LAPORAN EVALUASI PEMANTAUAN PEMBANGUNAN Implementasi Pelayanan Program “Ayo Donor”
oleh Palang Merah Indonesia Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
(Studi Kasus Penyelenggaraan Kegiatan Donor Darah di Universitas Sanata Dharma Bersama PMI Sleman)
Disusun oleh:
KELOMPOK CANGCIMEN Dwi Pamuji Ismoyo
Johan Ferdian Juno R Pandhit Pringgo Harjo Rifa Ayu Nur Khanifa Ulil Masruroh
15/378660/SP/26614 15/384231/SP/26943 15/384240/SP/26952 15/378673/SP/26627 15/381159/SP/26771
DEPARTEMEN PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr wb.
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan izin-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Evaluasi Pemantauan Pembangunan dengan lancar dan baik. Terima kasih juga kami sampaikan kepada Bapak Drs. Adam Titra yang telah membimbing kami selama satu semester ini dalam mata kuliah Evaluasi Pemantauan Pembangunan.
Laporan ini kami buat dengan tujuan untuk melakukan evaluasi terhadap implementasi pelayanan program “Ayo Donor” oleh Palang Merah Indonesia Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Laporan ini didapatkan mulai dari persiapan (awal semester 5) hingga kegiatan observasi, dokumentasi, dan wawancara mendalam yang dilakukan di lapangan.
Mohon maaf apabila dalam pembuatan laporan ini masih terdapat kesalahan. Kami selalu menerima kritik dan saran dengan terbuka dari siapapun. Semoga laporan yang telah kami buat dapat bermanfaat di kemudian hari dan menambah khazanah ilmu pengetahuan. Kami ucapkan, sekian dan terima kasih.
Yogyakarta, 05 Desember 2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... 2
DAFTAR ISI ... 3
DAFTAR TABEL ... 4
BAB I PENDAHULUAN ... 5
A. LATAR BELAKANG ... 5
B REFERENSI TEORITIS ... 6
BAB II TAHAPAN PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM ... 10
A. PERENCANAAN PROGRAM ... 10
B. PELAKSANAAN PROGRAM ... 12
BAB III RANCANGAN EVALUASI ... 14
A. RUMUSAN MASALAH ... 14
B. TUJUAN ... 14
C. RUANG LINGKUP ... 14
D. METODOLOGI ... 15
E. PELAKSANAAN EVALUASI ... 22
BAB IV LAPORAN EVALUASI ... 32
A. PENYAJIAN DATA ... 32
B. INTERPRETASI/ANALISIS DATA ... 72
C. PENETAPAN HASIL ... 102
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 104
A. KESIMPULAN ... 104
B. SARAN ... 106
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Karakteristik Program 'Ayo Donor' PMI ... 11
Tabel 3. 1 Gantt Chart Kelompok Cangcimen ... 29
Tabel 3. 2 Tabel Pert Chart Kelompok Cangcimen ... 31
Tabel 4. 1 Site Physics With Event ... 34
Tabel 4. 2 Site Physics Without Event ... 37
Tabel 4. 3 Tabulasi opini informan ... 70
Tabel 4. 4 Indeks Kepuasan Masyarakat untuk With Event ... 71
Tabel 4. 5 Indeks Kepuasan Masyarakat untuk Without Event ... 71
Tabel 4. 6 Tabel Interval Penetapan Hasil ... 102
Tabel 4. 7 Penetapan Hasil untuk Without Event ... 102
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini, kebutuhan masyarakat akan kesehatan semakin meningkat. Selain ingin menikmati hidup tanpa merasakan sakit, gaya hidup sehat mulai diterapkan untuk mencegah risiko terkena penyakit kronis di masa depan. Yoga, freeletic, jogging, dan aktivitas penunjang kesehatan lainnya dapat dilakukan untuk merawat organ-organ tubuh supaya dapat bekerja dengan optimal. Tidak sedikit pula masyarakat melakukan terapi tradisional seperti bekam untuk melancarkan peredaran serta meregenerasi sel darah. Ada pula cara yang lebih modern sekaligus bersifat filantropis yakni dengan mendonorkan darah ke pusat pelayanan donor darah. Selain untuk mendonorkan darah, manfaat yang didapat oleh pendonor adalah pengecekan kesehatan gratis yang masuk dalam prosedur sebelum proses donor dilakukan (kualifikasi darah).
UPTD (Unit Pelayanan Transfusi Darah) dan dapat dilakukan di masing-masing kantor cabang setiap daerah. Umumnya UPTD buka selama 24 jam dalam sehari.
B REFERENSI TEORITIS B. 1. Konsep Evaluasi
Evaluasi merupakan sebuah kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan (Yunanda: 2009). Didalam evaluasi terdapat unsur mengukur dan menilai, mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran atau kriteria tertentu, sedangkan menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk. Sehingga hasil dari evaluasi dapat menjadi alternatif yang tepat dalam pengambilan keputusan. Sehingga evaluasi sering digunakan dalam upaya perencanaan program.
Evaluasi program memiliki dimensi deskriptif dan dimensi perspektif. Dimensi deskriptif berfokus pada evaluasi aktivitas – aktivitas program, pengaruh program, dan impact program yang akan terjadi pada tujuan akhir program. Sedangkan dimensi perspektif ini lebih mengarah pada evaluasi strategi program yang digunakan dalam pencapaian tujuan. Dengan adanya evaluasi program kita dapat mengetahui perubahan apa yang dirasakan oleh objek program. Perlu diketahui bahwa terdapat tiga jenis model perubahan yaitu, intervensi, determinan, dan pengaruh itu sendiri. Dalam melakukan evaluasi terdapat beberapa komponen yang harus diperhatikan, seperti ilmu pengetahuan (ontologi, epistemologi, metodologi). Kedua adalah nilai, berupa meta, perspektif, deskriptif. Ketiga, pemakaian (instrumental, konseptual, persuasif). Keempat, program sosial yang mencakup struktur, konteks, dan perubahan sosial. Terakhir, komponen yang perlu diperhatikan adalah konsep, metode, dan prioritas.
B. 2. Teori Pelayanan Publik
Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu bahwa pemerintahan pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat. Ia tidaklah diadakan untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama (Asyid, 1998). Pelayanan publik dengan demikian dapat diartikan sebagai pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan.
semakin sadar akan apa yang menjadi hak dan kewajibannya sebagai warga negara dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pelayanan publik yang profesional, artinya pelayanan publik yang dicirikan oleh adanya akuntabilitas dan responsibilitas dari pemberi layanan . Dengan ciri sebagai berikut:
1. Efektif, lebih mengutamakan pada pencapaian apa yang menjadi tujuan dan sasaran.
2. Sederhana, mengandung arti prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan secara mudah, cepat, tepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan oleh masyarakat yang meminta pelayanan.
3. Kejelasan dan kepastian (transparan), mengandung akan arti adanya kejelasan dan kepastian mengenai
1. Prosedur/tata cara pelayanan,
2. Persyaratan pelayanan, baik persyaratan teknis maupun persyaratan administratif,
3. Unit kerja dan atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan,
4. Rincian biaya/tarif pelayanan dan tata cara pembayarannya, 5. Jadwal waktu penyelesaian pelayanan.
4. Keterbukaan, mengandung arti prosedur/tata cara persyaratan, satuan kerja pejabat penanggungjawab pemberi pelayanan, waktu penyelesaian, rincian waktu, tarif serta hal-hal lain yang berkaitan dengan proses pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta.
5. Efisiensi, mengandung arti:
Dicegah adanya pengulangan pemenuhan persyaratan, dalam hal proses pelayanan masyarakat yang bersangkutan mempersyaratkan adanya kelengkapan persyaratan dari satuan kerja/instansi pemerintah lain yang terkait.
1. Ketepatan waktu, kriteria ini mengandung arti pelaksanaan pelayanan masyarakat dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan
2. Responsif, lebih mengarah pada daya tanggap dan cepat menanggapi apa yang menjadi masalah, kebutuhan dan aspirasi masyarakat yang dilayani.
BAB II
TAHAPAN PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM
A. PERENCANAAN PROGRAM A. 1. Kebijakan Program
Ayo Donor adalah program pelayanan donor darah yang memanfaatkan darah dari pendonor untuk tujuan kemanusiaan serta tidak dilakukan komersialisasi di dalamnya. Program ini diselenggarakan di bawah naungan Unit Donor Darah (UDD) atau Unit Transfusi Darah (UTD) oleh organisasi sosial dengan fungsi dan tugas kepalangmerahan. Dalam hal ini, kewenangan dimiliki oleh Palang Merah Indonesia (PMI) dengan landasan Peraturan Pemerintah No. 7/2011 tentang Pelayanan Darah. Selain itu, pemerintah juga bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pelayanan darah untuk kebutuhan masyarakat. Tanggungjawab meliputi pembinaan, pengaturan, pengawasan, pendanaan untuk kepentingan kesehatan masyarakat. Jaminan pendanaan pemerintah berwujud subsidi untuk UTD/UDD yang tertuang pada APBN/APBD. Aturan ini tertuang pada UU No. 36/2009 tentang Kesehatan.
A. 2. Karakteristik Program
No. Deskripsi Keterangan 1 Nama program:
Ayo Donor
Program gaya hidup sehat yang terus disosialisasi dan dikampanyekan oleh PMI
2 Tujuan - Memberikan pelayanan darah kepada masyarakat yang berkenan untuk berdonor demi kebaikan masyarakat
- Membentuk gaya hidup sehat dalam masyarakat
- Memenuhi kebutuhan kantong darah sesuai dengan syarat WHO
3 Hasil Hasil yang ingin dicapai yaitu pencapaian target 4,5 juta kantong darah setiap tahunnya.
4 Batas Program ini merupakan program pokok PMI yang bergulir sejak awal pendirian hingga saat ini. Program bersifat infinitif sehingga tidak ada batas kapan program ini akan diakhiri.
Tabel 2. 1 Karakteristik Program 'Ayo Donor' PMI
A. 3. Identifikasi Program
Program ‘Ayo Donor’ merupakan program yang diinisiasi oleh Palang Merah Indonesia sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat yang berkenan mendonorkan darahnya sebagai upaya untuk menolong orang lain yang sedang mengalami kondisi kritis dan yang berada pada saat genting, serta sebagai sebagai wadah bagi masyarakat yang ingin menjalankan pola hidup sehat dengan rutin mendonorkan darahnya minimal 75 hari.
infinitif yang berjalan sepanjang waktu dan pihak PMI belum menentukan kapan program ini akan diakhiri mengingat kebutuhan darah, antusiasme dan partisipasi masyarakat terhadap program masih cukup tinggi.
A. 4. Penetapan Program
Program Ayo Donor ini ditetapkan dengan tujuan untuk dapat memberikan pelayanan darah kepada masyarakat Kabupaten Sleman. Selain itu diharapkan dengan adanya program Ayo Donor, masyarakat Kabupaten Sleman dapat memiliki gaya hidup sehat serta dapat memenuhi kebutuhan kantong darah di wilayah Sleman.
B. PELAKSANAAN PROGRAM B. 1. Status Pemantauan dan Evaluasi
Kemajuan program Ayo Donor dipantau setiap bulannya dengan menghitung seberapa banyak kantong darah didapat dari pendonor. Jumlah kantong ditargetkan melebihi 1000 setiap bulannya. Akan tetapi untuk evalasi skala besar (meliputi seluruh program kerja PMI Sleman), dilakukan setiap satu tahun sekali.
B. 2. Aspek Ruang
Meskipun kantor PMI Kabupaten Sleman terletak di JL. Dr. Rajimin, Triharjo, Kec. Sleman, akan tetapi jangkauan program Ayo Donor yang dinaungi PMI Sleman mencapai seluruh Kabupaten Sleman.
B. 3. Aspek Waktu
Ayo Donor merupakan salah satu program berkelanjutan yang terus-menerus dilaksanakan oleh Palang Merah Indonesia di pelbagai daerah. Karena sudah lebih dari satu dekade pelaksanaannya, proses evaluasi pun dilakukan setiap tahunnya.
B. 4. Aspek Pendanaan
daerah. Rincian pendanaan telah masuk pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) maupun RPJMD (daerah) dengan pengalokasian dana APBN/APBD yang telah ditetapkan. Tak hanya itu, pendanaan PMI turut disokong oleh donasi dari masyarakat dan instansi.
B. 5. Aspek Tenaga Kerja
Program ini dikelola oleh PMI Sleman dengan perincian sumber daya manusia (SDM) sebagai berikut:
PMR MULA
PMR
MADYA PMR WIRA
KORPS SUKARELA
TENAGA SUKARELA
Laki-laki 72 138 316 147 148
Perempuan 146 325 467 222 39
Tabel 2. 2 Aspek Tenaga Kerja Program ‘Ayo Donor’
B. 6. Aspek Hasil Akhir
Program ini dinilai berhasil apabila berhasil menghimpun kantong darah sejumlah 1000 kantong tiap bulannya. Atau, jumlah kantong yang didapat melebihi syarat minimum WHO, yakni minimal 2% dari jumlah total penduduk di suatu wilayah.
B. 7. Aspek Pertanggungjawaban
BAB III
RANCANGAN EVALUASI
A. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah implementasi pelayanan program “Ayo Donor” oleh PMI Sleman dengan studi kasus penyelenggaraan kegiatan donor darah di Universitas Sanata Dharma?
B. TUJUAN a. Output
Evaluasi ini diharapkan dapat memberikan hasil data yang konkret mengenai implementasi program ‘Ayo Donor’ Palang Merah Indonesia, sehingga nantinya dapat menjadi tolak ukur keberhasilan program.
b. Outcome
● Penelitian ini bertujuan sebagai evaluasi kritis,
● Sebagai pertimbangan dalam melakukan penyusunan
program yang berbasis pelayanan publik,
● Evaluasi ini bertujuan untuk menjawab permasalahan
pembangunan kesejahteraan.
C. RUANG LINGKUP
D. METODOLOGI
D1. Pendekatan Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang umum ditujukan untuk pemecahan suatu masalah sosial. Jenis penelitian ini melihat suatu permasalahan dari berbagai disiplin ilmu, ranah ilmiah, serta subjek dari permasalahan itu sendiri. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan jenis penelitian berupa studi kasus dalam proses pengumpulan data. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena atau gejala sosial dari sudut pandang partisipan. Dalam meneliti objek alamiah dalam pendekatan kualitatif menurut Sugiyono (2011: 9), peneliti merupakan instrumen kunci dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara triangulasi (gabungan). Penelitian kualitatif dengan studi kasus menggunakan analisis intensif dan deskripsi dari satu unit atau sistem yang dibatasi oleh ruang dan waktu. Meriam (2001) menujukkan bahwa wawasan yang diperoleh dari studi kasus secara langsung dapat mempengaruhi kebijakan, prosedur, dan penelitian masa depan.
Dalam metode studi kasus, terdapat lima komponen substantif, diantaranya:
a. Pertanyaan penelitian, b. Proposisi, jika ada, c. Unit analisis,
d. Logika yang menghubungkan antara data dengan proposisi, e. Kriteria untuk menginterpretasikan data.
Pada kali ini event yang diselenggarakan oleh Paguyuban Sosmas DIY yang bertempat di Kampus 2 Sanata Dharma dinilai sebagai studi kasus karena event donor darah dan konser amal merupakan program kerja pertama yang digagas oleh paguyuban sosmas DIY. Selain itu event ini juga diadakan karena diperingatinya juga Hari Kesehatan Nasional pada tanggal 12 November dan juga hari anak-anak sedunia pada tanggal 20 November. Sebagai peringatan kesehatan, paguyuban sosmas DIY menganggap bahwa darah merupakan salah satu komponen penting dalam kesehatan, dan darah merupakan unsur yang selalu dibutuhkan dalam diri manusia. Selain itu dalam memperingati hari anak-anak sedunia, event ini mengundang Panti Sayap Ibu yang didalamnya adalah anak-anak terlantar, dan juga Panti Cacat Ganda yang didalamnya adalah anak-anak difabel.
D2. Unit Analisa
D3. Teknik Pengambilan Data
● Observasi
Menurut Arikunto (Gunawan, 2013: 143), observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatan secara sistematis. Sedangkan Marshall (Sugiyono, 2013: 226) menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior” yang berarti bahwa melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.
Gunawan (2013: 143) menyatakan bahwa tujuan observasi adalah mengerti ciri-ciri dan luasnya signifikansi dari intkerelasinya elemen-elemen tingkah laku manusia pada fenomena sosial serba kompleks dalam pola-pola kultur tertentu. Sedangkan alasan observasi dimanfaatkan sebesar-besarnya dalam penelitian kualitatif menurut Guba dan Lincoln (Gunawan, 2013: 144-145), sebagai berikut:
a. Pengamatan merupakan pengalaman langsung, dan pengalaman langsung dinilai merupakan alat yang ampuh untuk memperoleh kebenaran. Apabila informasi yang diperoleh kurang meyakinkan maka peneliti dapat melakukan pengamatan sendiri secara langsung untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.
b. Dengan pengamatan, dimungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang sebenarnya.
c. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa yang berkaitan dengan pengetahuan yang relevan maupun pengetahan yang diperoleh dari data.
dimungkinkan karena informan kurang mengingat peristiwa yang terjadi atau adanya jarak psikologis antara peneliti dengan yang diwawancarai. Jalan yang terbaik untuk menghilangkan keragu-raguan tersebut biasanya peneliti memanfaatkan pengamatan.
e. Pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit. Situasi yang rumit mungkin terjadi jika peneliti ingin memperhatikan beberapa tingkah laku sekaligus. Jadi, pengamatan dapat menjadi alat yang ampuh untuk situasi-situasi yang rumit dan untuk perilaku yang kompleks.
f. Kasus-kasus tertentu ketika teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan menjadi alat yang sangat bermanfaat.
● Wawancara
Teknik wawancara adalah cara mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada informan. Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi. Dalam proses ini, hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi dan mempengaruhi arus informasi. Teknik ini perlu dilakukan dalam penelitian ini karena dengan wawancara peneliti dapat memperoleh informasi secara tepat dan langsung dari informan mengenai pengalamannya.
● Kepustakaan
tertulis baik cetak maupun elektronik. Studi kepustakaan dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti dapat ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan. Metode kepustakaan ini dapat dilakukan dengan mengkaji buku-buku, jurnal, serta studi kepustakaan lain yang relevan dengan penelitian. Sehingga pada akhirnya peneliti tidak terhambat masalah jarak, ruang, dan waktu untuk mendapatkan informasi. Teknik pengumpulan data dengan kepustakaan bertujuan untuk mendapatkan informasi yang mendukung dalam menjelaskan fenomena serta melengkapi informasi mengenai masalah yang berhubungan dengan penelitian. Pemanfaatan kepustakaan diantaranya untuk menggali teori-teori dan konsep yang telah dikemukakan oleh para ahli terdahulu, mengikuti perkembangan penelitian yang akan diteliti, serta untuk memperoleh orientasi yang lebih luas mengenai topik yang dipilih.
● Dokumentasi
Dokumen menurut Sugiyono (2012: 240) merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dalam penelitian ini, peneliti juga mengumpulkan data berupa dokumentasi dalam bentuk foto, gambar, dan video. Proses dari observasi dan kuesioner akan semakin sah dan dapat dipercaya apabila didukung oleh adanya foto dan video.
D4. Alat Pengumpul Data ● Alat Tulis
● Form Observasi ● Laptop
● Tape Recorder ● Kamera
D5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam evaluasi ini dimulai dengan tahap persiapan data dan mengolah data, dilanjutkan dengan memahami data. Tahap selanjutnya adalah menganalisis data yang telah diolah dan dikelompokkan dalam kategori yang berhasil atau tidak. Tahap terakhir adalah menyimpulkan data yang telah dianalisis. Teknik analisis data bertujuan memahami data yang terkumpul secara keseluruhan. Dalam menganalisa data yang terhimpun, kelompok kami menggunakan metode studi kasus deskriptif dimana pemaparan hanya fokus terhadap permasalahan yang sedang diteliti (kualitas pelayanan program ‘Ayo Donor’ oleh PMI Kab. Sleman).
D6. Kriteria
Dalam mengevaluasi kualitas pelayanan program Ayo Donor ini, digunakanlah indikator untuk mempermudah pengumpulan dan pengolahan data serta evaluasi implementasi program. Dari indikator-indikator tersebut, kami turunkan menjadi beberapa kriteria:
● Tangible (Berwujud)
● Kenyamanan tempat melakukan pelayanan ● Kemudahan dalam proses pelayanan
● Kedispilinan tenaga medis dalam melakukan pelayanan ● Reliabelity (Kehandalan)
● Ketelitian petugas dalam melayani
● Kemampuan petugas/tenaga medis dalam menggunakan alat
bantu dalam proses pelayanan
● Keahlian petugas dalam menggunakan alat bantu dalam proses
pelayanan
● Responsiveness (Ketanggapan)
● Merespon setiap pendonor yang ingin mendapatkan pelayanan ● Emphaty (Empati)
● Petugas/tenaga medis memberikan saran kesehatan jika
pendonor tidak memenuhi kriteria ● Openness (Keterbukaan)
● Petugas/tenaga medis memberiksn informasi terkait kesehatan
pendonor
● Petugas/tenaga medis dalam memberikan informasi syarat dan
prosedur sebagai pendonor
● Petugas/tenaga medis dalam memberikan informasi tentang
an untuk konfir ma-si kepas-tian pro-gram.
B1
Memb uat surat izin penelit ian ke departe men untuk diserah kan ke
PMI Rif
a
B2
Memas tikan disposi si surat izin penelit
ian. Rif
a
C1
Meran cang kompo nen evalua si yang disesua ikan dengan target/t ujuan progra
m, Pan dhit
C2
Menen tukan jenis data lapang an yang akan diambi l untuk dievalu
asi. Pan dhit
Donor di Kantor PMI Slema n
D3
Penyal inan data-data rancan gan rencan a progra m Ayo Donor
Ulil
E1
Memb uat dan menyu sun isi propos
al Joh
an
E2
Konsul tasi ke dosen mata
kuliah Joh
an
F2
Konsul tasi ke dosen penga mpu mata kuliah
Joh
an
G1
Penga mbilan data lapang an melalu i observ asi dan wawan cara di PMI Slema
n
Dw
i
G2
Penga mbilan data lapang an melalu
i
Dw
i
observ asi dan wawan cara di event donor
H1
Pengu mpula
n data
Joh
an
H2
Verifik asi
data
Joh
an
H3 Analisi
s data.
Joh
Perencanaan Evaluasi Implementasi Pelayanan Program Ayo Donor PMI Sleman
Nomor Kegiatan
Kegiatan Pre-req
A1 Mencari Informasi Keterkaitan Program ...
A2 Melakukan Kunjungan Lapangan untuk Kepastian Program A1
A3 Membuat Surat Izin Penelitian A1
B1 Menunggu Konfirmasi Penelitian Dinas Kebudayaan (diterima/ditolak)
A2
B2 Diskusi Program Penelitian A2
B3 Melakukan Kunjungan Ke Dinas (PMI Sleman) A3+ B2
C1 Konfirmasi Perencanaan Program “Ayo Donor” PMI Sleman A3+ B1 + B2
C3 Menentukan Jenis Data Lapangan A3 + B1 + B2 + C2
D1 Menyusun Proposal Penelitian C1 + C3
D2 Konsultasi ke Dosen Pembimbing A3+B1+B2+C2
D3 Pengambilan Data Lapangan D1 + D2
E1 Analisis Data D3
E2 Menyusun Laporan Evaluasi Program Penelitian E1
E3 Laporan selesai E2
BAB IV
LAPORAN EVALUASI
A. PENYAJIAN DATA A1. Site Physics
Even di Universitas Sanata Dharma (With Event)
Lokasi : Kampus 2 Sanata Dharma Hari,tanggal : Minggu, 26 November 2017 Waktu : 10:00 – selesai
No Kegiatan
Pilihan
Keterangan
Sesuai Kurang Sesuai
Tidak Sesuai
1 Lokasi pelayanan donor bersih dan tidak berdebu
V Tempat pelayanan donor darah bersih karena tidak ada sampah berserakan dan debu yang terlihat dilokasi donor darah
2 Pendaftaran peserta donor telah
terkomputasi dengan baik
V Terdapat rekapan pendonor setiap
bulannya dan sudah terkomputasi sesuai data pendonor
3 Fasilitas ruang tunggu memadai (min. kursi, air minum, televisi)
V Tersedianya fasilitas ruang tunggu namun tidak tersedia seperti air minum dan televisi
4 Jadwal pelayanan donor sesuai dengan waktu
V Jadwal pelayanan yang dilaksanakan di kampus 2 Sanata dharma berlangsung tepat waktu,pada pukul 10:00 petugas donor sudah mulai melayani para pendonor
5 Ruang
konsultasi/cek darah memadai
6 Terdapat toilet V Terdapat toilet didalam kegiatan donor darah di kampus 2 Sanata
dharma,jumlah toilet yang tersedia ada 2.
7 Ruang jamuan memadai (kantor)
V Tidak terdapat ruang jamuan pada kegiatan donor darah di kampus 2 sanata dharma. Setelah selesai ,pendonor langsung dikasih bingkisan dan langsung boleh pulang
V Dalam kegiatan kali ini tidak semua petugas menggunakan seragam PMI ataupun seragam yang berlambang PMI. Namun ada yang tidak menggunakan seragam yang berlambang PMI,misalnya saja petugas pelayanan pada transfusi darah tidak menggunakan seragam berlambang PMI.
9 Terdapat P3K V Terdapat dan disediakan P3K dalam
kegiatan tersebut
10 Terdapat timbangan berat badan
V Tidak terdapat alat timbangan dalam kegiatan tersebut
11 Terdapat alat pengukur tensi
V Terdapat alat pengukur tensi yang
berjumlah 1 dan berada pada pengecekan darah.
12 Terdapat alat pengukur Hb
V Terdapat alat pengukur HB yang
berjumlah 1 dan berada pada pengecekan darah.
13 Terdapat kantong darah yang cukup
V Kantong darah yang disediakan PMI
dalam acara atau kegiatan tersebut
14 Pemberian makanan dan minuman kepada
15 Petugas
V Tidak semua petugas menggunakan sarung tangan,yang
menggunakan hanya petugas pengecekan tensi darah dan HB.
16 Petugas
V Petugas dalam kegiatan donor tidak menggunakan masker dalam melakukan pelayanan
17 Tersedia mobil ambulance untuk keadaan darurat
V Tidak tersedia mobil ambulance untuk keadaan darurat,hanya tersedia mobil untuk donor darah
18 Keramah-tamahan petugas (senyum, salam, sapa) kepada pendonor
V Petugas yang sedang bertugas pada
kegiatan tersebut menunjukkan sikap keramah tamahan kepada pendonor
19 Penggunaan jarum transfusi darah yang baru untuk setiap satu orang pendonor
V Petugas selalu menggunakan jarum yang baru,hal itu dibuktikan dengan
disediakannya tempat jarum yang akan digunakan oleh petugas
20 Memberikanplester untuk bekas
suntikan transfusi darah pendonor
V Petugas selalu memberikan plester
kepada para pendonor setelah selesai melakukan donor darah
21 Terdapat papan arah evakuasi dikala darurat
V Tidak terdapat papan evakuasi yang disediakan atau tersedia di lokasi tersebut
Kantor PMI Kab. Sleman (Without Event)
Lokasi : Kantor PMI Sleman Jl. Dr. Rajimin, Tridadi, Sleman, DIY (0274) 868900
No Kegiatan
Pilihan
Keterangan
Sesuai Kurang Sesuai
Tidak Sesuai
1 Lokasi pelayanan donor bersih dan tidak berdebu
V Tempat pelayanan donor darah bersih karena tidak ada sampah berserakan namun disebagian tempat pelayanan masih terdapat debu
2 Pendaftaran peserta donor telah
terkomputasi dengan baik
V Terdapat rekapan pendonor setiap
bulannya dan sudah terkomputasi sesuai data pendonor
3 Fasilitas ruang tunggu memadai (min. kursi, air minum, televisi)
V Tersedianya fasilitas ruang tunggu seperti kursi, air minum dan televisi
4 Jadwal pelayanan donor sesuai dengan waktu
V Jadwal pelayanan donor darah dikantor PMI melayani para calon pendonor dari jam 08:00 – 21.00 WIB
5 Ruang konsultasi/cek darah memadai
V Terdapat ruang untuk cek darah
sebelum calon pendonor masuk ruang transfusi darah. Ruang tersebut tersedia kursi, meja, alat cek darah , HB.
6 Terdapat toilet V Terdapat toilet yang berada di dalam kantor PMI
7 Ruang jamuan memadai (kantor)
V Terdapat ruang jamuan pasca
tidak,mereka tetap menggunakan seragam harian kantor
9 Terdapat P3K V Terdapat dan disediakan P3K dalam
kantor PMI
10 Terdapat timbangan berat badan
V Terdapat alat timbangan berat badan dalam kantor PMI.
11 Terdapat alat pengukur tensi
V Terdapat alat pengukur tensi yang berjumlah 1 dan berada pada pengecekan darah.
12 Terdapat alat pengukur Hb
V Terdapat alat pengukur HB yang
berjumlah 1 dan berada pada pengecekan darah.
13 Terdapat kantong darah yang cukup
V Kantong darah yang disediakan PMI
dalam acara atau kegiatan tersebut
14 Pemberian makanan dan minuman kepada pendonor pasca donor
V Setiap pendonor yang telah selesai mendonor langsung diberikan makanan dan minuman yang sudah disediakan dan dikemas oleh petugas PMI
15 Petugas menggunakan sarung tangan medis ketika melakukan pelayanan donor darah
V Dalam melayani pendonor,petugas tidak menggunakan sarung tangan medis dalam melayani pendonor
16 Petugas menggunakan masker ketika
melakukan pelayanan donor darah
V Petugas dalam kegiatan donor tidak menggunakan masker dalam
melakukan pelayanan
17 Tersedia mobil ambulance untuk keadaan darurat
V Tidak tersedia mobil ambulance untuk keadaan darurat.
18 Keramah-tamahan petugas (senyum, salam, sapa) kepada
V Petugas yang sedang bertugas pada
19 Penggunaan jarum transfusi darah yang baru untuk setiap satu orang pendonor
V Petugas selalu menggunakan jarum
yang baru,hal itu dibuktikan dengan disediakannya tempat jarum yang akan digunakan oleh petugas
20 Memberikanplester untuk bekas suntikan transfusi darah pendonor
V Petugas selalu memberikan plester
kepada para pendonor setelah selesai melakukan donor darah
21 Terdapat papan arah evakuasi dikala darurat
V Tidak terdapat papan evakuasi yang disediakan atau tersedia di lokasi tersebut
A2. Tabulasi Opini
No Indikator Sub
Indikator Pertanyaan
Dengan Even (Lapangan)
Kriteria Tanpa Even (Kantor) Kriteria Preferensi
Nama Opini Nama Opini
1.1 Kenyamanan tempat
nyaman, tapi tempat buat tangan saat pengambilan darah geser dan lepas-lepas. tempatnya cukup bersih dan rapi
Sedang
Asap knalpot bus terlalu banyak dan cukup mengganggu
Sedang Ifan Afiansa
Nyaman, standar kantor PMI pada umumnya
nyaman Sedang
Nina Monica
Lokasi donor tetap kondusif meskipun
even sedikit ramai Baik
Agnes Tuti
nyaman, tempatnya rapi, dan cukup bersih tapi kursinya kurang nyaman
Melly Rizyani
Ramai, sehingga tidak begitu kondusif. bersih dan cukup rapi
Baik
M. Fathan Mubin
Nyaman, bersih dan adem
Nyaman, adem karena ada ACnya
Baik
Diazgany nyaman, tempatnya bersih dan cukup rapi
Baik
M. Syafiq
Sudah cukup nyaman dan layak
Baik
Irfan nyaman-nyaman aja karena baru pertama kali donor
Baik
Joko Riyadi
tempatnya bersih dan sejuk
Baik
Arif nyaman, tempatnya juga rapi dan cukup bersih
Baik
Amir Jaafur
1.2 Kemudahan
bagus, jelas karena petugasnya juga
Baik. Pertanyaan yang diajukan jelas
Baik
Siran Petugas tidak hadir, alur
Biasa saja, seperti
donor pada umumnya Sedang
Agnes Tuti
jarang ada yang
jaga Sedang
Melly Rizyani
Hanya menunjuk alat tulis dan formulir pengisian dan tidak dijelaskan
Cepat dan tidak
bertele-tele Baik
Dheni Rhamdani
biasa saja, sesuai standart, tapi menunggu lama
Antonius Bayu Adi
Cepat, tanpa bertele-tele
Baik
Diazgany Petugasnya tidak ada, jadi tidak tau informasi dan
kelanjutannya setelah mengisi form
Sedang
M. Syafiq
Cukup baik dan mudah
Baik
Irfan ngisi sendiri, agak bingung karena tidak ada instruksi
Baik
Joko Riyadi
petugasnya kurang senyum
Sedang
Arif Pelayanan yang diberikan dalam proses
administrasi cepat
Baik
Amir Jaafur
Pelayanan yang diberikan
aman,pendaftaran dan alat tulis tersedia namun petugas tidak selalu ditempat.
Sedang
Henri. Proses administrasi berjalan baik
1.3 Kedisiplinan
Petugas hadir dan berada disitu terus, gak pernah ditinggal
Baik Tio
selalu hadir, saya langsung dilayani
Selalu hadir. Diajak ngobrol
Baik Siran Jumlah petugas yang jaga
Petugas tidak selalu ada mendampingi pendonor
Sedang Agung Prakoso
M. Fathan Mubin
Selalu hadir pada setiap tahapan
Hadir terus, walau beda petugas
Petugasnya ada yang keluar sebentar lalu balik lagi
Sedang Arif petugas selalu hadir pada setiap tahapan donor
Baik
Amir Jaafur
Petugas tidak selalu ada pada setiap tahapan donor
Sedang Henri petugas selalu hadir.
Baik
2.1 Ketelitian dalam
Yosef C cakap melakukan tugasnya
Afiansa prosedurnya, jadi biasa saja
Danang Tri H
Petugas transparan mengenai tensi dan HB pendonor
Baik Siran Petugas teliti pada saat tes HB
Baik
Nina Monica
Kurang setuju. Tidak ditanyakan
Sedang Agnes Tuti
Baik, dicek juga tensi dan HB seperti tensi dan hb
Baik
M. Fathan Mubin
Dicek dengan baik tensi darah dan tekanan darahnya
pertanyaan yang ada di form supaya meyakinkan
Baik Diazgany Cukup ramah, jelas, kalau ada pertanyaan di jawab
Baik
Syafiq standardnya dan
Jelas dan tensi
diinformasikan bahwa sedang baik
Baik Arif normal, seperti biasa dicek juga hb dan tensinya
Baik baik namun arahan yang diberikan belum jelas
Sedang Henri Baik, cermat, dan teliti
teliti, dicek terus kantong darahnya
sedikit
Baik Siran Petugas teliti dan perhatian tidak salah tusuk di pembuluh darah yang benar
Baik Agnes Tuti
Teliti, ditanyain juga tangan kiri
Baik
Teliti, mendetail Baik Dheni Rhamdani
petugasnya sudah mahir jadi mereka sudah
Sangat teliti Baik Diazgany petugasnya melakukan pelayanan dengan baik dan cepat
Baik
Syafiq mengecek proses transfusi darah secara detail
teliti dan terlihat berpengalaman
Joko Riyadi
baik, dicek terlebih dahulu letak pembuluh darah
Dalam segi ketelitian petugas sudah teliti dan serius dalam pemberian pelayanan
Baik Henri Ketelitian petugas baik alat bantu oleh petugas?
Desha Viriya
mampu dan langsung aja dicek, lancar,
tindakan
Petugas lihai dalam menggunakannya
Semua alat bantu dimanfaatkan dengan baik
Baik Diazgany ada alat bantu yang kurang (hb), tensinya masih analog padahal ada yang digital. tapi petugas
Cukup bagus, namun kurang informatif
Sedang Arif Petugas sudah mampu
menggunakan alat bantu Joko
Riyadi
sudah terdapat alat bantu dan digunakan dengan baik
Baik Henri Petugas terlatih dalam
Penyediaan alat sudah cukup, perlu adanya timbangan
Sedang Siran Petugas terbiasa menggunakan bisa melakukannya sendiri
Baik Ifan Afiansa
Petugas terbiasa menggunakan alat bantu donor darah
Baik
Danang Tri H
Dapat mengerjakan banyak hal sendiri
Nina Monica
Petugas dapat menggunakan alat bantu yang tersedia
Baik Agung
Mampu memakai alat bantu sendiri
Baik Dheni Rhamdani
petugasnya sudah mengerti dan sudah fasih
Baik bantu, dan tanpa dibantu
Baik Diazgany petugas capable untuk
Mampu, profesional Baik Irfan sangat mandiri karena memang sendiri
Baik
M. Syafiq
Kompeten, cakap Baik Arif petugasnya sudah mandiri
Joko Riyadi
Petugasnya cakap dan dapat
mengoperasionalkan alat bantu yang ada
Baik Henri Petugas mandiri Baik
Amir Jaafur
Petugas sesekali masih meminta bantuan siap siaga terus
Baik Tio Ardiansah
Petugas kurang siaga, meskipun berada di posisi
Sedang
Baik Herman
Yosef C
ada satu petugas yang berada di luar kegiatan donor tetapi calon pendonor
Sedang
Danang Tri H
Petugas cukup siap, meski sedikit ilang-ilangan pada bagian registrasi
Sedang Agnes Tuti
tidak ada yang mengarahkan setelah mengisi pendaftaran
tidak ada yang sudah sesuai dengan kewajibannya
Petugas siap di tempatnya
masing-Petugas ada di titik penempatannya
Baik Diazgany petugasnya siap, tapi hanya
Petugas cekatan pada posisinya
Stand by dan cukup baik
Baik Arif kesiapsiagaan petugas sudah bagus,
petugasnya juga cekatan
Joko Riyadi
strukturnya jelas dan pas tidak ada di tempatnya namun ada juga petugas yang selalu standby
Sedang Siran Petugas ada, namun tidak
kalau mental enggak sih, cuma ditanyai pernah donor atau enggak, udah makan belum, kebetulan tadi belum makan terus dimintakan makan
petugas melihat dari form yang diisi saat akan mendaftar
Nina Monica
melihat dari formulir yang sudah diisi
Baik Agung
Dilakukan tes, ditanya kabarnya
Baik Diazgany sempat bertanya (double check)
Borang dilihat, dicek, cek tensi dan tes HB, ditanyakan kabar dan kondisi saat ini
Baik Irfan petugas memeriksa tekanan darah, kondisi hb dan menanyakan beberapa hal dari form, untuk masalah mental
datang untuk donor darah sudah dianggap sanggup
M. Syafiq
Tidak menanyakan, namun membeca dari form yang diisi
Baik Arif petugas
mengecek dari form yang ada, kadang petugas juga
menanyakan keadaan atau basa-basi tapi kadang juga langsung seperti tadi
Baik
Joko Riyadi
petugasnya mungkin melihat dari fisik kita yang terlihat bugar dan form yang diisi
Baik Henri Semua dicek terlebih dahulu
Baik
Amir Jaafur
Petugas sudah m mempunyai standar yang mereka tau
Baik Siran Apabila datang calon pendonor, tentu sudah siap mental sehingga
lagi menanyakan senyum dan bertanya kesiapan saya
tidak ada yang menjaga, harusnya yang jaga sama yang transfusi darah beda orang
Buruk
Nina Monica
Petugasnya biasa aja, gak memberikan hal yang baru seperti pengetahuan menenai kesehatan saya sendiri
Sedang Agung Prakoso
ada yang ditanya
Baik Diazgany tidak bisa dijawab karena
Kurang begitu tanggap dengan calon
pendonor
Sedang Irfan tidak ada apa-apa karena
transfusi darah diam saja tidak memberikan topik ngobrol sembari tetap serius dengan pas dan ditungguin
Tidak spaneng dengan pekerjaan, mau
mengobrol
Baik Diazgany Petugasnya ramah, melayani dengan seyum
Antonius juga tidak ada masalah
Baik Henri Petugas sangat baik
tensinya doang cukup
diberikan oleh
Irit bicara Buruk
Danang Tri H
Cukup lengkap, dijelaskan apa yang ditanyakan
Informasi cukup jelas dipaparkan secara umum dan standar, tanpa
Sedang Diazgany memberitahu secara umum, tapi jika ditanya
penjelasan lebih lanjut bapaknya menjawab Antonius
Bayu Adi
Detail, teliti, rinci, kata-katanya ringan, sayang hanya
menjelaskan soal tensi
Sedang Irfan biasa saja, darah, layak atau tidak
Baik
M. Syafiq
Standard saja, tidak detail dan harus ngapain selanjutmya tidak diberitahukan, informasi hb dan tensi tidak diberiahukan
Baik Arif Hanya dibilang jika tensi dan hb
Sedang Henri Penyampaiannya sangat jelas
Baik Siran Petugas hanya merespon apabila pertanyaan
5.2 Informasi
Cuma tau dari petugas aja
cukup mudah, terdapat di form pendaftaran
Sedang Ifan Afiansa
Ada pada butir pertanyaan
dari teman, dari lembaran juga
Sedang
Nina Monica
mudah sekali, banyak di internet dan di formulirnya sudah tertulis
Baik Agung Prakoso
tau dari formnya aja, kan sudah
Informasi didapat dari kawan sejawat
Sedang Dheni Rhamdani
tahu dari teman, dari Rumah Sakit juga
Buruk
Fathan Mubin
informasi, minimal karena hanya tau
dari pengalaman donor darah sebelunya Antonius
Bayu Adi
Jelas dan terbuka, semua di brosur
Baik Irfan Informasinya langsung didapat dari kantor, mencari di google juga banyak, usaha PMI untuk menyebarkan informasi tersebut juga kurang
Baik
M. Syafiq
Tidak tahu syaratnya, gak ada treatment
Sedang Arif mudah didapat dari internet dan juga dari petugas secara langsung
Baik
Joko Riyadi
Petugas tidak memberikannya sebelum mengisi form
Sedang Henri Sangat mudah. Tahu karena datang langsung
Sedang
syarat pendonor pertanyaan pada
dikasih tau sama kakak tingkat dan petugas
Buruk Tio Ardiansah
Semenjak datang ke kantor PMI Sleman, tidak ada alur dan prosedur
cukup mudah, banyak terdapat di internet dan aksesnya cukup terbuka
Didapat dari bertanya kepada petugas
Buruk Agnes Tuti
mudah didapat Baik
sebelumnya, jadi tahu prosedurnya
form, dan petugas kadang juga membantu, tau dari temen kantor juga, dari internet
Melly Rizyani
Prosedur
diberitahukan di lokasi donor/acara
Tidak mengetahui di media apapun
Buruk Diazgany infornya belum tersebar luas
Cukup jelas dan tercantum pada SMS
Sedang Irfan tau langsung dari pengalaman
Sedang Arif mudah, awalnya berdasarkan pengalaman saat mendonor
Baik
langsung Amir
Jaafur
Tidak tau mengenai prosedur donor,hanya
Jarang pernah tahu updatenya
Buruk Tio Ardiansah
Tidak ada papan tabel
Tidak tahu, karena saya tidak terlalau memperhatikan hal
Nina Monica
Tidak tahu Buruk Agung
Prakoso
jarang update tapi kadang juga ada di KR
Baik
Melly Rizyani
tidak tahu sama sekali, tidak ada broadcast an yang sampai ke saya
Buruk Dheni Rhamdani
Ada di web dan dapat diakses
Baik
M. Fathan Mubin
Tidak ada sajian informasinya
Buruk Diazgany Tidak pernah tahu
Buruk
Antonius Bayu Adi
Tidak tahu Buruk Irfan kurang tahu, karena memang tidak mengikuti
Buruk
M. Syafiq
Tidak pernah tahu mengenai hal ini
Buruk Arif kalau dari televisi sendiri sering, tetapi untuk PMI Sleman sendiri tidak pernah melihat
Buruk
pmi dan koran ada
Amir Jaafur
Cukup mengetahui jadwal namun dalam waktunya kadang update kadang tidak
Sedang Siran Data ada, tetapi kurang
Tidak ada papan tabel
tidak tahu, saya tidak memperhatikan hal
Kurang tahu, tidak ada informasi
dari WA juga
Melly Rizyani
tidak ada
pemberitahuan oleh pihak pmi yang berhasil saya ketahui
Buruk Dheni Rhamdani
dilihat dari web Baik
M. Fathan Mubin
Sama sekali tidak tahu Buruk Diazgany Tidak tahu Buruk
Antonius Bayu Adi
Sesekali lihat pembaruan, ada di web, SMS, broadcast pesan
Sedang Irfan tidak tahu, tapi sebenarnya pendonor juga perlu tahu transparansi karena seringkali melihat bahwa acara donor darah biasnya ramai
Buruk
M. Syafiq
Tidak tahu sama sekali mengenai hal ini, karena mungkin
sampai saya Joko
Riyadi
tidak tahu, karena tidak ada informasinya
Sedang Henri Tau dari koran, internet, dan PMI langsung
Baik
Amir Jaafur
Cukup mengetahui jadwal namun dalam waktunya kadang update kadang tidak
Sedang Siran Data ada, tetapi kurang
transparan untuk dipublikasikan
Sedang
A3. Indeks Kepuasan Masyarakat
a. Indeks Kepuasan Masyarakat - Pelayanan pada Even Donor Darah No Identitas Informan
Unsur yang dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Herman Yosef 3,00 3,00 3,00 2,33 3,00 2,50 3,00 3,00 3,00 2,75 1,75 1,33 2 Desha Viriya 2,00 3,00 2,00 3,00 3,00 2,50 3,00 3,00 3,00 2,50 2,25 1,67 3 Joko Riyadi 3,00 3,00 3,00 2,67 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,50 1,67 4 Amir Jaafur 2,50 2,00 2,67 3,00 3,00 2,50 3,00 3,00 3,00 2,50 2,00 2,33 5 Melly Rizyani 3,00 3,00 2,67 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,50 3,00 2,00 1,67 6 Danang Tri H 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,75 2,50 1,67 7 Nina Monica 2,50 3,00 3,00 2,67 3,00 2,50 3,00 3,00 2,50 2,50 2,00 1,33 8 Antonius Bayu 3,00 3,00 2,67 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 3,00 2,50 2,33 9 M. Fathan Mubin 2,50 3,00 3,00 2,33 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 1,00 10 M. Syafiq Imaya 3,00 3,00 2,67 2,33 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,75 2,00 1,67 NILAI IKM Unsur 2,75 2,90 2,77 2,73 3,00 2,80 3,00 3,00 2,80 2,78 2,15 1,67
NILAI IKM Total 2,70
Tabel 4. 4 Indeks Kepuasan Masyarakat untuk With Event
b. Indeks Kepuasan Masyarakat - Pelayanan pada Kantor PMI Sleman No Identitas Informan
Unsur yang dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Tio Ardiansah 1,00 3,00 3,00 2,67 3,00 3,00 3,00 3,00 1,50 2,75 2,00 1,00 2 Ifan Afiansa 1,50 2,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,50 2,00 1,50 3,00 2,00 1,00 3 Agnes Tuti Handayani 3,00 3,00 3,00 2,33 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,50 2,00 1,00 4 Muh. Siran 1,00 3,00 1,00 2,00 3,00 3,00 3,00 2,33 3,00 2,25 2,00 1,00 5 Agung Prakoso 2,50 3,00 3,00 2,33 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,75 2,25 1,33 6 Henri 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,25 2,50 1,00 7 Dheni Ramdhani 3,00 3,00 2,33 2,33 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 2,50 2,33 8 Dhiyaz Ghani P 2,00 3,00 2,00 2,33 3,00 2,50 3,00 3,00 2,00 2,75 2,50 2,33 9 Irfan Muhammad R 2,50 3,00 2,00 2,33 3,00 2,50 3,00 3,00 2,50 3,00 2,00 1,33 10 M. Arif Setiawan 3,00 3,00 2,33 3,00 3,00 2,50 3,00 3,00 3,00 2,75 2,50 1,33 NILAI IKM Unsur 2,25 2,90 2,47 2,53 3,00 2,85 2,95 2,83 2,55 2,70 2,23 1,37
NILAI IKM Total 2,55
Tabel 4. 5 Indeks Kepuasan Masyarakat untuk Without Event
B. INTERPRETASI/ANALISIS DATA
B1. ANALISIS INDIKATOR KENYAMANAN TEMPAT MELAKUKAN PELAYANAN
Sebagaimana yang telah dikemukakan terdahulu bahwa pemerintahan pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat. Ia tidak diselenggarakan untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama (Rasyid, 1998). Karenanya pelayanan publik adalah kewajiban dan bentuk tanggung jawab pemerintah untuk memberikan layanan baik dan profesional.
Dalam menilai kualitas pelayanan publik, salah satu komponen yang dinilai adalah indikator kenyamanan tempat pelaksanaan. Salah satu proposisi yang dalam Teori Pelayanan ini adalah adaptif, yakni cepat menyesuaikan terhadap apa yang menjadi tuntutan, keinginan dan aspirasi masyarakat yang dilayani serta senantiasa mengalami tumbuh kembang. Berdasarkan hasil observasi, dokumentasi, kepustakaan, dan dokumentasi mendalam terhadap 20 informan yang terbagi dalam kelompok kegiatan donor darah di kantor PMI Sleman (with out) dan pada even (with in)yang dilaksanakan di kampus 2 Sanata Dharna.
Sedikitnya terdapat satu pertanyaan yang diajukan tim evaluator kepada informan mengenai indikator kenyamanan tempat pelayanan, yaitu ‘Bagaimana kondisi tempat pelayanan donor darah?’ Pertanyaan tersebut mewakili kondisi tempat yang menjadi keinginan dan aspirasi masyarakat ketika mendapatkan pelayanan yang diberikan.
pelayanan yang disediakan oleh petugas PMI. Begitu pula yang dikatakan oleh Joko Riyadi yaitu “tempatnya bersih dan sejuk” sehingga masuk dalam kategori “Baik”.
Di lokasi berbeda, evaluator melakukan penilaian terhadap kenyamanan tempat pelayanan donor di kantor PMI Sleman yang merupakan tempat pelayanan utama di kabupaten Sleman. Kali ini evaluator salah satunya menemui informan yaitu Muhammad Siran yang mengatakan mengenai penilaian kenyamanan tempat donor. “Kursi ruang tunggu yang digunakan kurang nyaman” dalam kenyamanan tempat ini Siran memberikan penilaian “Sedang” pada tempat pelayanan khususnya ruang tunggu pendonor . Ifan Afiansah salah satu pendonor mengatakan tempat pelayanan donor nya yakni “Nyaman, standar kantor PMI pada umumnya” dalam penilaian pelayanan ini masuk dalam kategori “Baik”. Senada dengan yang dikatakan Ifan ,salah satu informan yakni Agung prakoso mengatakan bahwa kenyamanan pelayanan PMI “Nyaman,tempatnya bersih dan rapi” dalam hal ini penilaian yang diberikan agung masuk dalam kategori “Baik” dalam kenyamanan tempat pelayanan donor darah.
B2. ANALISIS INDIKATOR KEMUDAHAN DALAM PROSES ADMINISTRASI DONOR
Salah satu dalam penilaian kenyamanan dari sebuah pelayanan bisa dilihat dari akses kemudahan bagi para calon pendonor itu sendiri. Dari teori pelayanan yang digunakan evaluator menggunakan proposisi Sederhana dalam menganalisis indikator kemudahan dalam proses administrasi donor,yakni mengandung arti prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan oleh masyarakat yang meminta pelayanan. Sedikitnya ada satu pertanyaan untuk menilai indikator kemudahan dalam proses administrasi donor tersebut,yakni “Bagaimana pelayanan yang diberikan pada proses administrasi?” pertanyaan ini mewakili mengenai bagaimana proses yang dilalui oleh calon pendonor dalam proses administrasi.
Hasil interview yang dilakukan oleh evaluator dalam menilai indikator kemudahan dalam proses administrasi donor,menggunakan 3 informan dari event di kampus 2 Sanata dharma dan 3 informan di kantor PMI Sleman. Untuk yang di kampus 2 Sanata dharma (With) Seorang yang bernama M Syafiq memberikan komentarnya mengenai kemudahan tersebut dan dia menilai kemudahan dalam proses administrasi dalam kriteria “Baik”,menurutnya “pelayanan yang diberikan baik dan proses administrasi hanya mengisi formulir dan itu sangat mudah.” sependapat dengan M Syafiq,Antonius Bayu adi yang merupakan mahasiswa dari kampus sanata dharma menilai kemudahan dalam proses administrasi masuk dalam kriteria “Baik”,dia memberikan penilaian dengan komentarnya “Proses administrasi tidak bertele - tele dan cepat”. Berbeda hal dengan pendapat kedua informan tersebut,menurut Melly Mizzani kemudahan dalam proses administrasi dia masukan dalam kriteria “Sedang” menurutnya “Petugas hanya menunjuk formulir pendaftaran dan tidak menjelaskan step stepnya”.
masuk dalam kriteria “Sedang”,hal itu disampaikan karena menurutnya “Calon pendonor disuruh mengisi tanpa adanya petugas”. Begitu pula dengan informan Ifan afiansa dan Siran yang mengatakan hal serupa “Form registrasi terlalu ribet,karena banyak pertanyaan” dan “Petugas tidak hadir dan alur registrasipun tidak jelas” Para informan ini memberikan penilaian “Sedang” dalam hal kemudahan proses administrasi pendonor.
Dari hasil pada interview dengan sejumlah informan di kampus 2 sanata dharna (With) dapat ditarik kesimpulan indikator kemudahan dalam proses administrasi pada penyelenggaraan pelayanan donor darah di event (With) masuk dalam kriteria “BAIK” karena secara keseluruhan petugas menjelaskan proses administrasi sebagai calon pendonor dan pengisian formulir juga mudah dan cepat dalam proses administrasi. Sesuai dengan proposisi yang ada jika akes kemudahan proses administrasi pendonor harus sederhana,yaitu mudah dipahami,cepat dan mudah dilaksanakan oleh masyarakat secara mudah.
Hasil lain didapat mengenai akses kemudahan proses administrasi pendonor di kantor PMI Sleman (witih out) sebagian besar informan memberikan keterangan mengenai masih ada hal yang perlu diperbaiki dalam proses administrasi. Kemudahan proses administrasi dalam kantor tergolong “SEDANG”. Hal itu dikarenakan berdasarkan interview para informan dalam pengisian administrasi masih menemukan tidak adanya kejelasan dan tidak ada petugas yang memberi tau atau berjaga saat ada yang mau mendonor. Hal tersebut menjadi sorotan utama dalam dalam akses kemudahan proses administrasi di kantor PMI Sleman yang harus diperhatikan
B3. ANALISIS INDIKATOR KEDISIPLINAN TENAGA MEDIS DALAM MELAKUKAN PELAYANAN
menentukan sejauh mana pemerintah mampu memberikan pelayanan yang sebaik - baiknya bagi masyarakat bagi masyarrakat, yang dengan demikian akan menentukan sejauhmana negara telah menjalankan perannya dengan baik sesuai dengan tujuan pendiriannya.
Salah satu upaya dalam memberikan pelayanan yang baik untuk masyarakat adalah dengan melihat kedisiplinan petugas medis dalam melakukan pelayanan. Sedikitnya ada satu pertanyaan untuk melihat indikator kedisiplinan tenaga medis dalam melakukan pelayanan. “Apakah petugas hadir disetiap tahapan donor”. Pertanyaan tersebut mengarah kepada ada tidaknya petugas donor dalam proses pelayanan donor. Dalam penilaian ini,proposisi yang dipakai untuk melihat indikator ini adalah Ketepatan waktu, kriteria ini mengandung arti pelaksanaan pelayanan masyarakat dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
Hasil interview yang evaluator lakukan adalah dengan melakukan pengambilan data di dua kegiatan PMI dalam memberikan pelayanan donor darah,yakni di kantor PMI Sleman (With out) dan pelayanan donor darah di Kampus 2 Sanata dharma (With) . Di kampus Sanata dharma sendiri kita evaluator mengambil 3 informan dari keseluruhan jumlah informan dari kegiatan donor tersebut,salah satu infromannya yaitu Antonius Bayu Adi,mengenai kedispilnan petugas donor dia berkata “Petugas hadir terus disetiap tahapan proses pelayanan donor darah”. Hal senada disampaikan oleh salah satu pendonor yaitu Herman yosef,menurutnya “ Petugas selalu ada,dan saya langsung dilayani” Hal ini membuat mereka milai dari kedisiplinan petugas tergolong “Baik” karena mereka selalu ada dalam pelayanan donor berdasarkan waktu yang disediakan oleh PMI di kegiatan tersebut. Namun hal berbeda dikatakan oleh Amir Jafur,dia mengatakan “Petugas tidak selalu ada dalam setiap tahapan donor” hal ini membuat Amir menilai dari kedisplinan petugas tergolong “Sedang”. Hal itu menandakan bahwa petugas pelayanan donor kurang bisa dalam mengalokasikan waktu yang telah ditentukan.
berhubungan dengan ketepatan waktu petugas dalam melayani pendonor,salah satu pendonor yang kami mintai keterangannya untuk menanyakan hal itu adalah Tio Ardiansah,dia mengatakan “Petugas tidak hadir dalam proses administrasi,sehingga awalnya saya bingung” hal senada dikatakan oleh Siran yang mengatakan “Jumlah petugas yang jaga kurang,sehingga sedikit membuang waktu karena bingung saat awal
proses administrasi “ pun hal yang dikatakan oleh Ifan Afiansa yang mengatakan “Petugas hanya ada pada saat transfusi darah,membuat proses menunggu jadi agak lama” dalam penilaian ini indikator kedipilinan tenaga medis dalam melakukan pelayanan donor tergolong “Sedang” karena dalam ketepatan waktu dan pelaksanaan pelayanan masih dirasa kurang jelas.
Hasil yang didapat dari informan yang ditanyakan baik dikantor PMI sleman (with out) maupun di Kampus 2 Sanata dharma (With) yang keseluruhan berjumlah 20 informan. Hasil yang diperoleh adalah bahwa Kedisiplinan petugas dalam pelayanan donor darah di Kampus 2 Sanata dharma (With) masuk dalam kategori “BAIK” Karena dalam ketepatan waktu dan ketersediaan ada atau tidak adanya petugas yang melayani calon pendonor mengatakan pelaksanaan pelayanan masyarakat dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Sedangkan dalam kedisiplinan petugas dalam pelayanan donor darah di kantor PMI Sleman (with out) dilihat dari hasil interview dengan informan yang berada di kantor PMI Sleman,di peroleh hasil dari kedisplinan petugas dalam pelayanan donor darah masuk dalam kriteria “SEDANG”, munculnya hasil tersebut dikarenakan petugas yang berjaga atau melayani di kantor PMI dianggap masih sedikit dan kurang,sehingga dalam proses administrasi pra donor banyak pendonor yang merasa bingung sehingga menyita banyak waktu untuk menunggu.
dimiliki oleh petugas. Dalam hal ini keprofesionalitasan masing-masing petugas pemberi layanan merupakan salah satu komponen yang patut untuk disoroti. menurut Effendi dalam Widodo 2001, ‘pelayanan publik yang diberikan oleh petugas pelayanan harus lebih profesional, hal ini dikarenakan perkembangan masyarakat yang lebih kritis dan mampu memetakan hak dan kewajiban serta melakukan kontrol kepada pemberi layanan perlu diimbangi dengan pelayanan yang profesional pula.’ Untuk menilai ketelitian petugas dalam pelayanan evaluator menggunakan proposisi efektif untuk menganalisinya, yang dimana dalam proposisi ini menjelaskan bahwa petugas pelayanan perlu mengutamakan pencapaian apa yang menjadi tujuan dan sasaran, yang tentunya dalam pengutamaan pencapaian tujuan dan sasaran tersebut petugas perlu untuk teliti agar dapat mencapainya. dalam hal ini, pelayanan donor darah yang diberikan oleh PMI Sleman adalah untuk mendapatkan darah yang baik sesuai dengan standart, oleh karena itu ketelitian petugas menjadi poin yang sangat penting. Selanjutnya, pada indikator ketelitian dalam pelayanan, evaluator merumuskan 2 pertanyaan yaitu : “Bagaimanakah pengecekan pra donor darah yang dilakukan oleh petugas?” dan Bagaimanakah ketelitian petugas dalam proses transfusi darah?. kedua pertanyaan ini mewakili ketelitian petugas dalam pelayanan sebagai salah satu bentuk profesionalitas.
a. Pengecekan pra donor darah yang dilakukan oleh petugas
tanggapan Danang mengenai transparasi petugas, Danang menyebutkan bahwa petugas transparan mengenai tensi dan HB pendonor, yang dimana petugas menyebutkan berapa tensi dan HB yang dimiliki pendonor, yang selanjutnya ia bisa masuk ke dalam tahap selanjutnya. Kendati demikian, ada jawaban informan yang masuk dalam kategori sedang, yang dimana hal tersebut diutarakan oleh Amir. Menurut Amir, petugas sudah baik dalam pengecekannya, akan tetapi arahan yang diberikan oleh petugas masih belum jelas, sehingga ia tidak tau harus kemana.
Sedangkan di PMI, meskipun pengkategorisasiannya baik, adapula yang menjawab buruk. Pendapat tersebut disampaikan oleh 3 informan, yang dimana dalam kategori baik, Agnes dan Agung memiliki pendapat yang sama mengenai pengecekan pra donor darah yang dilakukan oleh petugas. menurut mereka petugas sudah baik dalam pengecekan pra donor darah yang sesuai dengan standar seperti di cek tensi dan juga HB. Akan tetapi terdapat pendapat yang berkategori buruk yang dikemukakan oleh Tio. Ia berpendapat bahwa dalam salah satu tahapan pengecekan pra donor darah, lebih tepatnya saat tes hemoglobin, petugas tidak memberitahu bahwa akan dilakukan tes, secara tiba-tiba petugas langsung menusuk jarum ke jarinya.
ketelitian petugas dalam proses transfusi darah baik. akan tetapi ada pula yang memberikan jawaban dengan kategori buruk saat di kantor (PMI Sleman). Pendapat yang diambil dari event adalah pendapat dari Syafiq ia menyebutkan bahwa petugas sudah teliti dan mengecek proses transfusi darah secara mendetail. pendapat tersebut didukung oleh Joko, ia menyebutkan bahwa ketelitian petugas dalam proses transfusi darah baik karena sebelum menusuk jarum ke tangan, petugas mengecek dahulu letak pembuluh darah agar tidak terjadi kesalahan. Selain itu pendapat tersebut juga diperkuat oleh Desha yang menyatakan bahwa petugas teliti dan mengecek kantong darah dari awal sampai akhir proses donor selesai.
Sedangkan untuk di Kantor PMI Sleman, pendapat yang diambil adalah pendapat dari Siran, ia mengatakan bahwa dalam proses transfusi darah, petugas teliti dan perhatian terhadap pendonor, hal ini juga didukung oleh pendapat Tio yang menyatakan bahwa petugasnya memperhatikan aliran darah hingga kantong terisi penuh. akan tetapi pada proses akhirnya terdapat pendapat yang tergolong buruk, hal ini diungkapkan oleh Ifan, pada saat pelepasan jarum seusai donor darah, petugas sedikit ceroboh sehingga lengannya mengalami sedikit pendarahan.
Berdasarkan pernyataan yang sudah dijelaskan oleh enam informan tersebut, ketelitian petugas dalam proses transfusi darah baik di event (with) ataupun yang berada di gedung PMI Sleman (without), keduanya tergolong baik, akan tetapi ada catatan di kantor PMI Sleman bahwa petugas juga ceroboh seperti yang diucapkan oleh Ifan. hal itu memang tidak bisa dipungkiri karena kesalahan bisa saja terjadi
(with), ketelitian petugas tergolong “BAIK” meskipun ada catatan mengenai kejelasan arahan kepada pendonor. Sedangkan di Kantor (PMI Sleman) disimpulkan juga bahwa ketelitian petugas dalam pelayanan tergolong “BAIK” meskipun juga muncul catatan bahwa petugas pernah ceroboh pada saat melepaskan jarum dari lengan seusai proses donor darah selesai.
B5. ANALISIS INDIKATOR KEMAMPUAN PETUGAS DALAM MENGGUNAKAN ALAT BANTU DALAM PROSES PELAYANAN
Dalam proses pelayanan adanya suatu keahlian dan keterampilan merupakan salah satu komponen penting yang perlu dimiliki oleh petugas. Dalam pelaksanaan pelayanan tentunya petugas juga menggunakan alat bantu untuk mendukung pelayanan yang diberikan oleh masyarakat. Dalam menganalisis indikator kemampuan petugas dalam menggunakan alat bantu dalam proses pelayanan evaluator menggunakan proposisi efektif yang dimana dalam proposisi efektif lebih menekankan pada pencapaian tujuan dan sasaran. kemampuan petugas dalam menggunakan alat bantu dalam proses pelayanan merupakan salah satu komponen untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, agar dalam pelaksanaan donor darah di PMI Sleman dapat mendapatkan darah yang baik dan optimal.
Untuk menganalisis indikator ini evaluator merumuskan setidaknya 2 pertanyaan untuk mewakili indikator tersebut, yaitu : “Bagaimanakah penggunaan alat bantu oleh petugas?” dan “Bagaimanakah kemandirian petugas dalam menggunakan alat bantu pada proses pelayanan?”
a. Bagaimanakah penggunaan alat bantu oleh petugas?