Muhamad Anjar, 2013
Upaya Pengembangan Gerak Dasar Menendang Melalui
Penerapan Pembelajaran Aktivitas Soccer Like Games
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V di SDN 1 Lembang Kab.Bandung Barat) Sekripsi
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan PGSD Penjas Program Studi S1
Oleh
MUHAMAD ANJAR NIM. 0801476
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
Muhamad Anjar, 2013
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul ” Upaya
Pengembangan Gerak Dasar Menendang Melalui Penerepan
Pembelajaran Aktivitas Soocer Like Game di SDN 1 Lembang Kabupaten Bandung Barat (Studi PTK)“ ini adalah sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain.
Bandung, Maret 2013
Yang membuat pernyataan,
Muhamad Anjar, 2013
UPAYA PENGEMBANGAN GERAK DASAR MENENDANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS SOOCER LIKE GAME DI SDN
1 LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT (Studi Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh : Muhamad Anjar
NIM. 0801476
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I
Drs. Andi Suntoda, M. Pd NIP.1958 0620 1986 01 1002
Pembimbing II
Dr. Nuryadi, M.P.d NIP. 1971 0117 1998 02 1001
Mengetahui
Ketua Program Studi PGSD Pendidikan Jasmani FPOK UPI Bandung
Muhamad Anjar, 2013
ABSTRAK Oleh :
MUHAMAD ANJAR
Penelitian tindakan kelas ini dilatar belakangi oleh permasalahan kurang berkembangnya keterampilan gerak dasar menendang bola pada siswa kelas V SDN I Lembang. Cara pemecahan masalah dalam penelitian ini yaitu dengan menerapkan pembelajaran aktivitas soccer like games dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui bahwa dengan menggunakan modifikasi pembelajaran aktivitas soccer like games dapat mengembangkan keterampilan gerak dasar menendang siswa kelas V SDN I Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas atau classroom action research. Dalam penggunaan metode ini peneliti menggunakan dua siklus dan dalam setiap siklus terdiri dari dua tindakan. Instrumen yang digunakan untuk peningkatan gerak dasar menendang yaitu sikap awal, pelaksanaan, sikap akhir, ketepatan teknik dasar. Sementara itu alat ukur untuk hasil peningkatan keterampilan gerak dasar menendang yaitu lembar observasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan penerapan pembelajaran aktivitas soccer like games dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar menendang baik itu sikap awal, pelaksanaan, sikap akhir, dan ketepatan teknik dasar. Hasil peningkatan tersebut ditunjukan dari peningkatan hasil rata-rata setiap siklusnya. Data awal adalah 5.03 dan siklus 1 adalah 7 sedangkan siklus 2 adalah 8.21 sehingga apabila proses pembelajaran dilaksanakan dengan baik sesuai dengan rencana yang disusun sebelumnya, maka hasilnyapun diduga akan baik dan memuaskan seperti apa yang dilakukan dalam penelitian ini.
Muhamad Anjar, 2013
ABSTRACT by:
Muhamad ANJAR
This action research background by underdevelopment problems basic motor skills kicking a ball in the fifth grade students of SDN I Lembang. Way of solving the problem in this research is to apply the learning activities like soccer games in teaching physical education. The purpose of this study is to know that by using a modification of the learning activities like soccer games to develop basic motor skills kick in the fifth grade students of SDN I district Lembang Lembang West Bandung regency.
The research method used in this study is the method of classroom action research or classroom action research. In using this method the researchers used two cycles and in each cycle consisting of two actions. The instrument used for the improvement of the basic motion of kicking the initial attitude, execution, final gesture, the accuracy of the basic techniques. While it is a measuring device for the resulting increase in basic motor skills kicking the observation sheet.
The results showed that the application of learning activities like soccer thought would be good and satisfying as what was done in this study.
Muhamad Anjar, 2013
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAKSI ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAPTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GRAFIK ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian... 6
E. Kegunaan Penelitian ... 6
Muhamad Anjar, 2013
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Penelitian Tindakan Kelas ... 11
B. Pembelajaran Gerak ... 21
C. Peran Guru Dalam Interaksi Belajar Mengajar Gerak ... 23
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi belajar Gerak ... 25
E. Hakekat Pembelajaran Jasmani ... 30
F. Pembelajaran Menendang Bola/Passing Pendek ... 48
G. Soocer Like Games ... 55
H. Kerangka Berfikir ... 62
I.Hipotesis Tindakan ... 63
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 64
B. Subjek Penelitian ... 65
C. Desain Penelitian ... 66
D. Prosedur Penelitian ... 67
E. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 75
F. Instruman Penelitian ... 79
G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 82
H. Validasi Data ... 85
BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 91
B. Analisis Observasi Awal ... 93
C. Paparan Hasil Penelitian ... 112
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 130
Muhamad Anjar, 2013
BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A.Kesimpulan ... 134 B.Rekomendasi ... 134
DAFTAR PUSTAKA ... 137
Muhamad Anjar, 2013
DAFTAR TABEL
Hal
3.1 Keadaan Siswa ... 76
3.2 Keadaan Guru ... 77
4.1 Data Awal Tes Menendang Bola ke Sasaran ... 92
4.2 Data Awal Pembelajaran Menendang Bola ... 94
4.3 Tabel Keterangan ... 95
4.4 Rentang Skor Penilaian Acuan Norma ... 95
4.5 Proses Pembelajaran Pada Siklus I Tindakan I ... 97
4.6 Data Kemampuan Menendang Bola Pada Peserta Didik ... 100
4.7 Tabel Keterangan ... 101
4.8 Rentang Skor Penilaian Acuan Norma ... 101
4.9 Proses Pembelajaran Pada Siklus I Tindakan II ... 105
4.10 Data Hasil Pembelajaran Menendang Bola Siklus I Tindakan II ... 108
4.11 Tabel Keterangan ... 109
4.12 Rentang Skor Penilaian Acuan Norma ... 109
Muhamad Anjar, 2013
4.14 Proses Pembelajaran Siklus 2 Tindakan 1 ... 114
4.15 Data Hasil Pembelajaran Menendang bola Siklus 2 Tindakan 1 ... 117
4.16 Tabel Keterangan ... 118
4.17 Rentang Skor Penilaian Acuan Norma ... 118
4.18 Proses Kegiatan Pembelajaran ... 121
4.19 Data Hasil Pembelajaran Menendang Bola Siklus 2 ... 124
4.21 Tabel Keterangan ... 125
4.22 Rentang Skor Penilaian Acuan Norma ... 125
4.23 Data Hasil Tes Siklus 2 ... 128
Muhamad Anjar, 2013
DAFTAR GRAFIK
Hal
4.1 Rata-Rata Menendang bola Data Awal, Siklus I dan
Muhamad Anjar, 2013
DAFTAR GAMBAR
Hal
2.1 Emapat Langkah Dalam PTK ... 13
2.2 Bentuk Spiral Terdiri dari beberapa siklus ... 14
2.3 Riset Akasi Model Kemmis dan Mc Taggart ... 15
2.4 Menghentikan Bola dengan Kaki Bagian Dalam ... 41
2.5 Menghentikan Bola dengan Kaki Bagian Luar ... 42
2.6 Menghentikan Bola dengan Punggung Kaki ... 43
2.7 Menghentikan Bola dengan Telapak Kaki ... 43
2.8 Menyundul Bola Sambil berdiri ... 45
2.9 Menggiring Bola dengan Kaki Bagian Dalam ... 46
2.10 Menggiring Bola dengan Kaki Bagian Luar ... 47
2.11 Menggiring Bola dengan Punggung Kaki ... 47
2.12 Tahap Dasar Menendang Bola ... 49
2.13 Tahap Matangg Menendang Bola ... 50
2.14 Menendang dengan Menggunakan Kaki Bagian Dalam ... 53
Muhamad Anjar, 2013
2.16 Menendang dengan Menggunakan Punggung Kaki ... 54
2.17 Menendang dengan Menggunakan Kaki bagian Dalam ... 55
2.18 To Hit The Target Dengan Pantulan Dulu ... 59
2.19 Passing Or Dribling Vs Intercepting ... 60
2.20 Permainan kucing bola dengan satu bola oleh enam orang,satu kucing 61 2.21 Permainan 3 Vs 3 Dengan 1 joker ... 62
3.1 Model Spiral Dari Kemmis Dan Tagart ... 66
Muhamad Anjar, 2013
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan kegiatan formal yang dilakukan di sekolah. Sagala (2008:61) menjelaskan bahwa “Pembelajaran ialah membelajarkan siswa
menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama
keberhasilan pendidikan”.
Menurut Husdarta (2000) Pembelajaran merupakan proses komunikasi
dua arah, yang dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik dan siswa sebagai
peserta didik. Guru berperan tidak hanya menyampaikan informasi kepada siswa
saja, tetapi berperan sebagai fasilitator dan motivator agar siswa terlibat aktif
belajar (learn how to learn). Sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau
murid. Belajar dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat
adanya interaksi antara individu.
Dalam pembelajaran terdapat beberapa komponen penting, salah satunya
adalah guru. Menurut Supandi (1992:8)
2
Muhamad Anjar, 2013
Seorang guru harus bisa mengembangkan individu siswa yang terus
berusaha mengembangkan dirinya seoptimal mungkin melalui berbagai kegiatan
belajar untuk mencapai tujuannya sesuai dengan tahapan perkembangan yang
dijalaninya. Guru merupakan orang dewasa yang karena jabatannya secara formal
selalu mengusahakan terciptanya situasi yang tepat (mengajar) sehingga
memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar (learning experiences) pada
diri siswa, dengan mengarahkan segala sumber (learning resources) dan
menggunakan strategi belajar mengajar (teaching-learning strategis) yang tepat
(appropiate). Sebagai perencana guru harus bisa menetapkan apa yang harus
dilakukan dalam kegiatan proses belajar mengajar sehingga tujuan yang
diharapkan tercapai setelah diadakan kegiatan belajar mengajar.
Pembelajaran di sekolah dasar khususnya pendidikan jasmani diperlukan
perhatian dan kesabaran karena pembelajaran yang efektif dan efisien diperlukan
pengorbanan, ini merupakan sikap dasar dari pembelajaran. Guru yang baik
harus bisa mengetahui seberapa jauh hasil yang harus dicapai siswa sehingga
keberhasilan siswa dapat didemonstrasikan dalam bentuk perilaku belajar seperti
diantaranya nilai tes menunjukkan tingkat pencapaian yang tinggi. Namun dalam
pembelajaran sering ditemui kendala yang sangat berarti, baik yang berhubungan
dengan guru maupun siswa. Sehingga apabila kendala tersebut tidak segera diatasi
akan menimbulkan dampak yang sangat buruk, misalnya dikarenakan materi
3
Muhamad Anjar, 2013
materi pembelajaran tersebut yang pada akhirnya pembelajaran hasilnya tidak
sesuai apa yang diharapkan.
Seperti dikatakan oleh guru penjas SDN 1 Lembang, bahwa dalam
pembelajaran permainan sepak bola, siswa-siswa banyak mengalami kesulitan
khususnya dalam pembelajaran menendang bola, dimana hanya 58 % siswa yang
mengalami tuntas dalam pembelajaran, dikarenakan pembelajaran menendang
bola di anggap mudah, padahal dalam prakteknya pembelajaran menendang cukup
sulit dan mudah merasa bosan, selain itu jumlah bola yang digunakan tidak sesuai
dengan banyaknya siswa, sehingga siswa banyak menunggu giliran tugas
geraknya, selain itu juga siswa tidak dibawa pada proses pembelajaran gerak pada
permainan yang sesungguhnya, maka siswa perlu diberikan Pembelajaran Aktif,
Inovatif Kreatif dan Menyenangkan (PAIKEM). Sedangkan menurut Moh. User
Usman dkk ( 1993:8) menjelaskan bahwa “tingkat keberhasilan dapat dikatakan
tuntas apabila siswa menguasai bahan pelajaran yang diajarkan lebih dari 75%.”
dan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh guru mata pelajaran
penjas di SDN I Lembang adalah 70.
Aktivitas permainan diberikan kepada siswa yang ikut membantu
pencapaian tujuan pendidikan seperti meningkatkan hubungan akrab dengan guru,
meningkatkan rasa kemauan siswa untuk mengikuti pembelajaran, terciptanya
suasana kondusif dalam pelaksanaan pendidikan serta memenuhi kebutuhan
dalam pertumbuhan dan perkembangan siswa ke arah yang sempurna.
Mengacu pada uraian latar belakang dan permasalahan yang dihadapi oleh
4
Muhamad Anjar, 2013
mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK) seperti yang disebutkan pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar kelas V (Lima) semester satu Nomor 1 dan 1.2
yaitu :
“Mempraktikkan berbagai variasi gerak dasar ke dalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya dan mempraktikkan variasi gerak dasar salah satu permainan dan olahraga bola besar, serta nilai kerja sama, sportivitas, dan kejujuran”.
Berdasarkan kutipan di atas, gerak dasar yang dimaksud yaitu gerak dasar
atau keterampilan gerak dasar menendang dalam bermain sepakbola dengan fokus
penelitian, “Upaya Pengembangan Gerak Dasar Menendang Melalui Penerapan
Pembelajaran Aktifitas Soccer Like Game di SDN I Lembang Kabupaten Bandung Barat.”
B. Identifikasi Masalah
Dalam pembelajaran sepakbola khususnya menendang memiliki tujuan
untuk peningkatan kualitas gerak tubuh. Begitu pula dalam pembelajaran
menendang yang dilakukan di SDN 1 lembangpun mempunyai tujuan yang sama,
yaitu agar siswa dapat meningkatkan kualitas gerak tubuhnya. Untuk
meningkatkan kualitas gerak tubuh siswa, seorang guru harus memberikan
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Apabila siswa merasa senang
dalam melakukan aktifitas geraknya maka tujuan pembelajaranpun akan mudah
dicapai sehingga diharapkan dalam aktifitas gerak tersebut siswa dapat
5
Muhamad Anjar, 2013
berdasarkan keterampilan yang dimilikinya, agar di kemudian hari siswa dapat
mengubah taraf hidupnya berdasarkan keahlian yang dimilikinya. Namun harapan
tersebut di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kemampuan dan kemauan siswa
dalam mengikuti pembelajaran, media pembelajaran yang menunjang dan
kemampuan guru dalam mensiasati suatu pembelajaran. Faktor-faktor tersebut
sangat berkesinambungan dalam proses belajar mengajar, faktor-faktor tersebut
seringkali menjadi masalah untuk menciptakan suatu pembelajaran yang
berkualitas, sehingga apabila proses pembelajaran tersebut berkualitas dalam arti
efektif dan menyenangkan, maka pembelajaran tersebut akan memberikan hasil
yang maksimal. Kondisi pembelajaran tersebut terjadi di SDN 1 Lembang dan
sekaligus menjadi masalah-masalah yaitu sebagai berikut :
1. Kemampuan siswa dalam teknik dasar menendang masih rendah.
2. Pembelajaran menendang dianggap mudah oleh siswa, yang sebetulnya
dalam praktiknya cukup sulit.
3. Pembelajaran menendang terkesan monoton, sehingga siswa cepat jenuh
dalam mengikuti pembelajaran.
4. Metode/ strategi/ gaya/ pendekatan yang tidak sesuai.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah penulis
tuangkan kedalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :
Apakah penerapan aktivitas soccer like game dapat mengembangkan gerak dasar
6
Muhamad Anjar, 2013
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Tujuan Umum
Secara eksplisit penelitian ini untuk mengembangkan modifikasi
pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran gerak dasar menendang
melalui pembelajaran soccer like games siswa kelas V di SDN 1 Lembang
Kabupaten Bandung Barat.
b. Tujuan Khusus
Mengetahui bagaimana peningkatan pembelajaran keterampilan gerak
dasar menendang siswa di SDN 1 Lembang Kabupaten Bandung Barat.
D. Kegunaan Penelitian
Penulis merasa yakin bahwa masalah di atas penting untuk diteliti
terutama ditinjau dari segi kegunaanya yang akan berpengaruh pada
pengembangan pembelajaran keterampilan gerak dasar menendang. Maka
manfaat penelitian yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. Kegunaan Teoritis :
a. Penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis untuk mengetahui manfaat
pengembangan pembelajaran keterampilan gerak dasar menendang.
b. Sebagai bahan bacaan bagi pembaca yang meneliti hal-hal yang ada
7
Muhamad Anjar, 2013
2. Kegunaan Praktis
a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru penjas dalam
menyusun rencana pembelajaran untuk mengembangkan pembelajaran
keterampilan gerak dasar menendang.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran untuk
mengembangkan pembelajaran keterampilan gerak dasar menendang.
c. Penggunaan pendekatan PTK dapat dipakai sebagai alternatif pemecahan
masalah pengembangan pembelajaran keterampilan gerak dasar menendang.
F. Definisi Operasional
Untuk mempermudah serta menghindari salah penafsiran terhadap istilah
yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu untuk memberikan
definisi dalam judul penelitian sebagai berikut :
1. Upaya, menurut Poerwadarminto (1984 : 1132) yaitu “Usaha (syarat) untuk menyampaikan sesuatu maksud”.
2. Pengembangan,menurut Poerwadarminto (1984 : 358) artinya proses cara atau
perbuatan mengembangkan.
3. Gerak Dasar, Menurut Sugiyanto (1991 : 13), Kemampuan gerak dasar
adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara efektif dan efisien.
Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas koordinasi dan
control tubuh dalam melakukan gerak. Keterampilan gerak diperoleh
melalui proses belajar yaitu dengan cara memahami gerakan dan
malakukan gerakan berulang-ulang dengan kesadaran fikir akan benar
8
Muhamad Anjar, 2013
4. Pembelajaran, menurut Sagala (2008 : 61) “Pembelajaran ialah membelajarkan
siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.”
5. Aktivitas, menurut Poerwadarminto (1984:23) Aktivitas
kegiatan,keaktifan,kesibukan atau ukuran untuk menyatakan tingkat kegiatan.
6. Soccer like games, menurut Bahagia Y ( :58) adalah permainan-permainan yang menyerupai permainan sepakbola. Menyerupai artinya cara memainkan
serta gerak yang dilakukannya sama seperti pada gerakan pemainan sepak bola,
pembedanya hanya terletak pada pendekatan permainan serta bentuk-bentuk
pemelajaran, serta aturan dan perlengkapan yang dapat dimodifikasi
seluas-luasnya demi kepentingan keterlibatan paserta didik dalam aktivitas
Muhamad Anjar, 2013
BAB III
METODE PENELITI A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas. Karena
permasalahan dalam penelitian ini bertujuan bagaimana meningkatan
pembelajaran keterampilan gerak dasar menendang siswa.
Berbekal dari keinginan memperbaiki pembelajaran penjas pada peningkatan
pembelajaran keterampilan gerak dasar menendang bola, penulis mempersiapkan
diri tentang apa itu penelitian tindakan kelas, latar belakang, karakter dan prosedur
yang harus ditempuh. Berdasarkan pendapat Kemmis dalam Rochiati
Wiriaatmaja (2005:12) dijelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah :
„Sebuah inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan kedilan dari : a) Kegiatan praktek social atau pendidikan mereka b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, c). situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini‟.
Sedangkan menurut Ebbutt (1985) Hopkins, (1993) dalam Wiraatmadja (2005:12
mengemukakan ;
„Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistimatik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dalam melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut‟.
Sedangkan Elliott (1991) dalam Rochiati Wiriaatmaja (2005:12) „Melihat
Muhamad Anjar, 2013
65
memungkinkan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut‟. Jadi
secara ringkas dari pernyataan-pernyataan di atas adalah penelitian tindakan kelas
adalah bagaimana guru mengorganisasi praktek pembelajarannya, dan belajar dari
pengalaman mereka sendiri.
Mereka mencobakan suatu gagasan perbaikan dan melihat pengaruh nyata
dari upaya itu. Penelitian ini mengacu pada siklus kegiatan yang dikembangkan
model spiral Kemmis dan Tagart yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Kemudian apabila melihat perkembangnya, penelitian tindakan kelas
bermula dari penelitian tindakan yang pertama kali dipakai oleh Kurt Lewin pada
tahun 1940-an yang pada awalnya diterapkan untuk bidang sosial dan ekonomi,
namun oleh Stephen Corey (1952-1953) penelitian ini dipakai untuk pertama
kalinya pada bidang pendidikan. Selanjutnya pada tahun 1975 Lawrence
Stenhouse memperkenalkan istilah “the teacher as researcher” atau guru sebagai
peneliti, bersamaan dengan munculnya istilah tersebut dalam tahun yang sama
dalam proyek yang dinamakan Ford Teaching Project yang dipimpin oleh Elliot
dan Clem Adelman merekrut 40 guru sekolah dasar dan menengah yang
dilibatkan dalam penelitian untuk menelaah praktek kelasnya masing-masing
dengan penelitian tindakan dan pada akhirnya muncul istilah-istilah guru peneliti
dan penelitian kelas oleh guru karena penelitian untuk perbaikan itu dilakukan di
ruang kelas. Namun kemudian Hopkins memakai istilah Classroom Research in
Action atau Classroom Action Research untuk mengingatkan penelitian yang
dilakukan oleh para peneliti pendidikan dengan menjadikan guru dan siswa
Muhamad Anjar, 2013
66
tindakan kelas, menurut Wiriaatmaja dan Wahab dalam Suherman (2004:3)
menyatakan bahwa karakteristik penelitian tindakan kelas yaitu, “ Memperbaiki
proses pembelajaran dari dalam. Kolaboratif dan Partisifatif, menyelesaikan masalah, meningkatkan kinerja mekanisme diri dari dalam”.
Kemudian penelitian ini mengacu kepada penelitian tindakan kelas model
Kemmis dan Taggart seperti dijelaskan dalam Kasbolah (1999:14) mengatakan :
‟Penelitian tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis di mana ke empat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi‟.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri
melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses
pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.
B. Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN I Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat, pada kelas V dengan jumlah siswa 32 orang, terdiri dari 18
orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Secara umum bila ditinjau
dari sosial budaya dan ekonomi masyarakat peserta didik tergolong cukup
perhatiannya terhadap pendidikan dan ini salah satu pendorong terhadap
peningkatan kualitas pendidikan di SDN I Lembang, walaupun hal tersebut bukan
Muhamad Anjar, 2013
67
SIKLUS II
Observasi
Pelaksanaan Refleksi
Perencanaan
lainnya seperti sarana prasarana, sumber daya manusia dan pelaksanaan
kurikulum.
C. Desain Penelitian
Pada dasarnya desain penelitian terdiri dari empat komponen yaitu rencana,
tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Adapun alur tindakan dapat dilihat
pada gambar berikut :
?
Gambar 3.1
Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (1998 SIKLUS I
Observasi
Pelaksanaan Refleksi
Muhamad Anjar, 2013
68
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang sudah
didesain dalam faktor yang diselidiki. Untuk melihat kemampuan awal, siswa
diberikan latihan dengan petunjuk dari guru setelah itu diadakan tes menendang
bola, hal tersebut sebagai bahan evaluasi. Sedangkan observasi awal dilakukan
untuk mengetahui tindakan yang tepat yang akan diberikan dalam rangka
meningkatkan hasil pembelajaran menendang bola.
Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa
tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan hasil pembelajaran adalah
dengan menggunakan bola yang lembut supaya siswa merasa senang dalam
mengikuti pembelajaran dan jauh dari perasaan takut untuk menendang bola. Dari
refleksi awal yang digunakan sebagai tolok ukur, maka dilaksanakanlah PTK
(Penelitaian Tindakan Kelas) sebagai prosedur sebagai berikut :
I. Tahap Perencanaan (Planning)
Dalam perencanaan tahapan yang dilaksanakan adalah :
a.Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
b.Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas/di
lapangan.
c.Membuat lembaran pengamatan untuk kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan
guru dan siswa mulai dari pendahuluan, inti, dan penutup. Setiap bagian demi
bagian di observasi meliputi kelebihan atau kelemahan-kelemahan siswa dan
Muhamad Anjar, 2013
69
d.Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai
proses dan hasil tindakan.
II. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)
Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang
aktual. Pada saat bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi
dan interprestasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi. Pada tahap ini kegiatan
yang akan dilaksanakan berdasarkan perencanaan tindakan yang telah ditetapkan,
yaitu melaksanakan pembelajaran sesuai rencana pembelajaran yang telah dibuat.
fokusnya adalah upaya mengembangkan kemampuan siswa khususnya
pembelajaran menendang bola. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini
sebagai berikut :
a. Siklus I Tindakan I Langkah-langkah
1). Kegiatan Pendahuluan ( 25 menit) Berdoa
Berbaris sesuai dengan kelompoknya dilanjutkan dengan absensi
Siswa melakukan pemanasan untuk mempersiapkan diri sebelum aktivitas selanjutnya melalui permainan-permainan.
2). Kegiatan Inti ( 85 menit )
Waktu Kompetensi Formasi
10 Menit 1. KOGNITIF
Siswa menjelaskan cara
menendang bola dengan salah
satu bagian kaki.
Muhamad Anjar, 2013
70
65 Menit
10 Menit
Siswa menjelaskan bagaimana perkenaan kaki pada bola saat
menendang.
2. MOTORIK
Menendang bola berpasangan secara bergantian
Menendang bola berpasangan dengan jarak yang ditentukan
guru
Menendang bola dengan
memantulkan ke tembok dan di
arahkan ke target.
Bertanggung jawab terhadap suatu yang telah dilakukan.
3). Kegiatan Penutup ( 25 menit)
Siswa dikumpulkan, mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang telah dilakukan.
Koreksi gerakan secara global dan tanya jawab. Refleksi
4). Tindak lanjut ( 5 menit)
Muhamad Anjar, 2013
71
b. Siklus I Tindakan II
Langkah-langkah
1). Kegiatan Pendahuluan ( 25 menit) Berdoa
Berbaris sesuai dengan kelompoknya dilanjutkan dengan absensi
Siswa melakukan pemanasan untuk mempersiapkan diri sebelum aktivitas selanjutnya melalui permainan-permainan.
2). Kegiatan Inti ( 85 menit )
Waktu Kompetensi Formasi
10 Menit
65 Menit
10 Menit
1. KOGNITIF
Siswa menjelaskan cara
menendang bola dengan salah
satu bagian kaki.
Siswa menjelaskan pergerakan
menendang bola secara
bergantian.
Siswa menjelaskan bagaimana permainan kucing bola.
2. MOTORIK
Menendang bola berpasangan secara bergantian.
Menendang bola secara
bergantian dengan satu
kelompok tiga orang.
Melakukan permainan kucing bola dengan satu kucing dan
empat yang memainkan bola.
3. AFEKTIF
Disiplin dalam melakukan
setiap tugas yang diberikan. Percaya diri dalam melakukan
Muhamad Anjar, 2013
72
Bertanggung jawab terhadap suatu yang telah dilakukan.
3). Kegiatan Penutup ( 25 menit)
Siswa dikumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang telah dilakukan.
Koreksi gerakan secara global dan tanya jawab. Refleksi
4). Tindak lanjut ( 5 menit)
Anak-anak disuruh berlatih diluar jam pelajaran supaya meningkat keterampilan menendang bolanya.
c. Siklus II Tindakan I Langkah-langkah
1). Kegiatan Pendahuluan ( 25 menit) Berdoa
Berbaris sesuai dengan kelompoknya dilanjutkan dengan absensi
Siswa melakukan pemanasan untuk mempersiapkan diri sebelum aktivitas selanjutnya melalui permainan-permainan.
2). Kegiatan Inti ( 85 menit )
Waktu Kompetensi Formasi
10 Menit
65 Menit
1. KOGNITIF
Siswa menjelaskan cara
menendang bola dengan
pergerakan maju mundur. Siswa menjelaskan pergerakan
menendang bola saling silang
atau zig-zag.
Siswa menjelaskan bagaimana permainan 3 VS 1.
Muhamad Anjar, 2013
73
10 Menit
Menendang bola berpasangan
dengan pergerakan maju
mundur.
Menendang bola secara
bergantian dengan vareasi
pergerakan saling silang atau
zig-zag satu kelompok tiga Percaya diri dalam melakukan
tugas yang diberikan.
Bertanggung jawab terhadap suatu yang telah dilakukan.
3). Kegiatan Penutup ( 15 menit)
Siswa dikumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang telah dilakukan.
Koreksi gerakan secara global dan tanya jawab. Refleksi
4). Tindak lanjut ( 5 menit)
Muhamad Anjar, 2013
74
d. Siklus II Tindakan 2
Langkah-langkah
1). Kegiatan Pendahuluan ( 25 menit) Berdoa
Berbaris sesuai dengan kelompoknya dilanjutkan dengan absensi
Siswa melakukan pemanasan untuk mempersiapkan diri sebelum aktivitas selanjutnya melalui permainan-permainan.
2). Kegiatan Inti ( 85 menit )
Waktu Kompetensi Formasi
10 Menit Siswa menjelaskan pergerakan
variasi menendang bola dengan
formasi segi empat.
Siswa menjelaskan bagaimana permainan kucing bola 1 orang
bergantian dengan vareasi
pergerakan formasi segi empat. Melakukan permainan kucing bola dengan 1 kucing dan 5
yang memainkan bola.
4.AFEKTIF
Disiplin dalam melakukan
Muhamad Anjar, 2013
75
Percaya diri dalam melakukan tugas yang diberikan.
Bertanggung jawab terhadap suatu yang telah dilakukan.
Konfirmasi
Umpan balik antara peserta didik dan guru melalui pemberian pertanyaan-pertanyaan
Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian angket 3). Kegiatan Penutup ( 15 menit)
Siswa dikumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang telah dilakukan.
Koreksi gerakan secara global dan tanya jawab. Refleksi
4). Tindak lanjut ( 5 menit)
Anak-anak disuruh berlatih diluar jam pelajaran supaya meningkat keterampilan menendang.
III.Tahap Observasi
Selama melaksanakan tindakan pembelajaran, guru sebagai peneliti dibantu
mitra peneliti bertindak sebagai observer, untuk mencatat segala temuan dalam
pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan fokus penelitian.
IV.Tahap Analisis dan Refleksi (Reflection)
Guru sebagai peneliti dan praktisi dibantu mitra peneliti melakukan analisis
dan refleksi hasil tindakan pembelajaran. Untuk keperluan analisis, dilakukan
dengan memeriksa lembaran-lembaran pengamatan tentang catatan data temuan di
Muhamad Anjar, 2013
76
hasil tersebut maka dijadikan bahan rekomendasi untuk bahan perencanaan siklus
selanjutnya bila hasil dari kegiatan siklus yang telah dilakukan kurang
memuaskan.
5. Re Planning (Perencanaan Ulang)
Berdasarkan hasil observasi mengenai KBM di mana meliputi penampilan
guru dan siswa, maka dari data-data yang telah dikumpulkan dianalisis
bersama-sama dengan mitra peneliti untuk mencari keabsahan data sehingga dapat jadikan
refleksi untuk kegiatan selanjutnya . Re planning dalam penelitian ini adalah :
a. Membuat perbaikan skenerio pembelajaran.
b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan.
c. Mempersiapkam instrumen untuk merekam dan menganalisa data mengenai
proses dan hasil tindakan.
E. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan di SDN I Lembang Kecamatan
Lembang Kabupaten Bandung Barat. Penentuan lokasi ini diharapkan memberi
kemudahan khususnya menyangkut pengenalan lingkungan yang berhubungan
dengan anak didik sebagai subjek penelitian atau menyangkut personel yang akan
membantu dalam kelancaran kegiatan ini.
Mengingat dalam penelitian tindakan kelas ini perlu dibantu oleh mitra
peneliti, penulis menentukan guru penjas Deni S.Pd dan guru kelas V adalah
Muhamad Anjar, 2013
77
kegiatan penelitian ini mulai perencanaan, tindakan, observasi serta refleksi.
Perlu diketahui dimana kondisi sekolah bisa dilihat dari unsur berikut :
a.Keadaan Siswa
Jumlah siswa di SDN I Lembang adalah 395 orang. Dari jumlah yang begitu
banyak merupakan suatu kekuatan, tantangan, maupun peluang untuk
meningkatkan pembelajaran penjas orkes yang lebih bermakna.
Dari jumlah siswa yang cukup banyak ini, bila tidak bisa mengelolanya maka
merupakan suatu kendala dalam peningkatan hasil pembelajaran, sehingga
memerlukan usaha yang lebih keras dari semua unsur seperti kepala sekolah, guru,
siswa serta komite sekolah dan orang tua siswa. Di mana jumlah siswa kalau
dirinci sebagai berikut :
Tabel 3.1 Keadaan Siswa
Kelas L P Jumlah
1 27 23 50
2 33 30 63
3 41 43 84
4 33 34 67
5 35 34 69
6 38 24 62
Muhamad Anjar, 2013
NIP. 195607101977111001 Ambon, 10-07-1956 Kepala Sekolah 2 Teti Hidayati, A.Ma.Pd.
NIP. 130564067 Bdg, 02-02-1955 Guru kelas IV-A 3 Supriati, A.Ma.Pd.
NIP. 130564126 Bdg, 03-08-1952 Guru kelas II-B 4 Lucia Ribawanti, S.Pd.
NIP. 131017067 Bdg, 04-02-1959 Guru kelas VI-B 5 Bambang Supartono, S.Pd.
NIP. 130953025 Bdg, 08-08-1960 Guru kelas III A 6 Ela Latifah, A.Ma.Pd.
NIP. 130952517 Grt, 22-12-1960 Guru kelas I-A 7 Eha, S.Pd.
NIP. 131165505 Bdg, 20-12-1961 Guru kelas I-B 8 Nani Kartika, S.Pd.
NIP. 131165259 Bdg, 03-03-1962 Guru kelas VI-A 9 Tuti Herawati, A.Ma.Pd.
NIP. 131311512 Smd, 10-07-1964 Guru kelas V-B 10 Yuswandi, S.Ag.
NIP. 131364179 Bgr, 25-03-1963
Guru PAI kelas I-VIA
11 N.Tati hartati, S.Pd.
NIP. 131316484 Tsk, 02-10-1962
Guru penjas kelas IB -VI B 12 Dede Sukandar,S.Pd.
NIP. 131507918 Cms, 11-04-1963 Guru kelas V-A 13 Imas Masripah S.Pd.I
NIP. 150312371 Grt, 16-05-1967
Guru PAI kelas I-VI B 14 Siti Sumiati, S.Pd.
NIP. 132239427 Bdg, 08-04-1973 Guru kelas II-A 15 Dodo Sugiono
NIP. 131726202 Bdg, 20-06-1966 Penjaga
16 Deni S.Pd. Bdg, 12-08-1988 Guru Penjas I A–VI A
17 Eulis karmini Bdg, 23-03-1979 Guru kelas III-B 18 Ade Ika Rosita, S.Pd. Sbg, 30-11-1986 Guru Bahasa Inggris
Kelas I-VI A
19 Anita Novita Sari, a.Ma. Cjr, 12-02-1986 Guru Bahasa Inggris Kelas I-VI B
20 Okhta Hardi Prawira Bdg, 30-10-1990 TU
Muhamad Anjar, 2013
79
Dari jumlah guru yang ada yaitu 18 orang, maka rasio jumlah murid dan guru
adalah seorang guru memegang atau mendidik 22 orang anak, merupakan
tantangan yang berarti sehingga memerlukan kerja keras dari semua komponen
yang berkepentingan seperti kepala sekolah, guru, orang tua, dan komite sekolah.
c.Lingkungan Belajar
SDN I Lembang berada di pusat ibu kota Kecamatan Lembang, sebagaian
besar mata pencaharian orang tua siswa adalah pedagang atau berwiraswasta
karena letak SDN 1 lembang yang berada di sekitar pusat pembelanjaan yaitu
pasar raya panorama lembang. Walaupun sebagian besar perekonomian
masyarakat pedagang, perhatian terhadap pendidikan pun mulai lebih baik,
dengan indikator sebagai berikut:
1.Semua anak mempunyai pakaian olahraga.
2.Seragam merah putih pun yang dipakai anak-anak sebagaian besar masih baik.
3. Apabila ada kegiatan-kegiatan yang memerlukan pembiayaan, anak-anak
sangat berminat seperti kegiatan berenang, kemping, studi tour.
4.Bila mengadakan les dan dipungut biaya seikhlasnya oleh guru kelas,
anak-anak banyak yang mengikuti kegiatan tersebut.
5.Kegiatan tabungan anak-anak sangat baik.
Dari indikator tersebut, maka ini merupakan suatu kekuatan dan peluang
Muhamad Anjar, 2013
80
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan sesuai dengan waktu pelajaran Penjas berlangsung yaitu
hari Kamis mulai pukul 7.30 sampai 10.00 WIB, kegiatan dipusatkan di halaman
sekolah dan di lapangan sepakbola Guruminda Desa lembang Kecamatan
Lembang khususnya dalam pelaksanaan. Sedangkan waktu cadangan seandainya
hari tersebut ada halangan seperti hari libur atau hujan lebat maka kegiatan
dipindahkan ke hari Sabtu karena hari tersebut merupakan hari yang biasa diisi
dengan kegiatan pramuka jadi masih ada waktu kosong yang bisa diisi dengan
kegiatan ini.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah :
1.Observasi
Observasi yang dilaksanakan oleh penulis sebagai guru dan peneliti untuk
mengetahui segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran di
kelas V SDN I Lembang. Alat yang digunakan adalah lembaran observasi tentang
aktivitas siswa dan guru. Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat kegiatan
pembelajaran, untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran serta
evaluasi hasil pembelajaran, serta faktor-faktor penunjang dan penghambat
pelaksanaan pembelajaran. Menurut Marshall dalam Sugiyono (2005:64)
menyatakan bahwa “ Through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar
Muhamad Anjar, 2013
81
popper dalam Wiriaatmadja (2002:104) observasi adalah „Tindakan yang merupakan penafsiran dari teori‟.
2. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan berguna
sebagai alat perantara, yaitu apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan
diraba dengan catatan sebenarnya. Proses pelaksanaan dilakukan setiap selesai
mengadakan penelitian. Hal ini selaras dengan pendapat Bogdan dan Biklen dalam Maleong (2005:209) bahwa, „Catatan lapangan adalah catatan tertulis
tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif‟.
3. Kamera Foto
Kamera foto yang digunakan untuk merekam kejadian selama pelaksanaan
pembelajaran, juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang apa yang
terjadi dalam masalah penelitian. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Maleong (2005:160) bahwa „Ada dua katagori foto yang dapat dimanfaatkan dalam
Muhamad Anjar, 2013
82
6. Hasil tes menendang bola
a. Menendang ke sasaran
Dalam penelitian ini yang menjadi alat ukur peningkatan hasil pembelajaran
menendang bola adalah tes keterampilan sepakbola dari Dr Norbert Rogalski dan
Dr. Ernest G. Degel dalam Sukatamsi ( 2001:6.18) :
„Pelaksanaan tes adalah sebagai berikut pemain berdiri pada jarak 10 meter di depan gawang modifikasi yang lebarnya 1 meter. Bola diam terletak di tanah, dengan ancang-ancang bola ditendang dengan kaki bagian dalam ke arah sasaran gawang. Bola harus masuk ke dalam sasaran gawang, Kesempatan menendang bola ke arah sasaran gawang 5 kali dengan kaki kanan, 5 kali dengan
kaki kiri. Peningkatan prestasi adalah jumlah bola yang sah masuk ke dalam sasaran‟ .
Gambar 3.2 Tes Menendang Sukatamsi (2001:6.19)
Cara pengetesannya adalah setelah pembelajaran selesai dari tiap-tiap siklus.
Sehingga dapat memberikan gambaran status kenaikan hasil belajar
masing-masing siswa.
Aspek-aspek penilaian tes menendang ini berdasarkan Iwan sudjarwo (2007 :
18) yaitu :
Muhamad Anjar, 2013
83
fokus perhatian pada bola) Pelaksanaan (Tubuh berada di atas bola, ayunkan kaki yang akan menendang ke depan Kedua tangan terbuka, jaga kaki agar tetap lurus, tendang salah satu bagian bola dengan salah satu bagian kaki ) Sikap Akhir ( Pindahkan berat badan ke depan, kaki tetap lurus dan di ayun ke depan, salah satu tangan berada di atas, gerakan akhir berlangsung dengan mulus )
b. Observasi kemampuan menendang bola
Aspek yang diobservasi adalah sikap awal, pelaksanaan, sikap akhir dan
ketepatan teknik dasar
G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data
a. Data dan Cara pengambilannya
a) Sumber Data : yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa dan
guru.
b) Jenis Data : Jenis data yang didapat adalah data kualitatif yang terdiri dari :
1. Hasil belajar
2. Rencana pembelajaran
3. Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
4. Catatan lapangan
c) Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes menendang bola kepada
siswa.
d) Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan diambil
dengan menggunakan lembaran observasi.
e) Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas/di
Muhamad Anjar, 2013
84
f) Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat
dari rencana pembelajaran dan lembar observasi.
2. Analisa Data
Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal penelitian,
pada setiap aspek kegiatan penelitian. Peneliti juga dapat langsung menganalisis
apa yang diamati, situasi dan suasana kelas/lapangan, hubungan guru dengan anak
didik dan anak didik dengan teman yang lainnya. Analisis menurut Nasution
dalam Sugiyono (2005:88) menyatakan bahwa :
„Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras, analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencarai sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda‟.
Lebih lanjut analisis data menurut Patton dalam Moleong (2005:280)
dikemukakan bahwa :
„Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, katagori, dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian‟.
Hal ini berarti bahwa peneliti akan melakukan analisis data sejak tahap
orientasi lapangan. Ini selaras dengan pendapat Miles dan Huberman (dalam
Wiriaatmaja, (2005:139) yang menyatakan “...the ideal model for data
collection and analysis is one interweaves them from the beginning” yang artinya
Muhamad Anjar, 2013
85
berlangsung sejak awal. Pada tahap ini data ditelaah, direnungkan, dimaknai, dan
diberi penjelasan supaya data yang telah didapat dicek untuk menentukan
keabsahan data tersebut. Dalam penelitian ini pengecekan keabsahan data
menggunakan ketekunan pengamatan. Data yang terjaring lewat observasi di
tringulasi kepada guru dan siswa. Ini dilakukan setelah selesai pembelajaran. Hal
ini selaras dengan pernyataan Moleong, (2005:175) yang menyatakan “Pengecekan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa teknik, misalnya ketekunan pengamatan, perpanjangan
keikutsertaan, tringulasi dan pengecekan teman sejawat”. Analisis data dilakukan
melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi
data adalah proses penyederhanan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan
dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan data
adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan
naratif, repsentasi grafik dan sebagainya. Sedangkan penyimpulan adalah proses
pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisasikan dalam bentuk
penyetaraan kalimat atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung arti
luas.
H. Validasi data
Untuk menetapkan keabsahan (trust worthiness) data diperlukan tehnik pemeriksaan, “ ada empat kriteria yang digunakan untuk menetapkan keabsahan
data, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability),
kebergantungan (defendability), dan kepastian (confirmability)”. (Moleong, 2002 :
Muhamad Anjar, 2013
86
Selanjutnya Moleong (2002 : 175) menyatakan,”Pengecekan keabsahan data
dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa tehnik, yaitu : triangulasi, pengecekan keanggotaan/member cek dan audit trail”.
Dalam penelitian ini ini, peneliti menggunakan dua tehnik triangulasi yaitu
triangulasi metode dan penyidik.
Triangulasi metode dilakukan untuk data hasil observasi yang
ditriangulasikan kepada guru dan murid melalui wawancara yang dilakukan
setelah pembelajaran, sedangkan masalah yang disampaikan pada waktu
pengamatan sedang berlangsung. Triangulasi penyidik dilakukan setelah
pembelajaran sekaligus bahan diskusi refleksi.
Dalam penelitian ini cara yang dilakukan untuk mengecek keabsahan data,
yaitu menggunakan (a) triangulasi, (b) member cek dan , (c) audit trail. Penjelasan
ke tiga cara tersebut adalah sebagai berikut :
a. Triangulasi
Digunakan untuk membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda untuk
melihat hubungan antar berbagai data hasil pembelajaran agar dapat mencegah
kesalahan dalam analisis data. Kegiatan triangulasi dalam penelitian ini
dilakukan melalui refleksi guru sebagai praktisi dan mengkonfirmasikan
dengan teman sejawat atau mitra peneliti lainnya dan siswa.
b. Member cek
Dilakukan untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data temuan penelitian
Muhamad Anjar, 2013
87
seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti dikonfirmasikan kepada
guru dan siswa melalui kegiatan refleksi pada setiap akhir kegiatan
pembelajaran melalui diskusi balikan.
c. Audit Trail
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengecek hasil penelitian
beserta prosedur dan metode pengumpulan data dengan menginformasikan
adanya bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan dicek keabsahannya
terhadap sumber data dari hasil pertama. Hal ini dilakukan peneliti dengan
cara mendiskusikan kebenaran data beserta prosedur pengumpulan data
Muhamad Anjar, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan
Dengan keterbatasan sarana olahraga menjadi kendala dalam proses kegiatan
belajar mengajar yang kurang maksimal mengakibatkan peserta didik jenuh
menerima materi pembelajaran pendidikan jasmani. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan penulis tentang Upaya Pengembangan Gerak Dasar Menendang
Melalui Penerapan Pembelajaran Aktifitas Soccer Like Game di SDN I Lembang
Kabupaten Bandung Barat. keterampilan gerak dasar menendang dalam
permainan sepakbola peserta didik mengalami perubahan yang meningkat, hal ini
terlihat pada hasil tes menendang.
Hasil tes tersebut diantaranya pada data awal didapatkan rata-rata
kemampuan siswa adalah 5.03, sedangkan hasil siklus I mendapat rata-rata 7,
Sementara untuk hasil siklus II mendapat rata-rata 8.21. Setelah peneliti
melakukan penelitian di SDN I Lembang Kabupaten Bandung Barat menggunakan
Pembelajaran Aktifitas Soccer Like Game, gerak dasar menendang dalam permainan
sepakbola mengalami perubahan yang meningkat, diantaranya sebagai berikut :
1. Siswa mampu melakukan gerak dasar menendang bola menggunakan kaki
bagian dalam dengan kaki tumpu sejajar dengan bola.
2. Siswa mampu melakukan gerak dasar menendang dengan fokus perhatian
133
Muhamad Anjar, 2013
3. Siswa mampu bermain sepakbola menggunakan kaki bagian dalam dengan
kaki tumpu sejajar dengan bola dan kaki tumpu diayunkan kebelakang saat
melakukan passing (perkenaan kaki pada bola).
4. Ketika bermain sepakbola siswa mampu melakukan gerak dasar menendang
dengan tidak terburu-buru dan tepat pada sasaran atau target.
B.Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti mengajukan beberapa rekomendasi
untuk perbaikan proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Adapun
rekomendasi tersebut adalah:
1. Siswa diharapkan agar belajar mandiri dan kreatif dalam meningkatkan
pengetahuan olahraga dengan tidak selalu tergantung pada guru.
2. Guru pendidikan jasmani di sekolah hendaknya mensiasati proses
pembelajaran agar situasi pembelajaran tidak monoton dan menjenuhkan
bagi siswa. Sehingga apabila siswa mengikuti pembelajaran dengan perasaan
senang maka materi yang di sampaikan mudah diserap oleh siswa dan
hasilnyapun akan maksimal.
3. Sekolah melalui kebijakan kepala sekolah lebih baik meningkatkan proses
pembelajaran pendidikan jasmani secara maksimal dengan melengkapi
kebutuhan pencapaian kompetensi materi pelajaran olahraga dan
menempatkan guru yang profesional.
4. Peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian lebih lanjut dari penelitian
134
Muhamad Anjar, 2013
pendidikan jasmani dan kebijakan sekolah terhadap peningkatan kurikulum
olahraga di sekolah.
Demikian rekomendasi ini peneliti buat dan sampaikan, semoga
Muhamad Anjar, 2013
Daftar Pustaka
Andayani dkk, ( 2007 ) Pemantapan Kemampuan Profesional. Uneversitas Terbuka
Aqib Zainal ( 2006 ) Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT Yrama Widya Bahagia Y, ( 2007) Permainan Invasi. Direktori/ PEND.OLAHRAGA/ FPOK.
BSNP ( 2006 ) Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Depdiknas
Harsono (1988:100) Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching Harsono. (2007:5). Teori dan Metodologi Pelatihan. Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indinesia, Bandung
Husdarta (2000) belajar dan pembelajaran. Jakarta. Depdiknas
Igak dkk, (2007) Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka
Kosasih, Engkos (1985) Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta. CV Akademika Pressindo.
Lutan, R. (1988). Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode, Depdikbud, Dikti, Jakarta
Lutan, R. (2001). Mengajar Pendidikan Jasmani. Dirjen Olahraga Depdiknas,
Jakarta
Lutan, R. (2001). Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdiknas
Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Mahendra (2002) Pembelajaran Senam, Dirjen Dikdasmen, Jakarta
Masnur dkk, (1987) Strategi Belajar Mengajar, Depdikbud Dirjen Dikdasmen, Jakarta
Poerwadarminto, (1984) Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka
Muhamad Anjar, 2013
Remmy Muchtar ( 1992 ) Olahraga Pilihan Sepak Bola. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Sagala ( 2008 ) Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta Bandung
Samsudin (2008) Penbelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
(SD/MI). Jakarta: Litera
Soekatamsi (2001) Permainan Sepakbola. Universitas terbuka. Jakarta
Sucipto (1999). Sepakbola. Jakarta. Depdikbud. Dikdasmen. Bagian proyek Penataran Guru SLTP Setara DIII Tahun 1999/2000
Sugiyanto (1993) Perkembangan Dan Belajar Motorik, Depdikbud Universitas Terbuka, Jakarta
Sugiyanto, (1997) Perkembangan dan Belaiar Gerak, Depdikbud Dirjen Dikdasmen, Jakarta
Sukintaka ( 1992 ) Teori Bermain Untuk D.2 PGSD Penjaskes. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Supandi (1992) Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Uzer Usman (1993) Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar Rosdakarya
Bandung