• Tidak ada hasil yang ditemukan

FILSAFAT PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FILSAFAT PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM. docx"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

FILSAFAT PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM, SUBSTANSI FILSAFAT PENDIDIKAN DAN HUBUNGAN FILSAFAT DENGAN FILSAFAT PENDIDIKAN

Disusun oleh :

Muhammad Ibnu Rusdi Rokan Mhd.Fiqih Aditama Sitorus Nova Rizayanti Nst

(2)

Herbet Pangaribuan

unimedFT.gif

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmah Nyalah, sehingga Tugas ini dapat diselesaikan. Penyusunan makalah ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan.

Akhir kata, sebagaimana layaknya manusia biasa yang memiliki banyak keterbatasan, apabila terdapat kesalahan penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun agar selanjutnya dapat lebih baik. Harapan dan tujuan saya dalam menyelesaikan makalah adalah agar dapat berguna dan dapat menambah pengetahuan bagi yang membacanya. Atas segala perhatian, do’a dan dukungan semua rekan, saya mengucapkan terima kasih.

Medan, September 2014

(3)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Pembuatan Makalah ... 1

BAB II Pembahasan... 2

A. Filsafat Pendidikan Sebagai Sistem ... 2

B. Substansi Filsafat Pendidikan ... 3

C. Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan ... 3

BAB III Penutup... 7

Kesimpulan ... 7

(4)

BAB I

Pendahuluan A. Latar Belakang

Pada dasarnya manusia sebagai makhluk hidup berpikir dan selalu berusaha untuk mengetahui segala sesuatu, tidak mau menerima begitu saja apa adanya sesuatu itu, selalu ingin tahu apa yang ada dibalik yang dilihat dan diamati. Segala sesuatu yang dilihatnya, dialaminya, dan gejala yang terjadi di

lingkungannya selalu dipertanyakan dan dianalisis atau dikaji (Tim Pengajar Filsafat Pendidikan Unimed). Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu keheranan, kesangsian, dan kesadaran atas keterbatasan. Berfilsafat kerap kali didorong untuk mengetahui apa yang telah tahu dan apa yang belum tahu, berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah diketahui dalam kemestaan yang seakan tak terbatas.

Filsafat memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Setidaknya ada tiga peran utama yang dimiliki yaitu sebagai pendobrak, pembebas, dan pembimbing (Jan Hendrik Rapar dalam Diktat Filsafat Pendidikan). Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.

B. Tujuan Pembuatan Makalah

1. Agar mahasiswa tahu tentang apa yang dimaksud dengan substansi filsafat pendidikan. 2. Agar para mahasiswa dapat memahami tentang hubungan filsafat dan pendidikan. 3. Agar mahasiswa dapat memahami tentang perkembangan aliran filsafat pendidikan. 4. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami urgensi filsafat dalam dunia pendidika BAB II

Pembahasan

(5)

Sistem filsafat pendidikan adalah kata sistem barasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang berarti “cara, strategi”. Dalam bahasa Inggris system berarti “system, susunan, jaringan, cara”. System juga diartikan “suatu strategi, cara berpikir atau model berpikir”.

Sedangkan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari

keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan.

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokraris serta bertanggung jawab.Untuk mengembangkan fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kehidupan bangsa mencakup seluruh bangsa; warga Negara tua-muda, kaya-miskin, di kota–di desa, tanpa memandang latar belakang dan cerdas dalam hidup dan

kehidupan,kognitif, piskomotor, dan afektif, totalitas dan integratif.

Seperti dikatakan di buku ajar Filsafat Pendidikan Unimed Filsafat pendidikan terujud ddengan menarik garis linier, antara filsafat dan pendidikan. Dalam hal ini filsafat seolah-olah dijabarkan secara langsung dalam pendidikan dengan maksud untuk menghasilkan konsep pendidikan yang berasal dari satu cabang atau aliran filsafat, misalnya dengan idealism. Bila konsep dasar tentang kenyataan yang pada hakikatnya, menurut idealism, adalah sama dengan hal-hal bersifat kerohanian ataupun yang lain yang sejenis dengan itu, maka pendidikan itu adalam mengutamakan perkembangan aspek aspek spritual dan kerohanian pada peserta didik.

Pendekatan lain yang akan dikembangkan adalah ketika pendidikan itu menghadapi masalah atau keadaan yang tidak seperti yang diharapkan, pasti memerlukan jawabn yang tidak semata-mata berada dalam ruang lingkup pendidikan. Misalnya tentang manusia seutuhnya, untuk memperjelas konsep ini memerlukan penjelesan dari filsafat. Bila hal ini akan dijawab dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang lain, jawaban itu tidak dapat seketika secara spekulatif seperti halnya dalam filsafat. Kemungkinan-kemungkinan tersebut dengan mengingat tujuan pendidikan bila dikembangkan secara proporsional akan sangat memadai dalam mengisi fundasi-fundasi ilmu pendidikan, sebagai bagian utama dalam ilmu pendidikan umumnya.

(6)

Dalam dunia pendidikan, filsafat pendidikan adalah bagian dari fundasi-fundasi pendidikan. Yang berarti bahwa filsafat pendidikan perlu mengetengahkan konsep-konsep dasar pendidikan. Di Indonesia sendiri Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan undang-undang pendidikan merupakan dasar atau landasan utama terhadap pelaksanaan pendidikan. Hal ini yang menjadikan Pancasila, atau khususnya Filsafat Pancasila mempunyai kedudukan sentral dalam wawasan kependidikan, dan nilai-nilai serta norma-norma Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 itu melingkupi pendidikan secara keseluruhan, baik itu mengenai teori maupun mengenai praktek.

Dengan berpijak pada pandangan tentang kedudukan filsafat dan filsafat pendidikan Pancasila sebagai filsafat terbuka, maka sikap konvergensi atau elektif inkorpatif terhadap filsafat atau filsafat pendidikan yang berasal dari luar perlu dikembangkan. Dengan mempelajari filsafat dan filsafat pendidikandari luar pad hakekatnya adalah upaya untuk memperkaya atau meperkuat substansi dari pada filsafat pendidikan telah berada pada peringkat lanjut.

Roh dan Jiwa Undang-Undang Dasar 1945 harus mendaqsari landasan praksis dan praktik pendidikan. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah dijelaskan nyata arah dan tujuan pendidikan yakni : untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Harapan ini didukung oleh batang tubuh dan pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa pemerintah akan melaksanakan pendidikan bermutu bagi setiap warga negara dan setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan minimal sampai pada tingkat pendidikan dasar. Tujuaan pendidikan semakin diperjelas dan dipertegas substansi dan arahnyayakni menjadikan manusia yang cerdas, berbudi luhur berakhlak mulia dan lainnya.

C. Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan

Sudah merupakan pandangan atau pemahaman umum bahwa filsafat yang dijadikan pandangan hidup oleh seseorang atau suatu masyarakat bahkan suatu bangsa merupakan asas atau pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan kehidupan orang atau masyarakat tersebut atau bangsa itu sendiri, termasuk didalamnya bidang pendidikan. Segala usahan atau aktifitas yang dilakukan dengan

mempedomani filsafat yang dianutnya.

(7)

agama sumber yang menadi pangkal serta muara dari setiap keputusan dan tindakan dalam pendidikan dan pembelajaran.

Filsafat mengadakan tinjauan yang luas mengenai realita, maka dikupaslah antara lain pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-konsep mengenai ini dapat menjadi landasan penyusunan konsep tujuan dan metodologi pendidik. Disamping itu, pengalaman pendidik dalam menuntut pertumbuhan dan perkembangan anak akan berhubungan dan berkenalan dengan realita. Semuanya itu dapat disampaikan kepada filsafat untuk dijadikan bahan-bahan pertimbangan dan tinjauan untuk

memperkembangkan diri. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja.

2. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan dan mengkoordinasikannya

3. .Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut pandangannya berlainan.

Brubacher (1950) mengemukakan tentang hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan, dalam hal ini pendidikan : bahwa filsafat tidak hanya melahirkan sains atau pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dan kearifan. Sedangkan filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada hakekatnya jawab dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam lapangan pendidkan. Oleh karena berisfat filosofis, dengan sendirinya filsafat pendidikan ini hakekatnya adalah penerapan dari suatu analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.Filsafat pendidikan sudah seharusnya dipelajari dan didalami oleh setiap orang yang memperdalam ilmu pendidikan, terlebih mereka yang memilih profesi sebagai tenaga pendidik. Ada beberapa alasan yang mendasarnya antara lain;

1. Adanya problema-problema pendidikan dari zaman ke zaman yang menjadi perhatian para ahli masing masing. Pendidikan adalah usaha manusia untuk meningkatkan kesejathteraan lahir dan batin masyarakat dan bangsa. Banyak tulisan yang dihasilkan oleh para ahli pikir, dan tidak jarang gagasan ahli yang satu mempengaruhi gagasan ahli-ahli yang lain. Corak gagasan yang berlandaskan filsafat sering timbul dari ahli-pikir ini. Hal ini masuk dalam lapangan filsafat pendidikan.

2. Dapatlah diperkirakan bahwa bagi barang siapa yang mempelajari filsafat pendidikan dapat mempunyai pandangan pandangan yang jangkauannya melampaui hal-hal yang diketemukan secara eksperimental dan empirik. Maka dari itu filsafat pendidikan dapat diharapkan merupakan bekal untuk meninjau pendidikan beserta masalah-masalahnya secara kritis.

(8)

Beberapa aliran filsafat pendidikan yang dominan di dunia adalah sebagai berikut :

1) Esensialis

Filsafat pendidikan Esesialis bertitik tolak dari kebenaran yang telah terbukti berabad-abad lamanya. Kebenaran seperti itulah yang esensial, yang lain adalah kebenaran secara kebetulan saja. Kebenaran esensial itu adalah kebudayaan klasik yang muncul pada zaman Romawi yang menggunakan buku-buku klasik ditulis dengan bahasa latin dikenal dengan nama Great Book.

Tekanan pendidikannya adalah pada pembentukan intelektual dan logika. Dengan mempelajari kebudayaan Yunani-Romawi yang menggunakan bahasa latin yang sulit itu, diyakini otak peserta didik akan terarah dengan baik dan logikanya akan berkembang. Disiplin sangat diperhatikan, pelajaran dibuat sangat berstruktur, dengan materi pelajaran berupa warisan kebudayaan, yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga mempercepat kebiasaan berpikir efektif, pengajaran terpusat pada guru.

2) Perenialis

Filsafat pendidikan Perenialis bahwa kebenaran pada wahyu Tuhan. Tentang bagaimana cara menumbuhkan kebenaran itu pada diri peserta didik dalam proses belajar mengajar tidaklah jauh berbeda antara esensialis dengan peenialis. Proses pendidikan meraka sama-sama tradisional. 3) Progresivis

Filsafat pendidikan Progresivis mempunyai jiwa perubahan, relativitas, kebebasan, dinamika, ilmiah, dan perbuatan nyata. Menurut filsafat ini tidak ada tujuan yang pasti, begitu pula tidak ada kebenaran yang pasti. Tujuan dan kebenaran itu bersifat relatif, apa yang sekarang dipandang benar karena dituju dalam kehidupan, tahun depan belum tentu masih tetap benar. Ukuran kebenaan adalah yang berguna bagi kehidupan manusia hari ini.

Sebagai konsekuensi dari pandangan ini, maka yang dipentingkan dalam pendidikan adalah mengembangan peserta didik untuk bisa berpikir, yaitu bagaimana berpikir yang baik. Hal ini bisa tercapai melalui metode belajar pemecahan masalah yang dilakukan oleh anak-anak itu sendiri. Karena itu pendidikan menjadi pusat pada anak. Untuk mempercepat proses perkembangan mereka juga menekankan prinsip mendisiplin diri sendiri, sosialisasi, dan demokratisasi. Perbedaan-perbedaan individual juga sangat mereka perhatikan dalam pendidikan.

(9)

Filsafat pendidikan Rekonstruksionis merupakan variasi dari Progresivisme, yang menginginkan kondisi manusia pada umumnya harus diperbaiki (Callahan, 1983). Meraka bercita-cita mengkonstuksi kembali kehidupan manusia secara total. Semua bidang kehidupan harus diubah dan dibuat baru aliran yang ektrim. Ini berupaya merombak tata susunan kehidupan masyarakat lama dan membangun tata susunan hidup yang baru sekali, melalui lembaga dan proses pendidikan. Proses belajar dan segala sesuatu bertalian dengan pendidikan tidak banyak berbeda dengan aliran Progresivis.

5) Eksistensialisi

Filsafat pendidikan Eksistensialis berpendapat bahwa kenyataan atau kebenaran adala eksistensi atau adanya individu manusia itu sendiri. Adanya manusia didunia ini tidak punya tujuan dan kehidupan menjadi terserap karena ada manusia. Manusia adalah bebas, akan menjadi apa orang itu ditentukan oleh keputusan komitmennya sendiri. (Callahan, 1983)

Pendidikan menurut filsafat ini bertujuan mengembangkan kesadaran individu, memberikesempatan untuk bebas memilih etika, mendorong pengembangkan pengetahuan diri sendiri, bertanggung jawab sendiri, dan mengembangkan komitmen diri sendiri. Materi pelajaran harus memberikesempatan aktif sendiri, merencana dan melaksanakan sendiri, baik dalam bekerja sendiri maupun kelompok. Materi yang dipelajari ditekankan kepada kebutuhan langsung dalam kebutuhan manusia. Peserta didik perlu mendapatkan pengalaman sesuai dengan perbedaan-perbedaan individual mereka. Guru harus bersifat demokratis dengan teknik mengajar langsung.

BAB III Penutup Kesimpulan

(10)

Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam lingkungan masyarakat dan lingkungan. Ilmu pendidikan yaitu menyelidiki, merenungi tentang gejala-gejalan perbuatan mendidik.

Substansi Filsafat Pendidikan kedudukan dalam jajaran ilmu pengetahuan adalah sebagai bagian dari fundasi- fundasi pendidikan. Berarti bahwa filsafat pendidikan perlu menengahkan tentang konsep-konsep dasa pendidikan.

Hubungan antara filsafat dan pendidikan terkait dengan persoalan logika, yaitu: logika formal yang dibangun atas prinsif koherensi, dan logika dialektis dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan kontradiksi. Hubungan interakif antara filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural dan pada akhirnya menghasilkan apa yang disebut dengan filsafat pendidikan.

Filsafat pendidikan adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai keakar-akarnya mengenai pendidikan. Filsafat pendidikan dijabarkan dari filsafat, artinya filsafat Pendidikan tidak bolah bertentangan dengan filsafat.

DAFRAR PUSTAKA

Suriasumantri, S. Jujun. 1996. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan

Purwanto, Ngalim. M. 2003. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya

Tim Pengajar. 2011. Diktat Filsafat Pendidikan. Medan: Universitas Negeri Medan http://www.google /Filsafat

(11)

http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat

Referensi

Dokumen terkait

1) Kebijakan penurunan fraksi pertambahan jumlah penduduk dan dampaknya pada penurunan jumlah limbah yaitu limbah KJA, ternak babi dan sapi, tinja manusia, dan

Saya menyatakan bahwa data yang saya isikan dalam formulir pendaftaran SNMPTN 2016 adalah benar dan saya bersedia menerima ketentuan yang berlaku di Perguruan Tinggi dan Program

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dengan analisis regresi parsial dapat diketahui bahwa faktor Etika Kemasan (X1) merupakan faktor yang berpengaruh secara

Dalam hal ini masyarakat berhak untuk memeluk agamanya masing-masing dan wajib menjalankan apa yang diperintahkan dalam agama masing-masing dn menjauhi apa yang

mengenai pengaruh biaya promosi penjualan sebesar 2,254, ini berarti apabila biaya promosi penjualan (X1) meningkat, maka tingkat hunian kamar (Y) akan meningkat

Indikator kinerja daerah dibagi menjadi 3 (tiga) aspek yaitu; aspek kesejahteraan

Penyimpanan jangka pendek bisa mengubah intisari pada suatu sinyal yang baru masuk atau item yang didapat kembali dari penyimpanan jangka panjang.. Penyimpanan jangka panjang (long

KBS01 menjelaskan bahwa masih bingung cara yang disubstitusikan persamaan yang mana, lalu KBS03 mencoba persamaan (1) tapi KBS03 ragu.. Selanjutnya peneliti membenarkan hasil