• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTELEGENSI DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF RE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "INTELEGENSI DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF RE"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

INTELEGENSI DAN PERKEMBANGAN KOGNITIF REMAJA

Rosiana Pratiwi1, Ice Lisnawati2

1Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Pendidikan,Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Jalan Tegal Mulya 1 RT/04RW/05 Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas. 2Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Pendidikan,Universitas Muhammadiyah

Purwokerto.

Jalan Dukuhwaluh RT/01RW/09 Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas 1Email : pratiwirosiana7@gmail.com

ABSTRAK

Perkataan intelegensi berasal dari kata intelligere yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain. Menurut stern, intelegensi ialah daya menyesuiakan diri dengan keadaan baru dengan mempergunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya. Disini terlihat bahwa Stern menitik beratkan pada soal penyesuain diri(adjustment) terhadap masalah yang dihadapi dengan demikian , orang yang intelegensinya tinggi(orang cerdas) akan lebih cepat menyesuaikan diri dengan masalah baru yang dihadapai, bila dibandingkan dengan orang yang tidak cerdas. Adapun Thorndike seorang tokoh psikologi koneksionisme memberikan pengertian : Intellegence is demonstrable in ability of individual to make good responses from the stand point of thrut or fact. Mengenai faktor –faktor apa yang dapat ditemukan dalam intelegensi sampai saat ini belum ada kesamaan pendapat yang utuh dan bulat. Seperti yang disampaikan oleh Thorndike dengan teori multifaktor yang menjelaskan bahwa intelegensi itu tersusun atas beberapa faktor yang terdiri atas elemen-elemen, dan tiap-tiap elemen terdiri atas atom,tiap-tipa atom merupakan hubungan stimulus-respon. Jadi, suatu aktivitas adalah kumpulan dari atom-atom aktivitas yang berkombinasi satu dengan yang lain.

Manusia dalam menghadapi kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai masalah dan tantangan yang amat besar dan rumit yang tidak seluruhnya mudah untuk dipecahkan. Fungsi kognitif manusia menghadapi objek dalam bentuk representatif yang menghadirkan objek tersebut dalam kesadaran, hal tersebut tampak jelas pada aktivitas berpikir. Perkembangan kognitif remaja berada pada tahap “formal operation stage”, yaitu tahap keempat atau terakhir dari tahap perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif adalah perkembangan kemampuan (kapasitas) individu untuk memanipulasi dan mengingat informasi. Dalam perkembangan remaja ada beberapa komponen yaitu, menerima,memproses dan menyimpan informasi. Agar infomasi yang disimpan dalam memori itu baik, maka pada saat proses pengodean informasi hendaknya menggunakan elaborasi ( elaboration).

Kata kunci : Intelegensi, Faktor intelegensi, perkembangan kognitif, Komponen

ABSTRACT

(2)

several factors that consists of elements, and each element consists of atoms, each atom-TIPA is a stimulus-response relationship. Thus, an activity is a collection of atoms that combine activities with one another.

Human life in the face of constantly facing various problems and challenges are very big and complicated that is not entirely easy to solve. Cognitive function in the form of a human face objects representative of the object present in consciousness, it was evident in the activity of thinking. Adolescent cognitive development at the stage of "formal operation stage", ie the fourth stage or final stage of cognitive development. Cognitive development is the development of the ability (capacity) to manipulate individual and remember information. In the development of teenagers there are several components, namely, receiving, processing and storing information. So that information stored in memory is good, then during the coding process should use the information elaboration (elaboration).

Keywords: intelligence, factors of intelligence, cognitive development, Component

PENDAHULUAN

Manusia hidup dengan senantiasa menghadapi permasalahan, setiap permasalahan haris dipecahkan agar manusia memperoleh keseimbangan dalam hidup. Untuk itu diperlukan kemampuan-kemampuan pemecahannya dengan mengguakan pengertian serta simbol-simbol. Definisi ini dikemukakan oleh (Garrett,1946:3723). Manusia hidup dan berinteraksi di dalam lingkungan yang kompleks. Untuk itu ia memerlukan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan demi kelestarian hidupnya. Hidupnya bukan hanya untuk kelestarian pertumbuhan , tetapi juga untuk perkembangan pribadinya. Karena itu manusia harus belajar dari pengalaman. Dalam kemampuan menyesuaiakan diri dengan lingkungan atau belajar dari pengalaman itulah yang kita sebut sebagai intelegensi. Intelegensi itu setidaknya mencakup kemampuan yang diperluakan untuk memecahkan masalah yang memerlukan pengertian dan simbol-simbol.

Pengaturan kegiatan kognitif merupakan suatu kemahiran tersendiri. Orang yang memiliki kemampuan kognitif tinggi akan mampu mengontrol dan menyalurkan aktivitas kognitif yang berlansung dalam dirinya sendiri, bagaimana ia memusatkan perhatian, bagaimana ia belajar, bagaimana ia menggali ingatan, bagaimana menggunakan pengetahuan yang dimiliki, bagaimana berpikir menggunakan konsep, kaidah, pengetahuan yang dimiliki yang merupakan satu perangkat kemahiran yang terorganisasikan dengan baik dalam menghadapi problem. Dalam menghadapi suatu problem orang dapat menggunakan berbagai strategi yang termasuk pengetahuan prosedural. Strategi ada yang dapat dipakai secara luas, tetapi ada yang terbatas. Perkembangan kognitif tergantung pada akomodasi . Oleh kerena itu remaja harus diberikan suatu areal yang belum diketahui , agar ia dapat belajar. Dengan adanya area baru ini remaja akan mengadakan usaha-usaha unruk dapat mengakomodasi . Situasi atau area itulah yang akan mempermudah perkembangan kognitif , melalui organisasi berupa kecakapan seseorang dalam menyusun prodses fisik maupun psikisdalam bentuk sistem koheren.

ANALISIS TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Definisi Intelegensi Secara Etimologis

(3)

intelegensi pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol pada tahun 1951. Spearman dan Wynn mengemukakan adanya konsep lama mengenai suatu kekuatan (power) yang dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal pengetahuan sejati. Kekuatan tersebut dalam bahasa Yunani disebut dengan “Nous”, sedangkan penggunaan kekuatannya disebut “Noeseis”. Intelegensi berasal dari kata Latin,yang berarti memahami. Jadi intelegensi adalah aktivitas atau perilaku yang merupakan perwujudan dari daya atau potensi untuk memahami sesuatu.

B. Definisi Intelegensi Menurut Para Ahli

1. Super & Cites mengemukakan suatu definisi yang sering dipakai oleh sementara orang sebagai berikut :

“Intellegence has frequently been defined as the ability to adjust to the environment or to learn form experience.” (Super & Cites, 1962: 83)

2. Garett mengemukakan intelegensi sebagai berikut :

Íntelligence, includes at least the abilities demanded in the solution of problems which reuire the comprhensiuon and use of symbols”. (Garett, 1946: 372)

(Intelegensi itu setidak-tidaknya mencakup kemampuan - kemampuan yang diperlukan untuk pemecahan masalah-masalah yang memerlukan pengertian serta menggunakan simbol-simbol).

3. Bischof seorang psikologi Amerika (1954) mengemukakan definisi intelegensi adalah kemampuan untuk memecahkan segala jenis masalah.

4. W. Stern, Intelegensi adalah suatu daya jiwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat didalam situasi yang baru.

5. Vaan Hoes, Intelegensi merupakan kecerdasan jiwa.

6. Piaget, Intelegensi adalah sejumlah struktur psikologis yang ada pada tingkat perkembangan khusus.

7. Heidentich mengemukakan intelegensi menyangkut kemampuan untuk belajar dan menggunakan apa yang telah dipelajari dalam usaha penyesuaian terhadap situasi-situasi yang kurang dikenal, atau dalam pemecahan masalah-masalah.

8. Robert J. Sternberg, Intelegensi adalah kecakapan untuk belajar dari pengalaman dan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan.

9. Alfred Binet (1857-1911) & Theodore Simon mengemukakan intelegensi sebagai berikut: Inteligensi terdiri dari tiga komponen, yaitu kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan, kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan itu telah dilaksanakan, dan kemampuan untuk mengritik diri sendiri (autocriticism).

10. Lewis Madison Terman (1916) Mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan seseorang untuk berpikir secara abstrak

Secara umum intelegensi dirumuskan sebagai berikut : a. Kemampuan untuk berpikir abstrak,

b. Kemampuan untuk menangkap hubungan – hubungan dan untuk belajar, c. Kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi – situasi baru.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi Seseorang

(4)

1) Pembawaan : Pembawaan ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan kita yakni dapat tidaknya memecahkan suatu soal, pertama ditentukan oleh pembawaan kita. Orang itu ada yang pintar dan ada yang bodoh. Meskipun menerima latihan dan pengajaran yang sama, perbedaan-perbedaan itu masih tetap ada.

2) Kematangan : Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Anak-anak tak dapat memecahkan soal-soal tertentu, karena soal-soal itu masih terlampau sukar baginya. Organ-organ tubuhnya dan fungsi-fungsi jiwanya masih belum matang untuk melakukan mengenai soal itu. Kematangan berhubungan dengan umur.

3) Pembentukan : Pembentukan ialah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Dapat kita bedakan pembentukan sengaja (seperti yang dilakukan disekolah-sekolah) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar).

4) Minat dan Pembawaan yang Khas : Minat mengarahkan p[erbuatan padsa suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Motif menggunakan dan menyelidiki dunia luar (manipulate and exploring motivasi). Dari manipulasi dan eksplorasi yang dilakukan terhadap dunia luar itu, lama kelamaan timbulah minat terhadap sesuatu. Apa yang mereka minat sesorang mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.

5) Kebebasan : Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode=metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya. Dengan adanya kebebasan ini berarti bahwa minat itu tidak selamanya menjadi syarat dalam perbuatan intelegensi.

D. Perkembangan Kognitif Remaja

Perkembangan kognitif adalah perkembangan kemampuan (kapasitas) individu untuk memanipulasi dan mengingat informasi. Untuk membahas perkembangan kognitif (berfikir) remaja, pada paparan berikut dikemukakan beberapa pandangan dari Piaget, Vigotksy, dan para ahli psikologi pemrosesan informasi (information-processing theory). Menurut Jean Piaget, perkembangan kognitif remaja berada pada tahap “formal operation stage”, yaitu tahap keempat atau terakhir dari tahap perkembangan kognitif. Tahapan berfikir formal ini terdiri atas dua subperiode (Broughton dalam John W. Santrock, 2010: 97), yaitu :

a. Early formal operational thought, yaitu kemampuan remaja untuk berfikir dengan cara-cara hipotetik yang menghasilkan pikiran-pikiran sukarela (bebas) tentang berbagai kemungkinan yang tidak terbatas. Dalam periode awal ini, remaja mempersepsi dunia sangat bersifat subjektif dan idealistik.

(5)

Kemampuan berpikir hepotetik, berarti remaja telah dapat mengintegrasikan apa yang telah mereka pelajari dengan tantangan di masa mendatang dan membuat rencana untuk masa mendatang. Meskipun remaja dipandang sudah dapat memecahkan masalah abstrak dan membayangkan masyarakat ideal, namun dalam beberapa hal pemikiran remaja masih kurang matang. Ketidakmatangan remaja itu menurut David Elkin dimanifestasikan ke dalam enam karakteristik, yaitu :

a. Idealisme dan Kekritisan (suka berfikir ideal dan mengkritik otrsnhg lain, oramg dewasa atau orang tua sendiri).

b. Argumentatifitas (menjadi argumentatif ketika mereka menyusun fakta atau logika untuk mencari alasan).

c. Ragu-Ragu (meskipun remaja dapat menyim;pan berbagai alternatif dan dalam pikiran mereka pada waktu yangh sama, tetapi kafrena kurangnya pengalaman, mereka kekurang strategi efektif untuk memilih).

d. Menunjukan Hipocrisy (remaja sering kali tidak menyadari perbedaan antara mengekspresikan sesuatu yang ideal dengan membuat penbgorbanan yang dibutuhkan untuk mewujudkannya).

e. Kesadaran Diri (meskipun remaja sudsh dapt berpikir tentang pemikiran mereka sendiri dan orang lain, akan tetapi mereka seringv kali berasumsi bahwa yang dipikrkan orang lain sama dengan yang mereka pikirkan, yaitu diri mereka sendiri). f. Kekhususan dan Ketangguhan (istilah Elkind personal fable, untukn menunjukan

keyakinan remaja bahwa mereka spesial, pengalamannya unik, dan tidak tunduk pada peraturan. Hal ini merupakan bentuk egosentrisme khusus yang mendasari perilaku self-destructive).

Untuk memahami perkembanghan kognitif remaja ini dapat juga dikemukakan pendapat Vigotksy (John W. Santrock, 2010: 101). Konsep utama dia adalah “ Zone of proximal development (ZBD)”, yaitu daerah tugas-tugas yang sangat sulit untuk diatasi oleh individu secara sendirian, teatpi baru dapat dicapai apabila mendapat bimbingan atau bantuan dari orang dewasa atau teman sebaya yang lebih terampil. ZBD ini meliputi dua sisi, yaitu batas bawah dan batas atas. Batas bawah adalah tahap pemecahan masalah yang dapat dilakukan oleh remaja sendiri tanpa bantuan orang lain. Sementara batas atas adalah tahap berfikir remaja dalam memecahkan masalah dengan bantuan orang lain (guru atau intrusktur). Vigotksy meyakini bahwa perkembangan kognitif, dalam hal ZBD sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial (sosial budaya) sekolah merupakan salah satu agen budaya yang menentukan

(6)

b) Working memory, merupakan bagian dari pikirian manusia yang memproses informasi,semacam “meja kerja pikiran” yang memungkinkan individu memanipulasi, mengumpulkan dan menyusun informasi, ketika membuat keputusan, menyelesaikan masalah dan memahami bahasa tulis dan lisan. Working memory, (short-term memory) merupakn sistem dengan kapasitas terbatas hanya waktu yang singkat. Working memory berinteraksi dengan long sterm memory ( ingatan jangaka peanjang ) menggunakan informasi darai memori dari jangka panjang daam dan mengirimkan informsai jangka panjang untuk penyimpanan yang lebih lama.

c) Long term memory ( ingatan jangka panjang), merupakan penyimpanan informasi dan dapat dianalogiakan sebagai hardisk. Long term memory ini merupakn jesni memori yang menyimpan banyak informasi dalam jangka waktu yang lama dan relatif permanen, serta memiliki nkapasiatas yang tidak terbatas( tidak seperti sistem penyimpan dalam komputer).

Agar infomasi yang disimpan dalam memori itu baik, maka pada saat proses pengodean informasi hendaknya menggunakan ealaborasi ( elaboration) contoh: ada siswa dapat mengingant konsep pentingnya dengan baik maka saat menjelaskannya perlu menggunalkan ilustrasi-ilustrasi, seperti peristiwa longsor dan banjir , sebagai dampak dari penggundualan huatan dan membuang sampah sembarangan. Ilustrasi ini sangat baik apabila menggunakan multimedia seperti film.

KESIMPULAN

Teori tentang intelegensi pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol pada tahun 1951. Spearman dan Wynn mengemukakan adanya konsep lama mengenai suatu kekuatan (power) yang dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal pengetahuan sejati.

Secara umum intelegensi dirumuskan sebagai berikut : a. Kemampuan untuk berpikir abstrak,

b. Kemampuan untuk menangkap hubungan – hubungan dan untuk belajar, c. Kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi – situasi baru.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intelegensi Seseorang, sebagai berikut : a. Pembawaan,

b. Kematangan, c. Pembentukan,

d. Minat dan Pembawaan yang Khas, e. Kebebasan.

Perkembangan kognitif adalah perkembangan kemampuan (kapasitas) individu untuk memanipulasi dan mengingat informasi. Menurut Jean Piaget, perkembangan kognitif remaja berada pada tahap “formal operation stage”, yaitu tahap keempat atau terakhir dari tahap perkembangan kognitif. Tahapan berfikir formal ini terdiri atas dua subperiode, yaitu :

a. Early formal operational thought, b. Late formal operational thought.

(7)

kurang matang. Ketidakmatangan remaja itu menurut David Elkin dimanifestasikan ke dalam enam karakteristik, yaitu :

a. Idealism dan kekritisan, b. Argumentativitas, c. Ragu-ragu,

d. Menunjukan hipocrisy, e. Kesadaran diri,

f. Kekhusan dan Ketangguhan.

Salah satu konsep untuk memahami perkembangan kognitif remaja adalah Zone of proximal development (ZPD) yang dikemukakan oleh Vigotksy. Zone of proximal development (ZPD) yaitu daerah tugas-tugas yang sangat sulit untuk diatasi oleh individu secara sendirian, teatpi baru dapat dicapai apabila mendapat bimbingan atau bantuan dari orang dewasa atau teman sebaya yang lebih terampil. ZBD ini meliputi dua sisi, yaitu batas bawah dan batas atas.

Komponen-Komponen Dalam Perkembangan Remaja adalah sebagai berikut : a. Sensory receptor,

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi, W. S. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Andrio, J. 2013, 09. Makalah Psikologi Pendidikan. Retrieved 04 20, 2016, from http://jimmyandrio.blogspot.co.id/2013/09/makalah-psikologi-pendidikan.html. Dalyono. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan (Vol. I). Jakarta: PT Bumi Aksara. Djamarah, S. B. 2008. Psikologi Belajar (Vol. II). Jakarta: Rineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

“ Bagaimanakah penerapan model kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN I kecamatan sukasari.

Catatan Atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan

Translasi Ribosom membentuk polipeptida Codons tRNA molecules mRNA Growing polypeptide Large subunit Small subunit mRNA mRNA binding site P site A site P A Growing polypeptide

Bagian yang disempurnakan adalah pembuatan aturan-aturan baru agar sistem dapat mengenali dokumen UU perubahan dan penyempurnaan aturan-aturan yang ada agar sistem dapat

Untuk mengetahui apakah etika profesi, independensi, dan professional judgment auditor memiliki pengaruh secara keseluruhan terhadap pertimbangan tingkat materialitas

Khusus variabel Indeks Massa Tubuh (IMT), responden dengan kategori kurus maupun kegemukan bersama-sama berisiko terhadap DM, tetapi IMT kategori kurus mempunyai risiko lebih

Adapaun tujuan dari penelitian serta pembuatan robot berkaki tersebut adalah untuk memenuhi Tugas Akhir di Universitas Pembangunan Nasional yang dimana robot tersebut bisa

Suatu proses dapat diulang artinya penelitian dapat dilakukan kembali dengan cara atau metode yang sama dan mungkin juga menggunakan subyek dan setting yang