ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PT.PLN (Persero)
PUSAT Periode 2006-2007
FACHRUDDIN
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
PUSAT PERIODE 2006-2010
Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi
Disusun dan diajukan oleh
FACHRUDDIN
A2110 07 704
kepada
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan tugas akhir untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Pertama-tama, ucapan terima kasih penulis kepada kedua orang tua atas bantuan do’a, nasehat, dan motivasi yang diberikan selama penulisan skripsi ini.
Ucapan terima kasih kepada bapak Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. H. Muhammad Ali, SE., MS.
Ucapan terima kasih kepada bapak Dr. H. Rakhman Laba, SE., MBA dan ibu Dra, Erlina Pakki. MA sebagai dosen pembimbing atas waktu yang telah diluangkan untuk membimbing, memberi motivasi, dan memberi bantuan literatur, serta diskusi-diskusi yang dilakukan dengan penulis.
Ucapan terima kasih kepada PT.PLN (Persero) Pusat tempat dimana penulis meneliti untuk tugas akhirnya.
Ucapan terima kasih kepada Anwar Mansyur, dan Ruslim, yang telah membantu menyelesaikan tugas akhir ini.
Sahabat ataupun kawan-kawan seperjuanganku, Makmur, Papul, Azlan, Wachyu, Ijonk, Erman, Nina, Dian, Tamhi, Indra, Ucup, Rhendy, Indi, Fauzi, Shary, Arman, Dedi, Sugi, K’Eky, Salam, Roy, K’Ana, Ija, Cia, Andha, Anhi sairah tetap semangat dan sukses selalu kawan.
Ucapan terima kasih kepada Kanda Ilham Alimuddin, SE.,M.Si sebagai Direktur Philosopia Institute serta teman-teman di Rumah Baca Philosopia. dan
Skripsi ini masih jauh dari sempurna walaupun telah menerima bantuan dari berbagai pihak. Apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam skripsi ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis dan bukan para pemberi bantuan. Kritik dan saran yang membangun akan lebih menyempurnakan skripsi ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Makassar, Desember 2012
Fachruddin
Analisis Kinerja Keuangan Pada PT PLN (Persero) Pusat Periode
2006-2010
Monetary Performance Analysis PT PLN (Persero) Center Period
2006-2010
Fachruddin H. Rahkman Laba
Erlina Pakki
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur kesehatan kinerja keuangan pada PT PLN (Persero) Pusat periode 2006-2010 berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara nomor : KEP-100/MBU2002 dan analisis regresi linier berganda.
Data penelitian diperoleh dari laporan keuangan perusahaan (skunder) di situs resmi perusahaan.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa rasio aktivitas yang terdiri dari Perputaran Piutang, Total Asset Turn Over, dan Perputaran Persediaan serta rasio profitabilitas yang terdiri atas Profit Margin, ROI, dan ROE. Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara nomor : KEP-100/MBU2002 dan hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang buruk atau kurang sehat.
Kata Kunci: Perputaran Piutang, Total Asset Turn Over, Perputaran Persediaan, Profit Margin, ROI, dan ROE.
The purpose of this research was identifying and measuring the condition of the financial performance of Center of PT PLN (Persero) in 2006-2010 period based on the decision of the Minister of State Owned Enterprises No. Kep. 100/MBU 2002 and multiple linear regression analysis.
Data were collected from financial statements of the company for the same peri od from the official website of the company.
The result of this search showed that the ratio of activity consist of: accounts Receivable Turn Over, Inventory Turn Over and TATO; and profitability ratios consist of: Profit Margin, ROI and ROE. Be based Minister of State Owned Enterprises No. Kep. 100/MBU 2002 and the result of multiple linear regression showed that poor financial performance or unwell
Keyword: Receivable Turnover, Inventory Turnover, Total Asset Turn Over, Profit Margin, ROI, and ROE.
1.3 Tujuan penelitian ... 9
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
1.5 Organisasi/Sistematika penulisan ...10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...12
2.1 Landasan Teoritis ... 12
2.1.1 Pengertian Kinerja ... 12
2.1.2 Pengertian Pengukuran kinerja ... 13
2.1.5 Tujuan Laporan Keuangan ... 16
2.1.6 Jenis Laporan Keuangan ... 17
2.1.7 Keterbatasan Laporan Keuangan ... 26
2.1.8 Pihak yang Membutuhkan Analisis Laporan Keuangan ... 27
2.1.9 Rasio Keuangan ... 28
2.1.10 Bentuk-bentuk Rasio Keuangan ... 29
2.1.10.1 Rasio Likuiditas ... 32
2.1.10.2 Rasio Solvabilitas ... 35
2.1.10.3 Rasio Aktivitas ... 36
2.1.10.4 Rasio Profitabilitas ... 38
2.2 Kerangka Pemikiran ... 41
2.3 Hipotesis ... 42
BAB III METODE PENELITIAN ... 43
3.1. Daerah dan Objek Penelitian ... 43
3.2 Populasi dan Sampel ... 43
3.2.1 Populasi ... 43
3.2.2 sampel ... 43
3.3 Jenis dan sumber data... 44
3.3.1 Jenis Data ... 44
3.3.2 Sumber Data ... 44
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 44
3.5 Definisi Operasional ... 46
3.6 Metode Analisis Data ... 48
3.6.1 Rasio Aktivitas ... 48
3.6.3.1 Pengujian Hipotesis ... 52
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN PEMBAHASAN ... 56
4.1 Sejarah dan Gambaran Umum PT.PLN (Persero) ... 56
4.1.1 Visi dan Misi PT.PLN (Persero) ... 58
4.1.1.1 Visi PT.PLN (Persero) ... 58
4.1.1.2 Misi PT.PLN (Persero)... 58
4.1.1.3 Moto PT.PLN (Persero) ... 58
4.1.2 Struktur Organisasi PT.PLN (Persero)... 58
4.1.3 Anak Perusahaan dan Unit bisnis PT.PLN (Persero) ... 60
4.2 PEMBAHASAN ... 64
4.2.1 Rasio Aktivitas ...`64
4.2.1.1 Perhitungan Perputaran Piutang ... 65
4.2.1.2 Perhitungan Perputaran Persediaan ... 68
4.2.1.3 Perhitungan Total Asset Turn Over ... 72
4.2.2 Rasio Profitabilitas ... 75
4.2.2.1 Perhitungan Profit Margin ... 76
4.2.2.2 Perhitungan ROI ... 79
4.2.2.3 Perhitungan ROE ... 84
4.2.3 ANALISIS REGRESI BERGANDA ... 90
4,2,3.1 Koefisien Determinasi ... 90
4.2.3.2 Pengujian Secara Simultan atau Uji F ... 91
4.2.3.3 Pengujian Secara Parsial atau Uji T ... 93
5.2 Saran ... 103
DAFTAR PUSTAKA... 104
LAMPIRAN ... 106
Tabel
Halaman
1.1 asset dan laba periode 2002-2010 ……….. 4
1.2 Data jumlah pelanggan Tahun 2006 – 2010 ………. 5
1.3 Rasio Aktivitas dan Profitabilitas PT PLN (Persero) Periode 2006-2010………. 5
4.1 Daftar Skor Penilaian Perputaran Persediaan ………. 68
4.2 Daftar Skor Penilaian Perputaran Total Asset ………. 72
4.3 Daftar Skor Penilaian ROI ……… 79
4.4 Daftar skor penilaian ROE……… 83
4.5 Hasil Koefisien Determinasi……… 90
4.6 Hasil Regresi Berganda Untuk Uji F……….. 92
4.7 Hasil Regresi Berganda Untuk Uji T……….. 93
2.1 Kerangka Pikir……….. 41
4.1 Struktur Organisasi PT.PLN (PERSERO)……… 59
1 Biodata………. 107
2 Keputusan menteri BUMN no : KEP-100/MBU2002……… 108
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang terus meningkat dengan pesat
menyebabkan semakin diperlukannya keahlian dalam menganalisis laporan
keuangan. Untuk itu manajer dituntut memilih informasi dalam jaringan yang
luas untuk mengetahui kondisi perusahaan saat ini maupun perkiraan kondisi di
masa yang akan datang. Dengan penganalisaan laporan keuangan akan
membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam memilih dan mengevaluasi
informasi dan hanya berfokus dengan informasi tersebut, sehingga setiap
perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan daya saingnya masing-masing.
Namun pada hakikatnya, hampir semua perusahaan mengalami masalah yang
sama yaitu bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki secara efektif
dan efisien guna mencapai tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba maksimal
untuk mempertahankan eksistensi perusahaan.
Laporan keuangan merupakan sumber informasi sehubungan dengan
posisi keuangan dan kinerja keuangan perusahaan. Data keuangan tersebut
dianalisis lebih lanjut sehingga akan diperoleh informasi yang dapat mendukung
keputusan yang dibuat. Laporan keuangan ini harus menggambarkan semua
laporan keuangan dapat diperbandingkan agar tingkat akurasi analisis dapat
dipertanggungjawabkan.
Analisis dan interprestasi keuangan mengkatagorikan beberapa teknik dan
alat analisis yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan informasi yang
berguna bagi pihak intern dan ekstern yang terkait dengan perusahaan. Bagi
manajemen, informasi yang diperoleh itu berfungsi sebagai salah satu bahan
pertimbangan dasar dalam proses pengambilan keputusan pengkoordinasian
dan pengendalian perusahaan. Pada Efektivitas dan efisiensi suatu perusahaan
dalam menjalankan operasinya ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam
memperoleh profitabilitas dan aktivitas dalam perusahaan. Dengan demikian
penggunaan analisis rasio keuangan dapat menggambarkan kinerja keuangan
yang telah dicapai. Untuk mendukung kelangsungan dan peningkatan usaha
maka perusahaan perlu menganalisis laporan keuangan agar dapat diperoleh
informasi tentang posisi keuangan perusahaan yang bersangkutan.
Informasi yang tersaji harus dianalisis dan diinterprestasikan lebih jauh
lagi agar mempunyai nilai guna bagi manajemen perusahaan. Untuk
manajemen, dalam melakukan analisis terhadap kinerja keuangan yaitu berupa
analisis yang bersifat fundamental dan intergratif yang nantinya akan
memberikan gambaran yang mendasar dan menyeluruh tentang posisi dan
prestasi keuangan.
Ada beberapa cara untuk menilai kondisi kesehatan perusahaan dengan
menggunakan analisis kinerja keuangan, namun dalam hal ini penulis hanya
menggunakan analisis rasio aktivitas dan rasio profitabilitas serta analisis
penting bagi perusahaan, karena menyangkut kelangsungan hidup perusahaan.
Penilaian prestasi perusahaan bagi pihak manajemen, khususnya untuk
mengukur profitabilitas perusahaan merupakan salah satu faktor penting untuk
mengetahui tingkat efisiensi perusahaan. Tingginya profitabilitas perusahaan
lebih penting dibanding laba maksimal yang dicapai perusahaan pada setiap
periode akuntansi, karena dengan profitabilitas sebagai alat ukur, kita dapat
mengetahui sampai sejauh mana kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba yang maksimal dibandingkan dengan modal yang digunakan oleh
perusahaan. Untuk itu setiap pemimpin perusahaan dituntut agar mampu
mengelola manajemen perusahaan dengan baik agar dapat mencapai tingkat
efisiensi yang optimal dari penggunaan modalnya.
Seperti halnya dalam pengelolaan perputaran aktiva, di mana perputaran
aktiva ini sangat penting untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
mengelola manajemen khusus dalam bidang keuangan, Sebab pengelolaan
aktiva sangat penting dalam peningkatan perolehan pendapatan perusahaan
melalui penjualannya. Setiap komponen aktiva atau modal kerja khusus mampu
memberikan kontribusi maksimal untuk menghasilkan tingkat pendapatan yang
ingin dicapai oleh perusahaan.
Manajemen mempunyai kepentingan ganda dalam analisis kerja
keuangan yaitu menilai perputaran aktiva dan profitabilitas operasi, serta
menimbang seberapa efektif penggunaan sumber daya perusahaan. Penilaian
atas efisiensi operasi sebagian besar dilakukan berdasarkan analisa atas
laporan laba rugi, sedangkan efektivitas penggunaan sumber daya biasanya
Untuk memastikan maka secara periodik dilakukan pengukuran kinerja
perusahaan, bahwa tujuan perusahaan dapat tercapai dan mengetahui sejauh
mana efektifitas operasi perusahaan dalam mencapai tujuan
Berikut tabel yang menggambarkan jumlah asset dan Laba PT PLN (Persero)
Table 1.1 asset dan laba
periode 2002-2010 (dalam jutaan rupiah)
TAHUN TOTAL ASSET LABA
2002 213.898.603 (6.059.558)
2003 207.615.629 (3.0558.348)
2004 211.793.597 (2.021.366)
2005 220.842.735 (4.920.595)
2006 247.917.818 (1.927.856)
2007 273.479.935 (5.645.107)
2008 290.718.943 (12.303.716)
2009 333.713.076 10.355.679
2010 365.560.490 10.086.689
Sumber : PT PLN (Persero)
PT PLN (Persero) yang merupakan perusahaan milik Negara yang
bergerak dibidang kelistrikan juga memiliki target dalam proses operasionalnya,
baik sektor, cabang, wilayah, serta anak perusahaan PT PLN sendiri.
Tabel 1.2
Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 Rumah
tangga
33.118 34.684 36.025 37.099 39.324
Usaha Bisnis 1.655 1.611 1.716 1.802 1.912
Industri 46 47 48 48 49
Umum 931 992 1.005 1.168 1.150
Jumlah 35.751 37.334 38.844 40.117 42.435
Sumber : PT PLN (Persero)
Berikut merupakan tabel yang menggambarkan posisi keuangan
- Inventory Turnover (kali) 4,02 4,18 4,78 4,29
- Receivable Turnover (kali) 30,62 31,70 34,20 33,40
- Total Asset Turnover (kali) 0,26 0,29 0,35 0,42
Profitabilitas
- Profit Margin (%) (3,13) 4,40 0,82 (0,71)
- ROI (%) (0,74) (0,95) (2,23) 0,78
- ROE (%) (1,04) (1,42) (3,52) (2,90)
Sumber : PT PLN (Persero) Data diolah kembali
Berdasarkan informasi di atas, dilihat bahwa terjadi fluktuasi rasio.
Hal ini dapat dilihat dari rasio aktivitasnya yang terdiri atas rasio inventory
turnover (perputaran persediaan), rasio receivable turnover (perputaran
piutang), dan rasio total asset turnover ; serta rasio profitabilitasnya yang terdiri
atas margin laba (profit margin), perputaran investasi (return on investment),
Dilihat dari segi aktivitasnya, pada tahun 2003 perputaran persediaan
perusahaan yakni 4,02. Pada tahun yang sama perputaran piutangnya sebesar
30,62 dan tato adalah 0,26 kali. Pada tahun 2004 perputaran persediaannya
mengalami peningkatan sebesar 0,16 poin menjadi 4,18 kali. artinya perputaran
persediaan perusahaan mengalami peningkatan yang baik. Dari segi perputaran
piutang, perusahaan juga mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun
sebelumnya yakni dari 30,62 menjadi 31,70. Artinya terjadi peningkatan sebesar
1,08 poin. Begitupula tato yang meningkat dari 0,26 kali menjadi 0,29kali. Pada
tahun 2005 perputaran persediaan terus mengalami peningkatan ke posisi 4,78,
meningkat 0,60 poin dari tahun sebelumnya, begitupula dengan perputaran
piutangnya yang meningkat tajam sebesar 2,50 poin ke posisi 34,20. untuk tato
mengalami kenaikan dari 0,29 menjadi 0,35 kali. Sedangkan pada tahun 2006
baik perputaran persediaan maupun perputaran piutang mengalami penurunan
masing-masing 4,29 dan 33,40 kali. akan tetapi tato mengalami pergeseran
positif dari 0,35 ke 0,42 kali. Berdasarkan informasi tersebut dapat dikatakan
bahwa kinerja perusahaan baik dari segi perputaran total aktiva dan sangat baik
apabila dilihat dari segi perputaran piutangnya, apabila kita melihat dari segi
aktivitasnya. Hal ini disebabkan karena pada periode tersebut meskipun
mengalami fluktuasi, namun angka tersebut masih berada di atas standar
rata-rata industri di Indonesia. Seperti halnya perputaran piutangnya yang menurut
standar rata-rata industri dikatakan bahwa apabila perputaran piutang
perusahaan berada pada dan atau sama dengan 4,87 kali per tahun
perusahaan. Dari data pada tabel 1.3, dilihat bahwa perputaran piutang
Sedangkan untuk perputran total aktiva berada di bawah standar yakni 2 kali,
sedangkan pada periode tersebut selalu berada di bawah 1 kali.
Kinerja PT PLN (Persero) dilihat dari segi profitabilitasnya, tahun 2003
profit marginnya minus 3,13%. Nilai return on investment dan return on
equity-nya juga minus masing-masing 0,79% dan 1,04%. Pada tahun 2004 margin laba
perusahaan mengalami peningkatan yang sangat drastic dari minus menjadi
positif dengan angka yang juga besar dari minus 3,13% menjadi positif 4,40%.
Sedangkan untuk rasio ROI dan ROE-nya masih mengalami sentiemen negatif
dengan perubahan yang lebih buruk lagi yakni; untuk ROI dari minus 0,74%
menjadi minus 0,95%. Begitupula dengan nilai ROE dari minus 1,04% menjadi
minus 1,42%. Pada tahun 2005, margin labanya mengalami penurunan 3,58
poin ke posisi 0,82% sedangkan tahun berikutnya justru bernilai negatif menjadi
minus 0,71%. Untuk nilai ROI-nya justru mengalami penurunan tajam dari tahun
2004 yakni minus 2,23% dan tahun 2006 mengalami peningkatan posisif yakni
0,78%. Sedangkan untuk ROE-nya, tahun 2005 mengalami penurunan tajam
menjadi minus 3,52% dan sedikit mengalami perbaikan pada tahun berikutnya
yakni minus 2,9%. Berdasarkan informasi pada periode 2003-2006, disimpulkan
bahwa kinerja perusahaan berdasarkan rasio profitabilitasnya dalam hal ini
margin laba, ROI dan ROE-nya sangat buruk. Standar rasio profitabilitas industri
untuk menyatakan bahwa kinerja suatu perusahaan baik apabila margin labanya
sebesar 8,3%, return on investment-nya sebesar 9,8%, dan ROE-nya sebesar
12%.
Kinerja keuangan suatu perusahaan akan memberikan kontribusi kepada
perusahaan monopoli bidang kelistrikan yang dimiliki oleh pemerintah. Kinerja
keuangan perusahaan yang buruk akan memberikan kontribusi yang kecil
kepada pemiliki dan bisa saja akan membebani pemilik. PT PLN (Persero) yang
merupakan BUMN dimana PLN akan berkontribusi langsung kepada
pendapatan Negara di sektor nonpajak. Jadi buruk tidaknya kinerja PLN, akan
berdampak pada pendapatan negara, yang secara jelas berpengaruh terhadap
pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul : “ Analisis Kinerja Keuangan Pada PT PLN (Persero) PUSAT Periode 2006-2010”
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dapat dirumuskan
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kinerja keuangan pada PT PLN (Persero) lima tahun
terakhir berdasarkan rasio profitabilitas dan aktivitas
2. Apakah faktor-faktor rasio profitabilitas dan rasio aktivitas berpengaruh
terhadap kinerja keuangan PT.PLN (Persero)
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui dan mengukur kinerja keuangan pada PT PLN
(Persero) periode 2006-2010 berdasarkan rasio profitabilitas dan aktivitas.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Manfaat bagi Penulis
Sebagai sumbangsih pemikiran bagi dunia akademik serta
implementasi ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah.
2) Manfaat bagi Dunia Akademis
Sebagai bahan wacana maupun bahan referensi dalam karya tulis
ilmiah mengenai topik atau variabel yang diteliti.
3) Manfaat bagi Perusahaan
Sebagai informasi dan bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan.
Untuk memudahkan dalam memahami pembahasan skripsi ini, maka
penulis akan memaparkannya secara sistematis ke dalam beberapa bab
sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini menguraikan tentang landasan teoritik, penelitian yang relevan
atau penelitian yang telah dilakukan sebelumnya berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan oleh penulis, kerangka pikir, dan hipotesis.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini merupakan bagian yang menguraikan tentang lokasi penelitian,
jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode analisis, dan
definisi operasional.
Bab IV Gambaran Umum Perusahaan dan Pembahasan
Bab ini memaparkan tentang gambaran umum serta sejarah berdirinya
perusahaan dan pembahasan mengenai perhitungan dan hasil
keuangan, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas serta analisis regresi
linier berganda.
Bab V Penutup
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran-saran yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teoritis
2.1.1 Pengertian Kinerja
Istilah kinerja atau performance seringkali dikaitkan dengan kondisi
keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh
setiap perusahaan di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari
kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan
sumberdayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk
memotivasi para karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam
mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar
membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat
berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam
anggaran.
Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk
menilai perubahan potensial sumberdaya ekonomi yang mungkin dikendalikan
di masa depan. Informasi fluktuasi kinerja adalah penting dalam hal ini.
Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam
menghasilkan arus kas dari sumberdaya yang ada. Di samping itu, informasi
tersebut juga berguna dalam perumusan perimbangan tentang efektifitas
2.1.2. Pengertian Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja perusahaan meliputi proses perencanaan,
pengendalian, dan proses transaksional bagi kalangan perusahaan sekuritas,
fund manager, eksekutif perusahaan, pemilik, pelaku bursa, kreditur serta
stakeholder lainnya. Penilaian kinerja perusahaan oleh stakeholder digunakan
sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
kepentingan mereka terhadap perusahaan. Kepentingan terhadap perusahaan
tersebut berkaitan erat dengan harapan kesejahteraan yang mereka peroleh.
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi
perusahaan, karena pengukuran tersebut digunakan sebagai dasar untuk
menyusun sistem imbalan dalam perusahaan, yang dapat memengaruhi
perilaku pengambilan keputusan dalam perusahaan.
Menurut Govindarajan dalam Nugraha (2010) pengukuran kinerja
keuangan perusahaan bertujuan untuk:
A. Memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan penting
mengenai asset yang digunakan dan untuk memacu para manajer untuk
membuat keputusan yang menyalurkan kepentingan perusahaan.
B. Mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas usaha.
2.1.3 Pengertian kinerja keuangan
Pada prinsipnya kinerja dapat dilihat dari siapa yang melakukan penelitian
itu sendiri. Bagi manajemen, melihat kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu
bagian tertentu bagi pencapaian tujuan secara keseluruhan. sedangkan bagi
yang dicapai oleh organisasi dalam suatu periode tertentu yang merupakan
pencerminan tingkat hasil pelaksanaan aktivitas kegiatannya, namun demikian
penilaian kinerja suatu organisasi baik yang dilakukan pihak manajemen
perusahaan diperlukan sebagai dasar penetapan kebijaksanaan dimasa yang
akan datang.
Pengertian kinerja keuangan menurut Muchlis (2000:44) adalah:
Kinerja keuangan adalah prestasi keuangan yang tergambar dalam
laporan keuangan perusahaan yaitu neraca, laba-rugi, dan kinerja keuangan
menggambarkan usaha perusahaan (operation income). Profitability suatu
perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan keuntungan yang
diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan asset yang
digunakan untuk menghasilkan keuntungan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan adalah prestasi
yang dicapai oleh perusahaan dibidang keuangan dalam suatu periode tertentu
yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan. Disisi lain kinerja keuangan
menggambarkan kekuatan struktur keuangan suatu perusahaan dan sejauh
mana asset yang tersedia, perusahaan sanggup meraih keuntungan. Hal ini
berkaitan erat dengan kemampuan manajemen dalam mengelola sumber daya
yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien.
2.1.4.Pengertian Laporan Keuangan
Dalam hal laporan keuangan, sudah merupakan kewajiban setiap
suatu periode tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis sehingga dapat
diketahui kondisi, kinerja, dan posisi perusahaan saat ini. Oleh karena itu, perlu
mengetahui tentang apa itu laporan keuangan.
Menurut Kasmir (2010:7), laporan keuangan adalah
“Laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada
saat ini atau dalam suatu periode tertentu.”
Sawir (2005: 2) mengemukakan pengertian laporan keuangan
sebagai hasil akhir suatu periode akuntansi.
Menurut Raharjo (2003:1), laporan keuangan adalah
“Laporan pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan
atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepada pihak– pihak
yang punya kepentingan (stakeholders) diluar perusahaan, pemilik
perusahaan, kreditor. dan pihak lainnya.”
Pendapat lain juga dinyatakan oleh Djarwanto yang dikutip oleh
Kasmir (2010:10), laporan keuangan adalah
“Hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.”
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan kondisi
2.1.5.Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut standar akuntansi keuangan (SAK)
yang dikutip oleh Sawir (2005:2) adalah sebagai berikut:
A. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan . kinerja serta
perubahan posisi keuangan pada suatu perusahaan sehingga memberi manfaat
bagi sejumlah besar pemakai (stakeholders) dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
B. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian
besar pemakainya. Yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari
kejadian masa lalu.
C. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang akan dilakukan manajemen atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumberdaya yang dipercayakan
kepadanya.
Sedangkan menurut Kasmir (2010:11), tujuan pembuatan dan
penyusunan laporan keuangan yaitu:
A. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
perusahaan saat ini.
B. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban serta modal yang dimiliki
perusahaan saat ini.
C. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada
suatu periode tertentu.
D. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
E. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva,
pasiva, dan modal perusahaan.
F. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.
G. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
2.1.6. Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa
jenis, tergantung maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut.
Masing-masing laporan keuangan memiliki arti sendiri dalam melihat kondisi
keuangan perusahaan, baik secara bagian, maupun secara keseluruhan.
Secara umum, laporan keuangan terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
A.Neraca
Neraca (balance sheet) menurut Kasmir (2010:28) adalah
“ Laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada
tanggal tertentu.”
Menurut Van Horne (2009:193) neraca adalah
“ Ringkasan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu yang menunjukkan total aktiva dengan total kewajiban ditambah total ekuitas pemilik”
menurut Sutrisno (2000:9) neraca adalah
“Laporan yang menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada
Neraca bertujuan untuk menunjukkan posisi keuangan pada suatu
perusahaan pada tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku
ditutup dan ditentukan sisanya pada akhir tahun fiskal atau tahun kalender
sehingga neraca sering disebut dengan balance sheet.
Dalam neraca ada beberapa komponen yaitu aktiva, kewajiban atau yang
sering disebut utang, dan komponen terakhir adalah ekuitas (modal).
1. Aktiva
Menurut Kasmir (2010:39). Aktiva didefinisikan sebagai:
“ Harta atau kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, baik pada saat tertentu maupun periode tertentu. Klasifikasi aktiva terdiri atas aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lainnya.”
a. Aktiva lancar adalah harta atau kekayaan yang segera dapat diuangkan
(ditunaikan) pada saat dibutuhkan paling lama satu tahun. Aktiva lancar
terdiri atas :
Kas dan Setara dengan Kas
Merupakan aktiva perusahaan yang paling likuid dan karena itu dicantumkan pada urutan pertama dalam kelompok aktiva lancar.
Investasi jangka pendek
Merupakan penanaman yang dilakukan dalam hubungannya dengan tujuan jangka pendek perusahaan.
Wesel tagih
piutang usaha
Merupakan klaim dalam bentuk uang terhadap perusahaan atau perseorangan.
piutang lain-lain
Merupakan kelompok rupa-rupa piutang yang meliputi pinjaman kepada karyawan dan perusahaan afiliasi, piutang bunga, dan piutang pajak.
Persediaan
Merupakan aktiva berwujud yang diperoleh perusahaan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan dan yang diperoleh untuk diproses lebih dulu dan dijual.
Pajak Dibayar Dimuka
Merupakan pajak pertambahan nilai atau pajak penghasilan (PPh. Ps.22,23).
Biaya Dibayar Dimuka
Merupakan unsur-unsur dari aktiva yang diharapkan menjadi beban-beban karena dipakai atau dengan berlalunya waktu sepanjang operasi perusahaan.
Aktiva Lancar Lain-lain
-. Aktiva tidak lancar Terdiri atas :
Piutang Hubungan Istimewa
Aktiva Pajak Tangguhan
Jumlah pajak penghasilan terpulihkan ( recoverable ) pada periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan adanya sisa kompensasi kerugian.
Investasi Pada Perusahaan Asosiasi
Investasi Jangka Panjang Lain
Merupakan penanaman yang dilakukan dalam hubungannya dengan tujuan jangka panjang perusahaan.
b.Aktiva Tetap
Merupakan aktiva yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan untuk jangka waktu yang lebih dari satu tahun, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, dan merupakan pengeluaran yang nilainya besar atau material.
Aktiva Tak Berwujud
Merupakan aktiva jangka panjang yang secara fisik tidak biasa dinyatakan dan tidak untuk diperjualbelikan, tetapi digunakan dalam kegiatan perusahaan.
c. Aktiva Lain-lain
2. Kewajiban
Kewajiban (utang) menurut Keown (2004:37) adalah
“Sumber pembiayaan dari kredit oleh para penyalur atau suatu
pinjaman dari bank”
Menurut Soemarso (2004:230), kewajiban digolongkan menjadi kewajiban
lancar dan kewajiban jangka panjang.
1) Kewajiban lancar adalah kewajiban-kewajiban yang akan jatuh tempo dalam
satu siklus kegiatan normal perusahaan. Informasi yang disajikan dalam
kewajiban lancar adalah :
Pinjaman jangka panjang
Adalah Hutang perusahaan kepada pihak ketiga yang harus dilunasi dalam
waktu lebih dari satu tahun.
Wesel bayar
Adalah suatu janji tertulis tanpa syarat untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang diberikan / dijanjikan pada waktu / tanggal yang telah ditetapkan serta ditandatangani oleh pihak yang berwenang.
Hutang usaha
merupakan hutang lancar, meliputi semua kewajiban yang akan dilunasi dalam periode jangka pendek (satu tahun atau kurang dari tanggal neraca atau dalam siklus normal kegiatan perusahaan).
Hutang pajak
Beban masih harus dibayar
Merupakan biaya-biaya yang sudah merupakan beban walaupun utang yang bersangkutan belum saatnya merupakan kewajiban.
Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Kewajiban lancar lain-lain
Merupakan kewajiban yang Meliputi deposit yang diterima dari customer dll.
- Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo lebih dari satu tahun
2) Kewajiban Tidak LancarTerdiri atas:
Hutang Hubungan Istimewa
Merupakan Hutang yang timbul atas transaksi kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Kewajiban Pajak Tangguhan
Adalah jumlah pajak penghasilan terutang untuk periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak.
Pinjaman Jangka Panjang
Adalah Hutang perusahaan kepada pihak ketiga yang harus dilunasi dalam
waktu lebih dari satu tahun.
Hutang Sewa Guna Usaha
Yaitu hutang yang diperoleh dari perusahaan leasing untuk pembelian aktiva
tetap dan biasanya dicicil dalam jangka panjang.
Hutang Obligasi
Pinjaman jangka panjang yang diperoleh suatu perusahaan dengan menjual
obligasi yang dapat dilakukan di dalam negeri maupun di luar negeri.
Hutang Subordinasi
Adalah pinjaman yang berdasarkan suatu perjanjian hanya dapat dilunasi
apabila bank telah memenuhi kewajiban tertentu dan dalam hal terjadinya
likuidasi hak tagihnya berlaku paling akhir dari semua simpanan dan
pinjaman.
Obligasi Konversi
adalah obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham biasa pada harga
tertentu. Bagi emiten, obligasi konversi merupakan daya tarik yang ditujukan
kepada para investor untuk meningkatkan penjualan obligasi yang diterima.
3. Ekuitas
Menurut Kasmir (2010:44), modal (ekuitas) merupakan hak yang dimiliki perusahaan.
Menurut Keown (2004:37) ekuitas adalah
“Investasi pemegang saham pada perusahaan dan laba kumulatif yang ditahan di
dalam sampai tiba waktu neraca laba rugi dikeluarkan,”
Informasi yang disajikan dalam Ekuitas meliputi:
Modal saham
Adalah modal pemegang saham yang ditanamkan dalam perusahaan yang dibuktikan dalam lembar-lembar saham.
Tambahan Modal Disetor
adalah seluruh dana yang diperoleh perusahaan dari transaksi modal, selain modal saham yang dicatat sebesar nilai nominal.
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/perusahaan Asosiasi
Adalah transaksi perubahan ekuitas perusahaan anak/perusahaan asosiasi yang tidak berasal dari transaksi antara investor dan perusahaan anak/perusahaan asosiasi.
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
Adalah selisih yang timbul dari transaksi pengalihan aset, kewajiban, saham atau bentuk instrumen kepemilikan lainnya antara pihak-pihak (perorangan, perusahaan atau bentuk entitas lainnya) yang, secara langsung atau tidak langsung (melalui satu atau lebih perantara), mengendalikan atau dikendalikan oleh atau berada di bawah pengendalian yang sama.
Keuntungan (Kerugian) Yang Belum Direalisasi dari Efek Tersedia Untuk Dijual
Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap
Saldo Laba
adalah akumulasi hasil usaha periodik setelah memperhitungkan pembagian deviden dan koreksi laba rugi periode lalu.
Modal Saham Diperoleh Kembali
B. Laporan laba rugi
Menurut Van Horne (2009:37), laporan laba rugi adalah
“Ringkasan dari pendapatan dan biaya perusahaan selama periode waktu tertentu, diakhiri dengan laba bersih atau rugi bersih untuk periode tertentu.”
Informasi disajikan dalam laporan laba rugi meliputi:
Jenis-jenis pendapatan yang diperoleh dalam satu periode
Jumlah rupiah dari masing-masing jenis pendapatan
Jumlah keseluruhan pendapatan
jenis-jenis biaya atau beban dalam satu periode
Jumlah rupiah masing-masing biaya atau beban
Hasil usaha yang diperoleh dengan mengurangi jumlah pendapatan dan biaya selisihnya disebut laba atau rugi.
C. Laporan perubahan ekuitas
Menurut Kasmir (2010:59), laporan perubahan modal adalah (ekuitas)
sebagai berikut:
“Laporan yang menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan
saat ini serta sebab-sebab berubahnya modal”
Informasi yang diberikan dalam laporan perubahan modal meliputi:
Jenis-jenis dan jumlah modal yang ada saat ini
Jumlah rupiah tiap jenis modal
Sebab-sebab berubahnya modal
Jumlah rupiah modal sesudah perubahan
D. Laporan Arus Kas
Menurut Kasmir (2010:59), laporan arus kas didefenisikan sebagai
“Laporan yang menunjukkan arus kas masuk (pendapatan) dan
arus kas keluar (biaya-biaya).”
Laporan arus kas mendeskripsikan tentang kas masuk dan kas keluar
2.1.7 Keterbatasan Laporan Keuangan
Setiap laporan keuangan yang disusun pasti memiliki keterbatasan
tertentu. Menurut Kasmir (2010:16), keterbatasan laporan keuangan yang
dimiliki perusahaan adalah sebagai berikut:
A. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), dimana
data-data yang diambil dari data-data masa lalu
B. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan hanya pihak
tertentu saja
C. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan
pertimbangan-pertimbangan tertentu
D. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi ketidak pastian.
Misalnya dalam suatu peristiwa yang tidak menguntungkan selalu dihitung
kerugiannya. Sebagai contoh harta dan pendapatan, nilainya dihitung dari yang
paling rendah.
E. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam
memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya
Keterbatasan laporan keuangan tidak akan mengurangi arti nilai keuangan
secara langsung karena hal ini memang harus dilakukan agar dapat
menunjukkan kejadian yang mendekati sebenarnya, meskipun perubahan
2.1.8. Pihak yang Membutuhkan Analisis Laporan Keuangan
Pihak yang membutuhkan informasi dari analisis laporan keuangan
menurut Wild (2005:11) adalah sebagai berikut:
1) Manajer
Untuk menjamin kesejahteraan mereka sendiri dan potensi pendapatan
mereka dimasa depan, manajer berkepentingan atas kondisi keuangan,
profitabilitas, dan prospek perusahaan.
2) Audit eksternal
Hasil sebuah audit adalah opini atas kewajaran laporan keuangan klien saat
terselesaikannya audit, analisis laporan keuangan dapat menjadi alat
pengecekan akhir atas kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
3) Direktur
Sebagai pemegang saham terpilih, direktur bertanggung jawab melindungi
kepentingan pemegang saham dengan mengawasi secara hati-hati aktivitas
perusahaan.
4) Regulatir (pembuat peraturan)
Internal Revenue Service (IRS) menerapkan alat analisis laporan keuangan
untuk mengaudit laporan pajak dan memeriksa kewajaran jumlah yang
dilaporkan. Badan pengatur lainnya menggunakan teknik analisis dalam
peran mereka sebagai pengarah dan penentu.
5) Serikat kerja
Teknik analisis laporan keuangan berguna bagi serikat pekerja dalam
6) Pelanggan
Teknik analisis digunakan untuk menentukan profitabilitas pemasok
bersamaan dengan estimasi keuntungan pemasok dari transaksi yang saling
menguntungkan.
2.1.9 Rasio Keuangan
Dalam mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya, analisis
keuangan perlu melakukan pemeriksaan atas berbagai aspek kesehatan
keuangan perusahaan. Dengan menggunakan alat analisis laporan keuangan,
terutama bagi pemilik usaha dan manajemen, dapat diketahui berbagai hal yang
berkaitan dengan keuangan dan kemajuan perusahaan. Alat yang sering
digunakan selama pemeriksaan adalah rasio keuangan.
Menurut Van Home (2009:202) rasio keuangan (financial ratio)
didefinisikan sabagai:
“Sebuah indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.”
Nafarin (200:772) menyatakan bahwa
“Rasio keuangan (financial ratio) adalah rasio yang membandingkan secara vertical maupun horizontal dari pos yang terdapat dalam laporan keuangan yang dapat dinyatakan dalam persentase, kali, dan absolute.”
Jadi rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka
yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan
komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di
antara laporan keuangan.
2.1.10. Bentuk-bentuk Rasio keuangan
Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan
rasio-rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap
rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu.
Menurut J. Fred Weston yang dikutip oleh Kasmir (2010:106),
bentuk-bentuk rasio keuangan adalah sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
a) Rasio Lancar (Current Ratio)
b) Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
2. Rasio Solvabilitas ( Leverage Ratio)
a) Total utang dibandingkan dengan total aktiva atau rasio keuangan
(Debt Ratio)
b) Jumlah Kali Perolehan bunga (Times Interest Earned)
c) Lingkup Biaya Tetap (Fixed Change Coverage)
d) Lingkup Arus Kas (Cash Flow Coverage)
3. Rasio Aktivity (Activity Ratio)
b) Rata-rata jangka waktu penagihan/perputaran piutang (Avarage
Collection Period)
c) Perputaran aktiva tetap (Fixed Assets Turn Over)
d) Perputaran total aktiva (Total Assets Turn Over)
4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
a) Margin laba penjualan (Profit Margin On Sales)
b) Daya laba dasar (Basic Earning Power)
c) Hasil pengambilan total aktiva (Return on Assets)
d) Hasil pengambilan ekuitas (Return on Equity)
5. Rasio Pertumbuhan (Growt Ratio) merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di tengah
pertumbahan perekonomian dan sektor usahanya.
a) Pertumbuhan penjualan
b) Pertumbuhan laba bersih
c) Pertumbuhan pendapatan per saham
d) Pertumbuhan deviden per saham
6. Rasio penilaian (Valuation Ratio), yaitu rasio yang memberikan ukuran
kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar usahanya di atas
biaya investasi.
a) Rasio harga saham terhadap pendapatan
Selanjutnya menurut James OGill yang dikutip oleh Kasmir (2010:109),
jenis rasio keuangan terdiri atas:
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
a) Rasio lancar (Current Ratio)
b) Rasio perputaran kas
c) Ratio utang tehadap kekayaan bersih
2. Rasio Prifitabilitas (Profitability Ratio)
a) Rasio laba bersih
b) Tingkat laba atas penjualan
c) Rasio utang terhadap penjualan bersih
3. Rasio Efesiensi (Activity Ratio)
a) Waktu pengumpulan piutang
b) Rasio sediaan (InventoryTurn Over)
c) Rasio aktiva tetap terhadap nilai bersih (Total Assets Turn Over)
d) Rasio perputaran investasi
Sedangkan menurut Van Horne (2009:205), jenis rasio terdiri atas:
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
a) Rasio lancar (Current Ratio)
2. Rasio Pengungkit (Leverage Ratio)
a) Total utang terhadap ekuitas
b) Total utang terhadap total aktiva
3. Rasio Pencakupan (Coverage Ratio)
a) Bunga penutup
4. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
a) Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)
b) Rata-rata penagihan piutang (Avarage Collection period)
c) Perputaran sediaan (Inventory Turn Over)
d) Perputaran total aktiva (Total Assets Turn Over)
5. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
a) Margin laba bersih
Pengembalian investasi
2.1.10.1 Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menurut Fred Weston yang dikutip oleh Kasmir (2010:129)
menyatakan bahwa,
Rasio likuiditas Menurut Wild (2005:9) menyatakan bahwa,
“Rasio likuiditas (liquidity) merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dalam jangka pendek untuk memenuhi kewajibanya.”
Pendapat yang hampir sama dinyatakan oleh Astuti (2004:31) bahwa
rasio likuiditas adalah:
“Posisi likuiditas perusahaan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya seperti melunasi utangnya yang jatuh tempo dalam jangka pendek.”
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa rasio
likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi, terutama utang yang sudah jatuh tempo.
Jenis-jenis rasio likuiditas yang digunakan perusahaan, yaitu:
a) Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar menurut Van Horne (2009:206) adalah
“ Rasio lancar menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar.”
Formula untuk mengetahui rasio ini sebagai berikut:
b) Rasio Sangat Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
Rasio sangat cepat menurut Kasmir (2010:137) adalah
“Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory).”
Rumusan untuk mencari rasio cepat sebagai berikut:
Rasio Sangat Cepat
=
Aktiva Lancar
Kewajiban Jangka Pendek
−
Persediaan
c) Rasio Kas (Cash Ratio)
Menurut Sugiono (2008:62), rasio kas adalah
“Rasio yang merupakan perbandingan antara kas yang ada di perusahaan
dibandingkan dengan total utang lancar.”
Pendapat yang hampir sama diungkapkan oleh Kasmir (2010:139)
bahwa,
“Rasio kas (Cash Ratio) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.”
Formula untuk menghitung rasio kas adalah
d) Inventory to net working Capital
Menurut Kasmir (2010:141), inventory to Net Working Capital adalah
“Rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. Modal kerja yang dimaksud adalah selisih antara aktiva lancar dan kewajiban lancar.”
Rumus untuk mencari inventory to net working capital adalah
Inventory
¿
Net Working Capital
=
Aktivalancar
Persediaan
−
Kewajiban lancar
2.1.10.2 Rasio Solvabilitas
Menurut Kasmir (2010:151), rasio solvabilitas (leverage ratio) adalah
“Rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.”
Rasio solvabilitas menurut Wild (2005:9) merupakan kemungkinan dan
kemampuan jangka panjang perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka panjang.
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang
Jenis-jenis rasio solvabilitas menurut Van Horne (2009:208), adalah
sebagai berikut:
a) Rasio Utang (Debt Ratio)
Rasio utang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
perbandingan antara total utang dan total aktiva. Dengan kata lain, rasio utang
mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa
besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
Rumus untuk mencari debt ratio sebagai berikut:
RasioUtang
=
Total Aktiva
Total Utang
b) Rasio Utang terhadap Ekuitas (Debt to Eqiuty Ratio)
Perputaran utang terhadap ekiutas adalah rasio yang diinginkan untuk
menilai utang dengan ekuitas.
Persamaan untuk mencari rasio ini sebagai berikut:
RasioUtang terhadap Ekuitas
=
Total Utang
Ekuitas
2.1.10.3 Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas (activity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.
Rasio ini bertujuan untuk mengukur jangka waktu penagihan piutang
ini berputar dalam satu periode. Selain itu, rasio aktivitas juga bertujuan untuk
menghitung jumlah hari piutang tersebut rata-rata tidak dapat ditagih.
Jenis-jenis rasio aktivitas yang sering digunakan, yaitu:
a) Perputaran Piutang (receivable turn over)
Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana
yang diinvestasikan dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
Rumus untuk mencari receivable turn over adalah sebagai berikut:
Perputaran Piutang
=
Penjualan Kredit
Piutang
b) Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover)
Total Asset Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan, mengukur berapa jumlah
penjualan dari tiap rupiah aktiva.
Persamaan untuk mencari rasio tersebut adalah sebagai beikut:
total asset turnover
=
Total Aktiva
Penjualan
c) Perputaran persediaan
Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
berapa kali dana yang diinvestasikan dalam persediaan (inventory) ini berputar
Dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa rasio perputaran
persediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang
sediaan diganti dalam satu tahun.
Rumus untuk mencari inventory turn over dapat digunakan dengan dua
cara yang dikutip oleh Kasmir (2010:180) sebagai berikut:
1) Menurut James Van Horne:
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.
Rasio ini dapat dilakukan dengan membandingkan berbagai komponen
yang ada dalam laporan laba rugi. Tujuanya untuk melihat perkembangan
perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan.
Jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah:
a) Margin laba (profit margin)
Margin laba adalah rasio yang membandingkan laba bersih setelah pajak
terhadap perusahaan. Sedangkan, margin laba bersih merupakan ukuran
keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak
dibandingkan dengan penjualan.
Untuk menghitung margin laba, digunakan dua persamaan sebagai
berikut:
1) Untuk margin laba kotor :
Marginlaba kotor
=
Penjualan Bersih
Penjualanbersih
−
Harga pokok penjualan
2) Untuk margin laba bersih:
Marginlababersih
=
Laba setelah Bunga dan Pajak
Penjualanbersih
(
EAT
)
b) Return on Invesment (ROI)
Return on invesment (ROI) merupakan rasio yang menunjukkan hasil
(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga
merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola
investasinya.
Rumus untuk mencari Return on invesment (ROI) dapat digunakan
sebagai berikut:
ROI
=
Laba setelah Bungadan Pajak
Total Aktiva
Atau dapat pula dihitung dengan menggunakan pendekatan Du Pont
ROI = Margin laba bersih x Perputaran total aktiva
c) Return on Eqiuty (ROE)
Tingkat pengembalian atas ekuitas (ROE) merupakan rasio untuk
mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
Rasio ini menunjukkan efesiensi penggunaan modal sendiri. Semakin
tinggi rasionya, maka semakin baik/posisi pemilik perusahaan.
Formula untuk mencari return on equity yang digunakan oleh perusahaan
adalah:
ROE
=
Laba setelah Bunga dan Pajak
Ekuitas
Atau dapat pula dihitung dengan menggunakan pendekatan Du Pont
sebagai berikut:
ROE=Margin laba bersih x Perputaran total aktiva x Pengganda Ekuitas
Kerangka pikir merupakan arah penelitian yang dilakukan oleh penulis dan
digambarkan dalam skema berikut ini:
Gambar 2.1
PT PLN (Persero)
Laporan Keuangan
Rasio Keuangan
Kesimpulan
Setiap perusahaan memiliki laporan keuangan yang berfungsi untuk
mencatat semua aktivitas perusahaan. Laporan keuangan terdiri atas neraca
dan laporan laba rugi. Laporan keuangan yang telah ada akan dianalisis untuk
mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan. Analisis yang dilakukan dapat Rasio Aktivitas
berupa analisis rasio keuangan. Analisis keuangan terdiri atas beberapa rasio,
misalnya perputaran aktiva dan rasio profitabilitas seperti yang telah dibahas
sebelumnya oleh penulis. Hasil dari rasio ini akan memperlihatkan kinerja
perusahaan apakah perusahaan mampu menghasilkan laba maksimal tiap
tahun, dan apakah aktiva-aktiva yang dimiliki perusahaan mampu memberikan
kontribusi maksimal untuk menghasilkan tingkat pendapatan yang
direncanakan. Kemudian memberikan feedback kepada perusahaan mengenai
hasil penelitian tersebut.
2.3 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah dan teori-teori yang berkaitan,
penulis mengemukakan kesimpulan sementara sebagai berikut:
1..Diduga bahwa kinerja keuangan pada PT PLN (Persero) menghasilkan
kinerja keuangan yang buruk atau kurang sehat berdasarkan rasio profitabilitas
dan aktivitas.
2. Diduga bahwa faktor-faktor profitabilitas dan aktivitas memiliki pengaruh
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Daerah dan Objek Penelitian
Penulis menetapkan objek penelitian pada PT PLN (PERSERO) PUSAT.
Hal ini dipilih karena permasalahan internal dari perusahaan ini serta data yang
dibutuhkan merupakan data sekunder. Penelitian ini dilakukan kurang lebih dua
bulan terhitung mulai bulan November sampai Desember 2011.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2010:80) didefinisikan sebagai
“Wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Populasi yang akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
laporan keuangan PT PLN (Persero) periode Tahun 2006-2010.
3.2.2 Sampel
Sampel menurut Bailey yang dikutip oleh Prasetyo (2010:119) adalah
Menurut Sugiyono (2010:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
3.3 Jenis dan Sumber data
3.3.1 Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuantitatif.
Data Kuantitatif yaitu data yang merupakan kumpulan dari data
angka-angka seperti neraca dan rugi laba.
3.3.2 Sumber Data
Sumber data yang akan menjadi analisis dalam tulisan ini adalah data
sekunder.
Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari laporan-laporan neraca
dan rugi laba serta dokumen-dokumen yang erat hubungannya dengan
objek yang sedang dibahas.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data informasi yang diperlukan dalam penelitian ini
dikumpulkan melalui dua tahapan, yaitu:
a) Penelitian kepustakaan (Library Research). Penulis juga
mengumpulkan data yang diperlukan dengan cara membaca
literatur-literatur, bahan referensi, bahan kuliah, dan hasil penelitian yang
b) Dokumentasi perusahaan. Data ini diperoleh melalui situs resmi PT
PLN (Persero) sebab data yang dibutuhkan laporan keuangan, yaitu
3.5 Definisi Operasional
Dalam penulisan ini, penulis mencoba untuk mengemukakan beberapa konsep operasional yang dapat digunakan
untuk menganalisis beberapa hal yang terkait sebagai berikut:
Variabel Konsep variable Indikator Skala
Rasio Profitabilitas
Profit Margin
Rasio yang mengukur seberapa banyak laba kotor
yang bisa diperoleh dari setiap penjualan
Penjualan bersih
−
HPP
Penjualan Bersih
RasioReturn on equity
Rasio untuk mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri.
Laba setelah Bunga dan Pajak
(
EAT
)
Ekiutas
Rasio
Return on
investment
Return on invesment (ROI) merupakan rasio
yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah
aktiva yang digunakan dalam perusahaan.
Untuk menghitung berapa kali dana yang tertanam
Penjualan Kredit
(perputaran
piutang)
dalam piutang perusahaan berputar dalam setahun.
Inventory
Turnover
(perputaran
sediaan)
Untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam
dalam persediaan berputar dalan setahun.
¿
Harga pokok barang yang dijual
Persediaan
RasioTotal Asset
Turnover
(perputaran total
aktiva)
Rasio ini menunjukkan efektivitas penggunaan
seluruh harta perusahaan dalam rangka
menghasilkan penjualan atau menggambarkan
3.6 Metode Analisis Data
Untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini, maka penulis
menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan analisis rasio keuangan
sebagai berikut:
3.6.1. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas (activity ratio) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.
Rasio ini bertujuan untuk mengukur jangka waktu penagihan
piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang diinvestasikan
dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Selain itu, rasio aktivitas
juga bertujuan untuk menghitung jumlah hari piutang tersebut rata-rata
tidak dapat ditagih.
Jenis-jenis rasio aktivitas yang sering digunakan, yaitu:
a) Perputaran Piutang (Receivable Turnover)
Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana
yang diinvestasikan dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
Rumus untuk mencari receivable turn over adalah sebagai berikut:
b) Total Asset Turn Over (Perputaran total asset)
Total asset turn over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah
penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.
Persamaan untuk mencari rasio tersebut adalah sebagai beikut:
Total asset
turn
¿
penjualan
Total Aktiva
c) Perputaran persediaan (inventory turn over)
Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
berapa kali dana yang diinvestasikan dalam persediaan (inventory) ini berputar
dalam satu periode.
Dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa rasio perputaran
persediaan merupakan rasio yang menujukkan berapa kali jumlah barang
sediaan diganti dalam satu tahun.
Rumus untuk mencari inventory turn over dapat digunakan dengan dua
cara yang dikutip oleh Kasmir (2010:180) sebagai berikut:
1) Menurut James Van Horne:
Inventory
turn
¿
2) Menurut J Fred Weston:
Inventory
turn
¿
Penjualan
Persediaan
3.6.2. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menurut Kasmir (2010:196) merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.
Rasio ini dapat dilakukan dengan membandingkan berbagai komponen
yang ada dilaporan laba rugi. Tujuanya untuk melihat perkembangan
perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan.
Jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan adalah:
a) Profit margin (profit margin)
Margin laba adalah rasio yang membandingkan laba bersih setelah pajak
dengan penjualan bersih. Margin laba kotor menunjukkan laba yang relative
terhadap perusahaan. Sedangkan, margin laba bersih merupakan ukuran
keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak
dibandingkan dengan penjualan.
Untuk menghitung margin laba, digunakan dua persamaan sebagai
berikut:
1) Untuk margin laba kotor :
2) Untuk margin laba bersih:
Marginlababersih
=
Laba setelah Bunga dan Pajak
Penjualanbersih
(
EAT
)
b) Return on Invesment (ROI)
Return on Invesment (ROI) merupakan rasio yang menunjukkan hasil
(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.ROI juga
merupakansuatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola
investasinya.
Rumus untuk mencari Return on invesment (ROI) dapat digunakan
sebagai berikut:
ROI
=
Laba setelah Bungadan Pajak
Total Aktiva
Atau dapat pula dihitung dengan menggunakan pendekatan Du Pont
sebagai berikut:
ROI = Margin laba bersih x Perputaran total aktiva
c) Return on Eqiuty (ROE)
Tingkat pengembalian atas ekuitas (ROE) merupakan rasio untuk
mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
Rasio ini menunjukkan efesiensi penggunaan modal sendiri. Semakin
Formula untuk mencari return on equity yang digunakan oleh perusahaan
adalah:
ROE
=
Laba setelah Bunga dan Pajak
Ekuitas
Atau dapat pula dihitung dengan menggunakan pendekatan Du Pont
sebagai berikut:
ROE=Margin laba bersih x Perputaran total aktiva x Pengganda Ekuitas.
3.6.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda merupakan model yang akan menjelaskan
pengaruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap
variabel dependen.
3.6.3.1 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan melalui model regresi linier berganda.
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah α = 5%.
a) Koefisien Determinasi
Pengujian R2 digunakan untuk mengukur proporsi atau presentase
sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya
variabel dependen. R2 berkisar antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Apabila R2
sama dengan 0, hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh antara
variabel independen terhadap variabel dependen, dan bila R2 semakin kecil
mendekati 0, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen
mendekati 1, hal ini menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
b) Uji F Statistik
Uji F digunakan untuk menguji tingkat signifikansi koefisien regresi variabel
independen secara serempak terhadap variabel dependen.
Langkah-langkahnya untuk melakukan uji F sebagai berikut :
Hipotesis
Ho = tidak ada pengaruh antara imbalan kepada pemegang saham
(ROE), Imbalan Investasi (ROI), Profit Margin, Perputaran
Persediaan, Perputaran Total Aset dan perputaran piutang secara
bersama terhadap kinerja keuangan
Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0,05 (α = 5%)
Menentukan F hitung berdasarkan output program SPSS atau rumus.
Menentukan F tabel
Menentukan F tabel berdasarkan df 1(jumlah variabel – 1) dan df 2 (n – k
– 1) pada tabel output kemudian mencari pada tabel F.
Kriteria pengujian
Ho diterima jika F hitung ≤ F tabel