• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PROMOSI PENJUALAN PRODUK PRODUK KETERLIBATAN RENDAH PADA NIAT PEMBELIAN PRODUCT TRIAL DENGAN BRAND AWARENESS SEBAGAI MODERASI (Studi pada Swalayan SAMI LUWES Surakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PROMOSI PENJUALAN PRODUK PRODUK KETERLIBATAN RENDAH PADA NIAT PEMBELIAN PRODUCT TRIAL DENGAN BRAND AWARENESS SEBAGAI MODERASI (Studi pada Swalayan SAMI LUWES Surakarta)"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Oleh:

INTAN DWI PURNOMO

NIM: F 0207078

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara promosi penjualan (price discount, free sample, bonus pack, in-store display) produk-produk keterlibatan rendah pada niat pembelian product trial. Selain itu, penelitian ini juga

bertujuan untuk menguji pengaruh moderasi brand awareness pada proses

pembentukan niat pembelian product trial.

Penelitian ini merupakan penelitian kausal dengan metode survey. Populasi yang digunakan adalah pelanggan Swalayan SAMI LUWES Surakarta. Sampel yang diambil sebanyak 200 responden dengan metode non probability sampling dan mengunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner, sedangkan metode analisis data yang digunakan meliputi analisis instrumen penelitian yang terdiri atas uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik serta pengujian hipotesis yang meliputi uji hirarkhi regresi.

Hasil pengujian mengindikasikan bahwa price discount dan free sample berpengaruh positif terhadap niat pembelian product trial, sedangkan bonus pack dan in-store display tidak berpengaruh terhadap niat pembelian product trial. Hasil

pengujian juga mengindikasikan bahwa brand awareness memoderasi pembentukan

niat pembelian. Berdasar hasil pengujian, brand awareness memperlemah pengaruh price discount, free sample, dan in-store display pada pembentukan niat pembelian product trial. Selain itu, brand awareness tidak berpengaruh pada bonus pack dalam pembentukan niat pembelian product trial.

Hasil pengujian ini diharapkan dapat menjelaskan proses pembentukan niat pembelian product trial melalui implementasi promosi penjualan (price discount, free sample, bonus pack, in-store display). Hal ini juga memberikan pemahaman bagi pemasar terkait stimulus-stimulus yang disarankan untuk meningkatkan niat

pembelian product trial pelanggan. Implikasi terhadap studi lanjutan juga telah didiskusikan pada studi ini.

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

Allah beserta orang-orang yang sabar”.

(Q.s Al-Baqarah : 153)

“Orang-orang bodoh itu sudah mati sebelum mereka mati dan orang-orang pandai itu masih hidup

meskipun sudah mati”

(Syaikh Hasan Bin ‘Ali)

“Tanamkan dalam pikiranmu tentang keberhasilan dan biarkan ia tertulis dalam hatimu”

(Asadullah Al-Faruq)

“Jangan pernah meremehkan semua makluk ciptaan Allah SWT . bersikap baiklah pada semua

agar dirimu bijaksana”

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

Karya ini saya persembahkan kepada :

Ø Ibu dan Bapak tercinta yang selalu menyelipkan

namaku disetiap doanya

Ø Mas, mbak, adik, dan keluarga besarku yang

selalu memberikan support

Ø Khumairoh yang selalu mendoakan dan

memberikan support

Ø Sahabat-sahabat seperjuangan FE UNS & KSR

UNS

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahi Robbil’alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH PROMOSI PENJUALAN

PRODUK-PRODUK KETERLIBATAN RENDAH PADA NIAT PEMBELIAN

PRODUCT TRIAL DENGAN BRAND AWARENESS SEBAGAI MODERASI (Studi pada Swalayan SAMI LUWES Surakarta) ”

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak

bimbingan, arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Dr. Wisnu Untoro, M.S., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret.

2. Dra. Endang Suhari, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen dan Reza Rahardian

S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret.

3. Drs. Karsono, M.Si., selaku Pembimbing Akademik.

4. Dra. Soemarjati Tjokroamidjojo, M.M., selaku Pembimbing Skripsi yang telah

memberi banyak bimbingan dan saran dalam penulisan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan karyawan yang telah membantu selama menuntut ilmu di

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

8. Segenap keluarga penulis yang telah memberikan semangat, dorongan, dan doa

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

9. Semua pihak yang telah membantu demi terlaksananya penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun guna

kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, 13 Mei 2011

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

ABSTRAK ... ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... . ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 ... Perumus an Masalah ... 5

1.3 ... Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

2.2 ... Kajian

Pustaka ... 15

A. ... Product

Trial... ... 15

B. ... Niat

Pembelian... ... 16

C. ... Keterlib

atan Rendah... ... 17

D. ... Perilaku

Pembelian Tak Terencana... ... 18

E. ... Promoti

on Strategy ... 19

F. ... Sales

Promotion ... 20

2.3 ... Penelitia

n Terdahulu ... 21

2.4 ... Pengem

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

3.1 ... Ruang

Lingkup Penelitian ... 29

3.2 ... Metode

Pengambilan Sampel dan Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.3 ... Definisi

Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32

3.4 ... Pengujia

n Statistik... 36

3.5 ... Metode

Analisis Data ... 38

A. ... Uji

Asumsi Klasik ... 38

B. ... Uji

Regresi Bertingkat... 40

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1 ... Deskript

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

B. ... Tanggap

an Responden ... 49

4.3 ... Analisis

Instrumen Penelitian ... 56

4.4 ... Uji

Asumsi Klasik ... 64

1. ... Uji

Multikolinieritas ... 64

2. ... Uji

heteroskedastisitas ... 65

3. ... Uji

Autokorelasi ... 66

4. ... Uji

Normalitas ... 67

4.5 ... Hasil

Pengujian Hipotesis... 68

4.6 ... Pembaha

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

asan... 89

5.3 ... Implikas

i... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 92

LAMPIRAN ... 94

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel IV.1 Diskripsi Reponden Berdasarkan Usia ... 45

Tabel IV.2 Diskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 46

Tabel IV.3 Diskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 47

Tabel IV.4 Diskripsi Reponden Berdasarkan Pekerjaan ... 48

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

Tabel IV.9 Tanggapan Responden Terhadap bonus pack ... 53

Tabel IV.10 Tanggapan Responden Terhadap in-store display ... 54

Tabel IV.11 Tanggapan Responden Terhadap brand awareness... 55

Tabel IV.12 Hasil Uji Validitas Rotated Component Matrix Pretest …. ... 57

Tabel IV.13 Hasil Uji KMO and Bartlett's Test ... 58

Tabel IV.14 Hasil Uji Validitas Rotated Component Matrix ... 59

Tabel IV.15 Hasil Uji Reliabilitas Pretest ... ... 60

Tabel IV.16 Hasil Uji Reliabilitas ... 62

Tabel IV.17 Hasil Uji Multikolinieritas ... 65

Tabel IV.18 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 66

Tabel IV.19 Hasil Uji Autokorelasi ... 67

Tabel IV.20 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 68

Tabel IV.21 Hasil Analisis Regresi Sales Promotion terhadap Purchase Intention ... 69

Tabel IV.22 Hasil Analisis Regresi Sales Promotion terhadap Purchase Intention dengan Brand Awareness sebagai Moderasi ... 71

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara promosi penjualan (price discount, free sample, bonus pack, in-store display) produk-produk keterlibatan rendah pada niat pembelian product trial. Selain itu, penelitian ini juga

bertujuan untuk menguji pengaruh moderasi brand awareness pada proses

pembentukan niat pembelian product trial.

Penelitian ini merupakan penelitian kausal dengan metode survey. Populasi yang digunakan adalah pelanggan Swalayan SAMI LUWES Surakarta. Sampel yang diambil sebanyak 200 responden dengan metode non probability sampling dan mengunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner, sedangkan metode analisis data yang digunakan meliputi analisis instrumen penelitian yang terdiri atas uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik serta pengujian hipotesis yang meliputi uji hirarkhi regresi.

Hasil pengujian mengindikasikan bahwa price discount dan free sample berpengaruh positif terhadap niat pembelian product trial, sedangkan bonus pack dan in-store display tidak berpengaruh terhadap niat pembelian product trial. Hasil pengujian juga mengindikasikan bahwa brand awareness memoderasi pembentukan niat pembelian. Berdasar hasil pengujian, brand awareness memperlemah pengaruh price discount, free sample, dan in-store display pada pembentukan niat pembelian product trial. Selain itu, brand awareness tidak berpengaruh pada bonus pack dalam pembentukan niat pembelian product trial.

Hasil pengujian ini diharapkan dapat menjelaskan proses pembentukan niat pembelian product trial melalui implementasi promosi penjualan (price discount, free sample, bonus pack, in-store display). Hal ini juga memberikan pemahaman bagi pemasar terkait stimulus-stimulus yang disarankan untuk meningkatkan niat pembelian product trial pelanggan. Implikasi terhadap studi lanjutan juga telah didiskusikan pada studi ini.

(18)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Niat Pembelian Product Trial pada produk keterlibatan rendah merupakan isu

yang menarik untuk diteliti karena di era sekarang semakin banyak produk

keterlibatan rendah yang beredar di pasaran yang akibatnya memacu pemasar untuk

menerapkan strategi promosi yang tepat dan membangun merk yang kuat dibenak

konsumen (Ndubisi and Chew, 2006). Trial merupakan pembelian yang dilakukan

konsumen karena adanya pengaruh dari stimuli pemasaran yang berupa iklan dan

promosi (Kempf and Smith, 1998). Sedangkan menurut Raghubir and Corfman

(1999) menyatakan bahwa Trial merupakan pembelian pertama yang dilakukan oleh

konsumen dan menjadi dasar evaluasi singkat untuk pengambilan keputusan

selanjutnya. Product Trial melibatkan proses mencoba dan penggunaan produk

secara aktual (Kardes, 1999 dalam Ndubisi and Chew, 2006). Jadi yang dimaksud

product trial disini didefinisikan proses mencoba dan menggunakan produk pertama

kali karena adanya stimuli pemasaran berupa iklan dan promosi.

Berdasarkan kajian literatur terdahulu masih terdapat keragaman yang

mengindikasi bahwa daya terap model terbatas, sehingga tidak dapat langsung

(19)

commit to user

individu yang menjadi responden atau sampel dalam penelitian. Dengan demikian,

harus ada penelitian yang setting penelitiannya sesuai apabila diterapkan di Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk mereplikasi model penelitian terdahulu agar penelitian

dapat diaplikasikan di Indonesia.

Penelitian ini berfokus pada produk keterlibatan rendah (Low Involvement

Product), yang biasanya dipercaya lebih peka terhadap alat promosi dibanding

produk dengan keterlibatan tinggi. Produk keterlibatan rendah adalah produk yang

dibeli secara sering, dengan pemikiran dan usaha yang minimum sebab mereka bukan

merupakan perhatian yang penting dan mereka tidak memiliki dampak yang sangat

besar terhadap gaya hidup konsumen, tetapi merk masih mendominasi pada perilaku

niat pembelian (Ndubisi and Chew, 2006). Adanya perbedaan dalam pengambilan

keputusan antara produk dengan keterlibatan tinggi dan keterlibatan rendah, serta

frekuensi pembelian yang tinggi pada produk dengan keterlibatan rendah menjadi

alasan penelitian ini fokus pada produk keterlibatan rendah (LIP’s).

Model dalam penelitian ini bertumpu pada enam variabel amatan yaitu

variabel promosi penjualan yang meliputi, potongan harga (price discount), contoh

gratis (free sample), kemasan bonus (bonus pack), tampilan dalam toko (in-store

display), variabel moderasi yaitu kesadaran merk (brand awareness), dan variabel

tujuan yaitu niat pembelian product trial (purchase intention product trial).

Pemilihan keenam variable tersebut didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh

(20)

commit to user

Hal ini dikarenakan terdapatnya kesamaan isu penelitian yang diteliti yaitu mengenai

purchase intention product trial. Dengan demikian, diharapkan model penelitian

memiliki daya prediksi yang tinggi terhadap niat pembelian product trial. Berikut ini

adalah penjelasan dari masing-masing variabel amatan yang digunakan dalam model

penelitian ini.

Pertama, potongan harga (price discount) atau sering disebut harga promosi

merupakan variabel yang menjelaskan potongan harga untuk mempengaruhi

konsumen agar mencoba produk baru (Ehrenberg et al, 1994, dalam Ndubisi, 2006).

Clow and Baack (2002:413) mendefinisikan pengurangan harga atas produk tertentu

yang berlangsung sementara dan bertujuan untuk meningkatkan penjualan produk

tersebut.

Kedua, contoh gratis (free sample) merupakan alat promosi yang bertujuan

agar konsumen mencoba langsung sehingga mengarah pada pengalaman perilaku

pada produk tersebut (Kardes, 1999 dalam Ndubisi, 2006). Percobaan gratis

mengundang calon pembeli untuk mencoba produk tertentu secara cuma-cuma

dengan harapan konsumen akan membeli produk tersebut (Kotler and Keller, 2006

:546).

Ketiga, kemasan bonus (bonus pack) merupakan tambahan atau ekstra produk

yang berada dalam sebuah kemasan spesial (Clow and Baack, 2002:413). Menurut

(21)

commit to user

meningkatkan konsumen dalam mencoba suatu merk. Ukuran paket yang lebih besar

dan iklan yang ditawarkan cenderung untuk membuat promosi menjadi nyata

(Gardener and Trivedi, 1998).

Keempat, tampilan dalam toko (in-store display) merupakan atribut atau

tampilan yang didesain untuk memberikan kesan menarik pada produk tersebut.

In-store display yang menarik dapat mendorong konsumen untuk melakukan pembelian

yang tak terencana (impulse buying) (Banks, 2003).

Kelima, kesadaran merk (brand awareness) merupakan kesanggupan calon

pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merk merupakan

bagian dari kategori produk tertentu (Aaker, 1996 dalam Ndubisi and Moi, 2006).

Konsumen dapat mengulangi pembelian terhadap satu merk atau beralih ke beberapa

merk karena kesadaran bahwa merk yang digunakan memiliki kualitas nyata dari

produk yang dijual (Mc Cormick dan Scorpio,2000 dalam Ndubisi and Moi, 2006).

Keenam, niat pembelian product trial (purchase intention product trial)

didefinisikan keinginan dorongan psikologis yang sangat kuat pada konsumen untuk

melakukan suatu tindakan atau pembelian pertama kali terhadap produk yang

ditawarkan produsen dengan stimuli promosi penjualan. Menurut paradigma SOR,

respon konsumen tergantung pada pendekatan atau penghindaran perilaku, sebagai

(22)

commit to user

Berdasarkan perilaku konsumen, tanggapan positif meliputi niat pembelian

dan niat perlindungan (Eroglu et al., 2003). Promosi penjualan yang pada konteks ini

adalah price discount, free sample, bonus pack, dan in-store display berhubungan

dengan purchase intention product trial, dan diinteraksikan dengan brand awareness.

Diperkirakan dengan promosi penjualan mampu mendorong konsumen untuk

mencoba produk keterlibatan rendah tanpa berpikir akibatnya.

Berdasarkan hubungan variabel yang telah dijelaskan sebelumnya, berikut ini

adalah rumusan permasalahan terkait dengan penelitian ini.

1. 2 Perumusan Masalah

Berikut ini adalah permasalahan yang dirumuskan untuk menjelaskan

fenomena niat pembelian product trial pada Swalayan SAMI LUWES Surakarta yang

menjadi obyek penelitian ini.

Price discount (potongan harga), mempengaruhi niat konsumen mencoba

produk baru. Menurut Ehrenberg et al. (1994) konsumen yang mencoba produk baru

merupakan puncak jangka pendek dalam penjualan terutama pasca pembelian yang

dilakukan oleh pengguna merk yang mencoba sekali dari pada pengguna baru. Lagi

pula penelitian yang berdasar pada pengguna sekali-sekali ini, setelah mendapat

keuntungan dari harga yang diturunkan, kebanyakan kembali ke merk favorit mereka

(23)

commit to user

sesungguhnya. Dari permasalahan di atas maka permasalahan pertama yang diajukan

adalah :

1. Apakah Price Discount (potongan harga) berpengaruh pada niat

pembelian product trial ?

Free sample, merupakan alat promosi lain yang penting yang selalu

digunakan oleh perusahaan, manager pemasaran menganjurkan pentingnya contoh

produk dan mengarahkan pengalaman perilaku dengan produk tersebut, karena itu

mereka sering mengeposkan contoh produk cuma-cuma kepada konsumen sehingga

konsumen secara langsung dapat mencoba produk itu untuk diri mereka, daripada

hanya mendengar tentang produk tersebut (Kardes, 1999 dalam Ndubisi 2006). Dari

penjelasan di atas permasalahan kedua yang diajukan adalah :

2. Apakah Free Sample (contoh gratis) berpengaruh pada niat pembelian

product trial ?

Factory bonus pack (kemasan bonus pabrik) menurut Lee (1963, dalam

Ndubisi 2006) digunakan untuk meningkatkan konsumen dalam mencoba suatu merk.

Ukuran paket yang lebih besar dan iklan yang ditawarkan cenderung untuk membuat

promosi menjadi nyata (Gardener and Trivedi, 1998). Sejak isi produk ditambahkan

dan tidak ada biaya ekstra, konsumen dapat dibujuk untuk membeli produk tersebut

jika mereka merasa mendapatkan nilai yang lebih besar daripada uang yang mereka

(24)

commit to user

3. Apakah Bonus Pack (kemasan bonus) berpengaruh pada niat

pembelian product trial ?

In-store display (tampilan dalam toko), dalam studi Banks (2003) bahwa

dengan promosi penjualan, merk mempunyai kesempatan untuk dengan cepat

mempengaruhi pilihan konsumen dan perilaku konsumen dengan menambah nilai

yang ditawarkan pada kemasan, in-store display menunjukkan keberhasilan atau

memberi harapan kepada konsumen yang mencoba melalui contoh dan selanjutnya

akan melakukan pembelian. In-store display yang menarik merupakan salah satu

faktor terjadinya impuls buying. Perilaku impuls buying saat ini banyak didominasi

oleh wanita, atau dalam pembelian barang proses pengambilan keputusan banyak

dipegang wanita. Meskipun para pria juga sering melakukan impuls buying. Dari

penjelasan di atas diajukan perumusan masalah keempat :

4. Apakah In-Store Display (tampilan dalam toko) berpengaruh pada

niat pembelian product trial ?

Brand Awareness (Kesadaran merk). Merupakan kesanggupan calon pembeli

untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merk merupakan bagian dari

kategori produk tertentu (Aaker, 1996 dalam Ndubisi 2006). Konsumen dapat

mengulangi pembelian terhadap satu merk atau beralih ke beberapa merk karena

(25)

commit to user

dijual. (Mc Cormick dan Scorpio, 2000 dalam Ndubisi 2006). Dari penjelasan

tersebut ditarik permasalahan kelima :

5a. Apakah Brand Awareness (Kesadaran merk) memperkuat pengaruh

Price Discount pada Niat Pembelian Product Trial ?

5b. Apakah Brand Awareness (Kesadaran merk) memperkuat pengaruh

Free Sample pada Niat Pembelian Product Trial ?

5c. Apakah Brand Awareness (Kesadaran merk) memperkuat pengaruh

Bonus Pack pada Niat Pembelian Product Trial ?

5d. Apakah Brand Awareness (Kesadaran merk) memperkuat pengaruh

In-Store Display pada Niat Pembelian Product Trial ?

Berikut adalah tujuan dalam penelitian ini.

1. 3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mereplikasi model yang dapat menjelaskan niat

pembelian product trial. Hal ini dikarenakan studi-studi terdahulu masih terdapat

keragaman dan mengindikasi keterbatasan terapan (Ndubisi and Chew, 2006).

Dengan demikian, penelitian ini akan mencoba menjelaskan fenomena niat pembelian

product trial dengan setting Indonesia (khususnya Swalayan SAMI LUWES

(26)

commit to user

Secara spesifik, tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Menjelaskan pengaruh Price Discount (potongan harga) pada niat pembelian

product trial pada konsumen Swalayan SAMI LUWES Surakarta.

2. Menjelaskan pengaruh Free Sample (contoh gratis) pada niat pembelian

product trial pada konsumen Swalayan SAMI LUWES Surakarta.

3. Menjelaskan pengaruh Bonus Pack (kemasan bonus) pada niat pembelian

product trial pada konsumen Swalayan SAMI LUWES Surakarta.

4. Menjelaskan pengaruh In-Store Display (tampilan dalam toko) pada niat

pembelian product trial pada konsumen Swalayan SAMI LUWES Surakarta.

5. Menjelaskan peran Brand Awareness (Kesadaran merk) sebagai moderasi

Promosi Penjualan (Price Discount, Free Sample, Bonus Pack, In Store

Display) pada Niat Pembelian Product Trial pada konsumen Swalayan SAMI

LUWES Surakarta.

Berikut ini adalah beberapa manfaat penelitian yang diharapkan berkaitan

dengan tujuan yang dicapai.

1. 4 Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat dalam penelitian ini yang diharapkan berkaitan dengan

tujuan yang ingin dicapai, yaitu antara lain kemanfaatan teoritis, kemanfaatan untuk

(27)

commit to user

Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sarana untuk

mengaplikasikan teori ilmu pemasaran yang sudah didapat, sehingga akan

meningkatkan pemahaman terhadap teori dan kenyataan yang sesungguhnya. Hasil

penelitian diharapkan mampu memberikan wawasan ataupun gambaran yang lebih

luas mengenai niat pembelian product trial pada produk keterlibatan rendah yang

dipengaruhi oleh promosi penjualan (Price Discount, Free Sample, Bonus Pack,

In-Store Display). Sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk

penelitian selanjutnya dengan pengembangan model penelitian dan pengujian dengan

pendekatan dan metode yang berbeda.

Manfaat praktis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pemahaman, informasi, dan gambaran yang lebih jelas mengenai perilaku konsumen

yang mempengaruhi niat pembelian product trial pada Swalayan SAMI LUWES

Surakarta. Melalui penelitian ini, pemasar dapat mengetahui faktor-faktor dan

upaya-upaya yang di lakukan untuk meningkatkan niat pembelian product trial pada produk

keterlibatan rendah (LIP’s). Dengan demikian, pemasar dapat merencanakan

strategi-strategi pemasaran yang tepat untuk meningkatkan niat pembelian product trial.

1. 5 Justifikasi Penelitian

Justifikasi dalam penelitian ini meliputi: pemilihan isu, pendekatan penelitian,

pemilihan metode pengujian dan prinsip generalisasi model. Berikut ini penjelasan

(28)

commit to user

Isu penelitian. Penelitian ini mengungkap isu pokok mengenai niat pembelian

product trial pada produk keterlibatan rendah pada Swalayan SAMI LUWES

Surakarta. Penelitian ini bersifat applied research yang didesain untuk memberikan

pertimbangan secara empiris terkait dengan permasalahan yang dihadapi, secara

spesifik terkait dengan upaya-upaya yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan

niat pembelian product trial.

Pendekatan penelitian. Penelitian ini bertumpu pada pendekatan psikologi

konatif sebagai dasar untuk memahami proses pembentukan niat pembelian product

trial (purchase intention product trial). Melalui pendekatan ini diharapkan dapat

mereplikasi model yang mempunyai daya prediksian yang tinggi terhadap niat

pembelian product trial pada Swalayan SAMI LUWES Surakarta. Hal ini

dikarenakan niat pembelian product trial merupakan perilaku yang belum nampak

yang diwujudkan dalam bentuk perilaku yang aktual.

Obyek penelitian. Obyek dalam penelitian ini adalah pelanggan Swalayan

SAMI LUWES Surakarta. Obyek penelitian yang dipilih didasarkan pertimbangan

mengenai homogenitas sampel yang diuji, hal ini dimaksudkan agar model yang diuji

dapat menjelaskan fenomena dengan baik.

Pemilihan metode pengujian. Penelitian ini mengunakan Statistical Packeage

For The Social Science (SPSS) sebagai alat untuk menganalisis data. SPSS

(29)

commit to user

penelitian yang dirumuskan. Alat analisis ini digunakan karena memungkinkan

peneliti untuk menguji hubungan antara variabel yang kompleks untuk memperoleh

gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model dimana SPSS dapat menguji

model struktural dan model pengukuran.

Prinsip generalisasi model. Penelitian ini bertumpu pada metode riset yang

terbatas ruang lingkupnya, sehingga model yang digunakan hanya mampu

digeneralisasi pada konteks setting dan produk yang diteliti. Dengan demikian, perlu

dilakukan pengkajian ulang apabila digunakan pada penelitian dengan konteks yang

(30)

commit to user

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Pembahasan bab ini bertujuan untuk mengkaji literatur-literatur yang

menjelaskan fenomena tentang pengaruh promosi penjualan produk-produk

keterlibatan rendah pada niat pembelian product trial. Dalam bab ini, terdapat lima

sub bahasan yang akan dijelaskan. Pertama, pengertian mengenai isu penelitian yang

menjelaskan definisi konseptual mengenai niat pembelian product trial. Kedua,

teori-teori yang berhubungan dengan isu penelitian. Ketiga, penelitian terdahulu. Keempat,

pembahasan teori yang digunakan sebagai landasan pengembangan hipotesis. Kelima,

penjelasan model penelitian yang didasarkan pada hipotesis yang dibentuk. Berikut

ini adalah penjelasan dari setiap sub bahasan tersebut.

2. 1 Pengertian Isu Utama Penelitian

Niat Pembelian Product Trial (purchase intention product trial) merupakan

variabel tujuan yang dipandang penting untuk diteliti, guna memberikan suatu

prediksian mengenai prilaku pembelian product trial. Melalui cara tersebut,

diharapkan penelitian ini dapat membantu dalam mengungkap variabel-variabel yang

mempengaruhinya.

Niat Pembelian adalah keinginan dorongan psikologis yang sangat kuat pada

(31)

commit to user

produsen, kemudian konsumen mencari informasi dan dilanjutkan keinginan untuk

membeli (Sri Wahyuningsih, 2008). Keinginan dalam tingkah laku mungkin

merupakan fungsi dari image toko dan nilai yang dirasakan. Image toko dan nilai

yang dirasakan secara positip dapat mengubah keinginan konsumen untuk membeli

produk, memiliki keinginan untuk melindungi dan perilaku loyal terhadap produk

(Bloemer dan Ruyter, 1998, Hsu dan Liu, 1998).

Product Trial melibatkan proses mencoba dan penggunaan produk secara

actual (Kardes, 1999 dalam Ndubisi, 2006). Menurut Peter and Olson (1996), proses

mencoba mengacu pada tingkat dimana produk dapat dicoba pada suatu basis dengan

promosi penjualan merk mempunyai suatu kesempatan untuk dengan cepat

memengaruhi pilihan konsumen menambah nilai yang ditawarkan pada kemasan,

dengan keberhasilan display atau memberi harapan kepada konsuman yang mencoba

melalui contoh atau sampling. Jadi, Niat Pembelian Product Trial (purchase intention

product trial) didefinisikan keinginan dorongan psikologis yang sangat kuat pada

konsumen untuk melakukan suatu tindakan atau pembelian pertama kali terhadap

produk yang ditawarkan produsen dengan stimuli promosi.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu pemahaman mengenai

perlunya ketelitian dan kecermatan dalam merumuskan kebijakan strategi pemasaran

yang berkaitan dengan fenomena niat pembelian product trial. Melalui penelitian ini,

pemasar diharapkan mampu memahami variabel-variabel yang mempengaruhi dan

(32)

commit to user

penting bagi pemasar, sebab kekurangcermatan pemasar dalam merumuskan strategi

pemasaran berdampak pada ketidakmampuannya untuk meningkatkan kinerja

perusahaan dalam jangka panjang. Maka dari itu, penelitian ini berusaha untuk

memberi pertimbangan yang bersifat empiris melalui hasil-hasil pengujian yang

dilakukan, sehingga pemasar dapat memanfaatkannya sebagai dasar pertimbangan

dalam penyusunan kebijakan dan strategi pemasaran yang disarankan.

2. 2 Kajian Pustaka

A. Product Trial

Product Trial melibatkan proses mencoba dan penggunaan produk secara

aktual (Kardes, 1999 dalam Ndubisi, 2006). Menurut Peter and Olson (1996), proses

mencoba mengacu pada tingkat dimana produk dapat dicoba pada suatu basis dengan

promosi penjualan merk mempunyai suatu kesempatan untuk dengan cepat

memengaruhi pilihan konsumen menambah nilai yang ditawarkan pada kemasan,

dengan keberhasilan display atau memberi harapan kepada konsuman yang mencoba

melalui contoh atau couponing.

Menurut Schindler (1998), suatu promosi harga yang dirancang untuk

menimbulkan atribusi tentang tanggung jawab bisa diharapkan meningkatkan

keinginan konsumen lebih dari pada jika tidak menggunakan atribusi, dan memiliki

kemampuan yang tinggi untuk menciptakan konsumen untuk mencoba suatu produk.

Wayne (2002), menemukan hubungan antara promosi penjualan dan percobaan

(33)

commit to user

menarik konsumen. Thomas (1993, dalam Ndubisi, 2006) beragumentasi bahwa

pentingnya perencanaan distribusi dan pembelanjaan promosi (advertising, sales

promotion, sales force, dan sebagainya) dapat mempengaruhi percobaan awal suatu

merk.

B. Niat Pembelian

Niat Pembelian, menurut paradigma SOR, respon konsumen tergantung pada

pendekatan atau penghindaran perilaku, sebagai konsekuensi dari tingkat afektif dan

kognitif. Berdasarkan perilaku tanggapan positif meliputi niat pembelian dan niat

perlindungan (Eroglu et al., 2003). Niat adalah keinginan dorongan psikologis yang

sangat kuat pada konsumen untuk melakukan suatu tindakan terhadap produk yang

ditawarkan produsen, kemudian konsumen mencari informasi dan dilanjutkan

keinginan untuk membeli.

Keinginan dalam tingkah laku mungkin merupakan fungsi dari image toko

dan nilai yang dirasakan. Image toko dan nilai yang dirasakan secara positip dapat

mengubah keinginan konsumen untuk membeli produk, memiliki keinginan untuk

melindungi dan perilaku loyal terhadap produk (Bloemer dan Ruyter, 1998, Hsu dan

Liu, 1998).

C. Keterlibatan Rendah

Kebanyakan pembelian konsumen adalah tidak terlibat. Kebanyakan

(34)

commit to user

memperhatikan suatu produk, mereka tidak mempunyai kepentingan dari suatu

produk, waluapun isu seperti rasial, perang, wajib militer mempengaruhi mereka,

tetapi produk tidak.

Ada dua alasan para pemasar lebih berfokus pada keputusan pembelian dari

keterlibatan tinggi yaitu :

· Sejak para pemasar sangat terlibat pada produknya, mereka mudah

mengasumsikan bahwa konsumen itu juga mempunyai keterlibatan yang

tinggi.

· Memudahkan para pemasar untuk memahami dan mempengaruhi konsumen

jika mereka berasumsi konsumen memakai proses kognitif dari evaluasi

merek.

Pembuatan keputusan yang komplek mengasumsikan bahwa proses pemilihan

konsumen (efek hirarki) dimana konsumen berpikir sebelum mereka

melakukan.

Para peneliti perilaku konsumen secara langsung member perhatian pada efek

hirarki keterlibatan rendah. Hirarki ini menentuakan bahwa konsumen mungkin akan

bertindak tanpa berpikir dahulu. Daripada mencari informasi, konsumen akan

menerima informasi secara pasif. Misalnya konsumen duduk di depan telivisi dan

melihat iklan, disini konsumen tidak benar-benar mengevaluasi iklan tersebut, hanya

(35)

commit to user

tanpa melakukan proses kognitif. Contoh produk keterlibatan rendah antara lain sikat

gigi, pasta gigi, shampoo, deterjen, sabun mandi, sabun wajah, dan lain sebagainya.

Efek hirarki dari keterlibatan rendah pada produk sangat berbeda dari

keterlibatan tinggi pada produk. Konsumen menjadi sadar dan percaya terhadap

produk secara pasif. Mereka membuat keputusan pembelian dengan sedikit informasi

tentang merk lalu mengevaluasi merk setelah pembelian untuk menentukan tingkat

kepuasan.

Jika evaluasi tehadap merk sangat kecil pada pada kondisi keterlibatan rendah,

lalu bagaimana konsumen itu membuat keputusan. Mereka mengikutai aturan

sederhana dari keputusan bahwa prinsip mengikuti dari penghematan kognitif dengan

cara meminimalkan waktu dalam belanja dan pembuatan keputusan.

D. Prilaku Pembelian Tidak Direncanakan

Keputusan yang tidak direncanakan ini biasanya dibuat oleh inersia atau

pembuatan keputusan terbatas. Ada dua alasan mengapa pembelian tidak

direncanakan dapat terjadi :

· Waktu dan upaya yang terlibat dalam mencari alternatif diluar toko mungkin

bukan suatu masalah dan konsumen berbelanja kebanyakan berdasarkan

ingatan.

· Konsumen mungkin mencari berbagai macam atau kesenangan baru dalam

(36)

commit to user

Hal-hal yang mempengaruhi terjadi pembelian tidak terencana seperti

displays, posisi produk, pengemasan dan harga.

Tipe pembelian tidak terencana :

· Pembelian dorongan murni dibuat dari berbagai kesenangan. Tipe dari

perilaku ini menggambarkan kedatangan dari aturan normal dari produk atau

jasa yang dibeli.

· Efek pembelian sugesti dibuat dari produk baru berdasarkan rangsangan toko.

· Dorongan terencana adalah perhatian konsumen untuk pergri ke toko tertentu

karena penjualan tetapi tidak terencana untuk membeli suatu produk.

· Efek pembelian ingatan dibuat karena kebutuhan konsumen terhadap suatu

benda berarti tetapi tidak termasuk prioritas belanja pada toko.

· Kategori produk terencana adalah konsumen yang merencanakan kategori

produk tertentu tetapi tidak merencanakan keputusan merek.

E. Promotion Strategy (Strategi Promosi)

Promotion Strategy, meliputi sekelompok aktivitas komunikasi yang saling

berhubungan, strategi promosi mengkombinasikan periklanan, penjualan personal,

pemasaran langsung, dan hubungan masyarakat ke dalam program yang terintegrasi

untuk melakukan komunikasi dengan pembeli sehingga berpengaruh terhadap

(37)

commit to user

untuk menginformasikan pada orang-orang mengenai produk dan membujuk

pembeli, distributor, dan masyarakat untuk membeli merk.

F. Sales Promotion (Promosi Penjualan)

Sales Promotion, aktivitas promosi penjualan menyediakan nilai lebih atau

insentif bagi konsumen. Cakupan total dari promosi penjualan sulit untuk

diidentifikasi, karena aktivitas tercakup dalam departemen dan anggaran yang

beragam. Ukuran dan cakupan promosi penjualan bahwa tanggung jawab dalam

mengatur promosi penjualan seharusnya diberikan pada satu orang eksekutif atau

sekelompok eksekutif (Kotler, 2000:685).

Mengacu pada Shimp (2003:469), sales promotion (promosi penjualan)

tergantung pada beberapa insentif yang digunakan oleh pabrik untuk mengenalkan

barang kepada penyalur (wholesalers, retailers, dan anggota saluran yang lain) atau

konsumen untuk membeli merk dan untuk mendorong tenaga penjual secara agresif

menjual barang tersebut. Retailer juga menggunakan rangsangan promosi untuk

mendorong perilaku pembelian. Promosi penjualan lebih berorientasi jangka pendek

dan mampu mempengaruhi perilaku.

Totten dan Block (1994) mengatakan bahwa istilah promosi penjualan

mengacu pada berbagai macam insentif penjualan dan teknik menghasilkan produk

intermediate atau efek penjualan jangka pendek. Bentuk promosi penjualan dalam

(38)

commit to user 2. 3 Penelitian Terdahulu

Beberapa peneliti yang meneliti pengaruh promosi penjualan produk-produk

keterlibatan rendah terhadap niat pembelian product trial dengan brand awareness

sebagai moderasi.Salah satunya adalah penelitian dari Ndubisi, N.O. dan Chew, T.M.

(2006), yang berjudul Awareness and usage of promotional tools by Malaysian

consumers: the case of low involvement products. Penelitian ini menguji

variabel-variabel yang mempengaruhi purchase intention product trial di kota Kinabalu

Malaysia. Data penelitian ini diperoleh dari 312 konsumen melalui kuesioner yang

kemudian dianalisis menggunakan Statistical Packeage For The Social Science

(SPSS). Hasilnya mengindikasi bahwa Price Discount, Free Sample, Bonus Pack, In

Store Display mempunyai pengaruh positif terhadap Purchase Intention Product

Trial sesuai dengan hipotesis yang diajukan berdasarkan teori.

2. 4 Pengembangan Hipotesis

Berikut ini akan dijelaskan landasan teori yang berkaitan dengan hubungan

kausalitas antar variabel amatan yang disertai dengan pengembangan hipotesis dan

selanjutnya akan digunakan untuk replikasi model penelitian.

Niat pembelian product trial(purchase intention product trial) didefinisikan

keinginan dorongan psikologis yang sangat kuat pada konsumen untuk melakukan

suatu tindakan atau pembelian pertama kali terhadap produk yang ditawarkan

produsen dengan stimuli promosi. Menurut Schindler (1998), suatu promosi harga

(39)

commit to user

meningkatkan keinginan konsumen lebih dari pada jika tidak menggunakan atribusi,

dan memiliki kemampuan yang tinggi untuk menciptakan konsumen untuk mencoba

suatu produk. Wayne (2002), menemukan hubungan antara promosi penjualan dan

percobaan produk. Chandon et al (2000) mengindikasikan bahwa promosi penjualan

dapat menarik konsumen. Thomas (1993, dalam Ndubisi, 2006) beragumentasi

bahwa pentingnya perencanaan distribusi dan pembelanjaan promosi (advertising,

sales promotion, sales force, dan sebagainya) dapat mempengaruhi percobaan awal

suatu merk.

Price Discount. Promosi harga mempengaruhi konsumen agar mencoba

produk baru (Brandweek, 1994). Menurut Ehrenberg et al (1994) konsumen mencoba

produk baru merupakan puncak jangka pendek dalam penjualan terutama pasca

pembelian yang dilakukan oleh pengguna merk yang mencoba sekali daripada

pengguna baru. Lagi pula penelitian yang berdasar pada pengguna sekali-sekali ini,

kebanyakan akan kembali ke merk favorit mereka masing-masing dari pada membeli

merk yang dipromosikan dengan harga yang sesungguhnya. Shimp (2003:469),

dalam studinya yang lain telah mendokumentasikan hubungan antara promosi harga

dengan product trial. Berdasarkan pada isu dan diskusi di atas, hipotesis yang

dirumuskan adalah :

H1 : Ada pengaruh positif antara Price Discount dan Niat Pembelian

(40)

commit to user

Free Sample, variable ini merupakan alat promosi yang penting yang selalu

digunakan oleh perusahaan, manager pemasaran menganjurkan pentingnya contoh

produk dan mengarahkan pengalaman perilaku dengan produk tersebut, karena itu

mereka sering mengeposkan contoh produk cuma-cuma kepada konsumen sehingga

konsumen dapat mencoba produk itu untuk diri mereka, daripada mendengar tentang

produk tersebut (Kardes, 1999 dalam Ndubisi 2006). Bagaimanapun juga, Gilbert dan

Jackaria (2002 dalam Ndubisi, 2006), mengemukakan bahwa free sample sebagai alat

promosi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku pembelian

konsumen, sedangkan Shimp (2003:469) menunjukkan hal yang sebaliknya.

Berdasarkan isu dan diskusi yang diangkat di atas, hipotesis yang dirumuskan adalah

:

H2 : Ada pengaruh positif antara Free Sample dan Niat Pembelian

Product Trial

Bonus Pack (kemasan bonus) menurut Lee (1963 dalam Ndubisi, 2006)

digunakan untuk meningkatkan konsumen dalam mencoba suatu merk. Ukuran paket

yang lebih besar dan iklan yang ditawarkan cenderung untuk membuat promosi

menjadi nyata (Gardener and Trivedi, 1998). Menurut Gilbert dan Jackaria (2002

dalam Ndubisi, 2006), kemasan dengan “beli satu dapat gratis satu” mungkin tidak

meningkatkan arah merk sebelum mereka mencoba untuk membeli sebab konsumen

(41)

commit to user

dengan sample). Bagaimanapun, jika promosi adalah nyata akan memudahkan

pengenalan merk dan daya ingat merk untuk pembelian masa depan.

Sejak suatu jumlah yang ditambahkan diberikan secara gratis, konsumen

mungkin akan terbujuk untuk membeli produk tersebut jika mereka merasa

mendapatkan penawaran yang adil daripada nilai dari uang mereka. Ong et al (1997)

menemukan bahwa konsumen tampak ragu-ragu dalam penawaran kemasan bonus,

tetapi banyak yang percaya terhadap harga dan kualitas yang mereka klaim. Dengan

kata lain kepercayaan dari penawaran kemasan bonus lemah, mereka akan mungkin

membeli satu botol dan tidak membeli lebih dari satu botol yang mereka gunakan

sebagai acuan. Hasil tersebut memberikan spekulasi bahwa hal ini terjadi dikarenakan

konsumen curiga terhadap pabrik yang meningkatkan harga sedikit lebih mahal pada

penawaran kemasan bonus. Berdasarkan pada isu dan diskusi yang diangkat di atas,

hipotesis yang dirumuskan adalah :

H3 : Ada pengaruh positif antara Bonus Pack dan Niat Pembelian Product

Trial

In-store display adalah penarik awal yang bisa menggaet pelanggan yang

melintasi produk. In-store display menurut Lee (1963) dalam Ndubisi (2006)

digunakan untuk meningkatkan konsumen dalam mencoba suatu merk. In-store

display menunjukkan keberhasilan atau memberi harapan kepada konsumen yang

(42)

commit to user

yang menarik merupakan salah satu faktor terjadinya impuls buying (pembelian tak

terencana).

Perilaku impuls buying saat ini banyak didominasi oleh wanita, atau dalam

pembelian barang proses pengambilan keputusan banyak dipegang wanita. Meskipun

para pria juga sering melakukan impuls buying. Berdasarkan pada isu dan diskusi

yang diangkat di atas, hipotesis yang dirumuskan adalah :

H4 : Ada pengaruh positif antara In-Store Display dan Niat Pembelian

Product Trial

Brand Awareness. Penelitian ini mempertimbangkan kesadaran merk, karena

ketika stimuli itu mengaktifkan kesadaran konsumen pada suatu merk akan

berdampak pada product trial. Suatu merk terkenal berhubungan dengan gambaran

positif dan menciptakan manfaat kompetisi serta meningkatkan niat, perhatian, dan

evaluasi yang positif suatu produk, dan mendorong pembelian ulang. Konsumen

cenderung untuk memperhatikan suatu merk umum yang dikenal dan berusaha

melibatkan lebih dalam untuk mengetahui informasi tentang suatu produk (Shen,

2001). Kapan konsumen kekurangan pengetahuan tentang atribut suatu produk dan

merasa ragu akan produk, merk dagang memegang peran-peran penting agar dapat

mengurangi resiko yang akan ditanggung bila mutu produk tidak sesuai (Dean, 1999).

Berdasarkan pada isu dan diskusi yang diangkat di atas, hipotesis yang dirumuskan

(43)

commit to user

H5a : Brand Awareness memperkuat pengaruh Price Discount pada Niat Pembelian Product Trial

H5b : Brand Awareness memperkuat pengaruh Free Sample pada Niat Pembelian Product Trial

H5c : Brand Awareness memperkuat pengaruh Bonus Pack pada Niat Pembelian Product Trial

H5d : Brand Awareness memperkuat pengaruh In-Store Display pada Niat Pembelian Product Trial

2. 5 Model Penelitian

Berdasarkan lima hipotesis yang dirumuskan, hubungan antar variabel yang

dikonsepkan dapat digambarkan dalam bentuk model yang mendeskripsikan proses

pengaruh Promosi Penjualan (Price Discount, Free Sample, Bonus Pack, dan

In-Store Display) pada Niat Pembelian Product Trial yang dimoderasi oleh Brand

(44)

commit to user

Gambar berikut ini adalah model penelitian yang menggambarkan hubungan

variabel-variabel yang dihipotesiskan.

Gambar II.1 Model Penelitian

Sumber : Replikasi model penelitian Ndubisi, N.O. dan Chew, T.M. (2006) Keterangan :

Berdasarkan kerangka konseptual diatas menjelaskan bahwa H1 mengindikasi

pengaruh price discount pada purchase intention product trial. H2 mengindikasi

(45)

commit to user

brand awareness memperkuat pengaruh price discount pada purchase intention

product trial. H5b menguji brand awareness memperkuat pengaruh free sample pada

purchase intention product trial. H5c menguji brand awareness memperkuat

pengaruh bonus pack pada purchase intention product trial. H5d menguji brand

awareness memperkuat pengaruh in-store display pada purchase intention product

(46)

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini bertujuan untuk memberikan landasan yang valid dan reliabel untuk

menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang

dihasilkan dapat dipercaya baik dari segi metode dan prosedur pengujiannya. Untuk

mendukung upaya tersebut, beberapa pembahasan akan diungkap dalam bab ini

antara lain : ruang lingkup penelitian, metode pengambilan sampel dan teknik

pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran instrumen penelitian,

pengujian validitas, pengujian reliabilitas, dan metode analisis data. Berikut ini adalah

beberapa sub bab yang dikemukakan.

3. 1 Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan tujuannya, penelitian ini berjenis penelitian terapan (applied

research) yaitu penelitian yang bertumpu pada permasalahan yang muncul dari

setting yang diamati. Sedangkan berdasarkan tingkat penjelasannya, penelitian ini

berjenis kausal yaitu tipe penelitian yang menjelaskan hubungan sebab akibat dari

suatu fenomena. Penelitian yang berjenis ini berusaha untuk memahami hubungan

antar variabel yang dapat dibedakan menjadi variabel independen yang merupakan

(47)

commit to user

Dengan demikian, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang

memberikan pemahaman, penjelasan dan prediksian.

Studi ini bersifat cross sectional yang pengujiannya bertumpu pada datayang

terjadi pada satu titik waktu (one point in time), sehingga modelyang digunakan tidak

didesain untuk menangkap perubahan yang terjadi yang dikarenakan oleh pergeseran

waktu. Fenomena ini kemungkinan berdampak pada ketidakmampuan model untuk

digunakan sebagai alat prediksi pada model yang menangkap perubahan pada

pergeseran waktu (longitudinal study). Oleh karena itu, untuk menggeneralisasi studi

ini pada waktu yang berbeda diperlukan ketelitian dan kehati-hatian dalam

mencermati faktor eksternal yang berubah yang dapatmempengaruhi model.

Hal lain yang perlu dicermati adalah teknik pengumpulan data yang

digunakan. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

survei yang dipandu dengan kuisioner. Hal tersebut dimaksudkan agar data yang

terkumpul merupakan informasi yang bersumber pada fenomena riil yang diamati.

Teknik ini dipandang relevan untuk memberikan dukungan terhadap pengujian

konsep yang bersifat konfirmasi, sebab datanya mempunyai kecenderungan untuk

mendukung atau menolak hipotesis-hipotesis yang dirumuskan.

3. 2 Metode Pengambilan Sampel dan Teknik Pengumpulan Data

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pelanggan atau konsumen

Swalayan SAMI LUWES Surakarta. Sampel yang diambil yaitu konsumen Swalayan

(48)

commit to user

Sampel yang diambil sebanyak 200 responden dengan menggunakan teknik

purposive sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih

sampel secara tidak acak dan sampel yang dipilih sesuai dengan kriteria-kriteria yang

telah ditentukan.

Penentuan jumlah sampel diharapkan memenuhi kriteria minimal dalam

pengujian hipotesis sesuai dengan metode statistik yang digunakan yaitu Statistical

Packeage For The Social Science (SPSS). Teknik purposive sampling dipilih dengan

tujuan untuk menghindari bias persepsian dalam pengisian kuesioner.Adapun kriteria

responden yang dipilih adalah sebagai berikut: (1) responden berniat membeli atau

belanja produk-produk yang memiliki keterlibatan rendah di Swalayan SAMI

LUWES Surakarta, (2) sedang ada promosi penjualan (price discount, free sample,

bonus pack, dan in-store display), minimal terdapat lebih dari satu promosi

penjualan, (3) setiap responden mempunyai kesempatan sekali dalam pengisian

kuesioner, serta (4) setiap responden bebas menerima atau menolak survei, dan tidak

ada ikatan kekerabatan, intimidasi atau hadiah-hadiah dalam bentuk apapun yang

dapat menurunkan derajad keyakinan tehadap kualitas data yang diperoleh.

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui survei pada responden dengan

melakukan wawancara secara langsung yang dipandu dengan kuesioner. Hal ini

dimaksudkan untuk meningkatkan keseriusan responden dalam pengisian kuesioner

(49)

commit to user

Untuk melakukan penelitian ini kuesioner disebar sebanyak dua kali.

Penyebaran kuesioner pertama sebanyak 50 eksemplar ditujukan untuk melakukan

pretest. Pretest perlu dilakukan guna menguji validitas dan reliabilitas kuesioner

penelitian. Setelah kuesioner valid dan reliabel barulah kuesioner tersebut

benar-benar layak sebagai instrumen penelitian untuk selanjutnya digunakan peneliti

mengumpulkan data dalam sampel besar sebanyak 200 eksemplar.

3. 3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Tiap variabel yang terkait dengan penelitian ini dioperasionalisasi dengan

berbagai item pertanyaan yang terkait. Berikut adalah definisi operasional dan

pengukuran masing-masing variabel yang diamati.

Niat Pembelian Product Trial (purchase intention product trial) merupakan

keinginan dorongan psikologis yang sangat kuat pada konsumen untuk melakukan

suatu tindakan atau pembelian pertama kali terhadap produk yang ditawarkan

produsen dengan stimuli promosi. Menurut Schindler (1998), suatu promosi harga

yang dirancang untuk menimbulkan atribusi tentang tanggung jawab bisa diharapkan

meningkatkan keinginan konsumen lebih dari pada jika tidak menggunakan atribusi,

dan memiliki kemampuan yang tinggi untuk menciptakan konsumen untuk mencoba

suatu produk. Thomas (1993) dalam Ndubisi (2006) beragumentasi bahwa

(50)

commit to user

promotion, sales force, dan sebagainya) dapat mempengaruhi percobaan awal suatu

merk (Ndubisi and Chew, 2006).

Indikan-indikan diukur menggunakan Skala Likert. Purchase intention

product trial dioperasionalisasi dengan menggunakan lima item pengukuran, antara

lain:

1. Alasan membeli suatu merk

2. Keinginan untuk mencoba

3. Keinginan untuk membeli

4. Keinginan untuk tidak dapat masalah

5. Keinginan mendapat produk yang sesuai dengan harapan

Price discount adalah potongan harga untuk mempengaruhi agar mencoba

produk baru (Ndubisi and Chew, 2006). Dalam pengukuran indikatornya

menggunakan Skala Likert.

Indikator :

1. Melakukan pembelian yang tepat

2. Membeli merk yang saat itu ada potongan harga

3. Mencoba merk dengan harga lebih murah

4. Lebih suka membeli merk yang ada potongan harga

Free-sample adalah pemberian produk cuma-cuma kepada konsumen

(51)

commit to user

mendengar tentang produk tersebut (Ndubisi and Chew, 2006). Dalam pengukuran

indikatornya menggunakan Skala Likert.

Indikator :

1. Melakukan pembelian yang tepat

2. Membeli merk yang sedang ada sampel

3. Mencoba merk yang ada sampel

4. Lebih suka membeli yang ada sampelnya

Bonus Pack adalah ukuran paket yang lebih besar, dengan harga tetap

(Ndubisi and Chew, 2006). Dalam pengukuran indikatornya menggunakan Skala

Likert.

Indikator :

1. Melakukan pembelian yang tepat

2. Membeli merk yang isinya lebih banyak daripada biasa

3. Mencoba merk dengan ukuran paket lebih besar

4. Lebih suka membeli yang ukuran paket lebih besar

In-store display adalah penarik awal yang bisa menggaet pelanggan yang

melintasi produk (Ndubisi and Chew, 2006). Dalam pengukuran indikatornya

menggunakan Skala Likert.

Indikator :

(52)

commit to user

2. Membeli merk yang saat itu dipajang di toko

3. Mencoba merk yang menarik di pajangan

Brand awareness merupakan kesanggupan calon pembeli untuk mengenali

atau mengingat kembali bahwa suatu merk merupakan bagian dari kategori produk

tertentu (Ndubisi and Chew, 2006). Dalam pengukuran indikatornya menggunakan

Skala Likert.

Indikator :

1. Mengenali merk tersebut

2. Merk terpercaya

3. Merk berkualitas

4. Menimbulkan rasa suka

5. Kesan yang baik

6. Merk populer

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah itemized rating

scale (Sekaran, 2003:266), yaitu skala interval dengan rentang poin satu sampai

empat dikarena agar semua responden memberikan jawaban atau tidak netral, apabila

banyak responden yang menjawab netral maka akan mengakibatkan data bias.

Susunannya sebagai berikut :

Skala 4 = sangat setuju

(53)

commit to user

Skala 2 = tidak setuju

Skala 1 = sangat tidak setuju

3. 4 Pengujian Statistik

Pengujian statistik diawali dengan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap

data yang diperoleh dari survei yang telah dilakukan. Hal ini bertujuan untuk

mengetahui ketepatan dan keandalan data sehingga data tersebut memenuhi kriteria

untuk diuji dengan menggunakan berbagai jenis metode statistik yang ada. Dengan

demikian, hasil yang diperoleh dapat merespresentasikan fenomena yang diukur.

Berikut ini adalah pemilihan metode statistik yang digunakan untuk pengujian

hipotesis.

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan bahwa instrumen

atau alat ukur, teknik, proses yang digunakan untuk mengukur suatu konsep

benar-benar melakukan fungsi ukurnya yaitu konsep yang diinginkan (Sekaran, 2006).

Semakin tinggi validitas suatu alat ukur, semakin tinggi pengukuran mengenai

sasarannya.

Validitas tersebut diperoleh dengan usaha yang dititikberatkan pada

pencapaian validitas isi. Validitas tersebut menunjukkan sejauh mana perbedaan yang

diperoleh dengan instrumen pengukuran merefleksikan perbedaan sesungguhnya pada

(54)

commit to user

Alat uji yang digunakan untuk uji validitas adalah Confirmatory Factor

Analysis dengan bantuan SPSS for Windows versi 11.5. Sedangkan kriteria data yang

dapat dianalisis dengan factor analisis, menurut Hair et al., (1998) adalah data yang

menunjukkan KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) 0.5 dan Barlett’s Test of Sphencity

(BTS) dengan signifikansi ≤ 0.05. Item pertanyaan dikatakan valid jika memiliki

factor loading≥ 0,5 dan terekstrak sempurna pada satu faktor yang sama.

b. Uji Reliabilitas

Pengujian ini merupakan pengujian statistik yang relevan untuk mengukur

sejauh mana kehandalan atau konsistensi internal dari sebuah instrumen penelitian.

Uji reliabilitas ini menggnakan software SPSS. Dalam penelitian ini teknik analisis

yang digunakan adalah Cronbach Alpha dengan kriteria reliabel sebesar > 0,70.

Tujuannya untuk mengetahui konsistensi item-item pertanyaan yang digunakan selain

itu, bertujuan untuk memberikan jaminan bahwa data yang diperoleh telah memenuhi

kriteria untuk diuji dengan menggunakan berbagai jenis metode statistik yang ada.

Ada tiga tingkatan reliabilitas yaitu:

1) Nilai Alpha 0.8 – 1.0 dikategorikan reliabilitas baik

2) Nilai Alpha 0.6 – 0.79 dikategorikan reliabilitas diterima

(55)

commit to user 3. 5 Metode Analisis Data

a. Uji Asumsi Klasik

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan uji asumsi

klasik. Uji asumsi klasik merupakan suatu uji untuk mengetahui kelayakan dari

model yang diregresi apakah telah memenuhi asumsi klasik yang meliputi

multikolinieritas, autokorelasi, heteroskedastisitas, dan normalitas (Gujarati, 2006).

1) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi

yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas

(independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam

model regresi, dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor).

Apabila nilai VIF (Variance Inflation Factor) tidak lebih dari 10, maka tidak

terjadi multikolinier (Ghozali, 2009).

2) Uji Heteroskedastisitas

Gejala heteroskedastisitas terjadi sebagai akibat dari variasi residual

yang tidak sama untuk semua pengamatan. Pada bagian ini, cara mendeteksi

ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Park. Model

(56)

commit to user

mendapatkan residualnya. Nilai residual dilogaritma, kemudian diregresikan

dengan semua variabel independen. Apabila nilai probabilitas/signifikan

semua variabel independen (p>0,05) artinya tidak signifikan, maka dapat

dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009).

3) Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi

korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu

(time series) atau secara ruang (cross sectional). Hal ini mempunyai arti

bahwa hasil suatu tahun tertentu dipengaruhi tahun sebelumnya atau tahun

berikutnya. Terdapat korelasi atas data cross section apabila data di suatu

tempat dipengaruhi atau mempengaruhi di tempat lain. Untuk mendeteksi ada

atau tidaknya autokorelasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji

statistik Durbin–Watson (dw).

Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji Durbin–Watson ini

dilakukan dengan ketentuan Gujarati (2006), sebagai berikut:

a. Bila angka dw < dL, berarti ada autokorelasi positif.

b. Bila angka dw terletak antara dL ≤ dw ≤ du, berarti tidak ada

kesimpulan.

c. Bila angka dw terletak antara du ≤ dw ≤ 4 - du, berarti tidak ada

(57)

commit to user

d. Bila angka dw terletak antara 4 - du ≤ dw ≤ dL, berarti tidak ada

kesimpulan.

e. Bila angka dw > 4 - dL, berarti ada autokorelasi negatif.

4) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Salah satu cara

untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu

dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Apabila

angka signifikansi semua variabel independen (p>0,05) artinya tidak

signifikan, maka data berdistribusi normal (Ghozali,2009).

b. Uji Regresi Bertingkat ( Hierarchical Regression)

Hierachical Regression Analysis adalah metode statistik yang dilakukan

bertujuan untuk menjelaskan hubungan antar-variabel yang bersifat berjenjang

(Harsono, 2002). Untuk hierachical regression, nilai variabel laten ditentukan

berdasarkan nilai komposit dari indikan-indikan yang digunakan untuk mengukurnya.

Untuk menguji apakah variabel-variabel independen mempengaruhi variabel

dependen maka penelitian ini menggunakan Three Stage Multiple Regression

Analysis, yang terdiri dari:

a. Tahap pertama, analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk

(58)

commit to user

sample, bonus pack, dan in-store display pada purchase intention

product trial.

b. Tahap kedua, menambah variabel independen Brand Awareness pada

regresi pertama untuk direct effect

c. Tahap ketiga, menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA),

yaitu memasukkan interaksi price discount, free sample, bonus pack,

dan in-store display yang dimoderasi Brand Awareness pada purchase

intention product trial.

Model analisisnya sebagai berikut:

PI = f(PD, FS, BP, ID)………... (1)

PI = f(PD, FS, BP, ID) + BA ………..……….. (2)

PI = f(PD, FS, BP, ID) + BA + (BA*PD)…………. (3)

PI = f(PD, FS, BP, ID) + BA + (BA*FS)…………. (4)

PI = f(PD, FS, BP, ID) + BA + (BA*BP)…………. (5)

PI = f(PD, FS, BP, ID) + BA + (BA*ID)……… (6)

Keterangan:

PI = purchase intention (niat pembelian)

(59)

commit to user

FS = free sample (contoh gratis)

BP = bonus pack (kemasan bonus)

ID = in-store display (tampilan dalam toko)

Gambar

Gambar II.1
Tabel IV.1
Tabel IV.26
gambaran menyeluruh mengenai keseluruhan model dimana SPSS dapat menguji
+7

Referensi

Dokumen terkait

SEKOLAHDASAR.NET - Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa

Dalam hal ini simulasi dilakukan dengan mengacu pada data atau kapasitas MBE yang dikehendaki yaitu 300 keV/20 mA, sehingga pada akhirnya akan diperoleh hasil- hasil perhitungan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan melakukan observasi ke beberapa brand yang memproduksi busana semi-formal, melakukan

-Dalam RUPSLB telah dihadiri oleh para pemegang saham atau kuasanya yang sah yang hadir atau diwakili dalam RUPSLB sebanyak 33.959.283.254 (tiga puluh tiga

Nilai karbohidrat terbaik pada penelitian yang telah dilakukan merupakan kadar karbohidrat dengan nilai tertinggi yaitu pada perlakuan dengan lama perebusan 120 menit dan

PT GREAT BIG CASSAVA current installed capacity is 100 Metric Tons/day fresh cassava input as raw material with starch output of 25 Metric Tons/day as end product ready for sale in

Oleh itu, kajian ini adalah penting bagi pengkaji mengambil pengalaman daripada satu komuniti Orang Asli yang berjaya dengan keterbukaan minda mereka terhadap

Rosnani Ginting, MT., selaku Koordinator Tugas Akhir di Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara, yang telah membimbing Penulis dalam penentuan topik tugas sarjana