ABSTRAK
Iwan Ridwanudin. Skripsi ini berjudul “Pengembangan Nilai Kerjasama Dalam Permainan Sepakbola Melalui Pembelajaran Aktivitas
Soccer Like Games”. Pembimbing I Dr. Nuryadi, M.Pd dan Pembimbing II Carsiwan, M. Pd.
Penelitian ini terfokus pada pengembangan nilai kerjasama dalam permainan sepakbola dengan mengunakan pembelajaran aktivitas soccer like games. Dalam permainan sepakbola yang diajarkan kepada siswa dengan menggunakan pembelajaran aktivitas soccer like games, memberikan konstribusi yang optimal dalam peningkatan nilai kerjasama dalam permainan sepakbola. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah apakah pembelajaran aktivitas soccer like games dapat meningkatkan nilai kerjasama dalam permainan sepakbola. Tujuan dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui seberapa besar peningkatan nilai kerjasama dalam permainan sepakbola dengan menggunakan pembelajaran aktivitas soccer like games di SD Negeri Balekambang I Majalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Balekambang I yang berjumlah 34 orang. Desain PTK menurut John Elliott (Wiriatmaja 2009:64) dilaksanakan melalui beberapa tahap yang berupa siklus, meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan (observasi), dan (4) refleksi. Ke empat tahap tersebut merupakan suatu putaran yang disebut siklus. Instrument penelitian yang digunakan adalah format penilaian observasi keterampilan sosial (keterampilan afektif), lembar catatan lapangan dan dokumentasi.
ABSTRACT
Iwan Ridwanudin . This thesis entitled " Development Cooperation Value In Soccer Game Soccer Like Activity Learning Through Games " . Supervisor I Dr. Nuryadi , Pd and Advisor II Carsiwan , M. Pd .
This study focused on the development of the value of cooperation in the game of football with the use of learning activities like soccer games . In the game of football is taught to students by using learning activities like soccer games , providing optimal contribution in increasing the value of cooperation in the game of football . Issues examined in this study is whether the learning activities like soccer games can increase the value of collaboration in the game of football . The purpose of this research was to find out how much the increase in value of cooperation in the game of football with the use of learning activities like soccer games in elementary school Balekambang I Majalaya . The method used is the method Classroom Action Research ( CAR). Subjects in this study were students of class V Elementary School Balekambang I numbering 34 people . TOD design by John Elliott ( Wiriatmaja 2009: 64 ) is carried out through several stages that form a cycle , include : ( 1 ) planning , ( 2 ) implementation , ( 3 ) observation ( observation ) , and ( 4 ) reflection . The fourth stage is a cycle called a cycle . Research instrument used is the observation of social skills assessment format ( affective skills ) , field notes and documentation sheet .
DAFTAR ISI
ABSTRAK...
KATA PENGANTAR...
UCAPAN TERIMA KASIH...
DAFTAR ISI...
DAFTAR TABEL...
DAFTAR GAMBAR ...
DAFTAR DIAGRAM...
LAMPIRAN...
BAB I.PENDAHULUAN………...
A. Latar Belakang Masalah………... B. Identifikasi Masalah………... C. Rumusan Masalah………... D. Pemecahan Masalah………... E. Tujuan Penelitian……….... F. Manfaat Penelitian……….. G. Batasan Penelitian... H. Definisi Operasional...
BAB II. TINJAUAN TEORITIS...
A. Pengertian Pengembangan………..………... B. Makna Kerjasama……….………... C. Syarat-Syarat Kerjasama...…….………… D. Tahap-Tahap Kerjasama……….……….... E. Pengertian Pembelajaran……….... F. Tujuan Belajar... G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar…………... H. Hasil Belajar………... I. Pengertian Aktivitas………....
J. Soccer Like Games………... 1. Tujuan Permainan Soccer Like Games... 2. PermainanSoccer Like games... 3. Gerak Dasar Permainan Soccer Like games………. a. Dribbling (menggiring bola)...
a) Tehnik dribbling dengan kaki bagian dalam... b) Tehnik dribbling dengan kaki bagian luar... c) Tehnik dribblingdengan punggung kaki... b. Passing... a) Tehnik passing dengan kaki bagian dalam... b) Tehnik passing dengan kaki bagian
luar... c) Tehnik passing dengan pungung kaki... c. Trapping (menghentikan bola)... a) Trapping dengan kaki bagian dalam... b) Trapping dengan kaki bagian luar... c) Trapping dengan telapak kaki... d. Heading (menyundul bola)... e. Shooting (menembak bola)... K. Aturan Dasar PermainanSoccer Like Games... L. Bentuk Lapangan Soccer like games………..
M. Kerangka Pemikiran………
N. Hipotesis Tindakan………...
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN...
A. Metodologi Penelitian…………...………. B. Langkah-Langkah Penelitian………..……… C. Setting dan subjek penelitian .………
1. Setting Penelitian………..
2. SubjekPenelitian………..
D. Rencana Tindakan...………... E. Instrument danPengumpulan Data……….…..……... F. Teknik Pengumpulan Data……….
1. Sumber Data………..
2. Jenis Data………..
3. Cara Pengambilan Data…...………..
G. Analisis Data……….………..
H. Pengolahan dan Kategorisasi Data……….
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...
A. Hasil Penelitian………... B. Data Hasil Observasi………..
C. Analisis Data………..
D. Diskusi Penemuan………..
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...
A. Kesimpulan... B. Saran...
DAFTAR PUSTAKA... 71
71 75 99 101
108
108 108
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Upaya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak lepas dan tidak
akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia baik individu maupun kelompok, baik jasmani,
rohani, spiritual, material maupun kematangan berfikir, melalui proses belajar
mengajar dan kebutuhan peserta didik dengan kerangka dan sistem yang
terstruktur. Sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan pengendalian diri yang baik, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Maka dari itu diperlukan jasmani yang baik dan terlatih melalui proses
pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan
siswa.
Pendidikan jasmani merupakan alat pendidikan yang menggunakan aktivitas
fisik dan olahraga sebagai media untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan.
Penjas bukan hanya mengembangkan aspek fisik semata, melainkan juga
mengembangkan aspek-aspek kognitif, emosi, mental, sosial, moral, dan
estetika.Hubungan antara penjas dengan perkembangan kognitif, afektif dan
psikomotor, serta penjas dapat merangsang fungsi simpul-simpul syaraf,
sehinggapenjas dapat mengembangkan kemampuan akademik siswa.
Proses kegiatan belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang sudah sudah
formal yang dilakukan di sekolah. Pada pembelajaran ini terjadi kegiatan belajar
mengajar antara siswa dengan guru. Rombepajung (1988:25), “pemerolehan suatu
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dalam
konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai
isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif),
juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan
(aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi
kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja.
Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan
peserta didik.
Dalam pembelajaran terdapat tujan pembelajaran (instructional objective)
adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi, dimiliki, atau dikuasai oleh
peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tertentu.Hal ini didasarkan
berbagai pendapat tentang makna tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.
Peran guru dalam proses belajar sangat penting sekali karena guru menjadi
promotor keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan guru
mempunyai pengaruh nyata pada siswanya. Guru yang profesional dalam
pengajarannya akan mampu menerapkan asas atau prinsip atau dasar mengajar,
yang sebenarnya asas tersebut terkandung usaha guru untuk menciptakan atau
mengatur kondisi belajar mengajar, agar siswa giat dan optimal dalam menggapai
tujuan belajarnya. Guru harus menyadari bahwa tidak setiap bahan pengajaran
menarik perhatian siswa sebagaimana juga tidak setiap siswa menaruh perhatian
terhadap pelajaran yang sama, karena itu mutlak diperlukan kecakapan guru untuk
dapat memberikan motivasi, membangkitkan minat dan perhatian siswa terhadap
bahan pelajaran yang sedang diajarkan. Proses belajar mengajar pada hakekatnya
ada di tangan guru dan kekuasaan tersebut harus digunakan sebagaimanamestinya
untuk keperluan siswa.
Seorang guru harus bisa mengembangkan individu siswa secara terus
menerus agar siswa menjadi seorang siswa yang terdidik dan berpendidikan serta
bisa menggapai tujuannya. Guru hendaknya berusaha menghubungkan terlebih
pengetahuan yang telah diketahui dari pelajaran yang lalu atau dari pengalaman.
Dalam pembelajaran, guru tidak memandang siswa sebagai sejumlah daya-daya
yang statis melainkan sebagai keseluruhan, yakni suatu organisme yang dinamis
yang senantiasa dalam keadaan interaksi dengan dunia sekitar untuk mencapai
tujuannya. Dalam menerima pelajaran anak bersifat selektif kemudian bereaksi
mengolahnya. Guru merupakan teladan yang baik bagi semua siswanya, orang
dewasa yang memiliki jabatan secara formal selalu mengusahakan terciptanya
situasi mengajar yang baik sehingga memungkinkan terjadinya proses
pengalaman belajar pada diri siswa.
Pembelajaran di sekolah dasar khususnya pendidikan jasmani diperlukan
perhatian dan kesabaran karena pembelajaran yang efektif dan efisien diperlukan
pengorbanan, ini merupakan sikap dasar dari pembelajaran. Guru yang baik
harus bisa mengetahui seberapa jauh hasil yang harus dicapai siswa sehingga
keberhasilan siswa dapat didemonstrasikan dalam bentuk perilaku belajar seperti
diantaranya nilai test menunjukkan tingkat pencapaian yang tinggi. Namun dalam
pembelajaran sering ditemukan kendala yang sangat berarti, baik yang
berhubungan dengan guru maupun siswa. Sehingga apabila kendala tersebut tidak
segera diatasi akan menimbulkan dampak yang sangat buruknya, misalnya
dikarenakan materi pembelajaran yang disampaikan guru tidak tercapai sebab
siswa tidak menguasai materi pembelajaran tersebut yang pada akhirnya
pembelajaran hasilnya tidak sesuai apa yang diharapkan.
Dalam proses pendidikan jasmani, pembelajaran merupakan proses
komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik,
sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Dalam teori-teori
modern kegiatan belajar mengajar harus dibangun berdasarkan hubungan timbal
balik antara guru dan siswa, yakni kedua belah pihak berperan dan berbuat baik
secara aktif di dalam suatu kerangka kerja dan dengan menggunakan cara dan
kerangka berpikir yang seyogianya dipahami dan disepakati bersama oleh kedua
belah pihak. Kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani, guru diharapkan dapat
mengajarkan keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan (olahraga),
bertanggung jawab), dan pembiasaan hidup sehat. Pendidikan jasmani lebih
dominan pada aktivitas unsur fisik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
bersifat multidimensi (aspek psikomotor, aspek kognitif, dan aspek afektif).Untuk
itu kompetensi didaktik dan metodik mengajar merupakan syarat mutlak yang
harus dimiliki oleh seorang guru pendidikan jasmani.
Pentingnya penguasaan gerak dasar bagi siswa sekolah dasar, harus
mendapatkan perhatian dari guru pendidikan jasmani.Seorang guru pendidikan
jasmani harus mampu memberikan stimulasi atau mengembangkan gerak dasar
siswa dalam bentuk atau model-model yang menarik dan mudah dilakukan oleh
siswa, dan sudah selayaknya guru memperhatikan tingkat pertumbuhan dan
perkembangan kemampuan gerak anak didiknya tidak hanya pada tujuan yang
harus dicapai karena merupakan tujuan yang termuat dari kurikulum.
Pendidikan jasmani yang benar akan memberikan sumbangan yang sangat
berarti terhadap pendidikan anak secara keseluruhan. Hasil nyata yang diperoleh
dari pendidikan jasmani adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik,
mental, emosi, sosial dan moral.Tidak salah jika para ahli percaya bahwa
pendidikan jasmani merupakan wahana yang paling tepat untuk membentuk
manusia seutuhnya.
Dalam pembelajaran pendidikan jasmani banyak olahraga permainan yang
dapat dipelajari oleh siswa, diantaranya adalah pembelajaran aktivitas permainan
sepakbola.Permainan sepak bola merupakan permainan bola besar. Berdasarkan
SKKD Kelas V, nomor 6 yang berbunyi: Mempraktikkan berbagai variasi gerak
dasar ke dalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi dan
nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Poin 6.1 yang berbunyi: Mempraktikkan
variasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga bola besar, serta nilai
kerjasama, sportivitas, dan kejujuran. Permainan merupakan cabang olahraga
yang kita gunakan sebagai alat dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.
Tiap kali kita gunakan suatu alat pasti kita mengharapkan kegunaan alat itu dalam
usaha kita untuk mencapai tujuan. Orang biasanya mengatakan bermain adalah
bergerak sambil bersenang-senang. Dalam pengertian permainan termasuk
jasmani saja, tetapi gerakan jiwa juga. Seperti yang diungkapkan oleh Huizinga
dalam Homo Ludens, dalam Sutoto, dkk, (1993:3) bahwa:
Permainan adalah perbuatan atas kemauan diri sendiri yang dikerjakan dalam batas-batas tempat dan waktu yang telah ditentukan, diikuti oleh perasaan sedangkan bermain adalah keluar dari „hidup biasa‟ masuk ke dalam dunia angan-angan, dan dunia permainan.
Bermain adalah dunia anak.Sambil bermain mereka belajar.Dalam hal belajar,
anak-anak lebih senang bermain.Segala macam dipelajarinya, dari menggerakkan
anggota tubuhnya hingga mengenali berbagai benda di lingkungan
sekitarnya.Belajar dan keceriaan merupakan dua hal penting dalam masa
kanak-kanak.Hal ini termasuk upaya mempelajari tubuhnya sendiri dan berbagai
kemungkinan geraknya.Gerak adalah rangsangan utama bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Kian banyak ia bergerak, kian banyak hal yang ditemui dan
dijelajahi. Kian baik pula kualitas pertumbuhannya.
Terkait dengan bahan ajar, khususnya dalam bentuk permainan dan olahraga,
permainan sepak bola merupakan salah satu permainan bola besar yang tercantum
dalam KTSP sebagai bagian dari proses pendidikan jasmani di sekolah.Permainan
ini sangat membutuhkan kerjasama, semangat, kesungguhan yang benar-benar
dan kekompakan para pemain.Materi permainan sepakbola mulai diajarkan di
kelas 5 sekolah dasar.
Sepakbola merupakan salah satu permainan bola besar beregu.Sepakbola
merupakan bentuk permainan olahraga yang mengutamakan beberapa unsur
kekompakan, ketangkasan dan kegembiraan. Pada anak-anak usia sekolah dasar,
permainan ini bisa melatih kedisiplinan diri serta memupuk rasa kebersamaan dan
solidaritas antar teman. Soccer like games adalah sebuah permainan yang
menyerupai permainan sepakbola, agar bisa bermain soccer like games dengan
baik kita dituntut memiki beberapa keterampilan dasar bermain sepakbola yaitu
dribbling/menggiring bola, passing/mengoper bola, trapping/menghentikan bola,
heading/menyundul bola, shooting/menendang, menembak bola. Bagi sebagian di
SD Negeri Balekambang I Majalaya, keterampilan aspek psikomotor dalam hal
menembak bola sudah mampu dikuasai. Sedangkan dari nilaiaspek afektif
sebagian besar siswa masih belum tercapai terutama dari segi nilai kerjasama.
Salah satu penyebabnya adalah anak masih bersifat individu, kurang percaya diri
dan akibat yang lain adalah siswa yang kurang kerjasama tidak bisa adaptasi
untuk selalu ikut serta dalam kelompok.
Soccer like games adalah permainan sepakbola yang disukai, yang dirasa
menyenangkan dan permainannya menyerupai permainan sepakbola. Tujuannya
adalah untuk mengetahui permainan sepakbola yang sesungguhnya, dari peraturan
dasar, peralatan, lapangan yang dimodifikasi sampai akhirnya mengetahui
permainan sepakbola yang sesunggunya. Cara melakukan permainan soccer like
games adalah hampir sama dengan bermain sepakbola, tetapi dalam bentuk
peraturan dasar, peralatan, lapangan, dimodifikasi sesuai kebutuhan anak supaya
pembelajaran menjadi efektif dan tidak membosankan.
Dalam bermain sepakbola sangat dibutuhkan kerjasama, karena kerjasama
pada intinya menunjukkan adanya kesepakatan antara dua orang atau lebih yang
saling menguntungkan, juga merupakan hal yang penting dalam melakukan
permainan, karena tanpa kerjasama yang baik maka strategi apapun tidak akan
berhasil dan tepat guna mencapai tujuan permainan dan kemenangan, serta
dibutuhkan komunikasi antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok guna tercipta suatu kerjasama yang baik.
Dalam permainan dan olahraga, baik kepala sekolah, guru pendidikan
jasmani, siswa-siswi, masyarakat, maupun orang yang terlibat dalam permainan
semuanya saling berinteraksi, berhubungan, berkomunikasi dan bekerjasama
karena dalam permainan semuanya saling berhubungan dan membutuhkan serta
saling mempengaruhi, meskipun permainan yang dilakukan bersifat permainan
individu. Meskipun untuk membuat sebuah kekompakan, kebersamaan,
kerjasama, komitmen bersama yang baik dalam sebuah tim tidaklah mudah.
Karena setiap anggota tim memilki kemampuan yang berbeda-beda, perilaku,
sifat, karakter, tugas, kewajban, kebutuhan, harapan, kepentingan, bahkan masalah
yang berbeda-beda. Seperti halnya dalam permainan soccer like games yang
mengalami kesulitan, khususnya terhadap asfek sosial yaitu nilai kerjasama,
sehingga guru merasa perlu mengupayakan peningkatan kerjasama siswa di SDN
Balekambang I Majalaya.
Berdasarkan uraian di atas mengacu pada latar belakang dan permasalahan
yang dihadapi oleh siswa di SDN Balekambang I Majalaya, penulis tertarik untuk
menindaklanjutinya dengan mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK), dengan
fokus penelitian “Pengembangan Nilai Kerjasama Dalam Permainan Sepakbola
Melalui Pembelajaran Aktivitas Soccer Like Games di SDN Balekambang I Majalaya Kabupaten Bandung”.
B. Identifikasi Masalah
Aktivitas belajar siswa di SDN Balekambang I Majalaya Kabupaten Bandung
dalam mengikuti proses pembelajaran penjas, khusunya pembelajaran permainan
soccer like games sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek, salah satunya adalah
pengembangan nilai kerjasama yang digunakan. Pembelajaran aktivitas soccer
like games untuk mengembangkan nilai kerjasama dalam permainan sepakbola
yang merujuk pada pengulangan tugas gerak secara terus menerus tanpa
mengaplikasikannya dalam permainan sederhana atau menyerupai permainan
sesungguhnya, maka pembelajaran ini akan membosankan. Hal ini berakibat pada
aspek psikologi siswa yang merasa bosan dan jenuh serta yang pada akhirnya
tidak tercapainya tujuan kerjasama yang baik dalam pembelajaran atau dengan
kata lain asfek afektif kurang optimal. Selain itu juga sebagai akibat dari tidak
terlaksananya permainan sederhana tersebut maka siswa tidak dapat mengetahui
fungsi kerjasama dan peran gerak dasar yang dipelajari dalam permainan aktivitas
soccer like games.
Dari berbagai identifikasi masalah yang di kemukakan di atas maka penulis
mencoba menerapkan pembelajaran aktivitas soccer like games yang bertujuan
untuk memecahkan masalah yang muncul dalam mengembangkan nilai kerjasama
dalam permainan sepakboladi SDN Balekambang I Majalaya, terutama
permasalahan pemahaman kerjasama di dalam permainan, peningkatan
mengikuti proses pembelajaran serta modifikasi peralatan dan perlengkapan
pembelajaran permainan soccer like games.
C. Rumusan Masalah
Dengan bertitik tolak pada latar belakang masalah di atas, maka penulis
merumuskan masalah penelitian ini, yaitu: Apakah pembelajaran aktivitas soccer
like games dapat mengembangkan nilai kerjasama dalam permainan sepakbola
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani dalam bentuk
permainan soccer like games pada siswa kelas V SD Negeri Balekambang I
Majalaya?
D.Pemecahan Masalah
Dalam memecahkan masalah yang ada dalam penelitian ini yaitu, kurangnya
nilai kerjasama siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, maka dapat
dilakukan dengan cara menerapkan pembelajaran aktivitas soccer like games
dalam suatu aktivitas yang akan digunakan dalam proses pembelajaran khususnya
dalam pendidikan jasmani. Dengan cara menerapkan pembelajaran aktivitas
permainan soccer like games, siswa dapat melaksanakan tugas aktivitas yang
diakukan secara kelompok atau tim tanpa ada siswa yang pasif dan dapat
meningkatkan nilai kerjasama siswa dalam proses pembelajaran pendidikan
jasmani pada permainan soccer like games.
E.Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diajukan, maka tujuan penelitian tindakan ini
adalah: Mengetahui apakah pembelajaran aktivitas soccer like games dapat
mengembangkan nilai kerjasama dalam permainan sepakbola pada siswa dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani melalui permainan
F.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara
praktis yakni sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat mendukung teori-teori pendidikan khususnya
teori pedagogi olahraga dan teori-teori pembelajaran.
b. Sebagai bahan bacaan bagi pembaca yang meneliti hal-hal yang ada
relevansinyadengan masalah penelitian ini.
2. Secara Praktis
a. Dapat memberikan masukan yang berarti bagi para guru pendidikan jasmani
di sekolah dasar, yaitu mengembangkan pendekatan bermain menjadi solusi
alternatif yang lebih efektif berkaitan dengan kegiatan pembelajaran
pendidikan jasmani dalam upaya mengembangkan nilai kerjasama dalam
permainan sepakbola pada siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
pendidikanjasmani.
b. Sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya dengan setting dan subjek
penelitian yang lebih luas lagi.
c. Untuk memupuk kebiasaan siswa bertindak aktif dan kreatif
denganmenggunakan pembelajaran aktivitas soccer like games.
d. Penggunaan pendekatan PTK dapat dipakai sebagai alternatif pemecahan
masalah pembelajaran permainan.
G. Batasan Penelitian
Penulis membatasi ruang lingkup penelitiannya agar lebih terarah pada tujuan.
Adapun pembatasan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan di SDN Balekambang I Kecamatan Majalaya Kabupaten
Bandung.
2. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas V yang
berjumlah 34 orang siswa di SDN Balekambang I Kecamatan Majalaya
3. Adapun hal-hal yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah pengembangan
nilai kerjasama dalam permainan sepakbola melalui pembelajaran aktivitas
soccer like games pada siswa kelas V di SDN Balekambang I Kecamatan
Majalaya Kabupaten Bandung.
H.Defiisi Operasional
Untuk mempermudah serta menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang
dipergunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu untuk memberikan dalam
judul penelitian sebagai berikut:
1. Menurut Husdarta (2009:5), “Pengembangan adalah suatu usaha untuk
meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral, sesuai
dengan kebutuhan melalui pendidikan dan latihan”.
2. Pembelajaran. Rombepajung (1988:25), “pemerolehan suatu mata pelajaran
atau pemerolehan suatu keterampilan melalui pelajaran, pengalaman atau pengajaran”.
3. Dalam http://wordpress.Com (Potter, 2005) menjelaskan bahwa “Aktivitas
adalah suatu usaha energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan
kehidupan untuk dapat hidup, aktivitas didefinisikan suatu aksi energik atau
keadaan bergerak, dan semua manusia memerlukan kemampuan untuk bergerak”.
4. Menurut Sucipto dkk (2000:7), “Permainan sepakbola merupakan permainan
beregu, masing-masing regu terdiri dari 11 orang pemain, dan salah satunya
penjaga gawang”.
5. Menurut Bahagia (2007:58), “soccer like games adalah permainan-permainan
yang menyerupai permainan sepakbola.
6.
Dalamhttp://al-bantany-112.blogspot.com/2009/11/kumpulan-teori-kerjasama.htmlmenurut pamudji (1985:12-13) bersama. Kerjasama pada
hakekatnya adalah “mengindikasikan adanya dua pihak atau lebih yang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengembangan nilai
kerjasama dalam permainan sepakbola pada siswa kelas V SD Negeri
Balekambang I Majalaya Kabupaten Bandung dengan menggunakan
pembelajaran aktivitas soccer like games, secara keseluruhan menunjukan hasil
yang lebih baik. Dengan menggunakan pembelajaran aktivitas soccer like games,
merangsang siswa untuk aktif bergerak dan berpikir kritis agar dapat
memecahkan permasalahan yang terdapat dalam pembelajaran aktivitas
sepakbola.
Siswa yang pada awalnya tidak begitu mengerti dan paham mengenai
pengembangan nilai kerjasama dalam permainan sepakbola, dengan menggunakan
pembelajaran aktivitas soccer like games nilai kerjasama dalam permainan
sepakbola siswa semakin meningkat, sehingga dari hasil pengelolaan dan analisa
data dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui melalui pembelajaran
aktivitas soccer like games nilai kerjasama dalam permainan sepakbola pada
siswa kelas V SDN Balekambang I Majalaya Kabupaten Bandung dapat
meningkat.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis kemukakan, ada beberapa hal
yang dapat disampaikan sebagai saran atau masukan yaitu, sebagai berikut:
1. Seharusnya pembelajaran aktivitas soccer like games, disarankan untuk
diterapkan dalam pendidikan jasmani agar dapat menghasilkan nilai kerjasama
yang lebih baik dalam permainan sepakbola.
2. Untuk mencapai hasil yang lebih optimal maka disarankan penelitian
dilanjutkan dengan siklus berikutnya sampai semua siswa dapat meningkatkan
3. Bagi lembaga sekolah dan dinas pendidikan, perlu adanya publikasi dan
pemahaman tentang aktivitas soccer like games dalam proses pembelajaran
penjas.
4. Bagi peneliti, menjadi bertambah wawasan dan pengetahuan tentang
permainan soccer like games dan pengetahuan tentang kerjasama dan
pentingnya penanaman kerjasama.
5. Diharapkan dapat memberikan berbagai dukungan terhadap proses belajar
mengajar dapat terlaksana dengan baik. Karena untuk dapat mencapai
keberhasilan dalam pembelajaran, perlu didukung oleh semua pihak termasuk
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2002). Manajemen Penelitian. Jakarta PT. Rineka Cipta.
Bahagia Y,( 2007) Permainan Invasi.Direktori/ PEND.OLAHRAGA/ FPOK.
Brown, H. Douglas. (2007). Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa (EdisiKelima). USA: Pearson Education, Inc.
Burhanuddin dan Esa Nur Wahyuni.(2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Husdarta, J.S.Hidayat Y. (2009).Psikolog Olahraga. Bandung : CV. Bintang Warliartika
Kosasih, Engkos (1985) Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta. CV Akademika Pressindo.
Kunandar.(2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindopersada.
Lutan, R. (2001).Mengajar Pendidikan Jasmani. Dirjen Olahraga Depdiknas, Jakarta
Mahendra, Agus. (2008). Permainan Anak dan Aktivitas Ritmik. Bandung: FPOK UPI.
Mahendra, Agus (2008). http: // mahendra- peandsportblog. blogspot. com/ 2008/ 09/ pendekatan- pola- gerak- dominan- dalam. html (15 September 2008).
Pringgawidagda, Suwarna. 2002. Strategi Pengguasaan Berbahasa. Yogyakarta: AdicitaKarya Nusa.
P. Sutoto. Dkk. (1993). Pendidikan Permainan Anak dan Aktivitas Ritmik. Jakarta: Depdikbud, Proyek PenataranGuru Penjaskes SD Setara D-II.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia (EdisiKetiga). Jakarta: Balai Pustaka.
Rombepajung.(1988). Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa Asing. Jakarta: Depdikbud Dirjend Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mengpengaruhinya. Jakarta: PT RINEKA CIPTA
Soekatamsi (2001) Permainan Sepakbola. Universitas terbuka. Jakarta
Soemanto, Wasty.(2006).Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sucipto (1999).Sepakbola. Jakarta. Depdikbud. Dikdasmen. Bagian proyek Penataran Guru SLTP Setara DIII Tahun 1999/2000
Sukintaka.(1992). Teori Bermain. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Supandi( 1992) Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Suprijono, Agus. (2009). Coopertative Learning: Teori dan Aplikasi PIKEM. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
Wiraatmaja, Rochiat. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
http://al-bantany-112.blogspot.com/2009/11/kumpulan-teori-kerjasama.html
http://irman-fauzie.blogspot.com/2011/07/olahraga-dalam-membina-nilai-nilai.html
http://penjaskes-pendidikanjasmanikesehatan.blogspot.com/2011/10/dinamika-tim-dan-grup-mata-kuliah.html
http://Wordpress.Com