• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu

(intregated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran terpadu yang

memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan

menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan

otentik (Majid, 2014: 80). Sedangkan menurut Trianto (2011: 147) pembelajaran

tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema

tertentu. Dalam pembahasannya, tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran.

Menurut Gorys Keraf (dalam Majid, 2014: 86), kata tema berasal dari kata

Yunani tithenai yang berarti “menempatkan” atau “meletakkan” dan kemudian kata

itu mengalami perkembangan sehingga kata tithenai berubah menjadi tema. Menurut arti katanya, tema berarti “sesuatu yang telah diuraikan” atau “sesuatu

yang telah ditempatkan”. Penggunaan tema dimaksudkan agar anak mampu

mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa pembelajaran tematik

adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema tertentu dengan

menghubungkan berbagai bidang studi yang berkaitan. Dengan adanya pemaduan

tersebut peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh

(2)

2. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut

(Majid, 2014: 89-90) :

a) Berpusat pada siswa, Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar, b) Memberikan pengalaman langsung, Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yanglebih abstrak, c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa, d) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, e) Bersifat fleksibel, Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada, f) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya, g) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Berdasarkan uraian karakteristik pembelajaran tematik diatas, dapat

dikatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang berpusat

pada siswa karena dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam mempelajari

konsep-konsep dari materi yang diajarkan.

3. Tujuan dan Ruang Lingkup Pembelajaran Tematik

Permendikbud No. 57 Tahun 2014 menyebutkan tujuan dari pembelajaran

tematik (Kemendikud: 2014) adalah:

a. Menghilangkan atau mengurangi terjadinya tumpang tindih materi.

b. Memudahkan peserta didik untuk melihat hubungan- hubungan yang

(3)

c. Memudahkan peserta didik untuk memahami materi atau konsep secara utuh

sehingga pengasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.

Sedangkan ruang lingkup pembelajaran tematik meliputi semua KD dari

semua mata pelajaran, kecuali agama. Mata pelajaran yang dimaksud adalah

Bahasa Indonesia, PPKn, Matematika, IPA, IPS, Penjasorkes, dan Seni Budaya

Prakarya.

4. Keuntungan Pembelajaran Tematik

Beberapa keuntungan pembelajaran tematik yaitu:

a. Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu.

b. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai

kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama.

c. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.

d. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata

pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.

e. Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi

disajikan dalam konteks tema yang jelas.

f. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata.

g. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan dapat

dipersiapkan sekaligus.

B. Keterampilan Berbahasa (Berbicara)

Pembelajaran bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan

(4)

dengan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia, yakni agar siswa terampil berbahasa.

Keterampilan berbicara dibedakan empat macam yaitu, menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut berkaitan antara

satu dengan yang lain.

1. Pengertian Keterampilan Berbicara

Keterampilan berbicara termasuk dalam keterampilan berbahasa lisan.

Hakikat berbicara telah banyak diuraikan oleh para ahli bahasa. Iskandarwassid

(2013: 241) menjelaskan bahwa “keterampilan berbicara pada hakikatnya

merupakan keterampilan mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang lain”.

Sedangkan berbicara dapat diartikan sebagai kemampuan mengucapkan

bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta

menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Berbicara sering dianggap sebagai

alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial karena berbicara merupakan

suatu bentuk prilaku manusia yang paling penting bagi kontrol sosial karena

berbicara merupakan suatu bentuk prilaku manusia yang memanfaatkan

faktor-faktor fisik, psikologis, dan linguistik secara luas (Ibrahim, 2012: 31).

Dari berbagai pengertian keterampilan berbicara di atas dapat disimpulkan

bahwa keterampilan berbicara adalah kegiatan mengolah bunyi-bunyi artikulasi

untuk menyampaikan kehendak, perasaan, pemikiran, dan informasi kepada orang

lain melalui berbagai kegiatan berbahasa lisan. Berbicara juga dapat disimpulkan

(5)

2. Tujuan Berbicara

Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat

menyampaikan pikiran secara efektif, pembicara harus memahami makna segala

sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Pada dasarnya berbicara mempunyai tiga

tujuan umum, yaitu memberitahukan dan melaporkan, menjamu dan menghibur,

membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (Tarigan, 2008: 16). Menurut

Iskandarwassid (2013: 242), ”tujuan keterampilan berbicara akan mencakup

pencapaian hal-hal berikut: 1) kemudahan berbicara; 2) kejelasan; 3) bertanggung

jawab; 4) membentuk pendengaran yang kritis; 5) membentuk kebiasaan”.

a. Kemudahan berbicara, peserta didik harus mendapat kesempatan yang besar

untuk berlatih sampai mereka mengembangkan keterampilan berbicara secara

wajar, lancar, dan menyenangkan. Peserta didik perlu mengembangkan

kepercayaan yang tumbuh melalui latihan.

b. Kejelasan, dalam hal ini peserta didik harus berbicara dengan tepat dan jelas,

baik artikulasi maupun diksi kalimat-kalimatnya. Gagasan yang diucapkan

harus tersusun dengan baik. Dengan latihan yang terus-menerus dan bimbingan

guru, maka kejelasan dalam berbicara kan dapat dicapai.

c. Bertanggung jawab, latihan berbicara yang bagus menekankan pembicara

untuk berbicara yang bertanggung jawab agar berbicara secara tepat, dan

dipikirkan secara sungguh-sungguh mengenai apa yang menjadi topik

pembicaraan, tujuan pembicaraan, siapa yang diajak berbicara, dan begaimana

situasi pembicaraan. Latihan yang demikan akan menghindarkan peserta didik

dari berbicara yang tidak bertanggung jawab atau bersilat lidah yang menglabui

(6)

d. Membentuk pendengaran yang kritis, latihan berbicara yang baik sekaligus

mengembangkan keterampilan menyimak secara tepat dan kritis. Peserta didik

perlu belajar untuk dapat mengevaluasi kata-kata, niat, dan tujuan pembicara.

e. Membentuk kebiasaan, kebiasaan berbicara tidak dapat dicapai tanpa

kebiasaan berinteraksi dalam bahasa yang dipelajari. Faktor ini demikian

penting dalam membentuk kebiasaan berbicara dalam perilaku seseorang.

Tujuan keterampilan berbicara seperti yang telah dikemukakan akan dapat

dicapai jika program pengajaran dilandasi prinsip-prinsip yang relevan dan pola

kegiatan pembelajaran yang membuat siswa secara aktif mengalami kegiatan

berbicara. Prinsip-prinsip tersebut adalah pengintegrasian program latihan

keterampilan berbicara sebagai bagian dari penggunaan bahasa secara menyeluruh.

Tujuan berbicara di SD bertujuan untuk memupuk keberanian siswa,

menceritakan pengetahuan dan wawasan siswa, melatih siswa berpikir kritis dan

logis, melatih siswa menghargai pendapat orang lain.

3. Penilaian Keterampilan Berbicara

Menurut Mulyati (2008: 8) Keefektifan berbicara ditunjang oleh dua faktor,

yaitu faktor linguistik dan faktor ekstralinguistik, sehingga aspek yang dinilai

meliputi penguasaan topik, kelancaran, kejelasan suara, serta pilihan kata (diksi).

Aspek pilihan kata (diksi) ditekankan pada pilihan kata baku atau tidak baku. Aspek

kelancaran penilaiannya meliputi bagaimana siswa berbicara apakah lancar atau

masih tersendat-sendat. Untuk aspek penguasaan topik ini menilai kemampuan

siswa berbicara dalam topik atau materi yang sedang dibahas pada proses

pembelajaran. Apakah pembicaraan siswa sesuai, kurang sesuai atau tidak sesuai

(7)

dari kejelasan suara yang diucapkan, apakah suara siswa sudah jelas dan terdengar

oleh seluruh teman di kelas atau hanya terdengar oleh teman sekelompok, atau

bahkan hanya terdengar oleh teman di sebelahnya. Penelitian ini dilakukan selama

proses pembelajaran berlangsung.

Sesuai dengan tingkat penguasaan kemampuan berbahasa yang telah

dimiliki oleh siswa, bentuk tes berbicara dapat dilakukan secara terkendali atau

secara bebas. Tes berbicara yang bersifat terkendali yaitu dengan isi dan jenis

wacana yang ditentukan atau dibatasi, sedangkan tes berbicara yang bersifat bebas

tergantung pada keinginan dan kreativitas siswa. Bentuk-bentuk asesment berbicara

menurut Ibrahim (2012: 32) yang dapat digunakan antara lain: berbicara singkat

berdasarkan gambar, wawancara, menceritakan kembali, pidato/berbicara bebas,

percakapan terpimpin, dan diskusi.

C. Model Inside Outside Circle (IOC)

1. Pengertian Model Inside Outside Circle (IOC)

Model Pembelajaran Inside Outside Circle (Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar) merupakan model pembelajaran dimana “Siswa saling membagi informasi

pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur” (Kurniasih, 2015: 92). Pembelajaran ini lebih leluasa dilaksanakan di luar

kelas, atau tempat terbuka karena mobilitas siswa akan cukup tinggi, sehingga

diperlukan perhatian ekstra. Namun demikian jika jumlah siswa tidak terlalu

banyak bisa juga dilaksanakan di dalam kelas. Adapun informasi yang saling

berbagi merupakan isi materi pembelajaran yang mengarah pada tujuan

(8)

memberi dan menerima informasi pembelajaran. Tujuan model pembelajaran ini

adalah melatih siswa belajar mandiri dan belajar berbicara menyampaikan

informasi kepada orang lain. Selain itu juga melatih kedisiplinan, ketertiban,

menciptakan komunikasi yang baik dengan teman sebaya, serta meningkatkan

keterampilan berbicara.

2. Langkah-langkah Model Inside Outside Circle

Model Inside Outside Circle ini memiliki tujuan melatih siswa belajar

mandiri dan belajar berbicara menyampaikan informasi kepada orang lain. Selain

itu juga melatih kedisiplinan, ketertiban, menciptakan komunikasi yang baik

dengan teman sebaya, serta meningkatkan keterampilan berbicara. Tujuan akan

tercapai jika pelaksanaannya sesuai dengan langkah-langkah yang dimiliki oleh

model pembelajaran Inside Outside Circle, menurut (Kurniasih, 2015: 94)

langkah-langkah model Inside Outside Circle adalah sebagai berikut:

a) Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap ke luar. b) Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam. c) Dua peserta didik yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan. d) Kemudian, peserta didik berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara peserta didik yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam. e) Sekarang, giliran peserta didik berada di lingkaran besar yang membagi informasi, demikian seterusnya. f) Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur.

Dengan adanya langkah-langkah model pembelajaran Inside Outside Circle,

maka peneliti menerapkan model tersebut untuk digunakan dalam penelitian

tindakan kelas pada kelas IV SDN Candirenggo 03 Singosari Malang.

3. Kelebihan Model Inside Outside Circle (IOC)

Model pembelajaran Inside Outside Circle memiliki kelebihan-kelebihan

(9)

a. Memberi kesempatan siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran.

b. Menumbuhkan kerja sama dan berfikir kritis.

c. Mengembangkan sikap sosial siswa.

d. Melatih siswa belajar mandiri.

e. Belajar berbicara menyampaikan informasi kepada orang lain.

f. Melatih kedisiplinan dan ketertiban.

4. Kelemahan Model Inside Outside Circle (IOC)

Selain terdapat kelebihan, tentu saja model pembelajaran Inside Outside

Circle juga memiliki kelemahan antara lain:

a. Membutuhkan ruang kelas yang besar.

b. Terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalahgunakan untuk bergurau.

c. Rumit untuk dilakukan.

D. Metode Show and Tell

1. Hakikat Metode Show and Tell

Show and Tell adalah kegiatan yang mengutamakan kemampuan

berkomunikasi sederhana. Tujuan kegiatan ini adalah melatih anak berbicara di

depan kelas dan membiasakan anak peka terhadap hal-hal sederhana sehari-hari

(Tilaar, 2013: 103). Sementara itu menurut Ningsih (2014: 31) mendefinisikan

Show and Tell merupakan kegiatan menunjukkan sesuatu kepada audiens dan

menjelaskan atau mendeskripsikan sesuatu itu. Selain itu dalam penjelasannya,

metode Show and Tell mengacu pada tiga bidang utama, yaitu edukasi, musik dan

teater. Diantara tiga bidang tersebut, metode Show and Tell edukatif yang paling

(10)

sekaligus. Tiga ranah tersebut adalah Show and Tell educative for speaking (Show

and Tell edukatif untuk berbicara), Show and Tell educative forrecord playing toys

(Show and Tell untuk bermain dengan mainan), dan Show and Tell for children’s

book (Show and Tell untuk buku anak).

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian

metode Show and Tell adalah suatu metode pembelajaran dengan kegiatan anak

menunjukkan benda, menyatakan pendapat, mengungkapkan perasaan, keinginan,

maupun pengalaman terkait dengan benda tersebut.

2. Langkah-langkah Metode Show and Tell

Metode Show and Tell ini memiliki tujuan untuk melatih anak berbicara di

depan kelas dan membiasakan anak peka terhadap hal-hal sederhana sehari-hari.

Tujuan akan tercapai jika pelaksanaannya sesuai dengan langkah-langkah yang

dimiliki oleh metode Show and Tell, menurut Ningsih (2014: 36-37) menjelaskan

langkah-langkah pelaksanaan Show and Tell adalah sebagai berikut:

a) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa, b) Guru memberi contoh cara melakukan Show and Tell secara klasikal, c) Siswa diberi kesempatan untuk mengajukan diri tanpa ditunjuk, jika tidak ada satu anakpun yang bersedia, maka dengan cara dipanggil oleh guru, d) Siswa melakukan Show and Tell, e) Siswa distimulasi dengan cara memberikan pertanyaan jika kesulitan untuk menyampaikan maknanya, f) Setelah selesai melakukan Show and Tell, masing-masing siswa diberi pertanyaan yang berbeda oleh guru, g) Sebagai bentuk penguatan, siswa diberi reward.

Dengan adanya langkah-langkah metode pembelajaran Show and Tell, maka

peneliti juga menggunakan metode tersebut bersaaman dengan model pembelajaran

Inside Outside Circle untuk digunakan dalam penelitian tindakan kelas pada kelas

(11)

3. Kelebihan Metode Show and Tell

Terdapat beberapa kelebihan dari metode Show and Tell. Beberapa

kelebihan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Metode yang sangat sederhana, sehingga mudah untuk diterapkan pada anak.

b. Menggunakan benda yang bersifat konkret, sehingga memudahkan anak untuk

bercerita.

c. Memberikan kesempatan pada semua anak untuk terlibat aktif karena

menekankan pada pendekatan partisipatoris dalam proses pembelajaran.

d. Efektif untuk mengembangkan kemampuan berbicara di depan umum (public

speaking). Kemampuan berbicara di depan umum (public speaking)

merupakan salah satu karakteristik percaya diri.

e. Melatih anak melakukan pemecahan masalah (problem solving), yakni saat

bercerita anak belajar untuk menyusun informasi terkait dengan benda yang

ditunjukkan.

4. Kelemahan Metode Show and Tell

Selain terdapat kelebihan dari penggunaan metode Show and Tell, maka

terdapat pula kekurangan antara lain:

a. Penggunaan metode harus selalu dengan pengawasan guru. Hal ini dikarenakan

metode tersebut memerlukan bimbingan apabila siswa kesulitan dalam

menceritakan benda yang digunakan.

b. Penggunaan metode ini tidak dapat digunakan dalam kondisi mendadak, hal

tersebut dikarenakan perlu adanya persiapan benda maupun pengalaman yang

(12)

c. Waktu yang disediakan untuk melakukan Show and Tell terbatas. Hal ini

dikarenakan Show and Tell dilakukan secara bergiliran, sehingga agar semua

anak bisa tampil maka waktu yang disediakan hendaknya cukup banyak.

E. Sintaks Pembelajaran dengan Model Inside Outside Circle dan Metode Show and Tell

Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran dengan Model Inside Outside Circle dan Metode Show and Tell

Langkah-langkah Pembelajaran Model

Inside Outside Circle

Metode

Show and Tell Siswa dibagi menjadi 2 kelompok, setiap

kelompok beranggotakan 15 orang.

Siswa diajak keluar kelas dan membentuk lingkaran sesuai dengan intruksi guru.

Kelompok 1 membentuk lingkaran dalam dan menghadap keluar, sedangkan kelompok 2 membentuk lingkaran luar dan menghadap ke dalam.

Siswa kelompok 1 dan 2 saling berhadapan dan saling berbagi informasi dengan cara siswa kelompok lingkaran dalam bertugas menginformasikan tentang materi yang didapat dan kelompok lingkaran luar bertugas menginformasikan tentang materi yang didapat dengan menggunakan gambar.

√ √

Siswa kembali ke kelas bersama kelompok kecilnya.

Secara acak siswa mempresentasikan hasil informasi yang di dapat dengan menggunakan gambar di depan kelas.

(13)

F. Materi Kelas IV Tema 7 (Cita-citaku)

Pada tema 7 terdiri dari 3 subtema, peneliti mengambil subtema 1 (Aku dan

Cita-citaku). Setiap subtema terdiri dari 6 pembelajaran, dan peneliti menggunakan

pembelajaran 1 yang terdiri dari 4 mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, SBdP,

PPKn, IPA dengan kompetensi dasar dan indikator sebagai berikut:

Kompetensi Dasar :

Bahasa Indonesia

3.3 Menggali informasi dari teks wawancara tentang jenis-jenis usaha dan

pekerjaan serta kegiatan ekonomi dan koperasi dengan bantuan guru dan teman

dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata

baku.

4.3 Mengolah dan menyajikan teks wawancara tentang jenis-jenis usaha pekerjaan

serta kegiatan ekonomi dan koperasi dengan bantuan guru dan teman dalam

bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.

SBdP

3.1 Mengenal karya dua dan tiga dimensi berdasarkan pengamatan.

4.1 Menggambar alam berdasarkan pengamatan keindahan alam.

PPKn

1.1 Memahami makna dan keterkaitan simbol-simbol sila Pancasila dalam

memahami Pancasila secara utuh.

1.2 Mengamati dan menceritakan perilaku di sekitar rumah dan sekolah dari sudut

pandang kelima simbol Pancasila sebagai satu kesatuan yang utuh.

(14)

3.7Mendeskripsikan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan,

teknologi, dan masyarakat.

4.7 Menyajikan laporan tentang sumber daya alam dan pemanfaatannya oleh

masyarakat.

Indikator :

Bahasa Indonesia

1. Membuat 5 daftar pertanyaan wawancara berkaitan dengan cita-cita.

2. Membuat laporan wawancara berdasarkan kegiatan wawancara dengan teman

sebangku.

SBdP

1. Menggambar jenis pekerjaan yang berkaitan dengan cita-cita.

2. Mendeskripsikan gambar yang dibuatnya.

PPKn

1. Mengidentifikasi bunyi sila Pancasila.

2. Menuliskan contoh kegiatan yang merupakan pengamalan sila Pancasila.

3. Menceritakan kembali hasil informasi yang di dapat dengan menggunakan

gambar.

IPA

1. Menyebutkan jenis sumber daya alam.

2. Menyebutkan 2 jenis contoh sumber daya alam hayati.

(15)

4. Menceritakan kembali hasil informasi yang di dapat dengan menggunakan

gambar.

Materi :

Bahasa indonesia (Wawancara)

Wawancara adalah suatu cara untuk mengumpulkan data atau memperoleh

informasi dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada narasumber atau

otoritas.

1. Sekarang, cari tahulah kegiatan-kegiatan yang disukai dan yang tidak disukai

oleh teman sebangkumu! Buatlah pertanyaan dengan kata tanya sesuai dengan

5W 1H (Apa, Mengapa, Siapa, Kapan, Dimana, dan Bagaimana)!

Contoh daftar pertanyaan:

2. Tuliskan laporan hasil wawancara yang sudah kamu lakukan dengan teman sebangkumu!

(Sumber: Buku siswa tema 7 (Cita-citaku))

Daftar pertanyaan:

Contoh: apa kegiatan yang kamu sukai dirumah? 1. _________________________________________ 2. _________________________________________ 3. _________________________________________ Narasumber : Pewawancara : Hasil Wawancara : _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ __________________________ _____________________________________________ _____________________________________________ __________________________________

(16)

SBdP

1. Gambarlah jenis pekerjaan dan lingkungan tempat bekerja yang sesuai dengan

cita-citamu!

(Sumber: Buku siswa tema 7 (Cita-citaku))

IPA (SDA Hayati dan Nonhayati)

Sumber daya alam adalah sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan oleh

makhluk hidup. Sumber daya alam dibagi menjadi 2 jenis, SDA hayati dan non

hayati. SDA hayati adalah sumber daya alam yang dapat diperbaharui, contohnya:

tumbuhan dan hewan. SDA non hayatiadalah sumber daya alam yang tidak dapat

diperbaharui, contohnya: matahari, air, angin, tanah, tambang.

1. Menyebutkan jenis sumber daya alam.

Jenis Pekerjaan Lingkungan Tempat Bekerja

(17)

2. Menyebutkan 2 jenis contoh sumber daya alam hayati.

3. Menyebutkan 2 jenis contoh sumber daya alam nonhayati.

(Sumber: Buku siswa tema 7 (Cita-citaku) dan IPA BSE Kelas IV)

PPKn (Pancasila)

Bunyi sila Pancasila dan Mengenal Lambangnya.

1. Menuliskan bunyi sila-sila Pancasila!

2. Menuliskan contoh perilakunya di kehidupan sehari-hari!

G. Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini tidak terlepas dari penelitian-penelitian terdahulu yang relevan

dilaksanakan saat ini. Merujuk dari hasil penelitian yang dilakukan oleh:

Rizky Hanifudin yang dilakukan pada Tahun 2011 dengan judul “Penerapan

model pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS siswa kelas 5 SDN Ketawanggede 2 Kota Malang”. Hasil

(18)

penelitian menunjukkan aktivitas dan hasil belajar siswa mengalami kenaikan.

Rata-rata hasil belajar pada pra tindakan yaitu 37,8 dengan ketuntasan belajar kelas

34,6%, pada siklus I meningkat menjadi 63 dengan ketuntasan belajar kelas sebesar

53,8%. Sedangkan di siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 83 dimana

ketuntasan belajar kelas sudah mencapai 96%.

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan penelti

lakukan, yaitu penelitian tentang penerapan model Inside Outside Circle.

Sedangkan perbedaannya adalah peningkatannya, peneliti ingin meningkatkan

keterampilan berbicara pada siswa.

Peneliti juga menemukan penelitian yang dilakukan oleh Adi Ine Nasrudin pada Tahun 2015 dengan judul “Penggunaan Metode Show and Tell Untuk

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Sekolah Dasar”. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan

keterampilan berbicara siswa, pada siklus I nilai rata-rata yang didapat adalah 71,97

dengan siswa yang tuntas sebanyak 18 orang dan persentase ketuntasan sebesar

51,42% pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu nilai rata-rata

yang didapat siswa sebesar 82.54 dengan siswa yang tuntas sebanyak 30 orang dan

persentase ketuntasan mencapai 81.08 %.

Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan penelti

lakukan, yaitu penelitian tentang peningkatan keterampilan berbicara dengan

menggunakan metode Show and Tell. Selain terdapat kesamaan ada juga perbedaan

dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu dalam meningkatkan

keterampilan berbicara pada siswa, pada penelitian ini peneliti memadukan antara

(19)

Realita

Proses pembelajaran

berlangsung secara efektif dan efisien, yaitu:

1. Pembelajaran menggunakan model dan metode yang variatif.

2. Menggunakan media untuk mendukung proses

pembelajaran.

3. Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan tertib.

H. Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Fact Condution

1. Tidak menggunakan model pembelajaran dan metode yang bervariatif. 2. Tidak menggunakan

media untuk mendukung proses pembelajaran berlangsung.

3. Siswa cenderung pasif dalam kegiatan proses pembelajaran. Problem 1. Keterampilan berbicara siswa tergolong rendah. 2. Pelaksanaan proses pembelajaran kurang variatif. Solution 1. Menggunakan model pembelajaran Inside Outside Circle.

2. Menggunakan metode Show and Tell.

Ada Perbedaan

Output

Jika menggunakan model pembelajaran Inside Outside Circle dan metode Show and Tell dalam pembelajaran tematik kelas IV SDN Candirenggo 03 Singosari Malang, maka keterampilan berbicara siswa akan meningkat.

(20)

Gambar

Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran dengan Model Inside Outside Circle dan Metode Show and
Gambar 2.1 Bagan Kerangka PikirFact Condution

Referensi

Dokumen terkait

Bus juga digunakan untuk mentransfer data atau infor- masi dari memori ke berbagai macam peralatan input, output atau dengan kata lain Bus merupakan suatu sirkuit yang digunakan

Semakin tingginya angka keberhasilan dari transplantasi dan semakin banyak permintaan akan organ tubuh untuk tujuan transplantasi maka keterbatasan donor yang

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Berasal dari Anggaran Pendapatan dan

(2) Permohonan pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi atas SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, dan STPD sebagaimana

Monopoli merupakan sebuah permainan yang tujuannya menguasai semua petak yang terdapat di atas papan dengan cara membeli ataupun menyewa petak. Monopoli dapat dimainkan oleh dua

Di njau dari manajemen satuan pendidikan, maka penyusunan model inspirasi diversifi kasi kurikulum esensi dan muaranya adalah terwujudnya Kurikulum ngkat satuan

terpengaruh oleh kepentingan pribadi dalam penyusunan perencanaan pengawasan dengan cara mengalokasikan auditor yang telah melakukan kegiatan pengawasan selama 3

1) Biaya pendidikan untuk level yang ditempuh sebesar Rp1.650.000 (satu juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) sesuai ketentuan Pimpinan Pusat.. OIAA di Kairo. Biaya itu