commit to user BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia yang didasarkan pada
Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang telah diubah menjadi
Undang-Undang 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah merupakan landasan
bagi Pemerintah Daerah dalam menjalankan roda pemerintahan di daerahnya.
Otonomi daerah menciptakan ruang gerak yang lebih bebas dalam membuat
kebijakan dan peraturan daerah yang melibatkan pihak-pihak terkait yang
sesuai dengan pemahaman dan kebutuhan masyarakat masing-masing daerah
tersebut, tidak terkecuali dengan pembangunan sektor kepariwisataan.
Pembangunan sektor pariwisata sebagaimana kedudukannya sekarang
ini, merupakan salah satu sektor unggulan (leading sector) dalam
perekonomian nasional yang senantiasa perlu dikembangkan dan ditingkatkan.
Jika ditinjau dari aspek social ekonomi dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat, perluasan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan
pemerintah, peningkatan penerimaan devisa meningkatkan kewirausahaan
nasional dan turut mendorong pembangunan di daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 10 Tahun 2009 tentang
kepariwisataan digariskan bahwa pembangunan pariwisata perlu ditingkatkan
untuk memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, meningkatkan
penerimaan devisa serta memperkenalkan alam kebudayaan bangsa Indonesia.
commit to user
Dalam menghadapi perubahan global dan penguatan hak pribadi masyarakat
untuk menikmati waktu luang dengan berwisata, perlu dilakukan
pembangunan kepariwisataan yang bertumpu pada keanekaragaman,
keunikan, dan kekhasan bangsa dengan tetap menempatkan kebhinekaan
sebagai suatu yang hakiki dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Kepariwisataan digolongkan dalam sektor tersier yang meliputi sektor
angkutan, fasilitas penginapan, jasa, dan perdagangan mulai dikenal di
Indonesia sebagai suatu industri karena pengelolaan yang profesional sudah
mencakup berbagai aspek perekonomian yang saling berkaitan satu sama
lainnya dimana nantinya akan dapat mendukung peningkatan produktivitas
pembangunan ekonomi baik regional maupun nasional. Pariwisata merupakan
bagian integral dari perencanaan pembangunan wilayah regional dan nasional,
karena pariwisata mencakup dan terkait dengan sektor lain seperti: kondisi
politik, kamtibnas, telekomunikasi, perdagangan, dan industri serta sektor
lainya.
Pembangunan kepariwisataan dapat dijadikan sarana untuk
menciptakan kesadaran akan identitas nasional dan kebersamaan dalam
keragaman. Pembangunan kepariwisataan dikembangkan dengan pendekatan
pertumbuhan dan pemerataan ekonomi untuk kesejahteraan rakyat dan
pembangunan yang berorientasi pada pengembangan wilayah, bertumpu
kepada masyarakat, dan bersifat memberdayakan masyarakat yang mencakupi
commit to user
pengetahuan dan teknologi, keterkaitan lintas sektor, kerja sama antarnegara,
pemberdayaan usaha kecil, serta tanggung jawab dalam pemanfaatan sumber
kekayaan alam dan budaya.
Pariwisata pada saat ini merupakan suatu kebutuhan mutlak manusia,
baik yang melakukan perjalanan wisata maupun masyarakat sekitar daerah
tujuan wisata. Wisatawan butuh dipuaskan keinginannya, sementara
masyarakat sekitar lokasi berharap akan mendapatkan implikasi positif berupa
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan. Fenomena ini harus menjadi
perhatian para pembantu kebijakan sebagaimana diamanatkan bahwa
pembangunan kepariwisataan yang diarahkan menjadi sektor andalan dan
unggulan secara luas akan diterjemahkan sebagai salah satu sumber
Pendapatan Asli Daerah yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan pendapatan daerah, memberdayakan perekonomian masyarakat,
memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha.
Kondisi keuangan daerah Kabupaten Ngawi saat ini dalam kondisi
yang memprihatinkan karena beban belanja pegawai yang tinggi sehingga
membuat pemerintah daerah Kabupaten Ngawi harus mencari sumber-sumber
pendapatan asli daerah yang belum tergali secara maksimal. Salah satu sumber
yang tengah menjadi perhatian pemerintah daerah adalah sektor pariwisata.
Begitu banyaknya potensi wisata daerah yang belum dikenal masyarakat
secara luas baik secara nasional maupun internasional membuat sektor
pariwisata perlu dikembangkan lagi. Sarana dan prasarana yang belum
commit to user
yang rusak, kondisi lokasi wisata yang minim fasilitas umum dan jarang
dilalui oleh kendaraan umum tentu membuat potensi sektor pariwisata masih
perlu dilakukan pembenahan. Hal ini membuat kunjungan wisata dari
wisatawan luar daerah Kabupaten Ngawi masih sangat minim. Kondisi ini
[image:4.595.132.512.251.595.2]dapat digambarkan pada tabel kunjungan wisatawan sebagai berikut :
Tabel 1.1
Jumlah Kunjungan Wisata Kabupaten Ngawi Periode Tahun 1997 – 2011
Tahun Wisatawan
Nusantara (Orang) (%)
Wisatawan
Mancanegara (Orang) (%)
1997 198.415 0 15 0
1998 212.546 6,65 27 44,44
1999 228.576 7,01 38 28,95
2000 233.485 2,10 42 9,52
2001 239.547 2,53 54 22,22
2002 242.138 1,07 58 6,90
2003 246.645 1,83 51 -13,73
2004 252.805 2,44 53 3,77
2005 258.337 2,14 48 -10,42
2006 261.428 1,18 54 11,11
2007 263.345 0,73 59 8,47
2008 273.324 3,65 61 3,28
2009 282.419 3,22 48 -27,08
2010 295.928 4,56 65 26,15
2011 324.527 8,81 78 16,67
Sumber : Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Ngawi Keterangan : = Peningkatan /tahun
Tabel di atas menunjukkan bahwa wisatawan yang berkunjung di
Kabupaten Ngawi masih sangat minim. Padahal potensi wisata sebagai salah
satu industri yang sangat menjanjikan seharusnya dapat memberi kontribusi
yang tinggi terhadap pendapatan asli daerah. Banyak sekali obyek wisata di
commit to user
pendukung yang memadai. Lokasi wisata Kabupaten Ngawi seperti Waduk
Pondok, Waduk Sangiran, Rumah Batu, Sumber Air Panas Ketanggung, Air
Terjun Suwono, Pemandian Tawun, Kebun Teh Jamus, Hutan Wisata
Srambang, Pesanggrahan Srigati, Museum Purbakala Trinil, Monumen Soerjo,
Pemandian Water Boom Tirto Nirmolo, Gunung Karawakan, Benteng
Pendem, dan Wisata Kali Tempuk. Hampir semua lokasi wisata tersebut
terutama yang dikelola pemerintah daerah belum mendapat sarana dan
prasarana yang menunjang sehingga kurang dapat menjadi tujuan wisata yang
menarik. Padahal kalau dari faktor alam sudah sangat mendukung. Hanya
pemandian Water Boom Tirto Nirmolo yang dikelola pihak swasta yang saat
ini masih diminati wisatawan karena fasilitas, sarana dan prasarananya
mendukung. Hal ini membuktikan bahwa peran pihak swasta dalam
melakukan investasi di sektor pariwisata sangat penting. Pengelolaan industri
pariwisata yang serius tentu akan menghasilkan hasil yang memuaskan dari
wisatawan yang datang. Karena wisatawan tentu tidak akan merasa keberatan
mengeluarkan dana rekreasinya pada lokasi wisata yang dianggap
menyenangkan dan memuaskan wisatawan.
Selain beberapa lokasi di atas, masih ada lokasi wisata yang belum
sama sekali mendapatkan perhatian dari pemerintah karena keterbatasan
anggaran yang ada seperti air terjun Jumog atau yang lebih dikenal dengan air
terjun pengantin. Kondisi di atas menggambarkan perlunya kerjasama antara
pemerintah dengan pihak swasta untuk melakukan investasi dalam rangka
commit to user
Ngawi akan menjadi tujuan wisata yang menarik bagi para wisatawan baik
wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Karena selain wisata
alam, Kabupaten Ngawi juga memiliki potensi wisata budaya seperti upacaya
Keduk Beji di Sendang Tawun yang merupakan salah satu warisan budaya
yang juga dapat dilestarikan.
Begitu banyaknya obyek wisata di Kabupaten Ngawi, namun potensi
ini belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Banyak obyek wisata yang
bahkan tidak dikenal atau belum pernah dikunjungi oleh warga Kabupaten
Ngawi sendiri. Diperlukan penanganan yang professional dan sistematis yang
biasanya dilakukan oleh pihak swasta namun juga tetap didukung peraturan
yang mempermudah swasta dalam melakukan investasi serta terjadi hubungan
yang saling menguntungkan. Pemerintah perlu mencari upaya-upaya untuk
menarik pihak swasta menanamkan modalnya atau berinvestasi demi
kemajuan sektor pariwisata di Kabupaten Ngawi. Semakin banyak investasi
yang masuk ke wilayah Kabupaten Ngawi, tentu akan semakin membuat
obyek wisata yang ada menjadi lebih baik kondisinya. Perbaikan sarana
umum, kelengkapan berbagai macam petualangan yang seru di lokasi wisata
seperti flying fox yang disediakan pada kebun teh Jamus yang memiliki kontur
tanah yang beragam dan hawa yang sejuk tentu dapat semakin menarik minat
wisatawan. Namun karena jumlah pengunjung yang masih sepi membuat
upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak swasta seringkali mengalami
commit to user
wisata yang masih banyak berlubang sangat diperlukan karena akan
mempermudah akses wisatawan mengunjungi lokasi wisata yang diinginkan.
Pariwisata merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat.
Oleh karena itu pemanfaatan potensi wisata yang ada sebaiknya selalu
ditingkatkan. Pertumbuhan sektor pariwisata juga akan memberi kesempatan
kerja dan peluang usaha bagi masyarakat di sekitar lokasi wisata. Pengelolaan
obyek wisata yang ada dengan menggandeng investor dari pihak swasta akan
membuat obyek wisata yang ditawarkan semakin dikenal dan diminati
wisatawan. Oleh karena itu pemerintah Kabupaten Ngawi berupaya secara
intensif mengundang calon investor untuk melihat potensi wisata yang ada.
Bupati Ngawi beserta jajaran dinas di bawah pimpinannya saat ini sering
mengajak calon investor mengikuti kegiatan keliling Kabupaten Ngawi
menggunakan motor trail. Selain untuk meningkatkan wisata olahraga,
kegiatan ini juga memperkenalkan obyek-obyek wisata yang belum tertangani
secara profesional pada pengusaha yang potensial menjadi investor sektor
pariwisata. Bupati dibantu bawahannya dapat mempresentasikan secara
langsung potensi wisata yang ada. Kegiatan ini tentu merupakan salah satu
bukti nyata keseriusan pemerintah Kabupaten Ngawi dalam menggandeng
pihak swasta memajukan pariwisata. Investasi sektor pariwisata baik dari
pihak swasta maupun anggaran dari pemerintah dapat dilihat pada tabel
commit to user Tabel 1.2
Investasi Sektor Pariwisata di Kabupaten Ngawi Periode 1997 – 2011
Tahun Investasi Sektor Pariwisata Total Investasi Swasta Pemerintah
1997 432.500.000 180.500.000 613.000.000
1998 470.500.000 200.000.000 670.500.000
1999 503.750.000 225.000.000 728.750.000
2000 645.000.000 230.000.000 875.000.000
2001 655.000.000 245.000.000 900.000.000
2002 754.000.000 255.000.000 1.009.000.000
2003 825.000.000 270.000.000 1.095.000.000
2004 901.800.000 310.000.000 1.211.800.000
2005 550.500.000 255.000.000 805.500.000
2006 870.300.000 317.500.000 1.187.800.000
2007 2.195.800.000 418.500.000 2.614.300.000
2008 1.715.400.000 575.000.000 2.290.400.000
2009 1.258.350.000 615.000.000 1.873.350.000
2010 1.376.000.000 705.000.000 2.081.000.000
2011 1.385.600.000 825.000.000 2.210.600.000
Sumber : Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sektor pariwisata sudah
mendapatkan perhatian dari pihak swasta maupun pemerintah. Hal ini nampak
bahwa dari tahun ke tahun investasi yang disalurkan pada sektor pariwisata di
Kabupaten Ngawi semakin meningkat. Berbagai upaya yang dilakukan
pemerintah daerah sudah menunjukkan hasil dengan peningkatan investasi
pada sektor pariwisata. Namun apakah investasi yang dilakukan ini sudah
efektif dalam meningkatkan pendapatan asli daerah sektor pariwisata di
Kabupaten Ngawi. Hal ini perlu dikaji agar dapat ditemukan investasi yang
tepat untuk meningkatkan daya tarik wisata daerah Kabupaten Ngawi.
Berbagai potensi wisata yang belum ditangani dengan baik oleh pemerintah
commit to user
Berdasarkan fenomena yang ada di atas, maka peneliti tertarik untuk
membuat penelitian dengan judul “Pengaruh Investasi Sektor Pariwisata
Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Ngawi Periode 2007 –
2011”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengaruh jumlah wisatawan dan investasi sektor pariwisata
secara bersama-sama terhadap Pendapatan Asli Daerah Sektor Pariwisata
Kabupaten Ngawi Periode Tahun 1997 – 2011?
2. Bagaimana pengaruh jumlah wisatawan terhadap Pendapatan Asli Daerah
sektor pariwisata di Kabupaten Ngawi Periode Tahun 1997 – 2011?
3. Bagaimana pengaruh investasi pariwisata terhadap Pendapatan Asli
Daerah sektor pariwisata di Kabupaten Ngawi Periode Tahun 1997 –
2011?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini didasari pemikiran bahwa masih banyak potensi wisata
yang harus dikembangkan di Kabupaten Ngawi. Kemampuan keuangan
daerah yang terbatas membutuhkan campur tangan dari pihak swasta agar
semua potensi wisata yang ada dapat digali dan dikelola dengan baik untuk
menumbuhkan ekonomi yang lebih baik pada masyarakat dan berimbas pada
pendapatan asli daerah. Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di
commit to user
1. Untuk mengetahui pengaruh pengaruh jumlah wisatawan dan investasi
sektor pariwisata secara bersama-sama terhadap Pendapatan Asli Daerah
Sektor Pariwisata Kabupaten Ngawi Periode Tahun 1997 – 2011.
2. Untuk mengetahui pengaruh jumlah wisatawan terhadap Pendapatan Asli
Daerah sektor pariwisata di Kabupaten Ngawi Periode Tahun 1997 – 2011.
3. Untuk mengetahui pengaruh investasi pariwisata terhadap Pendapatan Asli
Daerah sektor pariwisata di Kabupaten Ngawi Periode Tahun 1997 – 2011.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat yang dapat
diambil antara lain :
1. Dapat memberikan bahan masukan dan informasi untuk Pemerintah
Kabupaten Ngawi tentang pentingnya investasi dan penyediaan sarana
prasarana sektor pariwisata dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah.
2. Membantu memberikan bantuan pemikiran kepada Pemerintah Kabupaten
Ngawi untuk merumuskan kebijakan guna menarik investor yang lebih
banyak lagi demi kemajuan sektor pariwisata di Kabupaten Ngawi;
3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi akademisi atau peneliti
selanjutnya mengenai investasi sektor pariwisata serta dampaknya