6
O
1.
Parameter Ekonomi Teknik
2.
Faktor-faktor Ketidakpastian
3.
Cara/Metode untuk Mengatasi Ketidakpastian
4.
Analisa Titik Impas
1.
Definisi
2.
Analisis Titik Impas pada Permasalahan
Produksi
3.
Analisis Titik Impas pada Pemilihan Alternatif
Investasi
4.
Analisis Titik Impas pada Keputusan Beli-Buat
5.
Analisa Sensitivitas
1.
Definisi
2.
Contoh dan Penyelesaian
PARAMETER EKONOMI TEKNIK
Aliran kas MARR
Horizon perenca
naan
Estimasi tidak
akurat akibat
informasi faktual
terbatas.
Tipe bisnis dan
kondisi ekonomi
masa depan
Tipe pabrik &
peralatan yang
digunakan.
Panjang horizon
perencanaan
yang digunakan.
4
Analisis titik
impas
(
Break Even
Analisis
sensitivitas
6
⅓
ANALISIS TITIK IMPAS
Berguna dalam pengambilan keputusan pemilihan alternatif
yang cukup sensitif terhadap variabel atau parameter
Nilai suatu parameter atau variabel yang menyebabkan dua
atau lebih alternatif sama baiknya :
Nilai titik impas
ANALISIS TITIK IMPAS
PADA PERMASALAHAN
PRODUKSI
Untuk menentukan tingkat produksi yang mengakibatkan
perusahaan berada pada kondisi impas
à
dicari fungsi2
biaya
&
pendapatannya
Saat fungsi2 tersebut bertemu
à
total biaya = total pendapatan
Asumsi:
Fungsi biaya & fungsi pendapatan linier terhadap volume produksi
8
KOMPONEN BIAYA : GRAFIK FC, VC, TC
a)
Ongkos tetap (FC)
b)
Ongkos variabel (VC)
c)
Ongkos total (TC)
KOMPONEN BIAYA : GRAFIK FC, VC, TC
Misal:
X = volume produk yang dibuat
c = ongkos variabel untuk pembuatan 1 produk
à
Ongkos variabel untuk membuat produk sejumlah X adalah
VC = c.X
à
TC = FC + VC
= FC + cX
dimana:
TC : ongkos total untuk membuat X produk FC : ongkos tetap
KOMPONEN PENDAPATAN
Asumsi :
Total pendapatan (
total revenue
/TR) diperoleh dari
penjualan semua produk yang diproduksi
Jika:
p = harga 1 produk
X = volume produk yang dibuat
Maka total pendapatan/
total revenue
adalah
TR = p.X
12
ANALISIS TITIK IMPAS
PADA PERMASALAHAN PRODUKSI
DIAGRAM TITIK IMPAS
PADA PERMASALAHAN PRODUKSI
CONTOH (1)
PT. ABC Indonesia merencanakan membuat sejenis sabun mandi untuk kelas menengah. Ongkos total untuk pembuatan 10.000 sabun per bulan adalah Rp 25 juta dan ongkos total untuk pembuatan 15.000 sabun per bulan adalah Rp 30 juta. Asumsikan bahwa ongkos-ongkos variabel berhubungan secara proporsional dengan jumlah sabun yang diproduksi.
Hitunglah:
a. Ongkos variabel per unit dan ongkos tetapnya
b. Bila PT. ABC Indonesia menjual sabun tersebut seharga Rp 6.000 per unit,
berapakah yang harus diproduksi perbulan agar perusahaan tersebut berada pada titik impas?
c. Bila perusahaan memproduksi 12.000 sabun per bulan, apakah perusahaan untung
PENYELESAIAN (1.A)
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 16 Atau Untuk X = 15.000 unit
TC = FC + VC
PENYELESAIAN (1.B)
b.
Bila p = Rp 6.000 per unit maka jumlah yang harus diproduksi per
bulan agar mencapai titik impas:
PENYELESAIAN (1.C)
c.
Bila X = 12.000 unit per bulan maka total penjualan:
TR = p.X
= Rp 6.000/unit x 12.000 unit/bulan
= Rp 72 juta/bulan
ANALISIS TITIK IMPAS PADA PEMILIHAN
ALTERNATIF INVESTASI
Pemilihan alternatif - alternatif investasi
à
terkait dengan tingkat produksi atau tingkat utilisasi dari
investasi
Keputusan yang tepat
à
mencari titik (yang menyatakan tingkat produksi) dimana
ILUSTRASI ANALISIS BEP
PADA PEMILIHAN ALTERNATIF INVESTASI
Kedua alternatif sama baiknya
(impas) bila tingkat produksinya = X unit
Bila tingkat produksi < X unit
à alternatif B yang lebih baik
Bila tingkat produksi > X unit
à alternatif A yang lebih baik
LANGKAH-LANGKAH PENENTUAN ALTERNATIF
BERDASARKAN ANALISIS TITIK IMPAS
Definisikan secara jelas variabel yang akan dicari & tentukan satuan atau unit dimensinya
Gunakan analisis EUAC (Equivalent Uniform Annual Cost) atau PW (Present Worth) untuk menyatakan total ongkos setiap alternatif sbg fungsi dari variabel yang didefinisikan
Ekuivalenkan persamaan-persamaan ongkos tersebut & cari nilai impas dari variabel yang didefinisikan
Bila tingkat utilitas yang diinginkan < titik impas à pilih alternatif dengan ongkos variabel lebih tinggi (gradien lebih besar).
CONTOH (2)
Sebuah perusahaan pelat baja sedang mempertimbangkan 2 alternatif mesin pemotong pelat yang bisa digunakan dalam proses produksinya.
Alternatif I adalah mesin otomatis yang memiliki harga awal Rp 23 juta & nilai sisa Rp 4 juta setelah 10 tahun. Bila mesin ini dibeli, maka operator harus dibayar Rp 12.000 per jam. Output mesin adalah 8 ton per jam. Ongkos operasi & perawatan tahunan diperkirakan Rp 3,5 juta.
Alternatif II adalah mesin semiotomatis yang memiliki harga awal Rp 8 juta & dengan masa pakai ekonomis 5 tahun & tanpa nilai sisa. Ongkos tenaga kerja yang harus dibayar Rp 24.000 per jam. Output mesin adalah 6 ton per jam. Ongkos operasi & perawatan tahunan diperkirakan Rp 1,5 juta.
MARR yang digunakan 10% Hitunglah:
a. Berapa lembaran logam yang harus diproduksi tiap tahun agar mesin otomatis
lebih ekonomis dari mesin semiotomatis?
b. Apabila manajemen menetapkan tingkat produksi sebesar 2.000 ton per tahun,
mesin mana yang sebaiknya dipilih?
22
PENYELESAIAN (2.A)
a.
Langkah penyelesaian:
1.
X : jumlah lembaran logam (ton) yang diproduksi dalam setahun
2.
Ongkos2 variabel tahunan mesin otomatis (ongkos tenaga kerja) :
Sehingga ongkos ekuivalen tahunannya adalah:
EUAC1 = Rp 23 juta (A/P,10%,10) – Rp 4 juta (A/F,10%,10) +Rp3,5 juta + Rp 12.000 X/8
= Rp 23 juta (0,16275) – Rp 4 juta (0,06275) + Rp3,5 juta + Rp 12.000 X/8
PENYELESAIAN (2.A)
Dengan cara yang sama ongkos2 variabel tahunan mesin semiotomatis :
Sehingga ongkos ekuivalen tahunannya adalah:
EUAC2 = Rp 8 juta (A/P,10%,5) + Rp 1,5 juta + Rp 4.000 X
= Rp 8 juta (0,26380) + Rp 1,5 juta + Rp 4.000
= Rp 3,610 juta + Rp 4.000X
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 24
3.
Kedua persamaan EUAC diekuivalenkan sehingga diperoleh :
EUAC1 = EUAC2
Rp 6,992 juta + Rp 1.500X = Rp 3,610 juta + Rp 4.000X
Rp 3,382 juta = Rp 2.500X
X = 1.352,8 ton per tahun
Ø
Jadi mesin otomatis akan lebih ekonomis dipakai jika
dibandingkan dengan mesin semi otomatis jika
PENYELESAIAN (2.B)
b.
Apabila manajemen memutuskan tingkat produksi sebesar 2.000
ton per tahun maka mesin otomatis yang dipilih
à
(karena mempunyai ongkos variabel lebih rendah/gradien
lebih kecil)
Bila perusahaan
membutuhkan
produk/komponen
dalam jumlah
sedikit
à
tidak ekonomis
bila
perusahaan
membuat
sendiri
perusahaan
membuat
sendiri
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 26
ANALISIS TITIK IMPAS
CONTOH (3)
Seorang insinyur diserahi tugas untuk melakukan analisis buat beli pada 2 buah
komponen yang akan digunakan untuk melakukan inovasi pada
produk-produk tertentu yang menjadi andalan perusahaan. Setelah melakukan studi
dan berhasil mengumpulkan data2 teknis maupun ekonomis dari pembuatan
kedua komponen diperoleh ringkasan data :
Uraian A B
Ongkos awal Rp 200 juta Rp 350 juta
Ongkos tenaga kerja/unit Rp 2.000 Rp 2.500
Ongkos bahan baku/unit Rp 3.000 Rp 2.500
Nilai sisa Rp 10 juta Rp 15 juta
CONTOH (3)
Disamping itu masih ada biaya overhead Rp 18 juta per tahun untuk komponen
A dan Rp 15 juta per tahun untuk komponen B
Disisi lain perusahaan juga mempertimbangkan tawaran dari suatu perusahaan
untuk membeli komponen A dan B masing-masing seharga Rp10.000 per
unit dan Rp15.000 per unit. Bila diasumsikan tidak ada biaya2 lain yang
terlibat dalam proses pembelian produk dan i=15%, tentukanlah:
a.
Pada kebutuhan berapa komponen per tahun kah perusahaan sebaiknya
sebaiknya membuat sendiri komponen tersebut?
b.
Bila kebutuhan masing-masing komponen adalah 2.000 unit per tahun,
keputusan apa yang harus diambil?
Asumsikan produksi komponen A independen terhadap produksi komponen B &
tidak ada diskon untuk pembelian partai
PENYELESAIAN (3.A)
a. Misal XA : kebutuhan komponen A per tahun
XB : kebutuhan komponen B per tahun
Komponen A :
Biaya per tahun untuk alternatif membeli komponen A EUAC beli = Rp10.000 XA
Biaya per tahun untuk alternatif membuat komponen A
PENYELESAIAN (3.A)
Untuk mencapai titik impas antara alternatif membeli dan membuat,
maka harus terpenuhi :
EUAC beli = EUAC buat
Rp10.000 X
A= Rp 61,851 juta + Rp5.000X
ARp5.000 X
A= Rp 61,851 juta
X
A= 12.370 komponen
Jadi alternatif membuat akan sama ekonomisnya dengan alternatif
membeli komponen A pada kebutuhan sebesar 12.370 komponen
per tahun
30
PENYELESAIAN (3.A)
Komponen B :
Biaya per tahun untuk alternatif membeli
EUAC beli = Rp15.000 X
BBiaya per tahun untuk alternatif membuat
EUAC buat = Rp 350 juta (A/P,15%,7) + Rp 15 juta + (Rp 2.500 +
Rp 2.500) X
B– Rp 15 juta (A/F,15%,7)
= Rp 350 juta (0,2404) + Rp 15 juta + (Rp 2.500 +
Rp 2.500) X
B– Rp 15 juta (0,0904)
= Rp84,14 juta + Rp15 juta + Rp5.000X
B– Rp1,356 juta
PENYELESAIAN (3.A–B)
Untuk mencapai titik impas antara alternatif membeli dan membuat,
maka harus terpenuhi :
EUAC beli = EUAC buat
Rp15.000 X
B
= Rp97,784 juta + Rp5.000X
B
Rp10.000 X
B
= Rp 97,784 juta
X
B
= 9.778 komponen
Jadi alternatif membuat akan sama ekonomisnya dengan alternatif
membeli komponen B pada kebutuhan sebesar 9.778 komponen
per tahun
32
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID
ANALISIS SENSITIVITAS
Estimasi nilai parameter mempunyai faktor kesalahan dimana pada saat tertentu estimasi nilai parameter berubah
Perubahan yang terjadi pada nilai-nilai parameter à perubahan tingkat output
à perubahan pemilihan alternatif investasi
Analisa sensitivitas memberikan gambaran sejauh mana suatu keputusan konsisten meskipun terjadi perubahan parameter-parameter yang
mempengaruhinya.
Parameter-parameter : biaya investasi, aliran kas, nilai sisa, tingkat bunga, pajak, umur investasi, dan sebagainya
CONTOH (4)
Sebuah alternatif investasi diperkirakan membutuhkan dana awal sebesar
Rp 10 juta dengan nilai sisa nol di akhir tahun kelima. Pendapatan
tahunan diestimasikan sebesar Rp 3 juta. Perusahaan menggunakan
MARR sebesar 12% untuk menganalisis kelayakan alternatif investasi
tersebut. Buatlah analisis sensitivitas dengan mengubah nilai-nilai:
a.
Tingkat bunga
b.
Investasi awal
c.
Pendapatan tahunan
Pada interval ± 40% dari nilai-nilai yang diestimasikan diatas dan
tentukan batas2 nilai parameter yang mengakibatkan keputusan
PENYELESAIAN (4)
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 36
Menghitung nilai awal nettonya (NPW)
NPW = -10 juta + 3 juta (P/A,12%,5)
= -10 juta + 3 juta (3,6048)
= 0,8144 juta
GRAFIK PENGARUH
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID
Keputusan berubah dari layak à tak layak bila NPW berubah menjadi (–)
Batas perubahan : dengan menghitung nilai ROR saat NPW = 0
-10 juta + 3 juta (P/A,i%,5) = 0
(P/A,i%,5) = 3,33
i = 15,25%
GRAFIK PENGARUH
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID
Alternatif menjadi tidak layak bila perubahan nilai P menyebabkan NPW berubah mjd < 0.
NPW = 0 bila besarnya investasi :
P = 3 juta (P/A,12%,5)
= 3 juta (3,6048)
= 10,8144
à Investasi menjadi tidak layak bila P yang dibutuhkan > Rp
GRAFIK
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID
Alternatif menjadi tidak layak bila :
NPW = 0
-10 juta + 3 juta (a) (P/A,12%,5) = 0
(a) (3,6048) = 3,33
a = 0,9237
à Jadi alternatif diatas menjadi tidak layak jika pendapatan
SOAL
Rencana modernisasi pergudangan sebuah perusahaan
multinasional membutuhkan investasi sebesar Rp 3 milyar dan
diestimasikan pada akhir tahun ke-10 memiliki nilai sisa sebesar
Rp 600 juta. Penghematan dalam ongkos2 operasional dan
perawatan diperkirakan Rp 700 juta. Perusahaan menggunakan
MARR 18% untuk keperluan analisisnya. Karena biaya-biaya di
atas masih dalam estimasi, buatlah analisis sensitivitas
44