TUGAS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) Nama: allya Hermana
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Penjelasan Bentuk Bentuk Asosiatif: 1. Kerja Sama
Kerjasama yaitu bentuk utama dari proses interaksi sosial karena pada dasarnya interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang bertujuan untuk memenuhi kepentingan atau kebutuhan
bersama. Berbagai bentuk kerjasama dalam berbagai kehidupan masyarakat. Contoh kerjasama dalam kegiatan ekonomi berbagai kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi. Koperasi sekolah, PT, CV, merupakan contoh kerjasama dalam interaksi asosiatif.
Ditinjau dari proses pelaksanaanya kerjasama dapat dikelompokkan sebagai berikut.
Kerukunan yang meliputi gotong royong dan
tolong-menolong.
Bargaining, yaitu kerja sama yang dilaksanakan atas dasar
perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.
Kooptasi, yaitu suatu proses penerimaan unsur-unsur baru
dalam kepemimpinan pada suatu organisasi untuk menghindari kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
Koalisi, yaitu kerja sama yang dilaksanakan oleh dua
Pada hakikatnya, kerja sama timbul apabila : Orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan- kepentingan yangsama. Masing-masing pihak menyadari bahwa mereka hanya mungkin memenuhi kepentingan-kepentingan mereka tersebut melalui kerja sama.
Penjelasan Bentuk Bentuk Asosiatif: 2. Akomodasi
Akomodasi yaitu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antar individu dan antar kelompok untuk meredakan pertentangan. Salah satu contoh akomodasi adalah terjadinya kerja paksa di Indonesia pada masa penjajahan Belanda dan masa penjajahan Jepang. Rakyat Indonesia bersedia melakukan kerja paksa
karena merupakan pilihan paling aman untuk kehidupan mereka. Sebagai bentuk akomodasi, pemaksaan kehendak oleh individu atau kelompok terhadap individu atau kelompok lain disebut akomodasi pemaksaan.
Penyelesaian konflik melalui pengadilan seperti sengketa Pulau Sipadan dan Ligitan antara Indonesia dan Malaysia merupakan jenis akomodasi ajudikasi. Dalam kehidupan sehari-hari terjadi penyelesaian masalah sengketa melalui pengadilan. Misalnya masalah rebutan kepemilikan lahan yang diselesaikan di
pengadilan merupakan salah satu bentuk ajudikasi. Ajudikasi merupakan suatu pengendalian konflik yang diselesaikan dengan cara pengadilan atau diselesaikan di pengadilan.
Bentuk-bentuk akomodasi, antara lain sebagai berikut.
Koersi (coercion), yaitu bentuk akomodasi yang terjadi
Kompromi (compromise), yaitu bentuk akomodasi di mana
pihak yang mengalami perselisihan mengurangi tuntutannya agar tercapal suatu
penyelesaian.
Arbitrasi (arbitration), yaitu bentuk akomodasi yang
melibatkan pihak ketiga dalam menyelesaikan suatu konflik. Dalam hal mi pihak ketiga bersifat netral.
Toleransi, yaitu sikap saling menghargai dan menghormati
pendirian masing-masing.
Mediasi, yaitu bentuk akomodasi yang hampir sama dengan arbitrasi, namun pihak ketiga tidak mempunyai wewenang memutuskan masalah, hanya sebagai penasihat.
Konversi (conversion), yaitu konflik apabila salah satu pihak bersedia mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain.
Konsiliasi, yaitu penyelesaian konflik dengan jalan mempertemukan pihak-pihak yang. bertikai di meja perundingan.
Pada prinsipnya tujuan akomodasi adalah untuk :
Mengurangi pertentangan antara orang-perorangan atau
kelompok-kelompok manusia sebagai akibat perbedaan faham.
Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk
sementara waktu atau secaratemporer.
Memungkinkan terwujudnya kerjasama antara kelompok-kelompok sosialyang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis dankebudayaan.
Penjelasan Bentuk Bentuk Asosiatif: 3.
Asimilasi
Asimilasi yaitu proses ke arah peleburan kebudayaan sehingga masing-masing pihak merasakan adanya kebudayaan tunggal sebagai milik bersama. Asimilasi merupakan proses sosial yang ditandai adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan yang terdapat antara beberapa orang atau kelompok.
Sebagai contoh perkawinan antara orang dari suku Jawa dan suku Minangkabau. Kedua suku masyarakat tersebut memiliki perbedaan dalam hal tata cara perkawinan dan berkeluarga. Masyarakat Minangkabau memiliki tradisi warisan melalui garis ibu, sedangkan masyarakat Jawa memiliki tradisi warisan keluarga berdasarkan garis ayah. Perkawinan yang berlangsung antara kedua orang yang berbeda budaya merupakan salah satu bentuk asimilasi.
Faktor-faktor yang mendorong dan mempermudah proses asimilasi adalah sebagai berikut.
Toleransi, keterbukaan, saling menghargai, dan menerima unsur-unsur kebudayaan.
Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi.
Sikap menghargai orang asing dengan kebudayaannya.
Sikap terbuka dan golongan yang berkuasa dalam
masyarakat.
Perkawinan campuran dan kelompok yang berbeda
Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal
Proses asimilasi timbul bila terdapat hal-hal berikut :
Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya.
Orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secaralangsung dan intensif dalam waktu lama.
Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia
tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.
Bentuk Bentuk Asosiatif Penjelasan: 4. Akulturasi
Akulturasi yaitu proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan menerima unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.Contoh akulturasi adalah Bakpao banyak dijumpai di Indonesia yang memiliki isi berbeda dengan bakpao di Tionghoa.
Contoh akulturasi seni bangunan adalah bangunan menara Masjid Kudus di Jawa Tengah. Menara Masjid Kudus mirip bangunan candi atau bangunan Bale Kul Kul yang terdapat di Pura Taman Ayun Bali. Bangunan Menara Masjid Kudus
membuktikan kepada generasi masa sekarang bahwa nenek moyang Indonesia sangat menyukai toleransi. Sunan Kudus mengajarkan agama Islam dengan tetap menghargai budaya Hindu Buddha yang berkembang pada masa tersebut.
Dalam proses akulturasi, terdapat unsur-unsur kebudayaan yang mudah diterima dan sekaligus terdapat unsur-urisur kebudayaan yang suhit diterima. Pada umumnya, unsur-unsur kebudayaan yang mudah diterima, mehiputi:
Unsur kebudayaan yang bersifat material atau kebendaan.
Unsur teknologi ekonomi yang mudah dioperasikan dan
secara cepat dapat dimanfaatkan.
Unsur kebudayaan yang mudah disesuaikan dengan kondisi
Unsur kebudayaan yang dampaknya tidak begitu
mendalam.
Sedangkan unsur-unsur kebudayaan yang sukar diterima, antara lain:
Unsur kebudayaan yang keberadaannya mendasari pola
pikir masyarakat, seperti sistem kepercayaan, sistem falsafah hidup; dan agama.
Unsur kebudayaan yang sudah diterima secara meluas
dalam kehidupan masyarakat, seperti sistem kekerabatan, mata pencaharian, makanan pokok, kebiasaan makan, dan lain sebagainya.
A.
PERSAINGAN
Persaingan merupakan bentuk interaksi disosiatif yang banyak kita temukan di lingkungan kehidupan kita. Di dalam sebuah pertandingan, pasti kita menemukan persaingan. Persaingan merupakan perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik.
B.KONTRAVENSI
Kontravensi adalah proses persaingan yang ditandai oleh gejala ketidakpastian mengenai pribadi seseorang dan perasaan tidak suka yang disembunyikan terhadap kepribadian seseorang. Kontravensi merupakan bentuk interaksi sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik.
Dilihat dan prosesnya kontravensi mencakup lima proses berikut.
Proses yang umum, yakni adanya penolakan, keengganan,
gangguan terhadap pihak lain, pengacauan terhadap rencana pihak lain, dan sebagainya.
Kontravensi sederhana, seperti memaki-maki, menyangkal
pihak lain, mencerca, memfitnah, dan lain sebagainya.
Kontravensi yang intensif, seperti penghasutan, penyebaran
desas-desus, dan sebagainya.
Kontravensi yang bersifat rahasia, seperti mengumumkan
rahasia pihak lain, berkhianat, dan sebagainya.
Kontravensi yang bersifat taktis, seperti intimidasi,