• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manusia Purba di dunia Asia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manusia Purba di dunia Asia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

JENIS-JENIS MANUSIA PURBA PADA MASA

PRA-AKSARA

15/1/2015

4 Comments

Manusia purba adalah manusia yang hidup pada masa praaksara /

prasejarah. Fosil manusia purba adalah sisa kerangka manusia purba yang telah membatu.

1. MANUSIA PURBA DI INDONESIA

Berdasarkan hasil penemuan fosil-fosil manusia purba, dapat disimpulkan bahwa pada zaman praaksara / prasejarah, Indonesia telah dihuni

beberapa jenis manusia purba, diantaranya :

a. Meganthropus palaeojavanicus (manusia besar / raksasa dari Jawa) (OK)

1. Fosil yang ditemukan : rahang atas dan rahang bawah. 2. Tempat penemuan : Sangiran (utara Surakarta).

3. Penemu : Von Koenigswald (1931 – 1941), pada lapisan Pucangan / Plestosen bawah, Marks (1952) pada lapisan Kabuh / Plestosen tengah. 4. Kurun waktu masa hidupnya : sekitar 2 – 1 juta tahun yang lalu (dianggap jenis manusia purba tertua di Indonesia).

5. Tipologi fisik / ciri-ciri fisik :

 Badan : tegap dan besar.  Tengkorak : belum ditemukan.

(2)

6. Alat pengunyah : rahang dan gigi besar. otot kunyah sangat kuat.

 Cara : belum dapat diduga.

 Makanan : terutama tumbuh-tumbuhan.

 Tempat tinggal : -

 Pembuatan alat : belum dapat diketahui alat yang digunakan.

b. Pithecanthropus (manusia kera yang berjalan tegak)

1. Kurun waktu hidupnya diduga sama dengan masa hidup Meganthropus.

2. Ciri-ciri fisik Pithecanthropus :

 Badan tegap, tetapi tidak setegap Meganthropus.

 Tinggi badan : ± 165 – 180 cm.

 Tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis.

 Tidak berdagu dan hidung lebar.

 Otot kunyah kuat tapi tidak sekuat Meganthropus.

 Makanan bervariasi (tumbuhan dan daging hasil buruan).

3. Jenis-jenis Pithecanthropus (yang ditemukan di Indonesia) :

(3)

· Fosil yang ditemukan : berupa tengkorak anak-anak. · Tempat penemuan : Mojokerto lembah sungai Brantas.

· Letak stratigrafi : pada plestosen bawah, lapisan / formasi pucangan. · Penemu : von Koenigswald dan Cokrohandoyo (1936).

· Kurun waktu hidupnya : 2 – 1,5 juta tahun yang lalu. · Tipologi / ciri-ciri fisik :

o Badan tegap dengan tinggi 165 – 180 cm.

o Tengkorak rendah dengan volume otak 650 – 900 cc.

o Wajah : muka menonjol ke depan, kening menonjol dan tebal, tulang pipi kuat, hidung lebar dan tidak berdagu.

o Alat pengunyah : rahang menonjol ke depan, gigi dan geraham besar, otot kunyah kuat.

o Cara berjalan : cenderung tegak.

· Makanan : segala makanan (mulai mengolah makanan). · Tempat tinggal di sekitar padang rumput dekat air, secara

berkelompok, berburu dan mengumpulkan makanan, berpindah-pindah. · Pembuatan alat : diduga telah menggunakan alat yang dipungut dari alam.

(4)

-Fosil yang ditemukan : tulang rahang, tengkorak bagian atas, geraham dan tulang kaki.

5. Penemu : Eugene Dubois (1890).

6. Tempat penemuan : Trinil lembah Bengawan Solo dekat Ngawi.

7. Letak stratigrafi temuan : plestosen tengah, pada lapisan / formasi kabuh.

8. Tipologi / ciri-ciri fisik :

o Badan tegap dengan tinggi 165 – 170 cm.

o Tengkorak : volume otak 775 – 975 cc, belum menjulang tinggi.

o Wajah : kening menonjol di atas, pipi menonjol ke samping, hidung lebar, tidak berdagu.

o Alat pengunyah : rahang menonjol ke depan, geraham dan gigi besar, otot kunyah masih kuat.

o Cara berjalan : belum tegak benar.

· Makanan masih kasar dan mulai makan daging, mulai mengolah makanan.

· Tempat tinggal sama seperti Pithecanthropus mojokertensis. · Pembuatan alat : telah membuat alat- alat dari batu sangat sederhana dan telah menggunakan api.

(5)

3. Pithecanthropus soloensis (manusia kera dari Solo) (OK)

· Fosil yang ditemukan : tengkorak dan tulang kering.

· Tempat temuan : Ngandong dan Sangiran lembah Bengawan Solo. · Letak stratigrafi : plestosen tengah dan plestosen atas.

· Penemu : von Koenigslwald dan Oppenorth (1931 – 1933). · Kurun waktu hidupnya : 900.000 – 200.000 tahun yang lalu.

· Tipologi / ciri-ciri fisik :

o Badan tegap dengan tinggi 165 – 180 cm.

o Tengkorak telah meninggi, volume otak 1000 – 1300 cc.

o Wajah : mulut menonjol ke depan, kening sedikit menonjol, tidak berdagu.

o Alat pengunyah : rahang dan gigi besar, otot pengunyah masih kuat. o Cara berjalan : belum tegak benar, masih dibantu tangan.

· Makanan : memakan segala makanan, telah mengolah makanan. · Tempat tinggal : sama seperti jenis Pithecanthropus lainnya.

· Pembuatan alat : diduga telah menggunakan api dan alat buruan lainnya.

4. x (dianggap sama Pithecanthropus mojokertensis)

(6)

· Tempat temuan : di Sangiran lembah Bengawan Solo. · Penemu : Weidenreich dan von Koenigswald (1939).

c. Homo atau Homo sapiens

Homo adalah jenis manusia purba yang memiliki sifat mirip manusia sekarang. Jenis Homo sapiens inilah yang dianggap sebagai nenek moyang bangsa Indonesia. Homo sapiens terdiri dari beberapa ras, yang sekarang masih hidup adalah :

1) Ras Mongoloid; berkulit kuning, berambut hitam, dan bertubuh sedang.

(a) Asiatic, terdapat di Asia Utara, Asia Tengah, dan Asia Timur.

(b) Malayan Mongoloid, terdapat di Asia Tenggara, Kepulauan Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

(c) American Mongoloid, terdapat di Amerika Utara (suku Eskimo). 2) Ras Kaukasoid; berkulit putih, hidung mancung, berambut pirang, dan bertubuh jangkung, hidup menyebar di Eropa dan Asia Tengah.

(a) Nordic, terdapat di Eropa Utara dan sekitar laut Baltik. (b) Alpin, terdapat di Eropa Tengah dan Eropa Timur.

(c) Mediteranian, terdapat di sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenian, Arabia, dan Iran.

(d) Indic, terdapat di India, Pakistan, dan Srilanka.

(7)

Irian (penduduk asli).

(a) Afrika Negroid, terdapat di benua Afrika.

(b) Negrito, terdapat di Afrika Tengah, Semenanjung Malaka, dan Filipina. (c) Melanesia, terdapat di Papua dan Kepulauan Melanesia.

4) Ras Austromelanesoid; hidup menyebar di kepulauan Pasifik, dan pulau-pulau antara Asia dan Australia.

5) Ras Khusus

(a) Bushman, terdapat di daerah Gurun Kalahari di Afrika Selatan. (b) Weddoid, terdapat di pedalaman Sri Lanka dan Sulawesi Selatan.

(c) Australoid, yaitu suku Aborigin atau penduduk asli benua Australia. (d) Ainu, terdapat di pulau Kaarafotu dand pulau Hokkaido di Jepang.

Jenis-jenis manusia Homo yang ditemukan : 1. Homo wajakensis (manusia dari Wajak)

· Tempat penemuan : di gua desa Wajak, Tulungagung. · Letak stratigrafi : plestosen atas.

· Penemu : van Reischoten (1889) dan Eugene Dubois (1890). · Tipologi / ciri-ciri fisik :

(8)

o Tengkorak telah membulat dan tinggi, volume otak 1000 – 2000 cc. o Wajah : muka datar, pipi menonjol ke samping, sudah berdagu.

o Alat kunyah : rahang dan gigi mengecil, otot-otot pengunyah telah menyusut.

o Cara berjalan lebih tegak dan lebih sempurna.

· Kurun waktu hidupnya : 40.000 – 25.000 tahun yang lalu. · Tempat tinggal : di gua-gua.

· Pembuatan alat : membuat alat-alat serpih bilah, alat tulang, kapak perimbas.

2. Homo soloensis(OK)

Fosilnya ditemukan oleh Ter Haar dan Oppenorth (1933 – 1934) di daerah Ngandong lembah Bengawan Solo. Homo soloensismempunyai ciri-ciri sama dengan Homo wajakensis.

3. Homo sapiens austromelanesoid

Fosilnya ditemukan di Aceh Timur (di Bukit Kerang Langsa dan Tamiang), Sumatera Timur, di Jawa (di gua Lawa, Sampung Ponorogo), di NTT (di gua Liang Toge, Liang Momer, dan Liang Panas Flores).

· Letak stratigrafi temuan : lapisan Holosen. · Kurun waktu hidupnya : 10.000 tahun yang lalu

· Tipologi / ciri-ciri fisik :

(9)

o Tengkorak relatif kecil,lonjong atau sedang, volume otak ± 1000 – 2000 cc.

o Wajah : muka sedang, rahang menonjol ke depan, kening rata, hidung lebar.

o Alat pengunyah : geraham dan gigi relatif besar, otot pengunyah relatif kuat.

o Cara berjalan tegak sempurna.

· Makanan : segala macam makanan; teknik mengolah makanan maju.

· Tempat tinggal di gua-gua.

· Pembuatan alat : membuat serpih bilah, alat tulang, kapak genggam, telah mulai melukis.

4. Homo sapiens mongoloid

Fosilnya ditemukan di Sulawesi Selatan (di gua Cakondo, Uleleba, Balisau, Karassa, gua Sopeng, dan lain-lain).

· Letak stratigrafi temuan : lapisan holosen. · Kurun waktu hidup : 10.000 tahun yang lalu.

· Tipologi / ciri-ciri fisik : o Badan kecil tidak tinggi.

(10)

o Wajah : muka lebar dan datar, mulut dan gigi menonjol ke depan, hidung lebar.

o Alat kunyah : rahang, geraham, dan gigi kecil, otot pengunyah telah menyusut.

o Cara berjalan tegak sempurna.

· Makanan : memakan segala makanan, teknik mengolah makanan sangat maju.

· Tempat tinggal di gua-gua.

· Pembuatan alat : membuat alat serpih, mata panah bergerigi, telah mengenal seni (melukis pada dinding gua).

2. MANUSIA PURBA DI TEMPAT LAIN

a. Di Asia Timur (Cina)

1. Pithecanthropus pekinensis / Sinanthropus pekinensis

- Artinya manusia kera berjalan tegak dari Peking.

- Fosil ditemukan di gua Chou Kuo Tien – Peking (Cina Utara).

- Penemunya : Davidson Black dari Kanada (1927) dan Franz Weidenreich.

- Masa hidup Sinanthropus pekinensis diduga semasa dengan Pithecanthropus erectus.

(11)

- Fosil ditemukan di Lantien – Cina Selatan.

- Masa hidupnya diduga semasa dengan Pithecanthropus mojokertensis.

3. Homo sapiens mongoloid / Homo pekinensis

- Fosil ditemukan di gua Zhou Kuo Dien – Peking. - Homo pekinensis (OK)

Ciri : Kapasitas tulang tengkorak sekitar 1.000 kubik cm, walau beberapa individu dapat mencapai 1.300 kubik cm, hampir seukuran manusia moderen. Manusia Peking memiliki tengkorak yang tampak pipih pada wajah, dahi kecil, sebuah lunas dekat atas kepala sebagai pelengkap otot rahang yang kuat, tulang tengkorak yang sangat tebal, jembatan alis yang keras, langit-langit mulut besar, serta rahang lebar tak berdagu. Gigi moderen, taring dan geraham cukup besar dan enamel geraham kadang berkerut. Tulang organ tubuh tidak banyak berbeda dari manusia moderen.

.

b. Di Filipina (Asia Tenggara)

- Fosil ditemukan di gua Tabon pulau Palawan.

- Fosil yang ditemukan menyerupai Homo wajakensis. c. Di Palestina (Asia Barat) (OK)

Referensi

Dokumen terkait

Ada usaha dari pihak tertentu yang mengatakan dia Cina dan dia Kristen, ternyata kan warga Jakarta tidak menggubris dan malah jadi bumerang.". "Hary Tanoe, terlepas kita

Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dit.PGTK PAUD dan Dikmas) Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji potensi limbah cair “Nata de Coco” sebagai bahan baku pembuatan “vinegar”, mendapatkan konsentrasi optimum tape ketan sebagai

Intinya disni saya ingin mengatakan bahwa, tidak ada batasan usia dalam berbisnis, dengan kata lain jika kita ingin belajar cara menjadi pengusaha muda sejak mahasiswa pun juga

track video dan posisikan blue line pada adegan gambar cuplikan anak kembar sedang bermain perang-perangan dengan mainan pistol- pistolan dari pelepah pisang, cuplikan

Setiap anggota Dewan Komisaris yang secara pribadi dengan cara apapun baik secara langsung maupun secara tidak langsung mempunyai benturan kepentingan dalam suatu

Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah menghasilkan cara atau metoda untuk mengimplementasikan proses penyimpanan dan pengambilan ontologi berbasis

(3) Tanpa mengecualikankewajiban yang ditentukan dalam Pasal 33 Konvensi Chicago, disepakati bahwa setiap pesawat terbang yang dioperasikan oleh atau sesuai ketentuan