• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kimia

Oleh

Rudina Okvasari 0905546

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA PADA MATERI

SISTEM KOLOID

Oleh Rudina Okvasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Rudina Okvasari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

RUDINA OKVASARI

PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I:

H. Wiji, M.Si. NIP. 197204302001121001

Pembimbing II:

Galuh Yuliani, M.Si. Ph.D. NIP. 198007252001122001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

(4)

Rudina Okvasari, 2014

PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “Profil Model Mental Siswa SMA pada Materi Sistem Koloid” ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini

dilakukan pada 46 siswa SMA kelas XII Jurusan IPA di salah satu SMA di Kota Bandung dengan tujuan untuk mengetahui profil model mental siswa pada materi sistem koloid. Instrumen berupa tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat (TDM-PGDT), atau two-tier multiple-choice diagnostic test. Tes memuat butir-butir soal yang mengaitkan tiga level representasi kimia yaitu level makroskopik, sub-mikroskopik, dan simbolik. Pemahaman siswa pada level makroskopik dan simbolik digali pada tingkat pertama soal, sedangkan pemahaman siswa pada level sub-mikroskopik digali pada tingkat kedua soal. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan sebanyak 21% siswa memiliki model mental tipe-11, 46% siswa memiliki model mental tipe-00, 11% siswa memiliki model mental tipe-01, dan 22% siswa memiliki model mental tipe-10. Model mental tipe-00 mendominasi pemahaman siswa pada materi sistem koloid, sehingga dapat dikatakan masih banyak siswa yang belum bisa memahami materi sistem koloid menggunakan tiga level representasi.

Kata kunci: model mental, tes diagnostik, sistem koloid.

ABSTRACT

This study investigate the senior high school students’ mental models of colloids subject. This study adopt descriptive method in assessing 46 students at Grade XII in science major from one senior high school in Bandung. The objective of this study

was to gain the information about students’ mental models of colloids using two-tier multiple-choice diagnostic test instrument. The first tier of this instrument was used

to investigate students’ mental models in macroscopic and symbolic levels, while the second tier was used to investigate students’ mental models in sub-microscopic level. About 21% students has the mental models type-11, 46% students has the mental models type-00, 11% students has the mental models type-01, and 22% students has the mental models type-10. The result of this study indicated that almost half of the students had mental models type-00. It can be concluded that most of the students could not understand how the interdependence of chemistry triplet representations in the colloids subject.

(5)

Rudina Okvasari, 2014

PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

A. Model Mental dalam Ilmu Kimia ……….... 7

B. Cara Menggali Model Mental ………... 14

1. Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat……….. 14

2. Pertanyaan Terbuka……… 15

3. Wawancara dengan Pertanyaan Penuntun………. 16

4. Wawancara Berdasarkan Model……… 16

5. Wawancara Berdasarkan Penyajian Suatu Masalah……….. 16

a. Wawancara Berdasarkan Fenomena (Interview-About-Events, IAE)…. 17 b. Prediksi-Observasi-Penjelasan (Prediction-Observation-Explanation, POE)……… 17

C. Tes Diagnostik………. 17

D. Tinjauan Materi Sistem Koloid ………... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………. 35

A. Metode Penelitian ………... 35

B. Prosedur Penelitian ………. 35

(6)

Rudina Okvasari, 2014

PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Definisi Operasional ………... 39

E. Instrumen Penelitian ………... 39

F. Teknik Pengumpulan Data ……….. 52

G. Analisis Data ………... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 55

A. Pengolahan dan Interpretasi Data Hasil Penelitian pada Konsep Ciri Koloid………... 55

B. Pengolahan dan Interpretasi Data Hasil Penelitian pada Konsep Jenis Koloid ……….. 61

1. Sub-konsep Penggolongan Koloid Berdasarkan Perbedaan Fasa Terdispersi dan Medium Pendipersinya ……….... 61

2. Sub-konsep Penggolongan Koloid yang Memanfaatkan Sifat Liofil dan Liofob ……… 65

C. Pengolahan dan Interpretasi Data Hasil Penelitian pada Konsep Sifat Koloid………... 71

1. Sub-konsep Fenomena Efek Tyndall dan Gerak Brown ………... 71

2. Sub-konsep Kemampuan Permukaan Partikel Koloid dalam Menyerap Partikel Bermuatan ……….... 76

D. Pengolahan dan Interpretasi Data Hasil Penelitian pada Konsep Proses Pemurnian Koloid ………... 81

1. Sub-konsep Proses Pemurnian Koloid Secara Dialisis ………. 81

2. Sub-konsep Destabilisasi Koloid ……….. 86

E. Pengolahan dan Interpretasi Data Hasil Penelitian pada Konsep Proses Pembuatan Koloid ………... 90

1. Sub-konsep Proses Pembuatan Koloid Secara Kondensasi ……….. 91

2. Sub-konsep Proses Pembuatan Koloid Secara Dispersi ………... 97

F. Penafsiran Jawaban Siswa Secara Keseluruhan………... 101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….... 105

A. Kesimpulan ………... 105

B. Saran ………... 106

DAFTAR PUSTAKA ………... 108

(7)

Rudina Okvasari, 2014

PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel

2.1. Penelitian Model Mental dalam Bidang Pendidikan Kimia yang

Telah Dilakukan Para Ahli ………. 13

2.2. Perbedaan Larutan Sejati, Koloid, dan Suspensi ……… 21

2.3. Pengelompokan Koloid Berdasarkan Fasa Terdispersi dan Medium Pendispersi ……….. 22

3.1. Label Konsep dan Definisi Konsep yang Digunakan ………. 40

3.2. Interpretasi Nilai r ………... 52

4.1. Distribusi Jawaban Salah untuk Konsep Ciri Koloid……….. 57

4.2. Distribusi Jawaban Salah untuk Sub-konsep Penggolongan Koloid Berdasarkan Perbedaan Fasa Terdispersi dan Medium Pendispersinya ……… 63

4.3. Distribusi Jawaban Salah untuk Sub-konsep Penggolongan Koloid yang Memanfaatkan Sifat Liofil dan Liofob ……….. 67

4.4. Distribusi Jawaban Salah untuk Sub-konsep Fenomena Efek Tyndall dan Gerak Brown ………... 73

4.5. Distribusi Jawaban Salah untuk Sub-konsep Kemampuan Permukaan Koloid dalam Menyerap Partikel Bermuatan ………….. 78

4.6. Distribusi Jawaban Salah untuk Sub-konsep Proses Pemurnian Koloid Secara Dialisis ……… 83

4.7. Distribusi Jawaban Salah untuk Sub-konsep Destabilisasi Koloid…. 87 4.8. Distribusi Jawaban Salah untuk Sub-konsep Proses Pembuatan Koloid Secara Kondensasi ……….. 92

(8)

Rudina Okvasari, 2014

PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1. Representasi Ilmu Kimia ………. 7

2.2. Keterkaitan Tiga Level Representasi dalam Ilmu Kimia ……… 9

2.3. Keterkaitan Empat Tipe Model ………... 10

2.4. Diagram Penggunaan Keempat Tes Diagnostik ………. 18

2.5. Perbandingan Keadaan Fasa Terdispersi Koloid dan Zat Terlarut pada Larutan dan Suspensi dalam Air ……….... 21

2.6. Siluet Cahaya Matahari Dihamburkan oleh Udara Berkabut Melalui Celah Daun ……….. 23

2.7. Ilustrasi Gerak Brown dan Efek Tyndall pada Koloid ……….... 23

2.8. Ilustrasi Proses Adsorpsi Ion oleh Permukaan Koloid ………... 24

2.9. Ilustrasi Proses Dialisis pada Pemurnian Tepung Tapioka Dari Ion-ion Sianida ……….. 25

2.10. Pasien yang Sedang Menjalani Proses Hemodialisis………... 26

2.11. Pengendap Cottrell ……….. 27

2.12. Ilustrasi Koloid Liofil ………. 28

2.13. Ilustrasi Koloid Liofob ……… 29

2.14. Beberapa Contoh Koloid Hidrofob dan Hidrofil ……… 29

2.15. Ilustrasi Struktur Molekul Sabun ……… 30

2.16. Pembentukan Misel yang Menyelubungi Lemak oleh Bagian Kepala Sabun ………... 31

2.17. Ilustrasi Pembuatan Sol Logam dengan Cara Busur Listrik/ Busur Bredig ……….. 32

2.18. Ilustrasi Alat Homogenasi ………... 33

3.1. Alur Penelitian ……… 36

3.2. Level Makroskopik dan Level Simbolik pada Soal 1 ………. 42

(9)

Rudina Okvasari, 2014

PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.9. Soal 5 Menampilkan Proses Adsorpsi ……….... 48

3.10. Ilustrasi Proses Dialisis pada Pemurnian Tepung Tapioka dari Ion-ion Sianida ……….. 49

3.11. Opsi Alasan Soal 6 yang Diberikan pada Siswa ………... 49

3.12. Ilustrasi Pengendap Cottrell ……… 50

3.13. Soal 9 yang Diberikan Kepada Siswa ………. 51

4.1. Model Mental Siswa untuk Konsep Ciri Koloid ………. 55

4.2. Opsi Jawaban pada Soal 1 ………... 56

4.3. Model Mental Siswa untuk Sub-konsep Penggolongan Koloid Berdasarkan Perbedaan Fasa Terdispersi dan Medium Pendispersinya ……… 62

4.4. Model Mental Siswa untuk Sub-konsep Penggolongan Koloid yang Memanfaatkan Sifat Liofil dan Liofob ………... 66

4.5. Model Mental Siswa untuk Sub-Konsep Fenomena Efek Tyndall dan Gerak Brown ……… 72

4.6. Opsi yang Menyatakan Adanya Efek Tyndall dan Gerak Brown pada Koloid dengan Menggunakan Ilustrasi yang Benar …………... 72

4.7. Model Mental Siswa untuk Sub-konsep Kemampuan Permukaan Partikel Koloid dalam Menyerap Partikel Bermuatan ……….... 77

4.8. Model Mental Siswa untuk Sub-konsep Proses Pemurnian Koloid Secara Dialisis ………. 82

4.9. Model Mental Siswa untuk Sub-konsep Destabilisasi Koloid ……… 86

4.10. Model Mental Siswa untuk Sub-konsep Proses Pembuatan Koloid Secara Kondensasi ……….. 91

4.11. Model Mental Siswa untuk Sub-konsep Proses Pembuatan Koloid Secara Dispersi ……… 97

4.12. Contoh Perubahan Jawaban Siswa pada Model Mental Tipe-11 ….... 98

4.13. Contoh Perubahan Jawaban Siswa pada Model Mental Tipe-01 ….... 100

(10)

Rudina Okvasari, 2014

PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

A Rekapitulasi Hasil Validasi ……….. 112

B Instrumen Tes Diagnostik Model Mental Pilihan Ganda Dua Tingkat (TDM-PGDT) ………... 126

C Rekapitulasi Jawaban Siswa ………. 135

D Surat Izin Melakukan Penelitian……… 137

E Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ……… 138

(11)

Rudina Okvasari, 2014

PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu alam (sains) yang mempelajari

materi dan perubahannya, baik perubahan secara fisik maupun perubahan secara

kimia (Sunarya, 2007). Dengan mempelajari kimia, orang bisa mengerti apa yang

terjadi di sekitar mereka. Oleh sebab itu, ilmu kimia dianggap sebagai salah satu

cabang ilmu alam yang penting untuk dipelajari. (Sirhan, 2007).

Menurut Fast et al. bahwa sebagian besar konsep-konsep dalam ilmu

kimia merupakan konsep abstrak, dan umumnya merupakan konsep-konsep

berjenjang yang berkembang dari yang sederhana ke yang kompleks

(Sastrawijaya, 1988). Suatu konsep kompleks hanya dapat dikuasai dengan

baik dan benar bila konsep-konsep yang mendasari telah dikuasai dengan baik

dan benar pula (Sihaloho, 2007).

Untuk mengungkapkan kimia secara lebih utuh, para ahli mengusulkan tiga

level representasi yang saling terkait dalam mengungkapkan fenomena kimia

(Chandrasegaran et al., 2007). Ketiga level representasi ini adalah: (1) level

makroskopik yang menjelaskan tentang fenomena kimia yang dapat terlihat

secara kasat mata dan dapat langsung teramati, misalnya perubahan warna,

perubahan suhu, perubahan wujud, dan lain-lain, (2) level sub-mikroskopik yang

menjelaskan ilmu kimia dari tingkat partikulatnya. Representasi ini tidak akan

teramati langsung oleh siswa dengan mata telanjang, karena representasi ini

menjelaskan mengenai interaksi antar molekul yang terjadi pada suatu reaksi,

bagaimana keadaan atom, ion, dan molekulnya, serta lain sebagainya, (3) level

simbolik, menjelaskan dengan menggunakan simbol-simbol yang terdapat di

(12)

Rudina Okvasari, 2014

PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu hal yang menjadi kesulitan siswa dalam memahami materi kimia

adalah tingkatan dalam merepresentasikan fenomena kimia itu sendiri.

Pemahaman siswa yang tidak mendalam mengenai penggunaan tiga level

representasi ini akan menyebabkan kebingungan bagi siswa dalam menguasai

ilmu kimia. Ketika siswa mengamati perubahan kimia secara makroskopik, siswa

dituntut harus bisa menjelaskan fenomena tersebut menggunakan level

sub-mikroskopiknya, dari level sub-mikroskopik ini nantinya fenomena tersebut

diterjemahkan ke dalam simbol dan persamaan reaksi. Saat ketiga level

representasi ini digunakan secara bersamaan, umumnya siswa cenderung

mengalami kesulitan menjelaskan fenomena kimia tersebut pada level

sub-mikroskopik dan simbolik karena kedua representasi ini tidak dapat diamati

secara langsung (Chandrasegaran et al., 2007).

Beberapa penelitian menunjukkan fakta bahwa sebagian besar siswa mampu

menjawab soal kimia dengan benar tanpa mengetahui dan menggunakan konsep

yang dimilikinya. Sebuah studi yang dilakukan oleh Boo (1998) memperlihatkan

hasil bahwa siswa kelas XII di Singapura dapat memberikan jawaban yang benar

untuk pertanyaan tertentu tanpa memahami konsep kimia yang mendasarinya.

Coll (2002) menemukan bahwa kebanyakan siswa masih belum memahami kimia

secara utuh. Mereka masih menggunakan model yang sederhana terutama dalam

menjelaskan konsep ikatan kimia. Dalam tesisnya Andari (2010) menyampaikan

bahwa siswa dengan tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah tidak

memperlihatkan kemampuan yang berbeda dalam menggunakan model

sub-mikroskopik. Penelitian Islahiah (2012) memberikan hasil yang sama. Sebagian

besar siswa SMA kelas X dan XI masih memiliki pemahaman yang sangat

sederhana terutama pada level sub-mikrosopik dan simbolik.

Hasil dari semua penelitian di atas secara tidak langsung mengungkapkan

bahwa pemahaman ilmu kimia secara utuh akan sangat diperlukan untuk bisa

(13)

Rudina Okvasari, 2014

PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tinggi. Oleh sebab itu selain pendekatan melalui level makroskopik, penekanan

terhadap level sub-mikroskopik dan penggunaan simbol dalam mempelajari kimia

sangat perlu diperhatikan untuk membantu siswa membangun pemahamannya

sendiri mengenai konsep yang tengah dipelajarinya.

Ketika siswa bisa membangun pemahaman yang utuh mengenai suatu konsep,

maka siswa ini sudah bisa menjelaskan fenomena yang ada menggunakan konsep

yang mereka pahami dan yakini. Representasi ide individual yang digunakan

untuk mendeskripsikan dan menjelaskan suatu fenomena dikenal sebagai model

mental (Jansoon, 2009). Sejatinya, model mental yang dimiliki siswa terus

meningkat menuju pemahaman yang utuh seiring peningkatan jenjang

pendidikannya. Hal ini menjadi alasan pentingnya guru untuk memahami model

mental siswanya, sebab guru harus mengajar dengan model mental yang sesuai

dengan tingkat pendidikan siswa (Vosniadou dalam Coll, 2002). Dengan

mengetahui model mental siswa, guru bisa merancang lingkungan belajar yang

kondusif, sehingga bisa mendukung siswa untuk mencapai pemahaman yang utuh

mengenai konsep kimia (Nguyen et al, 2008).

Model mental seorang siswa tidak dapat ditentukan dengan mudah karena

model mental yang dimiliki siswa tidak bisa ditentukan secara tepat, sebab model

mental siswa dibangun dalam konteks sosial (Coll, 2002). Artinya masing-masing

siswa memiliki model mental yang berbeda, sehingga setiap siswa bisa

memecahkan suatu masalah yang sama dengan cara dan pendekatan yang berbeda

(Ellis dan Maidan-Gilad dalam Nguyen et al, 2008). Selama ini tes yang

dikembangkan di sekolah belum dapat mengungkapkan model mental yang

dimiliki siswa, sehingga pengembangan alat evaluasi berupa tes diagnostik yang

dapat mengungkapkan model mental siswa sangat penting. Salah satu cara yang

dapat digunakan dalam mempelajari pemahaman siswa mengenai tiga level

representasi dalam mendeskripsikan dan menjelaskan fenomena kimia yang

(14)

Rudina Okvasari, 2014

PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ganda dua tingkat atau lebih dikenal dengan two-tier multiple-choice diagnostic

test instruments (Chandrasegaran et al., 2007).

Salah satu materi kimia yang oleh siswa cukup sering dianggap memiliki

tuntutan tingkat hafalan dan pemahaman yang mendalam serta mengandung aspek

yang bersifat abstrak yaitu mengenai sistem koloid. Padahal sistem koloid sendiri

cukup sering ditemukan oleh siswa dalam kehidupannya sehari-hari. Selain itu,

berdasarkan studi pustaka yang dilakukan, belum terlalu banyak penelitian yang

dilakukan para ahli terkait konsep sistem koloid ini. Oleh sebab itu, pada

penelitian ini akan dilakukan pengujian terhadap siswa Sekolah Menengah Atas

untuk mengetahui profil model mental dari siswa tersebut pada materi sistem

koloid, mengenai konsep ciri koloid, jenis koloid, sifat koloid, proses pemurnian

koloid, dan proses pembuatan koloid. Berdasarkan uraian tersebut penulis

melakukan penelitian dengan judul “Profil Model Mental Siswa Pada Materi

Sistem Koloid”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, masalah yang diteliti

adalah:

1. Bagaimanakah profil model mental siswa SMA kelas XII Jurusan IPA pada

konsep ciri koloid?

2. Bagaimanakah profil model mental siswa SMA kelas XII Jurusan IPA pada

konsep jenis koloid?

3. Bagaimanakah profil model mental siswa SMA kelas XII Jurusan IPA pada

konsep sifat koloid?

4. Bagaimanakah profil model mental siswa SMA kelas XII Jurusan IPA pada

konsep proses pemurnian koloid?

5. Bagaimanakah profil model mental siswa SMA kelas XII Jurusan IPA pada

(15)

Rudina Okvasari, 2014

PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Bagaimana perbandingan model mental rata-rata yang dimiliki siswa SMA

kelas XII Jurusan IPA untuk semua konsep pada materi sistem koloid?

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas XII Jurusan IPA di salah satu

Sekolah Menengah Atas yang telah mempelajari materi sistem koloid. Pertanyaan

yang diajukan dalam bentuk pilihan ganda dua tingkat mengenai sistem koloid

yang meliputi konsep ciri koloid, jenis koloid, sifat koloid, dan proses pembuatan

koloid. Selanjutnya akan dilakukan analisis mengenai profil model mental siswa

pada setiap konsep tersebut.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui profil model mental

siswa kelas XII jurusan IPA pada materi sistem koloid. Secara khusus, penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui profil model mental siswa Sekolah Menengah

Atas pada konsep ciri koloid, jenis koloid, sifat koloid, proses pemurnian koloid,

dan proses pembuatan koloid.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi

pihak-pihak dalam dunia pendidikan, diantaranya:

1. Sebagai alternatif bagi guru dalam mengembangkan tes diagnostik model

mental pada pembelajaran kimia.

2. Sebagai referensi bagi peneliti lainnya dalam mengembangkan instrumen

penelitian mengenai tes diagnostik model mental.

(16)

Rudina Okvasari, 2014

PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara umum skripsi ini membahas mengenai profil model mental yang

dimiliki oleh siswa SMA kelas XII jurusan IPA. Adapun struktur organisasi dari

skripsi ini dijabarkan sebagai berikut:

Bab I membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah yang akan

diteliti, pembatasan masalah dalam penelitian, tujuan dari penelitian yang dilakukan,

dan manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini. Bab II mengulas tinjauan pustaka

dari tiga level representasi yang terdapat dalam kimia, pentingnya mengetahui model

mental yang dimiliki siswa dan langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk

menggali model mental, pengertian dan penggunaan dari tes diagnostik, serta tinjauan

mengenai materi sistem koloid. Bab III menjabarkan metodologi yang digunakan

dalam penelitian ini, diantaranya mengenai desain penelitian yang dilakukan, subjek

penelitian, definisi operasional, tahapan pengembangan instrumen, teknik

pengumpulan data, dan bagaimana menganalisis data yang diperoleh. Bab IV

membahas mengenai temuan yang diperoleh dari hasil penelitian. Setelah dilakukan

pengolahan data, hasil pengolahan data tersebut dijelaskan dan dibandingkan model

mental yang dimiliki siswa pada setiap konsep yang ditanyakan. Model mental

tipe-00, tipe-01, tipe-10, dan tipe-11 muncul untuk setiap konsep, walaupun distribusi

model mental ini tidak merata. Bab V berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang

dilakukan serta saran yang penulis berikan untuk peningkatan mutu pendidikan

(17)

Rudina Okvasari, 2014

PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan terhadap penemuan dan pengolahan

data yang diperoleh dari hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

profil model mental siswa yang terungkap mengenai materi sistem koloid

menggunakan instrumen TDM-PGDT adalah sebagai berikut:

1. Pada konsep ciri-ciri koloid terdapat empat tipe model mental pada siswa,

yaitu 26% memiliki model mental tipe-11, 46% siswa memiliki model

mental tipe-00, 11% memiliki model mental tipe-01, dan 17% memiliki

model mental tipe-10.

2. Pada konsep jenis-jenis koloid, terdapat 37% dengan model mental

tipe-11, 27% siswa dengan model mental tipe-00, 3% dengan model mental

tipe-01, dan 33% dengan model mental tipe-10.

3. Pada konsep sifat-sifat koloid terdapat 21% dengan model mental tipe-11,

43% siswa dengan model mental 00, 21% dengan model mental

tipe-01, dan 17% dengan model mental tipe-10.

4. Pada konsep proses pemurnian koloid, terdapat 13% dengan model mental

tipe-11, 51% siswa dengan model mental tipe-00, 7% dengan model

mental tipe-01, dan 30% dengan model mental tipe-10.

5. Pada konsep proses pembuatan koloid diperoleh data sebanyak 9% dengan

model mental tipe-11, 65% siswa dengan model mental tipe-00, 13%

(18)

Rudina Okvasari, 2014

PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Perbandingan model mental rata-rata yang dimiliki siswa untuk semua

konsep pada materi sistem koloid adalah 21% siswa memiliki model

mental tipe-11, 46% siswa memiliki model mental tipe-00, 11% siswa

memiliki model mental tipe-01, dan 22% siswa memiliki model mental

tipe-10.

Model mental yang terungkap menggunakan instrumen TDM-PGDT ini

didominasi oleh model mental tipe-00. Hal ini berlaku pada hampir semua

konsep. Kemunculan model mental tipe-00 ini semakin besar frekuensinya pada

Konsep 5 mengenai proses pembuatan koloid.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan yang dijabarkan pada bab IV,

maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Profil model mental yang muncul dalam penelitian ini dapat menjadi

pertimbangan bagi guru maupun praktisi pendidikan lainnya untuk

mengembangkan model dan strategi pembelajaran, serta media maupun bahan

ajar dengan mempertimbangkan penggunaan tiga level representasi terutama

dalam materi sistem koloid.

2. Instrumen TDM-PGDT bisa menjadi salah satu alternatif tipe soal yang dapat

digunakan guru untuk menggali pemahaman dan miskonsepsi yang dimiliki

siswa.

3. Instrumen ini perlu lebih dikembangkan dan dilakukan uji validitas, uji

reliabilitas, dan pengujian lainnya yang lebih mendalam agar dapat digunakan

secara lebih luas.

4. Untuk penelitian selanjutnya mengenai model mental yang menggunakan

(19)

Rudina Okvasari, 2014

PROFIL MODEL MENTAL SISWA SMA PADA MATERI SISTEM KOLOID

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bersamaan dengan wawancara mendalam agar alasan jawaban yang

dikemukakan siswa dapat lebih tergali.

5. Penelitian mengenai model mental selanjutnya sebaiknya juga

mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam memahami

Gambar

Grafik Distribusi Jawaban Model Mental Siswa pada Materi Sistem Koloid ………………………………………………………………

Referensi

Dokumen terkait

Profil Model mental Siswa dalam Mempertautkan Ketiga Level Representasi pada Pergeseran Kesetimbangan Kimia akibat Penambahan Konsentrasi Pereaksi secara Langsung

Hasil penelitian menunjukan bahwa goal orientation pada siswa kelas XII jurusan IPA di SMA “X” Bandung lebih mengarah pada mastery approach yaitu sebanyak 42 siswa

Miskonsepsi siswa berdasarkan indikator pada materi metabolisme yang paling banyak di Kelas XII IPA SMA Swasta Nusantara Lubuk Pakam terdapat pada indikator

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA SUB-MATERI ASAM BASA DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK MODEL MENTAL PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (TDM-POE).. Universitas Pendidikan Indonesia |

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Profil Model Mental Siswa SMA pada Submateri Sel Volta dengan Menggunakan TDM-POE ” ini beserta seluruh isinya

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Profil Model Mental Siswa pada Sub-Materi Pergeseran Kesetimbangan Kimia dengan Menggunakan TDM-POE” ini dan seluruh

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil miskonsepsi siswa SMA pada materi protista, mengetahui profil konstruksi konsep siswa SMA pada materi protista,

Profil Keterampilan Abad 21 (4C’s) Siswa SMA pada Materi Fisika melalui Model Pembelajaran Project Based Learning.. dengan