahui hubungan antar
variabel tingkat pengetahuan tentang
bahaya debu kayu dengan
penggunaan APD menggunakan uji
Chi Square yang lebih mudah dalam mengerjakan hubungan antara dua
variabel dengan skala data nominal
dengan tingkat signifikan α > 0.05
(taraf kepercayaan 95%). (Sugiyono,
2009).
HASIL PENELITIAN
Analisis Univariat
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Tingkat
Pengetahuan Frekuensi
Persentase
Berdasarkan tabel diatas
menunjukkan bahwa
tingkatpengetahuan responden
sebagian besar memiliki tingkat
pengetahuan yang cukup sebanyak
35 orang (58%).
Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan Penggunaan
Masker
Penggunaan
Masker Frekuensi
Persentase
menunjukkan bahwa sebagian besar
responden menggunakan masker
sebanyak 40 orang (67%).
Analisis Bivariat
Hubungan Tingkat Pengetahuan
Dengan Penggunaan Masker Dengan
Chi Square
Sebagian besar responden
memiliki tingkat pengetahuan yang Variabel Penggunaan
cukup sebanyak 35 orang (58%)
dengan 30 orang (50%)
menggunakan masker dan 5 orang
(8%) tidak menggunakan masker.
Berdasarkan hasil uji Chi square menunjukkan bahwa p=0,000<0,05.
Dalam analisa uji Chi Square, ternyata ditemukan terdapat 1
frekuensi observasi (fo) sama dengan
0 (nol) dan 2 frekuensi harapan (fh)
kurang dari 5. Kondisi ini
menyebabkan hasil uji Chi Square kurang akurat. Untuk mengatasi
kondisi tersebut, maka dilakukan
koreksi Yates, yaitu penggabungan
kategori penelitian menjadi lebih
sedikit dan dilakukan uji chi square ulang, jika jumlah sel adalah 2 x 2,
maka uji yang dilakukan adalah
fisher exact test (Riwidikdo, 2009). Sehingga variabel pengetahuan yang
semula tiga kategori (baik, cukup,
kurang) menjadi dua kategori yaitu
baik dan kurang menggunakan nilai
pembeda median. Pengetahuan
dinyatakan baik jika skor lebih tinggi
atau sama dengan median, dan
kurang jika nilai lebih rendah dari
median.
Selanjutnya setelah dilakukan
pengkategorisasian pengetahuan
bahaya debu kayu dan penggunaan
masker, maka dilakukan uji fisher exact test sebagai berikut :
Hubungan Tingkat Pengetahuan
Dengan Penggunaan Masker
Dengan fisher exact test
Dalam analisa uji fisher exact test diperoleh nilai p-value sebesar 0,002 sehingga kesimpulan uji
adalah Ho ditolak, dikarenakan nilai
p 0,002 lebih kecil dari pada 0,05.
PEMBAHASAN
A. Pengetahuan Bahaya Debu
Kayu Pada Pengrajin Gitar
Hasil penelitian tentang
bahaya debu kayu pada
pengrajin gitar menunjukkan
bahwa sebagian besar memiliki
pengetahuan cukup yaitu 35
responden (58%).
Menurut Notoatmodjo
(2005), pengetahuan merupakan
hasil dari tahu, dan ini terjadi
setelah orang malakukan Variabel Penggunaan
penginderaan terhadap suatu
objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera
manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh dari mata dan
telinga. Tingkat pengetahuan
atau kognitif, merupakan
domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan
seseorang. Pada dasarnya
tingkat pengetahuan dipengaruhi
dari pengalaman yang didapat
dan juga tingkat pendidikan
seseorang. Pendidikan
responden merupakan salah satu
faktor yang penting dalam
meningkatkan pengetahuan dan
pengalaman karena dengan
pendidikan yang baik dan
banyak pengalaman yang
diperoleh maka seseorang akan
lebih mudah menerima segala
informasi dan memperoleh
pengalaman lebih banyak dari
luar khususnya tentang
pengetahuan bahaya debu kayu.
Dalam penelitian ini
terdapat responden yang
sebagian besar memiliki
pengetahuan cukup, yaitu
rata-rata SMA. Menurut
Notoatmodjo (2003) Tingkat
pendidikan berhubungan dengan
kemampuan seseorang dalam
memahami informasi kesehatan
yaitu semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang maka
kemampuan menyerap informasi
kesehatan semakin baik.
Sesuai dengan penelitian
Solliman (2012) yaitu
menerangkan bahwa di Libya
Utara tingkat pengetahuan
seseorang dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan, semakin
tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka semakin tinggi
pengetahuan yang dimiliki.
Beberapa faktor yang
berhubungan dengan tingkat
pengetahuan pekerja adalah
umur. Distribusi umur
responden menunjukkan
sebagian besar kelompok
responden antara 20-30 tahun
yaitu kelompok dewasa awal
dimana pada masa tersebut
seseorang akan lebih tanggap
segala sesuatu yang menyangkut
lingkungan sekitar. Menurut
Huckluc dalam Nursalam
(2005), semakin dewasa umur
seseorang maka tingkat
kematangan dan kekuatan
seseorang dalam berfikir akan
lebih baik dan matang.
B. Penggunaan Masker
Hasil penelitian tentang
penggunaan masker didapatkan
bahwa sebanyak 40 responden
(67%) memakai masker saat
bekerja dengan memiliki tingkat
pengetahuan tentang bahaya
debu kayu dalam kategori tinggi
dan sedang. Berdasarkan
wawancara terhadap reaponden
yang memakai masker saat
bekerja mengatakan bahwa
sebagian besar responden
memakai masker dalam bekerja
yaitu selama jam kerja dalam
sehari. Sedangkan 20 responden
(33%) tidak menggunakan
masker saat bekerja dengan
memiliki tingkat pengetahuan
tentang bahaya debu kayu dalam
kategori rendah. Berdasarkan
wawancara terhadap responden
yang tidak memakai masker
selama bekerja, responden yang
tidak memakai masker selama
bekerja sebagian besar beralasan
bahawa merasa tidak nyaman
menggunakan masker pada saat
bekerja. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Hafiz
(2010), menyatakan bahwa
semakin tinggi tingkat
pengetahuan maka semakin
tinggi pula tingkat kesadaran
diri dalam penggunaan masker.
C. Hubungan Antara Tingkat
Pengetahuan Tentang Bahaya
Debu Kayu Dengan
Penggunaan Masker
Hasil uji fisher exact test diperoleh nilai p-value sebesar
0,002 < 0,05 sehingga
kesimpulan uji adalah Ho
ditolak, maka disimpulkan
bahwa terdapat hubungan
tingkat pengetahuan tentang
bahaya debu kayu dengan
penggunaan masker pada
pengrajin gitar di Desa
Mancasan Kecamatan Baki
Kabupaten Sukoharjo, dimana
semakin baik tingkat
pengetahuan bahaya debu kayu
masker saat bekerja semakin
meningkat.
Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Hafiz O. Ahmed
(2010), yang dilakukan di Uni
Emirate Arab yang
menyimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara antara
pengetahuan tentang paparan
debu dengan kesadaran diri
menggunakan masker. Hal ini
berarti bahwa tingkat
pengetahuan tentang debu kayu
yang baik sangat berpengaruh
dalam kesadaran pekerja
menggunakan masker saat
bekerja penelitian lain dilakukan
oleh Moch. Udin (2012), dalam
penelitiannya menyimpulkan
bahwa ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan
dengan sikap penggunaan APD.
Berdasarkan data diatas
bahwa penggunaan masker pada
pengrajin gitar di Desa
mancasan Kecamatan Baki
Kabupaten Sukoharjo dirasa
masih dalam level cukup
dikarenakan sebagian banyak
responden juga hanya memiliki
pengetahuan yang cukup tentang
bahaya debu kayu .
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan
pembahasan dalam penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa :
1. Tingkat pengetahuan
pengrajin gitar tentang
bahaya debu kayu sebagian
besar kategori sedang
sebanyak 35 orang (58%),
kategori tinggi 11 orang
(18%), dan kategori rendah
14 orang (24%).
2. Pengguanaan masker pada
pengrajin gitar saat bekerja
sebanyak 40 orang (67%).
3. Ada hubungan antara tingkat
pengetahuan tentang bahaya
debu kayu dengan
penggunaan masker pada
pengrajin gitar di Desa
Mancasan Kecamatan Baki
Kabupaten Sukoharjo.
Saran
1. Bagi Pengrajin Gitar
Diharapkan untuk lebih
meningkatkan penggunaan
alat pelindung diri khususnya
kepatuhan dalam penggunaan
mengurangi paparan debu
kayu.
2. Bagi Pemilik industri
kerajinan Gitar
Bagi pemilik industri gitar
diharapkan untuk lebih
meningkatkan pengawasan
terhadap karyawan untuk
memastikan kepatuhan
penggunaan masker saat
bekerja
3. Bagi Peneliti Lain
Dapat dijadikan sebagai
refrensi tambahan dan data
dasar penelitian sejenis serta
melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai bahaya debu
kayu terhadap kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S. 2006. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Aziz. 2009. Metide Penelitian Keperawatan dan Tehnik
Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Azwar, S. 2011.Sikap Manusia Teori
dan Pengukurannya.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Budiono, I. 2008. Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta : diakses 13 desember 2012 Chandra, B. 2008. Metodologi
penelitian kesehatan.
Jakarta : EGC.
Depkes RI. 2011. Modul Pelatihan Bagi Fasilitator Kesehatan Kerja. Jakarta.
Disnakertrans. 2011. Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan
Kerja Bagi Teknisi
Perusahaan. Yogyakarta. Hafiz, O, A. 2010. Knowledge and
Practices Related to the use of masks among Occupational Hazards Cement factory workers in the United Arab Emirate.
Journal of University
Nairobi, Vol 10. http:// erepository. ounbi. ac. ke:8080/xmlui/handle/1234 56789/25462. Diakses 08 Desember 2012
Arh Hig Rada Toksikol 2012;59:197-204.
http://www.theprofesional.c om/article/...Prof-1353.pdf, diakses 5 Januari 2013 Notoadmodjo, S 2005. Promosi
Kesehatan Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta
Notoadmodjo, S. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
Prayitna. 2003. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dalam Meningkatkan Pengetahuan Dan Perilaku Pegawai Mebel Kayu Tentang Pemakaian Alat Pelindung Diri (Masker). Sripsi. Semarang : fakultas Kesehatan Masyarakat Undip.
Pujiastuti. 2002. Debu Sebagai Bahan Pencemaran Yang Membahayakan Kesehatan Kerja.
http://www.depkes.go.id. Diakses Tanggal 07 Desember 2012.
Riwidikdo, H. 2008. Statistika Kesehatan. Yogyakarta : Cendikia Pers
Sangadji. 2010. Metodologi
Penelitian Pendekatan
Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta : Andi
Setiadi. 2007. Konsep Penulisan
Riset Keperawatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Siswanto. 2005. Penyakit Paru
Kerja. Balai Hiperkes dan
Keselamatan Kerja.
Surabaya : Jawa Timur Departemen Tenaga Kerja Siti. 2006. Hubungan Antara Masa
Kerja dan Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) Dengan Kapasitas Vital Paru (KVP). Skripsi. Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Soedirman. 2011. Higiene Pererusahaan.Magelang. Justisia Teknika.
Suma’mur. 2010. Higiene
Perusahaan dan
Keselamatan Kerja, Jakarta : PT Gunung Agung.
Tarwaka. 2008. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja,
Manajemen dan Aplikasi K3 Di Tempat Kerja. Surakarta. Harapan Pers.
Tria, D. 2007. Hubungan Penggunaan Masker dengan Gambaran Klinis, Faal Paru dan Foto Toraks Pekerja Terpajan Debu Semen. Skripsi. Medan : Universitas Sumatra Utara.
WHO. 2007. The Global
Occupational Health
Network 214. Geneva:
Gohnet Newsletter.
Yunus. 2003. Dampak Debu Industri Pada Paru Pekerja dan
Pengendaliannya. Jurnal
Respiratory Indonesia. Vol 7.
*Hanggar Prasetia : Mahasiswa S1 Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol Pos 1 Kartasura.
**Irdawati, S.Kep., Ns., Msi.Med. : Dosen Keperawatan FIK UMS. Jln
A Yani Tromol Pos 1 Kartasura.
***Endang Zulaicha S. S.kp :