• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDIDIKAN MENTORING AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN TERHADAP TINGKAT KEBERAGAMAAN MAHASISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENDIDIKAN MENTORING AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN TERHADAP TINGKAT KEBERAGAMAAN MAHASISWA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDIDIKAN MENTORING AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN TERHADAP TINGKAT KEBERAGAMAAN

MAHASISWA (Studi Kasus Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Akademik 2010/2011)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Program Studi

Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Disusun Oleh: IMAM WAHYUDI

G 000 080 063

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

(2)
(3)
(4)

1 ABSTRAK

Manusia dilahirkan dalam keadaan membawa fitrah. Fitrah adalah agama yang lurus, maksudnya potensi untuk mengenal dan mentauhidkan Allah, cenderung kepada kebenaran, dan tidak mengalami penyimpangan. Pada masa adolesen (13-21 tahun) remaja sedang mengalami masa pancaroba, penuh dengan kegelisahan dan kebingungan. Dalam keadaan itu, agama dan kepercayaan kepada Tuhan merupakan penolong yang sangat ampuh untuk mengembalikan ketenangan dan keseimbangan jiwanya. Agama juga mempunyai fungsi yaitu memberikan bimbingan dalam hidup, menolong dalam menghadapi kesukaran dan menentramkan batin.

Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) merupakan bagian dari amal usaha persyarikatan Muhammadiyah yang bergerak dalam bidang pengajaran dan pendidikan. Sebagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang bertekad menjadikan “Wacana Keilmuan dan Keislaman” sebagai filosofi penyelenggaraan dan pengembangan Institusi Pendidikan Tinggi, UMS tentu harus memberi sentuhan pada sisi keagamaan. Sebagaimana visi UMS yaitu menjadi kiblat pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Sain (IPTEKS) yang Islami dan memberi arah perubahan. Salah satu upaya UMS untuk mencapai visi tersebut yaitu melalui pendidikan Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK). Mentoring AIK tersebut diwajibkan bagi seluruh mahasiswa baru, dalam penelitian ini penulis meneliti pendidikan Mentoring AIK di Fakultas Farmasi tahun 2010/2011, dengan alasan input mahasiswa baru di Fakultas Farmasi berlatar belakang dari lulusan sekolah-sekolah umum. Selain itu, ditinjau dari segi akademik, untuk mata kuliah yang berbasis agama Islam dan Kemuhammadiyahan dinilai minim. Di samping itu, dalam bidang farmasi pada umumnya sering ditemukan tentang pembuatan obat-obatan yang menggunakan bahan-bahan yang tidak halal.

Rumusan masalah penelitian ini adalah “Adakah pengaruh pendidikan Mentoring AIK terhadap tingkat keberagamaan mahasiswa Farmasi UMS tahun akademik 2010/2011?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap ada atau tidak adanya pengaruh pendidikan Mentoring AIK terhadap tingkat keberagamaan mahasiswa Farmasi UMS tahun akademik 2010/2011. Penelitian ini termasuk penelitian lapangan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan psikologi agama, untuk mengungkap aspek atau kondisi psikologis keberagamaan seseorang. Metode dalam pengumpulan datanya adalah metode angket sebagai metode inti, metode wawancara sebagai penyempurna data metode inti, dan metode dokumentasi untuk memperoleh data tentang Mentoring AIK. Model analisis penelitiannya adalah kuantitatif.

Setelah data dianalisis dengan Chi-Kuadrat maka diperoleh nilai χ2 hitung sebesar 0,944. Sedangkan χ2 tabel pada dk = 2 dan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai 5,991. Dengan demikian nilai χ2 hitung ≤ χ2 tabel, maka Ho diterima dengan kata lain Ha di tolak. Jadi, dengan penolakan Ha dapat diberikan kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh pendidikan Mentoring AIK terhadap tingkat keberagamaan mahasiswa Fakultas Farmasi UMS tahun akademik 2010/2011.

Kata Kunci: Mentoring AIK, Tingkat Keberagamaan, Mahasiswa FF-UMS 2010/2011

(5)

2 A. PENDAHULUAN

Manusia dilahirkan dalam keadaan membawa fitrah. Fitrah adalah agama yang lurus, maksudnya potensi untuk mengenal dan mentauhidkan Allah, cenderung kepada kebenaran, dan tidak mengalami penyimpangan. Dalam Shahih Bukhari Juz 7 Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:

Tidaklah setiap anak yang lahir kecuali dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang akan menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi (Lidwa Pustaka, HR. Bukhari No. 3177).

Fitrah tersebut perlu dipupuk dan dikembangkan melalui proses pendidikan dan pengajaran. Terkadang anak kecil yang tumbuh berkembang ke jenjang remaja dihadapkan pada beberapa pengaruh lingkungan yang negatif dan menyebabkannya menyimpang dari fitrahnya (Najati, 2008: 296).

Masa adolesen adalah masa remaja dalam usia 13-21 tahun yang merupakan masa pancaroba, penuh dengan kegelisahan dan kebingungan. Pada masa ini, remaja juga mengalami permasalahan-permasalahan yang khas, seperti dorongan seksual, pekerjaan, hubungan dengan orang tua, pergaulan sosial, interaksi kebudayaan, emosi, pertumbuhan pribadi dan sosial, problem sosial, penggunaan waktu luang, keuangan, kesehatan serta agama (Sururin, 2004: 65).

UMS merupakan salah satu bentuk amal usaha persyarikatan Muhammadiyah yang bergerak dalam bidang pengajaran dan pendidikan. Sebelum menjadi UMS, secara kelembagaan UMS berasal dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta Cabang Surakarta yang didirikan pada tahun 1957. Pada tahun 1965 FKIP Muhammadiyah Cabang Surakarta mendapatkan ijin untuk berdiri sendiri dan menjadi dua lembaga Pendidikan Tinggi, yaitu Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Muhammadiyah Surakarta, di bawah koordinasi Departemen Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan dan Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) di bawah koordinasi Departemen Agama.

(6)

3

Selanjutnya, pada tahun 1979, Drs. H. Mohamad Djazman, Rektor IKIP Muhammadiyah Surakarta saat itu, memprakarsai berdirinya Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan menggabungkan IKIP Muhammadiyah Surakarta dan IAIM Surakarta. Prakarsa tersebut kemudian terwujud berdasarkan turunnya Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 0330/O/1981 tanggal 24 Oktober 1981 tentang berubahnya status IKIP Muhammadiyah Surakarta menjadi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sejalan dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat, UMS membuka beberapa fakultas di samping membuka beberapa jurusan baru, salah satunya adalah Fakultas Farmasi. Fakultas Farmasi ini didirikan pada tanggal 15 Maret 1999 berdasarkan SK No. 54/DIKTI/Kep/1999. Pendirian fakultas ini dilandasi oleh adanya tuntutan pelayanan pengobatan yang berkualitas, dengan harapan akan mampu meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, baik secara formal maupun non formal di masa mendatang.

Sebagai Perguruan Tinggi Muhamadiyah yang bertekad menjadikan “Wacana Keilmuan dan KeIslaman” sebagai filosofi penyelenggaraan dan pengembangan institusi Pendidikan Tinggi, UMS tentu harus memberi sentuhan pada sisi keagamaan. Sebagaimana visi UMS yaitu menjadi kiblat pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Sain (IPTEKS) yang Islami dan memberi arah perubahan. Namun demikian, tampak tidak mudah mengimplementasikan wacana ke-Islaman dalam keseharian mahasiswa sehingga menjadi suatu landasan tata nilai dalam kehidupan di kampus maupun di luar kampus.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat implementasi nilai ke-Islaman dalam keseharian mahasiswa. Di antara faktor tersebut adalah tingkat pemahaman mahasiswa terhadap nilai-nilai Islam, latar belakang keluarga mahasiswa, lingkungan tempat tinggal atau bergaul mahasiswa, dan sebagainya.

Upaya-upaya tersebut harus diwujudkan dalam rangka menghantarkan para mahasiswa untuk menjadi sarjana-sarjana muslim yang sarat dengan nilai-nilai ke-Islaman dalam setiap gerak, sikap dan tutur kata sehingga akan

(7)

4

terlahir generasi pemimpin bangsa baru yang memiliki sifat-sifat mulia yang berdasar pada nilai-nilai Islam (http://lpid.ums.ac.id/?page_id=309/19:35/3-1-2012). Salah satu upaya yang dilakukan UMS agar tidak sekedar menjadi wacana, tetapi benar-benar dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu melalui lembaga intern yang berada di bawah naungannya dan bertindak langsung sebagai penanggung jawab untuk menginternalisasi nilai-nilai ke-Islaman pada mahasiswa dalam kaitannya dengan aspek kehidupan budaya politik, ekonomi, pendidikan, aktualisasi Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK), penghayatan keagamaan di kalangan civitas akademika UMS, ialah Lembaga Pengembangan Ilmu-ilmu Dasar (LPID) (UMS, 2011/2012: 13).

Di bawah lembaga tersebut, mahasiswa baru mendapatkan materi AIK dengan program pendidikan yang disebut Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Mentoring AIK dilakukan dengan metode ḫalaqah-

alaqah (kelompok-kelompok) yang berlangsung selama satu tahun dan wajib bagi Mahasiswa UMS untuk mengikutinya setiap hari sabtu pukul 06.30-09.00 WIB (Afianto dan Shobahiya, 2008: 3). Mentoring AIK pada awalnya merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan tingkat kualitas ibadah mahdah mahasiswa UMS melalui Departemen Pembinaan dan Pengembangan AIK (DP2AK). Kemudian dilanjutkan oleh Lembaga Studi Islam (LSI) sejak tahun 1984/1985 dengan mengadakan program asistensi Al-Islam. Namun demikian, program tersebut dianggap belum efektif, maka mulai tahun akademik 2001/2002, program asistensi tersebut diganti dengan Program Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (PM_AIK) yang dikembangkan oleh Kepala Seksi (KASI) PM_AIK di bawah tanggungjawab LPID (Shobahiya dan Afianto, 2008: iii).

Mentoring AIK tersebut diwajibkan bagi seluruh mahasiswa baru UMS di seluruh fakultas. Namun pada penelitian ini, penulis berinisiatif untuk melakukan penelitian di Fakultas Farmasi saja. Hal ini disebabkan input mahasiswa baru yang studi di Fakultas Farmasi berlatar belakang dari lulusan sekolah-sekolah umum, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta

(8)

5

(Sekolah Menengah Umum ). Selain itu, ditinjau dari segi akademik, untuk mata kuliah yang berbasis agama Islam dan Kemuhammadiyahan dinilai minim. Ini terbukti dari kurikulum yang ada di Fakultas Farmasi tersebut. Di samping itu, sebagaimana diketahui bahwa dalam bidang farmasi pada umumnya sering ditemukan atau diungkap tentang pembuatan obat-obatan yang menggunakan bahan-bahan yang tidak halal. Oleh karena itu, keberadaan mentoring AIK dalam rangka memberikan pengetahuan tentang nilai-nilai keIslam dan Kemuhammadiyahan dengan prinsip-prinsip Al-Qur‟an dan sunnah sangat dibutuhkan bagi mahasiswa Fakultas Farmasi.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang: Pengaruh Pendidikan Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan terhadap Tingkat Keberagamaan Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Akademik 2010/2011).

B. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah: “Untuk mengungkap ada atau tidak adanya pengaruh pendidikan Mentoring AIK terhadap tingkat keberagamaan mahasiswa Farmasi UMS tahun akademik 2010/2011”. Penelitian ini dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis, antara lain sebagai berikut: secara teoritis, dapat menambah hasanah keilmuan, khususnya tentang pendidikan dan psikologi agama dan secara praktis, dapat dijadikan bahan evaluasi bagi pihak-pihak yang berperan (Fakultas Farmasi dan LPID) dalam rangka peningkatkan kualitas pelaksanaan Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan agar ke depannya mendapat hasil yang lebih optimal.

C. METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field Research), dengan menggunakan pendekatan kuantitatif inferensial, yaitu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. (Sugiyono, 2010: 147). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan psikologi agama, yaitu pendekatan yang dipakai

(9)

6

untuk mengungkap aspek atau kondisi psikologis keberagamaan seseorang, baik sebagai individu, maupun secara kelompok. Tempat Penelitiannya adalah Fakultas Farmasi UMS Surakarta. Populasi penelitiannya adalah keseluruhan mahasiswa Farmasi UMS tahun akademik 2010/2011 yang mengikuti pendidikan Mentoring AIK dengan jumlah 170 orang. Sampel yang digunakan adalah 15% X 170= 26 mahasiswa. Teknik samplingnya mengunakan incidental sampling (teknik pengumpulan data secara insidental) dengan asumsi bahwa populasi relatif bersifat homogen. Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah Metode angket (kuesioner), adapun skala yang digunakan adalah skala ordinal, yaitu skala yang didasarkan pada rangking diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya (Riduwan, 2010: 84). Metode ini dijadikan sebagai metode inti yang digunakan untuk mencari dan menyaring data yang bersumber dari responden tentang pengaruh pendidikan Mentoring AIK terhadap tingkat keberagamaan mahasiswa. Metode wawancara digunakan sebagai penyempurna data yang diperoleh dari metode inti (metode angket). Metode dokumentasi digunakan sebagai metode bantu untuk memperoleh data tentang Mentoring AIK, struktur organisasi, nama-nama mahasiswa, kurikulum dan jadwal aktivitas mentoring AIK. Dalam analisis data ini, penulis mengunakan model analisis kuantitatif, teknik statistik nonparametris yaitu Chi Kuadrat (x2). Analisis ini merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif.

Rumus dasar Chi Kuadrat (x2) menurut Sugiyono (2005:104) adalah:

𝑥2= 𝑓𝑜− 𝑓ℎ 2 𝑓 𝑘 𝑖=1 Keterangan: x2 = Chi Kuadrat

fo = Frekuensi yang diobservasi fh = Frekusnsi yang diharapkan

(10)

7 D. ANALISIS DATA

1. Analisis Statistik

Tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengungkap ada atau tidak adanya pengaruh pendidikan Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan terhadap tingkat keberagamaan mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Adapun analisis datanya menggunakan analisis statistik, karena data yang diperoleh merupakan data kuantitatif inferensial yang berupa angka. Dalam pengolahan data, peneliti menggunakan Chi-Kuadrat (χ2).

Langkah-langkah dalam pengolahan data sebagai berikut:

1. Membuat Tabel Data Tingkat Keberagamaan sebelum dan sesudah Mengikuti Pendidikan Mentoring AIK

Table 4.1

Tabel Data sebelum dan sesudah Mengikuti Pendidikan Mentoring AIK

No Responden ∑ Sebelum ∑ Sesudah ∑ Sesudah - ∑ Sebelum Keterangan 1 A 49 46 -3 Menurun 2 B 50 51 +1 Meningkat 3 C 48 47 -1 Menurun 4 D 47 52 +5 Meningkat 5 E 46 54 +8 Meningkat 6 F 50 49 -1 Menurun 7 G 48 48 0 Tetap 8 I 44 52 +8 Meningkat 9 J 51 48 -3 Menurun 10 K 46 49 +3 Meningkat 11 L 44 44 0 Tetap 12 M 47 48 +1 Meningkat 13 N 49 54 +5 Meningkat 14 O 54 54 0 Tetap 15 P 52 51 -1 Menurun 16 Q 47 51 +4 Meningkat 17 R 48 48 0 Tetap 18 S 46 47 +1 Meningkat 19 T 47 46 -1 Menurun 20 U 52 54 +2 Meningkat 21 V 48 54 +6 Meningkat

(11)

8 22 W 51 51 0 Tetap 23 X 51 51 0 Tetap 24 Z 54 54 0 Tetap 25 Y 50 50 0 Tetap 26 AA 49 49 0 Tetap Keterangan

Tingkat Keberagamaan Jumlah Responden

Meningkat 11

Tetap 9

Menurun 6

Total 26

2. Penentuan Hipotesis (H0 dan Ha)

Ho : tidak ada pengaruh pendidikan Mentoring AIK terhadap tingkat keberagamaan mahasiswa Fakultas Farmasi UMS tahun akademik 2010/2011.

Ha : ada pengaruh pendidikan Mentoring AIK terhadap tingkat

keberagamaan mahasiswa Fakultas Farmasi UMS tahun akademik 2010/2011.

3. Membuat Tabel Distribusi dan Perhitungan Chi-Kuadrat (χ2) Table 4.2

Distribusi dan Perhitungan Chi- Kuadrat (χ2) Tingkat keberagamaan fo fh f0-fh (𝑓𝑜 − 𝑓ℎ)2 (𝑓𝑜 − 𝑓ℎ)2 𝑓ℎ Meningkat 11 9 2 4 0,444 Tetap 9 9 0 0 0 Menurun 6 8 -2 4 0,5 Jumlah 26 26 0 8 0,944

4. Mencari χ 2 tabel dengan Rumus: dk = (k-1)(b-1) = (3-1)(2-1) = 2x1= 2

Nilai χ2 tabel, untuk α 0,05= 5,991.

Kemudian membandingkan antara χ2 hitung dengan χ2 tabel,

Jika: χ2 hitung ≥ χ2 tabel, maka Ho ditolak artinya signifikan, dan

(12)

9

Ternyata χ2 hitung ≤ χ2 tabel atau 0,944 ≤ 5,991, maka Ho diterima atau dengan kata lain Ha ditolak. .

5. Kesimpulan

Jadi, dengan penolakan Ha dapat diberikan kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh pendidikan Mentoring AIK terhadap tingkat keberagamaan mahasiswa Fakultas Farmasi UMS tahun akademik 2010/2011.

2. Analisis Non Statistik

Selain data yang terkumpul melalui metode angket dan kemudian dianalisis menggunakan statistik, terdapat data lain berupa hasil wawancara. Dari hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa materi yang disampaikan dalam pendidikan Mentoring AIK tersebut sesuai dengan materi pendidikan Islam yang dikemukakan oleh Mahasri dan Imron sebagaimana yang telah dikutip pada bab II halaman 21. Materi Mentoring AIK tersebut mencakup tiga materi pokok pendidikan Islam, yaitu:

a. Aqidah, dalam materi Mentoring AIK disebutkan seperti: dasar-dasar etika Islam, tazkiyatun nafs dan aliran sesat.

b. Ibadah, dalam materi Mentoring AIK disebutkan seperti: pribadi muslim, pentingnya ilmu pengetahuan dan mo limo.

c. Akhlak, dalam materi Mentoring AIK disebutkan seperti: birrul wālidayn, etika murid dan dosen, etika menuntut ilmu, etika pergaulan, etika berpolitik, etika demonstrasi, global warming dan perspektif Islam tentang lingkungan hidup.

Materi-materi tersebut menurut salah satu pementor Mentoring AIK Farmasi (Agung) bahwa sebagian materi sudah pernah dipelajari oleh peserta didik sebelum mengikuti Mentoring AIK.

Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan Mentoring AIK tidak memiliki pengaruh yang besar karena dalam data analisis non statistik disebutkan bahwa sebagian materi yang disampaikan sudah pernah dipelajari (sudah tidak asing lagi) bagi peserta didik.

(13)

10 E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa:

a. Setelah data dianalisis dengan Chi-Kuadrat maka diperoleh nilai χ2

hitung sebesar 0,944. Sedangkan χ2 tabel pada dk = 2 dan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai 5,991. Dengan demikian nilai χ2 hitung ≤

χ2

tabel, maka Ho diterima atau dengan kata lain Ha ditolak. Jadi, dengan penolakan Ha dapat diberikan kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh pendidikan Mentoring AIK terhadap tingkat keberagamaan mahasiswa Fakultas Farmasi UMS tahun akademik 2010/2011.

b. Pendidikan Mentoring AIK tidak memiliki pengaruh yang besar karena dalam data analisis non statistik disebutkan bahwa sebagian materi yang disampaikan sudah pernah dipelajari (sudah tidak asing lagi) bagi peserta.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh pendidikan Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan terhadap tingkat keberagamaan mahasiswa (studi kasus mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun akademik 2010/2011), penulis dapat memberi sara-saran sebagai berikut:

1. Bagi Pihak Penyelenggara Mentoring AIK

a. Perlu adanya peningkatan kualitas materi yang disajikan dalam pendidikan Mentoring AIK, karena materi yang disajikan rata-rata sudah pernah dipelajari oleh mahasiswa sebelum mengikuti pendidikan Mentoring AIK.

b. Kegiatan follow up Mentoring perlu kiranya difasilitasi dan dipantau perkembangannya, sehingga apa yang didapat pada waktu Mentoring berlangsung tidak mudah terkikis dengan mudah seiring berjalannya waktu.

(14)

11 2. Mahasiswa Peserta Mentoring AIK

Upaya menjaga dan meningkatkan ilmu yang telah didapat melalui pendidikan Mentoring AIK hendaknya senantiasa dilakukan mahasiswa peserta, dengan penuh kesadaran demi dirinya sendiri melalui berbagai kegiatan yang positif yang menunjang.

3. Kata Penutup

Tiada kata yang lebih bijak, kecuali rasa syukur penulis panjatkan kepada Dzat Yang Maha Kuasa Allah swt, atas segala limpahan karunia-Nya, hingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Penulis sadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi metodologis maupun sistematisnya. Untuk itu, kritik dan saran akan penulis terima dengan senang hati, sebagai masukan berharga terhadap penelitian selanjutnya. Akhirnya dengan penuh harapan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan para pembaca umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Afianto, Dody dan Suwinarno. 2008. Berislam Menuju Keshalehan Individu dan Sosial. Surakarta: LPID-UMS.

Arikunto, Suharsimi. 2006: Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Daradjat, Zakiah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Angkasa.

Departemen Agama Republik Indonesia. 2005. Al-Quran dan Terjemahnya. Bandung: Jamanatul „Ali-ART (J-ART).

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Hasbullah. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Ibnu Qayyim Al Jauziyah. 2000. Al-fawa'id: Menuju Pribadi Takwa/Penerjemah

Munirulabidin. Jakarta: Pustaka Al Kautsar.

Jogiyanto. 2008. Metode Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.

Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(15)

12

Najati, M., Ustman. 2008. The Ultimate Psychology: Psikologi Sempurna Ala Nabi Saw. Bandung: Pustaka Hidayah.

Rakhmat, Jalaluddin. 2003. Psikologi Agama Sebuah Pengantar. Bandung: Mizan Ramayulis. 2004. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Riduwan, 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

_______ , 2010. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Shobahiya, Mahasri dan Afianto, Dody. 2008. Profil Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Surakarta: LPID-UMS.

Shobahiya, Mahasri dan Rosyadi, Imron. 2008. Studi Islam 1. Surakarta: LPID-UMS.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sururin. 2004. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tafsir, Ahmad. 2008. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tohirin. 2006. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Berbasis Integrasi dan Kompetensi). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2011/2012. Buku Pedoman 2011/2012 Fakultas Farmasi.

http://id.lidwa.com/app/

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Ekadjati (1995: 223-224) kemunculan jawara sebagai elit lokal tak lepas dari sifat legendaris dan kharismatis yang melekat pada diri jawara yang lambat laun menjadikan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan nilai perubahan variasi fraksi volume serat sabut kelapa terhadap sifat mekanik komposit (nilai kekuatan bending

Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode prospektif agar peneliti dapat mengamati secara langsung kondisi pasien dan terapi obat yang diberikan

• Model simulasi city logistics terdiri dari 6 sub model yang bertujuan untuk mengukur performansi pengiriman barang dalam Kota Surabaya dari segi waktu tempuh pengiriman, jarak

Data yang digunakan yaitu produksi tangkapan ikan layang (Decapterus sp) yang tertangkap pada purse seine dan trip penangkapan purse seine yang bersumber dari

Bila penyembelihan biasa tujuannya hanya untuk dikonsumsi (dimakan), sedangkan aqiqah mempunyai tujuan yang khusus. Ketentuan hewan yang akan disembelih pun juga berbeda.

Dalam memelihara hubungan patron klien diperlukan syarat tertentu antara lain (1) adanya sesuatu yang diberikan satu pihak, baik berupa uang atau jasa, yang

Kedokteran adalah profesi tertua yang telah memiliki kode etik. Kode etik adalah pedoman perilaku bagi para dokter/dokter gigi dalam menjalankan profesinya.