• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLA KECIL UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI KERJASAMA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLA KECIL UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI KERJASAMA."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS

PERMAINAN BOLA KECIL UNTUK MENGEMBANGKAN

NILAI-NILAI KERJASAMA

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN Padasuka 5 Majalaya Kabupaten Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pendidikan Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pendidikan Jasmani

Oleh: Triyana Agustian

0802695

PROGRAM STUDI PGSD PENDIDIKAN JASMANI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLA KECIL UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI KERJASAMA

Oleh:

Triyana Agustian

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Triyana Agustian 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLA KECIL UNTUK MENGEMBANGKAN

NILAI-NILAI KERJASAMA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN Padasuka 5 Majalaya)

Disetujui dan Disahkan Oleh:

Pembimbing I

Drs. Mujihartono, M.Pd NIP. 196508171990011001

Pembimbing II

Arif Wahyudi, S.Pd NIP. 197405202001121001

Mengetahui:

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

ABSTRAK

Triyana Agustian. Skripsi ini berjudul “Pengembangan Pembelajaran

Aktivitas Permainan Bola Kecil Untuk Mengembangkan Nilai-Nilai

Kerjasama”. Pembimbing I Drs. Mudjihartono, M.Pd dan Pembimbing II

Arif Wahyudi, SP.d.

Permasalahan yang muncul di lapangan pada pembelajaran pendidikan jasmani adalah kurangnya aspek afektif dalam kerjasama siswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah pengembangan pembelajaran aktivitas permainan bola kecil dapat mengembangkan nilai-nilai kerjasama siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas IV SD Negri Padasuka 5 Majalaya. Peneliti ini bertujuan untuk. Mengetahui peningkatan nilai-nilai kerjasama siswa kelas IV SD Negri Padasuka 5 Majalaya dengan adanya pembelajaran aktivitas permainan bola kecil (permainan kasti). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau class room action research pada siswa kelas IV SD Negri Padasuka 5 Majalaya Kabupaten Bandung yang berjumlah 49 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah format penilaian keterampilan sosial (keterampilan afektif), lembar catatan lapangan dan dokumentasi. Pelaksanaan tindakan diawal dengan observasi awal. Langkah selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang terdiri dari dua siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari dua tindakan

(5)

ABSTRACT

Triyana Agustian. The title of this scription is “ to develop the activity of small ball game learning to developing the values of cooperation”. Gulde I Drs. Mudjihartono , M.Pd. and gulde II Arif Wahyudi, SP.d.

The problems that arise in the field of learning is the lack of physical education in the affective aspects of students' cooperation. The formulation of the problem in this research is the development of learning activities to develop the small ball game the values of cooperation of students in physical education lessons in the fourth grade students Negri Padasuka 5 Majalaya. Researcher aims for.Knowing the values increased cooperation fourth grade students Negri Padasuka 5 Majalaya with the small ball game learning activities (baseball game). The research method used in this research is a class action or class room action research at the fourth grade students Negri Padasuka 5 Majalaya Regency Bandung, amounting to 49 students. The research instrument used is a form of social skills assessment (affective skills), field notes and documentation sheets. Implementation of actions beginning with the initial observation.

(6)

DAFTAR ISI

BAB II. TINJAUAN TEORITIS...

A. Pengertian Pembelajaran………..………..

B. Tujuan Belajar…..……….………...

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar…….…………

D. Hasil Belajar………..……….

E. Pengertian Aktivitas………...

F. Permainan Bola Kecil……….

1. Jenis-jenis Permainan Bola Kecil……..…....…...………

(7)

G. Aturan Dasar Permainan Kasti………....

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN...

A. Metodologi Penelitian…………...……….

B. Langkah-Langkah Penelitian………..………

C. Setting dan subjek penelitian .………

1. Setting Penelitian………..

2. Subjek Penelitian………..

D. Rencana Tindakan...………...

E. Instrument dan Pengumpulan Data……….…..……...

F. Teknik Pengumpulan Data……….

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...

A. Hasil Penelitian………...

B. Data Hasil Observasi………..

C. Analisis Data………..

D. Diskusi Penemuan………..

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia telah dilakukan oleh

pemerintah dan masyarakat penyelenggaraan pendidikan melalui proses belajar

mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik

dengan kerangka dan sistem yang terstruktur. Sistem pendidikan nasional, paling

dapat mengidentifikasikan tiga fungsi dasar, yaitu : (1) menceradaskan kehidupan

bangsa; (2) mempersiapkan tenaga kerja terampil dan ahli; serta (3) membina dan

mengembangkan penguasaan teknologi. Untuk itu diperlukan jasmani yang sehat

dan terlatih antara lain melalui pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan

yang sesuai dengan kebutuhan anak.

Pembelajaran merupakan kegiatan yang formal yang dilakukan di sekolah.

Dalam pembelajaran ini terjadi kegiatan belajar mengajar. Sagala (2008: 61) menjelaskan bahwa “Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan

pendidikan”.

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik

atau murid. Dalam teori-teori modern kegiatan belajar mengajar harus dibangun

berdasarkan hubungan timbal balik antara guru dan siswa, yakni kedua belah

pihak berperan dan berbuat baik secara aktif di dalam suatu kerangka kerja (frame

work) dan dengan menggunakan cara dan kerangka berpikir (frame of reference) yang seyoginya dipahami dan disepakati bersama.

Dalam pembelajaran terdapat beberapa komponen penting di mana salah

satunya adalah guru. Menurut Supandi (1992: 8):

(9)

2

menetapkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Guru merupakan titik sentral dan kunci proses belajar mengajar yang menentukan pola membentuk lingkungan, menetapkan tujuan, dan menyusun bahan, dan penilaian proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar itu pada hakekatnya ada di tangan guru. Kekuasaan di tangan itu tentu saja harus dipergunakan demi kepentingan siswa.

Seorang guru harus bisa mengembangkan individu siswa yang terus

berusaha mengembangkan dirinya seoptimal mungkin melalui berbagai kegiatan

belajar untuk mencapai tujuannya sesuai dengan tahapan perkembangan yang

dijalaninya. Guru merupakan orang dewasa yang karena jabatannya secara formal

selalu mengusahakan terciptanya situasi yang tepat (mengajar) sehingga

memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar (learning experiences) pada

diri siswa, dengan mengarahkan segala sumber (learning resources) dan

menggunakan strategi belajar mengajar (teaching-learning strategis) yang tepat

(appropiate). Sebagai perencana guru harus bisa menetapkan apa yang harus

dilakukan dalam kegiatan proses belajar mengajar sehingga tujuan yang

diharapkan tercapai setelah diadakan kegiatan belajar mengajar.

Pembelajaran di sekolah dasar khususnya pendidikan jasmani, merupakan

kelompok mata pelajaran yang diajarkan dari jenjang pendidikan dasar sampai

pendidikan menengah atau kejuruan melalui aktivitas fisik. Pendidikan jasmani

diharapkan dapat menolong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis,

keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai

(sikap-mental-emosional-sportivitas-spritual-sosial), serta pembiasaan hidup sehat yang

bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan

psikis yang seimbang.

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, guru diharapkan dapat

mengajar keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan (olahraga),

internalisasi nilai-nilai (sportivitas, kejujuran, kerjasama, disiplin, dan

bertanggung jawab), dan pembiasaan hidup sehat. Proses pembelajaran

pendidikan jasmani yang dilakukan ini berbeda dengan proses pembelajaran mata

pelajaran lain yang didominasi oleh kegiatan di dalam kelas yang lebih bersifat

(10)

aktivitas unsur fisik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat

multidimensi (aspek psikomotor, aspek kongnitif, dan aspek afektif). Untuk itu

kompetensi dikdaktik dan metodik mengajar merupakan sarat mutlak yang harus

dimiliki oleh seorang guru pendidikan jasmani.

Materi, tujuan, proses pembelajaran, dan peserta didik (siswa) merupakan

aspek penting yang saling terkait dan mempengaruhi antara yang satu dengan

yang lainnya yang harus diperhatikan oleh guru pendidikan jasmani. Ketika

mengajar suatu bentuk keterampilan gerak, sudah selayaknya guru

memperhatikan tingkat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan gerak

siswanya tidak semata-mata hanya pada tujuan yang harus dicapai karena

merupakan tujuan yang termuat dari kurikulum.

Terkait dengan materi pembelajaran (bahan ajar), khususnya dalam bentuk

permainan dan olahraga, permainan kasti merupakan salah satu permainan bola

kecil yang tercantum dalam KTSP sebagai bagian dari proses pendidikan jasmani

di sekolah. Permainan ini sangat membutuhkan kerjasama dan kekompakan para

pemain. Materi permainan kasti mulai diajarkan di kelas IV sekolah dasar.

Kasti merupakan salah satu jenis permainan bola kecil beregu. Kasti

merupakan bentuk permainan tradisional yang mengutamakan beberapa unsur

kekompakan, ketangkasan dan kegembiraan. Permainan ini biasa dilakukan di

lapangan terbuka. Pada anak-anak usia sekolah dasar, permainan ini bisa melatih

kedisiplinan diri serta memupuk rasa kebersamaan dan solidaritas antar teman.

Agar dapat bermain kasti dengan baik kita dituntut memiliki beberapa

keterampilan yaitu memukul bola, melempar bola, dan menangkap bola serta

kemampuan lari. Bagi sebagian besar siswa di SDN Padasuka 5 Majalaya,

keterampilan aspek pisikomotor memukul bola, melempar bola, dan menangkap

bola sudah mampu dikuasai. Sedangkan dari nilai aspek afektif sebagian besar

siswa masih belum tercapai terutama dari segi nilai kerjasama siswa. Salah satu

penyebabnya adalah siswa masih bersifat individu dan akibat yang lain adalah

siswa yang kurang kerjasama tidak dapat membiasakan untuk selalu ikut serta

dalam kelompok, belajar kerjasama dan kurang memasyarakat permainan kasti

(11)

4

terhadap permainan kasti yang dimiliki guru pendidikan jasmani bisa menjadi

kendala dalam proses pembelajaran permainan kasti.

Manusia sebagai mahkluk sosial berarti bahwa sebagai manusia tidak

dapat hidup tanpa kehadiran ataupun bantuan dari manusia yang lainnya. Manusia

mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup dirinya.

Sedangkan manusia tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri.

Manusia memerlukan bantuan manusia lain untuk memenuhi kebutuhannya.

Untuk itu manusia perlu berinteraksi atau berhubungan dengan manusia lainnya

untuk bekerjasama saling memenuhi kebutuhan hidupnya.

Kerjasama juga merupakan hal yang penting dalam melakukan permainan,

karena tanpa kerjasama yang baik maka strategi apapun tidak akan berhasil dan

tepat guna mencapai tujuan permainan. Kerjasama dibutuhkan terutama dalam

mengatur permainan sehingga memperoleh kemenangan.

Begitu pula dalam permainan dan olahraga. Baik kepala sekolah, guru

pendidikan jasmani, siswa-siswi, masyarakat, maupun orang yang terlibat dalam

permainan semuanya saling berinteraksi, berhubungan, berkomunikasi dan

bekerjasama karena dalam permainan semua saling berhubungan dan

membutuhkan serta saling mempengaruhi, meskipun permainan yang dilakukan

bersifat permainan individu. Kekompakan, kerjasama setiap orang yang

berkecimpung dalam permainan sangat penting. Sumber:

http://penjaskes-

pendidikanjasmanikesehatan.blogspot.com/2011/10/dinamika-tim-dan-grup-mata-kuliah.html (Jordan, 1994) “Bakat seorang pemain dapat memenangkan sebuah

pertandingan, tetapi kerjasama sebuah tim akan dapat memenangkan sebuah

kejuaraan”. Dari pendapat tadi menyebutkan bahwa kerjasama sangat penting

dalam sebuah tim untuk mencapai kemenangan.

Kemampuan yang tinggi yang dimiliki oleh setiap individu dalam sebuah

tim tidak cukup untuk memenangkan setiap kejuaraan. Perlu adanya kekompakan,

kerjasama dan kerjakeras setiap anggota untuk memenangkan sebuah kemenagan.

Untuk memenangkan kejuaraan sebuah tim perlu di dukung oleh

kebersamaan para anggota tim sendiri. Dibutuhkan kerjakeras bersama seluruh

(12)

sendiri. Meskipun untuk membuat sebuah kekompakan, kebersamaan, kerjasama,

komitmen bersama yang baik dalam sebuah tim tidaklah mudah. Karena setiap

anggota tim memiliki kemampuan, perilaku, sifat, karakter, tugas, kewajiban,

kebutuhan, harapan, kepentingan, bahkan masalah yang berbeda-beda. Seperti

halnya dalam permainan bola kasti yang pernah dilakukan di SDN Padasuka 5

Majalaya, siswa-siswi banyak mengalami kesulitan, khususnya terhadap aspek

sosial yaitu nilai-nilai kerjasamanya, sehingga guru merasa perlu mengupayakan

peningkatan kerjasama siswa di SDN Padasuka 5 Majalaya.

Mengacu pada uraian latar belakang dan permasalahan yang dihadapi oleh

siswa di SDN Padasuka 5 Majalaya, penulis tertarik untuk menindaklanjutinya

dengan mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK), dengan fokus penelitian “Pengembangan Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Kecil Untuk Mengembangkan Nilai-Nilai Kerjasama pada siswa kelas IV SDN Padasuka 5

Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung”. Semoga saja dalam penelitian ini,

penulis mendapat informasi, gambaran dan pengetahuan yang baru tentang

bagaimana meningkatkan nilai-nilai kerjasama siswa dalam pembelajaran

aktivitas permainan bola kecil.

B. Rumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang masalah di atas maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah. Apakah pengembangan aktivitas permainan

bola kecil dapat mengembangkan nilai-nilai kerjasama siswa dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas IV SDN Padasuka 5

Majalaya?

C. Pemecahan Masalah

Dalam memecahkan masalah yang ada dalam penelitian ini yaitu,

kurangnya nilai-nilai kerjasama siswa dalam proses pembelajaran pendidikan

jasmani maka, dapat dilakukan dengan cara menerapkan pembelajaran aktivitas

permainan bola kecil dalam suatu aktivitas yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran khususnya dalam pendidikan jasmani. Dengan cara menerapkan

(13)

6

aktivitas yang dilakukan secara kelompok atau tim tanpa ada siswa yang pasif dan

dapat meningkatkan nilai-nilai kerjasama siswa dalam proses pembelajaran

pendidikan jasmani.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diajukan, maka tujuan penelitian tindakan

ini adalah. Mengetahui apakah pengembangan aktivitas permainan bola kecil

dapat mengembangkan nilai-nilai kerjasama pada siswa dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani pada kelas IV SD Negri Padasuka 5

Majalaya.

E. Manfaat Penelitian

Penulis merasa yakin bahwa masalah di atas penting untuk diteliti

terutama ditinjau dari segi kegunaanya yang akan berpengaruh pada nilai-nilai

kerjasama pada siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pendidikan

jasmani. Maka manfaat penelitian yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

Kegunaan Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis untuk mengetahui manfaat

pembelajaran aktivitas permainan bola kecil.

b. Sebagai bahan bacaan bagi pembaca yang meneliti hal-hal yang ada

relevansinya dengan masalah penelitian ini.

c. Hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan masukan dalam pengembangan

Program Pengajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar.

Kegunaan Praktis

a. Sebagai masukan bagi guru-guru pendidikan jasmani, yaitu mengembangkan

pendekatan bermain menjadi solusi alternatif yang lebih efektif berkaitan

dengan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani dalam upaya

mengembangkan nilai-nilai kerjasama pada siswa dalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani.

b. Untuk memupuk kebiasaan siswa bertindak aktif dan kreatif dengan

(14)

c. Dapat menjadi sumbangan pemikiran dan masukan kepada Universitas

Pendidikan Indonesia terutama Jurusan Program Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Pendidikan Jasmani dalam membina calon-calon guru untuk

melaksanakan proses belajar mengajar.

d. Penggunaan pendekatan PTK dapat dipakai sebagai alternatif pemecahan

masalah pembelajaran permainan.

F. Batasan Penelitian

Penulis membatasi ruang lingkup penelitiannya agar lebih terarah pada

tujuan. Adapun pembatasan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan di SDN Padasuka 5 Kecamatan Majalaya Kabupaten

Bandung.

2. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV yang

berjumlah 49 orang di SDN Padasuka 5 Kecamatan Majalaya Kabupaten

Bandung.

3. Adapun hal-hal yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah pengembangan

aktivitas permainan bola kecil untuk mengembangkan nilai-nilai kerjasama

pada siswa kelas IV di SDN Padasuka 5 Kecamatan Majalaya Kabupaten

Bandung.

4. Jenis permainan bola kecil hanya difokuskan pada permainan kasti.

G. Defenisi Operasional

Untuk mempermudah serta menghindari salah penafsiran terhadap istilah

yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu untuk memberikan

dalam judul penelitian sebagai berikut:

1. Pembelajaran. Sagala (2008: 61) dijelaskan Pembelajaran ialah

membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar

merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.

2. Dalam http://Wordpress.Com (Potter, 2005) menjelaskan bahwa “Aktivitas

adalah suatu usaha energi atau keadaan bergerak dimana manusia

(15)

8

energik atau keadaan bergerak semua manusia memerlukan kemampuan untuk bergerak”.

3. Menurut Ridwan dan Sulaeman (2008 :13-19), Permainan bola kasti ialah

permainan bola kecil yang berunsur gerak dasar melempar bola, menangkap

bola, dan memukul bola. Ditambah dengan keterampilan menghindari

sentuhan bola.

4. Dalam

http://irman-fauzie.blogspot.com/2011/07/olahraga-dalam-membina-nilai-nilai.html (polak, M.1985) Kerjasama. Kerjasama atau kooperasi

(cooperation) adalah gejala saling mendekati untuk mengurus kepentingan

(16)

METODELOGI PENELITIAN

A. Metodelogi Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara atau teknik yang digunakan untuk

memecahkan suatu masalah dalam penelitian. Di samping itu metode penelitian

juga merupakan syarat mutlak dalam suatu penelitian sebab baik atau tidaknya

penelitian tergantung dari pertanggung jawaban dari metode penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian tindakan kelas (PTK). PTK bukan sekedar mengajar, PTK mempunyai

makna sadar dan kritis terhadap mengajar, dan menggunakan kesadaran kritis

terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan

proses pembelajaran. PTK mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir

kritis dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri, dan

bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional.

Ebbut (wiraatmaja, 2008:60) “mengemukakan penelitian tindakan adalah

kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh

sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran,

berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tidakan tersebut”.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa PTK adalah

bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik

pembelajaran mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat

mencoba suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajarn mereka dan melihat

pengaruh nyata dari upaya itu.

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk proses pengkajian

berdaur (siklus) yang dinyatakan dalam bentuk spiral yang melukiskan siklus

demi siklus. Setiap siklus terdiri dari empat komponen, yaitu perencnaan

tindakan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Dari refleksi muncul

permasalahan yang perlu mendapat perhatian sehingga perlu dilakukan siklus

(17)

36

Adapun langkah-langkah PTK dilakukan melalui empat tahap, yaitu

sebagai berikut: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi

dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Secara jelas langkah-langkah

tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

B. Langkah-langkah Penelitian

Rancangan penelitian yang dilakukukan dalam penelitian ini

menggunakan model Kurt Lewin. Konsep pokok penelitian Kurt Lewin terdiri

dari empat komponen, yaitu “perencanaan (planning), tindakan (acting),

pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting)”.

Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan maka untuk

mempermudah alur penelitian dibutuhkan skema prosedurnya. Adapun

(18)

Gambar 3.1 Alur penelitian PTK

Adaptasi dari model PTK Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis (Wiraatmaja, 2008: 62)

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan Perencanaan

SIKLUS II Pelaksanaan

Refleksi

Pengamatan

(19)

38

C. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Tempat yang dijadikan penelitian ini adalah SD Negeri Padasuka 5

Majalaya. Jalan Pangkalanraja Desa Sukamukti, Kecamatan Majalaya Kabupaten

Bandung 40382.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SDN Padasuka 5. Objek

penelitian ini yaitu kelas IV yang berjumlah 49 siswa. Peneliti memilih kelas

tersebut sebagai objek penelitian karena menurut guru pendidikan jasmani. Pak

Roni kelas IV merupakan salah satu kelas yang kemampuan kerjasamanya

tergolong rendah dibandingkan dengan kelas lainnya di SDN Padasuka 5. Subjek

penelitian ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah siswa yaitu 49 siswa yang

terdiri dari 24 siswa laki-laki dan 25 orang siswa perempuan.

D. Rencana Tindakan

Rencana tindakan merupakan tindakan pembelajaran kelas yang tersusun

dan dari segi definisi harus prospektif atau memandang ke depan pada tindakan

dengan memperhitungkan peristiwa-peristwa takterduga, sehinga mengandung

sedikit resiko (Kunandar, 2008: 91). Dalam menentukan tindakan, peneliti

berperan sebagai aktor (guru) dibantu oleh observer (guru penjas yang lain) untuk

melakukan rancangan tindakan. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh

peneliti dan observer diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan dan Perencanaan

Merancang model pembelajaran yang akan digunakan untuk dijadikan

sebagai bahan peneliti, serta mempersiapkan segala sesuatu yang mendukung

terhadap penelitian tindakan ini, termasuk didalamnya mempersiapkan sarana dan

prasarana dan juga sumber belajar diperlukan. Di bawah ini perencanaan yang

(20)

b. Menyampaikan pokok bahan materi mata pelajaran permainan kasti yang

akan disampaikan pada saat pelaksanaan kegiatan.

c. Peneliti membuat lembar observasi, yaitu:

1) Sebuah catatan kosong yang bertujuan untuk melihat dan mengamati

bagaimana kondisi belajar mengajar di lapangan ketika model pembelajaran

tersebut diterapkan.

2) Jurnal harian yaitu salah satu alat untuk mengumpulkan data dimana peneliti

mencatat segala aspek pembelajaran dari awal pembelajaran sampai akhir

pembelajaran

3) Peneliti berusaha menentukan alat bantu mengajar dengan menggunakan

bola, alat pemukul, pluit, stop wact, lapangan dll.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan.

Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai guru yang terlibat

dalam penelitian tindakan. Langkah-langkah peneliti dalam pelaksanaan tindakan

adalah sebagai berikut:

a. Peneliti melaksanakan atau mengintervestasikan desain pembelajaran yang

telah dirancang dalam sekenario pembelajaran.

b. Peneliti langsung melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan

secara sadar, kritis, sistematis, dan objektif dengan menggunakan

pemahaman pola-pola keterampilan dasar permainan bola kasti.

3. Observasi

Pada saat pembelajaran berlangsung peneliti mengamati, memahami,

melihat, apa yang didengar, diucapkan oleh perkataan, maka langkah-langkah

peneiti untuk mengumpulkan data, teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Obsevasi langsung, yaitu obsevasi yang dilkukan dimana observer berada

bersama objek yang diselidiki. Misalnya, observasi dan sekenario

pembelajaran.

b. Observasi tidak langsung, yaitu observasi atau pengamatan yang dilakukan

tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti. Misalnya,

(21)

40

c. Observasi terstruktur, yaitu proses pengamatan yang digunakan untuk

memotret sejauh mana siswa tidak terlibat dalam kegiatan yang berkaitan

dengan pembelajaran.

d. Observasi sistematis, yaitu proses pengamatan yang mengadakan pengamatan

kategori-kategori yang relatif rinci.

4. Analisis dan refleksi

Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatn analisis, sintesis,

interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan

dilakukan. Dalam kegiatn ini peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan

hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu

dipelajari kaitan yang satu dengan yang lainnya dan kegiatan dengan teori atau

hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat

ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang

sangat penting dari PTK yaitu untuk memehami hasil yang terjadi, yaitu berupa

perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.

Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam meningkatkan nilai-nilai kerjasama

adalah melalui pendekatan pembelajaran yang tepat yaitu pembelajaran permainan

bola kecil (permainan kasti), maka hasil yang didapat dalam tahap observasi,

peneliti dapat menganalisisnya dan merefleksi diri dengan melihat data bahwa

kegiatan penelitian yang telah dilakukan telah dapat meningkatkan hasil belajar

atau belum. Dari data sekenario yang telah dilaksanakan juga dapat dipergunakan

sebagai acuan bagi peneliti untuk mengevaluasi dirinya sendiri.

E. Instrumen dan Pengumpulan Data

(Arikunto, 2002: 134) menjelaskan bahwa “Instrumen penelitian adalah

alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan mengumpulkan data agar

kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah”. Data yang dikumpulkan

dalam penelitian ini adalah data hasil wawancara, observasi, jurnal siswa, catatan

lapangan. Data tersebut dianalisis dan hasilnya digunakan untuk menggambarkan

perubahan yang terjadi, yaitu perubahan aktivitas siswa, guru atau perubahan

(22)

jurnal siswa.

1. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan alat penting dalam penelitian, catatan

tersebut berisi deskripsi pelaksanaan pembelajaran. Interaksi yang teramati dan

tercatat memuat perilaku praktisi saat melaksanakan pembelajaran, dalam hal ini

berkaitan dengan kesulitan perilaku yang telah dilakukan oleh guru dengan

langkah-langkah yang termuat dalam perencanaan yang tersusun.

Adapun perilaku siswa yang diharapkan sebagai indikator ketercapaian

tujuan pembelajaran yang diterapkan. Format catatan lapangan berfungsi untuk

mengamati perilaku siswa ketika melaksanakan pembelajaran.

2. Jurnal Siswa

Jurnal siswa diberikan setiap akhir pembelajaran. Jurnal ini diberikan

untuk mengetahui apa yang diperoleh siswa serta kesulitan yang dihadapi siswa

setelah pembelajaran berlangsung, juga untuk memperoleh gambaran mengenai

tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang telah diterapkan. Hasil jurnal

(23)
(24)

1. Sumber Data:

a. Dengan implementasi perminan kasti dalam pembelajaran pendidikan

jasmani terhadap peningkatan nilai-nilai kerjasama siswa di SDN

Padasuka 5 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung.

b. Siswa Kelas IV SDN Padasuka 5 Kecamatan Majalaya Kabupaten

Bandung dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dalam upaya

meningkatkan nilai-nilai kerjasama melalui pembelajaran permainan

kasti.

c. Peneliti dengan cara mengajar dalam merencanakan pembelajaran,

pelaksanaan dilapangan, dan mengevaluasi hasil dari proses

pembelajaran dengan menggunakan permainan kasti guna meningkatkan

nilai-nilai kerjasama siswa kelas IV SDN Padasuka 5 Kecamatan

Majalaya Kabupaten Bandung.

2. Jenis Data:

a. Sekenario pembelajaran

b. Hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani

dengan menggunakan permainan kasti.

c. Jurnal harian

d. Dokumentasi (kamera/photo)

3. Cara Pengambilan Data

a. Data hasil belajar di ambil dari sekenario pembelajaran.

b. Data tentang situasi pembelajar permainan kasti guna meningkatkan

nilai-nilai kerjasama diambil dengan menggunakan lembar observasi.

c. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dan pelaksanaan didapat

dari sekenario pembelajaran dan lembar observasi.

d. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan palaksanaan didapat

dari sekenario pembelajaran dan lembar observasi.

e. Data dokumentasi dilakukan pada saat proses pembelajaran permainan

(25)

44

G. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan mempergunakan teknik analisis data

kualitatif. Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan. Penelaahan dilakukan

dengan cara menganalisis, mensinentesis, menerangkan, dan

menyimpulkan.

2. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan pengkatagorian dan

mengklasifikasian, hasil yang diperoeh berupa pola-pola dan

kecendrungan-kecenderungan yang berlaku dalam pelaksaan pembelajaran

permainan kasti.

3. Menyimpulkan data dan memverifikasi data.

H. Pengolahan dan Kategorisasi Data

Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi, wawancara dan tes

dikelompokan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik data

mentah. Berdasarkan unit-unit yang ada lalu diterapkan kategorisasi. Dalam

pengolahan data ini hasil belajar peningkatan nilai-nilai kerjasama dengan

pendekatan permainan kasti dilaksanakan dengan bentuk-bentuk tugas gerak yang

sistematis dikategorikan sebagai aktivitas siswa yaitu pasrtisipasi siswa dalam

meningkatkan nilai-nilai kerjasama siswa pada pembelajaran permainan kasti.

I. Validitas

Salah satu cara untuk melihat derajat keparcayaan suatu penelitian adalah

dengan melihat validitas dan kredibilitas penelitian (Kunandar, 2008:103).

Validitas menunjuk pada derajat keterpercayaan terhadap proses dan hasil

Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Tahap validasi menurut Hopkins (1993) dalam rochiati (2005) yang

dikutip oleh Kunandar (2008:107-109) terdiri dari:

1. Dengan melakukan member check yaitu mencek kebenaran dan kesahihan data temuan penelitian dengan mendiskusikan dengan observer pada setiap

(26)

Yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis dari si

peneliti dengan membandingkan hasil dari mitra peneliti. Triangulasi dilakukan

berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu sudut pandang guru sebagai peneliti, sudut

pandang siswa dan sudut pandang mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau

observasi.

3. Dengan melakukan saturasi

Yaitu situasi pada waktu data sudah jenuh, atau tidak ada lagi data lain

yang berhasil dikumpulkan atau tidak ada lagi tambahan data baru.

4. Dengan cara menggunakan perbandingan atau dengan eksplanasi daingan

atau kasus negatif

5. Dengan audit trail (Nasution, 1996:120) yaitu mencek kebenaran hasil penelitian dengan mengkonfirmasikan pada bukti-bukti temuan yang telah

diperiksa dan mencek kesahihan pada sumber data hasil member chek.

(27)

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada pembahasan

sebelumnya, menunjukan bahwa melalui pembelajaran permainan bola kecil

(permainan kasti) dapat meningkatkan nilai-nilai kerjasama siswa kelas IV SDN

Padasuka 5 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung.

Untuk itu, maka kesimpulan dari penelitian tindakan ini adalah adanya

peningkatan nilai-nilai kerjasama siswa. Menunjukan pada pra-obsevasi awal

menunjukan angka 41.58 %, menjadi 49.48 % pada siklus I tindakan I, 59.18 %

pada siklus I tindakan II, 69.38 % pada siklus II tindakan I, dan 80% pada siklus

II tindakan II. Perubahan peningkatan pemahaman dan sikap siswa tentang

kerjasama mencapai harapan peneliti yang menargetkan 80% tercapai pada siklus

II tindakan II.

Hasil peneliti ini berimplikasi kepada:

1. Peneliti, menjadi bertambah wawasan dan pengetahuan tentang permainan

kasti dan pengetahuan tentang kerjasama dan pentingnya penanaman

kerjasama.

2. Siswa, melalui materi aktivitas bermain dengan permainan kasti maka

wawasan dan pengetahuan tentang permainan kasti dan kerjasama bisa

bertambah dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis kemukakan, ada beberapa

hal yang dapat disampaikan sebagai saran atau masukan yaitu, sebagai berikut:

1. Bagi pihak sekolah hendaknya menambah ataupun memperbaiki fasilitas

belajar yang menunjang pada proses pembelajaran pendidikan jasmani.

2. Guru pendidikan jasmani, disarankan untuk selalu mengembangkan

pembelajaran aktivitas permainan bola kecil dan inovasi-inovasi baru dalam

(28)

pendidikan, seperti memperluas keilmuan tentang pendidikan jasmani baik

melalui kegiatan literature, media masa dan forum-forum ilmiah lainnya.

3. Bagi siswa, diharapkan dapat memberikan berbagai dukungan terhadap

proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik. Karena untuk dapat

mencapai keberhasilan dalam pembelajaran, perlu didukung oleh semua

pihak termasuk sarana dan prasarana yang mencukupi.

4. Bagi orang tua, diharapkan dapat membantu untuk mendukung siswa

dengan memberikan motivasi belajar. Karena waktu di rumah lebih banyak

dibandingkan dengan waktu siswa di sekolah.

5. Kepada rekan-rekan mahasiswa lainnya yang mau melanjutkan penelitian

dengan kajian yang sama supaya menggunakan sampel yang lebih banyak

dan kelas yang berbeda.

6. Bagi seluruh pembaca dari berbagai kalangan, semoga skripsi ini dapat

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. (2011). Perbandingan Pendekatan Taktis Dengan Teknis Terhadap Hasil Belajar Permainan Bola Kecil. Bandung: Skripsi Prodi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Manajemen Penelitian. Jakarta PT. Rineka Cipta.

Azis, Syamsir. (1998). Permainan Kecil di Sekolah Dasar. Jakarata: Universitas Terbuka

Brown, H. Douglas. 2007. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa (Edisi Kelima). USA: Pearson Education, Inc.

Burhanuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Husna. (2012). Modifikasi Pembelajaran Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Permainan Bulutangkis. Bandung: Skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo persada.

Pringgawidagda, Suwarna. 2002. Strategi Pengguasaan Berbahasa. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

P. Sutoto. Dkk. (1993). Pendidikan Permainan Anak dan Aktivitas Ritmik. Jakarta: Depdikbud, Proyek Penataran Guru Penjaskes SD Setara D-II.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.

Mahendra, Agus. (2008). Permainan Anak dan Aktivitas Ritmik. Bandung: FPOK UPI.

Mahendra, Agus (2008). http: // mahendra- peandsportblog. blogspot. com/ 2008/ 09/ pendekatan- pola- gerak- dominan- dalam. html (15 September 2008).

(30)

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Rombepajung. 1988. Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa Asing. Jakarta: Depdikbud Dirjend Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Sagala ( 2008 ) Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta Bandung.

Slameto. (2003). Belajar dn Faktor-Faktor Yang Mengpengaruhinya. Jakarta: PT RINEKA CIPTA

Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukintaka. (1992). Teori Bermain. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Supandi ( 1992 ) Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.

Suprijono, Agus. 2009. Coopertative Learning: Teori dan Aplikasi PIKEM. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Wiraatmaja, Rochiat. ( 2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

http://Wordpress.Com

http://irman-fauzie.blogspot.com/2011/07/olahraga-dalam-membina-nilai-nilai.html

https://www.google.co.id/search?q=gambar+cara+menangkap+bola+kasti&ie=utf -8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-beta

http://al-bantany-112.blogspot.com/2009/11/kumpulan-teori-kerjasama.html

http://penjaskes-pendidikanjasmanikesehatan.blogspot.com/2011/10/dinamika-tim-dan-grup-mata-kuliah.html

Gambar

Gambar 3.1 Alur penelitian PTK

Referensi

Dokumen terkait

Subjek YM dan JM tergolong dalam tipe prasangka aversive di mana dalam aspek kognitif, kedua subjek memiliki kognisi bahwa bersikap baik dan ramah adalah suatu hal yang

Borland delphi 7.0 hadir bersama borland Kylix 3 yang berbasis Linux, bila ingin berganti flattform dari Windows ke Linux maka aplikasi yang dibuat di Delphi dapat dijalankan di

Masalah yang muncul dalam penerimaan suatu pesan antara lain adanya persaingan antara antara penglihatan dengan suara, kursi yang tidak nyaman, lampu yang kurang

Harga konsentrasi dari ibuprofen baku dalam larutan dapar fosfat pH 6,4 isotonis pada interval waktu tertentu dihitung dengan menggunakan persamaan garis regresi : Y = 0,0468 X

Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan

Algoritma Subtraktif kurang cocok untuk alokasi mahasiswa menjadi beberapa kelas karena masukan berupa jari-jari, dan tidak ada keluaran U i hanya ada v i yang

pada Departemen Arsitektur di Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.. Skripsi ini oleh Penulis diberi judul “Eco Business Park

Kerajinan Batu Ukir Tono