• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ORGANISASI BISNIS Disusun Oleh K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH ORGANISASI BISNIS Disusun Oleh K"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

“ORGANISASI BISNIS”

Disusun Oleh Kelompok 7:

Ade Satria

Iwan Adha Reta P

Irsan Pahlawan

Fonna Fahlevi

Dosen pembimbing: Murkhana SE,M.BA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat,

dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesiakan penulisan makalah yang berjudul

“Organisasi Bisnis”.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak akan terwujud tanpa

dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dengan segala kerendahan hati

penulis menghanturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Murkhana

SE,M.BA yang telah memberikan tugas yang bermanfaat ini kepada penulis.juga untuk

rekan sekelompok yang telah bekerjasama dengan cukup baik. Serta semua pihak

yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak sesuai

dengan yang diharapkan.

Banda Aceh,27 Oktober 2014

(3)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

KATA PENGANTAR …..………... i

DAFTAR ISI ………..……... ii

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……….. 1

1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan Makalah ……… 2

II PEMBAHASAN 2.1 Struktur Organisasi ……… 3

2.1.1 Prinsip-prinsip Organisasi ………. 3

2.2 Otoritas di dalam Organisasi ……… 4

2.2.1 Delegasi ……….. 4

2.2.2 Perbedaan Desentralisasi dan Pemusatan ………... 5

2.2.3 Otoritas Garis dan Staf di dalam Organisasi-Organisasi …. 5 2.2.4 Organisasi Garis ……… 5

2.2.5 Organisasi Garis dan Staf ……… 7

2.3 Departementalisasi ……… 8

2.3.1 Departementalisasi Fungsional ………8

2.3.2 Departementalisasi Produk ……….. 8

2.3.3 Departementalisasi Pelanggan ……… 8

2.3.4 Departementalisasi Wilayah ………. 9

2.3.5 Departementalisasi Acuan/Matriks ……….. 9

(4)

2.4.1 Birokrasi ……….. 10

2.4.2 Adokrasi ……….. 10

2.4.3 Pendekatan bagi Ketidaktentuan Pengorganisasian ……… 11

2.4.4 Mengorganisir Kekacauan ……… 12

2.4.5 Etika tentang Pengorganisasian Ulang ……….. 12

2.5 Bagaimana Perusahaan Global Mengorganisir ……… 13

2.5.1 Struktur Internasional ………. 13

2.5.2 Struktur Transnasional yang akan Datang ………. 14

2.6 Organisasi Formal dan Informal ………14

2.6.1 Komunikasi di dalam Organisasi-Organisasi ……….. 14

2.6.2 Desas desus dan Slentingan ……….... 16

KESIMPULAN ………. 17

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan suatu organisasi bisnis dalam menjalankan bisnisnya tidak terlepas

dari bagaimana mereka mengelola/mengatur segala aspek yang terdapat dalam

bisnis tersebut. Struktur organisasi bisnis, penerapan prinsip organisasi serta

bagaimana perilaku pebisnis dalam menjalankan bisnis mereka sangatlah

menentukan jalannya bisnis yang mereka tempuh.

Suatu struktur menurut bisnis modern harus menempatkan karyawan dari berbagai

tingkat kemampuan guna mencapai efisiensi yang maksimal. Struktur organisasi

merupakan suatu rangka kerjasama dari berbagai bagian menurut pola yang

menghendaki adanya ketertiban, penyusunan yang logis dan hubungan yang serasi. Jika perusahaan atau organisasi bisnis mampu menerapkan dan

mengkombinasikan seluruh aspek tersebut, maka bukanlah hal yang mustahil jika

usaha mereka akan berhasil. Masalah yang sering dihadapi oleh pengusaha bisnis

pada masa globalisasi ini adalah kurangnya kemampuan mereka dalam

(6)

1.2. Maksud dan Tujuan Penulisan Makalah

Maksud dan tujuan penulis menyusun makalah ini adalah untuk menjelaskan

bagaimana perusahaan mengelola dan mengatur sumberdaya mereka. Sarana

untuk mengelola dan mengatur sumberdaya tersebut adalah dengan menggunakan

struktur organisasi. Jika perusaahan tersebut sudah memiliki struktur organisasinya,

maka alur pertanggungjawaban dapat dengan jelas dilaksanakan.

BAB II

(7)

2.1 Struktur Organsasi

Struktur organisasi adalah gambaran struktur yang mengindikasikan gelar dari tiap

posisi kepemimpinan dan dihubungkan dengan garis yang menunjukkan kepada siapa

bertanggung jawab, dan siapa yang memimpin perintah dalam tiap departemen.

Rantai pimpinan atau rantai kekuasaan adalah garis dimana wewenang dari presiden

untuk pekerja di posisi terbawah pada grafik organisasi. Selanjutnya, arus tanggung

jawab dari bawah ke atas adalah sama, yaitu pekerja bertanggung jawab kepada

presiden.

2.1.1 Prinsip-prinsip Organisasi

Ahli manajemen merumuskan prinsip-prinsip untuk mencapai organisasi yang baik:

 Prinsip hirarkhi adalah filsafat yang mengharuskan adanya rangkaian pimpinan

yang jelas dari posisi paling tinggi ke posisi paling rendah dalam sebuah

perusahaan.

 Prinsip kesatuan komando adalah filsafat bahwa tiap orang di perusahaan harus

melaporkan hanya kepada satu pengawas. Ini menjamin bahwa tiap perintah

dapat dimengerti dan tidak terjadi pertentangan perintah dari dua atau lebih

(8)

2.2 Otoritas di dalam Organisasi

Otoritas adalah hak untuk mulai bertindak, hak untuk membuat keputusan, hak untuk

melangsungkan pekerjaan dari orang lain, dan hak untuk memberi pesanan/perintah.

2.2.1 Delegasi

Delegasi adalah proses memberi hak seseorang untuk menyelesaikan satu tugas yang

ditugaskan. Tanggung jawab adalah kewajiban seorang bawahan untuk

melaksanakan satu tugas yang ditugaskan. Di dalam mendelegasikan suatu tugas,

superior menugaskan suatu tanggung jawab kepada bawahan, dan bawahan menerima

tanggung jawab itu. Tanggung-jawab adalah filsafat tentang para bawahan yang dapat

dikenakan kepemilikannya karena melaksanakan tugas mereka dan melaporkan

hasil-hasil itu kepada para bos mereka.

2.2.2 Perbedaan Desentralisasi dan Pemusatan

*) Desentralisasi adalah mendelegasikan para bawahan(subordinat) otoritas untuk

keputusan-keputusan selagi memelihara kendali di atas hal-hal pelebaran perusahaan.

*) Pemusatan adalah konsentrasi dari banyaknya otoritas pengambilan keputusan

dalam kekuasaan beberapa orang yang ada di puncak

Pengontrol Asisten

Pimpinan Keuangan Pabrik 1 :

Manajer Pabrik 2 :Manajer

(9)

perusahaan. Pengambilan keputusan di dalam organisasi yang dipusatkan disebar

sepanjang perusahaan.

2.2.3 Otoritas garis dan staf di dalam organisasi-organisasi

Ada dua jenis otoritas dasar organisasi :

 otoritas garis

 otoritas staf

Otoritas garis adalah otoritas untuk mengeluarkan order/pesanan kepada para

bawahan sepanjang rantai kewenangan/perintah.

Otoritas staf adalah otoritas yang hanya membantu dan menasehati manajer garis.

2.2.4 Organisasi garis

Organisasi garis adalah suatu organisasi di mana masing-masing manajer secara

langsung bertanggung jawab untuk suatu aktivitas yang penting yang diperlukan untuk

memenuhi sasaran organisasi itu. Yang termasuk perusahaan pabrik ini adalah

produksi, penjualan, dan sasaran keuangan.

Contoh Organisasi Garis yang Sederhana:

Pemegang saham

Dewan Direktur

(10)

Contoh organisasi garis dan staf

Pimpinan Pemasaran Pimpinan

Produksi Pimpinan Keuangan

(11)

2.2.5 Organisasi garis dan staf adalah organisasi yang mempunyai departemen garis

dan staf. Sebagai suatu pertumbuhan perusahaan, hal ini sering kali lebih masuk

masuk akal untuk menugaskan para manajer staf untuk aktivitas perorangan dibanding

untuk membuat garis manajer kepada pekerjaan masing-masing. Masalah yang timbul

dengan menetapkan para manajer staf terpisah seperti personil adalah munculnya

konflik-konflik yang tersirat antara garis dan staf para manajer.

2.3 Departementalisasi

Departementalisasi adalah proses dimana suatu aktivitas perusahaan dikelompokkan

bersama-sama dan ditugaskan kepada para manajer.

Ada lima jenis utama departmentalsasi: fungsional, produk, konsumen/pelanggan,

wilayah, dan acuan/matriks.

2.3.1 Departementalisasi Fungsional

Pabrik 1: Pengawas

Pabrik 2: Pengawas

Penyelia Penyelia

Penyelia Penyelia

Pekerja

(12)

Departementalisasi Fungsional adalah menggolongkan aktivitas di sekitar fungsi

penting atau proses-proses dasar. Fungsi itu akan termasuk produksi, pemasaran, dan

keuangan. Proses-proses itu akan termasuk penyepuhan dan mengelas. Sebagai

contoh: menggunakan departemen produksi yang sama untuk membuat sepuluh

produk yang berbeda dapat menjadi hal yang sangat membingungkan.

2.3.2 Departmentalsasi produk

Departmentalsasi produk adalah menggolongkan aktivitas di sekitar produk-produk atau

garis produk. Suatu perusahaan pabrik susu akan menyiapkan

departemen-departemen terpisah untuk susu, cheese,yoghurt, dan eskrim.

2.3.3 Departementalisasi pelanggan

Departementalisasi pelanggan adalah menggolongkan aktivitas di sekitar kebutuhan

dari pelanggan-pelanggan yang tertentu. Sebagai contoh: konsumen-konsumen,

pelanggan-pelanggan atmosphere, dan pelanggan-pelanggan yang industri lain.

2.3.4 Departementalisasi wilayah

Departementalisasi wilayah adalah menggolongkan aktivitas di sekitar bidang-bidang

ilmu kebumian dimana perusahaan melakukan bisnis.

(13)

Departementalisasi acuan/matriks adalah menggolongkan aktivitas di sekitar suatu

himpunan yang fungsional dari departemen-departemen tetapi dengan spesialis dari

masing-masing departemen bekerja sama di proyek-proyek yang spesifik.

2.4 Pencocokan organisasi terhadap situasi

Teori organisasi adalah bagian dari pengetahuan terkait dengan pemahaman,

penjelasan dan peramalan sebaik apa struktur suatu organisasi untuk memenuhi tujuan

yang ingin dicapai. Dewasa ini banyak pekerjaan di dalam teori organisasi ditujukan

untuk menjelaskan bagaimana caranya sesuai dengan struktur organisasi kepada sifat

alami tujuan perusahaan itu.

Ahli-ahli manajemen mengetahui bahwa struktur organisasi yang berbeda adalah

sesuai dengan tugas-tugas yang berbeda.

2.4.1 Birokrasi

Kebanyakan orang melihat birokrasi, mereka berpikir tentang birokrat-birokrat dan

pegunungan yang enggan membantu dari birokrasi. Tapi itu tidak mempunyai arti yang

bermakna.

Gagasan untuk suatu birokrasi pertama diusulkan oleh Ahli Filsafat Jerman yaitu Max

(14)

menjelaskan bahwa bagaimana caranya mengorganisir dan mengatur perusahaan.

Weber mengusulkan birokrasi sebagai suatu solusi kepada hampir semua kekurangan

pengaturan yang berlaku pada waktu itu. Proposal weber mewakili suatu kemajuan

pesat di dalam lingkungan ahli manajemen. Birokrasi adalah suatu pendekatan atau

sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pemerintah, suatu bagian kerja yang

dijalankan departemen-departemen, suatu sistim menurut aturan-aturan, hak-hak dan

tugas-tugas dari semua karyawan, dan suatu sistim dari prosedur-prosedur dalam

hubungan dengan keputusan-keputusan yang rutin.

2.4.2 Adokrasi

Jika anda memandu di sekitar bidang yang dikenal sebagai Silicon Valley di California,

anda akan menemukan ratusan perusahaan bahwa kelihatannya kacau. Banyak di

antara mereka adalah perusahaan komputer atau elektronika.

Perusahaan ini wajib memproduksi barang baru secara terus menerus. Mereka seperti

itu karena menjalankan dengan cara yang berbeda dari perusahaan yang

berbeda rutinitas, kondisi-kondisi yang stabil. Ahli-ahli sudah menyebutkan ini

organisasi-organisasi yang baru adhocracy. Adhocracy adalah satu organisasi di mana

ada sedikit; beberapa pekerjaan yang khusus dan kesetiaan yang diperlukan kecil

kepada rantai dari perintah. Struktur organisasi biasanya dihindarkan. Pengambilan

keputusan didesentralisasi. Di dalam perusahaan ini ada biasanya satu set

(15)

ini membantu memegang rekor karyawan bersama-sama dan bantuan-bantuan

memastikan bahwa pekerjaan dari perusahaan itu dilaksanakan secara efektif.

2.4.3 Pendekatan bagi Ketidaktentuan pengorganisasian

Kita dapat lihat, struktur organisasi yang berbeda adalah sesuai dengan tugas-tugas

yang berbeda. Para manajer harus mengambil keputusan dan tergantung pada

pendekatan pengorganisasian. Sependapat ekstremum adalah organisasi-organisasi

untuk melaksanakan tugas-tugas yang dapat diprediksi, rutin, seperti perakitan atau

pembukuan yang auto. Efisiensi ditekankan, dan organisasi-organisasi sukses bersifat

birokratis. Mereka menekan kesetiaan kepada aturan-aturan dan rantai dari perintah.

Di ekstremum yang lain adalah perusahaan seperti laboratorium-laboratorium riset dan

pabrikan-pabrikan elektronika teknologi tinggi, yang secara umum menghadapi

teknologi cepat berubah. Di dalam kreativitas perusahaan ini dan aktivitas bersifat

usahawan ditekankan. Perusahaan itu secara umum diorganisir lebih merupakan

adhocracies. Mereka tidak memaksa karyawan untuk salah berpegang kepada;

berpantang dengan aturan-aturan atau untuk melekat lekat kepada rantai dari perintah.

Satu pekerjaan karyawan dapat berubah sehari-hari, dan departemen-departemen

dibangun lebih di sekitar proyek-proyek atau regu-regu dibanding di sekitar keahlian

khusus fungsional.

2.4.4 Mengorganisir Kekacauan

Ahli manajemen Tom Peters, di dalam bukunya Thriving on Chaos, menyarankan

(16)

*) Pertama, mereka harus menyederhanakan struktur organisasi mereka.

*) Kedua, para manajer harus pula "hapuskan aturan-aturan birokratis" hal tersebut

diutarakan Peters. Ia menyarankan agar mengurangi semua kebijakan manual dari 50

sampai 75 persen per tahun. Sebagai contoh, Perusahaan perlu juga "kesankan

memo-memo!" dan perlu tanya, "Apakah Anda benar-benar memerlukan manual kebijakan

itu?"

2.4.5 Etika tentang pengorganisasian ulang

Downsizing adalah mengurangi biaya-biaya dengan pemecatan karyawan dan

menugaskan kembali tugas-tugas mereka kepada karyawan yang tinggal. Downsizing

hampir selalu memiliki arti pengorganisasian ulang. Sebagai contoh, ketika AT&T

downsized, mereka mengeliminasi banyak lapisan dari para manajer pertengahan. Hal

ini berarti mereduksi struktur organisasi. Downsizing dan pengorganisasian ulang

menaikkan satu isu yang penting. Pada suatu pihak, perusahaan bersifat bertanggung

jawab kepada pemilik-pemilik mereka (pemegang saham) untuk menyimpan dan

memelihara biaya-biaya yang menurun/jatuh yang merupakan satu-satunya jalan

mereka agar dapat bersaing. Sebaliknya, itu bukanlah etis untuk

memecat/membubarkan ribuan karyawan.

2.5 Bagaimana perusahaan global mengorganisir

Dua ahli manajemen menemukan bahwa kebanyakan perusahaan global mengorganisir

dengan tiga cara :

(17)

 secara internasional

 secara serentak.

Masing-masing mempunyai kekuatan dan kelemahan-kelemahan. Struktur

multinasional adalah suatu struktur organisasi di mana perusahaan menyiapkan anak

perusahaan asing yang pada dasarnya miniatur, replika yang mandiri dari “induk”

perusahaan. Setiap perusahaan miniatur pada setiap negeri diberi banyak otonomi

untuk menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi bisnis lokal.

2.5.1 Struktur internasional adalah struktur organisasi di mana “anak” perusahaan

asing perusahaan itu bukanlah suatu otonomi yang sama atau sebagai perusahaan

yang mencukupi diri mereka dengan stuktur yang multinasional. Keuntungan utama

adalah perusahaan “induk” memelihara kendali semakin dekat dari cabang-cabang.

Struktur global adalah struktur organisasi di mana perusahaan dipusatkan dan “anak”

perusahaan asing lekat dikendalikan dari kantor pusat. Sony adalah satu perusahaan

dengan suatu struktur yang global. Sony dipusatkan dengan kendali yang kuat dari

markas besar di Jepang. Sony mendapatkan laba yang sangat besar dengan

menghasilkan barang-barang seperti Walkman karenaperencanaan produksi yang

matang. Sony tidak mengadaptasikan produk-produknya kepada kebutuhan-kebutuhan

lokal seperti pabrik mobil. Setiap orang dunia sepertinya menghendaki Walkman dalam

bentuk yang sama.

2.5.2 Struktur Transnasional yang akan datang

Perusahaan internasional memerlukan struktur organisasi yang dapat melakukan

(18)

menyebarnya inovasi, dan menyadap ekonomi dari skala. Struktur yang internasional

akan transnasional. Struktur transnasional adalah struktur organisasi yang terlihat

banyak seperti struktur acuan/matriks secara tertulis tetapi mendorong karyawan di

seluruh dunia untuk berbagi suatu visi dari apa yang perusahaan mereka wakilkan.

2.6 Organisasi Formal dan Informal

Organisasi formal adalah organisasi yang dapat terlihat dalam gambar struktur

organisasi. Organisasi Informal adalah kontak-kontak yang informal,

komunikasi-komunikasi, dan cara meningkatkan perkembangan karyawan.

2.6.1 Komunikasi di dalam Organisasi-organisasi

Komunikasi adalah proses mempengaruhi perilaku orang lain dengan

gagasan-gagasan pembagian, informasi, atau perasaan dengan mereka. Di adhocracies ada

lebih banyak penekanan di penyaluran langsung lisan, dan komunikasi-komunikasi

yang informal. Semua organisasi adalah jaringan komunikasi. Menulis memo-memo,

laporan-laporan, prosedur-prosedur, dan komunikasi-komunikasi lisan mengalir

sepanjang perusahaan. Di dalam organisasi-organisasi yang birokratis,

komunikasi-komunikasi cenderung ditulis dan sangat disusun.

Struktur organisasi perusahaan itu diduga untuk membatasi kebanyakan komunikasi

kepada saluran-saluran formal tertentu. Hal ini bekerja dengan cukup baik ketika

tanggapan-tanggapan yang cepat tidak diperlukan. Komunikasi informal adalah

(19)

saat suatu perusahaan harus membuat suatu keputusan yang cepat. Di suatu studi dari

perusahaan yang inovatif, dua ahli menemukan bahwa perusahaan menggunakan

beberapa teknik-teknik untuk mendorong komunikasi yang informal. Teknik-teknik

mencakup nama untuk semua karyawan, kantor terbuka (tanpa dinding jangkung), dan

meja-meja besar di dalam ruang makan dimaksudkan untuk mendorong karyawan dari

departemen-departemen yang berbeda untuk makan dan bersosialisasi bersama-sama.

Mensurvei sikap(perilaku)merupakan survei-survei yang digunakan sebagai informasi

dari karyawan mengenai hal-hal seperti sikap-sikap mereka terhadap jam pekerjaan

dan gaya-gaya penyelia. Kebijakan pintu terbuka adalah suatu kebijakan mengizinkan

karyawan untuk merasa tidak canggung ke kantor bos untuk berbicara dengannya.

Politik kantor dapat mempengaruhi komunikasi. Politik kantor merupakan cara yang

sulit dipisahkan untuk mendapatkan simpati, mempercepat kariernya, dan memperoleh

kuasa. Karyawan sering kali bersekongkol menentang rantai yang formal dari perintah.

Sebagai contoh, suatu order manajer tidak sampai dipatuhi karena "politikus-politikus"

di antara karyawan berkomplot untuk menentangnya dengan harapan akan membuang

manajer.

2.6.2 Desas desus dan slentingan

Operasi organisasi informal sering kali disertai oleh desas desus/slentingan. slentingan

adalah seluruh jaringan dari kontak-kontak yang informal di suatu perusahaan. Desas

desus/slentingan muncul karena sedikitnya tiga alasan: ketiadaan informasi,

kegelisahan; rasa tidak aman, dan konflik-konflik secara emosional. Cara terbaik untuk

(20)

tersebut adalah memberitahukan kebenarannya sesegera mungkin. Karena, semakin

banyak desas-desus/slentingan itu diulangi, semakin banyak yang akan dipercaya dan

disimpangkan.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan tentang Organisasi Bisnis secara keseluruhan, dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Keberhasilan suatu organisasi bisnis dalam menjalankan bisnisnya tidak terlepas

dari bagaimana mereka menjalankan struktur organisasi perusahaan tersebut. 2. Untuk mencapai organisasi yang baik, para ahli manajemen merumuskan

(21)

*) Prinsip hirarkhi adalah filsafat yang mengharuskan adanya rangkaian pimpinan

yang jelas dari posisi paling tinggi ke posisi paling rendah dalam sebuah

perusahaan.

*) Prinsip kesatuan komando adalah filsafat bahwa tiap orang di perusahaan

harus melaporkan hanya kepada satu pengawas. Ini menjamin bahwa tiap

perintah dapat dimengerti dan tidak terjadi pertentangan perintah dari dua atau

lebih pengawas.

3. Otoritas adalah hak untuk mulai bertindak, hak untuk membuat keputusan, hak

untuk melangsungkan pekerjaan dari orang lain, dan hak untuk memberi

pesanan/perintah.

4. Departementalisasi terbagi menjadi: fungsional, produk, konsumen, wilayah, dan

acuan/matriks.

5. Pencocokan organisasi terhadap situasi menunjukkan bahwa struktur organisasi

yang berbeda adalah sesuai dengan tugas-tugas yang berbeda pula.

6. Komunikasi di dalam organisasi-organisasi sangatlah penting karena

mempengaruhi perilaku orang lain dengan gagasan-gagasan pembagian,

informasi, atau perasaan dengan mereka.

7. Cara terbaik untuk meyelesaikan desas-desus atau selintingan adalah dengan

memberitahukan kebenarannya sesegera mungkin agar tidak terlalu meyebar

(22)

DAFTAR PUSTAKA

William Schoell F, Garry Dessler, John A.Reinecke, (1993). Introduction to Business, Allyn and Bacon, Boston.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan : 1) Efektivitas organisasi Dispenda pada elemen produktivitas menunjukkan tingkat perkembangan yang belum optimal karena kontribusi PAD terhadap APBD hanya

Berdasarkan indikator parameter yang diamati, yaitu suhu, pH dan total asam, tidak terdapat perbedaan nyata profil perubahan sifat fisiko-kimia selama proses fermentasi

Teknik pada metode ini adalah dengan menggunakan variabel boneka pada persamaan regresi yang memungkinkan intercept bervariasi antar time series maupun unit cross

 Peserta didik diminta untuk menganalisis data dan informasi atau mencari contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat menarik kesimpulan tentang arti penting

Sehari-hari Habib (42 tahun) menjadi buruh tani, mencangkul atau mencari rumput. Habib juga memelihara 6 ekor kambing tapi milik orang lain. Habib hanya menggadu.

Pada struma nodosa non toksik yang besar dapat dilakukan tindakan operasi bila pengobatan tidak berhasil, terjadi gangguan misalnya : penekanan pada organ sekitarnya,

Menimbang, bahwa terlepas dari ketentuan-ketentuan formil sebagaimana terurai di atas, dalam perkara aquo, disamping ada kepentingan hukum Para Pemohon, juga

Adanya asas praduga tak bersalah tersebut sesuai dengan prinsip yang terkandung dalam pembentukkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana