PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS
PERMAINAN BOLA KECIL UNTUK MENGEMBANGKAN
NILAI-NILAI KERJASAMA
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN Padasuka 5 Majalaya Kabupaten Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pendidikan Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD) Pendidikan Jasmani
Oleh: Triyana Agustian
0802695
PROGRAM STUDI PGSD PENDIDIKAN JASMANI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Hak Cipta untuk Mahasiswa S1
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLA KECIL UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI KERJASAMA
Oleh:
Triyana Agustian
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Triyana Agustian 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLA KECIL UNTUK MENGEMBANGKAN
NILAI-NILAI KERJASAMA
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SDN Padasuka 5 Majalaya)
Disetujui dan Disahkan Oleh:
Pembimbing I
Drs. Mujihartono, M.Pd NIP. 196508171990011001
Pembimbing II
Arif Wahyudi, S.Pd NIP. 197405202001121001
Mengetahui:
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Triyana Agustian. Skripsi ini berjudul “Pengembangan Pembelajaran
Aktivitas Permainan Bola Kecil Untuk Mengembangkan Nilai-Nilai
Kerjasama”. Pembimbing I Drs. Mudjihartono, M.Pd dan Pembimbing II
Arif Wahyudi, SP.d.
Permasalahan yang muncul di lapangan pada pembelajaran pendidikan jasmani adalah kurangnya aspek afektif dalam kerjasama siswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah pengembangan pembelajaran aktivitas permainan bola kecil dapat mengembangkan nilai-nilai kerjasama siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas IV SD Negri Padasuka 5 Majalaya. Peneliti ini bertujuan untuk. Mengetahui peningkatan nilai-nilai kerjasama siswa kelas IV SD Negri Padasuka 5 Majalaya dengan adanya pembelajaran aktivitas permainan bola kecil (permainan kasti). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau class room action research pada siswa kelas IV SD Negri Padasuka 5 Majalaya Kabupaten Bandung yang berjumlah 49 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah format penilaian keterampilan sosial (keterampilan afektif), lembar catatan lapangan dan dokumentasi. Pelaksanaan tindakan diawal dengan observasi awal. Langkah selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang terdiri dari dua siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari dua tindakan
ABSTRACT
Triyana Agustian. The title of this scription is “ to develop the activity of small ball game learning to developing the values of cooperation”. Gulde I Drs. Mudjihartono , M.Pd. and gulde II Arif Wahyudi, SP.d.
The problems that arise in the field of learning is the lack of physical education in the affective aspects of students' cooperation. The formulation of the problem in this research is the development of learning activities to develop the small ball game the values of cooperation of students in physical education lessons in the fourth grade students Negri Padasuka 5 Majalaya. Researcher aims for.Knowing the values increased cooperation fourth grade students Negri Padasuka 5 Majalaya with the small ball game learning activities (baseball game). The research method used in this research is a class action or class room action research at the fourth grade students Negri Padasuka 5 Majalaya Regency Bandung, amounting to 49 students. The research instrument used is a form of social skills assessment (affective skills), field notes and documentation sheets. Implementation of actions beginning with the initial observation.
DAFTAR ISI
BAB II. TINJAUAN TEORITIS...
A. Pengertian Pembelajaran………..………..
B. Tujuan Belajar…..……….………...
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar…….…………
D. Hasil Belajar………..……….
E. Pengertian Aktivitas………...
F. Permainan Bola Kecil……….
1. Jenis-jenis Permainan Bola Kecil……..…....…...………
G. Aturan Dasar Permainan Kasti………....
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN...
A. Metodologi Penelitian…………...……….
B. Langkah-Langkah Penelitian………..………
C. Setting dan subjek penelitian .………
1. Setting Penelitian………..
2. Subjek Penelitian………..
D. Rencana Tindakan...………...
E. Instrument dan Pengumpulan Data……….…..……...
F. Teknik Pengumpulan Data……….
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...
A. Hasil Penelitian………...
B. Data Hasil Observasi………..
C. Analisis Data………..
D. Diskusi Penemuan………..
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Usaha peningkatan kualitas sumber daya manusia telah dilakukan oleh
pemerintah dan masyarakat penyelenggaraan pendidikan melalui proses belajar
mengajar yang tepat sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik
dengan kerangka dan sistem yang terstruktur. Sistem pendidikan nasional, paling
dapat mengidentifikasikan tiga fungsi dasar, yaitu : (1) menceradaskan kehidupan
bangsa; (2) mempersiapkan tenaga kerja terampil dan ahli; serta (3) membina dan
mengembangkan penguasaan teknologi. Untuk itu diperlukan jasmani yang sehat
dan terlatih antara lain melalui pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan
yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang formal yang dilakukan di sekolah.
Dalam pembelajaran ini terjadi kegiatan belajar mengajar. Sagala (2008: 61) menjelaskan bahwa “Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan
pendidikan”.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan
oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik
atau murid. Dalam teori-teori modern kegiatan belajar mengajar harus dibangun
berdasarkan hubungan timbal balik antara guru dan siswa, yakni kedua belah
pihak berperan dan berbuat baik secara aktif di dalam suatu kerangka kerja (frame
work) dan dengan menggunakan cara dan kerangka berpikir (frame of reference) yang seyoginya dipahami dan disepakati bersama.
Dalam pembelajaran terdapat beberapa komponen penting di mana salah
satunya adalah guru. Menurut Supandi (1992: 8):
2
menetapkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Guru merupakan titik sentral dan kunci proses belajar mengajar yang menentukan pola membentuk lingkungan, menetapkan tujuan, dan menyusun bahan, dan penilaian proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar itu pada hakekatnya ada di tangan guru. Kekuasaan di tangan itu tentu saja harus dipergunakan demi kepentingan siswa.
Seorang guru harus bisa mengembangkan individu siswa yang terus
berusaha mengembangkan dirinya seoptimal mungkin melalui berbagai kegiatan
belajar untuk mencapai tujuannya sesuai dengan tahapan perkembangan yang
dijalaninya. Guru merupakan orang dewasa yang karena jabatannya secara formal
selalu mengusahakan terciptanya situasi yang tepat (mengajar) sehingga
memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar (learning experiences) pada
diri siswa, dengan mengarahkan segala sumber (learning resources) dan
menggunakan strategi belajar mengajar (teaching-learning strategis) yang tepat
(appropiate). Sebagai perencana guru harus bisa menetapkan apa yang harus
dilakukan dalam kegiatan proses belajar mengajar sehingga tujuan yang
diharapkan tercapai setelah diadakan kegiatan belajar mengajar.
Pembelajaran di sekolah dasar khususnya pendidikan jasmani, merupakan
kelompok mata pelajaran yang diajarkan dari jenjang pendidikan dasar sampai
pendidikan menengah atau kejuruan melalui aktivitas fisik. Pendidikan jasmani
diharapkan dapat menolong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis,
keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai
(sikap-mental-emosional-sportivitas-spritual-sosial), serta pembiasaan hidup sehat yang
bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan
psikis yang seimbang.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, guru diharapkan dapat
mengajar keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan (olahraga),
internalisasi nilai-nilai (sportivitas, kejujuran, kerjasama, disiplin, dan
bertanggung jawab), dan pembiasaan hidup sehat. Proses pembelajaran
pendidikan jasmani yang dilakukan ini berbeda dengan proses pembelajaran mata
pelajaran lain yang didominasi oleh kegiatan di dalam kelas yang lebih bersifat
aktivitas unsur fisik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat
multidimensi (aspek psikomotor, aspek kongnitif, dan aspek afektif). Untuk itu
kompetensi dikdaktik dan metodik mengajar merupakan sarat mutlak yang harus
dimiliki oleh seorang guru pendidikan jasmani.
Materi, tujuan, proses pembelajaran, dan peserta didik (siswa) merupakan
aspek penting yang saling terkait dan mempengaruhi antara yang satu dengan
yang lainnya yang harus diperhatikan oleh guru pendidikan jasmani. Ketika
mengajar suatu bentuk keterampilan gerak, sudah selayaknya guru
memperhatikan tingkat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan gerak
siswanya tidak semata-mata hanya pada tujuan yang harus dicapai karena
merupakan tujuan yang termuat dari kurikulum.
Terkait dengan materi pembelajaran (bahan ajar), khususnya dalam bentuk
permainan dan olahraga, permainan kasti merupakan salah satu permainan bola
kecil yang tercantum dalam KTSP sebagai bagian dari proses pendidikan jasmani
di sekolah. Permainan ini sangat membutuhkan kerjasama dan kekompakan para
pemain. Materi permainan kasti mulai diajarkan di kelas IV sekolah dasar.
Kasti merupakan salah satu jenis permainan bola kecil beregu. Kasti
merupakan bentuk permainan tradisional yang mengutamakan beberapa unsur
kekompakan, ketangkasan dan kegembiraan. Permainan ini biasa dilakukan di
lapangan terbuka. Pada anak-anak usia sekolah dasar, permainan ini bisa melatih
kedisiplinan diri serta memupuk rasa kebersamaan dan solidaritas antar teman.
Agar dapat bermain kasti dengan baik kita dituntut memiliki beberapa
keterampilan yaitu memukul bola, melempar bola, dan menangkap bola serta
kemampuan lari. Bagi sebagian besar siswa di SDN Padasuka 5 Majalaya,
keterampilan aspek pisikomotor memukul bola, melempar bola, dan menangkap
bola sudah mampu dikuasai. Sedangkan dari nilai aspek afektif sebagian besar
siswa masih belum tercapai terutama dari segi nilai kerjasama siswa. Salah satu
penyebabnya adalah siswa masih bersifat individu dan akibat yang lain adalah
siswa yang kurang kerjasama tidak dapat membiasakan untuk selalu ikut serta
dalam kelompok, belajar kerjasama dan kurang memasyarakat permainan kasti
4
terhadap permainan kasti yang dimiliki guru pendidikan jasmani bisa menjadi
kendala dalam proses pembelajaran permainan kasti.
Manusia sebagai mahkluk sosial berarti bahwa sebagai manusia tidak
dapat hidup tanpa kehadiran ataupun bantuan dari manusia yang lainnya. Manusia
mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup dirinya.
Sedangkan manusia tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri.
Manusia memerlukan bantuan manusia lain untuk memenuhi kebutuhannya.
Untuk itu manusia perlu berinteraksi atau berhubungan dengan manusia lainnya
untuk bekerjasama saling memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kerjasama juga merupakan hal yang penting dalam melakukan permainan,
karena tanpa kerjasama yang baik maka strategi apapun tidak akan berhasil dan
tepat guna mencapai tujuan permainan. Kerjasama dibutuhkan terutama dalam
mengatur permainan sehingga memperoleh kemenangan.
Begitu pula dalam permainan dan olahraga. Baik kepala sekolah, guru
pendidikan jasmani, siswa-siswi, masyarakat, maupun orang yang terlibat dalam
permainan semuanya saling berinteraksi, berhubungan, berkomunikasi dan
bekerjasama karena dalam permainan semua saling berhubungan dan
membutuhkan serta saling mempengaruhi, meskipun permainan yang dilakukan
bersifat permainan individu. Kekompakan, kerjasama setiap orang yang
berkecimpung dalam permainan sangat penting. Sumber:
http://penjaskes-
pendidikanjasmanikesehatan.blogspot.com/2011/10/dinamika-tim-dan-grup-mata-kuliah.html (Jordan, 1994) “Bakat seorang pemain dapat memenangkan sebuah
pertandingan, tetapi kerjasama sebuah tim akan dapat memenangkan sebuah
kejuaraan”. Dari pendapat tadi menyebutkan bahwa kerjasama sangat penting
dalam sebuah tim untuk mencapai kemenangan.
Kemampuan yang tinggi yang dimiliki oleh setiap individu dalam sebuah
tim tidak cukup untuk memenangkan setiap kejuaraan. Perlu adanya kekompakan,
kerjasama dan kerjakeras setiap anggota untuk memenangkan sebuah kemenagan.
Untuk memenangkan kejuaraan sebuah tim perlu di dukung oleh
kebersamaan para anggota tim sendiri. Dibutuhkan kerjakeras bersama seluruh
sendiri. Meskipun untuk membuat sebuah kekompakan, kebersamaan, kerjasama,
komitmen bersama yang baik dalam sebuah tim tidaklah mudah. Karena setiap
anggota tim memiliki kemampuan, perilaku, sifat, karakter, tugas, kewajiban,
kebutuhan, harapan, kepentingan, bahkan masalah yang berbeda-beda. Seperti
halnya dalam permainan bola kasti yang pernah dilakukan di SDN Padasuka 5
Majalaya, siswa-siswi banyak mengalami kesulitan, khususnya terhadap aspek
sosial yaitu nilai-nilai kerjasamanya, sehingga guru merasa perlu mengupayakan
peningkatan kerjasama siswa di SDN Padasuka 5 Majalaya.
Mengacu pada uraian latar belakang dan permasalahan yang dihadapi oleh
siswa di SDN Padasuka 5 Majalaya, penulis tertarik untuk menindaklanjutinya
dengan mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK), dengan fokus penelitian “Pengembangan Pembelajaran Aktivitas Permainan Bola Kecil Untuk Mengembangkan Nilai-Nilai Kerjasama pada siswa kelas IV SDN Padasuka 5
Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung”. Semoga saja dalam penelitian ini,
penulis mendapat informasi, gambaran dan pengetahuan yang baru tentang
bagaimana meningkatkan nilai-nilai kerjasama siswa dalam pembelajaran
aktivitas permainan bola kecil.
B. Rumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang masalah di atas maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah. Apakah pengembangan aktivitas permainan
bola kecil dapat mengembangkan nilai-nilai kerjasama siswa dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas IV SDN Padasuka 5
Majalaya?
C. Pemecahan Masalah
Dalam memecahkan masalah yang ada dalam penelitian ini yaitu,
kurangnya nilai-nilai kerjasama siswa dalam proses pembelajaran pendidikan
jasmani maka, dapat dilakukan dengan cara menerapkan pembelajaran aktivitas
permainan bola kecil dalam suatu aktivitas yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran khususnya dalam pendidikan jasmani. Dengan cara menerapkan
6
aktivitas yang dilakukan secara kelompok atau tim tanpa ada siswa yang pasif dan
dapat meningkatkan nilai-nilai kerjasama siswa dalam proses pembelajaran
pendidikan jasmani.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diajukan, maka tujuan penelitian tindakan
ini adalah. Mengetahui apakah pengembangan aktivitas permainan bola kecil
dapat mengembangkan nilai-nilai kerjasama pada siswa dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani pada kelas IV SD Negri Padasuka 5
Majalaya.
E. Manfaat Penelitian
Penulis merasa yakin bahwa masalah di atas penting untuk diteliti
terutama ditinjau dari segi kegunaanya yang akan berpengaruh pada nilai-nilai
kerjasama pada siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pendidikan
jasmani. Maka manfaat penelitian yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
Kegunaan Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis untuk mengetahui manfaat
pembelajaran aktivitas permainan bola kecil.
b. Sebagai bahan bacaan bagi pembaca yang meneliti hal-hal yang ada
relevansinya dengan masalah penelitian ini.
c. Hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan masukan dalam pengembangan
Program Pengajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar.
Kegunaan Praktis
a. Sebagai masukan bagi guru-guru pendidikan jasmani, yaitu mengembangkan
pendekatan bermain menjadi solusi alternatif yang lebih efektif berkaitan
dengan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani dalam upaya
mengembangkan nilai-nilai kerjasama pada siswa dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani.
b. Untuk memupuk kebiasaan siswa bertindak aktif dan kreatif dengan
c. Dapat menjadi sumbangan pemikiran dan masukan kepada Universitas
Pendidikan Indonesia terutama Jurusan Program Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Pendidikan Jasmani dalam membina calon-calon guru untuk
melaksanakan proses belajar mengajar.
d. Penggunaan pendekatan PTK dapat dipakai sebagai alternatif pemecahan
masalah pembelajaran permainan.
F. Batasan Penelitian
Penulis membatasi ruang lingkup penelitiannya agar lebih terarah pada
tujuan. Adapun pembatasan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan di SDN Padasuka 5 Kecamatan Majalaya Kabupaten
Bandung.
2. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV yang
berjumlah 49 orang di SDN Padasuka 5 Kecamatan Majalaya Kabupaten
Bandung.
3. Adapun hal-hal yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah pengembangan
aktivitas permainan bola kecil untuk mengembangkan nilai-nilai kerjasama
pada siswa kelas IV di SDN Padasuka 5 Kecamatan Majalaya Kabupaten
Bandung.
4. Jenis permainan bola kecil hanya difokuskan pada permainan kasti.
G. Defenisi Operasional
Untuk mempermudah serta menghindari salah penafsiran terhadap istilah
yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu untuk memberikan
dalam judul penelitian sebagai berikut:
1. Pembelajaran. Sagala (2008: 61) dijelaskan Pembelajaran ialah
membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar
merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.
2. Dalam http://Wordpress.Com (Potter, 2005) menjelaskan bahwa “Aktivitas
adalah suatu usaha energi atau keadaan bergerak dimana manusia
8
energik atau keadaan bergerak semua manusia memerlukan kemampuan untuk bergerak”.
3. Menurut Ridwan dan Sulaeman (2008 :13-19), Permainan bola kasti ialah
permainan bola kecil yang berunsur gerak dasar melempar bola, menangkap
bola, dan memukul bola. Ditambah dengan keterampilan menghindari
sentuhan bola.
4. Dalam
http://irman-fauzie.blogspot.com/2011/07/olahraga-dalam-membina-nilai-nilai.html (polak, M.1985) Kerjasama. Kerjasama atau kooperasi
(cooperation) adalah gejala saling mendekati untuk mengurus kepentingan
METODELOGI PENELITIAN
A. Metodelogi Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara atau teknik yang digunakan untuk
memecahkan suatu masalah dalam penelitian. Di samping itu metode penelitian
juga merupakan syarat mutlak dalam suatu penelitian sebab baik atau tidaknya
penelitian tergantung dari pertanggung jawaban dari metode penelitian.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian tindakan kelas (PTK). PTK bukan sekedar mengajar, PTK mempunyai
makna sadar dan kritis terhadap mengajar, dan menggunakan kesadaran kritis
terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan
proses pembelajaran. PTK mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir
kritis dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri, dan
bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional.
Ebbut (wiraatmaja, 2008:60) “mengemukakan penelitian tindakan adalah
kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh
sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran,
berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tidakan tersebut”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa PTK adalah
bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik
pembelajaran mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat
mencoba suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajarn mereka dan melihat
pengaruh nyata dari upaya itu.
Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam bentuk proses pengkajian
berdaur (siklus) yang dinyatakan dalam bentuk spiral yang melukiskan siklus
demi siklus. Setiap siklus terdiri dari empat komponen, yaitu perencnaan
tindakan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Dari refleksi muncul
permasalahan yang perlu mendapat perhatian sehingga perlu dilakukan siklus
36
Adapun langkah-langkah PTK dilakukan melalui empat tahap, yaitu
sebagai berikut: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi
dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Secara jelas langkah-langkah
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
B. Langkah-langkah Penelitian
Rancangan penelitian yang dilakukukan dalam penelitian ini
menggunakan model Kurt Lewin. Konsep pokok penelitian Kurt Lewin terdiri
dari empat komponen, yaitu “perencanaan (planning), tindakan (acting),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting)”.
Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan maka untuk
mempermudah alur penelitian dibutuhkan skema prosedurnya. Adapun
Gambar 3.1 Alur penelitian PTK
Adaptasi dari model PTK Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis (Wiraatmaja, 2008: 62)
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan
SIKLUS II Pelaksanaan
Refleksi
Pengamatan
38
C. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
Tempat yang dijadikan penelitian ini adalah SD Negeri Padasuka 5
Majalaya. Jalan Pangkalanraja Desa Sukamukti, Kecamatan Majalaya Kabupaten
Bandung 40382.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SDN Padasuka 5. Objek
penelitian ini yaitu kelas IV yang berjumlah 49 siswa. Peneliti memilih kelas
tersebut sebagai objek penelitian karena menurut guru pendidikan jasmani. Pak
Roni kelas IV merupakan salah satu kelas yang kemampuan kerjasamanya
tergolong rendah dibandingkan dengan kelas lainnya di SDN Padasuka 5. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah siswa yaitu 49 siswa yang
terdiri dari 24 siswa laki-laki dan 25 orang siswa perempuan.
D. Rencana Tindakan
Rencana tindakan merupakan tindakan pembelajaran kelas yang tersusun
dan dari segi definisi harus prospektif atau memandang ke depan pada tindakan
dengan memperhitungkan peristiwa-peristwa takterduga, sehinga mengandung
sedikit resiko (Kunandar, 2008: 91). Dalam menentukan tindakan, peneliti
berperan sebagai aktor (guru) dibantu oleh observer (guru penjas yang lain) untuk
melakukan rancangan tindakan. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh
peneliti dan observer diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan dan Perencanaan
Merancang model pembelajaran yang akan digunakan untuk dijadikan
sebagai bahan peneliti, serta mempersiapkan segala sesuatu yang mendukung
terhadap penelitian tindakan ini, termasuk didalamnya mempersiapkan sarana dan
prasarana dan juga sumber belajar diperlukan. Di bawah ini perencanaan yang
b. Menyampaikan pokok bahan materi mata pelajaran permainan kasti yang
akan disampaikan pada saat pelaksanaan kegiatan.
c. Peneliti membuat lembar observasi, yaitu:
1) Sebuah catatan kosong yang bertujuan untuk melihat dan mengamati
bagaimana kondisi belajar mengajar di lapangan ketika model pembelajaran
tersebut diterapkan.
2) Jurnal harian yaitu salah satu alat untuk mengumpulkan data dimana peneliti
mencatat segala aspek pembelajaran dari awal pembelajaran sampai akhir
pembelajaran
3) Peneliti berusaha menentukan alat bantu mengajar dengan menggunakan
bola, alat pemukul, pluit, stop wact, lapangan dll.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan.
Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai guru yang terlibat
dalam penelitian tindakan. Langkah-langkah peneliti dalam pelaksanaan tindakan
adalah sebagai berikut:
a. Peneliti melaksanakan atau mengintervestasikan desain pembelajaran yang
telah dirancang dalam sekenario pembelajaran.
b. Peneliti langsung melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan
secara sadar, kritis, sistematis, dan objektif dengan menggunakan
pemahaman pola-pola keterampilan dasar permainan bola kasti.
3. Observasi
Pada saat pembelajaran berlangsung peneliti mengamati, memahami,
melihat, apa yang didengar, diucapkan oleh perkataan, maka langkah-langkah
peneiti untuk mengumpulkan data, teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Obsevasi langsung, yaitu obsevasi yang dilkukan dimana observer berada
bersama objek yang diselidiki. Misalnya, observasi dan sekenario
pembelajaran.
b. Observasi tidak langsung, yaitu observasi atau pengamatan yang dilakukan
tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti. Misalnya,
40
c. Observasi terstruktur, yaitu proses pengamatan yang digunakan untuk
memotret sejauh mana siswa tidak terlibat dalam kegiatan yang berkaitan
dengan pembelajaran.
d. Observasi sistematis, yaitu proses pengamatan yang mengadakan pengamatan
kategori-kategori yang relatif rinci.
4. Analisis dan refleksi
Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatn analisis, sintesis,
interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan
dilakukan. Dalam kegiatn ini peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan
hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu
dipelajari kaitan yang satu dengan yang lainnya dan kegiatan dengan teori atau
hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat
ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang
sangat penting dari PTK yaitu untuk memehami hasil yang terjadi, yaitu berupa
perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.
Upaya-upaya yang dilaksanakan dalam meningkatkan nilai-nilai kerjasama
adalah melalui pendekatan pembelajaran yang tepat yaitu pembelajaran permainan
bola kecil (permainan kasti), maka hasil yang didapat dalam tahap observasi,
peneliti dapat menganalisisnya dan merefleksi diri dengan melihat data bahwa
kegiatan penelitian yang telah dilakukan telah dapat meningkatkan hasil belajar
atau belum. Dari data sekenario yang telah dilaksanakan juga dapat dipergunakan
sebagai acuan bagi peneliti untuk mengevaluasi dirinya sendiri.
E. Instrumen dan Pengumpulan Data
(Arikunto, 2002: 134) menjelaskan bahwa “Instrumen penelitian adalah
alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan mengumpulkan data agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah”. Data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini adalah data hasil wawancara, observasi, jurnal siswa, catatan
lapangan. Data tersebut dianalisis dan hasilnya digunakan untuk menggambarkan
perubahan yang terjadi, yaitu perubahan aktivitas siswa, guru atau perubahan
jurnal siswa.
1. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan alat penting dalam penelitian, catatan
tersebut berisi deskripsi pelaksanaan pembelajaran. Interaksi yang teramati dan
tercatat memuat perilaku praktisi saat melaksanakan pembelajaran, dalam hal ini
berkaitan dengan kesulitan perilaku yang telah dilakukan oleh guru dengan
langkah-langkah yang termuat dalam perencanaan yang tersusun.
Adapun perilaku siswa yang diharapkan sebagai indikator ketercapaian
tujuan pembelajaran yang diterapkan. Format catatan lapangan berfungsi untuk
mengamati perilaku siswa ketika melaksanakan pembelajaran.
2. Jurnal Siswa
Jurnal siswa diberikan setiap akhir pembelajaran. Jurnal ini diberikan
untuk mengetahui apa yang diperoleh siswa serta kesulitan yang dihadapi siswa
setelah pembelajaran berlangsung, juga untuk memperoleh gambaran mengenai
tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang telah diterapkan. Hasil jurnal
1. Sumber Data:
a. Dengan implementasi perminan kasti dalam pembelajaran pendidikan
jasmani terhadap peningkatan nilai-nilai kerjasama siswa di SDN
Padasuka 5 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung.
b. Siswa Kelas IV SDN Padasuka 5 Kecamatan Majalaya Kabupaten
Bandung dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dalam upaya
meningkatkan nilai-nilai kerjasama melalui pembelajaran permainan
kasti.
c. Peneliti dengan cara mengajar dalam merencanakan pembelajaran,
pelaksanaan dilapangan, dan mengevaluasi hasil dari proses
pembelajaran dengan menggunakan permainan kasti guna meningkatkan
nilai-nilai kerjasama siswa kelas IV SDN Padasuka 5 Kecamatan
Majalaya Kabupaten Bandung.
2. Jenis Data:
a. Sekenario pembelajaran
b. Hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani
dengan menggunakan permainan kasti.
c. Jurnal harian
d. Dokumentasi (kamera/photo)
3. Cara Pengambilan Data
a. Data hasil belajar di ambil dari sekenario pembelajaran.
b. Data tentang situasi pembelajar permainan kasti guna meningkatkan
nilai-nilai kerjasama diambil dengan menggunakan lembar observasi.
c. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dan pelaksanaan didapat
dari sekenario pembelajaran dan lembar observasi.
d. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan palaksanaan didapat
dari sekenario pembelajaran dan lembar observasi.
e. Data dokumentasi dilakukan pada saat proses pembelajaran permainan
44
G. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan mempergunakan teknik analisis data
kualitatif. Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan. Penelaahan dilakukan
dengan cara menganalisis, mensinentesis, menerangkan, dan
menyimpulkan.
2. Mereduksi data yang didalamnya melibatkan pengkatagorian dan
mengklasifikasian, hasil yang diperoeh berupa pola-pola dan
kecendrungan-kecenderungan yang berlaku dalam pelaksaan pembelajaran
permainan kasti.
3. Menyimpulkan data dan memverifikasi data.
H. Pengolahan dan Kategorisasi Data
Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi, wawancara dan tes
dikelompokan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik data
mentah. Berdasarkan unit-unit yang ada lalu diterapkan kategorisasi. Dalam
pengolahan data ini hasil belajar peningkatan nilai-nilai kerjasama dengan
pendekatan permainan kasti dilaksanakan dengan bentuk-bentuk tugas gerak yang
sistematis dikategorikan sebagai aktivitas siswa yaitu pasrtisipasi siswa dalam
meningkatkan nilai-nilai kerjasama siswa pada pembelajaran permainan kasti.
I. Validitas
Salah satu cara untuk melihat derajat keparcayaan suatu penelitian adalah
dengan melihat validitas dan kredibilitas penelitian (Kunandar, 2008:103).
Validitas menunjuk pada derajat keterpercayaan terhadap proses dan hasil
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Tahap validasi menurut Hopkins (1993) dalam rochiati (2005) yang
dikutip oleh Kunandar (2008:107-109) terdiri dari:
1. Dengan melakukan member check yaitu mencek kebenaran dan kesahihan data temuan penelitian dengan mendiskusikan dengan observer pada setiap
Yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis dari si
peneliti dengan membandingkan hasil dari mitra peneliti. Triangulasi dilakukan
berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu sudut pandang guru sebagai peneliti, sudut
pandang siswa dan sudut pandang mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau
observasi.
3. Dengan melakukan saturasi
Yaitu situasi pada waktu data sudah jenuh, atau tidak ada lagi data lain
yang berhasil dikumpulkan atau tidak ada lagi tambahan data baru.
4. Dengan cara menggunakan perbandingan atau dengan eksplanasi daingan
atau kasus negatif
5. Dengan audit trail (Nasution, 1996:120) yaitu mencek kebenaran hasil penelitian dengan mengkonfirmasikan pada bukti-bukti temuan yang telah
diperiksa dan mencek kesahihan pada sumber data hasil member chek.
73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada pembahasan
sebelumnya, menunjukan bahwa melalui pembelajaran permainan bola kecil
(permainan kasti) dapat meningkatkan nilai-nilai kerjasama siswa kelas IV SDN
Padasuka 5 Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung.
Untuk itu, maka kesimpulan dari penelitian tindakan ini adalah adanya
peningkatan nilai-nilai kerjasama siswa. Menunjukan pada pra-obsevasi awal
menunjukan angka 41.58 %, menjadi 49.48 % pada siklus I tindakan I, 59.18 %
pada siklus I tindakan II, 69.38 % pada siklus II tindakan I, dan 80% pada siklus
II tindakan II. Perubahan peningkatan pemahaman dan sikap siswa tentang
kerjasama mencapai harapan peneliti yang menargetkan 80% tercapai pada siklus
II tindakan II.
Hasil peneliti ini berimplikasi kepada:
1. Peneliti, menjadi bertambah wawasan dan pengetahuan tentang permainan
kasti dan pengetahuan tentang kerjasama dan pentingnya penanaman
kerjasama.
2. Siswa, melalui materi aktivitas bermain dengan permainan kasti maka
wawasan dan pengetahuan tentang permainan kasti dan kerjasama bisa
bertambah dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis kemukakan, ada beberapa
hal yang dapat disampaikan sebagai saran atau masukan yaitu, sebagai berikut:
1. Bagi pihak sekolah hendaknya menambah ataupun memperbaiki fasilitas
belajar yang menunjang pada proses pembelajaran pendidikan jasmani.
2. Guru pendidikan jasmani, disarankan untuk selalu mengembangkan
pembelajaran aktivitas permainan bola kecil dan inovasi-inovasi baru dalam
pendidikan, seperti memperluas keilmuan tentang pendidikan jasmani baik
melalui kegiatan literature, media masa dan forum-forum ilmiah lainnya.
3. Bagi siswa, diharapkan dapat memberikan berbagai dukungan terhadap
proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik. Karena untuk dapat
mencapai keberhasilan dalam pembelajaran, perlu didukung oleh semua
pihak termasuk sarana dan prasarana yang mencukupi.
4. Bagi orang tua, diharapkan dapat membantu untuk mendukung siswa
dengan memberikan motivasi belajar. Karena waktu di rumah lebih banyak
dibandingkan dengan waktu siswa di sekolah.
5. Kepada rekan-rekan mahasiswa lainnya yang mau melanjutkan penelitian
dengan kajian yang sama supaya menggunakan sampel yang lebih banyak
dan kelas yang berbeda.
6. Bagi seluruh pembaca dari berbagai kalangan, semoga skripsi ini dapat
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. (2011). Perbandingan Pendekatan Taktis Dengan Teknis Terhadap Hasil Belajar Permainan Bola Kecil. Bandung: Skripsi Prodi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Manajemen Penelitian. Jakarta PT. Rineka Cipta.
Azis, Syamsir. (1998). Permainan Kecil di Sekolah Dasar. Jakarata: Universitas Terbuka
Brown, H. Douglas. 2007. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa (Edisi Kelima). USA: Pearson Education, Inc.
Burhanuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Husna. (2012). Modifikasi Pembelajaran Dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Permainan Bulutangkis. Bandung: Skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo persada.
Pringgawidagda, Suwarna. 2002. Strategi Pengguasaan Berbahasa. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
P. Sutoto. Dkk. (1993). Pendidikan Permainan Anak dan Aktivitas Ritmik. Jakarta: Depdikbud, Proyek Penataran Guru Penjaskes SD Setara D-II.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.
Mahendra, Agus. (2008). Permainan Anak dan Aktivitas Ritmik. Bandung: FPOK UPI.
Mahendra, Agus (2008). http: // mahendra- peandsportblog. blogspot. com/ 2008/ 09/ pendekatan- pola- gerak- dominan- dalam. html (15 September 2008).
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Rombepajung. 1988. Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa Asing. Jakarta: Depdikbud Dirjend Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Sagala ( 2008 ) Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta Bandung.
Slameto. (2003). Belajar dn Faktor-Faktor Yang Mengpengaruhinya. Jakarta: PT RINEKA CIPTA
Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukintaka. (1992). Teori Bermain. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Supandi ( 1992 ) Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Suprijono, Agus. 2009. Coopertative Learning: Teori dan Aplikasi PIKEM. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
Wiraatmaja, Rochiat. ( 2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
http://Wordpress.Com
http://irman-fauzie.blogspot.com/2011/07/olahraga-dalam-membina-nilai-nilai.html
https://www.google.co.id/search?q=gambar+cara+menangkap+bola+kasti&ie=utf -8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-beta
http://al-bantany-112.blogspot.com/2009/11/kumpulan-teori-kerjasama.html
http://penjaskes-pendidikanjasmanikesehatan.blogspot.com/2011/10/dinamika-tim-dan-grup-mata-kuliah.html