• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENGEMBANGAN GERAK DASAR MENENDANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS SOCCER LIKE GAMES.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PENGEMBANGAN GERAK DASAR MENENDANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS SOCCER LIKE GAMES."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Muhamad Anjar, 2013

Upaya Pengembangan Gerak Dasar Menendang Melalui

Penerapan Pembelajaran Aktivitas Soccer Like Games

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V di SDN 1 Lembang Kab.

Bandung Barat) Sekripsi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan PGSD Penjas Program Studi S1

Oleh

MUHAMAD ANJAR NIM. 0801476

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PENJAS FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Muhamad Anjar, 2013

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul ” Upaya

Pengembangan Gerak Dasar Menendang Melalui Penerepan

Pembelajaran Aktivitas Soocer Like Game di SDN 1 Lembang Kabupaten Bandung Barat (Studi PTK)“ ini adalah sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain.

Bandung, Maret 2013

Yang membuat pernyataan,

(3)

Muhamad Anjar, 2013

UPAYA PENGEMBANGAN GERAK DASAR MENENDANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS SOOCER LIKE GAME DI SDN

1 LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT (Studi Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh : Muhamad Anjar

NIM. 0801476

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Drs. Andi Suntoda, M. Pd NIP.1958 0620 1986 01 1002

Pembimbing II

Dr. Nuryadi, M.P.d NIP. 1971 0117 1998 02 1001

Mengetahui

Ketua Program Studi PGSD Pendidikan Jasmani FPOK UPI Bandung

(4)

Muhamad Anjar, 2013

ABSTRAK Oleh :

MUHAMAD ANJAR

Penelitian tindakan kelas ini dilatar belakangi oleh permasalahan kurang berkembangnya keterampilan gerak dasar menendang bola pada siswa kelas V SDN I Lembang. Cara pemecahan masalah dalam penelitian ini yaitu dengan menerapkan pembelajaran aktivitas soccer like games dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui bahwa dengan menggunakan modifikasi pembelajaran aktivitas soccer like games dapat mengembangkan keterampilan gerak dasar menendang siswa kelas V SDN I Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas atau classroom action research. Dalam penggunaan metode ini peneliti menggunakan dua siklus dan dalam setiap siklus terdiri dari dua tindakan. Instrumen yang digunakan untuk peningkatan gerak dasar menendang yaitu sikap awal, pelaksanaan, sikap akhir, ketepatan teknik dasar. Sementara itu alat ukur untuk hasil peningkatan keterampilan gerak dasar menendang yaitu lembar observasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan penerapan pembelajaran aktivitas soccer like games dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar menendang baik itu sikap awal, pelaksanaan, sikap akhir, dan ketepatan teknik dasar. Hasil peningkatan tersebut ditunjukan dari peningkatan hasil rata-rata setiap siklusnya. Data awal adalah 5.03 dan siklus 1 adalah 7 sedangkan siklus 2 adalah 8.21 sehingga apabila proses pembelajaran dilaksanakan dengan baik sesuai dengan rencana yang disusun sebelumnya, maka hasilnyapun diduga akan baik dan memuaskan seperti apa yang dilakukan dalam penelitian ini.

(5)

Muhamad Anjar, 2013

ABSTRACT by:

Muhamad ANJAR

This action research background by underdevelopment problems basic motor skills kicking a ball in the fifth grade students of SDN I Lembang. Way of solving the problem in this research is to apply the learning activities like soccer games in teaching physical education. The purpose of this study is to know that by using a modification of the learning activities like soccer games to develop basic motor skills kick in the fifth grade students of SDN I district Lembang Lembang West Bandung regency.

The research method used in this study is the method of classroom action research or classroom action research. In using this method the researchers used two cycles and in each cycle consisting of two actions. The instrument used for the improvement of the basic motion of kicking the initial attitude, execution, final gesture, the accuracy of the basic techniques. While it is a measuring device for the resulting increase in basic motor skills kicking the observation sheet.

The results showed that the application of learning activities like soccer thought would be good and satisfying as what was done in this study.

(6)

Muhamad Anjar, 2013

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAPTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GRAFIK ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Kegunaan Penelitian ... 6

(7)

Muhamad Anjar, 2013

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Penelitian Tindakan Kelas ... 11

B. Pembelajaran Gerak ... 21

C. Peran Guru Dalam Interaksi Belajar Mengajar Gerak ... 23

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi belajar Gerak ... 25

E. Hakekat Pembelajaran Jasmani ... 30

F. Pembelajaran Menendang Bola/Passing Pendek ... 48

G. Soocer Like Games ... 55

H. Kerangka Berfikir ... 62

I.Hipotesis Tindakan ... 63

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 64

B. Subjek Penelitian ... 65

C. Desain Penelitian ... 66

D. Prosedur Penelitian ... 67

E. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 75

F. Instruman Penelitian ... 79

G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 82

H. Validasi Data ... 85

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ... 91

B. Analisis Observasi Awal ... 93

C. Paparan Hasil Penelitian ... 112

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 130

(8)

Muhamad Anjar, 2013

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A.Kesimpulan ... 134 B.Rekomendasi ... 134

DAFTAR PUSTAKA ... 137

(9)

Muhamad Anjar, 2013

DAFTAR TABEL

Hal

3.1 Keadaan Siswa ... 76

3.2 Keadaan Guru ... 77

4.1 Data Awal Tes Menendang Bola ke Sasaran ... 92

4.2 Data Awal Pembelajaran Menendang Bola ... 94

4.3 Tabel Keterangan ... 95

4.4 Rentang Skor Penilaian Acuan Norma ... 95

4.5 Proses Pembelajaran Pada Siklus I Tindakan I ... 97

4.6 Data Kemampuan Menendang Bola Pada Peserta Didik ... 100

4.7 Tabel Keterangan ... 101

4.8 Rentang Skor Penilaian Acuan Norma ... 101

4.9 Proses Pembelajaran Pada Siklus I Tindakan II ... 105

4.10 Data Hasil Pembelajaran Menendang Bola Siklus I Tindakan II ... 108

4.11 Tabel Keterangan ... 109

4.12 Rentang Skor Penilaian Acuan Norma ... 109

(10)

Muhamad Anjar, 2013

4.14 Proses Pembelajaran Siklus 2 Tindakan 1 ... 114

4.15 Data Hasil Pembelajaran Menendang bola Siklus 2 Tindakan 1 ... 117

4.16 Tabel Keterangan ... 118

4.17 Rentang Skor Penilaian Acuan Norma ... 118

4.18 Proses Kegiatan Pembelajaran ... 121

4.19 Data Hasil Pembelajaran Menendang Bola Siklus 2 ... 124

4.21 Tabel Keterangan ... 125

4.22 Rentang Skor Penilaian Acuan Norma ... 125

4.23 Data Hasil Tes Siklus 2 ... 128

(11)

Muhamad Anjar, 2013

DAFTAR GRAFIK

Hal

4.1 Rata-Rata Menendang bola Data Awal, Siklus I dan

(12)

Muhamad Anjar, 2013

DAFTAR GAMBAR

Hal

2.1 Emapat Langkah Dalam PTK ... 13

2.2 Bentuk Spiral Terdiri dari beberapa siklus ... 14

2.3 Riset Akasi Model Kemmis dan Mc Taggart ... 15

2.4 Menghentikan Bola dengan Kaki Bagian Dalam ... 41

2.5 Menghentikan Bola dengan Kaki Bagian Luar ... 42

2.6 Menghentikan Bola dengan Punggung Kaki ... 43

2.7 Menghentikan Bola dengan Telapak Kaki ... 43

2.8 Menyundul Bola Sambil berdiri ... 45

2.9 Menggiring Bola dengan Kaki Bagian Dalam ... 46

2.10 Menggiring Bola dengan Kaki Bagian Luar ... 47

2.11 Menggiring Bola dengan Punggung Kaki ... 47

2.12 Tahap Dasar Menendang Bola ... 49

2.13 Tahap Matangg Menendang Bola ... 50

2.14 Menendang dengan Menggunakan Kaki Bagian Dalam ... 53

(13)

Muhamad Anjar, 2013

2.16 Menendang dengan Menggunakan Punggung Kaki ... 54

2.17 Menendang dengan Menggunakan Kaki bagian Dalam ... 55

2.18 To Hit The Target Dengan Pantulan Dulu ... 59

2.19 Passing Or Dribling Vs Intercepting ... 60

2.20 Permainan kucing bola dengan satu bola oleh enam orang,satu kucing 61 2.21 Permainan 3 Vs 3 Dengan 1 joker ... 62

3.1 Model Spiral Dari Kemmis Dan Tagart ... 66

(14)

Muhamad Anjar, 2013

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan kegiatan formal yang dilakukan di sekolah. Sagala (2008:61) menjelaskan bahwa “Pembelajaran ialah membelajarkan siswa

menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama

keberhasilan pendidikan”.

Menurut Husdarta (2000) Pembelajaran merupakan proses komunikasi

dua arah, yang dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik dan siswa sebagai

peserta didik. Guru berperan tidak hanya menyampaikan informasi kepada siswa

saja, tetapi berperan sebagai fasilitator dan motivator agar siswa terlibat aktif

belajar (learn how to learn). Sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau

murid. Belajar dimaknai sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat

adanya interaksi antara individu.

Dalam pembelajaran terdapat beberapa komponen penting, salah satunya

adalah guru. Menurut Supandi (1992:8)

(15)

2

Muhamad Anjar, 2013

Seorang guru harus bisa mengembangkan individu siswa yang terus

berusaha mengembangkan dirinya seoptimal mungkin melalui berbagai kegiatan

belajar untuk mencapai tujuannya sesuai dengan tahapan perkembangan yang

dijalaninya. Guru merupakan orang dewasa yang karena jabatannya secara formal

selalu mengusahakan terciptanya situasi yang tepat (mengajar) sehingga

memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar (learning experiences) pada

diri siswa, dengan mengarahkan segala sumber (learning resources) dan

menggunakan strategi belajar mengajar (teaching-learning strategis) yang tepat

(appropiate). Sebagai perencana guru harus bisa menetapkan apa yang harus

dilakukan dalam kegiatan proses belajar mengajar sehingga tujuan yang

diharapkan tercapai setelah diadakan kegiatan belajar mengajar.

Pembelajaran di sekolah dasar khususnya pendidikan jasmani diperlukan

perhatian dan kesabaran karena pembelajaran yang efektif dan efisien diperlukan

pengorbanan, ini merupakan sikap dasar dari pembelajaran. Guru yang baik

harus bisa mengetahui seberapa jauh hasil yang harus dicapai siswa sehingga

keberhasilan siswa dapat didemonstrasikan dalam bentuk perilaku belajar seperti

diantaranya nilai tes menunjukkan tingkat pencapaian yang tinggi. Namun dalam

pembelajaran sering ditemui kendala yang sangat berarti, baik yang berhubungan

dengan guru maupun siswa. Sehingga apabila kendala tersebut tidak segera diatasi

akan menimbulkan dampak yang sangat buruk, misalnya dikarenakan materi

(16)

3

Muhamad Anjar, 2013

materi pembelajaran tersebut yang pada akhirnya pembelajaran hasilnya tidak

sesuai apa yang diharapkan.

Seperti dikatakan oleh guru penjas SDN 1 Lembang, bahwa dalam

pembelajaran permainan sepak bola, siswa-siswa banyak mengalami kesulitan

khususnya dalam pembelajaran menendang bola, dimana hanya 58 % siswa yang

mengalami tuntas dalam pembelajaran, dikarenakan pembelajaran menendang

bola di anggap mudah, padahal dalam prakteknya pembelajaran menendang cukup

sulit dan mudah merasa bosan, selain itu jumlah bola yang digunakan tidak sesuai

dengan banyaknya siswa, sehingga siswa banyak menunggu giliran tugas

geraknya, selain itu juga siswa tidak dibawa pada proses pembelajaran gerak pada

permainan yang sesungguhnya, maka siswa perlu diberikan Pembelajaran Aktif,

Inovatif Kreatif dan Menyenangkan (PAIKEM). Sedangkan menurut Moh. User

Usman dkk ( 1993:8) menjelaskan bahwa “tingkat keberhasilan dapat dikatakan

tuntas apabila siswa menguasai bahan pelajaran yang diajarkan lebih dari 75%.”

dan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh guru mata pelajaran

penjas di SDN I Lembang adalah 70.

Aktivitas permainan diberikan kepada siswa yang ikut membantu

pencapaian tujuan pendidikan seperti meningkatkan hubungan akrab dengan guru,

meningkatkan rasa kemauan siswa untuk mengikuti pembelajaran, terciptanya

suasana kondusif dalam pelaksanaan pendidikan serta memenuhi kebutuhan

dalam pertumbuhan dan perkembangan siswa ke arah yang sempurna.

Mengacu pada uraian latar belakang dan permasalahan yang dihadapi oleh

(17)

4

Muhamad Anjar, 2013

mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK) seperti yang disebutkan pada standar

kompetensi dan kompetensi dasar kelas V (Lima) semester satu Nomor 1 dan 1.2

yaitu :

“Mempraktikkan berbagai variasi gerak dasar ke dalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya dan mempraktikkan variasi gerak dasar salah satu permainan dan olahraga bola besar, serta nilai kerja sama, sportivitas, dan kejujuran”.

Berdasarkan kutipan di atas, gerak dasar yang dimaksud yaitu gerak dasar

atau keterampilan gerak dasar menendang dalam bermain sepakbola dengan fokus

penelitian, “Upaya Pengembangan Gerak Dasar Menendang Melalui Penerapan

Pembelajaran Aktifitas Soccer Like Game di SDN I Lembang Kabupaten Bandung Barat.”

B. Identifikasi Masalah

Dalam pembelajaran sepakbola khususnya menendang memiliki tujuan

untuk peningkatan kualitas gerak tubuh. Begitu pula dalam pembelajaran

menendang yang dilakukan di SDN 1 lembangpun mempunyai tujuan yang sama,

yaitu agar siswa dapat meningkatkan kualitas gerak tubuhnya. Untuk

meningkatkan kualitas gerak tubuh siswa, seorang guru harus memberikan

pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Apabila siswa merasa senang

dalam melakukan aktifitas geraknya maka tujuan pembelajaranpun akan mudah

dicapai sehingga diharapkan dalam aktifitas gerak tersebut siswa dapat

(18)

5

Muhamad Anjar, 2013

berdasarkan keterampilan yang dimilikinya, agar di kemudian hari siswa dapat

mengubah taraf hidupnya berdasarkan keahlian yang dimilikinya. Namun harapan

tersebut di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kemampuan dan kemauan siswa

dalam mengikuti pembelajaran, media pembelajaran yang menunjang dan

kemampuan guru dalam mensiasati suatu pembelajaran. Faktor-faktor tersebut

sangat berkesinambungan dalam proses belajar mengajar, faktor-faktor tersebut

seringkali menjadi masalah untuk menciptakan suatu pembelajaran yang

berkualitas, sehingga apabila proses pembelajaran tersebut berkualitas dalam arti

efektif dan menyenangkan, maka pembelajaran tersebut akan memberikan hasil

yang maksimal. Kondisi pembelajaran tersebut terjadi di SDN 1 Lembang dan

sekaligus menjadi masalah-masalah yaitu sebagai berikut :

1. Kemampuan siswa dalam teknik dasar menendang masih rendah.

2. Pembelajaran menendang dianggap mudah oleh siswa, yang sebetulnya

dalam praktiknya cukup sulit.

3. Pembelajaran menendang terkesan monoton, sehingga siswa cepat jenuh

dalam mengikuti pembelajaran.

4. Metode/ strategi/ gaya/ pendekatan yang tidak sesuai.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah penulis

tuangkan kedalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :

Apakah penerapan aktivitas soccer like game dapat mengembangkan gerak dasar

(19)

6

Muhamad Anjar, 2013

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Tujuan Umum

Secara eksplisit penelitian ini untuk mengembangkan modifikasi

pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran gerak dasar menendang

melalui pembelajaran soccer like games siswa kelas V di SDN 1 Lembang

Kabupaten Bandung Barat.

b. Tujuan Khusus

Mengetahui bagaimana peningkatan pembelajaran keterampilan gerak

dasar menendang siswa di SDN 1 Lembang Kabupaten Bandung Barat.

D. Kegunaan Penelitian

Penulis merasa yakin bahwa masalah di atas penting untuk diteliti

terutama ditinjau dari segi kegunaanya yang akan berpengaruh pada

pengembangan pembelajaran keterampilan gerak dasar menendang. Maka

manfaat penelitian yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1. Kegunaan Teoritis :

a. Penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis untuk mengetahui manfaat

pengembangan pembelajaran keterampilan gerak dasar menendang.

b. Sebagai bahan bacaan bagi pembaca yang meneliti hal-hal yang ada

(20)

7

Muhamad Anjar, 2013

2. Kegunaan Praktis

a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru penjas dalam

menyusun rencana pembelajaran untuk mengembangkan pembelajaran

keterampilan gerak dasar menendang.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran untuk

mengembangkan pembelajaran keterampilan gerak dasar menendang.

c. Penggunaan pendekatan PTK dapat dipakai sebagai alternatif pemecahan

masalah pengembangan pembelajaran keterampilan gerak dasar menendang.

F. Definisi Operasional

Untuk mempermudah serta menghindari salah penafsiran terhadap istilah

yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu untuk memberikan

definisi dalam judul penelitian sebagai berikut :

1. Upaya, menurut Poerwadarminto (1984 : 1132) yaitu “Usaha (syarat) untuk menyampaikan sesuatu maksud”.

2. Pengembangan,menurut Poerwadarminto (1984 : 358) artinya proses cara atau

perbuatan mengembangkan.

3. Gerak Dasar, Menurut Sugiyanto (1991 : 13), Kemampuan gerak dasar

adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara efektif dan efisien.

Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas koordinasi dan

control tubuh dalam melakukan gerak. Keterampilan gerak diperoleh

melalui proses belajar yaitu dengan cara memahami gerakan dan

malakukan gerakan berulang-ulang dengan kesadaran fikir akan benar

(21)

8

Muhamad Anjar, 2013

4. Pembelajaran, menurut Sagala (2008 : 61) “Pembelajaran ialah membelajarkan

siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.”

5. Aktivitas, menurut Poerwadarminto (1984:23) Aktivitas

kegiatan,keaktifan,kesibukan atau ukuran untuk menyatakan tingkat kegiatan.

6. Soccer like games, menurut Bahagia Y ( :58) adalah permainan-permainan yang menyerupai permainan sepakbola. Menyerupai artinya cara memainkan

serta gerak yang dilakukannya sama seperti pada gerakan pemainan sepak bola,

pembedanya hanya terletak pada pendekatan permainan serta bentuk-bentuk

pemelajaran, serta aturan dan perlengkapan yang dapat dimodifikasi

seluas-luasnya demi kepentingan keterlibatan paserta didik dalam aktivitas

(22)

Muhamad Anjar, 2013

BAB III

METODE PENELITI A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas. Karena

permasalahan dalam penelitian ini bertujuan bagaimana meningkatan

pembelajaran keterampilan gerak dasar menendang siswa.

Berbekal dari keinginan memperbaiki pembelajaran penjas pada peningkatan

pembelajaran keterampilan gerak dasar menendang bola, penulis mempersiapkan

diri tentang apa itu penelitian tindakan kelas, latar belakang, karakter dan prosedur

yang harus ditempuh. Berdasarkan pendapat Kemmis dalam Rochiati

Wiriaatmaja (2005:12) dijelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah :

„Sebuah inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan kedilan dari : a) Kegiatan praktek social atau pendidikan mereka b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, c). situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini‟.

Sedangkan menurut Ebbutt (1985) Hopkins, (1993) dalam Wiraatmadja (2005:12

mengemukakan ;

„Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistimatik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dalam melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut‟.

Sedangkan Elliott (1991) dalam Rochiati Wiriaatmaja (2005:12) „Melihat

(23)

Muhamad Anjar, 2013

65

memungkinkan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut‟. Jadi

secara ringkas dari pernyataan-pernyataan di atas adalah penelitian tindakan kelas

adalah bagaimana guru mengorganisasi praktek pembelajarannya, dan belajar dari

pengalaman mereka sendiri.

Mereka mencobakan suatu gagasan perbaikan dan melihat pengaruh nyata

dari upaya itu. Penelitian ini mengacu pada siklus kegiatan yang dikembangkan

model spiral Kemmis dan Tagart yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan

refleksi. Kemudian apabila melihat perkembangnya, penelitian tindakan kelas

bermula dari penelitian tindakan yang pertama kali dipakai oleh Kurt Lewin pada

tahun 1940-an yang pada awalnya diterapkan untuk bidang sosial dan ekonomi,

namun oleh Stephen Corey (1952-1953) penelitian ini dipakai untuk pertama

kalinya pada bidang pendidikan. Selanjutnya pada tahun 1975 Lawrence

Stenhouse memperkenalkan istilah “the teacher as researcher” atau guru sebagai

peneliti, bersamaan dengan munculnya istilah tersebut dalam tahun yang sama

dalam proyek yang dinamakan Ford Teaching Project yang dipimpin oleh Elliot

dan Clem Adelman merekrut 40 guru sekolah dasar dan menengah yang

dilibatkan dalam penelitian untuk menelaah praktek kelasnya masing-masing

dengan penelitian tindakan dan pada akhirnya muncul istilah-istilah guru peneliti

dan penelitian kelas oleh guru karena penelitian untuk perbaikan itu dilakukan di

ruang kelas. Namun kemudian Hopkins memakai istilah Classroom Research in

Action atau Classroom Action Research untuk mengingatkan penelitian yang

dilakukan oleh para peneliti pendidikan dengan menjadikan guru dan siswa

(24)

Muhamad Anjar, 2013

66

tindakan kelas, menurut Wiriaatmaja dan Wahab dalam Suherman (2004:3)

menyatakan bahwa karakteristik penelitian tindakan kelas yaitu, “ Memperbaiki

proses pembelajaran dari dalam. Kolaboratif dan Partisifatif, menyelesaikan masalah, meningkatkan kinerja mekanisme diri dari dalam”.

Kemudian penelitian ini mengacu kepada penelitian tindakan kelas model

Kemmis dan Taggart seperti dijelaskan dalam Kasbolah (1999:14) mengatakan :

‟Penelitian tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis di mana ke empat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi‟.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan

bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri

melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses

pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

B. Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN I Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten

Bandung Barat, pada kelas V dengan jumlah siswa 32 orang, terdiri dari 18

orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Secara umum bila ditinjau

dari sosial budaya dan ekonomi masyarakat peserta didik tergolong cukup

perhatiannya terhadap pendidikan dan ini salah satu pendorong terhadap

peningkatan kualitas pendidikan di SDN I Lembang, walaupun hal tersebut bukan

(25)

Muhamad Anjar, 2013

67

SIKLUS II

Observasi

Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan

lainnya seperti sarana prasarana, sumber daya manusia dan pelaksanaan

kurikulum.

C. Desain Penelitian

Pada dasarnya desain penelitian terdiri dari empat komponen yaitu rencana,

tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. Adapun alur tindakan dapat dilihat

pada gambar berikut :

?

Gambar 3.1

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (1998 SIKLUS I

Observasi

Pelaksanaan Refleksi

(26)

Muhamad Anjar, 2013

68

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Tiap siklus

dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang sudah

didesain dalam faktor yang diselidiki. Untuk melihat kemampuan awal, siswa

diberikan latihan dengan petunjuk dari guru setelah itu diadakan tes menendang

bola, hal tersebut sebagai bahan evaluasi. Sedangkan observasi awal dilakukan

untuk mengetahui tindakan yang tepat yang akan diberikan dalam rangka

meningkatkan hasil pembelajaran menendang bola.

Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa

tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan hasil pembelajaran adalah

dengan menggunakan bola yang lembut supaya siswa merasa senang dalam

mengikuti pembelajaran dan jauh dari perasaan takut untuk menendang bola. Dari

refleksi awal yang digunakan sebagai tolok ukur, maka dilaksanakanlah PTK

(Penelitaian Tindakan Kelas) sebagai prosedur sebagai berikut :

I. Tahap Perencanaan (Planning)

Dalam perencanaan tahapan yang dilaksanakan adalah :

a.Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.

b.Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas/di

lapangan.

c.Membuat lembaran pengamatan untuk kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan

guru dan siswa mulai dari pendahuluan, inti, dan penutup. Setiap bagian demi

bagian di observasi meliputi kelebihan atau kelemahan-kelemahan siswa dan

(27)

Muhamad Anjar, 2013

69

d.Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai

proses dan hasil tindakan.

II. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang

aktual. Pada saat bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi

dan interprestasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi. Pada tahap ini kegiatan

yang akan dilaksanakan berdasarkan perencanaan tindakan yang telah ditetapkan,

yaitu melaksanakan pembelajaran sesuai rencana pembelajaran yang telah dibuat.

fokusnya adalah upaya mengembangkan kemampuan siswa khususnya

pembelajaran menendang bola. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini

sebagai berikut :

a. Siklus I Tindakan I Langkah-langkah

1). Kegiatan Pendahuluan ( 25 menit)  Berdoa

 Berbaris sesuai dengan kelompoknya dilanjutkan dengan absensi

 Siswa melakukan pemanasan untuk mempersiapkan diri sebelum aktivitas selanjutnya melalui permainan-permainan.

2). Kegiatan Inti ( 85 menit )

Waktu Kompetensi Formasi

10 Menit 1. KOGNITIF

 Siswa menjelaskan cara

menendang bola dengan salah

satu bagian kaki.

(28)

Muhamad Anjar, 2013

70

65 Menit

10 Menit

 Siswa menjelaskan bagaimana perkenaan kaki pada bola saat

menendang.

2. MOTORIK

 Menendang bola berpasangan secara bergantian

 Menendang bola berpasangan dengan jarak yang ditentukan

guru

 Menendang bola dengan

memantulkan ke tembok dan di

arahkan ke target.

 Bertanggung jawab terhadap suatu yang telah dilakukan.

3). Kegiatan Penutup ( 25 menit)

 Siswa dikumpulkan, mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang telah dilakukan.

 Koreksi gerakan secara global dan tanya jawab.  Refleksi

4). Tindak lanjut ( 5 menit)

(29)

Muhamad Anjar, 2013

71

b. Siklus I Tindakan II

Langkah-langkah

1). Kegiatan Pendahuluan ( 25 menit)  Berdoa

 Berbaris sesuai dengan kelompoknya dilanjutkan dengan absensi

 Siswa melakukan pemanasan untuk mempersiapkan diri sebelum aktivitas selanjutnya melalui permainan-permainan.

2). Kegiatan Inti ( 85 menit )

Waktu Kompetensi Formasi

10 Menit

65 Menit

10 Menit

1. KOGNITIF

 Siswa menjelaskan cara

menendang bola dengan salah

satu bagian kaki.

 Siswa menjelaskan pergerakan

menendang bola secara

bergantian.

 Siswa menjelaskan bagaimana permainan kucing bola.

2. MOTORIK

 Menendang bola berpasangan secara bergantian.

 Menendang bola secara

bergantian dengan satu

kelompok tiga orang.

 Melakukan permainan kucing bola dengan satu kucing dan

empat yang memainkan bola.

3. AFEKTIF

 Disiplin dalam melakukan

setiap tugas yang diberikan.  Percaya diri dalam melakukan

(30)

Muhamad Anjar, 2013

72

 Bertanggung jawab terhadap suatu yang telah dilakukan.

3). Kegiatan Penutup ( 25 menit)

 Siswa dikumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang telah dilakukan.

 Koreksi gerakan secara global dan tanya jawab.  Refleksi

4). Tindak lanjut ( 5 menit)

 Anak-anak disuruh berlatih diluar jam pelajaran supaya meningkat keterampilan menendang bolanya.

c. Siklus II Tindakan I Langkah-langkah

1). Kegiatan Pendahuluan ( 25 menit)  Berdoa

 Berbaris sesuai dengan kelompoknya dilanjutkan dengan absensi

 Siswa melakukan pemanasan untuk mempersiapkan diri sebelum aktivitas selanjutnya melalui permainan-permainan.

2). Kegiatan Inti ( 85 menit )

Waktu Kompetensi Formasi

10 Menit

65 Menit

1. KOGNITIF

 Siswa menjelaskan cara

menendang bola dengan

pergerakan maju mundur.  Siswa menjelaskan pergerakan

menendang bola saling silang

atau zig-zag.

 Siswa menjelaskan bagaimana permainan 3 VS 1.

(31)

Muhamad Anjar, 2013

73

10 Menit

 Menendang bola berpasangan

dengan pergerakan maju

mundur.

 Menendang bola secara

bergantian dengan vareasi

pergerakan saling silang atau

zig-zag satu kelompok tiga  Percaya diri dalam melakukan

tugas yang diberikan.

 Bertanggung jawab terhadap suatu yang telah dilakukan.

3). Kegiatan Penutup ( 15 menit)

 Siswa dikumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang telah dilakukan.

 Koreksi gerakan secara global dan tanya jawab.  Refleksi

4). Tindak lanjut ( 5 menit)

(32)

Muhamad Anjar, 2013

74

d. Siklus II Tindakan 2

Langkah-langkah

1). Kegiatan Pendahuluan ( 25 menit)  Berdoa

 Berbaris sesuai dengan kelompoknya dilanjutkan dengan absensi

 Siswa melakukan pemanasan untuk mempersiapkan diri sebelum aktivitas selanjutnya melalui permainan-permainan.

2). Kegiatan Inti ( 85 menit )

Waktu Kompetensi Formasi

10 Menit  Siswa menjelaskan pergerakan

variasi menendang bola dengan

formasi segi empat.

 Siswa menjelaskan bagaimana permainan kucing bola 1 orang

bergantian dengan vareasi

pergerakan formasi segi empat.  Melakukan permainan kucing bola dengan 1 kucing dan 5

yang memainkan bola.

4.AFEKTIF

 Disiplin dalam melakukan

(33)

Muhamad Anjar, 2013

75

 Percaya diri dalam melakukan tugas yang diberikan.

 Bertanggung jawab terhadap suatu yang telah dilakukan.

Konfirmasi

 Umpan balik antara peserta didik dan guru melalui pemberian pertanyaan-pertanyaan

 Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian angket 3). Kegiatan Penutup ( 15 menit)

 Siswa dikumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang telah dilakukan.

 Koreksi gerakan secara global dan tanya jawab.  Refleksi

4). Tindak lanjut ( 5 menit)

 Anak-anak disuruh berlatih diluar jam pelajaran supaya meningkat keterampilan menendang.

III.Tahap Observasi

Selama melaksanakan tindakan pembelajaran, guru sebagai peneliti dibantu

mitra peneliti bertindak sebagai observer, untuk mencatat segala temuan dalam

pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan fokus penelitian.

IV.Tahap Analisis dan Refleksi (Reflection)

Guru sebagai peneliti dan praktisi dibantu mitra peneliti melakukan analisis

dan refleksi hasil tindakan pembelajaran. Untuk keperluan analisis, dilakukan

dengan memeriksa lembaran-lembaran pengamatan tentang catatan data temuan di

(34)

Muhamad Anjar, 2013

76

hasil tersebut maka dijadikan bahan rekomendasi untuk bahan perencanaan siklus

selanjutnya bila hasil dari kegiatan siklus yang telah dilakukan kurang

memuaskan.

5. Re Planning (Perencanaan Ulang)

Berdasarkan hasil observasi mengenai KBM di mana meliputi penampilan

guru dan siswa, maka dari data-data yang telah dikumpulkan dianalisis

bersama-sama dengan mitra peneliti untuk mencari keabsahan data sehingga dapat jadikan

refleksi untuk kegiatan selanjutnya . Re planning dalam penelitian ini adalah :

a. Membuat perbaikan skenerio pembelajaran.

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan.

c. Mempersiapkam instrumen untuk merekam dan menganalisa data mengenai

proses dan hasil tindakan.

E. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan di SDN I Lembang Kecamatan

Lembang Kabupaten Bandung Barat. Penentuan lokasi ini diharapkan memberi

kemudahan khususnya menyangkut pengenalan lingkungan yang berhubungan

dengan anak didik sebagai subjek penelitian atau menyangkut personel yang akan

membantu dalam kelancaran kegiatan ini.

Mengingat dalam penelitian tindakan kelas ini perlu dibantu oleh mitra

peneliti, penulis menentukan guru penjas Deni S.Pd dan guru kelas V adalah

(35)

Muhamad Anjar, 2013

77

kegiatan penelitian ini mulai perencanaan, tindakan, observasi serta refleksi.

Perlu diketahui dimana kondisi sekolah bisa dilihat dari unsur berikut :

a.Keadaan Siswa

Jumlah siswa di SDN I Lembang adalah 395 orang. Dari jumlah yang begitu

banyak merupakan suatu kekuatan, tantangan, maupun peluang untuk

meningkatkan pembelajaran penjas orkes yang lebih bermakna.

Dari jumlah siswa yang cukup banyak ini, bila tidak bisa mengelolanya maka

merupakan suatu kendala dalam peningkatan hasil pembelajaran, sehingga

memerlukan usaha yang lebih keras dari semua unsur seperti kepala sekolah, guru,

siswa serta komite sekolah dan orang tua siswa. Di mana jumlah siswa kalau

dirinci sebagai berikut :

Tabel 3.1 Keadaan Siswa

Kelas L P Jumlah

1 27 23 50

2 33 30 63

3 41 43 84

4 33 34 67

5 35 34 69

6 38 24 62

(36)

Muhamad Anjar, 2013

NIP. 195607101977111001 Ambon, 10-07-1956 Kepala Sekolah 2 Teti Hidayati, A.Ma.Pd.

NIP. 130564067 Bdg, 02-02-1955 Guru kelas IV-A 3 Supriati, A.Ma.Pd.

NIP. 130564126 Bdg, 03-08-1952 Guru kelas II-B 4 Lucia Ribawanti, S.Pd.

NIP. 131017067 Bdg, 04-02-1959 Guru kelas VI-B 5 Bambang Supartono, S.Pd.

NIP. 130953025 Bdg, 08-08-1960 Guru kelas III A 6 Ela Latifah, A.Ma.Pd.

NIP. 130952517 Grt, 22-12-1960 Guru kelas I-A 7 Eha, S.Pd.

NIP. 131165505 Bdg, 20-12-1961 Guru kelas I-B 8 Nani Kartika, S.Pd.

NIP. 131165259 Bdg, 03-03-1962 Guru kelas VI-A 9 Tuti Herawati, A.Ma.Pd.

NIP. 131311512 Smd, 10-07-1964 Guru kelas V-B 10 Yuswandi, S.Ag.

NIP. 131364179 Bgr, 25-03-1963

Guru PAI kelas I-VIA

11 N.Tati hartati, S.Pd.

NIP. 131316484 Tsk, 02-10-1962

Guru penjas kelas IB -VI B 12 Dede Sukandar,S.Pd.

NIP. 131507918 Cms, 11-04-1963 Guru kelas V-A 13 Imas Masripah S.Pd.I

NIP. 150312371 Grt, 16-05-1967

Guru PAI kelas I-VI B 14 Siti Sumiati, S.Pd.

NIP. 132239427 Bdg, 08-04-1973 Guru kelas II-A 15 Dodo Sugiono

NIP. 131726202 Bdg, 20-06-1966 Penjaga

16 Deni S.Pd. Bdg, 12-08-1988 Guru Penjas I A–VI A

17 Eulis karmini Bdg, 23-03-1979 Guru kelas III-B 18 Ade Ika Rosita, S.Pd. Sbg, 30-11-1986 Guru Bahasa Inggris

Kelas I-VI A

19 Anita Novita Sari, a.Ma. Cjr, 12-02-1986 Guru Bahasa Inggris Kelas I-VI B

20 Okhta Hardi Prawira Bdg, 30-10-1990 TU

(37)

Muhamad Anjar, 2013

79

Dari jumlah guru yang ada yaitu 18 orang, maka rasio jumlah murid dan guru

adalah seorang guru memegang atau mendidik 22 orang anak, merupakan

tantangan yang berarti sehingga memerlukan kerja keras dari semua komponen

yang berkepentingan seperti kepala sekolah, guru, orang tua, dan komite sekolah.

c.Lingkungan Belajar

SDN I Lembang berada di pusat ibu kota Kecamatan Lembang, sebagaian

besar mata pencaharian orang tua siswa adalah pedagang atau berwiraswasta

karena letak SDN 1 lembang yang berada di sekitar pusat pembelanjaan yaitu

pasar raya panorama lembang. Walaupun sebagian besar perekonomian

masyarakat pedagang, perhatian terhadap pendidikan pun mulai lebih baik,

dengan indikator sebagai berikut:

1.Semua anak mempunyai pakaian olahraga.

2.Seragam merah putih pun yang dipakai anak-anak sebagaian besar masih baik.

3. Apabila ada kegiatan-kegiatan yang memerlukan pembiayaan, anak-anak

sangat berminat seperti kegiatan berenang, kemping, studi tour.

4.Bila mengadakan les dan dipungut biaya seikhlasnya oleh guru kelas,

anak-anak banyak yang mengikuti kegiatan tersebut.

5.Kegiatan tabungan anak-anak sangat baik.

Dari indikator tersebut, maka ini merupakan suatu kekuatan dan peluang

(38)

Muhamad Anjar, 2013

80

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan sesuai dengan waktu pelajaran Penjas berlangsung yaitu

hari Kamis mulai pukul 7.30 sampai 10.00 WIB, kegiatan dipusatkan di halaman

sekolah dan di lapangan sepakbola Guruminda Desa lembang Kecamatan

Lembang khususnya dalam pelaksanaan. Sedangkan waktu cadangan seandainya

hari tersebut ada halangan seperti hari libur atau hujan lebat maka kegiatan

dipindahkan ke hari Sabtu karena hari tersebut merupakan hari yang biasa diisi

dengan kegiatan pramuka jadi masih ada waktu kosong yang bisa diisi dengan

kegiatan ini.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah :

1.Observasi

Observasi yang dilaksanakan oleh penulis sebagai guru dan peneliti untuk

mengetahui segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran di

kelas V SDN I Lembang. Alat yang digunakan adalah lembaran observasi tentang

aktivitas siswa dan guru. Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat kegiatan

pembelajaran, untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran serta

evaluasi hasil pembelajaran, serta faktor-faktor penunjang dan penghambat

pelaksanaan pembelajaran. Menurut Marshall dalam Sugiyono (2005:64)

menyatakan bahwa “ Through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar

(39)

Muhamad Anjar, 2013

81

popper dalam Wiriaatmadja (2002:104) observasi adalah „Tindakan yang merupakan penafsiran dari teori‟.

2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan berguna

sebagai alat perantara, yaitu apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan

diraba dengan catatan sebenarnya. Proses pelaksanaan dilakukan setiap selesai

mengadakan penelitian. Hal ini selaras dengan pendapat Bogdan dan Biklen dalam Maleong (2005:209) bahwa, „Catatan lapangan adalah catatan tertulis

tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif‟.

3. Kamera Foto

Kamera foto yang digunakan untuk merekam kejadian selama pelaksanaan

pembelajaran, juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang apa yang

terjadi dalam masalah penelitian. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Maleong (2005:160) bahwa „Ada dua katagori foto yang dapat dimanfaatkan dalam

(40)

Muhamad Anjar, 2013

82

6. Hasil tes menendang bola

a. Menendang ke sasaran

Dalam penelitian ini yang menjadi alat ukur peningkatan hasil pembelajaran

menendang bola adalah tes keterampilan sepakbola dari Dr Norbert Rogalski dan

Dr. Ernest G. Degel dalam Sukatamsi ( 2001:6.18) :

„Pelaksanaan tes adalah sebagai berikut pemain berdiri pada jarak 10 meter di depan gawang modifikasi yang lebarnya 1 meter. Bola diam terletak di tanah, dengan ancang-ancang bola ditendang dengan kaki bagian dalam ke arah sasaran gawang. Bola harus masuk ke dalam sasaran gawang, Kesempatan menendang bola ke arah sasaran gawang 5 kali dengan kaki kanan, 5 kali dengan

kaki kiri. Peningkatan prestasi adalah jumlah bola yang sah masuk ke dalam sasaran‟ .

Gambar 3.2 Tes Menendang Sukatamsi (2001:6.19)

Cara pengetesannya adalah setelah pembelajaran selesai dari tiap-tiap siklus.

Sehingga dapat memberikan gambaran status kenaikan hasil belajar

masing-masing siswa.

Aspek-aspek penilaian tes menendang ini berdasarkan Iwan sudjarwo (2007 :

18) yaitu :

(41)

Muhamad Anjar, 2013

83

fokus perhatian pada bola) Pelaksanaan (Tubuh berada di atas bola, ayunkan kaki yang akan menendang ke depan Kedua tangan terbuka, jaga kaki agar tetap lurus, tendang salah satu bagian bola dengan salah satu bagian kaki ) Sikap Akhir ( Pindahkan berat badan ke depan, kaki tetap lurus dan di ayun ke depan, salah satu tangan berada di atas, gerakan akhir berlangsung dengan mulus )

b. Observasi kemampuan menendang bola

Aspek yang diobservasi adalah sikap awal, pelaksanaan, sikap akhir dan

ketepatan teknik dasar

G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data

a. Data dan Cara pengambilannya

a) Sumber Data : yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa dan

guru.

b) Jenis Data : Jenis data yang didapat adalah data kualitatif yang terdiri dari :

1. Hasil belajar

2. Rencana pembelajaran

3. Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran

4. Catatan lapangan

c) Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes menendang bola kepada

siswa.

d) Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan diambil

dengan menggunakan lembaran observasi.

e) Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas/di

(42)

Muhamad Anjar, 2013

84

f) Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat

dari rencana pembelajaran dan lembar observasi.

2. Analisa Data

Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal penelitian,

pada setiap aspek kegiatan penelitian. Peneliti juga dapat langsung menganalisis

apa yang diamati, situasi dan suasana kelas/lapangan, hubungan guru dengan anak

didik dan anak didik dengan teman yang lainnya. Analisis menurut Nasution

dalam Sugiyono (2005:88) menyatakan bahwa :

„Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras, analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencarai sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda‟.

Lebih lanjut analisis data menurut Patton dalam Moleong (2005:280)

dikemukakan bahwa :

„Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, katagori, dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian‟.

Hal ini berarti bahwa peneliti akan melakukan analisis data sejak tahap

orientasi lapangan. Ini selaras dengan pendapat Miles dan Huberman (dalam

Wiriaatmaja, (2005:139) yang menyatakan “...the ideal model for data

collection and analysis is one interweaves them from the beginning” yang artinya

(43)

Muhamad Anjar, 2013

85

berlangsung sejak awal. Pada tahap ini data ditelaah, direnungkan, dimaknai, dan

diberi penjelasan supaya data yang telah didapat dicek untuk menentukan

keabsahan data tersebut. Dalam penelitian ini pengecekan keabsahan data

menggunakan ketekunan pengamatan. Data yang terjaring lewat observasi di

tringulasi kepada guru dan siswa. Ini dilakukan setelah selesai pembelajaran. Hal

ini selaras dengan pernyataan Moleong, (2005:175) yang menyatakan “Pengecekan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan

menggunakan beberapa teknik, misalnya ketekunan pengamatan, perpanjangan

keikutsertaan, tringulasi dan pengecekan teman sejawat”. Analisis data dilakukan

melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi

data adalah proses penyederhanan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan

dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan data

adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan

naratif, repsentasi grafik dan sebagainya. Sedangkan penyimpulan adalah proses

pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisasikan dalam bentuk

penyetaraan kalimat atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung arti

luas.

H. Validasi data

Untuk menetapkan keabsahan (trust worthiness) data diperlukan tehnik pemeriksaan, “ ada empat kriteria yang digunakan untuk menetapkan keabsahan

data, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability),

kebergantungan (defendability), dan kepastian (confirmability)”. (Moleong, 2002 :

(44)

Muhamad Anjar, 2013

86

Selanjutnya Moleong (2002 : 175) menyatakan,”Pengecekan keabsahan data

dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa tehnik, yaitu : triangulasi, pengecekan keanggotaan/member cek dan audit trail”.

Dalam penelitian ini ini, peneliti menggunakan dua tehnik triangulasi yaitu

triangulasi metode dan penyidik.

Triangulasi metode dilakukan untuk data hasil observasi yang

ditriangulasikan kepada guru dan murid melalui wawancara yang dilakukan

setelah pembelajaran, sedangkan masalah yang disampaikan pada waktu

pengamatan sedang berlangsung. Triangulasi penyidik dilakukan setelah

pembelajaran sekaligus bahan diskusi refleksi.

Dalam penelitian ini cara yang dilakukan untuk mengecek keabsahan data,

yaitu menggunakan (a) triangulasi, (b) member cek dan , (c) audit trail. Penjelasan

ke tiga cara tersebut adalah sebagai berikut :

a. Triangulasi

Digunakan untuk membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan

suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda untuk

melihat hubungan antar berbagai data hasil pembelajaran agar dapat mencegah

kesalahan dalam analisis data. Kegiatan triangulasi dalam penelitian ini

dilakukan melalui refleksi guru sebagai praktisi dan mengkonfirmasikan

dengan teman sejawat atau mitra peneliti lainnya dan siswa.

b. Member cek

Dilakukan untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data temuan penelitian

(45)

Muhamad Anjar, 2013

87

seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti dikonfirmasikan kepada

guru dan siswa melalui kegiatan refleksi pada setiap akhir kegiatan

pembelajaran melalui diskusi balikan.

c. Audit Trail

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengecek hasil penelitian

beserta prosedur dan metode pengumpulan data dengan menginformasikan

adanya bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan dicek keabsahannya

terhadap sumber data dari hasil pertama. Hal ini dilakukan peneliti dengan

cara mendiskusikan kebenaran data beserta prosedur pengumpulan data

(46)

Muhamad Anjar, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Dengan keterbatasan sarana olahraga menjadi kendala dalam proses kegiatan

belajar mengajar yang kurang maksimal mengakibatkan peserta didik jenuh

menerima materi pembelajaran pendidikan jasmani. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan penulis tentang Upaya Pengembangan Gerak Dasar Menendang

Melalui Penerapan Pembelajaran Aktifitas Soccer Like Game di SDN I Lembang

Kabupaten Bandung Barat. keterampilan gerak dasar menendang dalam

permainan sepakbola peserta didik mengalami perubahan yang meningkat, hal ini

terlihat pada hasil tes menendang.

Hasil tes tersebut diantaranya pada data awal didapatkan rata-rata

kemampuan siswa adalah 5.03, sedangkan hasil siklus I mendapat rata-rata 7,

Sementara untuk hasil siklus II mendapat rata-rata 8.21. Setelah peneliti

melakukan penelitian di SDN I Lembang Kabupaten Bandung Barat menggunakan

Pembelajaran Aktifitas Soccer Like Game, gerak dasar menendang dalam permainan

sepakbola mengalami perubahan yang meningkat, diantaranya sebagai berikut :

1. Siswa mampu melakukan gerak dasar menendang bola menggunakan kaki

bagian dalam dengan kaki tumpu sejajar dengan bola.

2. Siswa mampu melakukan gerak dasar menendang dengan fokus perhatian

(47)

133

Muhamad Anjar, 2013

3. Siswa mampu bermain sepakbola menggunakan kaki bagian dalam dengan

kaki tumpu sejajar dengan bola dan kaki tumpu diayunkan kebelakang saat

melakukan passing (perkenaan kaki pada bola).

4. Ketika bermain sepakbola siswa mampu melakukan gerak dasar menendang

dengan tidak terburu-buru dan tepat pada sasaran atau target.

B.Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti mengajukan beberapa rekomendasi

untuk perbaikan proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Adapun

rekomendasi tersebut adalah:

1. Siswa diharapkan agar belajar mandiri dan kreatif dalam meningkatkan

pengetahuan olahraga dengan tidak selalu tergantung pada guru.

2. Guru pendidikan jasmani di sekolah hendaknya mensiasati proses

pembelajaran agar situasi pembelajaran tidak monoton dan menjenuhkan

bagi siswa. Sehingga apabila siswa mengikuti pembelajaran dengan perasaan

senang maka materi yang di sampaikan mudah diserap oleh siswa dan

hasilnyapun akan maksimal.

3. Sekolah melalui kebijakan kepala sekolah lebih baik meningkatkan proses

pembelajaran pendidikan jasmani secara maksimal dengan melengkapi

kebutuhan pencapaian kompetensi materi pelajaran olahraga dan

menempatkan guru yang profesional.

4. Peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian lebih lanjut dari penelitian

(48)

134

Muhamad Anjar, 2013

pendidikan jasmani dan kebijakan sekolah terhadap peningkatan kurikulum

olahraga di sekolah.

Demikian rekomendasi ini peneliti buat dan sampaikan, semoga

(49)

Muhamad Anjar, 2013

Daftar Pustaka

Andayani dkk, ( 2007 ) Pemantapan Kemampuan Profesional. Uneversitas Terbuka

Aqib Zainal ( 2006 ) Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT Yrama Widya Bahagia Y, ( 2007) Permainan Invasi. Direktori/ PEND.OLAHRAGA/ FPOK.

BSNP ( 2006 ) Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Depdiknas

Harsono (1988:100) Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching Harsono. (2007:5). Teori dan Metodologi Pelatihan. Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indinesia, Bandung

Husdarta (2000) belajar dan pembelajaran. Jakarta. Depdiknas

Igak dkk, (2007) Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka

Kosasih, Engkos (1985) Olahraga Teknik dan Program Latihan. Jakarta. CV Akademika Pressindo.

Lutan, R. (1988). Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode, Depdikbud, Dikti, Jakarta

Lutan, R. (2001). Mengajar Pendidikan Jasmani. Dirjen Olahraga Depdiknas,

Jakarta

Lutan, R. (2001). Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdiknas

Pusat Penerbitan Universitas Terbuka

Mahendra (2002) Pembelajaran Senam, Dirjen Dikdasmen, Jakarta

Masnur dkk, (1987) Strategi Belajar Mengajar, Depdikbud Dirjen Dikdasmen, Jakarta

Poerwadarminto, (1984) Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN. Balai Pustaka

(50)

Muhamad Anjar, 2013

Remmy Muchtar ( 1992 ) Olahraga Pilihan Sepak Bola. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Sagala ( 2008 ) Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta Bandung

Samsudin (2008) Penbelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

(SD/MI). Jakarta: Litera

Soekatamsi (2001) Permainan Sepakbola. Universitas terbuka. Jakarta

Sucipto (1999). Sepakbola. Jakarta. Depdikbud. Dikdasmen. Bagian proyek Penataran Guru SLTP Setara DIII Tahun 1999/2000

Sugiyanto (1993) Perkembangan Dan Belajar Motorik, Depdikbud Universitas Terbuka, Jakarta

Sugiyanto, (1997) Perkembangan dan Belaiar Gerak, Depdikbud Dirjen Dikdasmen, Jakarta

Sukintaka ( 1992 ) Teori Bermain Untuk D.2 PGSD Penjaskes. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Supandi (1992) Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Uzer Usman (1993) Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar Rosdakarya

Bandung

Gambar

Gambar 3.1  Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (1998
Tabel 3.1  Keadaan Siswa
Tabel 3.2 Keadaan Guru
Gambar 3.2  Tes Menendang

Referensi

Dokumen terkait

Mata pelajaran gambar konstruksi beton adalah salah satu mata pelajaran yang dapat menggunakan media berbasis animasi untuk menunjang proses pembelajaran karena

Antinomi Norma Hukum Pembatalan Pemberian Hak Atas Tanah oleh Peradilan Tata Usaha Negara dan Badan Pertanahan Nasional..

PENGEMBANGAN MEDIA BERBASIS ANIMASI UNTUK PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN GAMBAR KONSTRUKSI BETON DI SMK N 6 BANDUNG. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

[r]

Serum soluble lectin-like oxidized low-density lipoprotein receptor-1 levels are elevated in acute coronary syndrome : a novel.. marker for

Adapun proses penelitian yang Bapak/Ibu/Sdr/i akan ikuti dalam penelitian..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Penguasaan kosakata siswa sebelum penggunaan teknik permainan ABC-König, (2) Penguasaan kosakata siswa setelah

Telah dilakukan studi penyerapan amoniak dari limbah pabrik karet dengan menggunakan zeolit alam serta perolehan kembali (recovery) amoniak yang diserap oleh zeolit.. Sampel